Sumpah Pocong Marak Dilakukan Akibat Lemahnya Hukum di Indonesia

Cirebon — 1miliarsantri.net : Pemberitaan sumpah pocong antara mantan terpidana Saka Tatal dan Kapolsek Kapetakan Iptu Rudiana trekait kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon, marak di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Sumpah pocong ini digelar akibat lemahnya sistem hukum di Tanah Air. Masing-masing pihak berperkara merasa tidak puas dengan proses hukum yang telah berjalan. Namun, bagaimana sumpah pocong itu menurut pandangan Islam? Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Huda mengatakan, dalam syariat Islam dikenal dengan sumpah atau al Yamin. Adapun ungkapan sumpah dimulai dengan menyebut asma Allah yang diawali dengan huruf qasam (sumpah). “Huruf qasam sendiri di dalam kaidah bahasa Arab ada tiga yaitu huruf wawu (wallahi), huruf ba’ (billahi), dan huruf ta’ (tallahi, ketiga ungkapan tersebut mempunyai arti sama yaitu demi Allah,” terang Kiai Miftahul Huda kepada media di Jakarta, Senin (12/8/2024). Kiai Miftahul Huda menerangkan, secara bahasa ketiga ungkapan tersebut digunakan untuk menguatkan suatu pernyataan. Di dalam hukum fikih jinayat atau pidana Islam, sumpah digunakan sebagai salah satu bukti dalam pengadilan. Sedangkan bagi seorang tersangka suatu perkara, itu dilakukan jika dia ingin menyangkal tuduhan. “Islam juga mewanti-wanti agar orang tidak mudah bersumpah, sebab sumpah palsu termasuk dosa besar dan sangat berat hukumannya,” tegas Kiai Miftahul Huda. Ditanya terkait sumpah pocong yang akhir-akhir ini marak di pemberitaan media sosial, Kiai Miftahul Huda secara pribadi berpandangan, bahwa sumpah pocong adalah budaya Indonesia. Di mana tujuannya adalah sama dengan sumpah yang ada dalam syariat agama. “Hanya caranya yang ditambahkan dengan menggunakan kain kafan seperti mayat, menurut saya sih sah-sah saja,” lanjut Kiai Miftahul Huda. Sebelumnya, Saka Tatal, mantan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky, menjalani satu per satu prosesi sumpah pocong pada Jumat (9/8/2024). Kegiatan itu dilakukan di Padepokan Agung Amparan Jati, di Desa Lurah, Blok Karangtengah Kidul, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Prosesi sumpah pocong itu diawali dengan dimandikannya Saka Tatal. Dia keluar dari tempat pemandian dengan kondisi bertelanjang dada dan mengenakan celana panjang. Setelah itu, Saka dibaringkan di atas kain kafan yang sebelumnya telah disiapkan. Kain kafan itupun dilengkapi dengan ‘bumbu-bumbu mayit’, seperti bubuk kayu cendana, kapur barus, daun pandan dan bunga. Setelah Saka dibaringkan, selanjutnya dibungkus dengan kain kafan, lengkap dengan tali pocongnya, layaknya orang yang meninggal. Seseorang dari pihak padepokan lantas mengumandangkan adzan sekaligus iqomat. Pimpinan Padepokan Agung Amparan Jati, Raden Gilap Sugiono, kemudian memimpin pelaksanaan sumpah pocong. Dia membacakan dua kalimat syahadat sebanyak tiga kali, yang kemudian diikuti oleh Saka Tatal. Juga dibacakan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, Raden Gilap Sugiono mengucapkan sumpah yang diikuti oleh Saka. Ini ucapan sumpahnya: Bismillahirrohmanirrohim. Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya, tidak melakukan pembunuhan atau pemerkosaan terhadap Eky dan Vina. Demi Allah, bahwa saya dan ketujuh terpidana, adalah salah tangkap, yang telah disiksa, disetrum, diberi air kencing dan direkayasa kasus ini oleh Iptu Rudiana. Apabila, saya berdusta, dalam sumpah pocong ini, maka saya siap diazab oleh Allah dengan azab yang teramat pedih sesegera mungkin, baik di dunia ataupun di akhriat. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. (ros) Baca juga :

Read More

Al-Khazini: Fisikawan Terbesar Sepanjang Sejarah, Sang Pencetus Teori Gravitasi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu Bernama Al-Khazini. Saintis serbabisa itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini merupakan saintis Muslim yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Charles C Jilispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjulukinya sebagai, “Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Bahkan, para sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. Al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi. “Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. Al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII. Ilmuwan serbabisa ini bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini. Menurut Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk “Multicultural Perspectives in Science Education: One Prescription for Failure”, sang ilmuwan hidup di abad ke-12 M. ”Dia berasal dari Bizantium atau Yunani,” tutur Klotz. Al-Khazini sempat menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes. Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai seorang budak, nasib Al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama Al-Khazin, ia diberi pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan filsafat. Tak cuma itu, al-Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, dia mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya “Abu’l-Fath Abd al-Rahman al-Khazini’’, saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv. Berbekal otak yang encer, al-Khazini pun kemudian menjelma menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang matematikus terpandang yang langsung berada di bawah perlindungan, Sultan Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Al-Khazini adalah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, Al-Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri Amir Seljuk. Salah satu kontribusi penting yang diwarisakan al-Khazini dalam bidang astronomi adalah Tabel Sinjaric. Tabel itu dituliskannya dalam sebuah risalah astronomi bertajuk az-Zij as-Sanjari. Dalam manuskrip itu, dia menjelaskan jam air 24 jam yang didesain untuk kegunaan astronomi. Inilah salah satu jam astronomi pertama yang dikenal di dunia Islam. Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium. Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika. Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori penting dalam fisika dan astronomi. Namun, dia juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting, antara lain; triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan asli tentang refleksi. (jeha) Baca juga :

Read More

Mencari Jejak Dinding Besi yang Dibangun untuk Menahan Yajuj Majuj

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam Alquran surah al-Kahfi ayat 96 disebutkan, Raja Dzulkarnain telah membangunkan sebuah dinding yang tinggi untuk membendung kaum perusak Yakjuj dan Makjuj. Banyak pakar sejarawan Muslim mengkaji di manakah sebenarnya bangunan itu? Patut kiranya umat Islam untuk mengetahui keberadaan bangsa Yakjuj dan Makjuj. Mengingat jika tembok ini runtuh, kedua bangsa perusak tersebut akan mengancurkan umat manusia di seluruh dunia. Beberapa ekspedisi telah diluncurkan untuk menelusuri keberadaan tembok Zulkarnain ini. Di antara temuan yang dirasa paling kuat, lokasi tembok Dzulkarnain diklaim berada di kawasan utara Georgia dan sebelah selatan Rusia. Tepatnya, berada di Pegunungan Kaukasus yang ada di bagian tengah Greater Caucasus Mountains. Para ilmuwan mendefinisikan, persisnya posisi tembok Zulkarnain ini berada di kaki Gunung Kazbek. Kawasan itu dikenali sebagai Lorong Dariel atau Daryal (Dariel Pass) yang ketinggiannya mencapai 3,950 kaki atau 1.204 meter dari permukaan laut. Kedudukannya ini dekat dengan Sungai Terek. Untuk menuju ke lorong tersebut, ada satu jalan yang mengarah ke sana. Lorong ini dibuat oleh tentara Georgia dan dipugar kembali oleh Rusia tahun 1850-an. Sejak dahulu, Lorong Dariel dikenal untuk tujuan menjelajah. Lorong ini juga dikenal dengan sebutan Gerbang Alan atau Gerbang Caucasia. Ada juga yang menyebutnya dengan Gerbang Iberia. Menurut sejarawan Muslim Abul Kalam Azad, ada satu timbunan besar berupa tembok yang dibuat dari besi bercampur tembaga di Bukit Qawqaz atau Pegunungan Kaukasus. Bendungan berupa dinding ini ada di kawasan yang cukup sempit antara dua bukit Darial (Dariel). Keadaan bukit itu curam dan membentang memanjang dari Laut Hitam hingga Laut Qazwain. Dinding yang menghubungkan dua bukit tersebut juga menghubungkan antara dua laut. Panjangnya 1.200 kilometer. Bukit Darial secara umum masih tidak terusik oleh tangan manusia. Abul Kalam menyebutkan, kondisinya masih teguh serta mempunyai bentuk berlapis-lapis. Menurut Abul Kalam, model pembangunan dinding ini mirip seperti dengan apa yang dikisahkan Alquran. Dalam surah al-Kahfi ayat 96 diceritakan, “Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, si Dzulkarnain berkata, ‘Tiuplah (api itu)! Ketika (besi) itu sudah menjadi seperti api’. Dia berkata, ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu)’.” Abul Kalam mengatakan, pada tembok Darial itu didapati ada suatu timbunan tinggi yang terbuat dari perpaduan besi dan campuran tembaga. Penduduk setempat percaya, timbunan besi bercampur tembaga tersebut untuk menyumbat satu lubang yang ada di sana. Mereka takut untuk mengusiknya karena dari hikayat turun-temurun, mereka mendapati kisah tentang keberadaan Yajuj dan Majuj. Di samping pendapat ini, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa dinding yang dibangun Raja Zulkarnain, yaitu tembok besar Cina. Tembok yang membentang sepanjang 21.196 kilometer di negeri Cina ini disebut sebagai hasil karya Raja Zulkarnain untuk membentengi bangsa Cina dari serangan bangsa Mongol dari utara. Namun, teori itu belum cocok seperti apa yang digambarkan Alquran. Dari segi pembangunan, dinding yang dibangun Raja Zulkarnain terbuat dari paduan besi dan tembaga. Sedangkan, tembok Cina terbuat dari batu. Dalam sejarah juga disebutkan, tembok Cina dibangun secara bertahap selama ratusan tahun dari Dinasti Han, Dinasti Ming, dan seterusnya. Bantahan seterusnya, Raja Zulkarnain mendapatkan wahyu dari Allah, sedangkan raja-raja dinasti Cina tersebut tentu saja tidak. Turis mengenakan masker berjalan di Tembok Besar Badaling yang hampir kosong, di Beijing, Cina, 26 Maret 2020 (dikeluarkan 27 Maret 2020). Cina telah membuka kembali bagian Badaling, salah satu bagian turis paling terkenal di Tembok Besar yang ditutup karena wabah virus corona. Sementara kasus baru Covid-19 di China telah menurun, penyakit ini sekarang menyebar secara dramatis ke seluruh dunia. Sejauh ini telah menewaskan lebih dari 22.000 orang di seluruh dunia. – (EPA-EFE/Roman Pilipey )Pendapat lain yang juga lebih mendekati tentang keberadaan tembok Zulkarnain, yaitu pendapat ilmuwan Muslim Abdullah Yusuf Ali. Ia menyebutkan, letak tembok Zulkarnain berada di distrik Hissar, Uzbekistan, tepatnya 240 km di sebelah tenggara Kota Bukhara. Posisinya ada di jalur utama antara Turkestan ke India. Tempat itu dikenal dengan nama Buzghol-khana atau babul hadid (pintu besi). Seorang pengembara asal Cina, Hiouen Tsiang, pada abad ke-7 pernah melewati dinding ini. Dalam memoarnya ia menceritakan, terdapat pintu berlapis besi di tempat itu. Hal yang sama juga didukung oleh Khalifah Bani Abbasiyah, al-Qatsiq yang mengutus satu tim ekspedisi menyelidiki tempat ini. Mereka mendapati sebuah gerbang yang terdapat di dua gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri dan kanannya. Dinding ini, menurut penuturan mereka, terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga. Di sinilah bergantung daun pintu raksasa yang menjadi penutup dari gerbang itu. Namun, kebenaran dari kisah tersebut masih terus diselidiki. (jeha) Baca juga :

Read More

Kebo Iwa, Seorang Patih yang Rela Berkorban

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Kebo Iwa adalah seorang Patih atau Panglima Militer yang berasal dari Bali. Badannya besar, tubuhnya tinggi. Selain menguasai ilmu perang, ia juga menguasai ilmu arsitektur. Ia membangun berbagai tempat ibadah di Bali, dan seringkali mengangkut sendiri batu-batu besar dengan kekuatan fisiknya. Meskipun berbadan besar, Kebo Iwa tak pernah semena-mena menggunakan kekuatannya. Hatinya sangat mulia. Ia bahkan sering membantu warga yang mengalami kesulitan, misalnya dengan membuatkan sumur dengan jarinya yang sakti. Kebo Iwa juga merupakan patih yang setia. Ia pernah berjanji pada Sang Raja, selagi ia masih bernafas, Kerajaan Bali Aga tak akan diserahkan pada kerajaan manapun. Berita tentang kesaktian Kebo Iwa pun sampai ke telinga Mahapatih Gajah Mada. Gajah Mada adalah seorang patih dari Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan sumpahnya untuk menyatukan nusantara, yaitu Sumpah Palapa. Gajah Mada, begitu mengetahui bahwa Kerajaan Bali Aga memiliki seorang patih yang sakti, segera mengatur siasat bersama Raja Tribuana Tungga Dewi. Mereka geram, karena kerajaan kecil itu tak juga takluk, sedangkan Kerajaan Daha yang merupakan induk dari Kerajaan Bali Aga, malah lebih dulu tunduk pada Majapahit. Gajah Mada pun berupaya mencari cara agar bisa menaklukkan kerajaan itu. Ia mengirimkan sebuah surat yang berisi ajakan agar Kerajaan Bali Aga bersedia menjadi sekutu Kerajaan Majapahit. Kebo Iwa pun diundang untuk hadir ke Kerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan. Raja Bali Aga menyambut hangat ajakan itu. Raja pun mengizinkan Kebo Iwa untuk berkunjung ke sana tanpa rasa curiga. Saat itu Kerajaan Bali Aga diperintah oleh Raja Sri Ratna Bumi Banten yang dikenal adil, bijaksana, dan dicintai oleh rakyatnya. Sesampainya Kebo Iwa di Majapahit, Gajah Mada segera menemui tamunya tersebut. Gajah Mada berkata, “Kami sedang mengalami paceklik. Rakyat kekurangan air bersih. Untuk itu, sudikah kiranya Patih Kebo Iwa membantu membuatkan sumur?” Kebo Iwa yang lurus hati itu pun bersedia membantu. Dengan jemarinya yang sakti, Ia mulai membuat lubang di tanah. Namun keanehan terjadi. Air tak juga muncul meskipun Kebo Iwa sudah menggali cukup dalam. Ia pun masuk ke dalam sumur buatannya untuk menggali lebih dalam lagi. Ia tak sadar bahwa sesungguhnya ada bahaya yang sedang mengintai. Begitu Kebo Iwa masuk ke dalam sumur, Gajah Mada segera memerintahkan prajuritnya untuk menimbun Kebo Iwa dengan tanah yang telah digalinya. Kebo Iwa dikubur hidup-hidup. Gajah Mada tersenyum, “Akhirnya, sebentar lagi Kerajaan Bali akan menjadi bagian dari nusantara,” batinnya. Namun beberapa saat kemudian, tanah bergerak dan keluarlah Kebo Iwa yang ternyata masih hidup. Kebo Iwa merasa dikhianati. Ia pun bertarung dengan Gajah Mada. Akan tetapi di tengah pertarungan, ia terngiang keinginan mulia Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara. Di satu sisi ia ingin membantu Gajah Mada mewujudkan impiannya, namun di sisi lain ia juga teringat janjinya pada Raja Bali Aga bahwa Bali Aga tak akan dibiarkan jatuh ke tangan kerajaan lain selama ia masih bernyawa. Akhirnya, Kebo Iwa memutuskan untuk membantu mewujudkan mimpi Gajah Mada dengan mengatakan bahwa serbuk kapur bisa menghapus kesaktiannya. Mendengar hal itu, Gajah Mada pun segera memukul sebongkah batu kapur. Tak berapa lama, Kebo Iwa tumbang setelah terkena serbuknya. Berkat pengorbanan, keleluasaan dan kerendahan hati Kebo Iwa, Nusantara berhasil disatukan oleh Gajah Mada. (jeha) Baca juga :

Read More

Cara Allah Membangkitkan Makhluk di Akhirat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjawab pertanyaan yang terkait dengan kebangkitan makhluk di akhirat kelak. Dalam Alquran, telah disebutkan berulang kali: اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً … Artinya: “Teriakan (tiupan sangkakala) itu hanya sekali teriakan saja…” (QS Yasin [36]: 53). Disebutkan juga: وَمَٓا اَمْرُ السَّاعَةِ اِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ … Artinya: “Tidaklah kejadian kiamat itu melainkan seperti sekejap mata…” (QS an-Nahl [16]: 77). Nursi menjelaskan, ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa kebangkitan makhluk di akhirat akan terlihat seketika dalam satu waktu. Akan tetapi, akal yang sempit membutuhkan contoh nyata yang dapat disaksikan agar dapat menerima dan tunduk kepada peristiwa luar biasa dan permasalahan yang tiada tara itu. Lalu seperti apa proses kebangkitan makhluk pada saat itu?“Pada hari kebangkitan terdapat tiga persoalan, yaitu kembalinya roh ke jasad, proses menghidupkan jasad, serta penciptaan dan penyusunan jasad,” kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul “Risalah Kebangkitan” halaman 134-135. Pertama: Kedatangan dan Kembalinya Roh ke Jasad Menurut Nursi, kedatang roh saat itu seperti berkumpulnya tentara yang sebelumnya berpencar di masa istirahat lewat suara trompet militer. Ya, sangkakala yang merupakan trompet Israfil AS tidak terbatas seperti trompet militer. Di samping itu, roh yang berada di alam abadi dan alam partikel di mana ia menjawab dengan (قَالُوا بَلٰى‎) (QS al-A’raf [7]: 172) terhadap firman Allah (اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ‎), tentu saja jauh lebih taat, teratur dan tunduk daripada pasukan tentara. Nursi telah menegaskan dengan berbagai argumen yang kuat bahwa bukan hanya roh yang merupakan pasukan Ilahi, tetapi semua partikel merupakan prajurit-Nya yang bersia-siap menyambut sangkakala umum tersebut. Kedua: Menghidupkan Jasad Terkait hal, Nursi menjelaskan melalui sebuah perumpamaan sebagaimana menyalakan ratusan ribu lampu listrik pada malam festival kota yang besar dapat dilakukan dari satu pusat dalam satu waktu yang bersamaan tanpa ada rentang waktu, demikian pula dalam menyalakan ratusan juta lentera makhluk hidup dan membangkitkannya di muka bumi dari satu pusat. Jikalau listrik yang merupakan salah satu makhluk dan pelayan penerangan Allah di negeri jamuan-Nya memiliki keistimewaan dan kemampuan mengerjakan tugas seperti informasi dan tatanan yang kita dapatkan dari Penciptanya, maka proses kebangkitan makhluk di akhirat pasti bisa terjadi sekejap mata dalam wilayah hukum tatanan Ilahi yang diperankan oleh ribuan pembantu yang bersinar seperti listrik. Ketiga: Penciptaan dan Penyusunan Jasad secara Seketika Nursi menjelaskan, penciptaan seluruh pohon dan daun yang jumlahnya seribu kali lebih banyak daripada populasi umat manusia dalam beberapa hari selama musim semi dalam bentuk yang sempurna dan seperti model musim semi sebelumnya. Demikian pula penciptaan bunga, buah, dan dedaunan pohon yang terwujud dalam waktu secepat kilat sebagaimana musim semi yang lalu. Lalu tumbuhnya benih dan biji yang jumlahnya tak terhingga di mana ia merupakan pangkal dari musim semi tersebut dalam satu waktu yang bersamaan. Begitu pula bertebarannya bangkai-bangkai pohon yang tegak dan bagaimana ia segera melaksanakan perintah kebangkitan setelah kematian. Kemudian, dihidupkannya berbagai jenis spesies hewan yang kecil dan berbagai kelompoknya yang tak terhingga secara sangat cermat. Juga, pengumpulan serangga, terutama lalat yang terdapat di hadapan kita yang mengingatkan kita kepada persoalan wudhu saat ia membersihkan tangan, mata, dan kedua sayapnya secara terus-menerus di mana jumlahnya dalam satu tahun melebihi jumlah seluruh manusia sejak masa Adam AS. “Nah, proses membangkitkan serangga ini pada setiap musim semi bersama seluruh serangga lainnya dan bagaimana mereka dihidupkan hanya dalam beberapa hari tidak hanya memberikan satu contoh, bahkan ribuan contoh, tentang proses penciptaan jasad manusia secara seketika di hari kiamat,” jelas Nursi. (jeha) Baca juga :

Read More

Tewas nya Haniyeh Memicu Kemarahan Ayatollah Ali Khamenei

Teheran — 1miliarsantri.net : Terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dalam sebuah ledakan di kediamannya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) lalu, sepertinya sangat membuat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei marah hingga ia menyiapkan suatu serangan balasan serius kepada Israel. Meski hingga kini pihak Israel belum secara langsung mengaku bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, Khamenei telah mengeluarkan pernyataan menyasar rezim zionis di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu. Jika merujuk pada pernyataan terakhir Khamenei saat merespons kematian Haniyeh, ia tidak menggunakan diksi “hukuman” seperti sebelumnya kala Iran melancarkan serangan drone pada April lalu sebagai balasan atas dibomnya kantor konsulat Iran di Suriah. Kini, Khamanei menggunakan frasa yang lebih tegas, yakni jika diartikan maknanya sebagai “darah dibalas darah”. Pernyataan Khamenei keluar beberapa jam setelah Haniyeh terbunuh pada Rabu (31/7/2024) dini hari waktu Teheran. Khamenei memberikan instruksi kepada tiga pejabat dan dua anggota IRGC untuk menyerang Israel dalam rapat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Khamenei, yang memiliki kewenangan tertinggi termasuk dalam mendeklarasikan perang dan sekaligus komandan angkatan bersenjata Iran, telah menginstruksikan para komandan IRGC untuk menyiapkan rencana baik untuk melancarkan serangan dan bertahan jika peperangan nantinya meluas. Dalam pernyataan kepada publik setelah kematian Haniyeh, Khamenei memberikan isyarat bahwa Iran akan melancarkan serangan secara langsung, sambil mengatakan, “Kita melihat pembalasan atas darahnya (Haniyeh) adalah kewajiban,” karena pembunuhan terjadi di wilayah Republik Islam Iran. Khamenei menyanjung Haniyeh sebagai “seorang pemimpin yang berani dan pejuang Palestina yang khas,” sambil menambahkan, bahwa front pejuang saat ini tengah berduka. Haniyeh bersama pemimpin Jihad Islam Ziad Nakhaleh sempat bertemu langsung dengan Khamenei saat menyaksikan pengucapan sumpah Pezeshkian sebagai Presiden Iran pada Selasa (30/7/2024). Utusan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir Saeed Iravani menegaskan, pada Rabu (31/7/2024) juga menegaskan, bahwa negaranya akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran. “Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional untuk menanggapi tindakan teroris dan kriminal ini secara tegas ketika dianggap perlu dan tepat,” kata Iravani kepada Dewan Keamanan PBB. Iravani menyebut kematian Haniyeh “hasil dari tindakan terorisme agresif oleh rezim pendudukan Zionis Israel”. Dia menggambarkan serangan itu sebagai kelanjutan dari kegiatan teroris dan sabotase yang dilancarkan Israel di kawasan. Iravani juga menegaskan kembali “komitmen Iran untuk menegakkan hukum internasional serta tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.” Perdamaian di kawasan itu hanya dapat dicapai dengan menghormati prinsip-prinsip tersebut, katanya. Dia menuduh Israel mengambil sikap agresif terhadap semua negara di kawasan itu. Iravani menyebut “para pemimpin rezim (Israel) yang kasar dan suka berperang” tidak menghormati prinsip-prinsip dasar hukum internasional. Amerika Serikat, menurutnya, juga memikul tanggung jawab karena merupakan “sekutu strategis dan pendukung utama rezim Israel.” Dia mendesak masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi kejahatan keji tersebut. “Selama hampir 10 bulan, negara-negara tertentu, khususnya AS, telah melindungi Israel dari tanggung jawab apa pun atas pembantaian di Gaza dan kegiatan jahat di kawasan itu,” ujarnya. Iravani menuduh negara-negara tersebut tidak hanya menghalangi hak Palestina untuk membela diri secara sah tetapi juga berusaha melegitimasi pembantaian dan genosida Israel terhadap rakyat Palestina, yang mengarah pada salah tafsir konsep pembelaan diri. Iravani mendesak Dewan Keamanan untuk segera mengambil tindakan guna meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan tersebut, termasuk sanksi dan tindakan lain guna mencegah rezim Zionis itu terus melancarkan serangan berbahaya. Feda Abdelhady, wakil duta besar Palestina untuk PBB, mengatakan warga sipil Palestina dilanda ketakutan, penderitaan, dan kerugian yang meningkat setiap hari akibat kekuatan pendudukan Israel. Abdelhady menekankan, bahwa para pemimpin Palestina mengutuk keras pembunuhan Haniyeh dan bahwa keadaan berkabung telah dideklarasikan di Palestina. Iravani mengatakan bahwa Israel lebih menyukai “kekerasan dan teror” daripada penghormatan pada hukum internasional, diplomasi dan kehidupan manusia. Utusan Palestina tersebut mengatakan tidak ada anak, perempuan, pria, atau bayi yang bisa lolos dari penargetan oleh tentara pendudukan Israel dan milisi pemukim Israel. Dia mengingatkan bahwa para pejabat Israel merasa yakin tidak akan dihukum atas kejahatan-kejahatan yang mereka perbuat. Abdelhady mendesak masyarakat internasional untuk menghadapi kenyataan tersebut dan mengakhiri kejahatan serta serangan ini. “Israel tidak memiliki hak untuk mengeklaim pembenaran atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan ini,” tegasnya. Pada Kamis (1/8/2024), pemimpin kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi mengatakan, pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup yang lebih luas yang konsekuensinya akan berat bagi Tel Aviv. “Kejahatan menargetkan Haniyeh akan menjadi motivasi yang lebih besar untuk menghukum musuh kriminal,” kata al-Houthi dalam pernyataan yang dipublikasikan saluran TV Al-Masirah. Pada 20 Juli, Israel melancarkan serangan udara terhadap tangki bahan bakar dan pembangkit listrik di pelabuhan Al Hudaydah di Yaman barat sebagai tanggapan atas tewasnya seorang warga Israel dalam serangan pesawat nirawak Houthi di Tel Aviv pada 19 Juli. Lalu, pada Rabu pagi, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengumumkan pembunuhan Haniyeh dalam “serangan udara Zionis yang berbahaya” di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran, setelah ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. “Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun, dengan izin Allah dan bekerja sama dengan saudara-saudara kami di Poros Perlawanan dalam membalaskan dendam para martir dan semua martir serta ketidakadilan yang diderita rakyat Palestina,” ucap al-Houthi. Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas. Setidaknya 39.445 warga Palestina telah tewas sejak saat itu, sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. (hip) Baca juga :

Read More

Penyebab Perang Armagedon dan Jalannya Perang

Jakarta — 1miliarsantri.net : Perang Armagedon, atau Perang Akhir Zaman, merupakan peristiwa besar yang disebutkan dalam berbagai tradisi agama, termasuk dalam Islam. Dalam konteks Islam, perang ini sering dikaitkan dengan akhir zaman dan tanda-tanda kiamat. Konflik Israel dengan beberapa negara semakin mengarah kepada perang akhir zaman ini. Karena, Perang Armageddon menyeret semua negara ke dalam dua poros, yaitu poros kaum kafir yang dipimpin oleh Dajjal dan poros kaum Muslimin yang dipimpin oleh Al Mahdi bersama Isa Al Masih. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi, hingga dua kelompok berperang. Pembunuhan besar-besaran akan berlangsung dan mereka berperang dengan tuntutan yang sama.” (HR Bukhari dan Muslim) Beberapa tahun terakhir ini Israel mulai banyak bermusuhan dengan berbagai negara di dunia. Baru-baru ini hubungan Israel dan Lebanon memanas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun berupaya mencegah perang keduanya pasca serangan ke Majdal Shams, kota di Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024). Tidak hanya bersitegang dengan Lebanon, hubungan Israel dengan Turki juga kembali memanas menyusul rencana Presiden Recep Tayyip Erdogan “menginvasi” negara Zionis itu demi membela Palestina di Jalur Gaza. Armageddon sendiri merupakan sebuah nama gunung di Palestina/Israel. Arti Armageddon berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ar berarti ‘gunung’, dan Mageddon (Magiddo) adalah nama kota kuno di wilayah Israel sebelah utara. Lalu apa sebenarnya penyebab perang Armagedon ini? Dan seperti apa jalannya Perang al-malhamah kubra ini? Penyebab Perang Armagedon: Salah satu yang menjadi penyebab Perang Armagedon adalah kemerosotan moral. Hadis-hadis menyebutkan bahwa tanda-tanda akhir zaman termasuk merosotnya moral dan akhlak manusia. Banyak orang akan meninggalkan ajaran agama dan melakukan kejahatan serta kemaksiatan. Munculnya pemimpin-pemimpin yang tidak adil dan tirani juga disebut sebagai penyebab perang ini. Mereka akan menindas rakyat dan menimbulkan kekacauan. Hal ini mulai tampak dengan kejamnya para pemimpin dunia, khususnya pemimpin Israel. Umat manusia akan terpecah belah dan terjadi banyak pertentangan serta konflik antar bangsa dan kelompok. Jalannya Perang Armagedon Dalam hadis-hadis Islam, munculnya Imam Mahdi merupakan salah satu tanda besar akhir zaman. Imam Mahdi akan datang sebagai pemimpin yang adil dan memimpin umat Islam dalam perjuangan melawan kezaliman. Rasulullah bersabda: “Umat tidak akan rusak, yang aku ada di awalnya, Isa ibn Maryam berada di akhirnya, dan al-Mahdi pada pertengahannya (sebelum akhir). Dajjal adalah sosok yang sangat ditakuti dalam Islam, digambarkan sebagai penipu besar yang akan menyesatkan banyak orang. Kedatangannya akan menandai dimulainya masa fitnah dan ujian besar bagi umat manusia. Dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim dinyatakan bahwa Dajjal itu adalah seorang Yahudi. إنه يهودي وإنه لا يولد له ولد وإنه لا يدخل المدينة ولا مكة “Sesungguhnya ia adalah seorang Yahudi. Sesungguhnya ia tidak punya keturunan. Sesungguhnya ia tidak bisa masuk di Madinah, dan tidak masuk Makkah.” Pertempuran besar antara “golongan putih” yang dipimpin oleh Imam Mahdi melawan “golongan hitam” yang dipimpin oleh Dajjal. Perang ini akan melibatkan banyak bangsa dan berlangsung dalam skala besar. Dalam Islam, Nabi Isa akan turun kembali ke bumi untuk membantu Imam Mahdi dalam melawan Dajjal. Kedatangan Nabi Isa akan menjadi penentu kemenangan pasukan kebaikan. Al-Hakim dalam al-Mustadrak ‘ala as-Shahihayn mentakhrij dari Abi Hurairah, hadits marfu’: إن روح الله عيسى نازل فيكم فإذا رأيتموه فاعرفوه فإنه رجل مربوع إلى الحمرة والبياض، عليه ثوبان ممصران كأن رأسه يقطر وإن لم يصبه بلل ، فيدق الصليب ويقتل الخنزير ويضع الجزية ويدعو الناس إلى الإسلام ، فيهلك الله في زمانه المسيح الدجال. ويقع الأمنة على الأرض فذكر الحديث . وفيه: فيمكث أربعين سنة ثم يتوفى ويصلي عليه المسلمون Artinya: “Sesungguhnya Ruhullah Isa (akan) turun di tengah-tengah kalian (umat Nabi Muhammad di akhir zaman). Ketika kalian melihatnya (Ruhullah Isa), maka kenalilah ia, yang seorang (berwarna kulit) putih kemerahan, dan mengenakan dua baju, seakan kepalanya meneteskan air dan basah. Kemudian Allah menghancurkan Dajjal (pembohong besar yang mengaku nabi dan mengaku sebagai Allah), pada zamannya. Ia (Ruhullah Isa) tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian diwafatkan dan dishalati kaum muslimin.” Akhirnya, pasukan Muslim akan menang dalam perang besar ini, Dajjal akan dikalahkan, dan kedamaian akan kembali di muka bumi untuk sementara waktu sebelum datangnya hari kiamat yang sebenarnya. Beberapa hadis lain yang menggambarkan Perang Armagedon dan tanda-tanda akhir zaman, antara lain sebagai berikut: Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW Bersabda, “Tidak akan datang hari kiamat sehingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi dan membunuh mereka. Sehingga, bersembunyilah orang-orang Yahudi di belakang batu atau kayu, kemudian batu atau kayu itu berkata, ‘Wahai orang muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakang saya, kemarilah dan bunuhlah dia!’ Kecuali pohon Gharqad (yang tidak berbuat demikian) karena ia termasuk pohon Yahudi.” Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW juga bersabda, “Kalian akan diperangi oleh bangsa Yahudi. Lalu, kalian diberi kemenangan atas mereka, sampai-sampai batu pun akan berbicara, ‘Hai muslim, ini seorang Yahudi di balikku, bunuhlah ia!’” Itulah penyebab dan gambaran jalannya perang Armagedon. Namun, perlu dicatat bahwa pemahaman tentang Perang Armagedon dan tanda-tanda akhir zaman ini beragam dan dipengaruhi oleh interpretasi dari berbagai ulama dan tradisi Islam. (jeha) Baca juga :

Read More

Kisah Abu Bakar Menjadi Ahli Surga

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu Anhu adalah orang yang paling utama di antara seluruh manusia di dunia ini selain para nabi. Abu Bakar dipastikan termasuk ahli surga. Baginda Rasulullah SAW memberi kabar gembira bahwa Abu Bakar adalah ahli surga. Bahkan, dikatakan akan menjadi pimpinan kaum tua yang akan masuk surga. Semua pintu surga akan memanggil namanya dan menyampaikan kabar gembira kepadanya. Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang paling dahulu masuk surga di kalangan umatku adalah Abu Bakar.” Meskipun demikian, Abu Bakar juga berkata, “Alangkah bahagianya, jika aku menjadi sebatang pohon yang akhirnya ditebang.” Abu Bakar juga berkata, “Alangkah bahagianya, jika aku menjadi rumput yang dimakan hewan.” Kadangkala Abu Bakar juga berkata, “Alangkah bahagianya, jika aku menjadi sehelai bulu di badan seorang mukmin.” Suatu ketika, Abu Bakar pernah berada di dalam sebuah kebun dan melihat seekor burung yang sedang berkicau. Sambil menarik napas berat, Abu Bakar berkata, “Wahai burung, alangkah beruntungnya hidupmu. Kamu makan, minum, dan beterbangan di antara pepohonan, tetapi di akhirat tidak ada hisab bagimu. Alangkah bahagianya, jika Abu Bakar menjadi sepertimu” (dari kitab Tharikhul Khulafa). Sayyidina Rabi’ah Aslami Radhiyallahu anhu bercerita, “Suatu ketika pernah terjadi kesalahpahaman antara aku dan Abu Bakar. Dia berbicara kasar kepadaku sehingga aku tersinggung. Ketika dia menyadari kesalahannya, dia berkata kepadaku, ‘Ucapkanlah kata-kata kasar kepadaku sebagai balasan’. Namun, aku menolaknya.” Abu Bakar berkata lagi, “Kamu harus mengucapkannya. Jika tidak, akan aku adukan kepada Rasulullah SAW.” Sementara, Rabi’ah Aslami tetap tidak menjawab apa pun. Lalu, Abu Bakar bangun dan pergi meninggalkanku. Ketika itu, beberapa orang dari kabilahku (Banu Aslam) yang menyaksikan kejadian tersebut berkata, “Orang ini aneh sekali. la sendiri yang bersalah dan ia sendiri yang mengadukannya kepada baginda Rasulullah SAW.” Rabi’ah Aslami berkata, “Tahukah kamu siapa dia? Dialah Abu Bakar. Jika ia marah kepadaku, tentu baginda Rasulullah SAW kekasih Allah SWT akan marah kepadaku, dan jika beliau marah, Allah SWT pun akan marah. Jika demikian, maka Rabi’ah dipastiakan binasa.” Kemudian aku pergi menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan kejadian tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Sikapmu benar, memang sebaiknya kamu tidak membalasnya, tetapi katakanlah, ‘Semoga Allah SWT memaafkan kamu, wahai Abu Bakar’.” Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan, menjelaskan, inilah contoh perasaan takut kepada Allah SWT. Hanya karena sepotong kalimat yang sepele, Abu Bakar demikian takut balasannya (di akhirat). Abu Bakar sangat cemas dan khawatir, sehingga ia sendiri yang minta dibalas, bahkan mengadukannya kepada Nabi Muhammad SAW agar Rabi’ah membalasnya. Pada hari ini, kita mudah untuk saling mencaci tanpa rasa khawatir sedikit pun akan balasan perbuatan kita kelak di akhirat atau hari hisab. (jeha) Baca juga :

Read More

Kisah Syahidnya Abu Ubaidah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketika pada zaman sahabat Rasulullah SAW pernah dilanda wabah daulah Islam. Ketika itu, episentrum sebaran penyakit mematikan tersebut berada di Amawas, suatu kota sebelah barat Baitul Makdis, Palestina. Muhammad Husain Haekal dalam buku biografi tentang Umar bin Khattab menjelaskan, wabah tersebut terus menjalar ke Syam (Suriah) dan bahkan Irak. Tiap orang yang tertular tak lama kemudian akan meninggal dunia. Sebulan lamanya wabah tersebut menyeruak. Total korban jiwa mencapai 25 ribu orang. Basrah di Irak menjadi kota dengan jumlah korban terbanyak. Sapuan epidemi juga tiba di kompleks barak tempat tinggal tentara Muslimin di Syam. Jenderal Khalid bin Walid ikut terdampak. Sebanyak 40 orang anaknya meninggal dunia setelah terjangkit penyakit itu. Kala itu, Muslimin sedang konfrontasi dengan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Namun, para jenderal Romawi memilih pasif, alih-alih memanfaatkan “kesempatan” saat pasukan Islam diserang wabah. Sebab, mereka pun tak mau terimbas epidemi yang sama. Khalifah Umar bin Khattab menyadari bahaya sebaran wabah yang kian menjadi. Saat itu, sahabat berjulukan al-Faruq ini beserta rombongannya dalam perjalanan dari Madinah menuju Suriah (Syam). Turut bersama sang khalifah adalah Abu Ubaidah bin Jarrah, Yazid bin Abi Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Khalifah Umar baru saja tiba di Sar, dekat Tabuk, ketika tiga tokoh tersebut memberitahukan kepadanya ihwal kian merebaknya wabah Amawas. Mendengar keterangan mereka, Umar merasa khawatir. Ia lantas memimpin musyawarah untuk menentukan sikap: apakah meneruskan perjalanan ke Syam atau balik ke Madinah. Sebagian mendesak agar perjalanan dilanjutkan. Sebagian yang lain meminta Umar untuk kembali saja ke Kota Nabi. Keesokan harinya, usai memimpin shalat subuh Umar berseru, “Saya akan kembali ke Madinah, maka ikutlah kalian pulang.” Namun, keputusan Umar itu didebat Abu Ubaidah. Salah satu jenderal terbaik kaum Muslimin ini mengatakan, dirinya tak mau meninggalkan pasukannya yang masih ada di barak di Syam. “Wahai Umar, kita akan lari dari takdir Allah?” tanya Abu Ubaidah, retoris. “Ya, lari dari satu takdir Allah menuju takdir Allah juga,” jawab Umar. Saat keduanya sedang beradu argumen, datanglah Abdurrahman bin Auf. Ia lantas mengingatkan kepada mereka berdua ihwal sabda Rasulullah SAW: “Jika ada wabah di suatu kota, janganlah kalian masuk. Kalau kalian sedang ada di dalamnya, janganlah kalian lari keluar.” Mendengar nasihat itu, Umar semakin merasa yakin. Ia dan para pengikutnya lantas beranjak pulang. Adapun Abu Ubaidah tetap dalam ijtihadnya, yakni meneruskan perjalanan ke Sam. Sebab, ia ingin mendampingi seluruh pasukannya yang masih bertahan di sana. Sesampainya di Madinah, berhari-hari lamanya Umar memikirkan keadaan rakyat–termasuk Abu Ubaidah–di Syam. Dalam benaknya, Abu Ubaidah-lah yang pantas menggantikannya kelaksebagai amirul mukminin. Al-Faruq kemudian bersurat kepada Abu Ubaidah. Isinya mengajak yang bersangkutan agar segera menemuinya di Madinah. Membaca surat itu, Abu Ubaidah sudah dapat menangkap maksud implisit Khalifah Umar. Sang khalifah hendak membebaskannya dari wabah. Ia pun menulis surat balasan, “Saya sudah tahu tujuan Anda kepada saya. Saya berada di tengah-tengah pasukan Muslimin. Saya tidak ingin menjauhi mereka dan berpisah dengan mereka sampai nanti Allah menentukan keputusan-Nya untuk saya dan untuk mereka. Lepaskanlah saya dari kehendak Anda, wahai Amirul mukminin, dan biarkanlah saya bersama dengan prajurit saya.” Ketika surat itu sampai di Madinah, Umar membacanya sambil menitikkan air mata. Ia pun menulis lagi surat kepada Abu Ubaidah. Isinya menyarankannya agar memimpin rakyat Syam untuk pindah ke tanah yang lebih tinggi. Belum sempat instruksi itu sampai dan dilakukan, Abu Ubaidah lebih dahulu meninggal dunia. Muadz bin Jabal tampil sebagai penggantinya. Namun, ia pun ikut terserang wabah yang sama hingga wafat beberapa hari kemudian. Posisinya digantikan oleh Amr bin Ash. Gubernur Mesir itu lantas berpidato di hadapan rakyat Suriah, “Penyakit ini bila sudah menyerang, menyala bagaikan api. Maka hendaknya kita berlindung dari penyakit ini ke bukit-bukit!” Seluruh warga mengikuti anjuran ini. Amr dan para pengungsi terus bertahan di dataran-dataran tinggi hingga sebaran wabah Amawas hilang sama sekali. Amr kemudian bersurat ke Madinah. Khalifah Umar tak menyalahkan Amr yang berinisiatif melaksanakan instruksinya kepada Abu Ubaidah. Sesudah mengetahui ihwal meredanya wabah Amawas, Umar pun berangkat menuju Syam. Sang khalifah berusaha memulihkan kembali kondisi seluruh warga, termasuk yang sampai mengungsi ke bukit-bukit. (jeha) Baca juga :

Read More

Kisah Tersusunnya Muwatta’ Kitab Populer Pertama

Jakarta — 1miliarsantri.net : Semenjak Khalifah Umar bin Abdul Aziz menghimbau para Alim Ulama untuk membukukan hadis-hadis Nabi, dari situ gerakan pembukuan mulai berjalan dan terus berkembang waktu demi waktu. Mula-mula ulama hanya mengumpulkan hadis Nabi dalam satu karangan kitab tanpa menyortir dan mengelompokannya dalam bab-bab yang tersusun, sebagaimana kitab yang dikarang Az-Zuhri dan Ibnu Hazm. Hingga pada tahun 170 H kitab Muwatta’ muncul menjadi kitab pertama yang disusun dengan pengelompokan hadis dalam bab tertentu. Kitab fenomenal ini dikarang oleh Imam Malik bin Anas bin Malik, pendiri mazhab Maliki. Berawal dari pertemuannya dengan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur pada saat tengah melaksanakan ibadah haji, Khalifah Abbasiyah kedua itu meminta Imam Malik untuk menulis kitab yang memuat hadist beserta fiqih didalamnya—sebagaimana yang tercantum dalam kitab Tartibul Madarik, lebih lengkapnya beliau berpesan, “Orang alim yang tersisa hanya aku dan dirimu. Aku saat ini telah disibukkan dengan politik, maka yang tersisa hanya dirimu. Karanglah kitab yang berguna bagi umat, yang di dalamnya memuat hadis dan fiqih, hindari rukhsas-rukhsas Ibnu Abbas, pendapat-pendapat yang memberatkan milik Ibnu Umar, dan pendapat syadz Ibnu Mas’ud. Lalu jelaskan secara perinci.”, sejak saat itulah Imam Malik mulai menggarap kitab sesuai dengan permintaan Al-Manshur. Dalam penulisannya beliau menggunakan metode yang moderat dengan proporsi seimbang. Kitab ini oleh Imam Malik diberi nama “Muwatta’” yang artinya yang disepakati, karena setelah menyelesaikannya Imam Malik memberikan Muwatta’ ke tujuh puluh ulama fiqih Madinah dan mereka semua menyepakati isi dari kitab Muwatta’. Dalam Muwatta’ sendiri terhimpun sepuluh ribu hadist yang selama empat puluh tahun oleh Imam Malik semua hadis tersebut dikoreksi. Hadis-hadis yang cacat serta yang tak diamalkan oleh para Imam, dihapus sehingga sampai selesainya tahap pengkoreksian hadis yang tersisa lima ratus lebih. Muwatta’ merupakan kitab yang memuat hukum asal dan cabang ilmu fiqih, yang diterima oleh ulama dan umat pada masa itu. Kitab ini pun menjadi terkenal ke seluruh penjuru negeri serta menuai decak kagum dan pujian dari banyak kalangan. Banyak orang dari segala penjuru yang pergi untuk menuntut ilmu ke Imam Malik karena kagum akan keluasaan ilmu yang beliau tuang dalam Muwatta’. Salah satu penyebab terkenalnya Muwatta’ ialah keinginan Abu Ja’far—dalam keterangan lain Harun Ar-Rasyid—yang ingin menggantung Muwatta’ di Ka’bah dan menyebarkannya ke seluruh negeri agar seluruh masyarakat mengamalkannya sehingga tidak ada lagi perselisihan. Namun Imam Malik menolaknya, dikarenakan para Sahabat Nabi terdahulu banyak yang hijrah ke tempat-tempat lain lalu meriwayatkan hadist yang dijadikan dalil oleh masyarakat setempat. Akhirnya Abu Ja’far mengurungkan niatnya tersebut. Melihat luasnya pandangan Imam Malik mengenai hal itu serta tak mau melibatkan politik (pemerintah) untuk membuat kitabnya terkenal, umat Islam dengan sendirinya menerima Muwatta’ tanpa ada tekanan. Kitab ini menjadi rujukan untuk kitab-kitab hadis yang lain, sampai-sampai ada riwayat yang mengatakan kutubus-sittah seluruhnya merujuk ke Muwatta’. Begitu banyak komentar dan cerita tentang keagungan kitab Muwatta’ yang bisa dilihat dengan banyak kitab manaqib Muwatta’. (jeha) Baca juga :

Read More