Apa Yang Dimaksud Hukum Dzarrah Sebagai Pengganti Hukum Karma

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Mungkin Anda pernah mendengar bahwa dalam Islam tidak ada istilah hukum karma. Meski begitu, Islam meyakini bahwa perbuatan manusia pasti akan menghasilkan balasan yang setimpal. Hal ini disebutkan dalam surat al-Zalzalah ayat 7 dan 8 di mana perbuatan baik atau buruk sekecil biji dzarrah pun akan mendapat balasan setimpal. Dalam Islam hal itu disebut sebagai hukum zaroh. Dzarrah merupakan bagian terkecil dari sesuatu yang dalam ilmu fisika disebut atom. Dalam surat tersebut, dijelaskan perilaku baik dan buruk akan mendapat balasan setimpal, tetapi itu bisa dibalas di dunia atau nanti di akhirat. Perilaku baik dan buruk ini bisa dilakukan manusia secara sadar atau bisa juga secara tidak disengaja. Agar menjaga sikap untuk tetap memiliki hubungan baik antarsesama manusia, Islam mengajarkan untuk mengendalikan sisi emosional. Karena segala tindakan yang mendahulukan emosional, pasti berakhir buruk. Islam mengajarkan bahwa manusia dilahirkan dengan karakter yang bersih tanpa dosa dan tidak bertanggung jawab atas perbuatan orang lain. Sebab setiap diri hanya bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Pada saat yang sama, ada agama tertentu yang meyakini bahwa kehidupan yang kita jalani saat ini adalah hasil dari kehidupan sebelumnya. Kita menerima karma buruk akibat perbuatan kita di kehidupan sebelumnya, meskipun kita tidak ingat bahwa kita berada di kehidupan sebelumnya atau apa yang telah kita lakukan sehingga pantas mendapatkan apa yang kita alami sekarang. Ada juga keyakinan lain bahwa manusia pertama membawa beban dosa. Karena dosanya, kita berada dalam kebobrokan. Kita berbuat dosa karena kita mewarisi sifat berdosa itu dari orang tua pertama kita yaitu Nabi Adam AS. Bahkan ada yang melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa ada dosa warisan yang membuat kita menderita hingga hari ini. Tetapi Islam mengajarkan bahwa tidak ada yang namanya dosa warisan atau dosa asal. Kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri. Kita tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukan orang lain. Tidak ada kehidupan sebelumnya di dunia ini yang akan memberikan karma buruk pada kita. “Kita berada di dunia ini hanya sekali saja, dan apa pun yang kita lakukan di sini akan membentuk kehidupan kita di akhirat kelak. Kita hanya bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Donny Syofyan. Ini juga mengacu pada surat al-Zalzalah ayat 7 dan 8 tentang setiap perbuatan seorang manusia, balasan akan didapat seorang manusia itu sendiri. Mengenai balasan bagi orang-orang yang menzalimi orang lain, ini juga dijelaskan dalam Islam dan sering kali disebutkan bahwa doa-doa mereka terkabul. Maka dari itu, lebih baik menjaga lisan dan perilaku agar tidak sampai menyakiti hati orang lain, apalagi jika sampai mendzalimi. (yus) Baca juga :

Read More

Jadikan Setiap Ramadhan Sebagai Ramadhan Terakhir Kita di Dunia

Surabaya — 1miliarsantri.net : Sejak baligh, pernah kah berpikir sudah berapa kali kita sebagai umat Muslim menjalani puasa Ramadhan Dari Ramadhan ke Ramadhan, sudah berbekaskah ibadah kita? Atau hanya rutinitas atau formalitas saja untuk menggugurkan kewajiban menjalani rukun Islam ketiga ini. Agar tidak sia-sia ibadah Ramadhan kita dari tahun ke tahun, seiring dengan usia kita bertambah dan jatah hidup berkurang, ada baiknya kita muhasabah. Ujung dari muhasabah ini, setidaknya bertekad menjadikan Ramadhan tahun ini yang terakhir dalam hidup kita, agar kita bersungguh-sungguh dalam beribadah. Para sahabat Rasulullah Sholallohu’alahi wassalam (SAW), telah menyiapkan diri menghadapi bulan suci Ramadhan enam bulan sebelumnya. Artinya, setengah tahun setelah Idul Fitri, mereka para sahabat rodhiyallohuanhum (ra) sudah mempersiapkan diri akan bertemu bulan Ramadhan berikutnya. Bagaimana dengan kita yang hidup di zaman serba canggih serba mudah dan instan ini? Ketika masuk bulan Ramadhan, para sahabat Rasulullah SAW memasuki 10 hari terakhir semakin giat dan ekstra beribadah. Selain pahala puasa ditambah beribadah Ramadhan berlipat ganda, juga terdapat satu malam yang hanya ada di Bulan Ramadhan yakni Lailatul qodar (malam seribu bulan). Alquran Surah Al-Qadar (97): 1-5 artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada Lailatul qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” Di pengujung Ramadhan, sebagian besar umat Islam bergembira karena mendekati hari raya Idul Fitri, tapi tidak dengan mereka. Para sahabat ra menangis karena Ramadhan akan berlalu, meninggalkan umat Islam. Entah akan bertemu lagi atau tidak tahun depan. Tidak ada yang menjamin hal itu. Bukankah ada keluarga, sahabat, teman, dan kolega kita yang tidak berjumpa lagi Ramadhan tahun ini. Betapa istimewanya Ramadhan, Allah SWT berikan bonus ganjaran pahala yang berlipat ganda. Jika saja hamba-hamba-Nya tahu ganjaran tersebut, mereka akan berharap Ramadhan sepanjang tahun. Rasulullah SAW bersabda dari hadist diriwayatkan Abu Mas’ud Al Ghifari, “Kalaulah hamba-hamba Allah SWT mengetahui balasan dan keutamaan Ramadhan, maka umatku pasti akan berharap agar sepanjang tahun menjadi Ramadhan,” (HR. Thabrani, Ibnu Khuzaiman, dan Baihaqi). “Kalaulah”, kata yang disematkan Nabi SAW dalam hadistnya, artinya bisa jadi kita tidak tahu ganjarannya, bisa jadi kita tidak mungkin melaksanakannya. Allah SWT rahasiakan ganjarannya yang tidak terhingga dengan balasan pahala yang unlimited. Allah SWT tidak ingin menyusahkan hamba-Nya beribadah puasa setiap hari tanpa ada Idul Fitri. Ramadhan menjadi momentum umat untuk kembali jiwa dan raganya kepada sang Pencipta. Sebelas bulan sebelumnya, umat diperadukkan dengan aktivitas keduniawian. Untuk shalat, shaum, berinfak, berderma, dan berbagi dengan sesama terkadang terlalaikan. Bulan Ramadhan mengembalikan itu semua ke titik nadir, manusia sebagai ciptaan Allah. Apa pun kondisi kita saat ini, sebagai umat Muslim, semua sudah ditakdirkan Allah SWT, tetap berhusnudzon (berbaik sangka), dan jangan sekali-sekali berpikiran su’udzon (berburuk sangka). Semua takdir tidak ada yang buruk, semuanya baik. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Begitu sebaliknya, buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,” (QS. Al-Baqoroh: 216). (yat) Baca juga :

Read More

KH Miftachul Akhyar : Jadikan Ramadhan Sebagai Bulan Muhasabah dan Memohon Ampunan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan beberapa amalan penting yang dapat dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Ramadhan dikenal dalam Islam dengan bulan yang sangat mulia, yang kedatangannya perlu disambut dengan persiapan yang maksimal. Di antara persiapan itu adalah membuang sikap tercela yang selama ini biasa dilakukan. Baik berupa perbuatan maupun ucapan, seperti sikap tidak jujur kepada sesama, menipu, berkata kotor, dan lain sebagainya. Demikian ini merupakan ikhtiar untuk memperoleh keutamaan-keutaman Ramadhan bila saatnya tiba. “Untuk bisa menyambut datangnya bulan Ramadhan mengambil semua bonus bonus yang dijanjikan dalam Ramadhan, tinggalkan perilaku-perilaku yang kemarin kurang bagus, ucapan-ucapan bohong, tipuan-tipuan bahkan omongan kosong pun tinggalkan,” ungkapnya kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (2/3/2024). Hal lain yang dapat dilakukan yaitu mulai membiasakan membaca Al-Qur’an secara rutin. Kebiasaan ini juga hendaknya terus dilanjutkan pada saat menjumpai bulan Ramadhan. Mengingat, bulan Ramadhan juga dikenal dengan bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur’an), lantaran kitab suci umat Islam ini diturunkan pada bulan Ramadhan. “Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan bila perlu khatamkan Al-Qur’an berkali-kali, perbanyaklah shalat malam. Isi kekosongan waktu dengan hal-hal yang berguna,” sambung Kiai Miftach. Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini lebih jauh menyampaikan, amalan-amalan yang dia sebutkan itu tak lain sebagai salah satu upaya untuk memantaskan diri saat akan menemui bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat Allah. “Insyaallah ini bertanda di saat kita bisa melaksanakan dengan sempurna pertanda kita ini orang yang betul-betul menjadi insan kamil dalam batasan tertentu. Karena Ramadhan adalah bulan termulia dari sekian bulan, kita bisa menghormati dengan baik, maka kita pun akan menjadi manusia yang termulia,” terangnya. Ia mendoakan umat Islam secara umum agar diberikan usia panjang, hingga benar-benar bisa menikmati kemuliaan dan keutamaan Ramadhan kali ini dan Ramadhan-Ramadhan selanjutnya. “Semoga satu bulan penuh bsia kita laksanakan puasa dengan baik. Dan mudah-mudahan kita diberikan usia panjang bisa ketemu dengan Ramadhan-Ramadhan yang akan datang,” harapnya. Sebelumnya, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa menyampaikan penegasan terkait awal Ramadhan 1445 H/2024 M. Berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya, Kiai Sirril menyatakan bahwa melalui pengalaman atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Sya’ban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad, 10 Maret 2024. “Untuk awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya, secara pengalaman atau tajribah, hilal tak mungkin dapat dirukyat pada Ahad sore 10 Maret,” kata Kiai Sirril Berdasarkan perhitungan tersebut, ia menyatakan bahwa 1 Ramadhan 1445 H diprediksi bertepatan dengan 12 Maret 2024. “Jadi langkah ikmal/istikmal Sya’ban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M,” papar ulama ahli Falak ini. (har) Baca juga :

Read More

Keistimewaan dan Keutamaan Mereka Yang Membaca dan Menghafalkan Al Qur’an

Surabaya — 1miliarsantri.net : Al-Qur’an adalah kitab suci yang mulia dan istimewa. Ia berisi berbagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Di dalamnya diungkapkan berbagai ilmu pengetahuan, dari dunia hingga akhirat. Selain itu, banyak keutamaan dan keagungan yang terdapat dalam Al-Qur’an, termasuk bagi orang yang membaca dan mengamalkannya. خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang membaca Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari dari Usman bin Affan RA). Dalam Al-Quran surat Al Maidah, Allah berfirman; يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ. يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS Al-Ma’idah [5]: 15-16). Kemudian dalam ayat lainnya Allah berfirman; وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِى كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl [16]: 89). يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57). Selain disebutkan sebagai orang yang terbaik ketika mereka membaca dan mengajarkan atau mengamalkan Al-Quran, keistimewaan yang didapatkan bagi mereka yang suka membacanya adalah syafaat. اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ “Iqra-uul-Qur’ana fa innahu ya-ti yaumal-qiyamati syafi’an li-ash-habihi.”“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR Muslim dari Abu Umamah). Rasulullah bersabda: من قرأ حرفًا من كتابِ اللهِ فله به حسنةٌ والحسنةُ بعشرِ أمثالِها، لا أقولُ ألم حرفٌ، ولكن ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ “Man qara-a harfan min kitabillahi fa lahu bihi hasanatun wal-hasanatu bi-asyri amtsaliha, laa aqwaalu almu harfun, wa lakin alifun harfun, wa lamun harfun, wa mimun harfun.” “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan membaca tersebut. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan di setiap satu huruf: akan tetapi Alif satu huruf, lam satu. Aku tidak mengatakan bahwa (yang dimaksud huruf) berarti Mim (dimaknai) satu huruf.” (HR Tirmidzi, katanya hadis ini hasan sahih, dari Ibnu Mas’ud RA). “Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tergagap dan susah membacanya, baginya dua pahala.” (Muttafaqun Alaih). Dua pahala yang dimaksud adalah pahala atas dirinya karena telah membaca Al-Qur’an, dan pahala atas upayanya untuk membaca Al-Qur’an, kendati dengan susah payah. Dari kesusahannya dalam membaca Al-Qur’an ini pula, Allah memberikan padanya pahala. (yat) Baca juga :

Read More

Al-Qur’an dan Hadits Banyak Ajarkan Kesabaran Serta Berpikir Positif untuk Kesehatan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Al-Qur’an dan hadist banyak memberi contoh tentang keutamaan dari berpikir positif, tekun, dan optimistis saat menghadapi kesulitan. Kesabaran dan pandangan hidup yang positif dinilai sebagai dua alat penyembuh terhebat, benarkah demikian? Dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157, Allah SWT berfirman: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ Arti: Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ Artinya: yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ Artinya: Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Merujuk temuan ilmu pengetahuan modern, rahmat ini seringkali datang dalam bentuk kesehatan. Seperti dikatakan Bernard Jensen, dalam bukunya The Science and Practice of Iridology, “Dokter zaman baru akan menyadari bahwa bengkel terpenting bagi manusia bukanlah tubuh fisik, namun pikiran yang mengendalikannya.” Ted M. Morter menegaskan hal ini dalam bukunya, Kesehatan Anda… Pilihan Anda, bahwa “pikiran negatif adalah penghasil asam nomor satu dalam tubuh (dan tingkat keasaman tubuh yang tinggi adalah penyebab utama penyakit)… karena Anda tubuh bereaksi terhadap tekanan mental dan emosional negatif yang disebabkan oleh pikiran dengan cara yang sama seperti bereaksi terhadap ancaman ‘nyata’ yang membahayakan fisik.” Sederhananya, pikiran negatif dan positif berasal dari otak. Karena itu, agar tubuh selalu sehat perlu untuk menjaga otak tetap stabil. “Otak merupakan organ yang bekerja selaras dengan organ-organ lain dalam tubuh, dan mendapat asupan dari aliran darah yang sama. Maka dari itu, kita dapat memahami bagaimana berbagai peristiwa mental dapat mempengaruhi kita secara fisik,” ungkap dokter naturopati, Karima Burns, seperti dikutip dari About Islam, Kamis (29/2/2024). Ada banyak hikmah dalam sabda Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Orang yang kuat bukanlah orang yang dapat mengalahkan manusia dengan kekuatan, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya saat sedang marah.” (HR Bukhari dan Muslim) Faktanya, tetap sabar dan tenang adalah kunci kekuatan fisik. Rasulullah SAW memperingatkan agar kita mengambil jalan hidup yang lebih moderat. Namun, kita sering kali memperlihatkan kegembiraan secara berlebihan. Padahal, kesenangan dan kegembiraan yang terlalu berlebih tidak baik untuk kesehatan. Seperti dalam kebanyakan masalah kesehatan, melakukan pencegahan lebih baik daripada menemukan obatnya. Dalam Islam, cara terbaik untuk menjaga kesehatan adalah dengan menghindari sikap negatif dan mengendalikan emosi, juga mengamalkan hikmah yang diberikan lewat Al-Qur’an dan Hadits. Karenanya, kita harus mengucapkan “Alhamdullilah” atas apa yang dimiliki, “Insya Allah” untuk apa yang diniatkan; dan “Subhana’ Allah” saat melihat sesuatu yang menarik atau menakjubkan. Ucapkan istighfar saat sedang marah atau lemah. Terpenting adalah mengucap Allahu Akbar ketika dihadapkan pada tantangan hidup. Lima ungkapan ini, yang diucapkan secara rutin, ibarat mengonsumsi multivitamin untuk kesehatan holistik. (yat) Baca juga :

Read More

Wasilah dan Keutamaan Membaca Shalawat

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita membahas ibadah dan ketakwaan, salah satu aspek yang sering kali diabaikan adalah peran penting membaca Shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW. Hukum membaca Shalawat sendiri dibagi menjadi dua, menjadi bagian wajib saat salat dan menjadi amalan sunah di luar waktu salat. Menyinggung urgensi membaca Shalawat, terdapat beberapa hadis yang mengajak umat Islam untuk memperbanyak pujian kepada Nabi SAW. Salah satu sabda Rasulullah SAW yang memotivasi kita adalah, مَن صلَّى علَيَّ صَلاةً واحِدةً صلَّى اللهُ عليه عَشْرَ صَلواتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطيئاتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجاتٍ “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, dihapus darinya sepuluh dosa, dan ditinggikan baginya sepuluh derajat.” Dalam hadis lain disebutkan Nabi SAW bersabda, عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم. “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Kedua hadis di atas membawa makna mendalam yang mengajarkan kita betapa pentingnya mengisi hari-hari kita dengan mengucapkan Shalawat kepada Rasulullah SAW. Bukan hanya sebagai bentuk ketakwaan, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan dalam setiap langkah hidup. Semua tokoh ulama, guru ngaji senantiasa selalu mengajak bersama-sama untuk memperbanyak bacaan Shalawat kepada Rasulullah SAW, membentuk kebiasaan baik yang tidak hanya melengkapi salat kita, tetapi juga menyirami hati dan jiwa kita dengan kedamaian dan kebahagiaan. Sebuah perjalanan spiritual yang indah, mengiringi kita dalam setiap langkah hidup, dan membawa kita lebih dekat kepada sumber segala kebaikan Rasulullah SAW. Bacaan Shalawat yang Dianjurkan Terdapat banyak varian bacaan shalawat yang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Namun, bacaan shalawat yang memiliki dasar sahih salah satunya di bawah ini: اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى الِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى الِ إِبْرَاهِيْمَ. إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ (yat) Baca juga :

Read More

Kiamat Merupakan Salah Satu Keniscayaan yang Benar-benar Akan Terjadi

Surabaya — 1miliarsantri.net : Hari kiamat merupakan peristiwa yang akan dihadapi semua umat manusia, tak terkecuali. Gambarannya pun banyak disampaikan di berbagai ayat Alquran, hadits, dan paparan ulama. Di antaranya yang dijelaskan dalam kitab Mukasyafatul Qulub al Muqarrib ila Hadhrah ‘Allam al Ghuyub karya Imam al-Ghazali. Mengutip perkataan Ibnu Abbas yang berkata,”Bumi ditambah dan dikurangi. Pepohonan, gunung-gunung, lembah-lembah, dan isinya dihilangkan. Bumi dipanjangkan seperti kerak bumi Ukazh, sebuah bumi yang seperti perak, darah tidak ditumpahkan di bumi itu, dan tidak digunakan untuk melakukan perbuatan buruk. sedangkan langitnya, matahari, bulan, dan bintang-bintangnya dihilangkan. Maka lihatlah, wahai orang miskin (miskin amal), terhadap kengerian dan kegentingan hari itu. Ketika semua makhluk berkumpul di daerah itu, bintang-bintang langit berjatuhan dari atas mereka. Matahari dan bulan lenyap. Bumi menjadi gelap karena sinarnya telah padam.” Ketika mereka berada dalam keadaan itu, tiba-tiba langit berputar di atas kepala mereka. Langit terbelah, meskipun langit itu tebal dan keras, selama 500 tahun. Para malaikat berdiri di tiap pinggir dan penjuru langit. Rasakanlah kengerian suara terbelahnya langit dengan pendengaramu. Rasakanlah ketakutan hari di mana langit terbelah, padahal langit itu keras dan kuat. Kemudian langit meleleh dan mengalir seperti perak yang dilelehkan dan bercampur warna kuning. Lalu langit menjadi seperti bunga mawar yang berminyak. Kemudian langit menjadi seperti cairan logam, dan gunung-gunung seperti bulu. Manusia bertebaran seperti belalang yang beterbangan. Mereka dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan berjalan kaki. Rasulullah bersabda: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا “Manusia dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan tidak bersunat. Diriwayatkan, Saudah berkata, “Betapa buruknya, sebagian dari kita melihat sebagian kita yang lain.” Nabi menjawab, “Manusia ter-lalu sibuk untuk melakukan hal itu.” Allah berfirman: لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ “Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS Abasa ayat 37) Betapa agungnya sebuah hari, ketika aurat-aurat terbuka, tetapi meskipun demikian, perbuatan melihat dan menoleh tidak dilakukan. Bagaimana mungkin hal itu dilakukan, sedangkan mereka berjalan menggunakan perut dan wajah mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk melihat orang lain. Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di padang Mahsyar menjadi tiga golongan, yaitu kelompok yang berjalan berkendaraan, kelompok yang berjalan kaki, dan kelompok yang berjalan menggunakan wajahnya.” Seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan menggunakan wajah mereka?” Rasulullah menjawab, “Dia yang menciptakan mereka berjalan menggunakan kaki, juga bisa menciptakan mereka berjalan menggunakan wajah.” Dalam tabiat manusia terdapat pengingkaran terhadap setiap sesuatu yang belum dikenalnya dengan baik. Seandainya manusia tidak pernah melihat ular yang berjalan menggunakan perutnya, seperti kilat yang menyambar, tentu dia akan mengingkari kemungkinan berjalan dengan menggunakan selain kaki. Berjalan menggunakan kaki juga dianggap mustahil bagi orang yang tidak pernah menyaksikannya. Maka, hendaklah engkau tidak mengingkari sesuatu yang berkaitan dengan keajaiban hari kiamat. Karena apa yang terjadi di hari kiamat itu berbeda terhadap analogi peristiwa di dunia. Sesungguhnya, jika engkau tidak menyaksikan keajaiban yang terjadi di dunia, lalu diberi tahu kepadamu sebelum kau menyaksikannya, maka sungguh engkau akan mengingkari hal itu, dengan pengingkaran yang tinggi. Maka hadirkanlah di dalam hatimu, tentang rupamu sendiri yang sedang berdiri, telanjang, terbuka, hina, diusir, bingung, linglung, dan menunggu takdir yang akan terjadi kepadamu, takdir kebahagiaan atau kesengsaraan. Agungkanlah peristiwa itu di dalam hatimu, karena sesungguhnya ia sangat agung. Kemudian, pikirkanlah makhluk-makhluk yang saling berdesakan dan berkumpul. Penduduk tujuh langit dan tujuh bumi-baik malaikat, jin, manusia, setan, hewan liar, hewan buas, dan burung-berdesakan hingga sampai di tempat yang telah ditentukan. Kemudian, matahari terbit di atas mereka. Panasnya berlipat ganda. Pemandangan sudah berganti dari yang biasa ke luar biasa. Kemudian matahari itu didekatkan terhadap kepala penduduk alam semesta, seperti dekatnya dua anak panah sehingga, di atas permukaan bumi tiada lagi naungan yang tersisa selain naungan Arasy Tuhan alam semesta. Yang bisa bernaung dengan Arasy hanyalah orang-orang yang dekat dengan Tuhan (mugarrabin). Jadi, di sana hanya ada makhluk yang bernaung di bawah Arasy dan ada yang menjadi korban panasnya matahari. Panasnya matahari benar-benar melelehkan. Kesusahan dan kesedihan menjadi sangat sengit. Sinarnya sangat menyilaukan. Kemudian, makhluk-makhluk saling mendorong. Sebagian dari mereka mendorong sebagian yang lain, karena desak-desakan yang sangat kuat dan kaki-kaki yang saling berbeda arah. Selain itu, keadaan mengerikan tersebut dicampur dengan rasa malu dan tersipu-sipu karena aib yang terbongkar dan diketahui ketika berada di hadapan Tuhan yang Mahamemaksa di langit. Lalu, silau matahari, panasnya napas, dan terbakarnya hati bercampur dengan api malu dan takut, sehingga keringat mengalir dari setiap akar bulu dan mengalir ke atas lapangan kiamat. Kemudian, keringat itu terus menaiki badan mereka sesuai kadar derajat mereka di sisi Allah SWT. Sebagian dari mereka, keringatnya mencapai kedua lututnya. Sebagian mereka yang lain, keringatnya mencapai kedua pinggangnya. Sebagian mereka yang lain, keringatnya mencapai cuping telinga. Sebagian mereka yang lain keringatnya hampir menenggelamkan mereka. Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda, “Manusia berdiri untuk Tuhan semesta alam, hingga salah satu dari mereka tenggelam di dalam keringatnya sampai ke tengah dua kuping mereka.” Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat, manusia berkeringat hingga keringat mereka mengalir ke bumi sepanjang 70 depa. Keringat itu mengekang mereka dan mencapai kedua telinganya.” Dalam hadis lain, “Mereka berdiri dan membelalakkan mata mereka ke langit selama 40 tahun. Kemudian, keringat mereka mengekang mereka, karena sangat susah.” Uqbah bin Amir berkata, Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat, matahari mendekati bumi sehingga manusia mengeluarkan keringat. Di antara manusia, ada orang yang keringatnya mencapai separuh betisnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai lututnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai pahanya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai pinggangnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai mulutnya,” lalu beliau memberi isyarat kepada mulut beliau. “Kemudian dia dikekang dengan mulutnya. Di antara mereka ada yang keringatnya menutupi seluruh badannya.” Kemudian beliau memukulkan tangan beliau ke kepala beliau, seperti ini. Maka, pikirkanlah, wahai orang miskin, keringat penduduk padang Mahsyar dan kesusahan mereka yang sangat tinggi. Di antara mereka ada yang berteriak, “Wahai Tuhan, rahmatilah aku dari kesusahan dan penantian ini, meskipun harus ke neraka.” Meskipun mereka mengatakan demikian, mereka tidak dibiarkan berlalu tanpa menjalani hisab dan siksa. Sesungguhnya, engkau adalah salah satu dari mereka, dan engkau tidak tahu sampai mana keringatmu akan mencapai…

Read More

Aktivis Perempuan NU Beberkan 8 Tips Mencegah Anak Jadi Pelaku Perundungan

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Maraknya perundungan yang terhadap anak-anak, terutama di lingkungan Pesantren, membuat Aktivis Perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Iim Fahima Jachja angkat bicara dan memberikan 8 tips parenting atau pola asuh untuk mencegah anak agar tidak menjadi pelaku bullying (perundungan). Delapan tips tersebut dapat diterapkan orang tua di rumah, yaitu: “Pastikan orang tua jangan kalah dekat dibanding teman-teman dan sosial media (sosmed). Banyakin ngobrol, bangun situasi di mana si remaja mau berbagi cerita dari hal kecil hingga besar,” terangnya, Senin (26/2/2024). “Pastikan orang tua memiliki karakter yang dihormati oleh anak sehingga mereka mau mendengar apa kata orang tua. Jangan cuman bisa nasehatin tapi kelakuan bertentangan,” jelasnya. “Jangan nanti-nanti, nanti keburu basi dan ketumpuk isu lain,” ucap dia. 4.Rajin upgrade diriIa menjelaskan bahwa orang tua harus rajin mengupgrade diri dengan memperbanyak ilmu dan pengetahuan terkini, supaya bisa mengimbangi obrolan anak. “Jika ilmunya kurang, bantu si anak ketemu ahlinya yang kita percaya. Misal: anak mau diet ketat, dikasih tahu orang tua tentang gizi kok ndak nurut. Ketemukan dia dengan ahli nutrisi untuk memberi tahu yang benar,” jelas Iim. “Sayangnya, di era somed ini, jadi contoh saja tidak cukup, orang tua harus aktif membangun dialog,” ungkapnya. Penyebabnya, kata Iim, di era sosmed kini anak-anak perlu dibimbing untuk mengaktifkan kognitif mereka agar bisa memilah informasi yang diterima dengan benar. “Meluruskan cara pandang yang salah dan mengaktifkan kognitif anak supaya ke depan mereka bisa mikir dengan bener. Kenapa jadi contoh saja ga cukup? Kenapa harus intens membangun dialog? Karena lawan kita adalah sosmed, WA, dan lainnya, yang berkomunikasi intens dengan anak-anak hampir 24 jam,” sambung dia. “Hanya karena lingkungannya elit, bukan jaminan manusianya pasti terdidik,” urainya. “Allah yang maha memelihara semua makhluk dan yang membolak-balikkan semua hati. Doakan saja semoga Allah selalu menjaga mereka,” pesan dia. “Last but not least, di tengah dunia yang keras, tetaplah lembut. Karena anak-anak butuh rumah untuk mereka pulang, merasa aman dan tenang. Rumah itu adalah orang tuanya sendiri,” pungkasnya. (yus) Baca juga :

Read More

Keutamaan Nisfu Sya’ban Rasulullah SAW Sujud Cukup Lama

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW di sejumlah riwayat hadits menunjukkan besarnya keutamaan malam Nisfu Syaban. Di malam tersebut, Rasulullah SAW mengerjakan amal ibadah dalam waktu yang lama, sehingga membuat heran istri beliau, Aisyah RA. Hal tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA. Berikut bunyi haditsnya: عن أم المؤمنين عائشة – رضي الله عنها – قالت: ” قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اللَّيْلِ يُصَلِّي فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهَامَهُ فَتَحَرَّكَ، فَرَجَعْتُ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ، وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالَ: ” يَا عَائِشَةُ أَوْ يَا حُمَيْرَاءُ ظَنَنْتِ أَنَّ النَّبِيَّ خَاسَ بِكِ؟ “، قُلْتُ: لَا وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ قُبِضْتَ لِطُولِ سُجُودِكَ، فَقَالَ: ” أَتَدْرِينَ أَيَّ لَيْلَةٍ هَذِهِ؟ “، قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: “هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطْلُعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِينَ، وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِينَ، وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ الْحِقْدِ كَمَا هُمْ “ Dari Aisyah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bangun pada suatu malam mendirikan sholat dan sungguh lama sujudnya sehingga aku menyangka beliau telah wafat. Melihat itu, aku bangun untuk menggerakkan ibu jari beliau, dan bergerak. Kemudian aku kembali.” Setelah Rasulullah mengangkat kepala dari sujudnya dan selesai sholat, beliau bertanya, “Wahai Humaira (Aisyah), apakah engkau menyangka Nabi telah mengkhianatimu?” Lalu Aisyah menjawab, “Tidak, demi Allah Ya Rasulullah. Akan tetapi aku menyangka engkau telah tiada karena terlalu lama sujud.” Kemudian Rasulullah bertanya, “Tahukah kamu, malam apa ini?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah SAW bersabda, “Malam ini adalah malam Nisfu Sya’ban. Sesungguhnya Allah SWT melihat kepada hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Sya’ban dan memberi ampunan kepada mereka yang memohon ampunan, memberi rahmat kepada mereka yang meminta rahmat dan mengakhirkan mereka yang menyimpan dendam.” (HR Al Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman) Hadits lain juga memberitahukan ihwal keutamaan malam Nisfu Syaban. Hadits berikut ini menunjukkan bahwa seorang Muslim punya kesempatan di malam itu untuk senantiasa meningkatkan amal ibadah. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: «إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا نهارها؛ فإن الله ينزل فيها لغروب الشمس إلى السماء الدنيا، فيقول: ألا من مستغفر فأغفر له، ألا مسترزق فأرزقه، ألا مبتلى فأعافيه، ألا كذا، ألا كذا، حتى يطلع الفجر» “Jika (datang) malam Nishfu Syaban, maka sholatlah pada malam harinya dan berpuasa pada siangnya. Karena sesungguhnya Allah turun pada saat menjelang terbenam matahari ke langit yang paling terdekat. Lalu Allah menyeru, ‘Siapa orang yang beristighfar kepada-Ku maka akan Aku ampuni. Siapa yang meminta rezeki, maka Aku akan memberikan rezeki. Siapa yang sakit, maka akan Aku sembuhkan! Siapa yang begini, siapa yang begini… dan seterusnya, hingga terbit fajar.’” (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Fadhilah dan Keutamaan Rahasia Surah Yasin

Surabaya — 1miliarsantri.net : Surat Yasin merupakan salah satu surat dalam Alquran yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan dalam ajaran Islam. Bahkan, surat Yasin disebut sebagai Qalbil Quran atau jantungnya Alquran. Surat Yasin sering dibaca untuk mendapatkan berkah, perlindungan, dan pahala dari Allah SWT. Keutamaan Surat Yasin didasarkan pada hadis-hadis yang menyebutkan tentang keutamaannya, seperti mendatangkan rahmat, ampumam, dan pertolongan dari Allah SWT bagi yang membacanya dengan baik dan ikhlas. Karena itu, orang-orang yang mau meninggal atau sudah meninggalkan pun kerap dibacakan surat Yasin, seperti dalam acara Yasinan atau Tahlilan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Lalu apa saja rahasia yang ada di balik jantungnya Alquran ini? Surah Yasin adalah inti dari kitab suci Alquran. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik Ra, Nabi Muhammad SAW bersabda: إِنَّ لِكُلِّ شَىْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس َمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ Artinya: “Setiap sesuatu ada jantungnya (qalbu). Jantungnya Alquran adalah surat Yasin. Siapa yang membaca surat Yasin, Allah menulis baginya pahala seolah-olah ia telah mengkhatamkan sepuluh kali Alquran.” (HR Darimi dan Tirmidzi). Jantung adalah bagian penting dari tubuh manusia. Organ ini melakukan pekerjaan yang sangat penting. Persamaan ini menunjukkan betapa pentingnya Surat Yasin. Dengan mengingat hal ini, kita dapat dengan mudah berasumsi seberapa besar manfaat Surat Yasin sebagai inti dari Alquran. Terdiri dari 83 ayat, surat Yasin diturunkan di Makkah. Surat Yasin mempunyai manfaat yang berbeda-beda, khususnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut 7 keutamaan atau rahasia surat Yasin sebagai jantungnya Alquran: Di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridaan Allah maka diampuni dosa-dosanya,” (HR At Thabrani dan Al-Baihaqi). Dakam hadits lain juga dijelaskan, عن أبي هريرة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (من قرأ سورة يس في ليلة ابتغاء وجه الله غُفر له في تلك الليلة). Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun yang membaca Surat Yasin pada waktu malam untuk mengharap wajah Allah (ridha Allah), maka mendapat ampunan di malam tersebut.” (HR. Ad Darimi) Seorang muslim, baik perempuan maupun laki-laki, pasti pernah melakukan kesalahan sepanjang hidupnya. Meskipun menyadari kesalahan masa lalu, dia akan kembali membuat kesalahan. Namun, Allah SWT merupakan Maha Pengampun. Dia akan mengampuni dosa-dosa hambanya yang melakukan tobat yang tulus. Surah Yasin adalah surat terbaik dalam Alquran, yang memberikan jaminan pengampunan atas dosa-dosa yang dilakukan. Pembacanya harus beriman kepada rahmat Allah dan Dia akan melimpahkan nikmat-Nya. Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Yasin, maka ia seakan-akan telah membaca Alquran sebanyak sepuluh kali” (HR Tirmidzi). Dalam hadis ini sudah jelas isyarat pahala yang melimpah. Siapapun yang membaca surat Yasin akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengkhatamkan Alquran. Inilah rahasia yang dimiliki Surat Yasin. Karena itu, umat Islam hendaknya menghafal Surat Yasin untuk dibaca berkali-kali dalam sehari kapan pun kita punya waktu luang. Surah Yasin akan membawa kenyamanan saat detik-detik kematian. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika seseorang sedang sekarat, hendaknya membacakan Surat Yasin untuknya.” Merupakan fakta yang tidak terbantahkan bahwa Alquran memberi kita petunjuk dalam segala hal kehidupan. Surat Yasin ini bisa menyelamatkan kita dari api neraka. Secara kolektif, surat Yasin adalah kombinasi kesuksesan dunia dan akhirat. Ini memberikan kelegaan bagi jiwa yang akan menempuh perjalanan terakhir mereka di dunia. Ata bin Abi Ribbah meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa membacakan Surat Yasin di pagi hari, Allah SWT akan memenuhi semua kebutuhannya.” Kita menghadapi berbagai jenis kebutuhan sepanjang hidup kita. Terkadang kebutuhan tersebut dipenuhi dengan mudah, namun terkadang sulit bagi kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tetapa saja, kita tidak boleh berkecil hati. Kita harus melanjutkan perjuangan kita untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu harus tetap berharap kepada Allah SWT bahwa Dia akan mengatasi masalah kita. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa membaca Surat Yasin sebanyak 41 kali akan bermanfaat bagi terkabulnya hajat. Menurut para ulama ini, kita akan menerima pertolongan Allah dalam berbagai urusan di dunia. Sebagian ulama mengatakan bahwa membaca Surah Yasin tujuh kali setiap malam setelah shalat Isya membantu kita melunasi hutang kita. Dalam bisnis dan bidang lain, kita membutuhkan lebih banyak uang daripada yang kita miliki. Kita perlu meminjam uang ini dari seseorang. Sayangnya nanti jika kita mengalami kecelakaan dan kita tidak mampu membayar hutang kita. Para ulama menyarankan agar kita mengamalkan Yasin. Membaca Surat Yasin setiap malam sebanyak tujuh kali akan mengubah hari-hari hidup kita. Jika dibaca secara istiqamah, surat Yasin juga dapat mengabulkan hajatnya seseorant. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud sebagai berikut: من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله Artinya: “Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr) Memang diakui bahwa Surat Yasin bermanfaat untuk mendapatkan pertolongan Allah dalam masalah perkawinan. Surat ini dapat membantu kita memecahkan berbagai masalah sehari-hari. Misalnya, jika Anda mempunyai kekhawatiran atau keraguan mengenai pernikahan atau pasangan Anda. Surat ini akan membantu Anda untuk memudahkan ujian pada pasangan Anda. Surat Yasin pasti akan membantu Anda untuk menemukan sifat calon istri Anda. Dengan membaca surat Yasin Anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Alhasil, setelah menemukan pasangan terbaik, Anda akan memulai fase kehidupan baru. Ini adalah Surat terbaik untuk masalah pernikahan yang telah digunakan sejak lama. Diakui, hal itu akan menjadi penyebab rahmat Allah dalam hidup Anda. (yat) Baca juga :

Read More