Hati Yang Lapang dan Bersih, Akan Mendatangkan Banyak Kebaikan

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Hati yang bersih akan mendatangkan kebaikan bagi seorang hamba. Untuk itu muslim dapat memanjatkan doa untuk hati yang bersih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti dikutip dari pesan Telegram Silsilah sahihah, Berikut doa untuk Hati yang bersih, Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: اللهمَّ آتِ نفسي تَقْواها وزكِّها فأنت خيرُ من زكَّاها أنت ولِيُّها ومولاها Allohumma ati nafsi taqwaha wa zakkiha fa-anta khoyru man zakkaha anta waliyyuha wa maulaha “Ya Allah datangkanlah ketakwakan kepada hatiku. Bersihkanlah hatiku, karena engkau adalah Dzat yang paling kuasa untuk membersihkannya. Engkaulah yang menguasainya dan yang memilikinya” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam kitab As Sunnah [319], dihasankan oleh Al Albani. Doa ini juga bagian dari doa yang panjang dalam hadis riwayat Muslim (2650) dari Imran bin Hushain radhiallahu’anhu). Di samping itu, Rasulullah SAW bersabda: ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ : دَعْوَةُ الوَالِدِ وَ دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ “Tiga doa yang tidak tertolak, doa orang tua, doa orang yang puasa dan doa orang musafir (bepergian)”. HR. Al-Baihaqi. (yus) Baca juga :

Read More

Cara Menjaga Lidah Kita Agar Terhindar dari Keburukan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Lidah adalah berkah dari Allah sebagai alat komunikasi yang hebat. Hewan tidak dapat berbicara, sedangkan manusia bisa. Lalu, bagaimana cara menunjukkan rasa syukur atas lidah Anda? Yakni dengan menggunakan lidah dengan cara yang benar. Sahl bin Sa’ad meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menjaga apa yang ada di antara dua rahangnya, maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Bukhari). Lidah memang anugerah besar bagi manusia. Namun, banyak manusia terjerumus ke dalam keburukan karena salah menggunakan lidah untuk berbicara. Khawlah b. Yahya, pendiri SISTERS’ PROJECT dan penulis buku How to Live by the Names of Allah, mencontohkan satu dosa besar yang dihasilan oleh kejahatan lidah, yakni menggunjing. Nabi Muhammad pernah bertanya kepada para sahabatnya: “Tahukah kalian apa itu menggunjing?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Menyebutkan tentang saudaramu apa yang ia benci.” Mereka berkata: “Bagaimana jika apa yang kami katakan tentang saudara kami itu benar?” Beliau bersabda: Jika ada pada dirinya apa yang kalian katakan tentangnya, maka itu adalah ghibah (menggunjing), dan jika kalian mengatakan tentangnya apa yang tidak benar, maka kalian telah memfitnahnya. (HR. Muslim) Allah berfirman dalam Al-Quran: “Janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.” (QS Al hujurat: 12) 4 Tips Bagaimana Mengatasi Kebiasaan Buruk MenggunjingKhawlah membagikan empat tips cara mengatasi kebiasaan menggunjing. Pertama, ingatlah hukuman Allah dan renungkanlah ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang perkataan buruk. Kedua, takutlah bahwa kesalahan Anda akan terungkap. Rasulullah bersabda: “Wahai orang-orang yang beriman dengan lidah kalian, namun keimanan belum masuk ke dalam hati kalian. Janganlah kalian menggunjingkan kaum Muslimin, dan janganlah kalian mengikuti aib-aib mereka. Karena barangsiapa yang mengikuti aib orang lain, maka Allah akan membuka aibnya, dan barangsiapa yang dibukakan aibnya oleh Allah, maka Allah akan mempermalukannya di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Dawud) Ketiga, ketahuilah bahwa Anda memberikan pahala kepada orang lain jika Anda menggunjingkan mereka. Seorang pria datang kepada Hasan al-Bashri dan mengatakan bahwa ia telah mendengar bahwa Hasan al-Bashri telah menggunjingnya. Mendengar hal ini, ia berkata: “Siapakah kamu sehingga aku memberikan pahala kepadamu?” Dikatakan pula: “Seandainya aku menggunjing, aku akan menggunjing kedua orang tuaku, karena mereka yang paling berhak mendapatkan pahala dariku!” Keempat, hal paling penting adalah bahwa ada pahala yang besar dalam menjauhi ghibah. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang menjaga kehormatan saudaranya ketika ia tidak ada, maka Allah akan menjaga wajahnya dari api neraka pada hari kiamat.” (Sunan at-Tirmidzi) Berbicara hal baik-baik atau diam. Ucapan Anda bisa berupa khayr (baik), syarr (jahat), atau laghw (sia-sia). Selain ucapan yang baik, diam juga bisa menjadi pendorong produktivitas yang hebat! Diam bisa menjadi ibadah. Diam adalah perhiasan tanpa permata dan benteng tanpa tembok. “Diam membebaskan kita dari keharusan meminta maaf kepada siapa pun, malaikat pencatat tidak mencatat apa pun saat kita diam, dan kesalahan kita disembunyikan,” kata Khawlah melalui laman about Islam, Sabtu (11/11/2023). Tiga Cara Mengendalikan Lidah Sebelum Anda berbicara, tanyakan pada diri Anda sendiri: Apakah perkataan saya ini akan menyenangkan Allah? Apakah perkataan saya ini akan mendekatkan saya kepada Allah? Apakah perkataan ini akan menghasilkan ketaatan kepada Allah? Jika ya, bicaralah, jika tidak, diamlah.” “Jumlah yang Anda masukkan harus cukup besar untuk membuat Anda merasa menyesal dan mengingat betapa besar kerugian yang akan Anda terima di akhirat! Anda dapat menyumbangkan uang tersebut untuk amal,” tutur Khawlah. “Tidaklah sulit untuk menghentikan kebiasaan berbicara kotor. Gantilah dengan dzikir. Kapanpun Anda bisa, mulailah mengganti kata-kata umpatan Anda dengan Alhamdulillah, atau Subhanallah atau kata-kata dzikir lainnya. Dengan cara ini Anda mendapatkan pahala dari mengingat Allah dan Anda membersihkan hati dan lidah Anda dari kata-kata kotor, karena Allah membenci kata-kata kotor!” pungkas Khawlah. (yat) Baca juga :

Read More

Aa Gym : Kunci Sejati Untuk Mencapai Kebahagiaan adalah Iman yang Kuat dan Amal Saleh.

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Banyak orang mengira kunci kebahagiaan dalam hidup terletak pada harta atau jabatan tinggi. Namun, sejatinya dua hal tersebut bukanlah kunci dari sebuah kebahagiaan hidup. Pendakwah Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menyebut kunci sejati untuk mencapai kebahagiaan adalah iman yang kuat dan amal saleh. “Apa seseorang dengan sedikit uang bisa bahagia? Bisa. Kalau imannya kuat dan kesibukannya dijadikan amal saleh, Allah yang membahagiakannya,” terang pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini dalam kajiannya, dikutip Junat (10/11/2023). “Selama dia yakin Allah adalah penguasa rezeki,” sambungnya. Allah adalah pemilik langit dan bumi yang tidak pernah mengabaikan hamba-Nya. Aa Gym menekankan bahwa yang terpenting dalam hidup ini yaitu disukai oleh Allah SWT dengan meningkatkan iman dan amal saleh. “Yang terpenting dalam hidup ini adalah kita disukai oleh Allah. Tidak penting dalam hidup ini kita mencari pujian dan kesukaan dari orang lain,” jelas Aa Gym. Sebab, lanjut Aa Gym, kalau hidup hanya untuk disukai orang sama saja menjalaninya dengan topeng. Ia pun menegaskan bahwa iman dan amal saleh adalah kunci untuk meraihnya. Aa Gym mengatakan, dengan keyakinan pada Allah dan senantiasa beramal saleh tentu akan menemukan kebahagiaan. Karena, Allah yang Maha Baik dan selalu mencukupi. “Teruslah berpegang pada kunci-kunci ini dalam perjalanan kehidupan kita, dan kebahagiaan akan senantiasa menyertai kita,” pungkasnya. (yus) Baca juga :

Read More

Kewajiban Setiap Muslim Mengamalkan Al Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari

Surabaya — 1miliarsantri.net : Alquran adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Beriman kepada Alquran mempunyai konsekuensi yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim. Pertama, membaca dan menghafalkan Alquran. Membaca Alquran adalah langkah awal seseorang berinteraksi dengan Alquran. Nabi SAW memerintahkan agar kita senantiasa membacanya, sebagaimana tertuang dalam sabda-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (HR Muslim). Allah SWT menjadikan amalan membaca Alquran termasuk salah satu yang bernilai ibadah. Allah SWT memberikan pahala dalam membaca Alquran bukan per surat atau per ayat, akan tetapi pahalanya per huruf dari Alquran yang dibaca. Nabi SAW bersabda, “Aku tidak mengatakan ‘alif lam mim’ itu satu huruf. Akan tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf, dan mim adalah satu huruf.” (HR Tirmidzi). Kedua, mentadabburi dan mempelajarinya. Alquran itu direnungkan atau tadabburi. Tadabbur ini penting karena dengan tadabbur, seorang Muslim akan bisa mengambil pelajaran-pelajaran penting hingga Alquran bisa diamalkan isinya. Allah SWT berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS Shad [38]: 29). Ketiga, mengajarkan Alquran. Alquran merupakan sebaik-baik ilmu. Barangsiapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya kepada orang lain, maka ia berhak mendapatkan balasan yang terus mengalir tiada henti. Nabi SAW bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim). Dalam hadis yang lain, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari). Keempat, mengamalkan Alquran. Kewajiban seseorang setelah mengetahui sebuah ilmu adalah mengamalkannya. Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Karena buah dari ilmu adalah amal. Allah SWT hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS ath-Thur [52]: 16). (yat) Baca juga :

Read More

Bagaimana Malaikat dan Setan Datang di Hati Manusia

Surabaya — 1miliarsantri.net : Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali atau yang dikenal Imam Al-Ghazali dalam buku Minhajul Abidin menjelaskan bahwa Allah Ta’ala telah menempatkan pada hati anak Adam (manusia) malaikat yang disebut Mulhim, ajakan atau bisikan malaikat itu disebut dengan ilham. Sebagai pesaingnya, Allah SWT menguasakan setan yang bernama Waswasah yang mengajak manusia kepada keburukan, yang disebut dengan sikap was-was. Malaikat Mulhim mengajak manusia kepada kebaikan, sedang setan yang disebut Waswasah mengajak kepada keburukan. Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa guru kami menjelaskan setan itu adakalanya mengajak manusia kepada kebaikan dengan tujuan untuk menjerumuskan mereka yang terperangkap itu kepada keburukan. Contohnya, setan mengajak seorang hamba untuk melakukan sesuatu yang dipandang utama. Padahal tujuan setan yang sesungguhnya yaitu menghalangi manusia dari jalan yang utama yang sebenarnya. Contoh lainnya, setan mengajak seseorang kepada kebaikan, tapi sebenarnya tujuan setan untuk menyeret orang itu kepada dosa yang lebih besar, yang kebaikannya tidak mencukupi untuk menghapus keburukan atau doa yang dilakukannya itu. Seperti perbuatan ‘ujub mengagumi amal sendiri dan lain sebagainya. Menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Jika dilahirkan seorang bayi anak Adam (manusia), Allah Ta’ala menyertainya dengan satu malaikat dan satu setan. Maka setan tersebut menempel pada telinga hati sebelah kiri, sedang malaikat menempel pada telinga hati sebelah kanan. Keduanya sama-sama membisikkan ajakannya.” Rasulullah SAW juga bersabda, “Pada hati manusia terdapat persinggahan setan dan malaikat.” Kemudian, Allah memasangkan pada diri anak Adam itu tabiat yang cenderung kepada syahwat dan kelezatan duniawi, baik maupun buruk. Itulah yang disebut dengan hawa nafsu, yang menjerumuskan manusia kepada berbagai penyakit moral. Bisikan-bisikan di dalam hati itu mendorong manusia melakukan sesuatu atau tidak berbuat apa-apa, juga mengajaknya kepada apa yang dibisikkan itu. Inilah yang disebut khawatir (bisikan-bisikan hati). (yat) Baca juga :

Read More

Ini dia Hakim Pertama di Palestina yang Juga Sahabat Rasulullah SAW

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ada satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi qadi atau hakim pertama di Palestina waktu itu yakni Ubadah bin Shamit, namanya. Sebelumnya, dia adalah sahabat Nabi yang ikut dalam pembebasan wilayah Mesir. Ubadah punya peran yang strategis dalam proses pembebasan itu. Ia juga termasuk penentang keras terhadap pemerintahan Muawiyah, ketika Muawiyah memimpin Syam sebagai gubernur. Muawiyah pernah berkata kepada Ubadah, “Demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu berkuasa atas satu wilayah pun untuk selama-lamanya.” Kemudian Umar bin Khattab membela Ubadah. Kemudian Umar mengirim surat kepada Muawiyah, yang berisi, “Tidak ada kekuasaanmu atas Ubadah bin Shamit.” Ubadah adalah salah satu di antara lima sahabat dari kalangan Anshar yang hafal Alquran pada masa Nabi Muhammad SAW. Dia juga pernah mendapat tugas dari Umar bin Khattab untuk menjadi guru yang mengajarkan agama kepada penduduk Syam bersama Abu Darda dan Muadz bin Jabal. Ubadah bin Shamit memiliki nama lengkap Ubadah bin Shamit bin Qais al-Anshari al-Khazraj. Dia biasa dipanggil dengan Abu Walid. Berwajah tampan dan berpostur tubuh tinggi serta besar. Wafat di Ramallah, Palestina pada 24 Hijriah. Ubadah meriwayatkan 181 hadits. Salah satunya adalah hadits bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak sah sholat kecuali bagi siapa yang membaca Al-Fatihah.” (HR Bukhari) Hadits lain yang diriwayatkan Ubadah, yaitu tentang keutamaan Tauhid. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mengucapkan: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه،ُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْه،ُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَق،ٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَق،ٌّ maka Allah akan memasukkan ia ke dalam Surga melalui salah satu dari delapan pintu Surga yang dia kehendaki.” (HR Bukhari dan Muslim) (yat) Baca juga :

Read More

Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim li an-Nisa’, Penjelasan Terlengkap tentang Wanita dalam Alquran

Surabaya — 1miliarsantri.net : Buku karya Syekh Imad Zaki al-Barudi, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim li an-Nisa’, telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Edisi Indonesia terbit dengan judul, Tafsir Wanita: Penjelasan Terlengkap tentang Wanita dalam Alquran. Melalui buku ini, Syekh Imad Zaki menerangkan bagaimana Islam menelaah persoalan perempuan secara moderat. Tidak mengekang, tetapi tidak pula membiarkan terlalu bebas. Dalam salah satu pembahasan, penulisnya mengemukakan beberapa perkara tentang kesamaan antara kaum perempuan dan pria. Di antaranya, asal muasal penciptaan. Selain itu, antara perempuan dan lelaki juga menerima kewajiban dan ganjaran yang sama. Begitu pula dengan kemerdekaan dalam melakukan usaha. Apa yang dimaknai sebagai kesetaraan gender, menurut Islam, dapat dikaji melalui buku tersebut. Pada bab pendahuluan, Syekh Imad Zaki mengutip suatu sabda yang sahih dari Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud. Artinya, “Sesungguhnya, perempuan itu adalah saudara sekandung laki-laki.” Menurut sang penulis, Nabi SAW menerangkan, antara kaum Adam dan kaum Hawa diikat persaudaraan. Oleh karena itu, pada dasarnya, apa-apa yang ditetapkan sebagai hukum bagi kaum pria juga berlaku sepenuhnya bagi kaum perempuan. Hal itu dengan perkecualian, yakni bila ada keterangan dari nas-nas syariat yang menerangkan kekhususan. Maka dari itu, teks-teks nas itulah yang menjadi pengecualian dalam hadis tersebut. Alquran telah memberikan porsi yang tepat dan seimbang mengenai hak-hak kaum perempuan. Selain itu, pedoman umat Islam ini juga membicarakan kesamaan antara perempuan dan pria di hadapan Allah. Misalnya, terkait perolehan pahala dari amal-amal saleh selama hidup di dunia. Allah SWT berfirman dalam surah an-Nahl ayat 97, yang artinya, “Barangsiapa yang mengerja kan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Sebagai contoh, sang penulis menafsirkan ayat ke-195 dari surah Ali Imran. Ayat itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut. “Maka, Tuhan me reka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): Sesungguhnya, Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” Menurut Syekh Imad Zaki, ayat di atas menjelaskan ihwal ada persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam konsep tentang ganjaran dan siksa. Di dalam buku ini, masih banyak ayat-ayat lain yang menunjukkan hal serupa. Penerjemah buku ini, Samson Rahman, menjelaskan, Alquran membawa revolusi paling besar dalam pemberian martabat paling terhormat kepada wanita. Menurut dia, perempuan dalam pandangan agama Islam merupakan sosok terhormat dengan hak-hak istimewa. Sebelum datangnya Islam, hadirnya anak-anak berjenis kelamin perempuan di tengah keluarga bangsa Arab sempat dianggap sebagai hadirnya bencana atau kesialan. Anak-anak tersebut bahkan dikubur hidup-hidup di tengah pasir sahara. Namun, setelah Alquran datang, semua kejahatan kemanusiaan itu mendapat perlawanan sengit dan mendapat kecam an keras. Kehadiran Islam telah menjungkalkan berbagai stigma negatif yang dilekatkan kepada perempuan. Pandangan-pandangan yang melecehkan juga berubah menjadi terhormat. Islam menganggap, pria dan perempuan dapat saling bekerja sama sebagai rekan yang setara dalam mengarungi hidup. “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain.” Demikian arti dari surah at-Taubah ayat 71. Problematika seputar wanita adalah hal yang sangat menarik untuk dibicarakan. Pasalnya, di era modern seperti saat ini banyak sekali kita jumpai wanita yang masih belum bisa menempatkan di rinya sesuai dengan syariat Islam. Karena itu, kajian-kajian tentang wanita dalam Islam banyak menarik perhatian kalangan intelektual. Kajian tentang posisi mereka dalam Islam menjadi semakin serius di kalangan para pemikir Islam. Di satu sisi, ada pemikiran yang mengampanyekan wanita supaya dibebaskan secara total. Kalangan ini, menurut Syekh Imad Zaki, dalam uraiannya, seperti terhipnotis nilai-nilai sekuler Barat yang menjadikan perempuan bukan lagi partner, tetapi pesaing bagi laki-laki. Sementara, di sisi lain ada kalangan yang menjadikan wanita sekadar ‘penyedap’ hidup. Bagi mereka, kaum wanita mesti dikekang untuk melakukan apa saja. Alhasil, kaum Hawa tidak bisa mengekpresikan identitas dirinya sebagai manusia seutuhnya Dua pemikiran radikal tersebut sama-sama tidak mendapat ruang dalam pandangan Islam. Spirit ajaran Islam tidak merekomendasikan dua kutub ekstrem tersebut. Islam memberikan kebe basan, tapi tetap dalam batasan norma dan aturan yang dipandu oleh Alquran dan hadis, sehingga kaum wanita tetap berada di jalur yang benar. (yat) Baca juga :

Read More

Dampak Akibat Suka Mengghibah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ghibah dan namimah termasuk di antara sifat tercela yang harus dihindari agar selamat di dunia dan akhirat. Ghibah adalah membicarakan aib atau keburukan atau rahasia orang lain. Sedang Namimah adalah mengadu domba sehingga memicu konflik. Allah SWT telah berfirman dalam Alquran surat Al Hujurat ayat 12 tentang orang yang ghibah itu sama saja memakan bangkai. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Alquran surat Al Hujurat ayat 12) Sementara itu Rasulullah SAW bersabda: Setiap Muslim dengan Muslim lainnya adalah haram darahnya, haram hartanya, dan haram kehormatannya” (HR Muslim). Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghazali dijelaskan bahwa ghibah itu lebih dahsyat dari dosa zina. Orang yang berzina akan diampuni Allah SWT bila bersungguh-sungguh bertaubat. Sedangkan orang yang ghibah tidak akan mendapatkan ampunan Allah sebelum dia mendapatkan maaf dari orang lain yang dibicarakan aibnya. Selain orang yang ghibah itu menghanguskan seluruh kebaikan yang ada dalam dirinya. Artinya sifat ghibah dapat menghapuskan amal-amal kebaikan yang telah dilakukan. Oleh karenanya ghibah harus dihindari agar tidak menjadi orang yang bangkrut pahalanya karena habis di akhirat. Orang yang ghibah akan ditempatkan di neraka hingga habis semua dosa ghibah nya. Ghibah itu menceritakan tentang orang lain prihal sesuatu yang tidak disukai orang lain tersebut. Semisal membicarakan tubuh orang lain, membicarakan perbuatan atau perkataan orang lain hingga tentang harta bendanya. Bahkan para ulama mutaqadimin menjelaskan bahwa menceritakan tentang baju orang lain yang kependekan atau kebesaran termasuk pada ghibah. Maka lebih-lebih lagi bila menceritakan aib orang lain. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah mengingatkan Aisyah untuk menjauhi ghibah. Rasulullah menjelaskan bahwa ghibah memiliki tiga bahaya yakni tidak akan dijawab doa orang yang berlaku ghibah, tidak akan diterima kebaikannya, dan kejahatan kejahatan akan semakin datang pada dirinya. Sementara orang yang namimah, adalah seburuk-buruk orang di hari kiamat. Orang yang mengadu domba akan di hari kiamat akan memiliki dua lidah dari api neraka. Dan orang yang mengadu domba tidak akan masuk neraka. Diriwayatkan dari Amr bin Dinar tentang balasan bagi orang yang suka mengadu domba. Seorang perempuan yang tinggal di pinggiran kota Madinah kerap dikunjungi oleh saudaranya. Tak lama kemudian perempuan itu meninggal. Saudaranya kemudian memakamkan. Saat kembali ke rumah, dompet saudaranya itu tertinggal dikuburkan. Ketika kembali, ia melihat dari kuburan saudara perempuannya itu lebih dengan api. Ia pun segera memberitahu ibunya dan bertanya tentang perbuatan apa yang dilakukan saudara perempuannya semasa hidup. Ibunya menjelaskan bahwa saudara perempuannya itu kerap datang dari satu rumah ke rumah lain untuk mengadu domba. (yat) Baca juga :

Read More

Abdullah bin Salam Pendeta Yahudi Yang Akhirnya Masuk Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Abdullah bin Salam merupakan seorang pendeta Yahudi yang tinggal di Madinah di masa kehidupan Rasulullah SAW. Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi, ia sangat mengetahui betul isi kandungan dalam kitab Taurat. Di dalam Taurat isinya sangat terperinci bahwa kelak akan diutus seorang Nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW yang akan hijrah ke Madinah. Di hari awal-awal Nabi sampai di Madinah, Abdullah segera menemui Nabi SAW untuk mengetahui secara langsung dan menguji Muhammad bahwa beliau benar-benar seorang nabi terakhir yang disebutkan dalam Taurat. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhasil dijawab dengan tegas dan lugas oleh Nabi SAW, Abdullah bin Salam akhirnya bersyahadat dan memeluk Islam. Namun, dia khawatir dengan pengikutnya, karena Abdullah bin Salam mengetahui betul watak dan tabiat umat Yahudi yang suka berkhianat. Abdullah mengatakan, “‘Ya Rasulullah, kaum yahudi ini kaum pendusta, yahudi memberikan kesaksian itu sendiri, tentang sifatnya yang suka bohong, ‘maka rahasiakan masuk Islamku ini, tapi panggil mereka semua ya Rasulullah, lalu tanyakan kepada mereka tentang kedudukanku, baru kemudian sampaikan bahwa aku sudah masuk Islam.” Setelah itu, para pemimpin agama Yahudi dikumpulkan di hadapan Rasulullah di masjid di Madinah. Sedangkan Abdullah bersembunyi di balik dinding tipis masjid. Dalam persembunyian itu, Abdullah mendengarkan bagaimana respons umatnya ketika Nabi Muhammad mengajak mereka agar beriman kepada Allah SWT. “Wahai yahudi, bertakwalah kamu kepada Allah, kamu tahu saya utusan Allah,” ujar Nabi Muhammad SAW. Yahudi adalah umat yang paling mengetahui tentang ciri-ciri Nabi Muhammad, laiknya seorang ibu yang langsung mengenali anaknya. Sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 146 “allazina aatainahumul-kitaaba ya’rifuunahuu kamaa ya’rifuuna abnaa ahum.” “Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab (taurat dan injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.” Yahudi mengetahui betul bahwa Muhammad adalah seorang Nabi, dan bahwa apa yang dibawa Nabi Muhammad itu benar karena mereka telah mengenal Nabi Muhammad dari Taurat. Bahkan tiga suku ini, Qainuqa, Nadhir, dan Quroidzoh hijrah ke Madinah karena tahu Madinah adalah tempatnya hijrah Nabi terakhir (Muhammad SAW). “Mereka tahu betul bahwa ini Nabi muhammad, saking dirincikan betul dalam Taurat, kata Nabi SAW, ‘kalian orang yang paling mengenalku, kalian tahu saya utusan Allah, berimanlah,’ tetapi secara serentak mereka mengatakan tidak mau beriman,” ujar Abdullah bin Salam waktu itu. Lalu Nabi SAW bertanya, “bagaimana pendapat kalian tentang Abdullah bin Salam?” Mereka mengatakan, ‘Oh dia ulama kami, dia orang paling saleh di antara kami, dia pemimpin kami, dia tuan kami dan anak tuan kami, maksudnya dia dan ayahnya, dua-duanya terhormat di sisi kami.’ Nabi kembali bertanya, “bagaimana kalau Abdullah bin salam sudah masuk Islam?” mereka menjawab, “tidak mungkin, mustahil.” Lalu kata Nabi SAW, “Abdullah bin Salam keluarlah,” Abdullah tadinya berada di sebelah tembok masjid, lalu masuk dan mengatakan, “Hai yahudi, Asyhadu ‘allailahaillah wa anna Muhammad Rasulullah.” Mereka dijebak oleh pendeta mereka sendiri yang masuk Islam pada waktu itu. Tetapi apa jawaban mereka? Lagi-lagi mereka, Yahudi, secara serentak menolak dan justru ingkar lagi berdusta. Dalam hadits imam Bukhari disebutkan, mereka (Yahudi) mengatakan, “Dia (Abdullah bin Salam) adalah orang paling bodoh di antara kami, dia orang paling jahat di antara kami, dan tidak punya kedudukan di mata kami,” “Begitu spontan mereka berkhianat seperti itu. Ini kondisi yang digambarkan dalam Alquran dan juga sunnah Nabi SAW,,” terang Abdullah bin Salam Berbeda dengan apa yang terjadi saat ini di Palestina dan apa yang dilakukan oleh Yahudi Israel, adalah mencerminkan bagaimana sifat mereka yang tidak pernah berubah, suka membuat kerusakan. Terkait kondisi di Palestina saat ini, saudara kita yang sedang dibantai oleh kaum Yahudi, dan telah banyak korban atas kejadian tersebut. Begitulah sifat orang Yahudi suka membuat kerusakan di muka bumi. Mereka suka sekali melakukan kerusakan di atas muka bumi, dan Allah tidak mencintai orang-orang yang membuat kerusakan. (al-Maidah ayat 64). (yan) Baca juga :

Read More

Berikut 20 Sifat Mustahil Bagi Allah Yang Wajib Kita Ketahui Sebagai Musli

Surabaya — 1miliarsantri.net : Seorang muslim yang beriman kepada Allah artinya ia meyakini bahwa tiada tuhan yang patut disembah selain Allah. Hal itu berdasarkan sifat wajib Allah Wahdaniyyah yang berarti Maha Esa, tunggal, dan tidak ada yang menandinginya.Namun, ada sifat mustahil bagi Allah yang wajib juga kita ketahui sebagai seorang muslim yang bertakwa kepadanya. Sifat Mustahil adalah, sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Berikut ini 20 sifat mustahil bagi Allah. Sebagai umat Islam tentunya kita meyakini tidak mungkin alam semesta ini ada jika Allah tidak ada, artinya Allah mustahil Allah bersifat Adam. Allah berfirman mengenai ciptaannya dapat dilihat dari Surah An-Nahl ayat 3 خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ تَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ Latin: Khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, ta’ālā ‘ammā yusyrikụn Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak. Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan. Sebab itu Allah mustahil bersifat Huduts, karena Allah yang terdahulu dan menciptakan seluruh alam semesta, terkait hal itu ada padat surah Al Hadid Ayat 3. هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ Latin: Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm Artinya: Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah itu kekal, dialah yang tidak mempunyai permulaan dan juga tidak ada akhir. Kita harus meyakini bahwa Allah akan ada selama-lamanya, sebab itulah Allah mustahil bersifat fana. Pada firman Allah di surah Ar-Rahman juga bisa kita lihat bahwa Allah bersifat kekal atau baqa dan berlawanan dari sifat fana. وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ Arab-Latin: Wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām Artinya: Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Tentunya sifat ini kebalikan dari sifat wajib Allah yaitu mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dari makhluk ciptaannya). Akan hal itu makna dari sifat ini sangat berkebalikan dari sifat Allah yang tidaklah serupa dengan manusia. Sebab Allah, tak dapat diserupai dan tidak menyerupai makhluk ciptaan-Nya. Mengenai hal itu, kita bisa melihat pada firman Allah di surah Al Ikhlas ayat 4. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ Arab-Latin: Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad Artinya: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia Kita mengetahui bahwa Allah lah yang berkuasa di seluruh alam semesta ini sebab karena Allah yang menciptakan makhluk dan alam semesta, sebab itulah tidak mungkin Allah mempunyai sifat Ajzun atau tidak berkuasa atau lemah. إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ Arab-Latin: Innallāha ‘alā kulli syai`ing qadīr Artinya: Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dalam berkehendak Allah tidaklah terpaksa. Dia yang maha mampu dan mempunyai segalanya serta berkuasa untuk berkehendak. Hal itu ada pada firmannya di surah Al-Buruj ayat 16 فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ Latin: Fa”ālul limā yurīd Artinya: Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Jahlun berlawanan dari ilmu yang dimana artinya maha mengetahui. Maka dari itu mustahil bagi Allah jika memiliki sifat Jahlun sebab ialah pencipta makhluk, hingga yang terdapat pada langit dan bumi. Hal itu semakin diperkuat dari firman Allah di surah Al Hujurat ayat 18 إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Latin: Innallāha ya’lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ, wallāhu baṣīrum bimā ta’malụn Artinya: Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Akan itulah Allah tidak memerlukan pertolongan dari siapapun dan apapun. Dalam surah Al-Ikhlas Allah berfirman. وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ Latin: Wa ilāhukum ilāhuw wāḥid, lā ilāha illā huwar-raḥmānur-raḥīm Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah dialah yang maha sempurna dan tidaklah memerlukan bantuan siapapun. Hal itu bisa kita lihat pada firman Allah di surah Ankabut ayat 6. وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ Arab-Latin: Wa man jāhada fa innamā yujāhidu linafsih, innallāha laganiyyun ‘anil-‘ālamīn Artinya: Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. Allah berfirman dalam surah Al-Furqan ayat 58 وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا Latin: Wa tawakkal ‘alal-ḥayyillażī lā yamụtu wa sabbiḥ biḥamdih, wa kafā bihī biżunụbi ‘ibādihī khabīrā Artinya: Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang luput dari pendengarannya sebab itulah sifat ini berlawanan dari sifat wajib Allah yaitu Sama’. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 127. وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Latin: Wa iż yarfa’u ibrāhīmul-qawā’ida minal-baiti wa ismā’īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī’ul-‘alīm Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tidak ada yang luput dari pandangan dan penglihatan Allah di alam semesta ini. Sebab itulah mustahil bagi Allah disebut dengan Umyun. Allahberfirman pada surah إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Latin: Innallāha ya’lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ, wallāhu baṣīrum bimā ta’malụn Artinya: Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Itulah 20 sifat yang mustahil bagi Allah, hal tersebut haruslah kita pahami dan wajib kita ketahui sebagai seorang muslim yang bertakwa kepada Allah. Hal itu juga berguna agar kita lebih mengenal Allah. (yat) Baca juga :

Read More