Doa Rasulullah SAW Yang Cocok Dibaca Untuk Lansia

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Qabishah bin Mukhariq, “Jika kamu berdoa dengannya, niscaya kamu akan terhindar dari rasa cemas, berbagai kesulitan dan berbagai penyakit (kusta dan lumpuh).” Demikian dijelaskan Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. Doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk Qabishah bin Mukhariq di masa tauanya nanti agar terhindar dari rasa cemas dan kesulitan. Qabishah bin Mukhariq Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kepadanya doa yang dibaca pada masa tuanya nanti. Doa tersebut dibaca tiga kali setelah sholat Subuh. سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim la hauta wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhimi. Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Syaban

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan hijriah dan berada di antara dua bulan besar yakni Rajab dan Ramadhan. Sya’ban adalah bulan penting bagi umat Islam. Hal itu karena pada bulan ini terjadi sejumlah peristiwa penting di dalam sejarah Islam. Sebagai informasi, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah menginformasikan bahwa awal Sya’ban 1445 H jatuh pada Ahad (11/2/2024). “Awal bulan Sya’ban 1445 H bertepatan dengan Ahad Pon 11 Februari 2024 M (mulai malam Ahad) atas dasar rukyah,” sebagaimana tertulis dalam Pengumuman Nomor : 015/LF–PBNU/II/2024 yang dikeluarkan pada Sabtu (10/2/2024). Berikut 3 peristiwa penting di bulan Sya’ban yang perlu diketahui, sebagaimana dikutip dari artikel NU Online berjudul Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban: Kaum Muslimin pada saat itu shalat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Kemudian Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat umat Islam ke Kakbah. Perubahan arah kiblat ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” Meski begitu, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu. Anjuran bershalawat itu tertulis dalam Surat Al-Ahzab ayat 56. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Anjuran ini juga disebutkan Ibnu Abi Shai Al-Yamani dan dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam kitabnya yang berjudul Al-Mawahib, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah. (wink) Baca juga :

Read More

Serangan Israel Memperparah Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Otoritas Mesir pada Ahad (11/2/2024) memperingatkan “dampak mengerikan” akibat serangan darat di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan yang direncanakan Israel. Militer Israel berencana meluncurkan serangan darat di Rafah, rumah bagi lebih dari satu juta penduduk yang mencari perlindungan, guna mengalahkan apa yang disebut Tel Aviv sebagai sisa “batalion Hamas”. Rencana itu memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan di Kota Rafah. “Menargetkan Rafah, ditambah kebijakan Israel yang selalu menghalangi akses bantuan kemanusiaan, merupakan kontribusi nyata dalam menerapkan kebijakan untuk mengusir warga Palestina sekaligus menghancurkan perjuangan mereka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir. Mesir menegaskan, pihaknya menolak pernyataan resmi Israel soal serangan Rafah, memperingatkan bahwa rencana serangan tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan, apalagi mengingat risiko yang memperparah bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Mesir menyerukan persatuan upaya internasional dan regional untuk mencegah rencana serangan terhadap Rafah, yang saat ini menampung sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina yang menganggap kota tersebut daerah aman terakhir di Gaza. Militer Israel pada Ahad menyetujui rencana serangan darat di Rafah, menurut lembaga penyiar publik Israel, KAN. Warga Palestina mencari tempat perlindungan di Kota Rafah ketika Israel menggempur sisa wilayah Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 28 ribu orang dan menyebabkan kehancuran massal serta krisis kebutuhan pokok. Sebelumnya pada Rabu, Gedung Putih memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah “akan menjadi bencana” bagi warga Palestina. Perang Israel di Gaza menyebabkan 85 persen penduduk di sana mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan, dengan 60 persen infrastruktur rusak atau hancur, menurut PBB. Pada akhir 2023 Afrika Selatan melayangkan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuding Israel gagal menjunjung komitmennya berdasarkan Konvensi Genosida 1948. Melalui putusan sementara pada Januari, Pengadilan PBB itu memutuskan bahwa klaim Afrika Selatan masuk akal. ICJ lantas memerintahkan Pemerintah Israel untuk mengambil langkah sementara guna menghentikan aksi genosida sekaligus menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (zul) Baca juga :

Read More

Rasulullah Tidak Menerima Makanan Yang Bersumber Dari Zakat dan Sedekah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Kita semua sebagai makhluk selalu diberikan rezeki oleh Allah SWT. Rezeki tersebut sangat bermacam-macam, mulai dari kesehatan, keamanan, hingga yang bisa dinikmati seperti makan dan minum. Dalam hal makanan, Rasulullah SAW sangat menjaga agar yang masuk dalam tubuhnya adalah sesuatu yang halal. Bahkan, beliau tak boleh mengambil makanan yang bersumber dari sedekah dan zakat. Karena memang demikian diperintahkan kepada Beliau. Rasul SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu tidak halal bagi Muhammad dan keluarganya.” (HR Muslim). Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah SAW pulang ke rumah, beliau mendapat sebutir kurma di tempat tidurnya. Beliau pun bermaksud untuk memakannya. Namun, belum sempat merealisasikannya, beliau membuang kurma itu. “Aku khawatir kurma itu adalah kurma sedekah (zakat), maka aku membuangnya.” (HR Bukhari/2431, dan Muslim/1070, dari Abu Hurairah RA). Dalam riwayat lain, sebagaimana ditulis oleh Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi RA dalam karyanya Fadha`il al-A’mal (Keutamaan Beramal) disebutkan, suatu ketika Rasulullah SAW tak bisa memejamkam matanya sepanjang malam. Beliau tampak gelisah dan selalu mengubah posisi tidurnya. Namun, hal itu tak juga membuat beliau tertidur. Aisyah RA, istri Rasulullah, kemudian bertanya penyebab beliau kesulitan memejamkan matanya untuk tidur. Rasul menjawab, “Tadi ada sebutir kurma yang diletakkan di suatu tempat. Karena khawatir kurma itu terbuang sia-sia maka aku memakannya. Sekarang aku merasa khawatir dan menyesal, karena mungkin kurma itu dikirimkan ke sini untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin.” Rasul SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu tidak halal bagi Muhammad dan keluarganya.” (HR Muslim). Saat ini, betapa banyak beredar makanan dan minuman yang tidak halal di sekitar kita. Kehalalan suatu makanan atau barang, bukan hanya zatnya, tapi juga dari cara mendapatkannya, mengolahnya, dan mengonsumsinya. Ayam, misalnya, adalah hewan yang dihalalkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Walau demikian, tidak serta-merta ayam itu halal dikonsumsi. Pertama, apakah ayam yang telah dimasak itu sudah disembelih dengan menyebut nama Allah. Kedua, apakah proses pengolahannya dan bahan-bahannya juga dari sumber yang halal. Dan ketiga, apakah ketika akan dikonsumsi (dimakan) juga dilakukan dengan cara-cara yang sesuai ajaran Islam? Kita tentu sering menemukan makanan atau minuman yang dibiarkan begitu saja. Tidak diketahui siapa pemiliknya. Namun, karena begitu membutuhkannya (haus atau lapar), acap kali kita langsung mencicipinya tanpa sepengetahuan dari sang pemilik makanan atau minuman tersebut. Hal seperti ini juga merupakan perbuatan yang tidak dihalalkan, karena perbuatan itu sama dengan mencuri. Allah SWT dan Rasul-Nya sudah memperingatkan kita untuk selalu berhati-hati dengan makanan yang tidak halal. Sebab, sekecil apa pun makanan atau minuman yang dikonsumsi dan tidak jelas kehalalannya, hal itu dapat mencegah seseorang dari wanginya bau surga. (HR Muslim). Ahmad bin Hanbal pernah ditanya, “Apa yang bisa melembutkan hati?” Beliau menjawab, “Makanan yang halal.” Makanan yang halal sangat memengaruhi corak dan isi hati seseorang. Jika tubuh manusia dibentuk dari sumber yang halal, maka hatinya akan berkembang penuh kelembutan. Sebaliknya, makanan dari sumber yang tidak halal akan membuat hatinya keras dan mati. Karena itu, kita patut berhati-hati akan makanan dan minuman yang tidak halal. Rasulullah SAW menyampaikan, “Sungguh akan datang suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli darimana dia mendapatkan harta, apakah jalan halal atau haram.” (HR Bukhari). (yat) Baca juga :

Read More

Mana Yang Harus Didahulukan dan Menjadi Prioritas Utama Antara Ibu dan Anak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Jagad media sosial ramai dengan pertanyaan prioritas utama seorang laki-laki, ibu atau istri yang harus didahulukan. Pertanyaan ini dilatari dengan banyaknya cerita konflik antara mertua dan menantu perempuan. Situasi ini cenderung menempatkan suami pada pilihan antara istri dan ibunya, mana yang harus didahulukan. Menurut cendekiawan muslim, Muhammad Quraish Shihab, antara istri dan ibu keduanya sama-sama patut diutamakan. Quraish Shihab menegaskan bahwa istri dan ibu bukanlah pilihan, sebab keduanya mempunyai peran yang berbeda. Sehingga, tambah jebolan Universitas Al Azhar Kairo ini, tidak perlu membanding-bandingkan antar keduanya karena istri dan ibu mempunyai porsinya masing-masing. “Karena keduanya harus sama-sama dicintai dan diutamakan,” terang Quraish Shihab kepada 1miliarsantri.net, Jumat (9/2/2024). Bagi eks Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII ini menghargai istri sama pentingnya dengan menghormati diri sendiri. Karena itu, tambahnya, usahakan untuk berdiskusi dan melibatkan istri saat hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan orang tua kedua belah pihak. Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) ini mencontohkan dengan memberi hadiah orang tua saat berkunjung dan melibatkan pasangan saat menyiapkannya. “Kalau mau beri orang tua, jangan Anda yang beri. Berikanlah kepada istri Anda untuk dia beri (ke orang tua). Supaya terjalin itu kasih. Jadi jangan dipertentangkan. Dua-duanya perlu dicintai,” tegas Quraish Shihab. Sementara menyikapi konflik antara mertua dan menantu, Quraish Shihab mengatakan orang tua tidak boleh ikut campur urusan rumah tangga sang anak. “Orang tua tidak boleh ikut campur dalam kehidupan rumah tangga anak-anaknya. Kecuali dalam konteks menasehati bila mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Jadi pada prinsipnya bakti kepada orang tua itu tidak boleh merebut hak-hak primer daripada anak,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

UAH: Istilah Ambil Uangnya Jangan Coblos Orangnya, Sama Saja Bentuk Suap

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), mengajak masyarakat untuk tidak mempraktikkan narasi “Ambil Uangnya jangan coblos orangnya”. Menghalalkan praktik demikian sama saja melegalkan sogok-menyogok di tengah masyarakat. “Saya tidak sepakat dengan itu. Tinggalkan uangnya tinggalkan orangnya. Maka mulailah kita dengan etik yang benar,” terang UAH kepada 1miliarsantri.net, Kamis (8/2/2024). UAH mengutip sebuah hadits dari Abu Bakar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebagaimana karakter kamu itu dikirimkanlah kemudian karakter yang sama yang memimpin kamu.” Maksud hadits tersebut,saat rakyat terbiasa menerima sogokan atau suapaan, maka itu akan melahirkan pemimpin yang memiliki karakter demikian. “Siapapun yang nanti jadi perwakilan, legislatif kah eksekutif kah, nanti tidak akan jauh sifat-sifatnya,” sambung UAH. Maka itu, dia menegaskan kepada masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai etika dalam melaksanakan Pemilu 2024. Itu agar Pemilu melahirkan pula pemimpin yang berintegritas dan tidak mudah korupsi. “Itu sudah sangat mengkhawatirkan. Jangan sampai menimpa umat Islam. Hal ini dapat meruntuhkan kehormatan. Kemudian juga bisa menghadirkan sesuatu yang tidak baik di masa depan. Jika masyarakat gemar menerima yang seperti itu, jangan berharap sesuatu yang baik terjadi di masa depan,” lanjutnya. Menurut dia, praktik tersebut merupakan penyebab kondisi kehidupan berbangsa bernegara itu menjadi tidak baik dan tidak stabil. “Mari kita menyatukan persatuan dan kedamaian. Dalam konteks bersaing dengan cara yang baik tanpa harus mencela,” pungkas UAH. (wink) Baca juga :

Read More

Beberapa Perbedaan Tata Cara Ibadah Antara Muslim dengan Muslimah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Di dalam shalat, Allah SWT memberikan ketentuan yang berbeda di antara laki-laki dan perempuan. Dari syarat, hingga sebagian cara ibadah, terdapat perbedaan, kendati tidak prinsip. Misalnya, saat sujud dan rukuk. Meski demikian, sejumlah ulama berpendapat, sebenarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal gerakan shalat. Syekh Kamil Muhammad Uwaidah, dalam bukunya Fiqhu An-Nisa (Fikih Wanita) menjelaskan, dalam shalat tidak ada perbedaan prinsip antara laki-laki dan perempuan. Kecuali, perempuan diperintahkan untuk merapatkan tubuhnya pada saat rukuk dan sujud serta duduk bersilang kaki atau meletakkan kedua kakinya di samping kanan (bersimpuh). Hal ini ditegaskan dalam hadis Nabi SAW yang berbunyi, “Apabila perempuan Muslim mengerjakan shalat, maka hendaklah duduk di atas lutut dan merapatkan pahanya.” (Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib). Dari Ibnu Umar RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan perempuan Muslim untuk duduk bersilang kakinya dalam shalat. “Tidak disunahkan perempuan untuk merenggangkan tubuhnya dalam shalat. Sebab, wanita itu aurat. Karena itu, disunahkan baginya untuk merapatkan tubuh agar lebih tertutup,” katanya. Para ulama menyatakan, perempuan disunahkan untuk merapatkan kedua tangannya ke ketiak saat sujud. Sedangkan bagi laki-laki disunahkan untuk membukanya. Sementara itu, makruh bagi perempuan apabila merenggangkannya dan merapatkannya bagi laki-laki. Sementara itu, cara sujud Nabi SAW memang menunjukkan dengan cara direnggangkan. Dari Wa’il Ibnu Hajar, ia berkata, “Ketika Rasulullah SAW bersujud, ia menempatkan keningnya di antara kedua telapak tangan dengan merenggangkan dari ketiaknya.” (HR Abu Dawud). Dalam beberapa kesempatan, banyak kita lihat seorang perempuan shalat sama persis seperti yang dilakukan jamaah laki-laki. Bahkan, saat sujud pun, mereka merenggangkan tangannya hingga ketiak terbuka. Padahal, merujuk pada hadits Nabi SAW, wanita diperintahkan untuk sujud dengan merapatkan ketiaknya, bukan membukanya hingga lebar. Dari Abu Humaid, “Ketika Nabi SAW sujud, ia menempatkan hidung dan keningnya di atas lantai. Memberi jarak pada kedua tangan dari tubuhnya, dan menyejajarkan kedua tangan pada bahunya.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi yang mengatakan sebagai hadis hasan sahih). Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa meski syarat sujud antara lelaki dan wanita sama, namun terdapat perbedaan mengenai tata cara pelaksanaan sujud di antara keduanya. Sujud yang benar untuk wanita yakni dengan kedua sikunya dipertemukan dan dirapatkan dengan kedua lambung dan perutnya dipertemukan dan dirapatkan dengan kedua pahanya. Ketika sujud, perempuan juga tidak dianjurkan merenggangkan kedua siku dan kedua pahanya, melainkan dirapatkan. Ini dimaksudkan agar auratnya lebih tertutup. Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu: يسن للمرأة مخالفة الرجل في ستة أمور ذكرها الشافعية: أولاً ـ تضم بعضها إلى بعض في السجود، بأن تضم مرفقيها إلى جنبيها وتلصق بطنها بفخذيها، أما الرجل فيباعد مرفقيه عن جنبيه، ويرفع بطنه عن فخذيه Artinya: “Disunahkan bagi perempuan menyelisihi shalat laki-laki dalam enam perkara. Salah satunya adalah mengumpulkan anggota tubuh satu dengan lainnya saat sujud dengan cara kedua sikunya dipertemukan dengan kedua lambungnya dan perutnya dipertemukan dengan kedua pahanya. Sedangkan untuk laki-laki, maka dianjurkan menjauhkan kedua sikunya dari kedua lambungnya dan merenggangkan perutnya dari kedua pahanya. Di antara hadis yang sering digunakan untuk memperkuat pendapat ini adalah hadis riwayat Imam Al-Baihaqi dari Yazid bin Abi Habib, dia berkata: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى امْرَأَتَيْنِ تُصَلِّيَانِ فَقَالَ : إِذَا سَجَدْتُمَا فَضُمَّا بَعْضَ اللَّحْمِ إِلَى الْأَرْضِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ لَيْسَتْ فِي ذَلِكَ كَالرَّجُلِ Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW melewati dua perempuan yang sedang salat, lalu beliau berkata; ‘Jika kalian berdua sedang sujud, maka dekatkanlah sebagian tubuh kalian ke tanah, karena seorang perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dalam masalah ini.” Ada beberapa ulama juga yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam gerakan shalat antara laki-laki dan perempuan. Rasulullah SAW tidak membentangkan kedua lengannya. (HR Bukhari dan Abu Daud). Akan tetapi, beliau mengangkat kedua lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya dari belakang.” (HR Bukhari & Muslim). Demikian disebutkan dalam Irwa’u Al-Ghalil (354). “Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu (seperti binatang). Tetapi, tegakkanlah lenganmu dan jauhkanlah dari lambungmu. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim).Rasulullah SAW melarang umatnya melakukan gerakan shalat yang menyerupai gerakan jenis binatang. Misalnya, beliau melarang untuk mendekam sebagaimana mendekamnya unta, melarang berpindah-pindah sebagaimana berpindahnya serigala, melarang duduk dengan membentangkan kaki sebagaimana yang dilakukan binatang buas, melarang berjongkok sebagaimana berjongkoknya seekor anjing. Wallahu a’lam. (yat) Baca juga :

Read More

Sering Berbuat Dosa Berulang-ulang, Apakah Allah Akan Mengampuni

Surabaya — 1miliarsantri.net : Manusia tak ada yang sempurna maka dari itu ia tak akan luput dari perbuatan dosa. Nafsu yang bersarang dalam diri manusia dan godaan setan membuat manusia berpotensi besar mengulangi dosa entah itu dosa kecil maupun besar. Pertanyaannya apakah Allah akan mengampuni manusia yang melakukan dosa berulang-ulang? Pendakwah Maen Khalifah dalam aboutislam mengatakan Allah Swt akan selalu mengampuni dosa umatnya asalnya bertobat. Menurut Khalifah manusia tidak bisa terlepas dari dosa. Oleh karena itu manusia juga harus berinisiatif untuk selalu bertobat. Bagaimana apabila berbuat salah kepada sesama manusia dan itu berdosa? Khalifah mengatakan sebelum meminta ampunan kepada Allah maka terlebih dahulu meminta maaf kepada sesama manusia. Menurut Khalifah selama manusia itu mengimani Allah sebagai pencipta dan patut disembah maka dosa-dosanya akan selalu diampuni. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Dharr: Nabi bersabda, Jibril datang kepadaku dan memberi kabar gembira bahwa siapa pun yang meninggal tanpa menyembah apa pun selain Allah akan masuk surga. Aku bertanya (Jibril), ‘Sekalipun dia mencuri, dan meskipun dia melakukan persetubuhan yang haram?’ Beliau menjawab, ‘(Ya), meskipun dia melakukan pencurian dan meskipun dia melakukan persetubuhan yang haram.” (Al-Bukhari, Buku 93, Hadits 579) Kemudian dia diam sejenak tanpa melakukan dosa apa pun, lalu melakukan dosa yang lain (yang ketiga kalinya) dan berkata, ‘Ya Tuhanku, aku telah melakukan dosa yang lain, ampunilah aku,’ dan Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya, maka Aku telah mengampuni hamba-Ku (dosanya), dia boleh melakukan apapun yang dia suka.” (Al-Bukhari, Buku 93, Hadits 598). Berangkat dari hadis tersebut, kata Khalifah, sudah sangat jelas bahwa Allah Maha Pengampun. Meski demikian, bukan berarti manusia didorong untuk nyaman berbuat dosa karena adanya jaminan ampunan dari Allah. “Itu hanya menunjukkan kepada kita rahmat dan pengampunan Allah. Ada juga banyak ayat Alquran dan hadits yang berkaitan dengan topik ini, yang mungkin berguna bagi Anda di tautan referensi di bagian akhir,” ujar Khalifah. (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Kriteria Menjadi Imam Sholat

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ustadz Asep Sholahuddin memberikan panduan menjadi imam salat berjamaah. Menjadi imam salat adalah amalan terpuji dalam Islam, sehingga Rasulullah SAW menggaris bawahi seorang imam harus pandai dalam bacaan al-Qur’an. Asep Sholahuddin merinci beberapa hal yang perlu diketahui seorang imam. Pertama-tama, imam menghadap ke arah makmum. Imam diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesejajaran dan kerapian barisan jamaahnya, mengingatkan mereka untuk meluruskan dan merapikan barisannya sebelum memulai salat berjamaah. Selain itu, Asep Sholahuddin juga menyoroti tugas imam untuk menjaga kekhusyukan salat. Imam memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengingat kepada jamaahnya agar menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi selama ibadah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang tenang dan khidmat selama pelaksanaan salat berjamaah. Lebih lanjut, Asep Sholahuddin menganjurkan agar imam memastikan bahwa shaf depan terisi lebih dulu sebelum shaf-shaf berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menjamin kekompakan dan kesejajaran antara jamaah, menciptakan kebersamaan dalam melaksanakan salat. Kedua, dalam aspek teknis salat, Asep Sholahuddin menyoroti pentingnya imam untuk menguatkan suara dalam bacaan takbir. Ketika melakukan takbiratul ihram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam, imam diharapkan mampu memperkuat suaranya. Ini bertujuan agar jamaah dapat mendengar dengan jelas setiap langkah dalam rangkaian takbir dan tasmi’, sehingga mereka dapat mengikuti salat dengan lebih baik. Ketiga, Asep Sholahuddin menekankan pentingnya imam untuk membaca surat sesuai dengan kondisi makmum. Imam sebaiknya tidak memanjangkan bacaan surat, terutama jika di antara jamaah terdapat orang tua atau orang-orang yang sedang sakit. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi fisik jamaah agar tidak merasa terbebani selama pelaksanaan salat. Keempat, selepas salat, imam diharapkan untuk menghadap ke arah makmum atau ke sebelah kanan imam. Tindakan ini tidak hanya bagian dari sunah tapi juga memberikan kesan kebersamaan dan keterbukaan, serta menciptakan suasana yang lebih akrab di antara imam dan jamaah setelah menyelesaikan ibadah. Asep Sholahuddin berharap agar calon imam dapat menjalankan tugasnya dengan lebih bijak, memperhatikan keadaan jamaah, dan menciptakan lingkungan salat berjamaah yang nyaman serta penuh keberkahan. Semua panduan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas ibadah di tengah masyarakat. (yat) Baca juga :

Read More

Terdapat 4 Kisah Perjuangan Dalam Surat Al Kahfi

Surabaya — 1miliarsantri.net : Surat Al-Kahfi terdiri atas 110 ayat. Surat ini secara umum menceritakan kisah perjuangan para pemuda yang taat dan beriman kepada Allah, namun menghadapi tantangan yang cukup karena selalu diintimidasi dan dikerja-kejar oleh pemimpin yang zalim. Akhirnya para pemuda tersebut pergi dari kampungnya dan bersembunyi di sebuah gua (al kahfi). Selain kisah pemuda gua (ashabul kahfi), banyak pula kisah lainnya dalam surat tersebut. Surat Al Kahfi ini sangat dianjurkan Rasulullah SAW untuk diamalkan umat Islam, terutama di malam atau hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah,” (HR Ad-Darimi). Sedikitnya ada empat kisah yang terdapat dalam Surat Al Kahfi. Kelima kisah itu adalah: Surat Al Kahfi, secara khusus menceritakan tentang Kisah Pemuda yang Tertidur di dalam Gua selama 309 tahun. Disebut Al Kahfi karena surat ini menceritakan tentang kisah Ashabul Kahfi yang rela meninggalkan kampung halamannya dalam keadaan terusir demi mempertahankan agamanya. Kisah berikutnya yang terdaat dalam Surat Al Kahf adalah tentang pemilik dua kebun (Shohibul Jannatain). Kisah ini mengajarkan umat Islam untuk tidak mudah terpukau oleh harta dan tidak meninggalkan agama hanya demi urusan dunia. Kisah kedua Nabi Allah SWT ini mengajarkan pentingnya ilmu dan hidayah. Di atas langit masih ada langit. Kisah kedua nabi ini mengajarkan pula akan pentingnya kesabaran, tidak gampang buru-buru, serta tingginya ilmu Allah. Surat Al Kahfi pasda ayat ke-83 hingga menjelang akhir, menceritaan tentang kisah Dzulqarnain serta Yakjuj dan Makjuj. Kisah ini mengajarkan pentingnya amanat seorang pemimpin. Dzulqarnain adalah pemimpin yang memiliki kekuasaan sangat luas, dan ia menggunakannya untuk menegakkan keadilan dan syariat agama Allah ke seluruh dunia. Kemudian, kapankah waktu terbaik untuk membaca Surat Al-Kahfi? Berdasarkan hadits Rasulullah SAW dan pendapat para ulama, waktu terbaik membaca surat Al Kahfi adalah pada malam jumat atau di hari jumat. Surat Al Kahfi مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ “Siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua Jumat,” (HR Ibnu Umar). Demikianlah isi kandungan Surat Al Kahfi yang menceritakan sejumlah kisah untuk dijadikan pelajaran bagi umat Islam. Serta waktu terbaik membaca dan mengamalkannya. (fkr) Baca juga :

Read More