Koperasi Menjadi Ladang Amal Jariyah Yang Tak Terputus

Jakarta – 1miliarsantri.net: Di balik konsep ekonomi yang tampak sederhana, koperasi sesungguhnya menyimpan kekuatan spiritual yang dalam. Koperasi bukan sekadar wadah menabung atau tempat berdagang bersama. Koperasi adalah jembatan amal; tempat di mana niat baik dan tindakan kolektif menjadi satu kesatuan yang berbuah pahala, manfaat, dan keberkahan yang terus mengalir – bahkan setelah jasad manusia tiada. Dengan nilai amanah, kejujuran, dan kebersamaan, koperasi menjelma menjadi ladang amal jariyah yang tak terputus. Seperti air yang terus mengalir dari mata air jernih, demikian pula manfaat dari koperasi yang sehat dan dikelola dengan niat suci — terus memberi kemanfaatan, menguatkan ekonomi, dan memperbaiki nasib banyak orang secara kolektif. Di setiap transaksi yang jujur, di setiap musyawarah yang adil, di setiap keuntungan yang dibagikan sesui porsinya kepada anggota, koperasi menghadirkan nilai keadilan sosial yang berakar dari nilai-nilai keimanan. Dalam koperasi yang digerakkan oleh niat suci dan tata kelola yang amanah, kita tidak hanya menjalankan ekonomi, tapi sedang menanam benih amal yang akan tumbuh menjadi pohon pahala yang rindang Rasulullah SAW bersabda: Koperasi yang memberi manfaat berkelanjutan kepada anggota dan masyarakat luas adalah bentuk nyata sedekah jariyah. Bangunan koperasi yang membantu anggota biaya sekolah anaknya, membangun rumah, membantu modal usaha kecil, atau menyejahterakan petani, nelayan pedagang kecil dan buruh — semua itu bukan hanya soal urusan dunia, tapi juga menjadi tabungan akhirat. Koperasi adalah bentuk ibadah sosial, ketika dikelola dengan hati yang bersih, niat yang lurus, dan semangat kebersamaan, maka koperasi bukan hanya alat ekonomi, melainkan juga medan perjuangan spiritual. Dalam koperasi, kita belajar menahan ego, mengedepankan kemaslahatan bersama, dan menunaikan tanggung jawab di hadapan sesama — yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban pula di hadapan Allah SWT. Maka siapa saja yang terlibat dalam koperasi — sebagai penasehat, pengurus, pengawas, anggota, karyawan, maupun simpatisan — hendaknya memandangnya bukan sekadar profesi atau aktivitas rutin, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan ibadah kepada Sang Pencipta. Setiap koperasi yang sehat dan tumbuh akan menjadi warisan spiritual yang kelak dirasakan oleh anak cucu kita. Di dalam koperasi, terbangun solidaritas, pendidikan ekonomi, dan nilai gotong royong yang akan hidup dari generasi ke generasi. Kebaikan ini, insyaAllah, akan menjadi amal yang tak terputus. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menghidupkan dan merawat koperasi. Kita bangun dengan nilai spiritual, kita tegakkan dengan amanah, dan kita kelola dengan kejujuran. Karena di dalamnya ada keberkahan yang terus mengalir, ada kemuliaan yang tak terlihat, dan ada ganjaran yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang menebar manfaat bagi sesama. Koperasi bukan hanya tentang pembukuan dan keuntungan semata tapi menjadi ladang amal. Koperasi sebagai wadah perjuangan suci untuk menebar keberkahan dan memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan orang banyak.Karena sejatinya, keberkahan tidak lahir dari berapa besar yang dapat kita sumbangsihkan , tapi dari seberapa ikhlas dan tulus kita dalam menjalaninya.** Koperasi Jaya, Rakyat Sejahtera Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Foto istimewa Editor : Thamrin Humris

Read More

Gaya Hidup Muslim di Era Modern: Antara Nilai, Gaya, dan Makna

Surabaya – 1miliarsantri.net: Umat muslim tengah menghadapi tantangan serius di era modern seperti saat ini. Mulai dari derasnya arus informasi digital, gejolak ekonomi global, badai PHK, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, gaya hidup muslim atau muslim lifestyle kini bukan lagi sekadar tentang rutinitas ibadah, tapi telah berkembang menjadi identitas yang mencerminkan prinsip hidup, pilihan konsumsi, cara berpakaian, hingga cara bersosialisasi di era modern. Tantangan untuk menyeimbangkan antara mengikuti perkembangan zaman dan menjaga identitas keislaman, menjadi hal yang patut dipertimbangkan. Artikel ini mengajak kita menelusuri bagaimana gaya hidup Muslim kini bukan sekadar mengikuti mode, tetapi juga menjadi cerminan nilai dan makna yang lebih dalam. Lebih dari Sekadar Tren Muslim lifestyle kini bukan hanya istilah populer di kalangan anak muda terkhusus Gen Z. Hal itu menjadi wujud dari cara hidup yang seimbang antara nilai spiritual (Akhirat) dan kebutuhan modern (Dunia). Di Indonesia, fenomena ini dapat dilihat dari maraknya komunitas hijrah, berkembangnya bisnis halal, hingga menjamurnya konten-konten dakwah di media sosial. Kini, gaya hidup muslim bahkan merambah ke berbagai aspek: mulai dari pakaian syar’i yang tetap stylish, tren skincare halal, wisata halal, hingga literasi keuangan syariah. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidup dengan berpegang teguh pada ajaran Islam tidak harus membatasi ruang gerak, justru membuka jalan baru untuk mengaktualisasi diri secara lebih bermakna. Makanan Halal: Gaya Hidup Konsumtif yang Lebih Etis Konsumen muslim masa kini tidak hanya mencari makanan enak, tetapi juga yang jelas status kehalalannya. Halal tidak lagi diartikan hanya sebagai “boleh dimakan”, tetapi mencakup etika dalam proses produksi, distribusi, hingga niat dalam mengonsumsinya. Tren healthy halal food kini juga sedang tren di masyarakat luas. Banyak muslim-muslimah khususnya anak muda mulai menyadari pentingnya menjaga tubuh sebagai amanah dari Allah S.W.T, sehingga gaya hidup sehat menjadi bagian dari ibadah. Mereka mulai memilih makanan organik, menghindari makanan instan, serta mengatur pola makan berdasarkan anjuran Rasulullah S.A.W seperti makan secukupnya dan tidak berlebihan. Digitalisasi dan Dakwah Online Tak bisa dipungkiri, teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu. Namun menariknya, generasi muslim muda justru memanfaatkannya sebagai wadah untuk memperdalam keimanan dan ilmu agama. Sekarang, menyebar kebaikan dan berdakwah dapat dilakukan di media sosial atau online, seperti lewat reels Instagram, thread Twitter, hingga video TikTok. Banyak konten kreator muslim yang membagikan ilmu-ilmu agama Islam dengan unik dan relatable. Topik seperti self-healing dalam Islam, menjaga hati, hingga tips menjadi muslim produktif menjadi favorit. Ini menunjukkan bahwa muslim lifestyle juga menyentuh aspek psikologis dan spiritual, bukan hanya yang tampak di permukaan. Keseimbangan Dunia dan Akhirat Sejatinya, inti dari gaya hidup muslim sejatinya adalah keseimbangan. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan, baik dalam ibadah, pekerjaan, hingga percintaan. Prinsip wasathiyah atau moderat menjadi pegangan yang relevan di zaman penuh distraksi ini. Menjadi muslim bukan berarti tidak boleh mendapatkan dunia. Justru, Islam mengajarkan untuk menjadi pribadi yang unggul di dunia namun tetap berorientasi pada akhirat dan selalu menjaga ibadah dan akhlak. Seorang muslim bisa sukses sebagai pebisnis, ilmuwan, akademisi, kreator digital, dan profesi lainnya selama tetap menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap langkah dan kehidupannya. Muslim Lifestyle adalah Jalan Hidup Gaya hidup muslim bukanlah topeng semata atau tren sesaat. Ia adalah perjalanan panjang dalam mencari makna hidup, menjaga hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, dan juga alam. Dalam kehidupan sehari-hari, gaya hidup ini mengingatkan kita untuk terus menata dan meluruskan niat, memperbaiki akhlak, dan menjadikan setiap aktivitas sebagai ibadah. Pada akhirnya, menjadi Muslim di era modern bukan berarti meninggalkan kemajuan, melainkan menjadikannya sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai keimanan. Gaya hidup yang Islami bukan soal kaku atau kuno, tapi tentang bagaimana setiap aspek kehidupan, dari penampilan hingga keputusan digital berlandaskan pada ajaran yang penuh hikmah. Di tengah gempuran tren dan budaya instan, Muslim masa kini ditantang untuk tetap elegan dalam gaya, kuat dalam prinsip, dan bijak dalam makna. Inilah identitas sejati yang perlu terus dijaga dan diwariskan. Ia mengajarkan bahwa menjadi muslim yang sukses tidak harus kehilangan arah, karena Islam selalu memberi pedoman, yaitu rendah hati, sederhana, seimbang, dan penuh keberkahan. Kontibutor : Vicky Vadila Muhti Editor : Toto Budiman

Read More

Rekam Jejak Sejarah 10 Muharram dalam Islam yang Penuh Keagungan Spiritual

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Hari-hari dalam kalender Hijriah memiliki makna tersendiri dalam kehidupan umat Islam, namun ada satu tanggal yang menyimpan jejak sejarah luar biasa dan penuh makna spiritual, yakni tanggal 10 Muharram.  Dan sejarah 10 Muharram dalam Islam bukan sekadar catatan peristiwa, tetapi simbol kemenangan, pengampunan, keselamatan, dan ujian keimanan yang agung. Dikenal sebagai Hari Asyura, momen ini menyimpan jejak sejarah penting yang mencerminkan perjuangan, pengorbanan, dan rahmat Ilahi. Dari kisah penyelamatan Nabi Musa ‘alaihis salam dari kejaran Fir’aun hingga peristiwa tragis di Karbala, 10 Muharram menjadi pengingat bahwa dalam setiap ujian, selalu ada cahaya keteguhan iman dan ketulusan pengabdian kepada Allah. Artikel ini akan mengulas kembali warisan spiritual yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada hari istimewa ini. Kira-kira apa yang sebenarnya terjadi pada hari ini hingga dianggap begitu istimewa? Mari kita selami lebih dalam tentang keagungan yang tersimpan dalam tanggal 10 Muharram, melalui penjelasan di bawah ini. Awal Mula Kemuliaan Hari Asyura Hari Asyura telah dikenal bahkan sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Dalam berbagai catatan, kaum Yahudi pun dahulu memperingati hari ini sebagai momen di mana Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan dari kejaran Fir’aun. Rasulullah SAW sendiri ketika tiba di Madinah melihat kaum Yahudi berpuasa di hari tersebut, lalu beliau mengajarkan umatnya untuk turut berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sejarah 10 Muharram dalam Islam pun terus berkembang menjadi bagian penting dari kalender ibadah umat Muslim di seluruh dunia. Sejarah 10 Muharram dalam Islam: Rangkaian Peristiwa Penuh Makna Seiring waktu, banyak peristiwa besar tercatat terjadi pada tanggal 10 Muharram. Berikut ini adalah beberapa momen penting yang menjadi bagian dari sejarah 10 Muharram dalam Islam dan sarat akan hikmah: 1. Taubat Nabi Adam AS Diterima Allah Setelah diturunkan dari surga karena melanggar perintah Allah, Nabi Adam AS menyesali perbuatannya dan memohon ampun. Doa dan taubat beliau akhirnya diterima oleh Allah pada hari 10 Muharram. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pintu taubat selalu terbuka bagi hamba yang sungguh-sungguh ingin kembali kepada-Nya. 2. Keselamatan Kapal Nabi Nuh AS Kisah banjir besar yang melanda bumi di masa Nabi Nuh AS juga berpuncak pada 10 Muharram, di mana kapal Nabi Nuh akhirnya berlabuh dengan selamat di Bukit Zuhdi. Ini menjadi simbol keselamatan bagi orang-orang yang beriman dan bersabar dalam menghadapi ujian. 3. Nabi Ibrahim AS Selamat dari Api Namrud Nabi Ibrahim AS pernah dilemparkan ke dalam kobaran api oleh Raja Namrud. Namun, dengan kekuasaan Allah, api tersebut menjadi dingin dan menyelamatkan sang nabi. Kejadian ini pun diyakini terjadi pada tanggal 10 Muharram. 4. Pembebasan Nabi Yusuf AS dari Penjara Nabi Yusuf AS yang difitnah dan dipenjara di Mesir akhirnya dibebaskan pada hari yang sama. Kisah ini menjadi pelajaran bahwa keadilan Allah akan selalu hadir, bahkan ketika manusia merasa ditinggalkan oleh kebenaran. 5. Nabi Yunus AS Keluar dari Perut Ikan Setelah bertahun-tahun berdakwah, Nabi Yunus AS mengalami ujian hingga beliau berada dalam perut ikan. Pada 10 Muharram, beliau dikeluarkan dalam keadaan selamat. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam berdakwah. 6. Penyembuhan Nabi Ayyub AS dari Penyakit Nabi Ayyub AS menderita penyakit parah yang membuat tubuhnya sangat lemah dan dijauhi oleh masyarakat. Namun, pada tanggal 10 Muharram, Allah menyembuhkan beliau sebagai bentuk penghargaan atas kesabaran luar biasa yang beliau tunjukkan. 7. Nabi Musa AS dan Kaum Bani Israil Diselamatkan Inilah peristiwa yang paling sering dikaitkan dengan hari Asyura. Nabi Musa AS dan Bani Israil selamat dari kejaran Fir’aun di Laut Merah pada 10 Muharram. Air laut yang terbelah dan kemudian menenggelamkan Fir’aun menjadi simbol keadilan dan pertolongan Allah bagi kaum tertindas. 8. Peristiwa Tragis Terbunuhnya cucu Nabi Muhammad ﷺ di Karbala Peristiwa tragis di Karbala merujuk pada pembunuhan cucu Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Al-Husain bin Ali, beserta keluarga dan pengikutnya, yang terjadi pada 10 Muharram tahun 61 Hijriyah (680 M) di padang Karbala, wilayah yang kini terletak di Irak. Setelah wafatnya Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, kekhalifahan diwariskan kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah, yang ditentang oleh banyak pihak karena dianggap tidak layak memimpin secara moral dan spiritual. Al-Husain bin Ali, sebagai cucu Nabi dan tokoh yang sangat dihormati umat Islam, menolak berbaiat kepada Yazid. Penolakan ini dianggap sebagai ancaman serius bagi kekuasaan Yazid. Sehingga Yazid memerintahkan gubernurnya untuk memaksa Husain berbaiat. Husain bin Ali memutuskan untuk meninggalkan Madinah menuju Mekkah untuk menghindari tekanan dan mencari dukungan. Selama di Mekkah, ia menerima banyak surat dari warga Kufah (Irak) yang mengundang Al-Husain untuk datang dan memimpin mereka. Namun, saat Al-Husain dan rombongannya sedang dalam perjalanan, pasukan Yazid di bawah pimpinan Umar bin Sa’ad mengepung mereka di Karbala. Dalam kondisi kehausan karena akses mereka ke air Sungai Eufrat diblokade selama beberapa hari dan dikepung oleh ribuan pasukan Yazid, Al-Husain dan sekitar 72 pengikutnya gugur dengan cara yang sangat mengenaskan, termasuk anak-anak dan anggota keluarga beliau. Mereka semua gugur sebagai syuhada, termasuk Husain bin Ali yang akhirnya dipenggal. Hikmah dan Refleksi dari Sejarah 10 Muharram dalam Islam Menggali sejarah 10 Muharram dalam Islam bukan sekadar untuk mengetahui kronologi peristiwa, tetapi lebih pada menggali nilai-nilai luhur yang tersimpan di baliknya. Setiap kisah nabi dan keturunannya di hari tersebut memberikan pelajaran penting, yakni tentang kesabaran, keikhlasan, pengharapan, dan kemenangan iman atas cobaan hidup. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memperingati hari ini dengan memperbanyak ibadah seperti puasa sunah Asyura, memperbanyak sedekah, dan memperdalam ilmu agama. Hari ini bukan untuk dirayakan secara hura-hura, tetapi dimaknai sebagai hari renungan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai momentum introspeksi, kita dapat memperkuat iman dan memperbaiki amal perbuatan. Jangan biarkan hari penuh keagungan ini berlalu tanpa makna. Mari kita jadikan sejarah 10 Muharram dalam Islam sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan nilai-nilai Ilahi. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Toto Budiman

Read More

Persib Bandung Lawan Dewa United, Ini Jadwal Lengkap Piala Presiden 2025

Bandung – 1miliarsantri.net: Plala Presiden 2025 telah berlangsung sejak 6 Juli 2025. Pertandingan perdana Grup A di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Oxford United berhasil mengalahkan Liga Indonesia All Star (LOA) dengan skor akhir 6-3. Sementara di Grup B, Persib Bandung menjamu FC Port Thailand yang berkesudahan 0-2 untuk kemenangan tim sepak bola asal negeri Gajah Perang yang diperkuat Asnawi Mangkualam. Berikut jadwal lengkap pertandingan Piala Presiden 2025 🏆 Jadwal Lengkap Piala Presiden 2025 Minggu, 6 Juli 2025 Selasa, 8 Juli 2025 Kamis, 10 Juli 2025 Sabtu, 12 Juli 2025 Minggu, 13 Juli 2025 Pembagian Grup Editor: Thamrin Humris Foto ilustrasi | Berbagai sumber

Read More

Ole Romeny Bawa Oxford United Menang Lawan LOA di Piala Presiden

Jakarta – 1miliarsantri.net: Tim kasta kedua Liga Inggris, Oxford United membuka Piala Presiden 2025 dengan kemenangan gemilang atas Liga Indonesia All Star (LOA), Minggu (6/7/2025) malam, di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dalam pertandingan pembuka grup A, Meski Ole Romeny tak mencetak gol, kontribusinya tetap krusial dalam kemenangan 6-3 yang diraih tim asal Inggris tersebut. Highlights Pertandingan Babak Pertama Oxford United unggul cepat diawal babak pertama lewat Mark Harris (4′), memanfaatkan umpan silang dari Matt Phillips. Tidak mau kehilangan muka di hadapan suporternya LOA menyamakan kedudukan melalui Riko Simanjuntak (14′), setelah blunder lini belakang Oxford. Baca juga: Piala Presiden: Persib Tumbang Di Kandang, Port FC Curi Tiga Angka Namun lagi-lagi Harris tampil brilian, dia kembali mencetak gol di menit ke-30, diikuti oleh sundulan Michal Helik (45′). Skor 3-1 menutup babak pertama. Highlights Babak Kedua, Lima Gol Tercipta Mengawali babak kedua, Oxford menambah rentetan gol lewat Tom Bradshaw (52′), Przemysław Płacheta (56′), dan Brian De Keersmaecker (68′). Tim asuhan Coach Rahmat Darmawan (RD), LOA memperkecil ketertinggalan lewat Rizky Dwi (76′) dan Eksel Runtukahu (80′). Skor akhir Oxford United 6-3 Liga Indonesia All Star. Baca juga: Info Sepak Bola: Piala Presiden 2025 Ajang Bergengsi Pramusim, 6 Tim Siap Berlaga, Ini Jadwal Lengkapnya Ole Romeny Tampil Apik Meski Tak Ada Gol Ole yang turun sebagai starter Oxford United yang dipimpin pelatih Gary Rowett, memang tidak berhasil menciptakan gol, namun aktif dalam membangun serangan. Romeny sempat menciptakan peluang emas yang digagalkan oleh kiper Reza Arya sebelum digantikan oleh Gatlin O’Donkor di menit ke-57. Klasemen Grup A Dengan kemenangan perdana ini, Oxford United bertengger di puncak klasemen Grup A dengan tiga poin. Sementara itu, LOA berada di dasar grup tanpa poin, sementara Arema FC dan Bhayangkara FC belum bertanding.*** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar yotube | Berbagai Sumber

Read More

Piala Presiden: Persib Tumbang Di Kandang, Port FC Curi Tiga Angka

Bandung – 1miliarsantri.net: Maung Bandung harus tumbang dari tamunya, tim yang berasal dari negeri Gajah Putih Port FC, kebobolan dua gol tanpa balas. Persib Bandung harus mengakui keunggulan tamunya, Port FC, dalam laga perdana Grup B Piala Presiden 2025 yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (6/7/2025). Bermain di hadapan ribuan Bobotoh, Maung Bandung takluk dengan skor 0-2 dari wakil Thailand tersebut. Jalannya Pertandingan Babak Pertama Mengawali paruh pertama, Persib tampil agresif, menciptakan beberapa peluang melalui Zulkifli Lukmansyah dan Uilliam Barros. Port FC tidak mau larut dalam tekanan, mereka mulai menemukan ritme permainan menjelang akhir babak pertama. Hasilnya gol pertama lahir dari kaki Bordin Phala di menit 45+3, memanfaatkan defleksi dari Marc Klok. Babak Kedua, Asnawi Masuk Bawa Petaka Bermain dari bangku cadangan, masuknya Asnawi Mangkualam di pertengahan babak kedua menambah daya gedor Port FC. Pergerakan Asnawi berhasil memancing pelanggaran di kotak penalti Persib. Peeradol Chamrasamee sukses mengeksekusi penalti di menit ke-67. Persib 0-2 Port FC. Klasemen Grup B, Persib Juru Kunci Reaksi Pelatih Persib, Bojan Hodak menanggapi kekalahan timnya, dia mengakui timnya belum dalam kondisi ideal. Persib baru berlatih selama sepekan setelah libur panjang usai musim 2024/2025. Bojan menyoroti kurangnya chemistry antar pemain, terutama dengan para rekrutan baru seperti William dan Barros. “Saya senang dengan cara kami bermain di babak pertama. Di babak kedua banyak pemain muda, dan ini jadi pengalaman berharga,” ujar Hodak. Dan dengan kekalahan pada partai perdana ini membuat Persib terpuruk di dasar klasemen Grup B dengan nol poin. Port FC memimpin dengan tiga poin, sementara Dewa United belum memainkan laga perdana mereka.*** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar yotube | Berbagai Sumber

Read More

Peran AI (Artificial Intelligence) dalam Pendidikan: Pahlawan atau Musuh Baru?

Surabaya – 1miliarsantri.net : Bayangkan kamu belajar Matematika tapi bukan guru yang ngajar, melainkan aplikasi yang bisa tahu dimana letak kesalahanmu, kasih kamu soal sesuai kemampuanmu dan bahkan bisa memberi penjelasan berulang kali dengan cara yang lebih mudah kamu mengerti. Nah, itulah salah satu bentuk kehadiran AI (Artificial Intelligence) dalam pendidikan. Akhir-akhir ini AI (Artifial Intelligence) atau kecerdasan buatan ini ramai dibicarakan dan diperdebatkan. Kehadirannya dalam di dunia pendidikan menjadi dilema, apakah ini kabar baik atau alarm bahaya? Apakah AI menjadi pahlawan yang memudahkan kita belajar atau musuh baru yang diam-diam merusak semangat belajar kita?   Ketika AI Menjadi Pahlawan di Kelas Bayangkan, kamu punya tutor yang selalu siap sedia 24 jam, tidak pernah lelah dan bisa ngajar sesuai gaya belajarmu. Tidak dapat dipungkiri, AI sudah banyak membantu pelajar (baik siswa dan mahasiswa) zaman sekarang. Mulai dari fitur autocorrect, translate, sampai platform belajar seperti duolingo, chatgpt, deepseek yang menggunakan AI untuk membantu kita belajar dengan cara yang personal. AI bisa menjadi teman belajar pintar yang ngga nge-judge dan selalu siap sedia 24/7. Saat kamu tidak paham konsep trigonometri, AI bisa memberimu penjelasan dengan gaya yang berbeda-beda sampai kamu paham. Tidak perlu menunggu waktu kosong untuk menemui guru dan tidak perlu malu bertanya berulang kali saat kamu masih merasa kurang paham. Menurut laporan UNESCO (2023), dalam dokumen Technology in Education: A Tool on Whose Therms? Implementasi AI dalam pendidikan meningkat pesat. Terutama sejak pandemi COVID-19. AI dianggap sebagai salah satu solusi pembelajaran daring yang adaptif. Menurut organisasi OECD AI tidak hanya memudahkan para pelajar dalam mencerna materi, namun juga memudahkan para guru dalam mencari ide dan bahan ajar. Selain untuk mencari bahan ajar, AI juga membantu guru dalam urusan administrasi, analisis nilai pelajar hingga memberi rekomendasi soal remedial. Dengan begitu guru bisa lebih fokus mendampingi siswa, memimpin diskusi dan membentuk karakter siswa. Istilah mudahnya, AI seperti google yang naik level. Yang tidak hanya bisa membantu memberi informasi, namun juga membantu memproses dan memahami informasinya. Ancaman Ketergantungan Teknologi Meski terdengar sempurna, AI tetap memiliki dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah ketergantungan pelajar terhadap AI. Penelitian studi dari Education Week (2024) mengungkapkan bahwa sekitar 22% pelajar di Amerika Serikat menggunakan AI dalam menyelesaikan tugas akademik. Sedangkan, di Indonesia sendiri menurut survei dari Tito dan Jakpat, 87% pelajar di Indonesia menggunakan AI untuk mengerjakan tugas akademik. Indonesia juga menduduki peringkat tiga pengguna AI terbanyak di dunia.  Sebanyak 1,4 milyar kunjungan platform-platform AI. Hal ini menunjukan betapa besar antusiasme dan potensi AI di kalangan masyarakat. Menghambat Kemampuan Berpikir Kritis dan Penurunan Kognitif Pelajar Selain ketergantungan teknologi, AI juga memberikan dampak negatif yang cukup berdampak pada pelajar. Ketergantungan AI dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan menurunkan penurunan kognitif. Studi dari Education Week (2024) menyatakan. Bahwa, 1 dari 5 dari pelajar di Amerika menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas akademiknya tapa benar-benar memahami prosesnya. Fenomena ini, memperlihatkan gejala ‘malas berpikir’ dimana pelajar kehilangan proses trial and eror pada proses belajarnya, tidak terbiasa menganalisis suatu informasi dan menurunkan kemampuan probelm solving, karena terbiasa menyalin dan menyerahkan. Ketika AI terus menerus diandalkan dalam berpikir dan membuat keputusan, otak tidak terlatih secara optimal. Sehingga menyebabkan penurunan kemampuan mengingat dan memahami konsep karena proses belajar pasif, menurunkan kepercayaan diri intelektual dan kesulitan berpikir kritis karena terbiasa mendapat bantuan jawaban isntan dari AI. Peran Guru VS AI (Artificial Intelligence) dalam Pendidikan Kemajuan teknologi AI bukan berarti AI mampu menggantikan peran guru. AI bisa saja menyampaikan materi secara efisien, namun AI tidak dapat menggantikan relasi manusia dalam pendidikan. Dr. Muhammad Ihsan, dosen teknologi pendidikan Universitas Negeri Jakarta dalam seminar nasional pendidikan digital (2023) menyatakan bahwa guru tetap berperan penting dalam membeimbing nilai-nilai, membangun empati dan panutan moral bagi siswa. Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyalur ilmu, namun sebagai pembentuk karakter dan jembatan emosi yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi manapun. Dalam hal ini, guru dan kecerdasan buatan (AI) merupakan kolabolator bukan kompetitor. Keduanya adalah dua aspek yang seharusnya bisa menjadi kolaborasi yang bagus dan saling mendukung guna menciptakan pengalaman belajar yang lebih adaptif dan berwarna. Musuh atau Pahlawan? Pada akhirnya, jawaban dari pertanyaan ini kembali lagi pada kebijakan masing-masing individu. Sekali lagi, AI hanyalah alat yang menunjang kemajuan teknologi yang diciptakan untuk mempermudah manusia. Tugas kita bukan menolak teknologi, namun memastikan penggunaannya tetap berpihak pada manusia serta etika dan nilai-nilai pendidikan itu sendiri. Kecerdasan buatan dalam pendidikan ibarat dua sisi mata uang: di satu sisi ia mampu menjadi pahlawan yang mempermudah pembelajaran, namun di sisi lain juga berpotensi menjadi musuh yang mengikis nilai-nilai esensial pendidikan jika tak dikendalikan dengan bijak. Kunci utamanya terletak pada bagaimana kita, para pendidik dan pembuat kebijakan, mampu memanfaatkan AI secara proporsional sebagai alat bantu, bukan pengganti peran manusia demi menciptakan masa depan belajar yang inklusif, beretika, dan bermakna. Kontributor :  Salwa Aulia Editor : Toto Budiman

Read More

Hidup Ala Rasulullah : Sederhana, Produktif, dan Penuh Makna

Surabaya – 1miliarsantri.net: Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tuntutan, teladan hidup Rasulullah ﷺ menawarkan inspirasi yang tak lekang oleh zaman. Gaya hidup beliau yang sederhana, produktif, dan sarat makna menjadi cermin keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Dengan kesederhanaan, Rasulullah tetap mampu menjalankan peran sebagai pemimpin, pendidik, dan teladan umat, tanpa kehilangan ketenangan batin. Artikel ini akan mengajak kita menelusuri bagaimana prinsip hidup beliau dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki. Tren hidup tenang seperti minimalisme, meditasi, dan self-care semakin populer di kalangan keluarga muslim modern. Namun tahukah kamu bahwa Islam sudah mengajarkan semua itu sejak lebih dari 1.400 tahun lalu? Nabi Muhammad SAW bukan hanya sosok pemimpin agama, tetapi juga teladan kehidupan yang menyeluruh. Gaya hidup beliau bukan hanya spiritual, tetapi juga sangat manusiawi dan seimbang. Dalam keseharian, Rasulullah menunjukkan bahwa hidup bisa sederhana namun tetap produktif, bisa aktif tanpa melupakan istirahat, dan bisa sukses dunia tanpa kehilangan akhirat. Nah berikut ini beberapa prinsip hidup ala Nabi Muhammad SAW yang bisa kita teladani dan praktikkan di era sekarang. Yuk simak! 1. Hidup Sederhana dan Qanaah Rasulullah SAW menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan. Beliau tidur di atas pelepah kurma, makan secukupnya, dan berpakaian sederhana tanpa berlebihan. Namun kesederhanaan beliau bukan berarti kekurangan. Rasulullah adalah pedagang sukses dan pemimpin umat, tapi tetap rendah hati dan tidak bergaya hidup mewah. Konsep qanaah (merasa cukup) menjadi fondasi dari ketenangan batin. Dalam hidup ala Nabi, kita diajarkan untuk tidak berlomba-lomba dalam urusan dunia, tetapi fokus pada kebermanfaatan dan keberkahan. Di zaman sekarang, ini bisa berarti hidup tanpa terjebak gengsi, tidak mudah tergoda oleh budaya konsumtif, dan mensyukuri apa yang kita punya. 2. Manajemen Waktu yang Seimbang Salah satu kunci produktivitas Rasulullah adalah pembagian waktu yang jelas. Beliau membagi harinya untuk beribadah, berdakwah, bekerja, bersama keluarga, hingga memberi waktu untuk diri sendiri. Pagi hari beliau manfaatkan untuk aktivitas produktif, siang untuk istirahat sejenak, sore dan malam untuk ibadah serta aktivitas sosial. Kita bisa meneladani ini dengan membuat jadwal harian yang proporsional. Tidak hanya mengejar pekerjaan duniawi, tapi juga menyisipkan waktu untuk salat tepat waktu, membaca Al-Quran, berolahraga, hingga waktu berkualitas dengan keluarga. Hidup ala Nabi bukan hanya tentang banyak beribadah, tapi juga mampu mengatur waktu dengan adil dan disiplin. 3. Pola Hidup Sehat dan Teratur Nabi Muhammad SAW sangat menjaga kesehatan tubuh. Beliau makan secukupnya, tidak berlebihan, dan memilih makanan yang bersih serta bergizi seperti kurma, madu, susu, dan air zamzam. Beliau juga menganjurkan umatnya untuk berpuasa, tidak hanya di bulan Ramadan, tapi juga puasa sunnah yang terbukti memberi manfaat medis. Beliau juga menjaga kebersihan diri, seperti memotong kuku, menjaga wudhu, dan menganjurkan mandi secara rutin. Bahkan, Rasulullah menganjurkan untuk bangun pagi, yang kini terbukti membawa banyak manfaat psikologis dan produktivitas. Pola hidup sehat ini sangat relevan dengan gaya hidup modern yang sering kali tak seimbang. Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil seperti makan tidak berlebihan, tidur yang cukup, bangun pagi, dan menjaga kebersihan. 4. Aktif Berkarya dan Tidak Bergantung Meski diangkat sebagai Rasul, Nabi Muhammad SAW tetap bekerja keras. Sejak muda beliau menggembala kambing, lalu berdagang dengan jujur, dan setelah menjadi pemimpin umat, beliau tetap turun langsung mengatur strategi dan berdakwah. Beliau juga bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Artinya, beliau mendorong umat Islam untuk menjadi pribadi yang mandiri dan memberi, bukan yang hanya menerima. Dalam konteks hari ini, ini bisa berarti bekerja dengan niat ibadah, tidak bergantung pada bantuan, dan tetap berkarya meskipun dalam kondisi terbatas. 5. Dekat dengan Keluarga dan Lingkungan Sosial Nabi Muhammad SAW adalah suami yang romantis, ayah yang penyayang, dan tetangga yang ramah. Beliau membantu pekerjaan rumah, mendidik anak dengan sabar, dan tidak pernah membentak istrinya. Dalam kehidupan sosial, beliau menyapa orang miskin, mengunjungi orang sakit, dan tersenyum kepada siapa pun. Hidup ala Nabi juga berarti membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan orang-orang di sekitar. Dalam dunia yang makin individualistis, kita perlu menghidupkan kembali budaya salam, senyum, tolong-menolong, dan empati kepada sesama. 6. Menjaga Hati dan Mental dengan Dzikir Salah satu kekuatan terbesar Nabi adalah ketenangan batinnya. Dalam menghadapi tekanan, fitnah, bahkan ancaman fisik, beliau tidak pernah kehilangan kendali diri. Rahasianya adalah dzikrullah — mengingat Allah SWT setiap saat. Beliau sering membaca istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir dalam setiap aktivitasnya. Bahkan dalam kondisi sulit sekalipun, beliau tetap menjaga lisannya dari keluhan dan mengisinya dengan doa. Di zaman sekarang, ini bisa menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental dan hati tetap damai. 7. Menjaga Konsistensi dan Niat dalam Setiap Aktivitas Hidup ala Nabi juga berarti menjalani hidup dengan niat yang jelas dan konsisten. Rasulullah mengajarkan pentingnya niat sebelum berbuat, serta pentingnya istiqamah (konsistensi dalam kebaikan). Bahkan amal kecil yang rutin lebih dicintai Allah daripada amal besar tapi jarang dilakukan. Dalam hidup sehari-hari, ini bisa diterapkan dengan membiasakan kebiasaan baik seperti membaca doa sebelum aktivitas, menyapa orang dengan senyum, bersedekah walau sedikit, dan tetap menjaga ibadah meskipun sibuk. Sedikit demi sedikit, hidup kita akan berubah menjadi lebih berkah. Akhir kata, hidup ala Nabi bukan berarti hidup yang kaku atau berat. Justru sebaliknya, ini adalah gaya hidup yang menenangkan, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, serta memberi makna pada rutinitas harian kita. Di zaman yang penuh distraksi ini, meneladani kehidupan Rasulullah SAW adalah solusi paling otentik untuk menemukan arah, ketenangan, dan keberkahan hidup. Mari kita mulai dari hal sederhana, seperti menata waktu, menyederhanakan gaya hidup, menjaga kebersihan, memperbanyak dzikir, dan mempererat hubungan sosial. Semoga kita semua mampu meneladani Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupan. Karena sebaik-baik teladan, sudah ada pada diri beliau. Shalawat dan salam untuk Nabi yang mulia. Aamiin. Kontributor : Satria S. Pamungkas Editor : Toto Budiman

Read More

Kecerdasan Buatan (AI) Masuk Kurikulum ; Cetak Gen Z yang Memiliki Talenta Digital?

Bekasi – 1miliarsantri.net : Rencana memasukkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum pendidikan mulai memantik diskusi di berbagai kalangan. Di tengah laju transformasi digital yang kian pesat, langkah ini dinilai strategis untuk membekali generasi muda dengan pemahaman dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Namun, muncul pula pertanyaan: sejauh mana kesiapan sekolah, pendidik, dan peserta didik dalam mengadopsi materi berbasis AI? Artikel ini akan mengulas peluang, tantangan, dan dampak potensial dari kebijakan tersebut dalam mencetak generasi yang tangguh menghadapi era digital. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir. Dari rumah tangga hingga industrial, AI digunakan untuk berbagai keperluan. Peranan penting teknologi dalam kehidupan mendorong banyak negara mengenalkan pendidikan AI, sepertinya halnya Indonesia yang akan meluncurkan kurikulum AI. Kurikulum AI diwacanakan Kemendikdasmen menyasar peserta didik SD, SMP, SMA/SMK sebagai mata pelajaran pilihan. Rencananya mata pelajaran itu akan direalisasikan pada tahun ajaran 2025/2026. Mengingat pada jenjang pendidikan tersebut masih banyak sekolah yang belum memperkenalkan pendidikan teknologi informasi atau AI. Lantas, apakah kurikulum AI mampu mencetak generasi muda yang siap bersaing di tengah gempuran digitalisasi? Menurut Abbiyu Rafi Eriansyah (22) yang merupakan tenaga pengajar, rencana pemerintah menerapkan kurikulum AI merupakan langkah positif untuk mengenalkan teknologi ke siswa sejak dini. Terlebih mereka akan mendapatkan pengalaman baru mempelajari teknologi. “Kurikulum AI tentunya sangat bermanfaat bagi para siswa, di mana mereka secara tidak langsung bersentuhan dengan teknologi yang canggih. Saya melihat ini seperti jembatan yang dibuat oleh pemerintah agar nantinya siswa berpeluang menciptakan inovasi melalui AI,” kata Rafi saat dihubungi melalui sambungan daring. Ia mengungkapkan saat kurikulum AI terealisasi secara optimal, siswa berpeluang besar menjadi generasi yang dapat bersaing dengan perkembangan teknologi dari dalam maupun luar negeri. Jika menelisik secara jangka panjang, katanya, pendidikan AI menjadi bekal bagi siswa agar bisa mendapatkan pekerjaan di sektor teknologi. Bukan tanpa sebab, banyak perusahaan berlomba menciptakan produk-produk berbasis sistem AI yang memberikan kemudahan bagi konsumen ketika menggunakannya serta memperoleh pengalaman berbeda. “Bagi saya (kurikulum) AI ini strategi yang tepat mengasah keterampilan siswa memanfaatkan teknologi AI. Apalagi anak-anak zaman sekarang lekat banget sama teknologi. Kita bisa lihat sekarang ini  banyak anak-anak menggunakan gawai atau perangkat elektronik lainnya sejak usia dini,” jelasnya. “Jika digunakan hanya untuk menonton video dan bermain game , maka tidak akan berdampak positif. Namun jika pendekatannya lebih edukatif dalam menggunakan gawai dan semacamnya, maka bukan tidak mungkin anak-anak lebih memahami teknologi dibandingkan orangtuanya,” sambungnya. Kurikulum AI, katanya, secara tidak langsung membantu para siswa berpikir secara logis, analitis, dan kritis. Dengan cara pikir seperti ini, siswa akan lebih mudah menemukan jawaban atas suatu masalah. Namun, pemerintah tidak akan bisa mencetak generasi unggul melalui kurikulum AI ketika fasilitas di setiap sekolah belum terpenuhi. Rafi menuturkan fasilitas dan sistem pendidikan di Indonesia perlu dibenahi agar penerapan kurikulum AI berjalan baik dan para siswa mendapatkan pembelajaran dengan maksimal. “Kurikulum ini akan sia-sia jika pemerintah tidak memenuhi fasilitas sekolah lebih dulu terutama perangkat elektronik yang memadai. Kalau fasilitas saja tidak terpenuhi, para siswa tidak akan mendapatkan hasil maksimal dari kurikulum tersebut,” tegasnya. Rafi juga menegaskan pemerintah harus memberikan pendidikan ini secara merata ke seluruh sekolah di Indonesia, khususnya yang berada di kawasan 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Ia menginginkan pemerintah tidak terpusat dalam memfasilitasi kebutuhan bahan ajar bagi para siswa. “Perlu digaris bawahi bahwa bukan hanya fasilitas yang dipenuhi, tapi para guru juga harus dibekali pelatihan terkait materi AI, khususnya guru-guru yang ‘gaptek’,” pungkasnya Di sisi lain, bagi siswa, penerapan kurikulum AI cukup dinanti karena ingin mempelajari sesuatu yang baru. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Asadel (15). Baginya jika pendidikan AI telah dilaksanakan, para siswa akan memperoleh ilmu baru sehingga pembelajaran tidak monoton. “Pendidikan AI cukup penting sih karena belajar nggak terkesan itu-itu aja. Manfaatnya juga bisa buat diri sendiri, sekolah, bahkan negara,” kata Asadel, siswa SMA di salah satu Kab. Bekasi. Asadel menginginkan kurikulum AI dilakukan dengan maksimal karena dirinya memiliki ambisi mendalami ilmu teknologi berbasis AI. Ia juga berharap pembelajaran AI lebih sering dilakukan praktik dibandingkan teori. Karena itu, kurikulum AI berpeluang besar mencetak generasi muda agar mampu bersaing di tengah arus transformasi teknologi. Namun, rencana ini harus dibarengi dengan peningkatan fasilitas sekolah berupa lab. komputer atau lainnya sehingga pembelajaran berjalan maksimal. Pemerintah juga tidak boleh melakukan tebang pilih, di mana setiap sekolah di Indonesia mendapatkan hak yang sama. Kontributor : Muhammad Sulthon Sulung Editor : Toto Budiman

Read More

Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam  

Kediri – 1miliarsantri.net : Semarak Haflah Akhirussanah kembali mewarnai Pondok Tahfidz Modern Al-Imam (PTMA), Gurah-Kediri, dalam gelaran tahunannya yang ke-VI (29/06). Dengan mengusung tema besar “Berjuang Bersama untuk Umat dan Semua Golongan”, acara ini tidak hanya menjadi ajang prosesi kelulusan, tetapi juga momen reflektif, kolaboratif, dan penuh semangat kebersamaan antara para santri, ustadz, wali santri, serta seluruh elemen pondok. Bertempat di lapangan depan pendopo Pondok Tahfidz Modern Al-Imam Gurah, Kediri, acara dimulai pada pukul 07.10 WIB dengan diawali penampilan hadroh dari santri putra. Rangkaian kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penampilan syarhil Qur’an, tahfidz, tari piring, hingga lagu-lagu islami dari siswa-siswi SD Islam Plus Al-Imam. Seluruh rangkaian acara berlangsung dalam suasana hangat, khidmat, dan meriah, dipadukan dengan sorakan riang dari para wali santri yang hadir mendampingi putra-putrinya. Dipandu 3 MC (master of ceremony) dari santri dan santriwati PTMA yang bersemangat dan atraktif dengan kepercayaan diri tinggi, audiens dibuat terpukau dengan kepiawaian mereka berbahasa Arab dan Inggris. Sungguh menjadi sebuah catatan prestasi yang perlu diapresiasi, mengingat PTMA baru berdiri kurang lebih 6 tahun. Banyak yang awalnya menyangsikan eksistensi PTMA, mengingat untuk di wilayah Kediri sendiri saja, jumlah pondok pesantren sudah cukup banyak. Menariknya bahkan ada calon wali santri yang rela hadir, hanya sekedar untuk melihat langsung prosesi haflah akhirussanah dan kelulusan tahun ini. Untuk memastikan mereka menitipkan buah hatinya di tempat yang tepat. Dalam sambutan utamanya, Abah Qidam Lubis selaku pimpinan yayasan menegaskan kembali semangat pondok sebagai tempat pemersatu berbagai latar belakang kelompok umat Islam yang beragam.“Kita semua hadir di Al-Imam bukan untuk membawa firqah masing-masing, tapi untuk menyatukan langkah dalam membina generasi Islam ke depan. Wali Santri di PTMA sangat beragam dari berbagai aliran seperti Muhammadiyah, Nahdiyin, Salafi dan lainnya melebur dalam satu niat: membangun peradaban Qur’ani,” ujarnya menegaskan. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh santri bernama Fauzul dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan prosesi kelulusan santri dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Momen tersebut menjadi salah satu titik haru dalam Haflah, ketika nama-nama para wisudawan dipanggil satu per satu dan naik ke atas panggung untuk menerima piagam penghargaan. Total wisudawan tahun ini mencapai puluhan santri yang terdiri dari siswa-siswi SD Islam Plus Al-Imam, SMP PTMA, dan SMA PTMA. Dalam sesi apresiasi, diumumkan juga para siswa berprestasi tahun ajaran 2024/2025. Untuk tingkat SD kelas 6, peringkat pertama diraih oleh Jasmine Ainun Attamamy, peringkat kedua oleh M. Fawwas Nabigh Assyauqi, dan peringkat ketiga oleh Najwa Fatin Nur Rahmah. Sedangkan untuk siswa terbaik dalam bidang akademik tingkat SMP adalah: Muhammad Iqdam Dzakyunnuha (kelas 7), Moch. Hilmy Syauqillah (kelas 8), dan Rama Riezky Rasheedi (kelas 9). Sementara itu, prestasi membanggakan juga datang dari lulusan SMA PTMA. Beberapa santri dinyatakan lulus dan diterima di perguruan tinggi unggulan nasional, antara lain: Jauhar Ramadhan – Universitas Negeri Malang (S1 Manajemen), Melody Salsabilla – UIN Syekh Wasil Kediri (S1 Jurnalistik Islam), Rizkia Nurul Fitri – Universitas Negeri Malang (S1 PGSD) dan Waode Vibry Dwi Marsya – Universitas Muhammadiyah Malang (S1 Ilmu Komunikasi). Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa para lulusan Pondok Tahfidz Modern Al-Imam tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, namun juga mampu bersaing di dunia akademik nasional. Untuk menguji kualitas hapalan Al-Qur’an para santri dan santriwati, para wali santri diberikan kesempatan untuk mengujinya. Khusus untuk pertanyaan di surah Al Baqoroh, santri bahkan diminta untuk menyebutkan posisi ayat dan halaman surahnya. Hal yang membuat para wisudawan cukup deg-degan karena diuji di depan publik langsung. Alhamdulillah walaupun sempat nervous awalnya, para santri dan santriwati yang mendapatkan pertanyaan dari audies, terlihat mampu dan lancar dalam menyambung ayat atau menyebutkan posisi surahnya. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan dan mauidhoh hasanah oleh Kyai Gufron Uya. Beliau masih terhitung kerabat dari Abah Qidam Lubis.  Dalam sambutannya Kyai Gufron menyampaikan pentingnya memiliki frekwensi yang sama antara assatidz dan santri/santriwati yang diajar. Kebiasaan berwudhu dulu sebelum melakukan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh para assatidz PTMA, merupakan kebiasaan baik yang perlu terus dilanjutkan. Sehingga saat berada di ruang kelas, kontrol emosi selalu terjaga dan tenang menghadapi tingkah polah santri yang beragam. Acara ini ditutup pada pukul 11.30 WIB dengan pembacaan doa serta ramah tamah bersama wali santri dan dewan asatidz. Sekaligus peresmian asrama pondok putra dan pembagian raport santri di gedung baru. Haflah Akhirussanah ke-VI menjadi pengingat bahwa keberhasilan pendidikan pondok tidak hanya terletak pada jumlah hafalan, tetapi juga pada karakter, akhlak, dan kesiapan para santri untuk terjun ke masyarakat dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Dengan semangat kebersamaan, Pondok Tahfidz Modern Al-Imam terus berikhtiar mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan siap berjuang demi umat dan seluruh golongan. Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam menjadi penanda indah berakhirnya tahun ajaran 2024/2025 dengan penuh syukur dan kebersamaan. Setiap rangkaian acara bukan hanya ajang apresiasi, tetapi juga momentum mengukuhkan tekad untuk terus berjuang dalam menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Semoga langkah yang telah diukir bersama ini menjadi bekal keberkahan bagi seluruh santri, pengajar, dan keluarga besar Pondok Tahfidz Modern Al-Imam dalam menapaki masa depan yang lebih gemilang di bawah naungan ridha Allah SWT. Kontributor : Zufar Rauf Budiman Editor : Toto Budiman

Read More