Bakti Sosial PWNU Jatim Terhadap Korban Bencana Alam Lumajang

Surabaya – 1miliarsantri.net : Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim melakukan asesmen lokasi bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru. PWNU juga memberikan bantuan warga terdampak di Dusun Kedung Wringin, Nguter, Pasirian, Lumajang, Kamis (13/07/2023) Bantuan sembilan bahan pokok (sembako) sebanyak 31 paket tersebut diserahkan langsung Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Turut mendampingi Katib PWNU Jatim KH Romadlan Khatib, Sekretaris LAZISNU Jatim Moch Rofii Boenawi, Wakil Ketua LPBINU Jatim Zainuddin, serta elemen NU Lumajang. “Ini ada sedikit rezeki, semoga bisa dimasak. Moga-moga nanti ada lagi,” kata Kiai Marzuki saat menyerahkan sembako. Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang itu menuturkan, kegiatan itu merupakan bagian dari program lembaga yang ada di Nahdlatul Ulama. Disebutkan, di NU ada LAZISNU yang bertugas memberi kepedulian kalau ada pihak-pihak yang butuh bantuan dana, seperti warga yang tertimpa bencana dan lainnya. “Lalu, ada juga LPBINU di bidang kebencanaan. Plus tentu ada penunjang yang lain, ada Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor, Banser, dan lainnya,” ungkapnya. Sikap kepedulian yang dilakukan Nahdlatul Ulama itu merupakan amanah dari muassis NU Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, yang dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) organisasi. Mengingat, NU adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, yang juga bergerak di bidang kepedulian sosial. “NU itu (organisasi) diniyah dan ijtimaiyah. Jadi, organisasi yang bergerak di bidang keagamaan. Bagaimana orang dari gak bisa shalat menjadi shalat, dari gak bisa ngaji bisa menjadi suka ngaji, dan seterusnya. Itu tugas NU diniyah,” ucapnya. “Lalu ada juga tugas kemanusiaan, itu ijtimaiyah. Termasuk yang hari ini kita kesini meninjau, mapping, terus memberi sedikit bantuan. Insyaallah nanti ada kelanjutan,” imbuh Kiai Marzuki. Dirinya juga mewanti-wanti agar warga NU punya kepedulian terhadap musibah yang menimpa warga, salah satunya dengan memberi bantuan kepada warga yang membutuhkan. “Kita berharap warga NU semuanya peduli. Karena satu saat mungkin kita yang terkena musibah. Kita harus mau membantu orang lain,” ujarnya. Perihal bantuan, Kiai Marzuki menekankan agar Nahdliyin dan masyarakat umum dapat menyalurkan donasinya kepada warga terdampak banjir lahar dingin Semeru melalui LAZISNU. Sebab, LAZISNU merupakan lembaga departementasi NU yang diberi kewenangan untuk menghimpun dan mentasarrufkan dana bantuan. “Tadi saya sudah nyebar video (ajakan berdonasi). Mohon supaya memberi donasi. Dan selama ini warga NU sudah tahu mereka mengirim lewat LAZISNU,” tegasnya. Sulis salah seorang warga RT.04 Dusun Kedung Wringin Desa Nguter, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Terima kasih semua bantuan untuk warga saya yang kena dampak,” katanya. Ia mengatakan, bahwa di RT. 04 bagian pinggir kali ada tujuh rumah yang terdampak banjir lahar dingin Semeru. Rumah-rumah penduduk itu tampak tertimbun pasir dengan ketinggian mencapai hingga 1 meter. “Terima kasih sudah ada bantuan. Semoga dapat imbalan yang sebesar-besarnya. Semoga tidak ada bencana lagi. Terima kasih ya,” tandasnya. (yan)

Read More

UAS : Tidak Benar Saya Jadi Saksi Ahli, Saya Sedang di Malaysia

Jakarta – 1miliarsantri.net : Dua Pendakwah kondang yakni Ustad Abdul Somad (UAS) dan Ustad Adi Hidayat (UAH) disebut menjadi saksi ahli agama pada kasus dugaan penodaan agama yang dilaporkan ke Mabes Polri dan dilakukan oleh pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Saat dikonfirmasi langsung hal tersebut, UAS menyampaikan jika kabar itu tidak benar. Adapun UAS kini sedang berada di Malaysia untuk melakukan lawatan syiar. Pada Kamis (13/07/2023) kemarin, ia dijamu Perdana Menteri Anwar Ibrahim di kantornya, Putrajaya, Malaysia. “Tidak, kabar itu tidak benar, mohon maaf, matur suwun,” kata UAS dalam pesan singkatnya , Jumat (14/07/2023). Sebagaimana diketahui sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah melakukan periksaan sejumlah saksi ahli agama. Mereka di antaranya dari Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan dari Muhammadiyah. Pemeriksaan dilakukan pada Kamis (13/07/2023). Nama UAS muncul dan UAH sendiri muncul lantaran disebut-sebut oleh sang pelapor kasus yakni Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Advokat Pembela Pancasila (FAPP), Ihsan Tanjung. Menurutnya saksi dari kalangan penceramah kondangan yang bakal dipanggil penyidik sebagai saksi ahli antara lain Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Abdul Somad, dan Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. “Katanya akan panggil UAS, kemudian kabarnya Adi Hidayat juga, kemudian kabarnya Abah Luthfi juga dipanggil,” ujar Ihsan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (03/07/2023). Sementara itu, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) sudah menerima berkas gugatan yang dilayangkan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang terhadap Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas. PN Jakpus menjadwalkan sidang perdana perkara gugatan tersebut pada 26 Juli 2023 Gugatan itu terdaftar dengan nomor perkara 415/Pdt.G/2023/PN Jkt.Pst. Gugatan tercatat didaftarkan pada Kamis 6 Juli 2023. Adapun klasifikasi perkaranya digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum. “Sidang perdana pada Rabu 26 Juli 2023,” tulis Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakpus, Jumat (14/7/2023). Beberapa rekan media sudah memantau perkara ini sejak masuk ke PN Jakpus. Namun, hingga hari ini, petitum dari gugatan Panji Gumilang tak kunjung dicantumkan di SIPP PN Jakpus. Padahal, petitum merupakan segala sesuatu yang oleh penggugat diminta akan dikabulkan dalam putusan hakim. “Petitum: belum dapat ditampilkan,” tulis SIPP PN Jakpus. Selain itu, komposisi hakim yang bakal menyidangkan perkara tersebut pun belum ditampilkan. Ini termasuk juru sita dan panitera yang belum ditetapkan dalam perkara tersebut sebagaimana informasi tercantum di SIPP PN Jakpus. (lis)

Read More

Pengguna Kereta Haramain Meningkat 96 Persen

Riyadh – 1miliarsantri.net : Perusahaan Kereta Api Saudi (SAR) membeberkan, jumlah penumpang yang menggunakan Kereta Api Berkecepatan Tinggi Haramain selama Haji 2023 mencapai lebih dari 750 ribu orang, dengan peningkatan 96 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Perusahaan mengungkapkan hal ini saat mengumumkan keberhasilan penyelesaian rencana operasionalnya untuk Kereta Api Berkecepatan Tinggi Haramain untuk musim haji tahun ini. Jumlah perjalanan yang dioperasikan pada haji 2023 mencapai 3.627, yang merupakan peningkatan 79 persen, dibandingkan tahun sebelumnya. Dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (14/07/2023), SAR mengatakan perjalanan Kereta Api Haramain dengan kecepatan tinggi melayani hingga 126 perjalanan selama hari-hari puncak, mengingat tingginya permintaan. SAR mengoperasikan perjalanan tambahan selama musim ini untuk melayani para peziarah haji. Jumlah perjalanan pada hari ke-7 Dhuhijjah mencapai 131 perjalanan, yang merupakan jumlah perjalanan tertinggi dalam satu hari dalam sejarah Kereta Api Harmain. 60 di antaranya berangkat dari stasiun Makkah, dengan 6 pemberangkatan dari stasiun setiap jamnya. Jumlah perjalanan melebihi 3.400 perjalanan terjadwal selama haji 2023 dengan 227 perjalanan tambahan. Kereta Api Harmain telah mengangkut para peziarah haji dan pelancong lain antara Makkah dan Madinah, dengan berhenti di stasiun utama di Jeddah dan Bandara Internasional Raja Abdulaziz, selain Kota Ekonomi Raja Abdullah di Rabigh. Komitmen terhadap jadwal kedatangan dan keberangkatan mencapai 98 persen, yang berkontribusi untuk menyediakan pilihan yang yang lebih luas bagi calon penumpang. Wakil Presiden Eksekutif Kereta Api Haramain dan Kereta Situs Suci di SAR, Eng. Rayan Al-Harbi, mengatakan implementasi rencana operasi untuk Kereta Api Haramain dilakukan dalam mekanisme yang disetujui berkoordinasi dengan Perusahaan Proyek Kereta Api Saudi-Spanyol, yang mengoperasikan Kereta Api Haramain, dan otoritas terkait. Ini juga telah dilaksanakan dalam rencana operasional yang komprehensif untuk memfasilitasi perjalanan para peziarah haji dari dan ke dua Masjid Suci dengan aman dan nyaman. (dul)

Read More

KPU Tetapkan 815 Santri Al Zaytun Sebagai Pemilih Khusus

Indramayu – 1miliarsantri.net : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyebut ada 815 santri yang terdaftar sebagai pemilih lokasi khusus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Mereka akan mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) khusus di area pesantren yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu. “Total pemilih di Ma’had Al Zaytun adalah 815 orang. Terdiri atas 398 laki-laki dan 417 perempuan,” terang Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Indramayu, Masykur, kepada media, Jumat (14/07/2023). Masykur menjelaskan, penetapan ratusan santri sebagai pemilih itu bermula ketika pimpinan ponpes mengirimkan surat kepada ketua KPU Indramayu pada 13 Maret 2023. Dalam surat yang diteken Syaikh Al Zaytun, Abdussalam Panji Gumilang itu, disebutkan ada 825 pelajar yang sudah memiliki hak pilih sehingga perlu didirikan TPS khusus di ponpes. Setelah itu, kata Masykur, KPU Indramayu melakukan proses verifikasi faktual terhadap ratusan pelajar itu. Ternyata, hanya 815 pelajar yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pemilih TPS lokasi khusus. Sebagai catatan, pemilih TPS khusus adalah pemilih yang tidak bisa mencoblos di TPS alamat asalnya karena alasan tertentu seperti pekerjaan dan pendidikan. Mereka diperbolehkan mencoblos di TPS khusus dan namanya akan dicoret di TPS alamat asal. Masykur mengatakan, 815 santri Al Zaytun yang terdaftar sebagai pemilih itu kebanyakan berasal dari luar Kota Indramayu. Tentu mereka kesulitan mencoblos di TPS asal. Sementara itu, Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan, pihaknya akan menyediakan tiga TPS khusus di Ponpes Al Zaytun. TPS tersebut akan ditempatkan di luar kompleks pesantren, tepatnya di area depan. Dengan begitu, proses pencoblosan bisa dipantau oleh semua pihak terkait. “Maksudnya (TPS khusus) tidak di dalam agar para saksi, pemantau dan publik dan para jurnalis dapat menyaksikan proses pemberian dan penghitungan suara di TPS lokasi khusus tersebut,” kata Idham, Jumat (14/07/2023). Ponpes Al Zaytun dalam beberapa waktu terakhir tengah menjadi sorotan karena diduga menjadi tempat penyebaran ajaran menyimpang. Pimpinannya, Panji Gumilang, telah dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan penistaan agama. Kasus ini telah naik ke tahap penyidikan, tapi Panji belum ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut pemerintah telah memblokir 145 rekening atas nama Panji maupun Ponpes Al Zaytun. Pemblokiran dilakukan berkaitan dengan langkah pemerintah melaporkan Panji ke polisi atas dugaan tindak pidana pencucian uang. Selain memblokir beberapa rekening bank, Pemerintah juga menemukan adanya penyimpangan 295 sertifikat tanah yang diduga hasil penggelapan Panji Gumilang. (rid)

Read More

KH Nur Ali, Sang Singa Kerawang Bekasi

Bekasi – 1miliarsantri.net : KH Noer Ali adalah sosok ulama besar Bekasi yang sangat disegani masyarakat Bekasi dari zaman penjajahan hingga sekarang. Beliau menjadi panutan bagi masyarakat Bekasi. Beliau juga memiliki banyak julukan karena beliau ikut serta dalam perang melawan penjajahan. KH Noer Ali putra asli Bekasi yang tidak hanya disegani para masyarakat biasa, tetapi juga oleh para pejabat pemerintah kota dan pemerintah kabupaten Bekasi. Beliau sangat disegani dan dihormati. Karena ini beliau mendapat julukan Singa Karawang-Bekasi. Beliau juga memiliki wawasan keislaman yang tidak diragukan lagi. Beliau belajar keislaman kepada ulama-ulama besar yang ada di Indonesia dan juga ulama dari Tanah Suci Makkah. Lahir pada 15 Juli 1914 di Desa Ujung Malang Bekasi. Beliau merupakan putra dari seorang ayah yang bernama Anwar bin Layu dan ibunya yang bernama Hj Maemunah. Keduanya adalah seorang petani. Sejak kecil memiliki semangat dalam memperlajari ilmu-ilmu agama. Pada saat berusia 8 tahun, mulai mengaji di daerah Kampung Bulak Bekasi yang bernama Guru Maksum. Beliau mempelajari ilmu Bahasa Arab, tauhid dan fiqih. Beliau juga belajar kepada guru Mughni di Ujung Malang yang sekarang nama tersebut menjadi Ujung Harapan. Ketika memasuki fase usia remaja, KH. Noer Ali pergi ke tempat guru lainnya yang bernama Guru Marzuqi yang melahirkan alim ulama Betawi terkemuka. Banyak warga sekitar yang mempercayai bahwasannya beliau pernah pergi ke beberapa tempat, diantaranya Kampung Cipinang Muara, Klender (Jakarta Timur). Saat usia dewasa, KH. Nur Ali terus memperdalam ilmu agama Islamnya yang sehingga menjadi santri paling cerdas dan diakui juga oleh para sang guru-gurunya. Pada saat masa pendidikannya, beliau selalu memperdalam wawasan agama Islam, di saat itulah beliau melihat dengan mata kepalanya sendiri masyarakat di sekitarnya yang dijajah oleh apparat kolonial. Oleh karena itu beliau menjadi semangat untuk mencintai Tanah Air dari dalam diri dan juga mengalir kedalam jiwanya. Di tahun 1934, menginjak usia 20 tahun, beliau mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan jbadah haji ke Tanah Suci sekaligus memperdalam ilmu agama Islam. Di sana beliau mendapat pengajaran langsung oleh tokoh besar yaitu Syekh Umar Hamdan, Syekh Ahmad Fatoni, hingga Syekh Muhammad Amin Al-Quthbi. Tidak hanya itu beliau juga memperlajari ilmu-ilmu politik Islam yang di antaranya Organisasi Persatuan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dan juga menjadi ketua Persatuan Pelajar Betawi. Setelah melaksanakan ibadah haji dan mempelajari ilmu agama Islam dan ilmu politik, beliau kembali ke tanah air. Beliau tiba di Batavia (Jakarta) pada tahun 1940 dan langsung mendirikan Pesantren yang bernama At-Taqwa di kampung halamannya yaitu Ujung Malang Bekasi. Dibangunnya pesantren itu menandakan baktinya kepada guru-guru yang sudah mengajarinya banyak ilmu. Pada zaman kedudukan Jepang dan Belanda, semangat dari KH Noer Ali menjadi membara seperti api, karena itu KH Noer Ali memberitahu bahwasannya anak muda Indonesia harus memperoleh ilmu militer modern daripada penjajahan. Untuk mempersiapkan kemerdekaan menyongsong kemerdekaan RI, dalam hal itu banyak santri santrinya ikut dalam prajurit-prajurit yang dibentuk oleh pada penjajah. Bertepatan pada tahun 1945, beliau membentuk Laskar Rakyat dengan 200 pemuda untuk menumbuhkan mental dan tekad mereka dalam melawan penjajah. Pemuda itu berdatangan dari kalangan santri dan pemuda Babelan di Ujung Malang, Tarumajaya, Cilincing, dan Muara Gembong. Di sana meraka dilatih oleh kemiliteran TKR Bekasi dan Jatinegara. Mereka juga melaksanakan puasa selama 7 hari di Mesjid Ujung Malang yang bernama Mesjid At-Taqwa. Setelah berbagai perjuangan yang telah dihadapi, Republik Indonesia mendapat kemerdekaanya pada 17 agustus 1945. Oleh karena itu beliau juga disebut “Si Belut Putih” dan juga “Sang Singa Karawang-Bekasi”. Pada saat mempejuangkan tegaknya NKRI. Beliau juga mempunyai sahabat perjuangannya pada saat peperangan yaitu, Panglima Besar Jendral Sudirman dan Bung Tomo Kenapa beliau disebut Sang Singa Karawang-Bekasi, karena pada tahun 1947 berhasil memukul mundur pasukan penjajahan belanda dengan tentaranya yang sudah dilatih nya. Selain itu, pada saat itu beliau mengomandoi markas pusat Hizbullah-Sabilillah Jakarta. Dikisahkan bawah pasukan belanda sangat kesulitan dalam menangkap KH Noer Ali. Pada saat itu beliau mendapat julukan sebagai “Si Belut Putih Karawang-Bekasi”. (fh)

Read More

RMI-NU DKI Usulkan Pesantren Kaji Lingkungan Hidup

Lamongan – 1miliarsantri.net : Ratusan ulama dan kiai dari berbagai penjuru daerah Indonesia menghadiri Halaqah Ulama Nasional yang digelar di Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Kamis siang (13/07/2023). Di dalam acara halaqah ini, Ketua RMI-NU DKI Jakarta, KH Rakhmad Zailani Kiki mengusulkan agar pesantren mengkaji persoalan lingkungan hidup (hifdz al-bi`ah) yang ada di kitab kuning atau karya ulama terdahulu. “Alhamdulillah, usulan PW RMI-NU DKI Jakarta tersebut diterima di sidang pleno. Karena memang, saat ini, umat manusia di dunia sedang menghadapi persoalan serius dari kerusakan lingkungan yang telah menyebabkan bencana ekologis di mana-mana, di berbagai tempat, yang jika tidak ditangani dengan cepat dan baik bisa menjelma menjadi kiamat ekologis,” ujar Ustad Kiki, Jumat (14/07/2023). Ustad Kiki menambahkan, saat ini saja, Jakarta sudah mengalami kerusakan lingkungan yang parah. Pada 2030 diprediksi Jakarta akan tenggelam atau terendam air laut. Menurut Ustad Kakai, kondisi Jakarta itu tidak jauh berbeda dengan beberapa daerah di Indonesia. “Kondisi itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebih, beban karena konstruksi infrastruktur, dan kondisi geologi serta pemanasan global yang berdampak pada mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut naik,” ucapnya Lebih lanjut, Ustad Kiki menjelaskan, pesantren harus peduli dengan persoalan lingkungan hidup dan turut menjadi motor penggerak dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup di daerahnya. Salah satunya, yakni melalui pengajian dan pembelajaran kitab kuning dan karya ulama yang membahas pentingnya menjaga lingkungan hidup. Menurutnya, ada beberapa ulama yang mempunyai karya pemikiran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, salah satunya adalah ulama terkemuka asal Indonesia yang juga Rais Aam PBNU periode 1991-1992, Prof KH Ali Yafie. Dia mengatakan, Kiai Ali Yafie menggagas dan memperkenalan konsep hifdz al-bi`ah atau menjaga lingkungan di dalam karyanya yang berjudul Merintis Fiqh Lingkungan Hidup. “Beliau memasukkan penjagaan atau pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup atau hifdz al-bi`ah masuk dalam kategori komponen utama atau primer dalam kehidupan manusia yang diistilahkan dengan al-dlaruriyat atau al-kulliyat,” terangnya. Dengan demikian, imbuhnya, komponen dasar kehidupan manusia tidak lagi lima hal dalam konsep al-dlaruriyat al-khams atau al-kulliyat al-khams. Tetapi, kata dia, sudah menjadi enam hal, yakni ditambah dengan komponen lingkungan hidup. “Sehingga sekrang menjadi al-dlaruriyat al-sitt atau al-kulliyat al-sitt, karena memang, seperti saat ini, hifdz al-bi`ah sudah menjadi kebutuhan primer yang mendesak untuk dilakukan, tidak bisa ditunda pelaksanannya,” jelas dia. Dia menambahkan, masalah lingkungan hidup ini sangat penting untuk dikaji dan diajarkan di pesantren. “Agar santri memiliki pemahaman tentang pentingnya melakukan penjagaan atau pemeliharan dan perlindungan lingkungan hidup yang dapat diimplementasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari mereka di pesantren atau di luar pesantren,” pungkasnya. (pong)

Read More

Jamaah Maiyah Bacakan Shalawatan Nur Untuk Kesembuhan Cak Nun

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Perkembangan kesehatan Tokoh dan sekaligus Budayawan, Emha Ainun Nadjib atau yang biasa dipanggil Cak Nun, berangsur – angsur membaik. Hal tersebut disampaikan Dokter pribadi Cak Nun, dr. Eddy Supriyadi yang melaporkan bahwa hasil evaluasi tim dokter hari ini menunjukkan perbaikan kondisi Mbah Nun dari hari kemarin. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Cak Nun mengalami pendarahan otak dan sempat tidak sadarkan diri, sehingga langsung dilarikan ke RSUP dr. Sardjito untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hingga saat ini Cak Nun masih menjalani masa recovery. Ditempat terpisah, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan, enggan berkomentar tentang perkembangan kondisi Cak Nun karena hal tersebut masuk ke privasi pasien dan belum diizinkan untuk disampaikan ke publik. “Maaf beribu maaf, kondisi klinis kami belum bisa matur (mengatakan) karena masuk privasi pasien yang belum diizinkan diterangkan,” terang Banu. Dikabarkan, kondisi Cak Nun terus membaik seiring dengan doa yang terus mengalir untuknya. Berbagai tokoh nasional dan pejabat negara juga sempat menjenguk Cak Nun, termasuk Presiden RI Joko Widodo. Sementara itu, bertempat di Pendopo Rumah Maiyah Kadipiro, Sleman, Yogyakarta, masih terus istiqomah mendoakan Cak Nun. Beberapa daerah juga menggelar acara serupa yang rutin melakukan Tawashshulan setiap malam nya untuk mendoakan kesembuhan Budayawan asal Jombang tersebut. Para Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat Yogyakarta terlihat sangat khusyuk dalam doa dan berharap terus membaiknya kondisi kesehatan Cak Nun yang saat ini masih dirawat di RSUP Dr Sardjito, Sleman, Yogyakarta. Sangat terasa khusyuk hanyut dalam doa mereka penuh harap akan terus membaiknya kondisi Mbah Nun. Sesudah uluk salam, rangkaian kalimat thayyibah, dan baiat tauhid, bagian yang utama dalam Tawashshulan itu adalah Shalawatun Nur. “Shalawatun Nur Ialah gondelan kepada syafaat Kanjeng Nabi Muhammad Saw. dengan menyadari Nabi Muhammad bukan hanya sebagai Muhammad bin Abdullah dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, melainkan Muhammad sebagai Nur Muhammad. Cahaya terpuji,” terang Zakki, adik kandung Cak Nun yang dilansir dari caknun.com, Kamis (13/07/2023). Dalam Shalawatun Nur itu Mbah Nun menulis indah salah satu kalimat di dalamnya: سُبْحَانَ اللَّهِ الَّذِى بِعُطْفِهِ أَجْزَلَ لَنَا شَفَاعَةَ النُوْرِ Maha suci Allah yang dengan welas asihnya bermurah hati menganugerahkan kepada kita syafaat Nur Muhammad. “Kalimat-kalimat shalawat Nur yang indah itu setiap malam dilantunkan dengan rasa yang membubung tinggi ke langit, mengajak kita nyuwun agar syafaat Nur Muhammad itu makin berlimpah ruah teranugerahkan kepada Mbah Nun,” pungkasnya. (yus)

Read More

Ciptakan Aplikasi Pembelajaran Huruf Hijaiyah Sebagai Tugas Akhir Mahasiswa ITS

Surabaya – 1miliarsantri.net : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Program Studi (Prodi) Rekayasa Kecerdasan Artifisial (RKA) mengembangkan aplikasi Belajar Huruf Hijaiyah bersistem Artificial Intelligence (AI) dengan gawai. Aplikasi ini dikembangkan seiring perkembangan dunia industri komputasi yang makin kompetitif dengan makin berkembangnya implementasi teknologi berbasis AI pada kehidupan sehari-hari. Menurut Dosen Departemen Teknik Informatika ITS Dr Eng Nanik Suciati SKom MKom, pengembangan aplikasi ini bermula dari hasil tugas akhir (TA) mahasiswa bimbingannya yakni Irman Kurniawan. Hasil TA yang berjudul Aplikasi Belajar Huruf Hijaiyah menggunakan Pengenalan Tulisan Tangan Berbasis Convolutional Neural Network (CNN) pun menjadi penelitian dan pengembangan lebih lanjut di Prodi RKA ini. “TA ini dipilih karena cocok menggambarkan karya Prodi RKA,” ujar Nanik. Kepala Laboratorium Komputasi Cerdas dan Visi ITS ini melanjutkan, aplikasi tersebut cocok digunakan oleh semua umur. Hal ini didukung metode pembelajaran yang simpel dan mudah dipahami, sehingga anak dengan mudah mengenali huruf Arab sebelum mengaji. “Di dalam aplikasi pun terbilang lengkap dengan 30 huruf hijaiyah yang dapat dipelajari pengguna,” jelasnya. Pada aplikasi ini pengguna dapat memainkan dua modul pembelajaran. Modul pertama adalah latihan di mana para pengguna diajarkan cara menuliskan huruf hijaiyah sesuai urutan goresan dalam menulis masing-masing huruf hijaiyah. Kemudian yang kedua adalah modul evaluasi yang akan memberikan para pengguna waktu dua menit untuk menyelesaikan soal menulis sebanyak-banyaknya. “Di modul evaluasi, sistem AI digunakan pada sistemnya yang akan menentukan apakah hasil goresan tangan pengguna benar atau tidak,” papar perempuan asal Pasuruan ini. Nanik mengatakan, aplikasi ini menggunakan game engine Unity untuk pengembangannya. Game engine tersebut juga membantu tim pengembang untuk mengatur User Interface (UI) yang ramah pengguna. Adapun penggunaan Library TensorFlow untuk pembangunan CNN dalam sistem AI aplikasi tersebut. Nanik mengungkapkan bahwa aplikasi hasil TA wisudawan ITS tahun 2022 ini belum dapat diakses di Playstore. Namun Nanik berencana untuk mengunggah aplikasi ini di repository ITS, sehingga dapat dengan mudah digunakan dan dipelajari. Dia menegaskan, AI bukanlah hal yang negatif, AI bertujuan memudahkan pekerjaan sehari-hari manusia. “Aplikasi ini akan sangat membantu orang awam untuk mengawali belajar mengaji mereka,” pungkasnya. (har)

Read More

Melihat Sisi Dekat Sejarah Masyarakat di Pulau Bawean

Gresik – 1miliarsantri.net : Anda tentu pernah mendengar nama Pulau Bawean. Suatu wilayah yang terletak di Laut Jawa, merupakan pulau yang berlokasi sekitar 120 km di utara Kabupaten Gresik. Pulau Bawean terdiri dari dua kecamatan, yaitu Sangkapura dan Tambak. Untuk mencapai pulau ini, terdapat opsi perjalanan dengan kapal cepat selama tiga hingga empat jam, atau menggunakan pesawat perintis yang membutuhkan sekitar satu jam. Pulau Bawean sebelumnya dikenal sebagai Pulau Melati atau Pulau Majdi, nama “Majdi” berasal dari bahasa Arab yang berarti uang logam. Nama “Majdi” dipilih karena pulau ini memiliki bentuk yang bulat sempurna, menyerupai uang logam. Perubahan nama pulau dari Majdi menjadi Bawean erat kaitannya dengan kerajaan Majapahit, dimana masyarakat sekitar disebut juga masyarakat Suku Bawean. Menurut legenda, kata “Bawean” memiliki arti matahari. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, suku ini sering melakukan perantauan dalam mencari pekerjaan. Mereka sering merantau ke berbagai daerah dan bahkan ke negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Kebiasaan merantau dari suku ini telah menjadi bagian dari budaya sehari-hari mereka, yang telah diajarkan sejak masa kanak-kanak. Budaya merantau telah menjadi tradisi kaum pria suku Bawean sejak abad ke-19. Selain itu, suku ini memiliki rumah adat unik yang disebut rumah Dhurung. Dhurung adalah bangunan tambahan yang digunakan untuk menyambut tamu. Luas Dhurung sekitar 2×3 meter. Pada masa lampau, bagian atas bangunan ini biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian dan barang-barang lainnya. Pulau Bawean terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk keberadaan rusa liar dan wisata kampung bahari. Suku ini juga memiliki tradisi Maulud yang dirayakan oleh masyarakat di Kampung Sungai Datuk, Kecamatan Bitan Timur. Suku Bawean terbentuk karena terjadi percampuran antara orang Madura, Melayu, Jawa, Banjar, Bugis dan Makassar selama ratusan tahun di pulau Bawean, Gresik. Dengan adanya akulturasi budaya, beberapa bahasa Bawean pun memiliki kemiripan dengan bahasa berbagai suku tersebut. Sementara, dalam buku “Bawean dan Islam”, Jacob Vredenbregt menjelaskan, Pulau Bawean dihuni oleh penduduk yang berasal dari Madura, akan tetapi kapan proses ini dimulai tidak dapat dipastikan. Lekkerkerker (1935:47) berpendapat bahwa hal ini diperkirakan terjadi sesudah 1350 M. Sampai 1743 M, pulau ini berada di bawah kekuasaan Madura; raja Madura terakhir adalah Tjangraningrat IV dari Bangkalan. Pada tahun itu, VOC menduduki pulau ini dan memerintahnya lewat seorang prefect. Walaupun di sini penduduknya berasal dari Madura, lama-lama terbentuk lah kebudayaan baru yang terpisah dari Madura. Penduduk Pulau Bawean kemudian makin banyak berorientasi ke daerah perantauan, khususnya Singapura dan pesisir barat Melayu, sehingga unsur-unsur kebudayaan Melayu mulai berpengaruh dalam kebudayaan Madura yang asli. Kelompok penduduk lain yang sejak dulu ikut menghuni Pulau Bawean adalah penduduk dari Sulawesi Selatan. Saat itu, nelayan Bugis yang menemukan tempat nafkahnya di perairan yang kaya akan ikan di sekeliling pulau, kemudian mendapatkan istrinya yagn kedua di Bawean. Sedangkan penghuni Bawean yang berasal dari Jawa berada di Bawean Utara, tepatnya Desa Ponggo. Bahasa Jawa, meskipun sudah dalam bentuk yang sangat berubah, sampai sekarang masih dipakai oleh masyarakat Desa Ponggo. Selanjutnya, kelompok yang datang di pulau ini adalah pedagang Palembang yang di Bawean disebut “Kemas”. Menurut Jacob, kelompok penduduk ini telah memberi warnanya kepada pulau ini. Lagi pula, hasrat merantau orang Bawean juga telah membawa pengaruhnya terhadap komposisi rasial di pulau ini. Jacob mengungkapkan, orang Bawean di Singapura juga sering mengambil anak-anak Cina sebagai anak angkatnya dan membawa mereka kembali ke pulau Bawean, sehingga mereka berbaur dengan penduduk Bawean. Selain itu, menurut Jacob, beberapa orang Bawean yang bermukim di Makkah untuk waktu yang lama juga ada yang menikah dengan wanita Arab dan kadang-kadang mereka membawa kembali keturunannya ke pulau ini. Namun, berapa besar jumlah dari berbagai kelompo etnis tersebut yang pernah menghuni dahulu dan sekarang, tidak dapat dipastikan. (ani)

Read More

Gus Najih : NII Harus Dimasukkan Dalam Daftar Terduga Teroris

Jakarta – 1miliarsantri.net : Wakil Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) Najih Arromadloni, menyebut Negara Islam Indonesia harus dimasukkan Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) agar bisa dijangkau oleh hukum yang berlaku saat ini. Gus Najih dalam keterangan tertulis diterima media di Jakarta, Rabu (12/07/2023), mengatakan, NII merupakan induk organisasi teror di Indonesia dan semua kelompok teror yang ada di Indonesia saat ini adalah turunan NII. “Genealogisnya pasti bisa dilacak sampai ke NII. Dulu ketika ada Undang-Undang (UU) Subversif, mungkin bisa ditindak dengan itu. Sekarang kan sudah tidak ada; yang ada adalah UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Terorisme. Oleh karena itu, supaya NII ini bisa dijangkau dengan undang-undang yang baru, NII harus dimasukkan DTTOT,” terangnya. Menurut Gus Najih, aparat keamanan di Indonesia sudah memiliki data sebaran jaringan NII, tetapi tidak ada payung hukum untuk menindaklanjuti hal itu. Dia mengatakan kewenangan aparat keamanan adalah melaksanakan produk hukum, sementara perancangan dan pembuatan hukum berada di ranah eksekutif dan yudikatif. “Di wilayah eksekutif dan yudikatif inilah yang seharusnya proaktif untuk memberikan payung hukum supaya aparat bisa bekerja dengan efektif,” lanjutnya. Eksistensi NII dapat ditelisik hingga zaman orde lama. Ketika itu, pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Sukarno pernah beberapa kali menghadapi gerakan pemberontakan dari mereka yang melihat ada celah untuk bergerak saat Indonesia masih membangun stabilitas nasional. “Sebetulnya NII ini kita semua sudah banyak yang tahu. Didirikan oleh Sekarmadji Kartosoewirjo. Pendiri NII ini telah ditangkap dan dihukum mati pada zaman Presiden Sukarno. Setelah kejadian itu, NII mengubah strategi perjuangannya, dari perjuangan militer ke clandestine (gerakan bawah tanah), termasuk dengan membentuk gerakan civil society,” urainya. Gus Najih menjelaskan kepemimpinan NII sempat beberapa kali mengalami regenerasi. Sepeninggalan Kartosoewirjo, muncul nama Daud Beureueh dan Adah Jaelani yang hingga saat ini bisa ditarik relasinya ke pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang. Dia menambahkan Panji Gumilang berperan sebagai panglima tertinggi NII menjalankan perannya dari Ponpes Al Zaytun yang masuk pada Komandemen Wilayah 9 (KW9). Manuver Panji Gumilang yang menuai kehebohan di ruang publik dewasa ini memiliki maksud tertentu. “NII bersembunyi sudah sangat lama. Selama ini Panji berjuang dari mulai tahun 60-an. Kemudian, Al Zaytun dirintis dari 1992, diresmikan oleh Presiden Habibie tahun 96, artinya sudah lebih dari 30 tahun perjalanannya Al Zaytun. Kalau misalnya Panji Gumilang sekarang mengekspos pendapat-pendapatnya ke publik, itu bukan tanpa maksud. Artinya, dia menganggap memang sudah saatnya. Dia sudah berhasil melakukan clandestine selama bertahun-tahun, sudah saatnya untuk show of force dan kemudian menawarkan ide-idenya ke publik,” sambungnya.. Gus Najih mengingatkan NII masih aktif melalui sel pergerakannya sehingga harus dicegah agar jangan sampai menciptakan pecahan kelompok terorisme. Ia pun menyebut pemerintah tidak boleh meremehkan kondisi tersebut. “Saya kira pemerintah tidak boleh meremehkan dan saya sependapat dengan yang disampaikan oleh Komisi III maupun BNPT, bahwa penting untuk memasukkan NII ini sebagai DTTOT karena itu nantinya menjadi dasar bagi aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan hukum kepada orang-orang yang masih ada di dalam NII,” pungkasnya. (wink)

Read More