Kerajaan Saudi Memberikan Peluang Haji dan Umrah Dengan Menggunakan Visa Kunjungan Pribadi

Dubai — 1miliarsantri.net : Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan, warga negara Saudi sekarang dapat mengundang teman-teman mereka untuk melakukan umroh melalui visa kunjungan pribadi. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi kunjungan teman-teman asing untuk umrah. Kementerian menyatakan, visa kunjungan pribadi menawarkan empat manfaat utama. Pertama dikeluarkan untuk satu atau beberapa perjalanan, dan kedua yaitu kesempatan untuk melakukan ritual umroh dan mengunjungi masjid Nabawi. Ketiga yakni eksplorasi berbagai tempat wisata di seluruh wilayah dan kota di Arab Saudi. Keempat ialah kesempatan untuk mengunjungi situs bersejarah dan memperkaya tujuan di berbagai kota kerajaan. Kementerian Haji dan Umrah ini lebih lanjut mengklarifikasi bahwa ada dua jenis visa yang tersedia. Visa pribadi satu perjalanan memiliki masa berlaku 90 hari dengan masa tinggal 90 hari. Sedangkan visa pribadi multi-perjalanan tetap berlaku selama 365 hari, memungkinkan masa tinggal 90 hari. Wakil Menteri Haji dan Umroh, Abdulfattah Mashat Dr. Abdul Fattah Mashat, menyampaikan, Kerajaan Arab Saudi tengah bersiap menghadapi peningkatan jumlah perusahaan yang memenuhi syarat menyediakan layanan bagi jamaah umroh di musim baru ini yang ada kemungkinan peningkatan jumlah peziarah internasional. Dilansir di Asharq Al-Awsat, Selasa (18/7/2023), Mashat mengatakan kelompok pertama jamaah umroh dan pengunjung Masjid Nabawi akan mulai berdatangan dari luar Kerajaan, pada hari pertama tahun baru Hijriah. Pemerintah Saudi juga disebut telah bekerja keras untuk menyediakan serangkaian fasilitas yang komprehensif. Tujuannya, untuk memungkinkan umat Islam dari seluruh penjuru dunia dengan mudah mengakses Dua Masjid Suci. Tidak hanya itu, ia juga mengharapkan terjadi peningkatan jumlah jemaah umroh yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tujuan “Visi 2030” Kerajaan. Warga negara Saudi dapat mengajukan visa pribadi melalui platform visa Kementerian Luar Negeri. Selanjutnya, menyederhanakan proses mengundang teman mereka untuk umroh ke Arab Saudi. (dul)

Read More

Perjalanan Jenderal Sudirman, Mulai Guru SD Hingga Menjadi Jenderal

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : “Dan hari ini saya dengan rasa khidmat akan melantik saudara Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat kita dengan pangkat Jenderal. Kewajiban seorang panglima besar bagi kita adalah berat sekali,” Demikian ucapan Presiden Sukarno saat melantik Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 18 Desember 1945 di Markas Besar Tentara di Gondokusuman, Yogyakarta. Pengangkatan Kolonel Soedirman yang masih berumur 29 tahun menjadi orang nomor satu di TKR di luar dugaan Belanda saat itu, karena dalam pemilihan Panglima Besar TKR, Soedirman harus bersaing dengan Hamengkubuwono IX, Widjoyo Soeryokusumo, GPH Purbonegoro, Oerip Soemohardjo, Suryadarma, M Pardi, dan Nazir. Peluang Soedirman menjadi panglima besar sangat tipis. Setelah pemilihan, sebuah surat kabar Belanda mengejek dan meremehkan pengangkatan Soedirman menjadi panglima. “Republik Indonesia mengangkat seorang guru SD menjadi panglima besar. Tahu apa guru sekolah itu!” tulis media Belanda seperti dikutip dari buku Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang ditulis oleh Letjen (Purn) Tjokropranolo terbitan CV Haji Masagung 1993. TKR terpaksa menggelar rapat pemilihan panglima besar karena di kalangan pucuk pimpinan TKR daerah merasakan adanya satu kekurangan, yaitu Soepriyadi sebagai pimpinan tertinggi TKR yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno tidak pernah muncul. Atas dasar itu, ada keinginan kuat di kalangan pimpinan markas tinggi TKR untuk memilih dan mengangkat seorang perwira tinggi guna menggantikan Soepriyadi. Kemudian, pada 12 November 1945 di Markas Tinggi Tentara Keamanan Rakyat (MTTKR) di Gondokusuman, Yogyakarta, menggelar Konferensi Besar TKR. Selain dihadiri oleh hampir semua Komandan Divisi dan Resimen TKR, Konferensi juga dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuono IX, Sunan Pakubuwono XII, dan Mangkunegoro X. Utusan dari Sumatra yang hadir hanya seorang, yaitu Kolonel Moh Noeh mewakili enam Divisi di Sumatera, sedangkan wakil dari Jawa Timur tidak hadir lengkap karena sedang menghadapi keadaan genting sebagai akibat peristiwa 10 November. Hadir pula beberapa mantan KNIL seperti Didi Kartasasmita, Jatikusumo (KNIL dan PETA), Gatot Soebroto (KNIL dan PETA), dan Suryadarma. Awalnya, konferensi yang dipimpin Kepala Staf Umum Letjen Oerip Soemohardjo berjalan lancar. Namun, suasana tiba-tiba menjadi tegang ketika diumumkan akan dilanjutkan rapat lain yang tidak dapat ditunda, yakni memilih calon-calon yang akan dipilih menjadi pimpinan tertinggi TKR. Karena dadakan, peserta yang hadir belum siap dengan calon-calonnya. Suasana tegang menjadi tenang dan hangat setelah Soedirman meminta rapat diskors untuk memilih calon-calon. Pada saat itu sudah kelihatan kebijaksanaan dan kearifan Soedirman yang ketika itu berpangkat Kolonel dengan senjata dan pasukannya yang paling banyak. Ketika rapat dimulai lagi, rapat dipimpin oleh Holland Iskandar. Pemilihan berjalan secara terbuka, demokratis. Ada delapan nama calon yang tercantum di papan tulis, di antaranya Hamengkubuwono, Widjoyo Soeryokusumo, GPH Purbonegoro, Soemohardjo, Soedirman, Suryadarma, M. Pardi, dan Nazir. Tata cara pemilihan dilakukan dengan hanya mengangkat tangan satu persatu, setelah nama-nama calon disebutkan oleh panitia. Pemilihan dilakukan tiga kali. Yang pertama dua orang calon gugur. Pemilihan selanjutnya dua orang calon juga gugur lagi. Barulah pada pemilihan yang ketiga, giliran nama Kolonel Soedirman disebut. Hasil hitungan menunjukkan suara terbanyak bagi calon yang namanya disebut terakhir kali. Selisih perbedaan suara yang diperoleh antara Soedirman dan Oerip Soemohardjo tidak banyak. Tetapi dari enam divisi di Sumatra yang mewakili enam suara memberikan seluruh suaranya itu kepada Soedirman. Dan, Soedirman yang pernah menjadi Opsir PETA itu terpilih sebagi Panglima TKR. Soedirman mengalahkan perwira-perwira yang usianya lebih tua darinya, dan hampir semua perwira Komandan Panglima di daerah-daerah berasal dari PETA dan Gyugun. Selanjutnya, Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX diusulkan menjadi Menteri Pertahanan. Oerip Soemohardjo yang usianya jauh lebih tua, diminta tetap menjadi Kepala Staf Umum TKR. Beliau dianggap mahir soal strategi militer dalam menghadapi tentara Belanda. Di kalangan perwira-perwira Jawa yang besar jumlah anggotanya, Soedirman mempunyai kelebihan daya tarik dan dipandang punya kharisma yang besar. Di zaman pendudukan Jepang, Soedirman pernah duduk sebagai anggota Dewan Daerah “Syu Sangi Kai” di Purwokerto, di Jawa Tengah, sehingga sedikit banyak punya pengalaman di dunia politik. Sesudah Proklamasi, Soedirman menjadi lebih terkenal di medan perang karena mampu memukul mundur sebuah satuan tugas Inggris di Ambarawa. Di hari-hari pertama pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyar) di Banyumas, Soedirman berhasil melakukan perlucutan senjata terhadap bala tentara Jepang dengan jalan diplomasi tanpa banyak korban. Soedirman adalah pemimpin divisi yang mempunyai persenjataan lebih banyak yang diperoleh dari hasil penyitaan dari pihak Jepang sehingga dapat membantu divisi lainnya yang kekurangan persenjataannya. Soedirman juga punya kewibawaan yang disegani oleh pihak Jepang saat menjabat sebagai Daidancho. Soedirman juga pernah menjabat sebagai guru sekolah Muhammadiyah yang memiliki sifat kebapakan. Soedirman adalah pemimpin pemuda Muhammadiyah. Soedirman adalah pemimpin Pramuka Hisbulwathon maupun KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Soedirman adalah pemimpin koperasi kabupaten. Soedirman juga menjadi anggota DPRD. Meskipun pernah mengikuti latihan PETA sebagai Daidancho, Soedirman yang lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 adalah seorang pendiam, teguh hati, lemah lembut tetapi tegas sebagai seorang pemimpin dalam ketentaraan. Soedirman cepat mengambil keputusan yang tepat. Sekali putusan diambil, tidak dapat mudah diubah lagi oleh siapapun. “Beliau selalu tekun menjalankan agamanya, yaitu agama Islam sehingga beliau berkat rahmat dan bimbingan Allah SWT lahir sebagai seorang pemimpin bagi Tentara Indonesia yang meniti dan naik panggung sebagai Panglima Besar yang akan memenangkan perjuangan kemerdekaan. Memang itulah kenyataannya yang terjadi! Soedirman menjadi Panglima Besar,” tulis Tjokropranolo dalam bukunya. Pada 29 Januari 1950, Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman wafat di Magelang, Jawa Tengah. Banyak rakyat berkumpul hingga sepanjang dua kilometer untuk ikut mengiringi prosesi pemakaman sang pahlawan revolusioner tersebut. Empat tank dan 80 kendaraan bermotor turut mengantarkan Jenderal Besar Soedirman menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta. (mif)

Read More

Wamenag : Agama dan Budaya Tidak Dapat Dipisahkan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan seni dan budaya bukanlah sekadar dekorasi yang menghiasi jalinan masyarakat Indonesia. Keduanya adalah inti dari identitas Indonesia sebagai bangsa yang menghubungkan masyarakatnya dengan para leluhur dan menjadi inspirasi untuk merangkul kemanusiaan. Makna seni dan budaya ini disampaikan Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki saat mewakili Menteri Agama membuka Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara 2023 di Jakarta. Helat yang diinisiasi Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama ini mengusung tema Saleh Beragama dan Saleh Berbudaya. “Gelaran Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara ini menjadi momentum bagi kita untuk membangun kesalehan beragama kita agar tidak terjerabut dari identitas kebangsaan Indonesia yang multikultural,” ungkap Wamenag, kepada media, Jumat (21/7/2023) malam. Dirinya berharap, para seniman dan budayawan dapat membawakan pesan-pesan agama melalui produk-produk budaya yang bisa menggerakkan masyarakat agar tetap guyub, rukun, saling tolong menolong, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Dalam konteks agama dan budaya, Wamenag berkisah tentang Clifford Geertz, seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat yang menganggap kyai/ulama’ pesantren sebagai makelar budaya atau cultural broker. Clifford Geertz, menyimpulkan demikian, karena melihat para kyai melakukan fungsi screening bagi budaya luar. Nilai-nilai baru yang dianggap merugikan, disaring oleh mereka agar tidak menanggalkan budaya lama. “Jika diilustrasikan, kyai bagaikan dam atau waduk yang menyimpan air untuk menghidupi daerah sekitar. Agama dan budaya adalah dua entitas yang saling mengisi dan saling mempengaruhi. Islam memiliki nilai universal, sedangkan budaya juga mencerminkan nilai-nilai moral, etika, dan identitas suatu masyarakat, ” tandas Wamenag. Wamenang menambahkan, karena itu, corak kekhasan Islam di Indonesia menunjukkan pola keislaman yang tidak bisa dipisahkan dengan budaya lokal. Ini selaras dengan apa yang disebut Gus Dur sebagai Pribumisasi Islam,” kata Wamenag. Ia menambahkan kesalehan dalam beragama adalah sebuah kondisi orang beriman yang merujuk pada tingkat kualitas ketulusan, kesetiaan, dan kepatutan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Kesalehan ini dapat diperoleh dari ritual ubudiyah yang dijalankan sehari-hari. Namun, kesalehan beragama saja tidaklah cukup. “Kesalehan dalam berbudaya juga penting sebagai komitmen orang beragama sekaligus warga negara. Komitmen ini merujuk pada sikap dan perilaku seseorang yang menghargai, memahami, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal yang ada di lingkungannya,” tegas Wamenag. Penting untuk diingat, lanjut Wamenag, bahwa Saleh dalam Beragama dan Saleh dalam Berbudaya berkaitan erat dengan nilai dan norma budaya yang berlaku di masyarakat tertentu. “Maka, seperti kata Gus Dur dalam buku ‘Islamku, Islam Anda, Islam Kita’, selama budaya Islam masih hidup terus, selama itu pula benih-benih berlangsungnya cara hidup Islam tetap terjaga,” tutup Wamenag. (rid)

Read More

Pangeran Diponegoro Dikubur dengan Keris Kiai Ageng Bondoyudo

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Pangeran Diponegoro memiliki sejumlah koleksi senjata pusaka. Sebagian besar senjata itu dibagi-bagikan di antara anggota keluarga dekatnya, kecuali satu— keris Kiai Ageng Bondoyudo. “Keris ini dibuatnya dari pusaka lain pada tahun kedua Perang Jawa dan lebih sebagai jimat daripada senjata tempur. Ia telah mewarisi juga sebilah keris, Kiai Abijoyo, dari ayahnya, barangkali tatkala ia diangkat sebagai Raden Ontowiryo pada September 1805 ,” kata Sejarawan Peter Carey, penulis buku P.Diponegoro, Kuasa Ramalan kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (22/07/2023) Hadiah panah Sarutomo, yang tampil di mata Diponegoro bagai lesatan selarik cahaya, lagi-lagi mengingatkan pada Arjuna, tokoh wayang yang paling sering disamakan dengan Pangeran (Carey 1974a:12– 6; hlm. 471).KetDalam cerita wayang yang diambil dari Mahabharata, senjata sakti yang sama dikaitkan dengan pangeran Pandawa itu tatkala ia bersamadi di Danau Tirtomoyo. Hal itu mungkin juga punya kaitan dengan masa kehancuran Jawa yang akan ditimbulkan oleh Diponegoro sebagaimana diramal oleh suara gaib di Parangkusumo, sama halnya dengan panah Arjuna, Pasopati, menjadi sarana penghancuran kekuatan jahat dalam kidung Arjunawiwāha (Pernikahan Arjuna; Poerbatjaraka 1926:288–90). Tentu saja, Diponegoro sangat menghargai senjata itu. Sekembalinya ke Tegalrejo, ia mewujudkannya dalam sebentuk belati kecil atau cundrik, yang kemudian dibawa-bawa oleh istrinya yang keempat, Raden Ayu Maduretno (pasca-Agustus 1825, Ratu Kedaton), selama Perang Jawa. “Kira-kira pada 1827, belati itu dilebur bersama dengan dua benda pusaka lain milik Diponegoro menjadi sebilah keris pusaka, bernama Kiai Ageng Bondoyudo (Yang Mulia bertanding tanpa senjata), yang digunakan mengobarkan semangat prajuritnya selama tahap perjuangan sulit melawan Belanda,”paparnya. (mif)

Read More

SWF Saudi Arabia Dirikan Pabrik Susu Unta

Riyadh — 1miliarsantri.net : Lembaga Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi berencana mendirikan perusahaan baru “Sawani” yang diharapkan bisa menjadi produsen utama produk susu unta, terutama susu unta yang memiliki kandungan mineral dan vitamin yang tinggi seperti vitamin A, B, E, dan C. Sovereign Wealth Fund (SWF) Saudi tersebut secara resmi mengumumkan pendirian Sawani untuk memungkinkan pertumbuhan industri peternakan unta Saudi dan secara aktif berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. “Arab Saudi memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang industri susu unta dan potensi yang sangat besar untuk memperluas kemampuan operasionalnya dan ekosistem yang lebih luas,” kata Kepala Barang Konsumen dan Ritel di Divisi Investasi MENA PIF, Majed al-Assafsaid dilansir dari Alarabiya, Jumat (21/07/2023). Menurutnya, perusahaan memiliki keunggulan kompetitif di seluruh rantai pasokan. Dengan adanya dukungan investasi maka akan memungkinkan pertumbuhan industri yang signifikan. “Pada akhirnya mengarah pada ekspor produk susu unta yang memiliki banyak manfaat nutrisi ke pasar regional dan global,” dia. Sawani akan menempatkan keberlanjutan di semua tahap produksi, distribusi, dan pemasaran serta meningkatkan kesadaran akan manfaat kesehatan dari produk susu unta di kalangan konsumen. PIF berinvestasi di sektor pangan dan pertanian negara untuk membantu mendiversifikasi ekonomi Kerajaan sebagai bagian dari Visi 2030. PIF telah mendirikan 84 perusahaan sejak 2017. (dul)

Read More

Gus Dur Pernah Memprediksi Perjalanan Al Zaytun berikut Berbagai Macam Kesalahan Yang Dilakukan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang, kini sedang berperkara di Bareskrim Mabes Polri atas kontroversi yang sering disampaikan hingga berakibat menyalahi hukum dengan azas pelaporan dugaan penodaan agama. Kasus Panji Gumilang rupa-rupanya sudah pernah diprediksi oleh Mantan Presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gusdur, pada 17 tahun lalu atau pada tahun 2006. Saat itu Gusdur sudah memprediksi apa yang akan terjadi pada Ponpes Al Zaytun Indramayu dan Panji Gumilang. Ternyata, di tahun 2023, prediksi Gusdur ini terbukti. Pada tahun 2006 lalu, Gusdur pernah melakukan wawancara dengan tim repoter NII Crisis Center (NCC), didampingi putrinya, Yeni Wahid dan Sulaiman (Sekretaris pribadinya). Pada saat itu, Gusdur ditanya oleh reporter mengenai kapan dirinya akan membongkar kebobrokan Ponpes Al Zaytun Indramayu dan Panji Gumilang. “Tunggu saja tanggal mainnya, mereka sendiri kok yang akan menggali kuburannya sendiri,” ujar Gusdur kala itu. Kemudian, pada kesempatan wawancara tersebut, Gusdur juga mengungkapkan, bahwa Karni Ilyas memberikan bocoran kepadanya untuk bongkar-bongkaran soal baiat ala Negara Islam Indonesia (NII) di Ponpes Al Zaytun Indramayu. “Inikan jelas-jelas makar. Kok ada Negara dalam Negara dibiarkan,” tegas Gus Dur. Pada 17 tahun yang lalu, Gusdur berucap bahwa saat itu Ponpes Al Zaytun Indramayu sedang mengalami kepanikan yang luar biasa, dan sibuk untuk menyelamatkan diri. “Intinya sekarang ini seluruh jajaran Zaytun sedang panik dan super sibuk bagaimana menyelamatkan diri. Ini harus kita lawan bersama, apa artinya saya sendirian,” lanjut Gus Dur. Terkait banyaknya orang yang menyerang Ponpes Al Zaytun Indramayu kala itu, Gusdur mengatakan, bahwa sebenarnya orang-orang itu kurang kritis, ditengah orang yang buta dan membuta. “Tapi masih baguslah mereka masih mau mengkritisi Zaytun. Zaytun itu bukan sekedar isu sesat, Zaytun itu musuh kemanusiaan, musuh bersama kita semua. Ia bagai mesin penghancur masa depan anak bangsa, zaytun itu alat iblis untuk merusak tatanan masyarakat,” jelas Gus Dur. Gus Dur memberikan gambaran ketika anak-anak mahasiswa disuruh menipu orangtuanya sendiri katanya teknis, Gus Dur menidung itu adalah penipuan dan kesesatan karena mengajarkan anak menjadi penipu. “Teknis Mbahmu, nipu yah nipu. Kalo ada orang masih percaya dengan gombalannya Zaytun, orang tersebut pasti orang munafiq. Kalau ada orangtua yang belain Zaytun yah orang tua yang durhaka dan gak punya hati nurani,” ungkap Gus Dur. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, fakta demi fakta tentang Ponpes Al Zaytun Indramayu mulai terungkap dan apa yang pernah disampaikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur benar-benar terbukti. Menurut Gusdur, pesantren pimpinan Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang atau yang biasa disapa Panji Gumilang ini, terdapat trafficking atau perdagangan manusia yang berkedok Negara Islam Indonesia (NII). “Inikan trafficking atas nama NII. Apa itu gak jahat? Apapun alasannya untuk perjuangan, kondisi darurat,” ungkapnya dikutip dari berbagai sumber saat melakukan wawancara dengan tim repoter NII Crisis Center (NCC). Yang dimaksud trafficking berkedok NII oleh Gusdur sangat beralasan. Pasalnya, di Ponpes Al Zaytun Indramayu orang-orang disuruh bekerja secara rodi layaknya Romusha, yang diterapkan oleh militer Jepang. “Kalian bisa lihat sendiri itu di Zaytun, orang dibuat kerja rodi kaya Romusha. Tenaganya diperas, istri dan anaknya dipisahkan. Gak digaji sepantasnya, jangankan berharap UMR dan ada Jamsostek. Itu bisa-bisa tipu mereka aja,” paparnya. Lalu, Gusdur pun membandingkan Panji Gumilang dengan apa yang dilakukan PKI, Hitler, dan Zionis Yahudi. Gusdur menilai, sosok Panji Gumilang sangat jahat, karena tidak menyayangi dan membela anak buahnya sama sekali. “PKI, Hitler, dan Zionis Yahudi sekalipun yang dibilang masyarakat itu jahat, mereka sangat sayang dan membela anak buahnya. Apa Imam Kartosuwiryo rela jamaahnya diperas begitu?! saya yakin ia marah dan terluka,” jelasnya. Lalu, saat disinggung mengenai usaha Gusdur terhadap Ponpes Al Zaytun Indramayu, Gusdur menegaskan, apakah dirinya harus berkoar-koar berteriak untuk menghancurkan Ponpes Al Zaytun Indramayu. “Anda gak tahu! Apa saya harus teriak-teriak hancurkan Zaytun, fatwakan NII SESAT!. Dulu yang kasih anak-anak itu temuan MUI, saya diberi tahu Kyai Sahal Mahfudz,” terangnya. “Yah dibongkarlah sama anak-anak itu. Saya yang perintahkan Chaidar dan kawan-kawan untuk maju gugat,” katanya lagi. Gusdur mengaku, dirinya memang diminta oleh para Kyai untuk bicara soal Ponpes Al Zaytun Indramayu. Namun, pada saat itu Gusdur mengatakan, tunggu saja tanggal mainnya, dimana Gusdur akan melakukan tindakan. “Saya bilang nanti tunggu saja tanggal mainnya, Abu Toto itu tahu kok kalo ia sekarang tinggal menghitung hari,” lanjutnya lagi. Lantas, ketika ditanya tentang prediksinya tentang Ponpes Al Zaytun Indramayu, Gusdur mengaku, bahwa dirinya mempunyai muslim di RepublikaN. Lalu, Gusdur pun bercerita banyak tentang ramai-ramai umat NII KW9 berduyun-duyun jadi Tim Sukses di RepublikaN. “Abu Toto itu lagi panen duit. Habis dapat dari Wiranto, balik kanan ke JK. Sekarang ke RepublikaN. Umatnya itu kaya sapi yang tercocok hidungnya, kaya bebek ngekor Mas’ulnya,” urai Gus Dur. Sebelumnya, Gusdur juga pernah memprediksi tentang masa depan Ponpes Al Zaytun Indramayu. Prediksi ini dilakukannya jauh sebelum Ponpes Al Zaytun Indramayu terkenal, dan mengundang kontroversi seperti yang terjadi sekarang ini. Dikutip dari hasil wawancara yang dilakukan Gusdur dengan tim repoter NII Crisis Center (NCC), Gusdur mengungkapkan, bahwa Ponpes Al Zaytun Indramayu ini sebenarnya milik mantan Presiden RI, Soeharto. Menurut Gusdur, Soeharto pada zaman dulu mempunyai obsesi At tien dan Al Zaytun. Soeharto juga sangat paham dengan apa yang dilakukan Abdusaalam Rasyidi Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu. “Pak Harto tahu semua yang dikerjakan si Panji Gumilang. Wong Abu Toto itu binaan ‘anak emasnya’ Ali Moertopo,” sebutnya. Gusdur juga mengungkapkan, bahwa Ponpes Al Zaytun Indramayu tersebut sebenarnya merupakan proyek mercusuar. Kendati demikian, keberadaan Ponpes Al Zaytun Indramayu ini sebenarnya tidak ada manfaatnya sama sekali terhadap bangsa Indonesia. “Itu proyek mercusuar yang gak ada manfaatnya untuk bangsa,” lanjutnya. Gusdur juga menyampaikan, bahwa Soeharto memiliki mimpi yang sangat besar terhadap Indonesia. Hanya saja, mimpi besarnya tersebut hingga saat ini tidak kesampaian. “Pak Harto itu punya mimpi, tapi gak kesampaean. Ia yang memerintahkan Sa’adilah Mursyid mengirim sapi tapos ke Zaytun ditahun 1999,” paparnya. Fakta mengejutkan juga terungkap dari Gusdur, dimana sebelum reformasi, Kopassus menjaga ketat Ponpes Al Zaytun Indramayu, yang terletak di Haur Geulis, Indramayu, Jawa Barat. Pada saat Ponpes Al Zaytun Indramayu berusia 10 tahun, Gusdur mengungkap, bahwa lulusan Ponpes Al Zaytun Indramayu tidak bisa apa-apa. “Saya dengar santrinya gak bisa…

Read More

Berikut 10 Pondok Pesantren Tertua dan Masih Berkembang Hingga Saat Inu

Jakarta — 1miliarsantri.net : Perjuangan kemerdekaan Indonesia, tidak terlepas dari peran penting para Kiai dan Santri yang berada dilingkungan Pondok Pesantren. Perjuangan, pengabdian serta pengorbanan mereka pada saat itu sangat luar biasa, hingga mengalami berbagai macam ancaman dan sebagainya. Dari sekian banyak Pondok Pesantren di Indonesia, terdapat 10 Pondok Pesantren tertua dan tercatat dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Berikut kami sajikan 10 Pondok Pesantren tertua di Indnesia yang telah di himpun tim redaksi 1miliarsantri.net : Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama Sayid Abdur Rasyid bin Abdul Majid Al-Hasani dan ibunya bernama Syarifah Zulaikha binti Mahmud bin Abdullah bin Sayid Shahabuddin Al-Huseini seorang qodhil qudhoh di Inath. Ayah dari Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani merupakan keturunan Rasulullah Saw ke-22 dari Sayidina Hasan ra., melalui jalur Sayid Abdul Bar yang merupakan putera dari Sayid Abdul Qadir al-Jaelani al-Baghdadi. Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani datang ke Jawa tahun 852 H/1448 M ketika masa pemerintahan Prabu Kertawijaya Majapahit atau yang dikenal dengan julukan Prabu Brawijaya I (1447 – 1451). Sayyid Sulaiman, yang merupakan keturunan Rasulullah SAW dari marga Basyaiban asal Cirebon, Jawa Barat. Ia adalah putra dari Sayyid Abdurrahman, seorang perantau dari Hadramaut, Yaman. Sedangkan ibunya bernama Syarifah Khodijah, putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Kiai Syafii Pijoro Negoro merupakan keturunan dari Ki Ageng Gribig, Jatinom, Klaten. Sebelum menetap di Kampung Dondong, Kiai Syafii menjadi salah satu Komandan Pasukan Sultan Agung yang ikut menyerbu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia (Jakarta) pada 1629. Setelah peristiwa penyerbuan itu, Kiai Syafii singgah dan kemudian bermukim di Kampung Dondong. Pada mulanya, setelah menetap di Kampung Dondong, Kiai Syafii mendirikan padepokan. Namun, yang datang untuk belajar justru santri, yang hendak belajar ilmu agama. Maka, padepokan itu pun bertransformasi menjadi pesantren ditandai dengan dibangunnya musala yang kini dikenal sebagai Musala Abu Darda’. Hingga kini musala itu masih berdiri kukuh setelah mengalami beberapa kali renovasi. Adalah Kiai Abdul ‘Allam perintis pendirian pondok pesantren yang berada di Desa Prajjan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, ini. Sejarah perjuangan Kiai Abdul ‘Allam hingga merintis pendirian pesantren Nazhatut Thullab terekam dalam Babad Ranah Pajjan. Ia yang membuka daerah yang kini dikenal sebagai Desa Prajjan itu. Konon, Kiai Abdul ‘Allam memiliki nama asli Pang Ratoh Bumi. Ia berasal dari Sumenep, kota yang terletak di ujung timur Pulau Madura. Kiai Abdul ‘Allam adalah nama pemberian dari Hadratus Al Syaikh Aji Gunung Sampang, gurunya mengaji. Saat berguru pada Syaikh Aji Gunung, atau dikenal juga dengan julukan Buju’ Aji Gunung, Kiai Abdul ‘Allam memiliki dua sahabat karib dari Jawa yang memperoleh julukan Buju’ Napo dan Gung Rabah Pamekasan. Kedua sahabat ini ikut mewarnai perjalanan hidup Abdul ‘Allam. Berdasarkan hikayat yang berkembang di masyarakat, Kiai Abdul ‘Allam termasuk salah seorang yang intens melakukan komunikasi dengan Pangeran Cakra Ningrat II ketika sang pangeran ini ditangkap dan diasingkan oleh Penjajah Belanda ke Madura. Peristiwa itu terjadi pada periode 1674-1679. Pada saat itu, Kiai Abdul ‘Allam dan Pangeran Cakra Ningrat II sering membahas perjuangan rakyat melawan Belanda. Karena itu, berdasarkan hikayat ini, Kiai Abdul ‘Allam menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap Belanda bersama Pangaran Cakra Ningkrat II. Nama asli Ki Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Syekh Hasanuddin merupakan seorang pengembara yang selalu menyebarkan Islam di wilayah yang disinggahinya. Tidak terkecuali di pedukuhan Babakan. Di wilayah ini, syekh Hasanuddin membuat mushola kecil yang digunakan untuk mengajarkan tentang agama Islam. Julukan Ki Jatira sendiri disematkan oleh murid-murid Syekh Hasanuddin, karena kebiasan Syekh Hasanuddin yang beristirahat dibawah dua pohon jati ketika sedang membangun mushola. Julukan jatira sendiri mengandung arti Jati = pohon jati, ra=loro (dua). Dipilihnya wilayah Babakan untuk dikembangkan menjadi wilayah pesantren, dikarenakan sosok Ki Jatira yang sangat dekat dengan masyarakat miskin. Kondisi Babakan yang memiliki lahan yang cukup kering dan sulit untuk dikembangkan dalam sektor pertaniannya, membuat Ki Jatira tertantang untuk mengembangkan wilayah tersebut sebagai pusat pendidikan Islam dan menjaga masyarakat untuk lepas dari pengaruh kekuasaan belanda. Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren Buntet, letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa makan santri yang sampai sekarang masih utuh. Salah satu sifat beliau adalah tidak mau koopratif dengan Belanda, yang banyak mencampuri urusan internal keraton, sehingga beliau lebih memilih tinggal di luar keraton dan mendirikan pesantren. Dalam perantuan inilah beliau memulai kehidupan sebagai kyai dengan mendirikan masjid dan gubuk kecil dan mulai mengajar agama. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 – 1878. Vakumnya pondok pada 1830 disebabkan terjadinya operasi tentara Belanda. Operasi itu dimulai lantaran Belanda kalah perang dengan Pangeran Diponegoro pada 1825 di Yogyakarta. Karena kalah, Belanda melancarkan serangkaian tipu muslihat dan selanjutnya berhasil menjebak Pangeran Diponegoro. Karena itu pada 1830, para kiai dan pembantu Pangeran Diponegoro di Surakarta dan Pakubuwono IV bersembunyi dan keluar dari Surakarta ke daerah lain, termasuk Kiai Jamsari II (putra Kiai Jamsari) dan santrinya. Setelah sekitar 50 tahun kosong, seorang kiai alim dari Klaten yang merupakan keturunan pembantu Pangeran Diponegoro, Kiai H Idris membangun kembali surau tersebut. Tentunya lebih lengkap dan diperluas dari kondisi semula. Di tangan Kiai Idris inilah, Jamsaren mencapai puncaknya. KH. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putra yaitu: KH. Isma’il, KH. Muhyini, KH. Ma’sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading belum mengalami perkembangan yang signifikan. Pendirian pondok pesantren ini tidak lepas dari sosok santri Kyai Qomaruddin, yakni Raden Tumenggung Tirtorejo Bupati Kanoman Gresik. Saat itu Raden Tumenggung Tirtorejo mendapatkan tugas untuk menyebarkan agama Islam di pesisir utara Gresik. Kyai Qomaruddin, yang sebelumnya sudah mendirikan pesantren di Kanugrahan Lamongan, akhirnya pindah ke wilayah Kabupaten Gresik. Kyai Itsbat bin Ishaq merupakan seorang kyai yang berasal dari Sumber Panjalin. Jika ditelusuri, genealogi Kyai Itsbat bin Kyai Ishaq merupakan keturunan dari Kyai Cendana alias Sayyid Zainal Abidin, Kwanyar, Bangkalan dan masih keturunan Sunan Kudus. Demikian 10 Pondok Pesantren tertua yang dihimpun tim redaksi…

Read More

Tradisi Malam Suroan Yang Masih Dilakukan dan Wajib Dihindari

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Malam Tahun Baru Islam 1 Muharram atau yang biasa dikenal dengan Malam 1 Suro dalam kalender Hijriyah jatuh pada Selasa, 18 Juli 2023. Bagi orang Indonesia, khususnya orang Jawa, malam 1 Suro sangat sakral karena berbalut mistis. Ada sejumlah larangan yang pantang untuk dilanggar dan menjadi mitos bagi orang Jawa. Salah satunya adalah larangan menggelar pernikahan pada malam 1 Suro. Lantas apa akibatnya jika melanggar? Dalam kalender Jawa-Islam, Suro artinya bulan pertama. “Suro” bagi orang Jawa adalah bulan Muharram dalam kalender Hijriyah. Kata tersebut berasal dari kata ‘Asyura’ dalam bahasa Arab dan dicetuskan oleh pemimpin Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung. Sultan Agung melebur penanggalan Hijriah dengan tarikh Saka. Tujuannya untuk merayakan keagamaan bersamaan dengan seluruh umat Islam serta menyatukan masyarakat Jawa yang terpecah saat itu antara kaum Abangan (Kejawen) dan Putihan (Islam) Hingga hari ini malam 1 Suro masih dianggap menyeramkan dan diliputi bencana. Karena dipercaya pada malam tersebut para lelembut berkeliaran sehingga orang Jawa melarang anak-anaknya keluar rumah. Beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan ketika tepat datangnya malam 1 Suro : Namun seiring perkembangan zaman tidak sedikit orang Jawa yang juga yakin jika kepercayaan itu adalah mitos. Salah satu alasan yang membuat kepercayaan itu perlahan luntur karena jika masyarakat menggelar pesta pernikahan pada malam 1 Suro akan dianggap menyaingi ritual yang digelar Keraton sehingga akan sepi. Jika melanggar? Mereka percaya akan datang kesialan dan hal buruk. Karena itu, pada malam 1 Suro sebaiknya menahan diri untuk keluar rumah. Tak hanya dilarang berbicara, orang yang menjalankan ritual itu juga tidak boleh makan, minum, hingga merokok. Kepercayaan ini masih dipegang orang Jawa di sejumlah daerah, salah satunya di Yogyakarta. (muh)

Read More

MUI Apresiasi Keputusan MA Melarang Pernikahan Beda Agama

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, mengapresiasi keputusan Mahkamah Agung (MA) yang secara resmi melarang pengadilan mengabulkan pernikahan beda agama. Kiai Cholil menilai keputusan itu sebagai bentuk penghormatan pihak MA terhadap ajaran agama-agama yang ada di Indonesia. Keputusan yang dimuat dalam Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 2 Tahun 2023 tentang Permohonan Pencatatan Perkawinan Antar-Umat yang Berbeda Agama dan Kepercayaan. “Surat edara MA tentang tidak sahnya nikah beda agama dan pelarangan pencatatan nikah yang tidak sah adalah bagian dari penghormatan dan toleransi kepada ajaran agama-agama,” kata Kiai CholilI, Kamis (20/07/2023). Kiai Cholil mengatakan, MUI terus berupaya menghalau dan memerangi adanya praktik dan usaha pelegalan terhadap pernikahan beda agama belakangan ini. Hal itu mengingat adanya pengadilan yang mengabulkan pernikahan beda agama, legalisasi oleh penghulu ilegal, dan gugatan konstitusional sekelompok warga negara ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Oleh karena itu, (kita bisa) menegakkan agama dalam rangka menjaga entitas masing-masing, di saat bersamaan agama bisa menjadi sarana dan landasan menjaga keragaman,” ujar Kiai Cholil. Perjuangan MUI tersebut tidak hanya didorong ajaran normatif dalam agama, melainkan juga kandungan konstitusi juga melarang nikah beda agama. Konstitusi menghargai adanya entitas ajaran agama masing-masing dari campur aduk dan pembauran. Dengan demikian, larangan beda agama adalah bentuk orisinalitas menjaga kemurnian ajaran antaragama. “Berkenaan kita (MU) memperjuangkan untuk tidak sahkan beda agama karena dalam konstitusi kita itu mengakui entitas masing-masing (agama). Maka itu, keputusan MA harus dibarengi kesiapan masyarakat menghormati dan menerima perbedaan masing-masing sebagai kesepakatan bersama (al-mitsaw al-wathani).” pungkasnya. (rid)

Read More

Kasus Islamofobia Meningkat Dua Kali Lipat

London — 1miliarsantri.net : Maraknya kasus-kasus kebencian terhadap Muslim dan sikap anti-Muslim di Inggris telah meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru oleh Tell Mama, yang mendukung para korban Islamofobia, sebagaimana dilaporkan The Independent pada Kamis (20/07/2023). Organisasi yang juga memantau sentimen anti-Muslim di seluruh Inggris itu mengatakan insiden Islamofobia yang dilaporkan telah meningkat setiap tahun dari 584 kasus pada tahun 2012 menjadi 1.212 kasus pada tahun 2021. Tell Mama telah memberikan dukungan kepada orang-orang yang terlibat dalam lebih dari 16.000 kasus kebencian terhadap Muslim dan sikap anti-Muslim sejak 2012. Di mana setidaknya lebih dari 20.000 orang mengajukan laporan pada periode tersebut Mereka mencatat bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam Islamofobia secara online, serta “peningkatan yang signifikan dalam perselisihan terkait tetangga yang berubah menjadi anti-Muslim.” Penguncian wilayah di Inggris “menjadi penghambat kasus-kasus yang berhubungan dengan rumah tangga dan tetangga,” kata Tell Mama, seraya menambahkan bahwa tahun 2020 terjadi 1.328 kasus kebencian anti-Muslim secara daring dan luring. Antara tahun 2016 dan 2019, frekuensi tertinggi insiden Islamofobia secara offline terjadi, sesuai dengan “serangkaian serangan teroris di Inggris, serangan teroris Christchurch di Selandia Baru, dan hasil referendum Brexit.” “Lonjakan kebencian anti-Muslim dapat dijelaskan oleh pertumbuhan sayap kanan, sikap kasar atas wacana politik, dan aktivitas Daesh. Ketegangan atas konflik Israel-Palestina pada tahun 2021 juga sekali lagi merembet ke dalam laporan tersebut, dengan peningkatan kasus anti-Muslim,” terang Tell Mama. Serangan yang dipublikasikan dengan baik terhadap para pencari suaka dan fasilitas migran juga telah menyebabkan kejahatan yang ditiru, kata organisasi itu. Direktur Tell Mama, Iman Atta mengatakan pihaknya telah menghasilkan salah satu studi paling rinci di Inggris, dengan jumlah kasus aktual dan klasifikasi kasus kebencian anti-Muslim yang mencakup satu dekade dari tahun 2012-2022. “Ini adalah data selama satu dekade untuk membantu, mendukung dan memastikan bahwa Muslim Inggris mendapatkan akses terhadap keadilan. “Kami berharap data ini menginspirasi orang lain untuk fokus pada bidang pekerjaan ini dan menyadarkan banyak orang bahwa kebencian anti-Muslim harus ditantang secara damai, dipantau, dan dilawan di mana pun ia muncul. “Jika kita ingin memastikan masyarakat di mana kohesi sosial diperkuat, maka mengatasi kebencian anti-Muslim adalah bidang pekerjaan penting yang membutuhkan upaya kolektif kita,” ujar Iman Atta. (yuy)

Read More