Perbanyak Shalawat dan Puasa Sunnah Agar Meraih Keutamaan di Bulan Sya’ban

Jakarta — 1miliarsantri.net : Puasa dibulan suci Ramadhan 2024 akan berlangsung pada Maret-April. Bila dihitung mundur, sekitar 20 hari lagi umat Islam akan mulai menjalankan puasa Ramadhan 2024. Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat, berkah, dan penuh ampunan dari Allah SWT. Bulan ini sangat istimewa karena di dalamnya diturunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadr, malam terbaik daripada seribu bulan. Karena bulan istimewa, penting kiranya bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri sebelum memasukinya, yaitu pada bulan Rajab dan Sya’ban. Sebab, dua bulan ini mempunyai banyak keutamaan dan manfaat, salah satunya menyiapkan bekal untuk Ramadhan. ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Bila pada bulan Rajab semua amal saleh dilipatgandakan, begitu pula dosa. Sementara bulan Sya’ban juga memiliki beberapa keutamaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Rajab adalah bulannya Allah, Sya`ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”. Abu Bakar Al-Balkhi berkata, “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman”. Mengutip laman Istiqlal.or.id, Selasa (20/2/2024), Sya’ban adalah bulan bagi umat Islam mempersiapkan diri dan pemanasan sebelum menghadapi Ramadhan. “Sebagai bulannya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, menghadiahkan shalawat di bulan Sya’ban kepada junjungan kita Nabi paling mulia adalah sebuah kewajiban. Dengan meninggikan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kita mengikuti perintah Allah yang telah meninggikan nama Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “warafa’na laka dzikrak”,” ungkap Wakabid Sosial dan Pemberdayaan Umat, Prof Sri Mulyati. Dia menambahkan, dengan perbanyak shalawat di bulan pemilik bulan tersebut, kita berharap Nabi Muhammad akan senang dengan kita, insyaAllah kita mendapatkan syafaatnya. Jika Nabi senang, maka insyaAllah Allah akan meridlai kita. Artinya, membaca shalawat adalah salah satu anjuran amalan di bulan Sya’ban. Amalan ini ditegaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki karena turunnya ayat tentang anjuran bershalawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu surat Al Ahzab ayat 56: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦ Artinya : “Sungguh Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. Ibnu Abi Shai al-Yamani dan Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah dan menjadikan bulan Sya’ban sebagai bulan shalawat karena pada bulan itulah ayat tentang perintah anjuran shalawat diturunkan. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Imam Syihabuddin al-Qasthalani dalam Al Mawahib. Kemudian, pada bulan Sya’ban Rasulullah juga melaksanakan shaum atau puasa sunnah. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulanbulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.” Karena itu, Sya’ban dikenal juga dengan bulan puasa sunnah. Berdasarkan riwayat Aisyah radhiallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak puasa sunah. Bahkan Rasulullah hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. “Oleh karena itu marilah perbanyak membaca shalawat dan berpuasa di bulan Sya’ban. Asshalatu wassalamu ‘alaika ya sayyidii ya Rasulullah, khudz biyadina qallat hilatina, adrikna ya Rasulullah,” tutup Prof Sri Mulyati. (wink) Baca juga :

Read More

Kisah Ikaf Seorang Pemuda yang Kelamaan Menjadi Jomblo

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam (SAW) adalah teladan bagi umat Islam. Segala perilaku Rasulullah SAW sehari-hari diharapkan dapat diikuti oleh kaum muslimin. Walaupun tidak semua yang dijalankan Rasulullah SAW layak dan pantas untuk orang beriman, karena ada kekhususan tertentu yang tidak mungkin berlaku untuk umatnya. Salah satunya dalam hal menikah. Rasul SAW memiliki istri lebih dari empat. Sedangkan umat Islam, diberikan batasan beristri maksimal empat orang. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 3. وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَلَّا تَعُوْلُوْاۗ “Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.” (QS. An-Nisa ayat 3). Dalam keterangan ayat di atas, umat Islam hanya diperbolehkan menikahi perempuan maksimal empat orang, tidak boleh lebih. Karena menikah lebih dari empat istri adalah kekhususan yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW. Namun demikian, dalam hal lainnya, umat Islam disunnahkan mengikuti perilaku keseharian Rasulullah SAW, termasuk dalam hal menikah. Beliau membenci umat Islam yang sudah mampu, namun enggan untuk menikah. beliau mengecam umat yang demikian itu seperti Rahib Nasrani, atau temannya setan. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah pernah menegur seorang anak muda yang bernama Ikaf bin Bisyr At-Tamimi. Dalam keterangan lain disebutkan namanya Ikaf bin Khalid. Suatu hari, Ikaf bin Bisyr Al-Tamimi yang berusia sangat muda, namun dikenal sebagai anak yang kaya raya, ditemui oleh Rasulullah yang sedang bersama sejumlah sahabat di Masjid Nabawi. Rasulullah bertanya kepada Ikaf, “Hai Ikaf, apakah engkau sudah beristri?” Ikaf menjawab, “Belum, wahai Rasulullah.” “Apakah kamu tidak punya hamba sahaya perempuan?” tanya Rasulullah sekali lagi. “Tidak punya, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf lirih.“Bukankah engkau punya banyak harta?” tanya Rasulullah lebih jauh. “Benar, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf. “Kalau begitu, engkau termasuk temannya setan. Sekiranya engkau di kalangan orang-orang Nasrani, engkau adalah rahib mereka. Sunah kami adalah menikah.” “Seburuk-buruknya kalian adalah orang yang membujang dan sehina-hinanya orang mati di antara kalian adalah orang yang membujang. Apakah kalian ingin bergabung dengan setan?” “Tiada senjata milik setan yang lebih ampuh untuk menundukkan orang-orang saleh daripada perempuan. Tentu saja dengan mengecualikan orang-orang yang telah menikah.” “Mereka adalah orang-orang yang suci dan terbebas dari hal-hal yang kotor. Celakalah engkau, hai Ikaf! Sesungguhnya perempuan adalah kawan Ayub, Dawud, Yusuf, dan Kursuf!” kata Rasulullah yang bermaksud mengajari Ikaf tentang pernikahan dan ridha Allah. Mendengar nama Kursuf, para sahabat yang hadir bertanya; “Siapakah kursuf itu, wahai Rasulullah?” tanya salah seorang sahabat yang bernama Bisyr bin Athiyyah. Rasul menjawab: “Seorang pria yang beribadah kepada Allah di sebuah pantai selama bertahun-tahun. Siang hari dia berpuasa dan malam hari dia selalu melakukan shalat malam. Namun, kemudian dia menentang Allah Yang Mahaagung lantaran seorang perempuan yang dirindukannya. Setelah itu, dia kembali menjalankan kebiasaannya itu seraya bertobat kepada Allah.” Setelah menjelaskan hal tersebut, Rasul meminta Ikaf untuk menikah. Dan jika tidak mau menikah, Rasul mengecamnya. “Celakalah engkau, hai Ikaf! Menikahlah. Jika tidak, engkau termasuk orang yang bimbang,” tegas Rasulullah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memerintahkan anak muda untuk menikah. عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ: يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ, وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ, وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ) Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada kami, “Wahai para pemuda, siapa yang sudah mampu menafkahi biaya rumah tangga, hendaknya dia menikah. Karena hal itu lebih menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Siapa yang tidak mampu, hendaknya dia berpuasa, karena puasa dapat meringankan syahwatnya.” (yat) Baca juga :

Read More

Terdapat Enam Golongan Yang Dilaknat Allah SWT dan Rasul-nya

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Dalam Islam laknat Allah SWT yang ditujukan untuk hamba menunjukkan bahwa, perilaku tertentu tersebut merupakan dosa besar. Pelakunya pun mendapat posisi terendah di hadapan-Nya. Dalam Durus wa Fatawa Al-Haram Al-Madani, Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan sebagai berikut: كُلُّ ذَنْبٍ كَانَتْ عُقُوْبَتُهُ اللَّعْنَةَ فَهُوَ مِنْ كَبَائِرِ الذُّنُوْبِ “Setiap dosa yang hukumannya adalah mendapatkan laknat, maka dia termasuk dosa besar. Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaihul Ibad menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dan Imam Hakim. Dalam riwayat tersebut diungkapkan enam golongan manusia yang dilaknat oleh para Nabi dan Allah SWT. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008, Rasulullah SAW bersabda: سِتَّةٌ لَعنتُهم ولَعَنَهم اللهُ -وكلُّ نبيٍّ مُجابٌ-: الزائدُ في كِتابِ اللهِ، والمُكذِّبُ بقَدَرِ اللهِ، والمُتسلِّطُ بالجبروتِ ليُعِزَّ مَن أذلَّ اللهُ، ويُذِلَّ مَن أعَزَّ اللهُ، والمُستحِلُّ لحُرُمِ اللهِ، والمُستحِلُّ من عِتْرَتي ما حرَّم اللهُ، والتاركُ لسُنَّتي “Enam orang yang akan saya laknat, dilaknat juga oleh Allah dan oleh setiap Nabi, yakni orang yang tidak diterima doanya yaitu orang yang menambahi isi kitab Allah. Orang yang mendustakan qadar Allah. Penguasa yang zalim yang menindas dengan sewenang-wenang sehingga memuliakan orang yang dihinakan Allah dan menghinakan orang yang dimuliakan Allah. Orang yang menghalalkan perbuatan yang diharamkan di Tanah Haram (Tanah Suci) Allah. Orang yang menghalalkan perbuatan terlarang terhadap keturunan dan kerabatku. Orang yang berpaling dari sunnahku. Sesungguhnya Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat nanti dengan pandangan kasih sayang.” (Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni) Golongan manusia yang akan dikutuk oleh Nabi Muhammad SAW, Allah SWT, dan para Nabi yang lain itu ada enam. Pertama, orang yang dengan sengaja menambah isi Kitab Allah. Yaitu orang yang memasukkan sesuatu yang tidak ada dalam Alquran dan menakwilkannya (menerangkannya) dengan sesuatu yang tidak benar. Kedua, orang yang mendustakan qadar atau ketentuan Allah. Yaitu hubungan kehendak yang bersifat Dzat dengan beberapa perkara pada waktu tertentu dan sebab tertentu yang merupakan suatu perumpamaan dari qadar. Ketiga, penguasa yang bertindak dengan sewenang-wenang, yang mengagungkan orang yang telah dihinakan oleh Allah SWT dan menghina orang yang telah diagungkan oleh-Nya. Keempat, orang yang menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah, yaitu orang yang mengerjakan segala sesuatu yang haram dan mengerjakannya di Tanah Haram, Makkah. Kelima, golongan yang melakukan perbuatan terlarang terhadap keturunan dan sanak kerabat Rasulullah SAW. Yaitu orang yang berbuat maksiat, mendurhakai dan menzalimi keturunan dan kerabat Rasulullah SAW. Keenam, orang yang berpaling dari sunnah Rasulullah SAW, karena meremehkannya. (yus) Baca juga :

Read More

Penyuluh Agama Ikut Hadir Meminimalisir Angka Kenakalan Remaja

Banda Aceh — 1miliarsantri.net : Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Provinsi Aceh mengajak seluruh penyuluh agama Islam (PAI) di provinsi paling barat Indonesia itu untuk berperan meminimalisasi kenakalan remaja yang sedang marak di Aceh. Ketua IPARI Aceh Evi Sri Rahayu mengatakan PAI perlu aktif menjaga ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. Hal ini penting agar aktivitas masyarakat lancar tanpa khawatir dengan gangguan akibat kenakalan remaja. “Kalau keadaan kondusif, masyarakat mudah melaksanakan kegiatan keagamaan dan sosial,” terang Evi dalam keterangan diterima 1miliarsantri.net, Sabtu (17/2/2024). Dalam sebulan terakhir, kata dia, isu kenakalan remaja dan geng motor meresahkan masyarakat di Tanah Rencong, khususnya di Kota Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar. Bahkan, sempat terjadi aksi perkelahian dan pembacokan. Menurut dia, mereka tidak terlahir sebagai anak-anak dengan sifat nakal, namun karena pergaulan tidak terbatas dan mudah terpengaruh, sehingga mereka terjebak dalam lingkungan yang tidak positif. Oleh karenanya, kata Evi, masih sangat potensial para remaja itu dibina sesuai persoalan masing-masing, sehingga kembali menjadi remaja yang produktif dan bermanfaat bagi bangsa. “Kalau bisa, arahkan mereka ke kegiatan olahraga yang punya efek positif bagi mereka,” tegas Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh itu. Memang, lanjut Evi, mengatasi persoalan tersebut tidak mudah. Namun, apabila semua pihak mau terlibat dan berpartisipasi, persoalan kenakalan remaja dapat dihindari. Kepada penyuluh agama Islam, dia mengingatkan agar mengantisipasi pengaruh negatif terhadap remaja, yang kini berada dalam binaan penyuluh di masing-masing tempat bertugas. “Harapannya, tidak muncul kembali aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh remaja,” pungkasnya. (mik) Baca juga :

Read More

Al Qur’an Memberikan Ciri Pemimpin yang Diridhai Allah SWT

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Alquran telah memberikan pencerahan tentang pemimpin. Salah hikmah tentang pemimpin yakni Surat al-Baqarah ayat 124: وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ Wa iżibtalā ibrāhīma rabbuhū bikalimātin fa atammahunn(a), qāla innī jā‘iluka lin-nāsi imāmā(n), qāla wa min żurriyyatī, qāla lā yanālu ‘ahdiẓ-ẓālimīn(a). Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” Hamka dalam Tafsir Al Azhar Jilid 1 mengatakan banyak pelajaran yang diambil dari ayat tersebut. Menurut Hamka, Allah SWT akan memberikan jabatan yang mulia dari seseorang termasuk kepada Rasulnya setelah melalui ujian berat seperti yang dialami Nabi Ibrahim alaihissalam. Allah SWT mengangkat Ibrahim sebagai imam bagi manusia setelah lulus melalui berbagai ujian di antaranya menentang ayahnya sendiri yang menyembah berhala. Imam, kata Hamka, ialah orang yang teladani baik berkenaan dengan agama, ibadah dan akhlak. Dalam ayat tersebut, Ibrahim juga memohon agar jabatan imam diberikan kepada orang yang dipilih Allah SWT namun dari kalangan anak-cucunya. Allah SWT mengabulkannya namun tak akan diberikan kepada anak cucunya yang zalim. Menurut Hamka kebaikan budi pekerti, ketinggian agama dan kebaikan ibadah bukan karena keturunan. Mereka yang naik sebagai pemimpin yang mampu melewati ujian sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim alaihissalam. Hamka mengatakan dari ayat tersebut dapat ditarik pelajaran bahwa menjadi pemimpin yang diridhai Allah SWT tidak mudah. Sebelum menjadi pemimpin harus mampu melawan ujian berat sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim. Imam Al Mawardi dalam bukunya tentang politik Islam berjudul al-Ahkamu Sulthaniyyah. Berikut syarat dan kriteria pemimpin idaman dalam Islam. Ini meliputi Islam, baligh, dan berakal. Maka, orang kafir tidak boleh dipilih menjadi pemimpin, orang-orang mukmin. Orang yang tidak berakal, baik karena masih kecil atau karena hilang akalnya, tidak boleh memegang kekuasaan dan yang semisalnya sama sekali. Wilayah kubra (kepemimpinan tertinggi) untuk laki-laki dengan kesepakatan para ulama. Disyaratkan sebagai orang yang merdeka karena budak tidak berkuasa atas dirinya, namun ia berada di bawah kendali tuannya. Yaitu sifat yang membuat pelakunya bertaqwa, menjauhi dosa-dosa, dan perilaku yang merusak harga dirinya di tengah-tengah umat. Seorang pemimpin disyaratkan orang yang mempunyai bagian yang besar dari ilmu syar’i dan tsaqafah, agar memungkinkan baginya mengetahui yang haq dari yang bathil dan mengatur urusan-urusan negara. Al-Imam Asy-Syaukani berkata, “Tujuan inti kepemimpinan tertinggi adalah pengaturan urusan-urusan manusia secara umum dan secara khusus, serta menjalankan perkara-perkara pada jalurnya dan meletakkannya pada tempatnya, dan ini tidak mudah dilakukan bagi orang yang ada cacat di dalam panca indranya.” (as-Sailul Jarrar 4/507). (yus) Baca juga :

Read More

Kisah Rasulullah SAW Ketika Mengirim Surat ke Raja-Raja Agar Masuk Islam

Surabaya — 1miliarsantri.net : Selain pemimpin agama, Rasulullah juga pemimpin pemerintahan. Ia menggunakan tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan untuk memperluas dakwahnya ke berbagai negara. Maka dari itu pasca perdamaian Hudaibiyah, Rasulullah mengirimkan surat kepada raja dunia dan para pemimpin Arab untuk mengajak mereka masuk Islam. Dalam Sirah Nabawiyah “Sejarah Lengkap Nabi Muhammad Saw” karya Abdul Hasan ‘Ali Al-Hasani An-Nadwi menjelaskan Rasulullah melalui surat kepada raja dunia dan pemimpin Arab mengajak mereka masuk Islam dengan cara bijaksana dan nasihat yang baik. Sehingga ia mengutus utusan menyampaikan surat itu kepada mereka. Pasca perdamaian Hudaibiyah situasi memang lebih aman. Hal tersebut membuat dakwah menyebarkan agama Islam lebih luas lagi menjadi lebih lancar. Ruang gerak mendakwahkan Islam tak ada yang halangan. Beberapa raja yang mendapatkan surat dari Rasulullah antara lain Raja Romawi yakni Heraclius. Pembawa surat Rasulullah ke Heraclius yakni Dihyah al-Kalbi. Namun Dihyah menyerahkan surat tersebut melalui penguasa Bushra. Bunyi surat tersebut: “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya. Kepada Heraclius, raja Romawi. Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du: Aku mengajakmu untuk masuk Islam. Masuklah Islam maka kau akan selamat, dan kau akan diberikan oleh Allah dua pahal. Jika kau menolak maka kau menanggung dosa orang-orang Arison. “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu. Bahwa tidak ada kita sembah kecuali Allah dan tidak ada persekutuan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’ (QS. Ali Imran [3]: 64). Selain kepada Heraclius, Rasulullah juga mengirimkan surat kepada Raja Persia, Kisra Abrawaiz, raja Habsyi, Najasyi dan raja Mesir, Muqauqis. Rasulullah membuat stempel yang terbuat dari perak bertuliskan “Muhammad Rasulullah”. Pengiriman surat terbut ke raja-raja menunjukkan bahwa Islam bukan hanya untuk bangsa Arab saja. Namun Islam adalah agama untuk umat manusia di mana saja. (yat) Baca juga :

Read More

Menghafal Al Qur’an Kunci Kemajuan Keilmuan Islam

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Spesialis Ahli saraf Mohamed Ghilan menemukan hubungan antara menghafal Al-Qur’an dengan peningkatan pemikiran dan penemuan ilmiah. Menurut Ghilan, saat mempelajari Al-Qur’an yang fokus pada pendengaran dan pengucapan, dapat merangsang area otak di lobus temporal, pusat konsolidasi memori. Semakin banyak aktivasi yang diterima area ini, seperti saat menghafal Al-Qur’an, semakin baik dan efisien lobus temporal dalam kapasitasnya untuk belajar dan mengingat. Temuan Ghilan ini memberi pencerahan baru akan pengakuan ilmuwan dunia tentang pencapaian umat Islam yang unggul dalam ilmu pengetahuan. Faktanya, seorang profesor non-Muslim di kelas Sejarah Sains menyatakan bahwa jika bukan karena masalah politik dan perselisihan, umat Islam akan mencapai bulan pada tahun 1400-an. “Pemahaman tentang sistem pendidikan Islam yang membentuk otak dan pemikiran suatu peradaban telah dibicarakan oleh banyak ulama Muslim,” kata Ghilan seperti dilansir dari Islamic Post Online, Rabu (14/2/2024). Para ulama sering merenungkan bahwa ketika umat Islam menjadi pemimpin, Al-Quran menjadi pusat sistem pendidikan mereka. Namun ketika Al-Qur’an ditinggalkan, maka kekuasaan pun akan hilang. Penelitian Ghilan melihat lebih dari sekedar aspek spiritual dan moral, namun juga apa yang sebenarnya terjadi di otak. Dia mampu mengidentifikasi daftar panjang fungsi otak dan fungsi manusia lainnya yang ditingkatkan dengan mempelajari Al-Qur’an. Proses membaca Al-Qur’an diumpamakan seperti atlet maraton. Dalam persiapan lari maraton, seorang atlet mempersiapkan diri dengan berlari jarak jauh, mengonsumsi makanan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan pembiasaan otot. Demikian pula dengan menghafal Al-Qur’an yang mempunyai efek sama terhadap otak seseorang. Pembacaan kalam Ilahi secara terus menerus, dengan pengucapan yang tepat (tajwid), mengarah pada aktivasi area tertentu di otak sehingga memudahkan dalam melakukan pemahaman, pemrosesan, dan retensi dalam semua kapasitas. Hafalan dan pembacaan Al-Qur’an tidak hanya berupa realitas spiritual saja, melainkan realitas materialistis yang terbentuk di dalam otak. Bagian Otak yang Aktif saat Baca Al-Qur’an Ada tiga bagian utama otak yang diaktifkan saat membaca Al-Qur’an, yaitu lobus Korteks Serebral; Lobus Frontal, Lobus Parietal, dan Lobus Temporal. Korteks Serebral merupakan bagian terbesar dari otak manusia yang berhubungan dengan fungsi otak yang lebih tinggi seperti berpikir dan bertindak. Tindakan mendengarkan Al-Qur’an dan mengucapkannya secara akurat saat menghafal merangsang Lobus Temporal, yang berisi Hippocampus, pusat memori otak. Pengaktifan konsisten ini melalui hafalan Al-Qur’an meningkatan retensi memori. Demikian pula, lobus parietal kiri dan kanan, yang memproses saat membaca, menulis, berbicara, hubungan logika visuospasial dan pemahaman ekspresi wajah, secara konsisten juga dirangsang untuk menghasilkan peningkatan keterampilan logika dan matematika serta keterampilan visuospasial yang lebih kuat. Hal ini dapat menjelaskan keberhasilan peradaban Islam di bidang astronomi dan matematika, seperti Al Kindi dan Al-Khawarizmi. Menyadur About Islam, mendengarkan Al-Qur’an setara dengan menikmati musik. Penelitian terbaru menunjukkan kebiasaan ini dapat menyebabkan pelepasan dopamin. Dopamin merupakan senyawa kimia dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan berperan dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Fungsi lain dari hormon dopamin antara lain, memberikan sinyal ke tubuh untuk menekan rasa sakit atau nyeri juga memberikan stimulus pada saraf dan otot pada penderita stroke atau cedera lain. Sistem pendidikan umat Islam memang menjadi landasan kebangkitan peradaban. Pendidikan yang berpusat pada pemahaman Al-Qur’an tidak hanya meningkatkan spiritualitas, tetapi juga meningkatkan kemampuan mental, sehingga memungkinkan keberhasilan di bidang sains, teknologi, kedokteran, astronomi, matematika dan banyak lagi. Karena itu, kata Ghilan, untuk mencapai kesuksesan, umat Muslim perlu untuk menghidupkan lagi warisan peradaban awal Islam lewat sistem pendidikan tradisional dan teknologi secara bersamaan. (yus) Baca juga :

Read More

Doa Rasulullah SAW Yang Cocok Dibaca Untuk Lansia

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Qabishah bin Mukhariq, “Jika kamu berdoa dengannya, niscaya kamu akan terhindar dari rasa cemas, berbagai kesulitan dan berbagai penyakit (kusta dan lumpuh).” Demikian dijelaskan Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. Doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk Qabishah bin Mukhariq di masa tauanya nanti agar terhindar dari rasa cemas dan kesulitan. Qabishah bin Mukhariq Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kepadanya doa yang dibaca pada masa tuanya nanti. Doa tersebut dibaca tiga kali setelah sholat Subuh. سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim la hauta wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhimi. Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Syaban

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan hijriah dan berada di antara dua bulan besar yakni Rajab dan Ramadhan. Sya’ban adalah bulan penting bagi umat Islam. Hal itu karena pada bulan ini terjadi sejumlah peristiwa penting di dalam sejarah Islam. Sebagai informasi, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah menginformasikan bahwa awal Sya’ban 1445 H jatuh pada Ahad (11/2/2024). “Awal bulan Sya’ban 1445 H bertepatan dengan Ahad Pon 11 Februari 2024 M (mulai malam Ahad) atas dasar rukyah,” sebagaimana tertulis dalam Pengumuman Nomor : 015/LF–PBNU/II/2024 yang dikeluarkan pada Sabtu (10/2/2024). Berikut 3 peristiwa penting di bulan Sya’ban yang perlu diketahui, sebagaimana dikutip dari artikel NU Online berjudul Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban: Kaum Muslimin pada saat itu shalat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Kemudian Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat umat Islam ke Kakbah. Perubahan arah kiblat ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” Meski begitu, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu. Anjuran bershalawat itu tertulis dalam Surat Al-Ahzab ayat 56. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Anjuran ini juga disebutkan Ibnu Abi Shai Al-Yamani dan dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam kitabnya yang berjudul Al-Mawahib, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah. (wink) Baca juga :

Read More

Serangan Israel Memperparah Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Otoritas Mesir pada Ahad (11/2/2024) memperingatkan “dampak mengerikan” akibat serangan darat di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan yang direncanakan Israel. Militer Israel berencana meluncurkan serangan darat di Rafah, rumah bagi lebih dari satu juta penduduk yang mencari perlindungan, guna mengalahkan apa yang disebut Tel Aviv sebagai sisa “batalion Hamas”. Rencana itu memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan di Kota Rafah. “Menargetkan Rafah, ditambah kebijakan Israel yang selalu menghalangi akses bantuan kemanusiaan, merupakan kontribusi nyata dalam menerapkan kebijakan untuk mengusir warga Palestina sekaligus menghancurkan perjuangan mereka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir. Mesir menegaskan, pihaknya menolak pernyataan resmi Israel soal serangan Rafah, memperingatkan bahwa rencana serangan tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan, apalagi mengingat risiko yang memperparah bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Mesir menyerukan persatuan upaya internasional dan regional untuk mencegah rencana serangan terhadap Rafah, yang saat ini menampung sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina yang menganggap kota tersebut daerah aman terakhir di Gaza. Militer Israel pada Ahad menyetujui rencana serangan darat di Rafah, menurut lembaga penyiar publik Israel, KAN. Warga Palestina mencari tempat perlindungan di Kota Rafah ketika Israel menggempur sisa wilayah Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 28 ribu orang dan menyebabkan kehancuran massal serta krisis kebutuhan pokok. Sebelumnya pada Rabu, Gedung Putih memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah “akan menjadi bencana” bagi warga Palestina. Perang Israel di Gaza menyebabkan 85 persen penduduk di sana mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan, dengan 60 persen infrastruktur rusak atau hancur, menurut PBB. Pada akhir 2023 Afrika Selatan melayangkan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuding Israel gagal menjunjung komitmennya berdasarkan Konvensi Genosida 1948. Melalui putusan sementara pada Januari, Pengadilan PBB itu memutuskan bahwa klaim Afrika Selatan masuk akal. ICJ lantas memerintahkan Pemerintah Israel untuk mengambil langkah sementara guna menghentikan aksi genosida sekaligus menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (zul) Baca juga :

Read More