Sikap Rasulullah SAW Terhadap Pertunjukan Seni

Jakarta — 1miliarsantri.net : Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin Umar, mengungkapkan, tidak semua seni bersifat positif dalam pembinaan qalbu atau hati. Ada seni yang justru merusak qalbu. Di dalam Islam juga dikenal ada seni yang mendekatkan jiwa kepada Allah SW. Seni itu yang positif dan sangat dianjurkan. Ada juga seni yang mendekatkan diri kepada setan yang biasa disebut ‘suara-suara iblis’. Ini jenis seni negatif yang perlu dihindari. “Contohnya seni yang bisa membangkitkan birahi seperti seni erotis yang mempertontonkan keindahan lekuk tubuh dan menyebabkan para penontonnya berimajinasi seksual terhadap obyek tersebut. Seni ini menyebabkan seseorang melupakan Tuhan dan memusatkan perhatian dan nafsunya kepada makhluk,” kata Prof Nasaruddin Umar dalam kajiannya di Masjid Istiqlal Jakarta, dikutip Senin (07/08/2023). Nabi Muhammad SAW sering mencontohkan sikap terhadap seni. Terhadap seni yang positif, dia memberikan apresiasi positif. Sementara, terhadap seni yang negatif, beliau memberikan apresiasi negatif. “Dalam beberapa riwayat Nabi memberikan dukungan terhadap musik dan sesi suara,” tutur Prof Nasaruddin Umar. Dalam satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim menceritakan dua budak perempuan pada hari raya ‘Id (Idul Adha) menampilkan kebolehannya bermain musik dengan menabuh rebana. Sementara, Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah menikmatinya. Tiba-tiba Abu Bakar datang dan membentak kedua pemusik tadi, lalu Rasulullah menegur Abu Bakar dan berkata: “Biarkanlah mereka berdua hai Abu Bakar, karena hari-hari ini adalah hari raya”. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah yang mengatakan: “Saya melihat Nabi dengan menutupiku dengan surbannya sementara aku menyaksikan orang-orang Habsyi bermain di mesjid. Lalu Umar datang dan mencegah mereka bermain di mesjid, kemudian Rasulullah berkata: “Biarkan mereka, kami jamin keamanan wahai Bani Arfidah”. Dalam hadis riwayat Muslim dari ‘Aisyah disebutkan kelompok seniman Habasyah itu menampilkan seni tari-musik pada hari Raya ‘Id di mesjid. Rasulullah memanggil ‘Aisyah untuk menyaksikan pertunjukan itu, kepala ‘Aisyah diletakkan di pundak Nabi sehingga ‘Aisyah dapat menyaksikan pertunjukan tersebut. Dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin karya Imam Al-Gazali, ada suatu bab khusus tentang pentingnya seni. Dia menceritakan pengalaman pada masa Nabi seperti membiarkan orang melantunkan nyanyian dan syair ketika menunaikan ibadah haji, ketika prajurit melangsungkan lagu-lagu perjuangan untuk memotivasi prajurit di medan perang. “Nyanyian yang dilantunkan merasakan kesedihan karena dosa yang telah diperbuat, seperti dikutip Nabi Adam dan Nabi Dawud menangisi dosa dan kekeliruannya dengan ungkapan-ungkapan khusus, nyanyian untuk mengiringi acara-acara kegembiraan seperti suasana hari raya, hari perkawinan, acara ‘aqiqah dan kelahiran anak, acara khitanan, pulangnya para perantau, dan khataman Al-Qur’an,” ucap Prof Nasaruddin Umar. Dalam hadis riwayat Al-Baihaqi, sebagaimana dikutip Al-Gazali, menceritakan, ketika Rasulullah memasuki kota Madinah, para perempuan melantunkan nyanyian di rumahnya masing-masing, “Telah terbit bulan purnama di atas kita, dari bukit Tsaniyatil Wada”. “Wajiblah bersyukur atas kita, selama penyeru menyerukan kepada Allah,” unggkap Prof Nasaruddin Umar. Hadis-hadis shahih dan pendapat ulama terkemuka di atas menunjukkan, pertunjukan seni, termasuk di dalamnya permainan alat-alat musik dan nasyid, menyanyi tidak dibenarkan Rasullah SAW. Memang ada juga riwayat yang mencela alat bunyi-bunyian seperti seruling (mazamir), tetapi jika musik dan bunyi-bunyian itu dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang bertentangan dengan syari’ah. “Misalnya seni musik mengiringi ritual kemusyrikan, seni musik menimbulkan fitnah, mengajak orang untuk mabuk, merangsang pendengarnya untuk melakukan maksiyat dan melupakan Tuhan,” tutur Prof Nasaruddin Umar. Prof Nasaruddin Umar mengatakan, seni musik bagian dari kebudayaan dan peradaban Islam yang harus dilestarikan. Sudah saatnya juga seni musik dan berbagai bentuk seni lainnya dijadikan media dakwah untuk mengajak orang berhati lembut, berfikiran lurus, berprilaku santun, bertutur kata halus, dan menampilkan jati diri dan inner beauty setiap orang. (rin)

Read More

Menag Usulkan Perubahan Mekanisme Keberangkatan Calon Haji 2024

Jakarta — 1miliarsantri.net : Evaluasi pelaksanaan haji tahun 2023 dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) RI agar dalam pelaksanaan musim haji tahun mendatang bisa lebih baik dari pelaksanaan tahun ini. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan perubahan mekanisme penetapan jamaah haji berhak berangkat di 2024. “Ada catatan khusus yang saya kira penting dibahas bersama DPR. Salah satunya adalah membalik proses. Kemarin itu jamaah lunas dulu baru cek kesehatan, sehingga sering kali petugas kita itu tidak berani atau merasa nggak enak hati meloloskan meskipun jamaah dalam kondisi payah dengan alasan sudah melunasi,” terang Menag Yaqut ketika menutup Kegiatan Operasional pelaksanaan haji 2023, Sabtu (05/08/2023). Yaqut menyatakan, perubahan mekanisme ini penting untuk didiskusikan guna menekan angka kematian jamaah di tahun depan. Nantinya tergantung pembicaraan di DPR, dia berharap semoga bisa diubah posisinya. Cek kesehatan dulu, jika sudah dinyatakan layak, baru melunasi “Hal ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian jamaah haji. Berdasarkan data Siskohat, hingga akhir masa operasional haji ada 773 jamaah wafat. Ini terdiri dari 752 jamaah haji reguler, 18 jamaah haji Khusus, dan tiga jamaah haji furada,” lanjutnya. Dari 752 jamaah haji reguler yang wafat, sebanyak 562 orang di antaranya berusia 65 tahun ke atas. Sebanyak 81 orang berusia 60 – 64 tahun. Sedang 109 jamaah lainnya berusia di bawah 60 tahun. Jamaah wafat paling tua berusia 98 tahun (2 orang), sedang jamaah termuda yang wafat berusia 42 tahun (6 orang). “Jamaah wafat tahun ini terbesar sejak 2015. Jadi tahun-tahun ke depan (jika mekanisme baru ditetapkan), jamaah yang wafat tak akan sebesar ini dengan pengetatan syarat kesehatan,” pungkas. (rid)

Read More

Mahfud MD : Ya Lal Wathan Bermakna Menggugah Rasa Nasionalisme Dan Munculnya Dari Pesantren

Jakarta — 1miliarsantri.net : Bagi sebagian besar masyarakat, terutama jamaah Nadhlatul Ulama pasti sudah populer dengan lagu Syubbanul Wathan atau dikenal dengan judul lagu Ya Lal Wathan. Lirik syair Ya Lal Wathan yang digubah KH Abdul Wahab Chasbullah ini mempunyai makna nasionalisme dari semangat kepesantrenan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof H Mohammad Mahfud Mahmodin (MD) mengatakan, lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan setiap acara seremonial di lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama sangat terasa ‘nyambung’ jika dilanjut dengan Ya Lal Wathan. Sebab kedua lagu tersebut merupakan tanda kecintaan kepada tanah air. “Ya Lal Wathan, Ya Lal Wathan. Hubbul wathan minal iman. Kalau diterjemahkan bebas: aduhai tanah airku, aduhai tanah airku, mencintai tanah air itu bagian dari iman. Itu nasionalisme yang paling tinggi, yang lahir dari semangat kepesantrenan,” terang Mahfud dalam Resepsi Puncak Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Sabtu (05/08/2023) malam. Ia menegaskan, nasionalisme bagi warga pesantren bukan termasuk rukun iman. Sebab rukun iman sudah ditetapkan ada enam. Tetapi nasionalisme kepesantrenan itu merupakan bagian dari cabang-cabang iman. “Karena saya ingin beribadah harus punya tanah air, tanah air ini harus dicintai. Maka disebut Indonesia biladi anta unwanul fakhama: Indonesia negeriku, engkau adalah tanda kehormatanku. Kemudian kullu man ya’tika yauman thamihan yalqa himama: barangsiapa yang datang mengganggumu akan kusikat habis, kujatuhkan di bawah dulimu,” lanjut Mahfud. Ungkapan semangat nasionalisme melalui syair berbahasa Arab juga terdapat di Aceh. Syair ini muncul pada 1930 atau beberapa tahun setelah momentum Sumpah Pemuda. Ya abna anaa jimsana IndonesiaKummina minkum wandzur ilaa wadlnikumWathani anta abun liTsalitsun min abawainiWathani anta hayatiWa munaa nafsi wa aini “Wahai anak-anakku, kebangsaan kita ini adalah Indonesia. Wahai tanah airku, engkau adalah gantungan hidupku. Wahai tanah airku, engkau adalah orang tuaku. Orang tua yang ketiga sesudah ayah dan ibuku. Engkau adalah gantungan hidupku dan engkau adalah cita-citaku di dalam perjuangan hidup ini,” jelas Mahfud. Lagu tersebut merupakan refleksi kecintaan kepada tanah air yang lahir dari pesantren ke pesantren, sehingga jasa umat Islam di Indonesia tak diragukan lagi. “Jangan diragukan, umat Islam ini ikut punya andil sangat besar untuk membangun negara ini dan tidak boleh ada umat Islam yang mau merusak negara ini dengan secara ideologi dan bentuk negara kesatuannya. Itulah tanda kecintaan kepada tanah air,” katanya. Karena itu, setelah para santri dan kiai di pesantren berjuang habis-habisan untuk membuat Indonesia merdeka menjadi NKRI, lalu negeri ini memberikan tempat terbaik kepada para santri untuk ikut mengurus negara. “Ada (santri) yang jadi tentara, polisi, guru, hakim, dokter, menteri. Itulah hasil perjuangan para pendiri negara kita yang kemudian bergabung di dalam sebuah nasionalisme,” pungkasnya. (wink)

Read More

Karpet Yang Diinjak Aparat Kepolisian Bukan Karpet Yang Biasa Dibuat Sholat

Padang — 1miliarsantri.net : Mrnyikapi video yang beredar yang menanyangjan sejumlah aparat kepolisian masuk kedalam masjid dengan menggunakan sepatu dan menginjak karpet masjid, Pengurus Harian Masjid Raya Sumatra Barat, Yuzardi Ma’at, mengklarifikasi bahwa sajadah yang terinjak-injak saat aparat kepolisian memulangkan ratusan pendemo yang menginap di Masjid Raya Sumbar bukanlah sajadah yang dipakai lagi untuk sholat. Yuzardi menyebut yang diinjak-injak aparat kepolisian saat masuk kedalam masjid tu adalah sajadah bekas yang memang kerap dipinjamkan ke musafir yang singgah dan menginap di Masjid Raya Sumbar. “Itu (sajadah yang terinjak aparat) adalah sajadah bekas yang tidak pernah dipakai lagi untuk sholat. Dan kejadian itu di aula lantai satu, bukan tempat sholat,” kata Yuzardi, kepada media, Senin (07/08/2023). Sebagaimana diiketahui sebuah video menayangkan polisi menginjak sajadah sholat di Masjid Raya Sumbar viral di sosial media. Kejadian itu pada Sabtu (05/08/2023) kemarin saat aparat dari Brimob Polda Sumbar memulangkan paksa ratusan pendemo yang sudah berhari-hari menginap di Masjid Raya Sumbar. Yuzardi menceritakan, semula pada Senin (31/07/2023) lalu usai melakukan demonstrasi di depan kantor Gubernur Sumbar, ada ratusan pendemo yang meminta izin di lapangan parkir Masjid Raya Sumbar. Karena alasan kemanusiaan, pengurus melarang pendemo tersebut menginap di parkiran. Mereka disuruh masuk ke ruangan aula. Lantaran ruangan aula lantai satu Masjid Raya Sumbar hanya berlantai keramik, pengurus mengizinkan memakai sajadah bekas sebagai alas. “Sajadah yang kami pinjamkan memang bukan sajadah yang masih dipakai untuk sholat. Karena sajadah yang masih dipakai adalah sajadah ukuran besar di lantai dua,” imbuhnya. Yuzardi juga menjelaskan aula lantai satu Masjid Raya Sumbar tidak masuk area batas suci. Karena ketika hari-hari tertentu ketika ada acara, boleh masuk ke aula pakai sandal atau sepatu. Namun ketika sehari-hari ketika tidak ada acara, pengurus menyarankan agar masuk aula melepas alas kaki. Sebuah video beredar dan viral di sosial media yang memperlihatkan aparat kepolisian dari Brimob Polda Sumbar mengusir paksa warga dari Masjid Raya Sumatra Barat, Padang pada Sabtu (05/08/2023). Terlihat puluhan polisi masuk areal masjid tanpa membuka alas kaki. Dalam beberapa potongan video bahkan memperlihatkan polisi menginjak sajadah. Polisi sedang berusaha memulangkan paksa warga Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat yang sejak beberapa hari terakhir menginap di Masjid Raya Sumatera Barat. Massa yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 1000 orang, menjadikan masjid sebagai tempat tinggal. Tuntutan warga Jorong Pigoga, Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat melakukan aksi demo di depan Kantor Gubernur Sumbar adalah meminta Gubernur Sumbar mencabut usulan tentang proyek strategis nasional kepada Menko Kemaritiman dan Investasi, kedua, bebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi. Ketiga bebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder. Keempat bebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya kemanapun. Warga bertahan hingga Sabtu (05/08/2023) di Padang untuk demo karena merasa tuntutan mereka belum dipenuhi Gubernur Sumbar Mahyeldi. (mei) Lihat juga :

Read More

Swedia Memperkuat Hubungan Dengan Negara-negara Muslim

Stockholm — 1miliarsantri.net : Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menegaskan niat Swedia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim. Pernyataan ini disampaikan ketika negara itu tengah menuai kritik, atas penodaan Alquran yang berulang kali terjadi di negara tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri menyebut Billstrom telah melakukan pembicaraan dengan lebih dari 20 duta besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pembicaraan tersebut dilakukan di ibu kota Stockholm, Jumat (04/08/2023). Dari kegiatan ini, semua pihak disebut telah melakukan pertemuan yang bermanfaat dan konstruktif. Disampaikan pula di kesempatan itu terjadi dialog yang terbuka dan konstruktif di antara semuanya. “Memulihkan kepercayaan dan keyakinan membutuhkan waktu. Saya akan mengabdikan sebagian besar periode pemilihan ini untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim,” ucap Billstrom dikutip di Anadolu Agency, Ahad (06/08/2023). Tidak hanya itu, ia juga menegaskan jika pemerintahnya menolak keras pembakaran salinan kitab suci. Kementerian Kehakiman telah memulai analisisnya dan sedang mengerjakan kerangka acuan penyelidikan, untuk meninjau Undang-Undang Ketertiban Umum. “Saya berniat melakukan perjalanan ke negara-negara OKI. Swedia akan menjadi tuan rumah diskusi dan dialog, sehubungan dengan Majelis Umum PBB di New York pada bulan September,” lanjut dia. Dalam wawancara dengan kantor berita Swedia TT setelah pertemuan tersebut, Billstrom mengatakan kegiatan tersebut adalah kesempatan yang baik untuk menjelaskan pendekatan pemerintah dan kebebasan konstitusionalnya dalam menghadapi insiden tersebut. Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Gunnar Strommer mengatakan salah satu solusi potensial untuk mencegah penodaan Alquran adalah dengan menggunakan kekuatan darurat, yang dapat digunakan pemerintah di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum. Menteri urusan Sosial Swedia, Jakob Forssmed, juga telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari berbagai organisasi berbasis agama di ibu kota Swedia pada Jumat lalu. Seperti yang diketahui bersama, beberapa bulan terakhir telah terjadi tindakan berulang kali seputar pembakaran, penodaan, atau upaya lain untuk menghina Islam. Hal ini dilakukan oleh tokoh atau kelompok Islamofobia, terutama di Eropa utara dan negara-negara Nordik. (tyu/red)

Read More

Kejadian Belanda Mengintervensi Kebijakan Keraton Jogja

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Kematian Raden Ronggo Prawirodirjo III membuat Kesultanan Yogyakarta di bawah Sultan Hamengkubuwono II diobok-obok oleh pemerintah kolonial Belanda. Perubahan radikal diajukan oleh Daendels, gubernur jenderal Belanda ke Keraton Yogyakarta. Pada 23 Desember 1810, ia memanggil para Residen Belanda dan patih keraton-keraton ke Semarang dan memberitahukan kepada mereka rencananya untuk memaksa Sultan turun tahta, dan menyerahkan kekuasaan kepada Putra Mahkota sebagai Pangeran Wali. Tiga hari kemudian, bersama pasukannya yang berkekuatan 3.200 serdadu, ia berderap menuju Yogya. Peter Carey dalam “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro : 1785 – 1855” Daendels dan pasukannya sudah sampai di gerbang tolnya yang lama di jalan antara Tempel dan Pisangan, ketika kabar tewasnya Raden Ronggo sampai kepadanya. Meskipun tidak perlu lagi mendatangi istana Sultan dengan kekuatan militer sebesar itu, marsekal tetap bersikeras maju terus. Hal ini karena ia membutuhkan imbalan uang untuk membayar opsir-opsir dan bala tentaranya, yang dilanda desersi sampai 70 orang per hari akibat bayaran yang kurang. Alhasil mereka diberikan imbalan uang sangat besar, wakil Daendels Van Braam menerima 10 ribu dolar Spanyol atau setara dengan satu juta dolar Amerika Serikat saat ini. Pieter Engelhard dan Residen sebelumnya, Gustaf Wilhelm Wiese, keduanya ditugaskan bersama Van Braam, untuk memetakan garis demarkasi perbatasan baru antara wilayah pesisir dan kerajaan, masing – masing mendapat 5.000 dolar Spanyol (setengah juta dolar AS sekarang). Panglima Komandan Ekspedisi, Brigadir Jenderal (pasca-1821, Letnan Jenderal) Hendrik Merkus de Kock yang menjabat pada 1779 – 1845), yang nanti akan kita jumpai lagi sebagai Panglima tertinggi bala tentara Belanda selama Perang Jawa, menerima jumlah yang sama. Uang bayaran sebesar itu merupakan langkah pertama upaya pemiskinan kesultanan, suatu kondisi yang membuat mantan pejabat VOC, seperti Wouter Hendrik van Ijsseldijk yang menjabat pada 1757-1817, terkejut mengunjungi keraton-keraton setelah restorasi kekuasan Belanda di tahun 1816. Daendels tiba di Yogya pada 28 Desember dan langsung menuju kediaman Residen, seraya memanggil Sultan untuk menemuinya di sana tanpa lebih dulu berkunjung ke keraton, sesuai adat kebiasaan yang berlaku. Sungguh suatu pelanggaran etika sopan santun yang sangat kasar. Pangeran Diponegoro melukiskan bagaimana persiapan perlawanan militer dilakukan menyambut kedatangan Daendels dengan Sumodiningrat yang suka perang, berdiri paling depan, namun Sultan terlalu banyak pertimbangan untuk sesegera mungkin bertindak. Pada tanggal 31 Desember tahun yang sama, Sultan setuju tanpa protes alias setuju dengan diam pada tuntutan gubernur jenderal. Sultan menandatangani sebuah pernyataan yang menyerahkan pemerintahan Yogyakarta kepada putra mahkota, yang akan memerintah sebagai “Pangeran Wall” dengan menyandang gelar yang sudah ada sebelumnya, Raja Putro Narendro Pangeran Adipati Anom Amangkunegoro. Sepintas, Daendels seperti telah membuat revolusi politik dan ia langsung sesumbar kepada Dewan Hindia di Batavia bahwa “demikianlah yang terjadi”. Namun, dalam kenyataan tidak ada perubahan apa pun. Sumber-sumber Jawa kemudian menjelaskan, bahwa Putra Mahkota bila bertindak tetaplah dengan seizin Sultan. Memang secara pemerintahan putra mahkota Sultan Hamengkubuwono III ditunjuk sebagai penguasa dan Sultan Yogya, namun kekuasaan tertinggi masih di tangan sultan sepuh dalam hal ini Sultan Hamengkubuwono II. Dia tetap memegang kendali di bidang keuangan dan tanah-tanah jabatan. Sultan juga masih tetap tinggal di keraton, sebuah konsesi yang disetujui Daendels atas permintaan langsung Putra Mahkota. (yus)

Read More

KH Miftachul Akhyar : Allah Akan Mengabulkan Apapun Permohonan Kita

Surabaya — 1miliarsantri.net : Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya sekaligus Rais aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menjelaskan, tidak ada istilah gagal sebuah permohonan jika manusia menyandarkannya kepada Allah SWT. Apalagi Allah sudah berjanji ud’uni astajib lakum (mintalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan). “Tidak pernah ada istilah gagal sebuah permohonan kalau kita memohonnya. bersandar, pasrah kepada Allah. Apalagi Allah sudah berjanji ud’uni astajib lakum,” terang Kiai Miftach. Kiai Miftach menegaskan, intinya harus pasrah kepada Allah. Dikabulkan atau tidak, dikabulkan dalam waktu cepat atau lambat, itu hak Allah. Sebab, Allah itu mutlak. “Jangan kalau minta sekarang harus sekarang, kok Gusti Allah diatur-atur. Ya sudah minta, pasrahkan kepada Allah. Allah tahu yang terbaik. Kalau Allah memandang baik diberi hari ini, akan diberi hari ini. Kalau besok akan diberikan besok, kalau lusa ya lusa, pasti itu. Jadi sebuah permohonan tidak akan pernah gagal kalau disandarkan, dipasrahkan kepada Allah,” jelasnya. Kiai yang pernah menjabat Ketua MUI dalam waktu singkat ini mengungkapkan, sebaliknya permohonan akan mengalami kegagalan atau tidak menghasilkan, jika dipasrahkan kepada selain Allah. “Kalaupun menghasilkan pun ruwet, banyak tuntutan, banyak masalah kalau permohonan-permohonan itu kita sandarkan pada kekuatan kita sendiri, pada otak kita, pada kekayaan kita. Pokoknya kita diciptakan dalam keadaan fakir,” imbuhnya. Lebih lanjut, Kiai Miftach menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan fakir itu sudah dijelaskan dalam Surat Fatir ayat 15, bahwa manusia itu sangat butuh kepada Allah, faqir kepada Allah. Kemudian jangan jangan sekali-kali manusia mengandalkan kekuatanmu, pengetahuan, harta kekayaanmu, keluargamu, siapa, semua kalian ini faqir kepada Allah. “Al-Qur’an sudah mengingatkan kepada kita. Oleh karena itu, Ibnu Athaillah as-Sakandari menyatakan sekali-kali tidak akan rugi, sekali-kali tidak akan gagal sebuah permohonan, kalau permohonan itu diatasnamakan atau dialamatkan kepada Allah, pada anugerah dan taufik Allah,” ujarnya. Kiai Miftach mengingatkan bahwa bahwa manusia harus sepi dan bersih dari mengingat-ngingat kemampuan, kehebatan, kepandaian dirinya sendiri, yang ada hanya pasrah kepada Allah. “Kalau pasrah kepada selain Allah, Allah akan menyerahkannya kepada selain-Nya. Allah lepas, nggak akan cawe-cawe kepada orang seperti itu, karena Allah sudah dilupakan, condong kepada makhluk. Jadi kalaupun berhasil, berhasilnya orang yang tidak bergantung kepada Allah istidraj namanya. Ini penting, ayo kita bersabar, sabar, sebentar kok di dunia ini,” pungkasnya. (yat)

Read More

Pelaksaan Operasional Haji 2023 Resmi Ditutup Menag, Terdapat 77 Jamaah Haji Masih Dirawat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Aktifitas Penyelenggaraan ibadah haji 1444H/2023M telah berakhir dan telah resmi ditutup pelaksanaan operasional nya olej Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Namun demikian, masih ada 77 jamaah haji sakit yang masih dirawat di RS Arab Saudi. “Perawatan 77 jamaah yang sakit akan terus dilanjutkan di RS Arab Saudi sampai jamaah dinyatakan layak terbang untuk di antar pulang ke Tanah Air,” terang Menag, Sabtu (05/08/2023). Menag menambahkan, pemantauan jamaah sakit, akan dilanjutkan Tim Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah. Keluarga jamaah dapat mengupdate kondisi jamaah sakit secara berkala melalui Call Center Kementerian Agama di No 146. “Saya bersyukur, secara umum penyelenggaraan layanan haji tahun ini berjalan lancar. Alhamdulillah, hari ini saya baru saja menyambut kedatangan 355 petugas haji yang telah bertugas selama lebih dari 60 hari di Arab Saudi,” imbuhnya. Berakhirnya seluruh rangkaian haji 2023 ditandai dengan datangnya rombongan kelompok terbang 88 asal Embarkasi Surabaya (SUB 88) pada Jumat (04/08/2023). “Dengan kembalinya seluruh petugas dan jamaah haji Indonesia ke Tanah Air, maka masa operasional haji selesai. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu berlangsungnya penyelenggaraan ibadah haji,” pungkasnya. (rid)

Read More

Tonggak Kemandirian Bangsa, Bisa Dimulai Dari Pesantren

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kombes Pol (Purn) Zainul Anwar mengungkapkan, santri memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka, semangat tersebut harus dibawa pada era saat ini. “Saat ini kita tidak lagi berada di era penjajahan fisik. Saat ini kita berada di zaman globalisasi. Kita sekarang dihadapkan oleh berbagai tantangan baru, sekaligus peluang baru,” terang Zainul sesaat setelah menunaikan sholat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, (04/08/2023). Menurut Zainul, wajah kebangsaan Indonesia dihadapkan banyak tantangan, baik ideologi, politik, sosial maupun budaya serta masalah pertahanan bangsa yang akan menggeser budaya dan peradaban bangsa. Eksistensi pesantren berdasarkan UU Pesantren Nomor 18 Tahun 2019 paling tidak memiliki tiga cakupan wilayah pengabdian dalam konteks pembangunan bangsa. Pertama adalah pendidikan, kedua dakwah, dan ketiga pemberdayaan. Dalam konteks menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pemberdayaan, pesantren dalam konteks kekinian menghadapi tantangan besar. Beragam tantangan dan intensitas perubahan zaman. “Dalam posisi inilah santri dituntut mampu berkiprah untuk menghadapi tantangan tersebut, terutama menjadi garda terdepan dalam menguatkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna menjaga keutuhan dan kemandirian bangsa,” ujar Zainul. Sejarah mencatat, pesantren meripakan lembaga yang sangat mandiri, terutama dalam mencetak pemikir-pemikir Islam, mencetak sumber daya manusia unggul dan menjadi kekuatan dalam pemberdayaan masyarakat. “Di era sekarang yang sedang berkembang ini, guna penguatan kemandirian, maka pessantren harus mampu belajar dan mentranfers nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh Kiyai Haji Samanhudi dalam mendirikan syarikat dagang Islam, yang bertujuan diantaranya adalah untuk mengembangkan jiwa dagang dan kesejahteraan serta mengembangkan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat pribumi (nama Indonesia waktu itu belum ada),” kata Zainul. Maka itu, dengan melihat berbagai tantangan sekaligus peluang, maka pesantren harus bertransformasi dengan memasukkan fungsi sosial ekonomi ke dalam program kegiatan pondok pesantren. Langkah ini mendorong perubahan pengelolaan sistem manajerial kemandirian pesantren, dari pesantren tradisional menuju pesantren moderen, serta menjadikan pesantren berkolaborasi terhadap entitas bisnis maupun kemajuan teknologi. “Tranformasi ekonomi itu diarahkan untuk mengembangkan jiwa dagang dan kesejahteraan serta mengembangkan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat santri untuk kemajuan dan kemandirian Indonesia,” ujar Zainul. Kementerian Agama RI mencatat, saat ini sudah banyak pesantren yang melakukan aktivitas bisnis guna menghidupi kegiatan pesantren. Itu sebagai self financing pesantren yang bergerak secara mandiri. Praktik ekonomi pesantren tersebut sudah dibangun dengan manajerial yang baik dan terbukti berpengaruh terhadap kemajuan dan kemadirian pesantren. Dalam rangka mempercepat kemandirian pesantren, saat ini merupakan momentum yang tepat, karena ada tiga siklus kehidupan sebagai pendukung. Pertama, siklus digital. Pandemi Covid-19 memaksa disrupsi digital menjadi lebih cepat di Indonesia, aktivitas ekonomi, pendidikan dan da’wah serta politik sebagian besar mulai beralih platform digital. “Dalam masalah teknologi digital, kita patut bangga sudah banyak pesantren yang mengembangkan bidang teknologi, bahkan melakukan lomba dalam berbagai teknologi, dan santri bisa menjadi juara dalam lomba teknologi tersebut,” ujar Zainul. Kedua, siklus usaha kecil menengah. Dunia usaha yang ada di lingkungan masyarakat sekitar pesantren sebagian besar dari kalangan usaha kecil menengah. Bila terjadi kolaborasi pesantren dan usaha kecil menengah di sekitarnya, maka akselerasi pemberdayaan ekonomi pesantren dan masyarakat akan bisa terjadi lebih cepat. Ketiga, siklus halal. Dalam kurun lima tahun terakhir ini ada peningkatan trend industri halal yang cukup tinggi. Tren seperti ini harus dijadikan peluang oleh Pesantren guna menjawab dan memenuhi tuntutan masyarakat. “Maka, dengan siklus kehidupan tersebut, didukung produktifitas santri dalam berbagai bidangnya, kebijakan kemandirian pesantren yang kita jadikan tonggak kemandirian bangsa akan berjalan dengan sukses yang dampaknya akan bisa dirasakan oleh dunia pesantren, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia,” pungkasnya. (rid)

Read More

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Memberikan 5 Langkah Memupuk Kesabaran

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Allah SWT memerintahkan setiap manusia untuk memiliki kesabaran. Perintah tersebut disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, salah satunya surat Ali Imran ayat 200, yang berbunyi, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” Setiap kali Allah menetapkan sesuatu, Dia memberikan bantuan yang diperlukan dan menetapkan cara untuk mempertahankannya. Seperti disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, “Allah tidak akan menurunkan satu penyakit kecuali Allah turunkan juga obatnya”. Meski sulit bagi jiwa, kesabaran bisa diraih dan layak untuk diperjuangkan. Ahli hukum Islam, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menyebutkan lima cara untuk memupuk kesabaran, diantaranya : Melalui puasa, sisi negatif dari hawa nafsu dilemahkan, misalnya mencegah makan terlalu banyak. Tatapan mata diibaratkan seperti panah beracun Setan. Di mana Setan mengirimkan anak panahnya ke hati yang tidak bersenjata. Jika seseorang menjauhinya, ia meleset dari sasarannya; jika tidak, hati akan terpukul. Seperti yang ditunjukkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Sesuatu yang diizinkan Allah adalah resep obat yang efektif bagi kebanyakan orang. (yus)

Read More