Masjid Syekh Karim al Makhdum Bukti Syiar Islam Pernah ada di Filipina

Filipina — 1miliarsantri.net : Masjid Syekh Karim al Makhdum di Tawi-Tawi disebut sebagai masjid tertua sekaligus masjid terkuat di Filipina. Masjid ini tetap berdiri kokoh meski mengalami banyak upaya penghancuran selama enam abad terakhir.

Penduduk setempat mengisahkan, masjid ini dibangun oleh pedagang Arab dan misionaris Makhdum Karim di tahun 1380. Masjid Syekh Karimul pun menjadi salah satu yang tertua di Asia Tenggara.

“Pendirian Masjid Syekh Karim al Makhdum pada abad ke-14 mengantarkan awal Islamisasi di Filipina,” kata dekan Institut Studi Islam di Universitas Filipina, Prof Julkipli Wadi, dilansir dari Arab News, Rabu (16/08/2023).

Ia mengatakan, Islam di Filipina terjadi 200 tahun sebelum mengenal agama Kristen.

Pondasi Masjid Syekh Karim al Makhdum masih terawat dengan baik. Pilar kayu keras Ipil berusia 638 tahun disebut kuat dan tahan terhadap sinar matahari dan hujan.

Bahkan, penduduk desa percaya bila pilar-pilar masjid dihancurkan maka seluruh Pulau Simunul akan tenggelam.

“Legenda menyebutkan ada berbagai upaya untuk menghilangkan pilar tua masjid. Untuk beberapa alasan, upaya itu tidak berhasil. Oleh karena itu, beberapa orang tua berpikir bahwa pilar-pilar itu adalah sumber berkah dan orang-orang mulai mengambil potongan-potongannya dan menggunakannya sebagai jimat,” kata Prof Wadi.

Berbagai upaya perusakan tersebut membuat pemerintah daerah melindungi pilar dengan kaca plastik. Sehingga orang tidak mengukirnya.

Selama invasi Jepang tahun 1941, masjid itu sempat dibakar. Namun, selain pilar masjid, semuanya berubah menjadi abu.

Masjid Syekh Karim al Makhdum pun dibangun kembali di tahun 1960-an, dengan pekerjaan restorasi yang dilakukan juga baru-baru ini.

Pada 2013, Presiden Benigno S. Aquino menandatangani Undang-Undang Republik yang menyatakan Masjid Syekh Karimul Makhdum sebagai tonggak sejarah nasional.

Pendiri masjid, Sheikh Makhdum adalah salah satu dari tujuh pendakwah legendaris yang tiba melalui laut dan memperkenalkan Islam ke Mindanao dan Sulu.

Mereka semua berasal dari cabang Naqsybandi, ordo Sufisme Sunni utama, atau mistisisme Islam yang tumbuh subur di Asia Tengah dan akhirnya menyebar ke anak benua India, khususnya Gujarat saat ini—kawasan strategis Jalur Sutra yang menghubungkan Cina, India, dan dunia Islam abad ke-13 dan ke-14.

“Ini adalah bukti fisik Islam yang bertahan lama di negara ini,” kata Prof Darwin Absari dari Institut Studi Islam Universitas Filipina.

“Ini menghubungkan negara dengan komunitas Muslim yang lebih besar di Asia Tenggara dan seluruh dunia Islam.”

Setiap 7 November, daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao, di mana Tawi-Tawi menjadi bagiannya, merayakan Hari Sheikh Karimul Makhdum sebagai hari libur nasional.

Populasi muslim di Filipina sekitar 6 persen dari 110 juta penduduk, di mana mayoritas beragama Katolik. Sebagian besar penganut Islam di Filipina bermukim di pulau selatan Mindanao dan kepulauan Sulu.

Masjid Tawi-Tawi menjadi sumber kebanggaan bukan hanya bagi provinsi kecil itu tetapi seluruh wilayah muslim selatan. Keberadaannya menyiratkan bahwa Islam “mengakar kuat di provinsi ini,” kata Prof. Nasser Kadil dari Mindanao State University.

“Menjadi sumber kebanggaan memiliki masjid tertua dan menyiratkan bahwa Syekh Makhdum dan kelompoknya pertama kali mendarat di Tawi-Tawi, oleh karena itu Islam (di wilayah ini) dimulai di Tawi-Tawi.” (fq/reu)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *