Penataan Jiwa Sangat Diperlukan agar Ramadhan Bisa Kita Jalani Dengan Sukses

Surabaya — 1miliarsantri.net : Mufti Mesir, Dr Syauqi Alam menyampaikan penjelasan tentang salah satu kunci sukses di bulan suci Ramadhan. Dia mengatakan, penataan jiwa adalah hal yang sangat diperlukan selama bulan Ramadan. “Orang-orang yang mengenal Allah menikmati berbagai kebahagiaan dan merasakan manisnya kehidupan dunia dalam hati mereka,” kata dia dilansir laman Masrawy. Allah SWT berfirman:وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ yang artinya : “Dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka.” (QS. Muhammad ayat 6) Berdasarkan ayat tersebut, Syauqi Alam menuturkan, hal itulah yang Allah SWT sediakan untuk mereka sebagai ganjaran yang besar di akhirat kelak. Mufti Mesir juga menyampaikan, mereka yang berjuang di jalan Allah menghadapi rintangan dan tantangan yang menghalangi mereka dalam meraih kebahagiaan tersebut atau setidaknya menikmati embusan kebahagiaan itu. “Hidup di dunia ini hanyalah medan ujian dan cobaan. Maka orang yang berhasil dan selamat adalah orang yang mengikuti jalan penataan jiwa. Sementara yang gagal dan binasa adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya,” tuturnya. Dia menambahkan, jiwa membutuhkan perlakuan dan pelatihan yang baik, sebagaimana yang disampaikan oleh ulama masyhur Sufyan al-Tsauri (lahir 96 H atau 716 M). Al Tsauri, juga dikenal sebagai guru Imam Syafi’i. Ulama bernama lengkap Sufyan bin Sa’id bin Masruq bin Habib bin Rafi’ bin Abdillah itu pernah berkata: “ما عالجت أمرا أشد عليا من نفسى، والإنسان فى هذه الرحلة لتقويم نفسه يجد له أعونا على الخير، ويجد أحيانا أخرى مناهضين لهذا ومحاربين له” “Aku tidak pernah menghadapi sesuatu yang lebih sulit daripada diriku sendiri, dan manusia dalam perjalanan penataan jiwa ini akan menemukan bantuan kebaikan, dan terkadang akan menemui yang menentang dan melawan hal tersebut.” (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Amalan Yang Sering Dilakukan Rasulullah SAW

Surabaya — 1miliarsantri.net : Umat Islam sedang berbahagia dengan datang nya bulan Ramadhan 2024 yang penuh berkah bagi orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas, beriman dan bertakwa. Imam Al Ghazali bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan enam amalan yang disunahkan saat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Amalan yang disunahkan pada saat berpuasa di bulan Ramadhan ada enam. Yaitu mengakhirkan waktu sahur, menyegerakan waktu berbuka dengan kurma atau air sebelum mendirikan sholat Maghrib, dan tidak menggosok gigi sesudah zawwal (matahari tergelincir). Kemudian, memperbanyak sedekah, memperbanyak membaca atau mengkaji (tadabbur) Alquran, dan beritikaf di masjid, terutama pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Itikaf pada sepuluh malam yang akhir ini menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW. Jika sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan tiba, Rasulullah SAW selalu lebih giat beribadah kepada Allah SWT di masjid. Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada para istri beliau melakukan hal serupa di dalam rumah. Sebab, pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan itu ada suatu malam yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT, yaitu malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itikaf memiliki ketentuan-ketentuan yang khusus. Pada saat sedang beri’tikaf, Nabi Muhammad SAW biasanya tidak akan beranjak dari posisi itikaf beliau kecuali ada keperluan-keperluan yang sangat mendesak, seperti buang air besar atau air kecil, memperbarui wudhu, dan yang sejenis lainnya. Wallahu a’lam. Mengenai perintah melaksanakan puasa Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Yā ayyuhal-lażīna āmanū kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a). Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah Ayat 183) Tafsir Ringkas Kementerian Agama menerangkan ayat tersebut seperti ini, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan.” “(Puasa) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu dari umat para Nabi terdahulu (Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW), agar kamu bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.” (yat) Baca juga :

Read More

Hikmah Berpuasa Adalah Melawan Keangkuhan Diri

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Puasa Ramadhan datang kembali. Marhaban ya Ramadhan! Setiap muslim, betapapun kadang atau sering berbeda awal memulai puasa atau shaum Ramadhan, jangan lupa tujuan berpuasa yakni menjadi insan yang semakin bertaqwa. Tidak perlu bertengkar karena perbedaan. Lebih-lebih yang berpotensi menghilangkan makna, hakikat, dan fungsi utama berpuasa. Sungguh merugi, bila berpuasa diwarnai perselisihan yang dapat merusak puasa itu sendiri. Bukankah setiap muslim diajari tasamuh atau toleransi dalam perbedaan. Bila berbeda keyakinan beragama saja mampu bertoleran, kenapa dalam perbedaan praktik beribadah sesama Muslim mesti berselisih yang mengarah konflik. Jika muslim sedang berpuasa diajak bertengkar, bukankah Nabi mengajarkan agar menahan diri, “inni sha’imun”. Aku sedang berpuasa! Bukankah perbedaan itu hikmah. Tapi ada tantangan bagi umat Islam sedunia. Bagaimana ke depan mencari ijtihad solutif bagi seluruh Dunia Muslim untuk memberi kepastian tentang disepakatinya kalender Hijriyah Islam global tunggal. Malu rasanya di era abad ilmu pengetahuan dan hadirnya kalender Masehi yang telah lama jadi rujukan pasti, kaum muslim sejagad masih berkutat pada ketidakpastian dalam penentuan kehadiran bulan baru. Sungguh umat Islam masih belum beranjak maju ke tingkat peradaban tinggi berbasis ilmu pengetahuan yang memberi kepastian optimum. Seraya meninggalkan ketidakpastian dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Futri, dan Idul Adha! Kembali ke puasa Ramadhan. Setiap tahun dia hadir bersama kaum muslimun. Adakah puasa rutin pertahun itu telah menjadikan insan muslim makin bertaqwa sebagaimana tujuan berpuasa “la’alakum tattaqun” (QS Al-Baqarah: 183). Orang bertaqwa memiliki seluruh sifat kebaikan dan keutamaan, yang mengantarkan dirinya menjadi insan paling mulia di sisi Tuhan (QS Al-Hujarat: 13). Puasa akan menjadi mikraj ruhani tertinggi menuju taqwa bilamana puasanya menurut Imam Al-Ghazali mencapai tingkatan khawas al-khawas, yakni puas khusus bagi orang yang khusus. Itulah puasa tingkat istimewa! Puasa istimewa mampu menaklukkan hawa nafsu dan segala keangkuhan diri yang merasa serba digdaya untuk tetap menjadi insan biasa. Insan bertaqwa itu tawadhu atau rendah hati, tidak menjadi manusia yang angkuh diri, sebagaimana salah satu ciri hamba kekasih Tuhan (ibadurrahman), yaitu: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam” (QS Furqan: 63). Tuhan melarang manusia angkuh diri atau sombong. Allah berfirman, yang artinya “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” (QS Luqman : 18). Sombong itu perangi iblis, sebagaimana digambarkan Tuhan, yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur maka ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al-Baqarah : 34). Manusia sombong sabda Nabi, cirinya dua yakni merasa diri paling benar dan suka merendahkan orang lain (HR Muslim). Dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan relasi kemanusiaan semesta mereka yang sombong merasa paling digdaya, paling benar, dan paling baik melebihi yang lain. Pihak atau orang lain dianggapnya lemah, buruk, salah, sesat, dan sederet sifat negatif lainnya. Dalam beragama pun merasa “semuci”, paling benar dan suci sendiri. Padahal Tuhan mengingatkan, yang artinya “Maka, janganlah menganggap diri kalian suci, Dialah (Allah) yang paling mengetahui siapa yang paling bertakwa di antara kamu” (QS Al-Najm: 32). Mereka yang angkuh atau sombong diri, sering dengan mudah menegasikan orang lain. Dirinyalah pejuang kebenaran sejati. Orang lain termasuk sesama seiman dianggap pengecut, lembek, dan pengkhianat hanya karena berbeda pandangan dan cara dalam perjuangan kehidupan yang tidak sejalan dengan dirinya. Pihak lain di luar dirinya diposisikan menjual-belikan kebenaran, bahkan kompromi dan membenarkan kemunkaran, karena tidak berkesesuaian dengan pandangannya. Dalil Al-Quran dan Hadis Nabi pun dengan mudah dipakai menstigma pihak lain. Tahta, harta, dan kedigdayaan dunia sering menjadikan manusia angkuh diri atau sombong. Orang berilmu pun bisa terjangkiti kesombongan. Dirinya merasa paling benar dan paling tinggi ilmunya, yang lain dianggap bodoh dan rendah. Orang berilmu kadang mudah mengeritik pihak lain dengan keangkuhan keilmuannya. Mereka yang berbeda pandangan dengan dirinya dianggap keliru, salah, dan nirkebenaran. Karena angkuh diri, ketika dikritik akan muncul pertahanan diri (self-defense mechasnism) yang tinggi, padahal dirinya terbiasa mengeritik orang lain. Manusia yang angkuh diri sejatinya bertuhankan berhala dirinya yang merasa paling digdaya segala hal. Mereka yang angkuh diri, karena kesombongannya yang membatu maka hatinya dikunci Tuhan, “…….demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS Al-Mukmin : 35). Nasib yang angkuh diri, menurut sabda Nabi ”Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong.” (HR Bukhari dan Muslim). Naudzubillahi min dzakika! Semoga kita kaum beriman dijauhkan dari petaka akibat congkak diri yang membawa prahara. Puasa itu menaklukkan diri yang bermahkotakan hawa nafsu serba digdaya, yang oleh Jalaluddin Rumi disebut “ibu dari semua berhala”. Menahan makan, minum, dan pemenuhan nafsu biologis adalah penanda menaklukkan segala kuasa diri yang bersifat serbainderawi dan serbadunia. Puasa dapat membebaskan diri dari segala sangkar besi kedigdayaan. Maka, jadikan puasa sebagai ruang refleksi tertinggi yang menembus jantung mata hati terdalam. Agar terbentuk karakter insan bertaqwa yang autentik nan rendah hati. Dirinya hanya hamba biasa di bawah Kuasa Tuhan Yang Maha Segala. Semoga dengan berpuasa menjadikan diri setiap insan Muslim siapapun dia, makin rendah hati dan tidak terjangkiti virus angkuh diri! Haedar NashirKetua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Baca juga :

Read More

Aktivis dan Mantan Pastor itu Mengucapkan Syahadat Dibimbing Ulama AS Onar Suleiman

New York — 1miliarsantri.net : Aktivis hak asasi manusia ternama asal Amerika Serikat (AS) Shaun Jeffrey King akhirnya memeluk Islam menjelang Ramadhan kali ini. Ia mengucapkan syahadat bersama istrinya Rai King. Aksi itu pertama kali ditampilkan dalam siaran langsung yang dibagikan oleh Profesor Khaled Beydoun yang berbasis di AS di Instagram pada Senin (11/3/2024). Dalam video yang kemudian beredar luas di dunia maya, Shaun King dan Rai King dibimbing mengucapkan dua kalimat syahadat oleh imam kenamaan AS Omar Suleiman. Belum ada penjelasan resmi atas alasan pasangan King memeluk Islam. Kendati demikian, dalam pembacaan syahadat tersebut King mengenakan keffiyeh khas Palestina. Sedangkan Omar Suleiman juga merupakan imam keturunan Palestina. Shaun King (44 tahun) tenar setelah memimpin sejumlah gerakan melawan kebrutalan polisi di AS selepas kuliah dan saat menjabat sebagai pastor. Ia juga ikut dalam gerakan Black Lives Matter yang kemudian mendunia. Akibat aktivismenya, Shaun King kerap jadi sasaran media-media konservatif di Amerika. Belakangan, ia kencang mengkritisi Israel melalui akun media sosialnya. Akun Instagram-nya sempat diblokir pada Senin (25/12/2023). King yang memiliki enam juta pengikut di situs milik Meta, memposting pesan video melalui akun Instagram temannya yang mengumumkan bahwa dia dinonaktifkan oleh platform media sosial tersebut. Ia mengutuk apa yang disebutnya sebagai genosida dan kejahatan-kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel dalam kampanye militernya di Jalur Gaza. “Frustrasi karena Instagram telah melarang saya untuk berperang demi Palestina, dan membela hak asasi manusia dan martabat rakyat Palestina, namun saya menolak untuk mengkhianati nilai-nilai dan prinsip-prinsip saya dengan tetap diam mengenai genosida dan kejahatan perang di Gaza dan Tepi Barat,” King menulis pada dini hari itu Aktivis Amerika tersebut berulang kali mengecam Israel karena menginvasi Jalur Gaza dan membagikan video Hamas bahwa para sandera diperlakukan dengan baik. “Akun tersebut dinonaktifkan karena beberapa kali pujian terhadap entitas yang ditunjuk yang melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Meta kepada The New York Post pada Senin (25/12/2023). (mel) Baca juga :

Read More

Bunuh Diri Bukan Jawaban dan Sangatlah Dosa Besar Pertanggung Jawaban Kelak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kasus bunuh diri empat keluarga secara bersamaan dengan cara melompat dari lantai 22 sebuah apartemen, di Penjaringan, Jakarta Utara membuat banyak orang sedih tentang bunuh diri yang kian menjadi tren di masyarakat. Mereka menjadikan bunuh diri sebagai jawaban terakhir menghadapi masalah hidup. Padahal tindakan tersebut sangat dilarang oleh agama. Ahli tafsir Alquran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya “Menjawab ?… Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui” menyebut oranh yang melakukan bunuh diri mereka berstatus sebagai Muslim yang ‘ashin (Durhaka) jika mereka seorang beragama Islam. Status mereka yang melakukan bunuh diri tetap memeluk Islam atau tidak kafir dan musyrik. Maka mendoakan orang yang mati karena bunuh diri tidak dilarang. Karena yang dilarang hanyalah mendoakan bagi orang-orang musyrik. Adapun bunuh diri, kata Prof Quraish tidak mengakibatkan kemusyrikan. Prof Quraish yang merupakan penulis dari Tafsir Al-Misbah ini menegaskan bunuh diri sangat menyalahi agama. Menghilangkan nyawa sejatinya merupakan urusan Allah SWT karena manusia bukan pemiliknya. Allah SWT, lanjut Prof Quraish merupakan pemilik alam raya ini dan seisinya. Termasuk nyawa dan jiwa manusia adalah milik Allah SWT. Nyawa tidak boleh dipisahkan dengan jasad kecuali atas izin Allah SWT. Apa yang dimaksud nyawa tidak boleh dipisahkan kecuali atas izin Allah? Prof Quraish mencontohkan ketika seseorang sedang kondisi perang membela kebenaran atau melaksanakan sanksi hukum. Melakukan bunuh diri bukan solusi tepat bahkan sangat dilarang agama. Setiap masalah harus dihadapi dengan kepala dingin dan tidak tergoda oleh bisikan syetan. Karena Allah memberikan ujian sesuai kemampuan manusia itu sendiri. Sebagaimana bunyi Surah Al-Baqarah ayat 286: لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ Lā yukallifullāhu nafsan illā wus‘ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu’ākhiżnā in nasīnā au akhṭa’nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣran kamā ḥamaltahū ‘alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa‘fu ‘annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal qaumil-kāfirīn(a). Artinya: “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (wink) Baca juga :

Read More

Program Senyum Ramadan, MIN 4 Ende Bagikan Paket Sembako

Ende — 1miliarsantri.net : Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Bulan suci yang sangat dinanti-nantikan segenap umat Islam seluruh dunia, bulan yang penuh rahmat, di dalamnya segala aktivitas ibadah dan muamalah yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia mendapatkan ganjaran pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahuwata’ala. Pada bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa dan didalamnya ada peringatan Nuzulul qur’an, turunnya wahyu pertama “Qur’an” kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. Puasa Ramadan merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib dijalankan oleh semua Umat Islam yang telah baligh dan berakal. Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, banyak cara dalam menyambut bulan yang mulia ini diantaranya yang di lakukan oleh Madrasah Ibtidaiah Negeri ‘MIN’ 4 Ende, dengan melaksanakan Kegiatan Program Senyum Ramadan yang digagas oleh Kepala Sekolah MIN 4 Ende St. Hadijah. MIN 4 Ende Gelar kegiatan senyum Ramadan dengan membagikan paket sembako kepada orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar Madrasah, Senin, (11/03/2024). Program senyum Ramadan merupakan hasil kolaboratif antara madrasah, guru dan paguyuban orangtua wali siswa dalam menyambut bulan berkah ini, pembagian sembako dilaksanakan di halamam sekolah MIN 4 Ende. Kepala MIN 4 Ende St. Hadijah menuturkan, “Program Senyum Ramadhan merupakan bakti dan kepedulian madrasah terhadap masyarakat sekitar dalam mengawali puasa ramadhan dengan memberikan paket sembako kepada 20 orang janda, 20 paket untuk orangtua wali siswa serta 35 paket sembako untuk siswa.” “Untuk Puasa Ramadan tahun ini Alhamdulillah MIN 4 bisa berbagi dengan masyarakat sekitar, para janda dan bagi mereka yang membutuhkan” ungkapnya bahagia. Sementara itu, Mama Umi salah seorang penerima paket sembako menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Madrasah yang memiliki rasa kepedulian sosial yang baik.“Saya sampaikan terima kasih banyak kepada Ibu Kepala dan semuanya, terimakasih” ungkap Umi Lebih lanjut menurut St. Hadijah mengungkapkan, keberkahan nikmat akan di dapat bagi orang-orang yang selalu memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya dan berharap apa yang dilakukan segenap eksponen MIN 4 bermanfaat dan berkah. “Semoga kehadiran madrasah ini (MIN 4 Ende) bermanfaat dan berkah bagi masyarakat sekitarnya”, pungkas St.Hadijah.*** (TH/red) Artikel dikirim oleh : Arand Abdul Syukur

Read More

Pro Kontra Pedoman Pengeras Suara Masjid Selama Ramadhan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushala mengatur penggunaan pengeras suara saat beribadah hanya diperbolehkan menggunakan pengeras suara dalam ketika Ramadhan. Sejumlah pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) memberi tanggapan untuk hal tersebut. “Sebenarnya saya pribadi tidak setuju ya, karena kan Ramadhan itu harus dimeriahkan dan disambut dengan gembira. Dengan pengeras suara itukan menjadi syiar dan dakwah bagi orang yang di masjid untuk didengarkan atau diikuti orang yang di sekitar masjid,” ungkap Ketua DKM Masjid Jami Al Hidayah Ciputat Timur, Jauhar Miftahussurur. Sementara, penasihat DKM Musala Al Ittihad, Kota Depok, Sudjana (53) juga menjelaskan hal yang serupa, bahwa pengeras suara luar dapat dimaksimalkan untuk panggilan – panggilan sholat dan meramaikan sholat berjamaah menjadi maksimal. Pengeras suara itu juga dapat dimaknai sebagai gairah untuk memakmurkan musala/masjid yang ada di lingkungan sekitarnya. Untuk diketahui, Surat Edaran pengeras suara terbit pada 18 Februari 2022. Edaran ini antaran lain mengatur volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus desibel). Khusus terkait syiar Ramadan, edaran ini mengatur agar penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Alquran menggunakan Pengeras Suara Dalam. Untuk takbir pada saat Idulfitri dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar hanya sampai pukul 22.00 dan dapat dilanjutkan dengan menggunakan pengeras suara dalam. Pedoman yang diterbikan oleh Kemenag merupakan upaya untuk meningkatkan ketentraman, ketertiban, dan keharmonisan seluruh masyarakat. Seperti yang dijelaskan pada surat Ali Imran ayat 19, Allah SWT berfirman, إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ Artinya:”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (yan) Baca juga :

Read More

Seperti Inilah Gambaran Populasi Umat Penghuni Surga Menurut Hadits

Surabaya — 1miliarsantri.net : Allah SWT memberikan anugerah yang besar dan rahmat-Nya kepada umat Islam di akhirat kelak. Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada umat Muslim adalah terkait populasi mereka di surga dibandingkan umat-umat yang lain. Diriwayatkan dari Abdullah bin Masud RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada kami, “Apakah kalian rela seandainya menjadi seperempat penduduk Surga?” Kami menjawab, “Ya”. Kemudian beliau SAW bersabda, “Apakah kalian rela seandainya menjadi sepertiga penduduk Surga?” Kami menjawab, “Ya”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Demi yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya aku berharap agar kalian menjadi separuh dari penduduk Surga. Karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh jiwa yang beriman. Tidaklah keadaan orang-orang Islam yang berada di tengah-tengah orang kafir melainkan seperti sehelai bulu putih pada lembu hitam atau seperti sehelai bulu hitam pada lembu merah.” (HR. Bukhari) Dalam riwayat lain, yang diriwayatkan dari Buraidah bin Al Hasib Al Aslami RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: أهْلُ الجنَّةِ عِشرونَ ومائةُ صفٍّ ثمانونَ منها من هذهِ الأمَّةِ وأربَعونَ من سائرِ الأممِ “Penghuni surga itu ada sebanyak 120 baris. Sebanyak 80 barisnya dari umat ini, dan 40 baris lainnya dari seluruh umat lainnya.” (HR. Tirmidzi) Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa 80 baris dari total 120 baris penghuni surga adalah umat Muslim. Sedangkan 40 baris lainnya berasal dari umat lain. Dengan demikian, keberadaan umat lain di surga hanya setengahnya dari jumlah umat Muslim di surga. Dapat diketahui pula, jumlah umat Islam yang masuk surga mencapai dua pertiga dari total baris umat yang masuk surga. “Ini adalah bukti bahwa mereka (umat Islam) akan menjadi dua pertiga penghuni surga,” demikian kata Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. Sungguh ini merupakan suatu kemuliaan yang dianugerahkan Allah SWT kepada umat Islam, karena melebihkan jumlah umat Muslim yang masuk surga dibandingkan umat lainnya. (yat) Baca juga :

Read More

Keutamaan Membaca Al Qur’an Ketika di Bulan Ramadhan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Umat Islam berbondong-bondong memperbanyak amal kebaikan pada bulan Ramadhan. Sebab di bulan ini segala amal pahalanya akan dilipatgandakan. Salah satu amal yang dianjurkan adalah membaca Alquran. Bagi umat yang beriman membaca kitab suci Alquran merupakan sebuah keharusan. Di dalam Alquran terkandung pedoman-pedoman hidup yang patut diambil pelajaran. Dan bagi yang membacanya juga akan mendapatkan pahala. Jika membaca pada bulan Ramadhan akan mendapatkan keutamaan yang besar. Apa itu? Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menjelaskan ada beberapa keutamaan membaca Alquran pada bulan Ramadhan. Pertama, Kiai Cholil mengatakan pada bulan Ramadhan terdapat momen sangat spesial dalam sejarah Alquran yakni kitab suci ini turun pada bulan Ramadhan. Kedua, posisi seseorang sedang dalam keadaan bersih. Ia mengatakan segala aktivitas baik pada bulan ini bermakna semata-mata karena Allah seperti lapar sebab berpuasa itu karena Allah. “Pada saat kita membaca firman Allah, kita sedang diajak bicara oleh Allah,” ungkap Kiai Cholil kepada 1miliarsantri.net, Kamis (7/3/2024). Kiai Cholil melanjutkan keutamaan ketiga tentang keutamaan membaca Alquran pada bulan Ramadhan karena pada bulan ini semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya hingga tak terbatas. Keistimewaan ini tidak ada di luar bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Kiai asal Sampang, Madura ini mengatakan Alquran yang suci dan dibaca pada bulan suci lalu bertemu dengan Allah yang Maha Suci, maka tentu pahalanya akan berlipat-lipat. Itu sebabnya Ramadhan disebut sebagai bulan Alquran. “Karena memang turunnya Alquran kemudian kita lebih bersih dengan Alquran karena Allah itu suci maka kita mendekati dengan cara suci itu lebih baik yang ketiga tentu melipatganda pahala,” kata Kiai Cholil. Maulana Muhammad Zakariya Kandahlawi dalam bukunya Fadhilah Ramadhan menjelaskan juga tentang beberapa keutamaan Ramadhan. Menurutnya, di antara keutamaan ramadhan yaitu bulan berkah. Maulana Muhammad merujuk pada khutbah Nabi Muhammad pada akhir bulan Sya’ban yang menyebutkan beberapa keutamaan Ramadhan. Memperbanyak amalan sunnah sangat dianjurkan dilakukan pada bulan Ramadhan. Selain itu, Ramadhan juga bulan di mana rezeki umat ditambahkan. Dan pintu ampunan atas dosa-dosa yang diperbuat terbuka lebar. (yan) Baca juga :

Read More

Ketum MUI Ajak Umat Islam Jalankan dan Maksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ramadhan sebentar lagi akan tiba beberapa hari lagi. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, mengajak umat Islam memaksimalkan Ramadhan untuk beribadah baik yang wajib maupun sunnah. Kiai Anwar mengatakan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT. “Allah telah menjanjikan maghfirah (ampunan), rahmat, berbagai kenikmatan yang akan diberikan pada umat Islam yang melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah di bulan Ramadhan,” terangnya dalam Tarhib Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Tarhib Ramadhan ini digelar Komisi Dakwah MUI sekaligus doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara. Dalam kesempatan ini, Kiai Anwar mengatakan, umat Islam patut bersyukur kepada Allah SWT karena diberikan kesehatan dan kesempatan untuk beribadah. Kiai Anwar mengungkapkan, Ramadhan sebagai bulan ampunan merupakan cara Allah SWT membersihkan dosa-dosa dan kesalahan umat Islam. Menurutnya, setiap manusia tidak terlepas dari yang namanya dosa. Tetapi, kata Kiai Anwar Iskandar, sebesar apapun dosa yang dilakukan apabila menunaikan ibadah Ramadhan seperti puasa dengan ikhlas dan ridha karena Allah SWT, maka akan Allah SWT memberikan ampunannya. “Begitu selesai Idul Fitri, bersih lagi. Ini namanya bentuk rahmay dan kasih sayang Allah SWT kepada kita semua. Mudah-mudahan kita semua nanti dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan ikhlas,” ungkapnya. Oleh karena itu, Kiai Anwar menyampaikan, melalui Tarhib Ramadhan ini, MUI mengajak kepada seluruh umat Islam untuk mengisi Ramadhan dengan kebaikan-kebaikan. “Insya Allah Ramadhan yang akan datang sebentar lagi ini diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang ada di bulan Ramadhan baik wajib maupun sunnah,” ujarnya. Kegiatan ini diawali dengan aktivitas khataman Alquran atau khatmil Alquran. Pantauan MUIDigital dilokasi, kegiatan ini dimulai pukul 16.15 WIB dan diikuti oleh ratusan peserta. Khatmil Alquran tersebut dipimpin oleh Anggota Komisi Dakwah MUI Ustadzah Dewi Ani. Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi mengatakan, kegiatan Tarhib Ramadhan MUI yang dimulai dengan khatmil Alquran ini untuk membiasakan umat membaca Alquran di dalam berbagai kesempatan. “Ini mempunyai pesan kepada masyarakat supaya jangan sampai meninggalkan Alquran. Jadi kita mengharap masyarakat agar membiasakan membaca Alquran, kami sarankan sampai khatam,” kata Kiai Zubaidi di sela-sela kegiatan khatmil Alquran. Kiai Zubaidi menerangkan, kegiatan ini diharapkan memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk selalu menyempatkan waktunya untuk membaca Alquran. Jangan sampai, justru Alquran yang menunggu waktunya untuk dibaca. Kiai Zubaidi menambahkan, kegiatan ini diikuti oleh para peserta yang berasal dari ormas-ormas Islam yang tergabung di MUI, juga majelis-majelis taklim dan kampus Islam di Jakarta. “Karena Alquran ini adalah pedoman hidup kita. Lebih dari itu, orang yang suka membaca Alquran akan banyak mendapatkan pahala, karena membaca satu hurufnya adalah 10 kebaikan,” pungkasnya. (yan Baca juga :

Read More