Makna Pengulangan Ayat dalam Surat Ar Rahmaan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Alquran adalah pedoman universal bagi seluruh manusia. Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini tidak hanya menakjubkan dari segi isinya, melainkan juga bahasa yang digunakannya. Banyak ulama dan ahli sejarah sepakat, Kalamullah ini merupakan puncak paripurna penggunaan bahasa Arab. Di antara sisi keindahan Alquran ialah pengulangan kata-kata yang sama. Hal ini dijumpai dalam surah ar-Rahmaan. Menurut Prof Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Tafsir al-Munir, surah ini dinamai ar-Rahman lantaran dibuka dengan salah satu dari nama-nama Allah yang indah (Asmaul Husna), yaitu ar-Rahmaan–‘Zat Yang Mahapengasih.’ Bahkan, makna ar-Rahmaan “lebih kuat” daripada kata ar-Rahiim, ‘Yang Mahapenyayang.’ Dikatakan demikian, lanjut az-Zuhaili, sebab ar-Rahmaan bermakna ‘Dia Yang mengaruniai nikmat-nikmat besar dan kepada semua makhluk.’ Adapun ar-Rahiim bermakna ‘Dia Yang memberi nikmat-nikmat kecil dan pemberian itu adalah pemberian yang khusus kepada kaum Mukminin.’ Dalam surah ar-Rahmaan, terdapat pengulangan (tikrar) yakni ayat berikut. فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ Ini diulang sebanyak 31 kali dalam surah tersebut. Arti dari ayat ini adalah, ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?’ Ungkapan pertanyaan retoris ini ditujukan kepada bangsa jin dan manusia. Dalam surah ar-Rahman, Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang banyak sekali, yang Dia limpahkan kepada jin dan manusia. Itu agar mereka bersyukur dan tidak kufur. Banyaknya nikmat yang Allah limpahkan itu menunjukkan kekuasaan dan rahmat-Nya. Dia sudah sepantasnya dijadikan sebagai satu-satunya yang berhak disembah. Adapun hikmah di balik pengulangan ayat ini, antara lain, untuk menunjukkan tingginya kualitas bahasa Arab yang digunakan dalam Alquran. Gaya penyampaian (uslub) adalah pengulangan (tikrar). Ini dipakai untuk menguatkan kesan dan mendalamkan pemahaman. Al-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Itqan fi Ulumil Qur`an, menyebutkan bahwa tikrar untuk memantapkan pemahaman. Fungsi lainnya adalah memberikan tekanan terhadap masalah yang sedang dijelaskan, mengingatkan kembali, serta menunjukkan betapa besar dan pentingnya masalah itu. Hal itu sama seperti perkataan seseorang kepada orang yang selalu ditolongnya, tetapi si penerima manfaat kerap mengingkarinya. “Bukankah kamu dahulu fakir kemudian saya berikan kamu harta? Bukankah kamu dahulu tidak punya pakaian, kemudian saya beri kamu pakaian?” Gaya bahasa seperti ini biasa digunakan oleh orang-orang Arab. Pengulangan ayat dalam surah ar-Rahmaan ini juga bertujuan mengingatkan hamba Allah untuk selalu ingat dan bersyukur kepada-Nya tanpa harus menunggu dan menghitung nikmat-nikmat Allah. Lagipula, nikmat Allah yang tidak akan bisa dihitung. (yat) Baca juga :

Read More

Reaksi Nabi Saat Anak Pejabat yang Berbuat Jahat Lolos dari Hukuman

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah Muhammad SAW dalam sabdanya menyampaikan bahwa yang membinasakan orang-orang terdahulu adalah hukum yang tidak ditegakkan dengan adil. Maksudnya, jika pejabat yang berkuasa dan anaknya melanggar hukum tidak dihukum, tapi jika rakyat biasa yang melanggar hukum maka hukum ditegakan dengan tegas. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا Aisyah Radhyalahu anha berkata bahwa orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) wanita dari bani Makhzumiyyah yang (kedapatan) mencuri. Mereka berkata siapa yang bisa bicara kepada Rasulullah SAW? Mereka menjawab bahwa tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai Rasulullah SAW. Maka Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah SAW. Tetapi Rasulullah SAW bertanya, “Apakah engkau memberi syafaat (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?” Rasulullah SAW pun berdiri dan berkhutbah, “Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum). Namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.” (HR Imam Bukhari). Demikian disampaikan Rasulullah Muhammad SAW kepada umat manusia. Hadits tersebut menyindir orang berkuasa dan memiliki kedudukan yang tinggi, jika berbuat salah cenderung dibiarkan atau tidak dihukum. Sebaliknya, jika orang lemah atau rakyat biasa yang berbuat maka hukum ditegakkan. Rasulullah SAW dalam sabdanya menegaskan bahwa jika anaknya yakni Fatimah berbuat salah, pasti Rasulullah SAW yang akan menghukumnya langsung dengan tegas. Hal ini menggambarkan bahwa Rasulullah SAW adalah pemimpin yang sangat adil. Tidak serta merta karena Fatimah anak dari Rasulullah SAW maka Fatimah dibebaskan walau bersalah. Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa manusia yang paling dicintai Allah SWT adalah pemimpin yang adil. Sementara manusia yang dibenci Allah SWT adalah pemimpin yang zalim. Ini sebagaimana hadits riwayat Abu Said al-Khudri RA. عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم : إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِساً إِمَامٌ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَاباً إِمَامٌ جَائِرٌ Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah SWT dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zalim.” (HR Imam At-Tirmidzi). (yat) Baca juga :

Read More

Kandungan dan Keistimewaan Surat Al Baqarah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur’an, menyimpan keindahan yang tak terbatas. Dengan 286 ayat yang sarat makna, surat ini menjadi lentera bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan. Bukan sekadar rangkaian kata, Al-Baqarah adalah panduan hidup yang mencakup aspek keimanan, hukum, dan etika sosial. Keistimewaan Al-Baqarah terletak pada kemampuannya menyentuh jiwa. Setiap ayatnya bagaikan air sejuk yang menenangkan hati yang gelisah. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin tak menentu, surat ini hadir sebagai oase spiritual, memberikan kesejukan dan kedamaian bagi mereka yang merenunginya. Salah satu mutiara terindah dalam Al-Baqarah adalah Ayat Kursi. Ayat 255 ini merupakan manifestasi keagungan Allah SWT. Membacanya seolah membuka pintu ke alam semesta, di mana kita diingatkan akan kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi. Ayat Kursi bukan sekadar bacaan, melainkan benteng kokoh yang memberikan rasa aman dan perlindungan bagi pembacanya. Al-Baqarah juga mengajarkan kita tentang kekuatan kesabaran dan shalat. Di era serba instan ini, kesabaran seringkali terlupakan. Namun, surat ini mengingatkan bahwa sabar dan shalat adalah dua senjata ampuh dalam menghadapi badai kehidupan. Dengan bersabar, kita dilatih untuk menghadapi masalah dengan kepala dingin. Sementara shalat menjadi jembatan komunikasi langsung dengan Sang Pencipta, tempat kita bisa mencurahkan segala keluh kesah. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Al-Baqarah mengajarkan kita tentang makna ketaatan yang sesungguhnya. Ketika Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan putranya, ia tidak ragu-ragu. Begitu pula Ismail, yang dengan ikhlas menerima takdirnya. Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan teladan abadi tentang kepasrahan total kepada Allah SWT. Al-Baqarah juga menegaskan pentingnya mengikuti petunjuk Allah. Di zaman di mana banyak orang tersesat dalam pencarian makna hidup, surat ini hadir sebagai kompas yang tak pernah salah arah. Ia mengingatkan bahwa Al-Qur’an adalah panduan hidup sempurna bagi mereka yang bertakwa. Keindahan Al-Baqarah tidak hanya terletak pada panjangnya ayat, tetapi juga pada kedalaman maknanya. Setiap kata seolah memiliki kekuatan magis yang mampu mengubah hati yang keras menjadi lembut. Surat ini mengajarkan kita untuk selalu introspeksi diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan yang terpenting, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di tengah dunia yang semakin kompleks, Al-Baqarah hadir sebagai penyejuk jiwa. Ia mengingatkan kita akan fitrah manusia sebagai hamba Allah. Melalui ayat-ayatnya, kita diajak untuk kembali ke jalan yang lurus, meninggalkan segala bentuk kesesatan dan kemunafikan. Al-Baqarah juga mengajarkan kita tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Surat ini mendorong umat Islam untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Ia mengingatkan bahwa kebodohan adalah musuh kemajuan, dan hanya dengan ilmulah kita bisa memahami kebesaran Allah sepenuhnya. Dalam konteks kehidupan modern, ajaran Al-Baqarah tetap relevan. Surat ini mengajarkan kita untuk bijak dalam mengelola harta, adil dalam bermuamalah, dan selalu menjaga kesucian diri. Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi kokoh dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Al-Baqarah juga berbicara tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Di tengah dunia yang sering dilanda konflik, surat ini mengingatkan bahwa perbedaan adalah fitrah, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya dengan bijaksana. Membaca dan merenungi Al-Baqarah bukan sekadar ritual, melainkan proses penyucian jiwa. Setiap ayatnya adalah cermin yang memantulkan kelemahan diri kita, sekaligus memberikan solusi untuk mengatasinya. Dengan konsisten membaca dan mengamalkan ajaran Al-Baqarah, kita akan menemukan kedamaian sejati yang tak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini. Pada akhirnya, Al-Baqarah bukan hanya surat terpanjang, tetapi juga surat terkaya makna dalam Al-Qur’an. Ia adalah harta karun spiritual yang tak akan pernah habis digali. Setiap kali dibaca, selalu ada hikmah baru yang terungkap. Inilah keajaiban Al-Baqarah, surat yang akan terus menjadi penawar jiwa di tengah gejolak dunia yang tak menentu. (yat) Baca juga :

Read More

Tiga Peristiwa Besar di bulan Rabiul Awal

Surabaya — 1miliarsantri.net : Bulan Rabiul Awal memiliki tempat yang istimewa dalam sejarah Islam. Meskipun tidak memiliki ibadah khusus seperti bulan Zulhijah dan Ramadan, bulan ini memiliki sejumlah momen penting. Bulan ini menawarkan umat Muslim sebuah kesempatan yang berharga untuk merenungkan kembali peran sentral Rasulullah Muhammad SAW. Rabiul Awal merupakan bulan di mana beberapa peristiwa penting terjadi, menjadikannya sebagai salah satu bulan yang penuh makna dan pelajaran bagi umat Muslim. Pertama, yang paling dikenal adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini. Peristiwa kelahiran ini bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan awal dari sebuah era baru bagi umat manusia. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, membawa risalah Ilahi yang menuntun manusia dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Kelahiran beliau di bulan Rabiul Awal menjadi simbol awal dari pencerahan spiritual yang menyebar ke seluruh penjuru dunia, mengubah peradaban dan memberikan panduan moral serta etika yang kuat kepada umat manusia. Kedua, bulan Rabiul Awal juga menjadi saksi dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini tidak hanya penting dalam konteks sejarah Islam, tetapi juga dalam pembentukan masyarakat Islam yang kuat dan berdaulat. Hijrah ini menandai perubahan besar, di mana Nabi Muhammad SAW memimpin umat Muslim untuk membangun komunitas yang berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan ketakwaan. Banyak yang salah kaprah mengira bahwa hijrah terjadi pada bulan Muharram, tetapi buku-buku sejarah yang otoritatif seperti karya Ibn Hisyam, Ibn Ishaq, dan Al-Waqidi dengan jelas menyebutkan bahwa hijrah ini terjadi pada bulan Rabiul Awal. Ini adalah salah satu momen penting yang menandai dimulainya kalender Hijriyah, sebuah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Muslim hingga hari ini. Ketiga, Rabiul Awal juga membawa nuansa duka bagi umat Islam. Pada bulan ini, umat Muslim kehilangan sosok Nabi Muhammad SAW yang wafat pada tahun kesebelas Hijriyah. Wafatnya beliau menjadi momen refleksi yang mendalam, mengingatkan umat Muslim akan pentingnya menjaga dan meneruskan ajaran beliau. Kehilangan sosok agung ini bukan hanya meninggalkan kekosongan besar, tetapi juga menantang umat untuk tetap teguh dalam memegang nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Warisan beliau, baik dalam bentuk ajaran agama maupun teladan kehidupan, menjadi harta yang harus dijaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bulan Rabiul Awal, dengan segala peristiwa penting yang terjadi di dalamnya, memberikan umat Muslim peluang untuk memperdalam kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan memperkuat komitmen mereka dalam mengikuti jejak beliau. Meski tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan selama bulan ini, Rabiul Awal tetap menjadi bulan yang penuh dengan spiritualitas, yang mengajak setiap Muslim untuk merenungkan kembali perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan mengaplikasikan ajarannya dalam setiap aspek kehidupan. Dalam suasana Rabiul Awal seperti sekarang ini, umat Muslim di seluruh dunia dapat merenungkan kontribusi besar Nabi Muhammad SAW terhadap peradaban manusia dan bagaimana ajarannya terus relevan hingga hari ini. Ini adalah waktu untuk mengingat bahwa setiap tindakan dan keputusan dalam hidup kita seharusnya mencerminkan nilai-nilai yang beliau ajarkan. Rabiul Awal, dengan demikian, menjadi bulan yang bukan hanya bersejarah, tetapi juga penuh dengan pesan moral. (yat) Baca juga :

Read More

Misteri Kalimat Alhamdulillah di Dalam Alquran

Jakarta — 1miliarsantri.net : Al-Fatihah disebut sebagai surah pembuka dari Alquran. Surah istimewa ini diletakkan pertama dalam Alquran dan menjelaskan pokok-pokok Alquran. Salah satu kalimat populer dalam Al-Fatihah yakni Alhamdulillah. Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah mengutip pandangan Al Biqai tentang kandungan makna Alhamdulillah dalam Surah Al Fatihah. Al Biqai memerinci dengan memberikan contoh ayat Alhamdulillah yang dibaca setelah basmalah pada Surah Al-Fatihah. Ada empat surat yang dimulai setelah basmalah dengan alhamdulillah. Setiap suratnya mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah sesuai perurutannya. Berikut penjabaran Al Biqai mengenai empat surat yang dimaksud: Ayat ini mengisyaratkan nikmat wujud di dunia dan segala potensi yang dianugerahkan Allah di langit dan di bumi serta yang dapat diperoleh melalui gelap dan terang. Di sini yang diisyaratkan adalah nikmat-nikmat pemeliharaan Allah yang dianugerahkan-Nya secara aktual dalam kehidupan dunia ini, yang puncaknya adalah Alquran sekaligus penyebutannya mewakili nikmat-nikmat pemeliharaan yang lain. Ayat ini mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah di akhirat kelak, yakni kehidupan baru, di mana manusia yang taat memperoleh kenikmatan abadi setelah seluruh makhluk mengalami kematian. Ayat ini adalah isyarat tentang nikmat-nikmat abadi yang akan dianugerahkan Allah keak ketika mengalami hidup baru di akhirat. Quraish menjelaskan, setiap rincian nikmat yang dicakup oleh masing-masing ayat pada empat awal surat di atas adalah rincian dari keseluruhan nikmat Allah. Keempat kelompok itu dicakup oleh kandungan Alhamdulillah pada Surah Al Fatihah. Quraish berpendapat, itulah yang agaknya menjadi sebab mengapa “Alhamdulillah” pada Surah Al Fatihah tidak dibarengi dengan kalimat yang mengisyaratkan nikmat tertentu, sebagaimana halnya keempat surat yang disebutkan tadi. Ayat-ayat Surah Al Fatihah mengandung pujian dan pengajaran bagaimana memuji Allah yakni dengan mengkhususkan segala macam pujian kepada-Nya. Surah ini juga memuat pengakuan akan kemutlakan kekuasaan dan pembalasan-Nya di hari kemudian serta petunjuk bagi manusia bagaimana bermohon dan apa yang seharusnya ia mohonkan. Yakni agar diantar menuju jalan yang luas dan lurus yang pernah ditempuh oleh mereka yang sukses. Bukan jalan orang yang sesat karena tidak mengetahui kebenaran dan tentu bukan juga cara hidup mereka yang telah mengetahui kebenaran tetapi enggan menelusurinya. (yan) Baca juga :

Read More

Gus Baha: Ingat Allah, Lupakan Masalah

Rembang — 1miliarsantri.net : Dalam sebuah kajian yang mencerahkan, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menyampaikan pesan yang menggetarkan hati tentang keutamaan zikir dan mengingat Allah. Ulama kharismatik ini menekankan bahwa kesibukan dalam mengingat Allah, baik melalui Al-Quran maupun cara lainnya, jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan sibuk meminta-minta kepada-Nya. “Orang yang sibuk ingat Allah, baik dengan quran maupun yang lain, pokoknya sibuk ingat Allah, sampai dia itu lupa meminta, itu akan Allah kasih di atas. Permintaan orang-orang yang minta, karena ingat Allah itu lebih mudah,” ujar Gus Baha. Gus Baha juga mengutip perkataan Sayyid Abdullah Al-Haddad, seorang ulama besar dari Yaman, yang menegaskan bahwa mengingat Allah itu lebih mudah dibandingkan mengingat nasib diri sendiri. Beliau menjelaskan bahwa Allah memiliki nama-nama yang indah (Asmaul Husna) dan sifat-sifat yang mulia, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). “Daripada anda ingat nasib anda, capek. Sepertinya pernah shalat lama, puasa lama, tapi maksiatnya juga lama,” tuturnya sembari mengingatkan bahwa fokus pada diri sendiri seringkali membawa kelelahan spiritual. Beliau juga menyinggung tentang fenomena yang sering terjadi di masyarakat, di mana orang-orang kadang lebih antusias menghadiri acara hiburan dibandingkan acara keagamaan. “Maulid ya biasa datang 2 jam, tapi dangdutannya ya pernah 3 jam, ruwet ini,” tambahnya dengan nada yang mengundang introspeksi. Gus Baha menekankan bahwa mengingat diri sendiri seringkali membawa kerumitan, sementara mengingat Allah membawa ketenangan dan keberkahan. Beliau mengajak umat untuk senantiasa mengingat keagungan Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya yang mulia. “Kalau ingat kamu itu ruwet, tapi kalau ingat Allah, Allah, Allah lahul asmaul husna. Allah, Allah lahul sifatul ula. Allah, Allah arhamur rahimin. Allah, Allah rahman rahim, yang disebut,” jelasnya, menggambarkan betapa mudah dan menenangkannya berzikir kepada Allah. Gus Baha menutup kajiannya dengan pesan yang menggugah, “Sudahlah kamu senang saja, Allah itu punya sifat yang luar biasa, dan sifat Allah itu pasti ngefek ke kita.” Pernyataan ini menegaskan bahwa dengan mengingat dan menghayati sifat-sifat Allah, kita akan merasakan dampak positifnya dalam kehidupan sehari-hari. Pesan Gus Baha ini menjadi pengingat berharga bagi umat Muslim untuk senantiasa memprioritaskan zikir dan mengingat Allah dalam keseharian. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan kita dapat meraih keberkahan dan ketenangan hati yang jauh melampaui apa yang bisa kita peroleh dari sekadar meminta-minta atau terlalu fokus pada urusan duniawi. (hud) Baca juga :

Read More

Kemenag Minta Semua Stasiun TV Ganti Adzan Via Running Text Selama Misa Akbar Paus

Jakarta — 1miliarsantri.net : Selama kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) RI mengeluarkan imbauan agar stasiun televisi berkenan untuk menyiarkan adzan Magrib dalam bentuk running text ketika menayangkan secara langsung ibadah misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024) esok. Hal itu sesuai dengan surat yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika tertanggal 1 September 2024. Surat itu juga mengimbau agar seluruh televisi nasional menyiarkan secara langsung dan tidak terputus ibadah misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus besok. “Kementerian Agama menyarankan agar Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 September 2024 pada pukul 17.00 s.d. 19.00 WIB disiarkan secara langsung dengan tidak terputus pada seluruh televisi nasional,” demikian bunyi surat yang ditandangani Dirjen Bimas Katolik Suparman dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin tersebut. Kemenag juga mengingatkan bahwa adzan Maghrib yang kemungkinan berlangsung di sela-sela ibadah misa akbar tersebut tetap disiarkan. Hanya saja, Kemenag mengimbau agar penyiaran adzan Maghrib dilakukan dengan cara running text atau teks berjalan yang muncul di layar televisi. “Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya penyiaran adzan Maghrib dapat dilakukan dengan running text,” demikian tertulis dalam surat tersebut. Imbauan itu keluar setelah Panitia Kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus meminta agar Kemenag berkenan menjembatani komunikasi dengan organisasi keagamaan terkait penyiaran adzan Maghrib di pada saat ibadah misa akbar di GBK. Menteri Agama RI Yaqut Choil Qoumas yang turut menyambut langsung kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Selasa (3/9/2024) siang, menyebut kunjungan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik itu harus dimaknai dengan keinginan untuk membangun perdamaian antarumat beragama. Oleh karena itu, Menag mengajak masyarakat Indonesia dapat menunjukkan persatuan dan kesatuan serta sikap saling memahami dan saling pengertian. “Kami berharap beliau menyaksikan bagaimana keberagaman di Indonesia itu bisa terpelihara dengan baik,” ucap Yaqut. Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia-Oseania. Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. Paus Fransiskus adalah Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan oleh Paus Paulus VI pada 1970, dan kunjungan kedua dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Pada 4 September, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta dan berkunjung ke Katedral Jakarta. Kemudian pada 5 September, Paus Fransiskus akan mengunjungi Masjid Istiqlal Jakarta, dilanjutkan dengan pertemuan penerima manfaat organisasi amal di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan akan memimpin Misa Kudus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Selanjutnya pada 6 September, pemimpin umat Katolik tersebut akan melanjutkan perjalanannya mengunjungi Papua Nugini dan selanjutnya Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura pada 2-13 September 2024. (wink) Baca juga :

Read More

Buya Yahya : Kunci Surga di Genggaman mu

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ulama terkemuka Indinesia, Buya Yahya, mengungkapkan tiga amalan sederhana namun penuh makna untuk berbakti kepada orang tua. Dalam ceramahnya yang menyentuh hati, beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang tua, bahkan setelah mereka tiada. Amalan pertama yang disampaikan adalah selalu menyertakan orang tua dalam doa. “Jangan berdoa panjang lebar tanpa mengingat bapak dan ibu,” ujar Buya Yahya. Beliau mengingatkan pentingnya mendoakan kebaikan dan ampunan Allah untuk orang tua sebagai bentuk bakti utama. Kedua, Buya Yahya mengajarkan untuk berbagi rezeki atas nama orang tua. “Jika engkau mendapatkan rezeki dari Allah, sisihkan sebagian. Niatkan untuk menggendong ibumu ke surga,” jelasnya. Beliau menyarankan untuk menyalurkan sebagian rezeki ke pesantren, masjid, atau membantu fakir miskin dengan niat berbakti kepada orang tua. Amalan ketiga adalah menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang dekat dengan orang tua. “Baik-baiklah dengan orang yang dibaiki oleh orang tuamu,” pesan Buya Yahya. Ini mencakup saudara kandung, kerabat, bahkan tetangga yang pernah dibaiki oleh orang tua semasa hidupnya. Buya Yahya menekankan bahwa ketiga amalan ini merupakan investasi akhirat yang tak ternilai. Dengan melaksanakannya, seorang anak tidak hanya berbakti kepada orang tua, tetapi juga membuka pintu surga untuk dirinya sendiri. Dalam dunia yang semakin sibuk, pesan Buya Yahya mengingatkan kita untuk tidak melupakan akar dan fondasi kehidupan kita. Berbakti kepada orang tua bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ceramah ini menjadi pengingat berharga bagi generasi muda untuk terus menghormati dan berbakti kepada orang tua. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ajaran sederhana namun mendalam ini menjadi kompas moral yang tak lekang oleh waktu. Buya Yahya mengajak kita semua untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan orang tua. Apakah kita sudah cukup mendoakan mereka? Sudahkah kita berbagi rezeki atas nama mereka? Bagaimana hubungan kita dengan keluarga besar dan orang-orang yang dekat dengan orang tua kita? Melalui tiga amalan sederhana ini, Buya Yahya membuka mata kita tentang makna sejati berbakti kepada orang tua. Bukan sekadar formalitas atau kewajiban, tetapi bentuk cinta dan penghormatan yang tulus yang akan membawa berkah dalam kehidupan. (yan) Baca juga :

Read More

Empat Hadits yang Jadi Pengingat Agar tak Malas Tahajud

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sholat tahajud merupakan ibadah yang terbilang sulit dilakukan. Para pendiri sholat sunah ini harus bersedia untuk bangun pada sepertiga malam terakhir dan mengusir nafsu tidurnya. Untuk memotivasi kita agar mendirikan sholat tahajud, berikut beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan sholat tahajud. Pertama, shalat tahajud adalah ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah SWT “Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim) Semua ibadah tentu akan mendekatkan kita pada Allah. Tapi, sholat Tahajud yang sangat dianjurkan pada sepertiga malam yang terakhir, atau sebelum Subuh karena pada waktu-waktu ini memang istimewa. Mengapa demikian? Rasulullah bersabda, “Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam, yaitu pada sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.” Sehingga ketika Sholat Tahajud yang kita kerjakan pada sepertiga malam yang terakhir bertepatan waktunya dengan turunnya Allah ke langit dunia. Tentu kita tak perlu membayangkan bagaimana turunnya Allah itu. Yang pasti, itu menunjukkan bahwa waktu tersebut istimewa. Ibadah istimewa yang dikerjakan pada waktu yang istimewa pasti memberikan manfaat yang juga istimewa. Dua, terbebas dari ikatan setan Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Setan mengikat kuduk (tengkuk) seseorang dengan tiga ikatan ketika dia tidur. Pada setiap skatan setan berbisik, “tidurlah, kamu mempunyai waktu malam yang panjang” Bila seseorang itu bangun dan berzikir kepada Allah Swt., maka lepaslah satu ikatan. Lalu, jika setelah itu dia berwudhu, satu ikatan lainnya terlepas. Dan jika setelah itu dia melakukan shalat malam, ikatan terakhir telah lepas. Sehingga keesokan harinya dia menjadi bersemangat dalam beribadah, terlepas segala ikatan kesempitan jiwa dan terlindungi dari rasa malas.” (HR Bukhari dan Muslim) Setan mengikat tengkuk kepala kita agar kita merasa berat untuk beribadah kepada Allah. Namun jika kita berhasil mengatasi rasa malas itu dan bangun di sepertiga malam yang terakhir untuk shalat Tahajud, artinya kita berhasil keluar dari tiga ikatan setan itu. Tiga, dijanjikan surga dan ruangan yang istimewa Diceritakan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah ruangan yang bagian luarnya bisa dilihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya bisa dilihat dari bagian luarnya.” Abu Musa Al-Asy’ari bertanya, “Bagi siapakah ruangan tersebut, Rasulullah?” Betjau menjawab, “Bagi orang yang berbicara dengan lemah lembut, memberikan makanan, dan shalat di waktu malam karena Allah di saat manusia terlelap tidur.” (HR. Ahmad) Sholat Tahajud dikatakan istimewa karena waktu mengerjakannya penuh tantangan. Malam yang larut, udara yang dingin, rasa kantuk yang menyiksa, dan kondisi badan yang lesu karena baru bangun tidur. Karena itulah, diberikan janji surga bagi siapa saja yang mampu melewati semua tantangan itu dan diberikan penghormatan lebih bagi orang-orang yang mau mengerjakan ibadah yang istimewa. Empat, menjadi sebab turunnya Rahmat Allah Dikisahkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam dan mengerjakan shalat, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikkan air ke wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun di waktu malam dan mengerjakan shalat, lalu ia membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan bangun, ia memercikkan air ke wajah suaminya.’” (HR. Abu Dawud) Setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti mendapatkan limpahan rahmat atau kasih sayang oleh Allah. Hanya saja, kasih sayang-Nya berbeda-beda, beda bentuknya, beda pula besarnya. Apa yang membedakan ini, tentu saja ketakwaan kita. Dengan mengerjakan sholat Tahajud, kita hakikatnya meminta kepada Allah agar diberi limpahan karunia terbaik sebagai wujud rahmat atau kasih sayang dari-Nya. Apa yang dibutuhkan oleh orang yang butuh uang? Pekerjaan. Apa yang dibutukan oleh orang yang sedang sakit? Kesembuhan. Sholat Tahajud insya Allah bisa menjadi ikhtiar batin kita agar kebutuhan-kebutuhan ini dipenuhi oleh Allah. (yan) Baca juga :

Read More

Berikut 7 Amalan Sederhana Ganjarannya Rumah di Surga

Jakarta — 1miliarsantri.net : Setiap Muslim tentu mengharapkan keberkahan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Salah satu yang diharapkan setiap Muslim adalah memiliki rumah di akhirat kelak. Tahukah Anda bila ada beberapa amalan sederhana yang Allah Ta’ala janjikan kavling rumah di surga kelak? Berikut 7 amalan untuk mem-booking rumah atau istana di surga Membangun masjid memiliki keutamaan sendiri dalam Islam. Setiap Muslim yang mendirikan atau membantu pembangunan masjid maka ganjarannya adalah dibangunkan masjid di surga kelak. “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah) Pendakwah Ustaz Abdul Somad mengatakan ada amalan yang mampu membooking satu tempat di surga, bila dikerjakan secara rutin. “Siapa yang salat 12 rakaat dibangunkan untuknya satu tempat di surga,” kata UAS dalam penggalangan ceramahnya di kanal Tamansurga.net, dikutip Rabu (28/8/2024). UAS mengutip sabda Rasulullah SAW dalam hadis riwayat muslim, “Barang siapa yang salat 12 rakaat di dalam sehari semalam maka dibangunkan baginya sebuah rumah di dalam surga.” (HR Muslim nomor 728). “Booking tempat dengan salat sunnah Rawatib 12 rakaat, dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat Dzuhur, dua rakaat setelah Dzuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya,” ujarnya. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَهُوَ بَاطِلٌ بُنِيَ لَهُ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بُنِيَ لَهُ فِي وَسَطِهَا وَمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ بُنِيَ لَهُ فِي أَعْلَاهَا وَهَذَا الْحَدِيثُ حَدِيثٌ حَسَنٌ Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan berbohong (dan berbohong pada waktu itu sesuatu yang tidak dibenarkan) maka akan dibangunkan untuknya rumah di sekitar surga, barangsiapa yang meninggalkan perdebatan (sedang dia orang yang berhak untuk berdebat) maka akan dibangunkan untuknya rumah di tengah surga, dan barangsiapa yang memperbagus akhlaknya maka akan dibangunkan rumah untuknya di bagian yang paling atas.” “Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Al-Muhamili dalam Al-Amali, 2: 36. Disebutkan dalam Ash-Shahihah, no. 1892) Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَنَا زَعِيمٌ وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَهَاجَرَ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَأَنَا زَعِيمٌ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا وَلَا مِنْ الشَّرِّ مَهْرَبًا يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ “Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling tingggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk Islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, maka ia tidak membiarkan satu pun kebaikan, dan ia lari dari setiap keburukan, ia pun akan meninggal, di mana saja Allah kehendaki untuk meninggal.” (HR. An-Nasa’i, no. 3135. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang shalat Dhuha empat raka’at dan shalat sebelum Zhuhur empat raka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ath-Thabrani). Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya (surat Al-Ikhlas) sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ahmad). (yan) Baca juga :

Read More