KH Abdul Wahab Abdul Gafur : Berharap Perda Haji Mempermudah Jamaah Haji Persiapan Pelaksanaan Haji

Manado — 1miliarsantri.net : Tokoh Agama Islam sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara, KH Abdul Wahab Abdul Gafur mengatakan pihak legislatif dan eksekutif berperan penting dalam mewujudkan peraturan daerah (perda) haji di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). “Kami berharap pihak legislatif dan eksekutif serta semua elemen masyarakat di Sulawesi Utara untuk mendukung dan mengambil langkah-langkah penting agar Perda ini segera terwujud demi kemaslahatan banyak orang,” ujar Abdul, di Manado, Kamis (07/09/2023). Terobosan ini sangat baik dan berharap semua pihak terutama pemerintah dan DPRD Sulawesi Utara untuk merespon dan menindaklanjuti inisiatif yang baik ini. Abdul mengatakan bagi tim efektif atau tim penyusun naskah akademik dan rancangan peraturan daerah tentang Standardisasi Biaya Lokal Penyelenggaraan Haji Melalui Peraturan Daerah lakukan dengan baik. Abdul menambahkan bahwa selain sebagai pelaksanaan terhadap amanat UU No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Keberadaan peraturan daerah tentang standarisasi biaya lokal haji juga menjadi bagian dari praktik manasik haji yang mempermudah jamaah dan pemerintah daerah sehingga penyelenggaraan haji di Sulawesi Utara makin baik. “Kami mendukung sepenuhnya inisiatif yang diambil Pak Kakanwil Kemenag Sulut H Sarbin Sehe untuk mendorong lahirnya peraturan daerah tentang standarisasi biaya lokal haji di Sulawesi Utara. Hal ini sebagai bagian dari praktik manasik yang mempermudah jamaah dan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji,” pungkasnya. (pur) Baca juga :

Read More

Sekolah di Prancis Pulangkan Ratusan Siswi Karena Tetap Memakai Abaya

Paris — 1miliarsantri.net : Beberapa sekolah di Prancis terpaksa memulangkan puluhan siswi nya lantaran menolak mengganti abaya saat masuk kelas pada hari pertama tahun ajaran baru, Senin (04/09/2023). Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal mengatakan, sebanyak hampir 300 siswi melanggar aturan yang melarang pakaian yang dianggap sebagai simbol agama ke sekolah. Attal menyebut, sebagian besar siswi setuju untuk mengganti abaya, namun 67 siswi lainnya menolak dan dipulangkan. “67 tujuh dari mereka menolak melepaskan abaya. Saya tidak ingin dapat mengidentifikasi agama siswa di sekolah hanya dengan melihat pakaian mereka,” ungkap Attal, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Rabu (06/09/2023). Sebelumnya, pemerintah Prancis telah mengumumkan pelarangan abaya di sekolah-sekolah dengan alasan hal itu melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan yang telah melarang penggunaan jilbab yang dinilai sebagai bentuk afiliasi agama. Kebijakan ini merupakan ‘angin segar’ bagi kelompok sayap kanan. Namun, kelompok sayap kiri berargumentasi bahwa tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil. Menteri berusia 34 tahun itu mengatakan siswi yang menolak masuk pada hari Senin (04/09/2023) diberikan surat yang ditujukan kepada keluarga mereka yang mengatakan bahwa “sekularisme bukanlah sebuah kendala, melainkan sebuah kebebasan.” Attal juga menekankan pentingnya dialog dan menjelaskan tujuan aturan ini. Jika kejadian serupa muncul lagi, Attal memastikan adanya dialog baru. Belum lama ini, pemerintah Prancis melarang penggunaan abaya di sekolah. Menteri Pendidikan Gabriel Attal mengungkapkan busana yang dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim itu melanggar hukum sekuler Prancis di bidang pendidikan. “Tidak mungkin lagi mengenakan abaya di sekolah,” lanjutnya. Pakaian tersebut semakin banyak dikenakan di sekolah-sekolah, sehingga menyebabkan perpecahan politik di mana kelompok sayap kanan telah mendorong pelarangan tersebut, yang menurut kelompok kiri menilai hal tersebut melanggar kebebasan sipil. Ada laporan tentang semakin banyaknya penggunaan abaya di sekolah dan ketegangan di sekolah terkait masalah antara guru dan orang tua. “Sekularisme berarti kebebasan untuk membebaskan diri melalui sekolah. Masuk ke kelas, tidak boleh bisa mengidentifikasi agama siswa hanya dengan melihatnya,” kata Attal, sambil menggambarkan abaya sebagai isyarat keagamaan, yang bertujuan untuk menguji perlawanan republik terhadap perlindungan sekuler yang harus dimiliki sekolah. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan komitmen terhadap prinsip sekularisme dalam sistem pendidikan negaranya. Sikap ini diambil menyusul pengumuman Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal baru-baru ini tentang larangan pakaian keagamaan di sekolah-sekolah negeri, termasuk abaya, yang dikenakan oleh wanita Muslim. “Sekolah di negara kami gratis dan wajib, namun bersifat sekuler. Karena kondisi itulah yang memungkinkan adanya kewarganegaraan. Oleh karena itu, simbol-simbol agama apapun tidak mempunyai tempat di dalamnya,” pungkas Macron. (mar/AP)

Read More

Kisah Musailamah Mengaku Nabi

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Suatu ketika, Musailamah al-Kazzab di hadapan baginda Nabi Muhammad SAW sudah mengaku sebagai Nabi. Setelah baginda Nabi Muhammad SAW wafat, ulah Musailamah al-Kazzab semakin menjadi-jadi. Ketika itu orang-orang Arab banyak yang murtad dari lslam, maka Musailamah al-Kazzab semakin mendapatkan kekuatan. Sehingga Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq Radhiyallahu ‘anhu semakin memeranginya. Allah SWT memberi kekuatan kepada lslam dan Musailamah dapat dibunuh. Akan tetapi, pada pertempuran itu, satu shahabat Nabi Muhammad SAW mati syahid, termasuk para hafizh Alquran. Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Amirul Mukminin Abu Bakar, “Dalam pertempuran itu banyak para hafizh Alquran yang syahid. Aku khawatir jika ada pertempuran lagi, akan semakin banyak hafizh Alquran yang mati syahid, dan dikhawatirkan akan banyak bagian Alquran yang hilang. Untuk itu, sebaiknya Alquran ditulis di satu mushaf, agar selamat dan terjaga.” Abu Bakar berkata, “Bagaimana aku berani mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh baginda Rasulullah SAW?” Namun Umar bin Khattab terus mendesaknya dan menyampaikan pentingnya mengumpulkan Alquran. Akhirnya, Abu Bakar menyetujui usul Umar bin Khattab. Maka Abu Bakar memanggil Sayyidina Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu. Zaid bin Tsabit bercerita, “Aku datang kepada Abu Bakar, sedangkan Umar bin Khattab sudah berada di sana.” Kemudian Abu Bakar menceritakan pembicaraannya dengan Umar bin Khattab mulai dari awal sampai akhir. Setelah itu Abu Bakar berkata, “Kamu seorang pemuda yang cerdas, orang-orang sangat mempercayai kamu, dan tidak ada yang bersangka buruk terhadap kamu. Selain itu, kamu termasuk penulis wahyu pada zaman baginda Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, kumpulkanlah Alquran yang ada pada orang-orang dan tulislah di satu mushaf.” Zaid bin Tsabit menjawab, “Demi Allah, seandainya aku diperintahkan memindahkan sebuah gunung dari suatu tempat ke tempat lain, hal itu lebih mudah bagiku daripada harus mengumpulkan Alquran.” Zaid bin Tsabit berkata kepada Abu Bakar dan Umar bin Khattab, “Mengapa hal itu harus dilakukan, padahal baginda Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya?” Abu Bakar dan Umar bin Khattab terus memberikan pemahaman kepada Zaid bin Tsabit sampai menerimanya. Menurut sebuah riwayat, Abu Bakar berkata kepada Zaid bin Tsabit, “Jika kamu menyetujui pendapat Umar, maka aku akan memerintahkannya. Jika kamu tidak setuju, maka aku tidak berniat memerintahkannya.” Zaid bin Tsabit bercerita, “Setelah lama membahasnya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, akhirnya Allah SWT membukakan hatiku untuk mengumpulkan Alquran menjadi satu. Untuk menunaikan perintah itu, aku mencari dan mengumpulkan Alquran yang tertulis di tempat yang terpisah-pisah dan yang tersimpan di dada para sahabat (Rasulullah SAW) (HR Imam Bukhari) Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan menjelaskan, dalam kisah di atas kita dapat mengetahui tentang ketaatan para sahabat Nabi Muhammad SAW kepada Rasulullah SAW. Bagi mereka, lebih mudah memindahkan gunung daripada harus melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Allah SWT pasti menganugerahkan pahala yang besar di dalam buku catatan amal para sahabat Nabi SAW, karena jasa mereka dalam mengumpulkan Alquran yang merupakan dasar agama. Zaid bin Tsabit begitu hati-hati dalam mengumpulkan Alquran, sehingga ia tidak mengambil ayat yang tidak tertulis. Zaid bin Tsabit hanya mengumpulkan catatan-catatan yang telah ditulis pada masa baginda Nabi Muhammad SAW masih hidup, kemudian mencocokkannya dengan Alquran yang ada di dada para sahabat Nabi SAW yang hapal Alquran. Untuk mengumpulkannya diperlukan usaha yang sangat gigih, karena ayat-ayat Alquran telah ditulis di tempat yang terpisah-pisah. Namun, semuanya dapat dikumpulkan. Sayyidina Ubay bin Ka’ab Radiyallahu ‘anhu yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mahir dalam Alauran selalu ikut membantu usaha ini. Melalui usaha ini, seluruh Alquran telah dikumpulkan untuk pertama kalinya oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. (yus) Baca juga :

Read More

Kisah Az-Zahrawi, Seorang Ahli Bedah yang Luar Biasa Kehebatannya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Az-Zahrawi lahir pada 938 di Kordoba, Andalusia. Dia merupakan tokoh yang menulis At-Tasrif, sebuah ensiklopedia medis yang mencakup berbagai aspek kedokteran, termasuk kebidanan, kesehatan ibu dan anak, dan pembedahan Abad ke-10 merupakan puncak kejayaan Bani Umayyah di Andalusia. Di bawah kepemimpinan ‘Abd ar-Rahman An-Nasir (memerintah 912-961) dan putranya, Al-Hakam II, dinasti ini membangun kedaulatan atas sebagian besar Semenanjung Iberia. Ibu kota Cordoba berkembang menjadi kota metropolitan terbesar di Eropa, sebuah kota yang berkembang dengan setengah juta penduduk, di mana institusi pendidikan dan keagamaan serta perdagangan dan industri berkembang dalam atmosfer yang penuh dengan intelektual. Pada 936, An-Nasir memulai pembangunan ibu kota baru, Az-Zahra, di lereng Al-Arus, sebuah gunung yang terletak enam mil di sebelah barat laut Kordoba. Ditujukan terutama sebagai pusat politik dan militer, kota baru ini menjadi monumen arsitektur Muslim abad ke-10. Istana-istana megah, tempat tinggal, dan taman-tamannya yang indah membuat beberapa sejarawan menjulukinya sebagai “Versailles-nya Bani Umayyah.” Bani Umayyah dan Ilmu PengetahuanMengutip About Islam, pada saat yang sama, Bani Umayyah Andalusia memberikan dukungan yang besar terhadap seni dan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu hayati. Sebagai hasilnya, sejumlah besar dokter terkemuka tertarik ke ibu kota dan menambah kemajuan kedokteran dan farmasi Islam dengan tulisan dan penelitian mereka. Di kota kerajaan di tengah-tengah atmosfer pencapaian intelektual inilah Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas Az-Zahrawi, yang dikenal di Barat dengan nama latinnya Albucasis, lahir sekitar tahun 938. Dia adalah ahli bedah Muslim terbesar, dengan ahli bedah Eropa pada masanya menganggapnya sebagai otoritas yang lebih besar daripada Galen, ahli bedah yang diakui di dunia kuno. Teks-teks bedah Eropa abad pertengahan lebih sering mengutip Az-Zahrawi daripada Galen. Namun, karena Az-Zahra, kota kelahirannya, dihancurkan pada tahun 1011, tidak banyak yang diketahui dengan pasti tentang kehidupan awalnya. Jadhwat al-Muqtabis (On Andalusia Savants) karya Al Humaydi berisi biografi pertama yang ada (meskipun, samar-samar) tentang dokter Islam yang hebat ini, yang hanya mencantumkan leluhurnya, tempat tinggal, dan perkiraan tanggal kematiannya. Karya TulisApa yang diketahui tentang Az-Zahrawi terdapat dalam satu-satunya karya tulisnya: At-Tasrif liman ‘Azija ‘an at-Ta’lif (Metode Pengobatan). At-Tasrif adalah ringkasan 30 risalah yang disusun dari data medis yang dikumpulkan Az-Zahrawi dalam karir medisnya selama lima dekade sebagai pengajar dan praktisi medis. Dalam At-Tasrif, Az-Zahrawi menghasilkan sebuah ensiklopedia medis yang mencakup sejumlah aspek kedokteran dengan penekanan khusus pada kebidanan, kesehatan ibu dan anak, serta anatomi dan fisiologi tubuh manusia. At-Tasrif menguraikan penyebab, gejala dan pengobatan penyakit, dan membahas persiapan obat-obatan dan terapi, yang meliputi obat muntah dan jantung, obat pencahar, geriatri, tata rias, dietetika, materia medica, berat badan dan ukuran, serta penggantian obat. Pembahasan Az-Zahrawi tentang kesehatan ibu dan anak serta profesi kebidanan merupakan hal yang menarik dalam sejarah keperawatan. Teksnya menyiratkan bahwa ada profesi bidan dan perawat terlatih yang berkembang selama abad ke-10 Andalusia. Dia dan dokter ahli dan dokter kandungan lainnya menginstruksikan dan melatih para bidan untuk menjalankan tugas mereka dengan pengetahuan dan kepercayaan diri. Volume terakhir dan terbesar dari At-Tasrif, “On Surgery”, tidak lain adalah pencapaian terbesar dalam bidang bedah pada abad pertengahan. Buku ini merupakan risalah bedah independen pertama yang pernah ada. Ahli Bedah MuslimKarya ini mencakup berbagai masalah bedah termasuk kauterisasi, perawatan luka, ekstraksi anak panah, dan pengaturan tulang pada patah tulang sederhana dan patah tulang majemuk. Az-Zahrawi juga mempromosikan penggunaan antiseptik pada luka dan cedera kulit; menemukan jahitan dari usus hewan, sutra, wol, dan bahan lainnya; serta mengembangkan teknik untuk memperlebar saluran kemih dan pembedahan untuk mengeksplorasi rongga tubuh. Az-Zahrawi adalah orang pertama yang merinci operasi klasik untuk kanker payudara, litotripsi untuk batu kandung kemih, dan teknik untuk mengangkat kista tiroid. Dia menggambarkan dan mengilustrasikan tang kebidanan, tetapi hanya merekomendasikan penggunaannya pada janin yang sudah meninggal, dan memberikan deskripsi pertama yang diketahui tentang postur kebidanan yang sekarang dikenal sebagai “posisi Walcher.” At-Tasrif juga merupakan karya pertama yang mendiagramkan instrumen bedah, merinci lebih dari dua ratus di antaranya, yang sebagian besar dirancang oleh Az-Zahrawi sendiri. Banyak dari instrumen ini, dengan modifikasi, masih digunakan sampai sekarang. Dengan bangkitnya kembali minat Eropa terhadap ilmu kedokteran, At-Tasrif dengan cepat menjadi referensi standar yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebanyak lima kali. Susunan karya ini, diksi yang jelas, dan penjelasannya yang jernih, semuanya berkontribusi pada popularitas dan kesuksesan besar. Pengaruh Az-Zahrawi terhadap perkembangan bedah di Eropa sangat dalam dan bertahan lama. Guy de Chauliac, “Pemulih Bedah Eropa” yang diakui, mengutip Az-Zahrawi lebih dari 200 kali. (yan) Baca juga :

Read More

MUI Ajak Seluruh Umat Muslim Indonesia Perkuat Ekonomi Syariah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Ketua Umum Majelis Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengajak seluruh umat muslim di Indonesia untuk memperkuat ekonomi syariah. “Jumlah umat Islam di Indonesia angkanya sekitar 86 persen. Tetapi menurut OJK sebagaimana data yang sampaikan tadi market share ekonomi syariah di Indonesia masih sebesar 10 persen saja,” terang Buya Anwar dalam kegiatan Workshop Pra-Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah (DPS) VIII, Senin (04/09/2023). Buya Anwar menyampaikan gelaran Ijtima’ yang dilaksanakan oleh DPS merupakan kegiatan penting untuk mendongkrak perkembangan ekonomi syariah Indonesia. Hal ini disebabkan DPS adalah kepanjangan tangan dari DSN-MUI yang bertugas mengawasi jalannya fatwa yang telah dikeluarkan DSN. Kehadiran para DPS dalam kegiatan tersebut diharapkan mampu mengaktualisasikan pemahaman yang mereka dapat di lapangan. Sebab edukasi dan pelayanan terhadap kegiatan ekonomi Syariah salah satunya menjadi tugas DPS itu sendiri. “Saya yakin apabila kita mampu meningkatkan market share ekonomi Syariah di Indonesia, maka perekonomian bangsa pun akan ikut berkembang,” kata Buya Anwar. Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) DSN-MUI, Kiai Hasanudin juga mengatakan DPS yang hadir dalam kegiatan Pra-Ijtima mampu memaksimalkan forum yang telah panitia sediakan. Terlebih terdapat tiga fatwa baru yang baru-baru ini DSN-MUI sahkan. Kiai Hasanudin menilai, sosialisasi fatwa baru menjadi penting. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan dengan tugas DPS nantinya di lapangan. “Saya harap para DPS yang hadir tidak hanya fisiknya saja, tetapi juga sadar penuh dan mampu memberikan masukan yang optimal dalam diskusi nanti. Seharian ini kegiatan berjalan dengan baik, semoga sampai hari terakhir nanti juga demikian,” pungkasnya. (Iin) Baca juga :

Read More

Gus Baha : Belajar agama itu tidak perlu kaku

Rembang — 1miliarsantri.net : Ulama ahli tafsir sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA di Narukan, Kragan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membagikan tips belajar agama dengan bahagia. Tips tersebut berguna bagi umat Islam yang hendak mendalami syariat Islam. Dia menjelaskan, beragama tidak perlu kaku, apalagi menjadi seseorang yang paling benar. Nabi Muhammad SAW dan umat Islam terdahulu memiliki selera humor tinggi. Mereka tidak kaku dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada banyak kisah-kisah humor dalam kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat. “Hubungan khalik dan mahluk itu mesra. Apalagi antarmahluk, antarmanusia, nabi, sahabat, santri bersama gurunya, wali bersama muridnya, semua harus mesra,” urai Gus Baha saat menyampaikan tausiah yang disiarkan melalui kanal youtube, dikutip Rabu (06/09/2023). Gus Baha lalu menceritakan saat Nabi Musa AS mengajak 70 santrinya naik gunung. Nabi Musa AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk bersiap-siap menerima wahyu, yakni Kitab Taurat. Ketika di atas gunung, Nabi Musa AS menyendiri. Setelah beberapa lama, dia mengajak santrinya turun. “Yuk, sudah dapat wahyunya. Kita turun sekarang,” ucap Gus Baha memperagakan Nabi Musa AS mengajak para santrinya turun gunung. Tetapi, para santri Nabi Musa AS protes. “Tidak bisa begitu wahai Musa. Kita juga harus sama dong, kami ingin menyaksikan Allah dengan mata kepala sendiri, sama seperti Anda, wahai nabi,” ujarnya. Lalu, Allah SWT memerintahkan petir menyambar dan mati semua santri Nabi Musa AS. Nabi Musa sangat terkejut menyaksikan hal tersebut. Nabi Musa lalu berkata kepada Allah: “Jangan begitu Allah, aku kan butuh saksi yang menyaksikan bahwa aku benar-benar menerima wahyu dari-Mu. Kalau mati semua, maka tidak ada saksi? Sekalian saja aku Kau matikan. Hidupkanlah mereka lagi ya Allah,” ujar Nabi Musa memohon. Lalu, santri Nabi Musa AS dihidupkan kembali oleh Allah SWT. Mereka menjadi saksi turunnya wahyu Nabi Musa AS. Gus Baha mencontohkan belajar agama dengan cara bahagia. Dia menafsirkan Al-Qur’an lalu disampaikan menggunakan bahasa yang ringan, bisa dipahami masyarakat awam. Meski disambut gelagak tawa, namun terdapat hikmah di balik kisah tersebut, salah satunya belajar Islam tidak perlu kaku. (lif) Baca juga :

Read More

Polrestabes Surabaya Gelar Acara Sholawat Nabi dan Doa Bersama

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam rangka memperingati Maulid (hari kelahiran) Nabi Muhammad SAW, jajaran Polrestabes Surabaya bersama Tim Hadrah Aulian Musthofa Polda Jatim menggelar kegiatan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan do’a bersama. Kegiatan ini diikuti segenap anggota Polrestabes Surabaya dan jajaran di halaman Mapolrestabes Surabaya, Jalan Taman Sikatan, Surabaya, Selasa (05/09/2023) malam. Tim Hadrah Aulian Musthofa Polda Jatim pimpinan Ketua Bhayangkari Daerah Jatim Yesika Toni Harmanto tampil memukau dihadapan undangan yang hadir pada malam itu. Turut mendampingi, Ketua Bhayangkari Cabang Surabaya Vita Pasma dan dihadiri sekretaris MUI kota Surabaya Drs. Muhaimin Ali, Sekretaris PC NU Kota Surabaya KH. Drs. Masduki Toha, Wakil Ketua PD Muhammadiyah Surabaya Drs. HM. Rofik Munawai, FKUB KH. Qodi Safi’i, Ketua LDII Surabaya Setiadji. Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce, Kapolres KP3, Kapolres Gresik, Kapolres Pasuruan Kota, Wakapolresta Sidoarjo, para PJU dan Pengurus Bhayangkari Cabang Surabaya juga Tim Hadrah Aulian Musthofa Polda Jatim beserta Tim Hadrah Annisa Polrestabes Surabaya juga hadir memeriahkan acara tersebut. Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, kegiatan ini untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara tercinta. “Syukur Alhamdulillah, kita dapat melaksanakan Sholawat dan doa bersama. Semoga amal baik kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal aalamiin,” pungkas Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce. (yat) Baca juga :

Read More

Pinjaman Syariah Akan Diberikan oleh Pemerintah Inggris

London — 1miliarsantri.net : Pemerintah Inggris akan menerapkan pembiayaan mahasiswa halal setelah 2025. Hal ini menjadikan program tersebut sebagai salah satu skema pinjaman mahasiswa pertama di dunia yang didukung oleh negara dan sesuai dengan Syariah. Alternative Student Finance (ASF) akan diperkenalkan setelah peluncuran hak pinjaman seumur hidup (LLE), yang akan menggantikan sistem pinjaman mahasiswa saat ini pada 2025. Ini berarti mahasiswa Muslim yang tidak ingin mengambil pinjaman berbunga akhirnya dapat mengakses pembiayaan mahasiswa. “Pengenalan Hak Pinjaman Seumur Hidup (LLE) berarti bahwa ASF akan tersedia setelah tahun 2025 untuk memastikan bahwa ASF sesuai dengan keuangan mahasiswa pada umumnya, yang mulai tahun 2025 akan menjadi LLE,” kata DFE dalam sebuah posting blog, dikutip Islam Channel, Selasa (05/09/2023) Para pelajar muslim beberapa tahun terakhir terus berjuang mengakses keuangan siswa secara halal. Kelompok-kelompok seperti Sensus Muslim, Yayasan Zakat Nasional, Guru Keuangan Islam, dan advokat mahasiswa Asha Hassan, telah memainkan peran penting dalam meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk akhirnya memenuhi janji mereka. Pada 2013, Perdana Menteri David Cameron mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan produk keuangan alternatif yang sesuai dengan syariah bagi mahasiswa Muslim. Penelitian menunjukkan, pinjaman tradisional berbasis bunga menjadi penghalang bagi Muslim untuk mengenyam pendidikan tinggi atau menyebabkan kesulitan keuangan bagi mereka yang memilih untuk kuliah. Lalu, bagaimana cara kerjanya? ASF akan sesuai dengan Syariah dan akan menggunakan prinsip keuangan Islam yaitu Takaful. Mereka yang menggunakan ASF akan membayar jumlah yang sama untuk studi mereka seperti mereka yang menggunakan sistem pinjaman mahasiswa standar. Calon mahasiswa akan mengajukan permohonan ‘pembayaran alternatif’ untuk biaya kuliah dan biaya hidup mereka, bukan pinjaman mahasiswa tradisional. Seperti pinjaman mahasiswa yang sudah ada, pengajuan akan dilakukan melalui Student Finance England. Setelah menyelesaikan atau meninggalkan studi, mahasiswa akan membayar kontribusi ke dana yang hanya akan digunakan untuk membantu mahasiswa di masa depan mengakses ASF. Pemerintah Inggris pertama kali mengusulkan produk keuangan mahasiswa yang sesuai dengan keyakinan Muslim pada 2013. Undang-Undang Penelitian Pendidikan Tinggi 2017 mengizinkan pemerintah untuk memperkenalkan produk semacam itu, tetapi tidak ada produk yang diperkenalkan. Masalah ini telah diangkat di Parlemen beberapa kali, dengan penundaan yang digambarkan sebagai “memalukan” oleh Lord Sharkey. Pada Juli 2023, pemerintah menerbitkan makalah kebijakan tentang rencananya untuk pembiayaan siswa alternatif di Inggris. Mereka mengkonfirmasi bahwa produk baru tersebut akan: Pemerintah mengatakan, mereka bekerja sama dengan Dewan Keuangan Islam Inggris untuk memastikan bahwa pembiayaan mahasiswa alternatif sesuai dengan hukum Syariah. Pemerintah juga mengatakan bahwa mereka perlu membuat undang-undang sekunder untuk menentukan bagaimana sistem yang baru ini akan bekerja. (aan/AP) Baca juga :

Read More

Memuliakan Tamu, “Adab Bagi Tuan Rumah”

Bekasi — 1miliarsantri.net : Bertamu merupakan bagian dari memelihara silaturahmi. Secara etimologis, silaturahmi dan silaturahim adalah dua kata yang semakna. Kedunya berasal dari bahasa Arab yang berarti jalinan kasih sayang, hubungan kasih sayang, dan yang semakna dengan keduanya. Silaturahim adalah bahasa agama (secara ontologis) untuk menunjukkan jalinan kasih sayang diantara sanak saudara yang masih ada hubungan darah. Seperti anak kepada orangtua, adik kepada kakak, keponakan kepada paman, cucu kepada kakek-nenek. Sedangkan silaturahmi adalah bahasa pergaulan yang sudah menjadi bahasa Indonesia dan diserap dari bahasa Arab. Kata ini menujukkan makna persaudaraan dan persahabatan yang dibangun melintasi batas hubungan darah. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memelihara silaturahmi dan memuliakan tamu, sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari). Islam memberikan panduan dalam bentuk adab memuliakan tamu dan adab bertamu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihiwassallam. Adab yang perlu diperhatikan oleh tuan rumah, Pertama, mengundang tamu, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, tidak mengundang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Kedua, mengundang tamu dari semua golongan, tanpa mengkhususkan golongan tertentu, misal hanya mengundang orang kaya (mampu) saja tanpa mengundang orang tidak mampu (miskin), sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim). Ketiga, disunahkan mengucapkan selamat datang kepada tamu, sebagaimana dalam hadits Nabi, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari). Keempat, menyediakan hidangan sesuai dengan kemampuannya, namun tetap berupaya menyediakan makanan dan minuman yang terbaik yang tidak menyulitkannya dan berlebih-lebihan, serta mendekatkan hidangan kepada tamu. Allah ta’ala berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya: فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27). Kelima, melayani tamu dengan ikhlas, mengajaknya berbincang-bincang dengan tutur kata yang sopan, menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri, yang menunjukkan kemuliaan akhlak tuan rumah. Keenam, masa menjamu tamu adalah tiga hari, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” Ketujuh, hantarkan tamu yang akan pulang hingga kedepan rumah, atau hingga menuju kendaraan yang akan ditumpanginya, serta ucapkan kata-kata perpisahan yang baik yang mencerminkan kemuliaan akhlak dan keikhlasan dalam memuliakan tamu. (tah/012)

Read More

Film “Suara Yang Dibuang” karya Buruh, Tayang Perdana di 5 Kota Indonesia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Perhimpunan Jurnalis Rakyat (PIJAR) yang merupakan sayap organisasi Partai Buruh menggelar pemutaran film dokumenter berjudul “Suara yang Dibuang” serentak di 5 (lima) kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, Selasa (05/09/2023) “Khusus di Jakarta, pemutaran perdana akan diselenggaraakan di 15th Park Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,” ujar Kahar S. Cahyono selaku Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh yang juga sebagai sutradara dalam pembuatan film dalam siaran Pers kepada 1miliarsantri.net, Selasa (05/09/2023). Kahar menambahkan, mengutip pendapat John Grierson, film dokumenter merupakan “penggambaran kreatif tentang kenyataan”. Menurut pandangannya, film dokumenter bukan sekadar merekam fakta, tetapi juga memadukan elemen seni dengan tujuan mendokumentasikan aspek-aspek kehidupan manusia secara obyektif. “Dalam kaitan dengan itu, film ini merekam ikhtiar dari kelas pekerja yang selama ini suaranya diabaikan dan bahkan dibuang di keranjang sampah dalam membangun alat politiknya sendiri. Dan yang menarik, keseluruhan proses pembuatan film ini dikerjakan sendiri oleh para buruh yang sebagian merupakan pekerja muda atau millenial,” sambungnya. Latar belakang pembuatan film ini didasarkan pada kenyataan, bahwa di Indonesia, demokrasi elektoral selama ini jauh dari rakyat kecil. Tak jarang rakyat kecil, termasuk kelas pekerja hanya dijadikan komoditi politik oleh elit politik dan kaum oligarki. Tak heran, kebijakan politik yang diambil lebih banyak merugikan kelas pekerja dan jauh dari suara rakyat. Politik dijadikan barang najis dan asing bagi rakyat kecil sehingga harus dijauhi. Padahal, menjauhkan rakyat dari akses politik adalah tindakan sistematis menjauhkan rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan nasib mereka. “Hingga akhirnya, kaum buruh, petani, nelayan, miskin kota, pekerja rumah tangga, pemuda, hingga penyandang disabilitas, menyadari pentingnya kelas pekerja untuk ikut ambil bagian dalam membangun alat politiknya sendiri. Kiprah rakyat kecil ini bangkit merebut ruang politiknya dengan membangun partainya sendiri inilah yang dipotret dalam film ini,” lanjutnya. Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengapresiasi pembuatan film oleh kalangan buruh. Jika selama ini buruh identik dengan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi, mereka juga bisa bersuara melalui film. “Partai Buruh mendorong dan memfasilitasi anak-anak muda membuat karya kreatif untuk menyuarakan realitas sosial,” terang Said Iqbal. Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, lahirnya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja menjadi titik awal penderitaan rakyat kecil khususnya pekerja. Undang-undang ini pula yang menjadi cikal bakal lahirnya kembali Partai Buruh di Indonesia. Tentu akan menarik jika kaum buruh itu sendiri mendokumentasikan proses perjuangannya ke dalam sebuah karya. Said Iqbal menyampaikan, setelah pemutaran perdana yang dilakukan serentak di 5 (lima) kota, pihaknya menginstruksikan seluruh jajaran Partai Buruh untuk menggelar nonton bersama (nobar) di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. “Nobar akan dilakukan terbuka di halaman kantor exco Partai Buruh, kontrakan-kontrakan buruh, perkampungan nelayan, posko-posko perjuangan petani, dan tempat-tempat lain di mana kelas pekerja berkumpul,” lanjutnya. Sementara itu di kota Surabaya, penayangan film dokumenter Suara Yang Dibuang dihadiri para Caleg DPR RI, Caleg DPRD Propinsi Jatim, seluruh Caleg DPRD Kota, organisasi sayap Partai Buruh, para relawan dan juga simpatisan Partai Buruh. Nuruddin Hidayat, Exco Partai Buruh Kota Surabaya menyampaikan, pemutaran film dokumenter ini juga untuk membangun semangat perjuangan seluruh element Partai Buruh sekaligus sebagai sarana pertemuan dan konsolidasi persiapan para Caleg Partai Buruh. “Film ini merupakan gambaran nyata mengenai bagaimana kehidupan masyarakat kita saat ini yang tidak terwakili aspirasinya di pemerintahan,” terang pria yang akrab dipanggil Udin ini kepada 1miliarsantri.net saat pemutaran film Suara Yang Hilang di Omah Perjuangan, Berbek Sidoarjo, Selasa (05/09/2023). Dalam kegiatan ini juga dihadiri perwakilan exco dari Kabupaten Gresik, caleg dan exco Kabupaten Sidoarjo, beberapa komunitas kepemudaan dan juga serikat buruh di wilayah Jawa Timur. (fq/frid)

Read More