Cadangan Devisa Turun, BI Siapkan Strategi Stabilisasi Rupiah

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Bank Indonesia (BI) melaporkan penurunan cadangan devisa pada awal Agustus 2025. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai ketahanan ekonomi nasional di tengah guncangan eksternal. Meski cadangan devisa turun kerap dipandang sebagai sinyal pelemahan, BI menegaskan pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah dan memperkuat daya tahan perekonomian. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kesehatan finansial sebuah negara. Turunnya angka cadangan devisa tentu menimbulkan kekhawatiran, apalagi di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Namun, langkah cepat dan kebijakan preventif BI dinilai mampu menjadi penyangga agar rupiah tetap terjaga dan tidak mengalami pelemahan yang signifikan. Dampak Tekanan Global terhadap Cadangan Devisa Turun Penurunan cadangan devisa Indonesia pada periode terakhir tidak terlepas dari meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Penguatan dolar AS yang berlanjut, ditambah dengan ketegangan geopolitik di beberapa kawasan, membuat tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, semakin besar. Selain itu, permintaan dolar AS untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta korporasi turut memberikan tekanan tambahan. Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (US Treasury) juga membuat arus modal asing cenderung keluar dari pasar negara berkembang, sehingga memperberat tekanan terhadap cadangan devisa. Dari catatan BI, turunnya cadangan devisa terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, posisi cadangan devisa saat ini masih berada di atas standar kecukupan internasional, setara dengan beberapa bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Para ekonom menilai, situasi penurunan cadangan devisa ini tidak serta merta menunjukkan krisis, melainkan sebagai bagian dari dinamika siklus ekonomi. Namun, tanpa strategi yang tepat, kondisi ini bisa menimbulkan sentimen negatif yang berpengaruh pada psikologis pasar dan masyarakat. Strategi Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Rupiah Bank Indonesia menyatakan siap mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga stabilitas rupiah. Gubernur BI menegaskan, kebijakan intervensi di pasar valas akan tetap dilanjutkan, baik melalui mekanisme spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Selain itu, BI juga berkomitmen memperkuat kerja sama dengan lembaga internasional untuk memperbesar akses likuiditas valas. Langkah ini penting untuk memastikan ketersediaan cadangan devisa tetap mencukupi, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan moneter yang lebih hati-hati juga akan ditempuh, termasuk pengendalian inflasi agar tidak semakin menekan nilai tukar. BI memastikan koordinasi dengan pemerintah tetap diperkuat, terutama dalam menjaga stabilitas harga pangan serta mendorong ekspor yang berkelanjutan. Di sisi lain, strategi diversifikasi sumber devisa juga menjadi fokus. BI mendorong peningkatan ekspor komoditas bernilai tambah tinggi, sektor pariwisata, serta optimalisasi remitansi pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai salah satu penopang cadangan devisa. Upaya memperluas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional (local currency settlement) juga terus diperkuat untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Prospek Perekonomian dan Tantangan ke Depan Meski cadangan devisa mengalami penurunan, prospek perekonomian Indonesia dinilai masih positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 tercatat stabil, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat dan investasi yang mulai tumbuh. Inflasi pun masih berada dalam kisaran sasaran BI, sehingga ruang stabilisasi moneter tetap terjaga. Tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kepercayaan investor asing agar arus modal masuk tetap terjaga. Jika aliran modal asing semakin deras, tekanan terhadap cadangan devisa bisa mereda. Sebaliknya, apabila investor global terus memilih instrumen keuangan negara maju, risiko pelemahan rupiah dapat semakin besar. Selain itu, pemerintah bersama BI perlu memperkuat strategi jangka menengah dan panjang, bukan hanya mengandalkan intervensi jangka pendek. Peningkatan daya saing ekspor, hilirisasi industri, dan pengembangan sektor pariwisata merupakan kunci untuk memperbesar pasokan devisa secara berkelanjutan. Para analis menilai, BI perlu menjaga keseimbangan antara kebijakan stabilisasi dan pertumbuhan. Jika terlalu fokus pada intervensi moneter tanpa dibarengi penguatan sektor riil, maka tekanan terhadap cadangan devisa akan terus berulang. Oleh sebab itu, sinergi kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Ke depan, ketahanan eksternal Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan dalam menjaga neraca pembayaran tetap surplus, memperkuat ekspor bernilai tambah, dan mengurangi ketergantungan pada impor barang konsumsi. Dengan strategi yang tepat, cadangan devisa dapat kembali meningkat, stabilitas rupiah terjaga, dan kepercayaan pasar tetap kuat. (**) Penulis: Glancy Verona Editor : Toto Budiman Foto by AI

Read More

Kopi Spesialti dan Industri Minuman Lokal yang Tumbuh Jadi Gaya Hidup

Malang – 1miliarsantri.net: Setiap pagi, Fulan selalu menyempatkan diri mampir ke sebuah kafe kecil dekat kosnya di Malang. Ia menyebutnya sebagai ritual KoPag (kopi pagi), yang bukan hanya untuk membuka mata, melainkan juga menjadi penanda hari dimulai dengan rasa akrab. Di kafe itu, ia mendapatkan lebih dari sekadar kopi spesialti, atmosfer hangat, obrolan ringan, dan identitas komunitas yang melekat kuat. Fenomena KoPag semacam ini kini menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup Gen Z, terutama di kota-kota yang sedang tumbuh sebagai pusat budaya baru, salah satunya Malang. Jika dulu minum kopi identik dengan generasi lebih tua yang menikmati kopi tubruk di warung sederhana, atau pelanggan tetap di gerai besar seperti Starbucks, kini tren tersebut berubah. Industri minuman lokal tumbuh jadi gaya hidup. Gen Z justru menghidupkan kembali semangat lokal dengan mendatangi kafe-kafe kecil, personal, dan dekat dengan komunitas. Bagi mereka, kopi spesialti bukan sekadar minuman, melainkan simbol identitas dan sikap. Tak heran jika nama besar seperti Starbucks mulai dijauhi, bahkan muncul kecenderungan boikot di kalangan anak muda yang ingin menunjukkan keberpihakan pada produk lokal. Malang sebagai Pusat Baru Kopi Spesialti Kota Malang kini perlahan membentuk reputasi sebagai salah satu pusat kopi spesialti di Indonesia. Ekosistemnya unik: kota mahasiswa dengan harga relatif terjangkau, komunitas kreatif yang berkembang pesat, serta atmosfer yang mendorong lahirnya kafe-kafe baru. Barista muda bermunculan dari kafe kecil, banyak di antaranya belajar otodidak atau bermodalkan semangat. Mereka membuktikan bahwa untuk menjadi barista andal tidak harus berasal dari sekolah perhotelan atau magang ke luar negeri. Fenomena ini mengingatkan pada kutipan dari film Ratatouille: “Semua orang bisa memasak.” Dalam dunia kopi, filosofi itu berubah menjadi: “Semua orang bisa bikin kopi.” Artinya, siapa pun bisa menjadi bagian dari ekosistem kopi spesialti, baik sebagai barista, pemilik kafe, maupun konsumen yang kritis terhadap rasa. Fulan dan Fulanah hanyalah contoh kecil. Dari pelanggan, mereka kemudian tertarik meracik sendiri kopi di rumah. Mulai dari membeli dripper murah, bereksperimen dengan biji lokal, hingga mengikuti workshop singkat. Beberapa bahkan kemudian bekerja paruh waktu di kafe, menciptakan lingkaran hidup baru di mana penikmat berubah menjadi pembuat, lalu kembali lagi sebagai bagian dari kultur yang terus berputar. Industri kopi lokal pun makin tersegmentasi. Ada kafe skena dengan musik indie dan suasana temaram, kafe cutesy dengan estetika pastel untuk nongkrong sekaligus berfoto, hingga kopitiam bernuansa nostalgia dengan menu sederhana namun autentik. Semuanya berdampingan, saling melengkapi, dan memperluas pilihan konsumen. Tren Kopi Spesialti sebagai Identitas Gen Z Kopi spesialti kini menjadi simbol gaya hidup generasi muda yang lebih kritis. Mereka tidak sekadar membeli minuman karena viral, tetapi juga memperhatikan asal-usul biji, proses penyeduhan, hingga narasi yang menyertainya. Cerita tentang petani kopi di lereng Gunung Bromo atau di Toraja bisa menjadi nilai tambah, membuat secangkir kopi terasa lebih bermakna. Menurut Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), konsumsi kopi domestik tumbuh sekitar 8 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Porsi terbesar justru datang dari generasi muda di kota besar. Pada 2023, industri kopi nasional diperkirakan bernilai lebih dari Rp15 triliun, dengan kontribusi signifikan dari jaringan kafe modern dan brand kopi grab-and-go. Angka ini memperlihatkan bahwa tren kopi spesialti bukan sekadar gaya hidup, melainkan juga motor penggerak ekonomi baru. Data terbaru bahkan menunjukkan geliat lebih besar. Ekspor kopi olahan Indonesia selama Januari–September 2024 mencapai USD 1,49 miliar (sekitar Rp23 triliun), naik hampir 30 persen dibanding tahun sebelumnya. Di sisi hulu, produksi kopi pada awal 2025 meningkat hingga 60 persen, menandakan pertumbuhan yang nyata. Dengan kata lain, industri kopi Indonesia bukan hanya soal gaya hidup urban, tetapi juga fondasi ekonomi yang menopang mata rantai dari petani hingga pemilik kafe. Kopi Lokal sebagai Motor Ekonomi dan Budaya Daya tarik kopi spesialti tidak bisa dilepaskan dari peran UMKM dan kafe kecil yang tumbuh di berbagai kota. Mereka membuka lapangan kerja baru, mendukung petani lokal, sekaligus memperkuat budaya konsumsi yang lebih sadar. Setiap cangkir yang dibeli dari kafe lokal berarti mendukung ekosistem yang lebih luas: petani di lereng gunung, pengrajin peralatan kopi, hingga kurir pengantar pesanan. Gen Z yang semakin sadar akan isu keberlanjutan melihat kopi sebagai ruang untuk mengekspresikan identitas sekaligus kepedulian sosial. Membeli kopi lokal bukan hanya tentang rasa, melainkan juga sikap: berpihak pada petani, mendukung usaha kecil, dan menolak dominasi merek besar yang dianggap hanya mengejar keuntungan. Industri kopi spesialti, dengan segala variasinya, kini menjadi refleksi perubahan mendasar dalam cara generasi muda membangun ruang sosial. Ritual minum kopi bukan lagi sekadar rutinitas, tetapi juga sarana berbagi cerita, membangun jejaring, dan merayakan identitas komunitas. Dari sudut kafe kecil di Malang hingga ekspor kopi olahan bernilai miliaran dolar, wajah baru gaya hidup urban Indonesia terus terbentuk lewat aroma kopi. (**) Penulis: Faruq Ansori Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

BRI Super League: 6 Tim Belum Terkalahkan, Borneo FC di Puncak Klasemen

Foto : Borneo FC saat membungkam Persijap diSegiri (Dok : ileague.id) Jakarta – 1miliarsantri.net: BRI Super League memasuki pekan ketiga, enam tim berhasil menjaga catatan gemilang tanpa satu pun kekalahan. Fenomena ini membuat atmosfer kompetisi terasa semakin menegangkan, terutama karena ada tim promosi seperti PSIM Yogyakarta yang mampu mencuri perhatian. Fakta ini tentu membuat banyak orang bertanya-tanya, siapa saja tim yang masih kokoh berdiri tanpa kekalahan? Bagaimana peluang mereka ke depan di BRI Super League 2025/26? Mari kita bahas bersama-sama melalui artikel ini. 1. Borneo FC Samarinda Jika membicarakan BRI Super League 2025/26, kamu tak bisa melewatkan nama Borneo FC Samarinda. Mereka menjadi satu-satunya tim yang sukses menyapu bersih tiga kemenangan di laga awal musim ini. Dari Bhayangkara Presisi Lampung FC, PSBS Biak, hingga Persijap Jepara, semua mampu ditaklukkan. Konsistensi lini belakang yang solid berpadu dengan serangan yang efisien membuat Borneo FC layak disebut sebagai kandidat juara musim ini. Tak hanya soal hasil, catatan positif ini juga memperpanjang tren apik mereka sejak musim lalu. Jika dihitung secara keseluruhan, Borneo FC belum tersentuh kekalahan dalam 11 laga terakhir di kompetisi resmi. Tentu saja, performa seperti ini membuat para pendukung mereka semakin optimis bahwa BRI Super League 2025/26 bisa menjadi musim emas untuk klub kebanggaan Samarinda tersebut. 2. Persija Jakarta Nama Persija Jakarta memang selalu identik dengan persaingan juara. Di BRI Super League 2025/26, mereka kembali membuktikan diri sebagai salah satu tim yang pantang menyerah. Dengan dua kemenangan dan satu hasil imbang, Persija kini duduk manis di posisi kedua klasemen sementara. Lebih dari itu, Persija juga mencatatkan diri sebagai tim paling produktif sejauh ini dengan torehan delapan gol. Lini serang yang tajam ditopang oleh pertahanan kokoh membuat Macan Kemayoran tampil seimbang di semua lini. Kamu yang mengikuti perjalanan Persija pasti bisa merasakan semangat tinggi mereka untuk kembali meraih trofi. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Persija akan menjadi pesaing utama Borneo FC dalam perburuan gelar BRI Super League 2025/26. 3. Arema FC Arema FC juga tak mau ketinggalan dalam daftar tim yang belum terkalahkan di BRI Super League 2025/26. Tim berjuluk Singo Edan ini menunjukkan permainan yang stabil dengan catatan dua kemenangan dan satu kali imbang. Meski lini belakang mereka sudah kebobolan tiga gol, Arema tetap menunjukkan karakter sebagai tim besar yang sulit ditumbangkan. Kamu yang menyaksikan permainan Arema pasti bisa melihat bagaimana mereka mengandalkan kombinasi pengalaman dan talenta muda. Dengan semangat tempur yang selalu menyala, Arema masih menjadi tim yang sangat diperhitungkan. Ke depan, mereka harus memperbaiki sedikit masalah di lini belakang agar bisa menjaga konsistensi sepanjang musim. 4. Malut United Malut United mungkin belum banyak dijagokan di awal musim, namun kiprah mereka di BRI Super League 2025/26 cukup mengejutkan. Tim ini tampil beringas di lini depan dengan catatan tujuh gol dalam tiga laga. Sayangnya, mereka juga punya kelemahan di lini pertahanan karena sudah lima kali kebobolan. Meski begitu, hasil tanpa kekalahan tentu jadi modal berharga untuk Malut United. Kamu yang melihat gaya main mereka pasti sadar, ada potensi besar di balik performa ofensif ini. Jika mereka bisa menyeimbangkan pertahanan dan serangan, Malut United bisa menjadi kuda hitam yang berbahaya di musim ini. 5. PSIM Yogyakarta Salah satu cerita paling menarik di BRI Super League 2025/26 datang dari PSIM Yogyakarta. Sebagai tim promosi, PSIM tak hanya numpang lewat, melainkan langsung memberi kejutan dengan catatan satu kemenangan dan dua hasil imbang. Dengan raihan lima poin, mereka menjadi bukti bahwa tim baru pun bisa bersaing di level tertinggi. Kehadiran PSIM di daftar tim tak terkalahkan jelas memberikan warna baru. Dukungan suporter fanatik mereka, Brajamusti dan The Maident, semakin menambah motivasi tim. Kamu yang mengikuti kiprah PSIM pasti bisa merasakan semangat besar yang mereka bawa sejak awal musim. Apabila konsistensi ini bisa dijaga, bukan tidak mungkin PSIM akan menjadi tim promosi paling sukses di BRI Super League 2025/26. 6. PSM Makassar Tim terakhir yang belum terkalahkan adalah PSM Makassar. Berbeda dengan tim lainnya, Juku Eja meraih tiga hasil imbang beruntun dari tiga pertandingan awal. Uniknya, semua pertandingan tersebut berakhir dengan skor identik, 1-1. Meski belum menang, PSM tetap menunjukkan ketangguhan sebagai salah satu tim berpengalaman di liga. Kamu bisa melihat bagaimana pertahanan mereka cukup solid, meskipun lini serang masih perlu diasah. Jika PSM mampu keluar dari tren imbang ini, mereka bisa kembali bersaing di papan atas BRI Super League 2025/26. Hingga pekan ketiga, BRI Super League 2025/26 sudah menyajikan banyak kejutan. Enam tim yang belum terkalahkan menunjukkan bahwa kompetisi musim ini berlangsung dengan sangat ketat. Dari Borneo FC yang tampil sempurna, Persija yang produktif, Arema dan Malut United yang konsisten, hingga PSIM Yogyakarta dan PSM Makassar yang penuh kejutan, semua memberikan cerita berbeda. Kamu sebagai penikmat sepak bola tentu tak ingin melewatkan perjalanan mereka. Dengan kompetisi yang masih panjang, segala kemungkinan bisa terjadi. Namun satu hal yang pasti, BRI Super League 2025/26 akan terus menghadirkan drama dan keseruan yang sulit ditebak. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber : BRI SUPER LEAGUE

Read More

Investasi Gen Z: Dari Saham hingga Aset Digital yang Jadi Identitas Baru

Surabaya – 1miliarsantri.net: Generasi Z hadir dengan cara pandang baru dalam mengelola uang. Jika dulu investasi identik dengan sesuatu yang rumit, eksklusif, dan hanya bisa diakses kalangan tertentu, kini justru menjadikan investasi Gen Z bagian dari gaya hidup. Dari saham, reksa dana, hingga aset digital seperti kripto dan NFT, pilihan instrumen investasi bukan sekadar soal mencari keuntungan, tetapi juga menjadi medium untuk menunjukkan identitas, nilai, dan aspirasi mereka. Di layar ponsel anak muda kota besar hari ini, bukan hal aneh jika aplikasi yang paling sering dibuka bukan lagi sekadar Instagram atau TikTok. Sebaliknya, nama-nama seperti Bibit, Stockbit, hingga aplikasi exchange kripto semakin menempati ruang utama. Gen Z tumbuh dalam ekosistem digital yang membuat informasi soal investasi jauh lebih mudah diakses dibanding generasi sebelumnya. Jika dahulu belajar saham identik dengan seminar berbiaya tinggi atau membaca koran bisnis, kini cukup sekali klik tersedia analisis, grafik, hingga rekomendasi produk investasi yang telah dipersonalisasi. Fenomena ini menjadi penanda pergeseran cara generasi muda memandang uang. Bagi banyak anak Gen Z, investasi bukan lagi sekadar aktivitas orang kaya atau kalangan profesional finansial. Aktivitas ini kini menjelma sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, bahkan tak jarang dijadikan simbol status baru. Jika teman sebaya sudah rutin menyetor dana ke reksa dana pasar uang atau membeli saham bank digital, maka ada rasa tertinggal jika tidak ikut mencoba. Saham, Reksa Dana, hingga Kripto Jadi Pilihan Investasi Gen Z Populer Platform investasi digital seperti Bibit dan Stockbit memainkan peran besar dalam membentuk tren ini. Bibit, misalnya, hadir dengan tagline “Memudahkanmu Berinvestasi” melalui algoritma yang menyesuaikan rekomendasi produk dengan profil risiko pengguna. Sementara itu, Stockbit menggabungkan pasar saham dengan media sosial, memungkinkan penggunanya berdiskusi, berbagi rekomendasi, hingga membentuk komunitas investor muda yang aktif. Ekosistem digital inilah yang membuat investasi terasa lebih inklusif, tidak lagi berjarak, serta mampu menghilangkan kesan eksklusif yang sebelumnya melekat. Selain saham dan reksa dana, aset digital seperti kripto juga menjadi pintu masuk utama investasi bagi Gen Z. Meski tren NFT sempat meredup, kripto tetap bertahan sebagai instrumen dengan daya tarik tinggi. Volatilitas ekstrem, harga yang bisa melonjak tajam dalam semalam lalu anjlok keesokan harinya, menciptakan sensasi tersendiri. Bagi sebagian anak muda, risiko besar justru menjadi adrenalin tambahan, seolah-olah sedang bermain gim dengan uang nyata. Namun tidak semua yang masuk ke dunia ini benar-benar memahami risikonya. Di media sosial, konten tentang kripto atau forex kerap dikemas glamor dengan narasi “cepat kaya”. Padahal, peluang kerugian tak kalah besar dari potensi keuntungan. Tak sedikit cerita anak muda kehilangan tabungan hanya karena ikut-ikutan tanpa analisis mendalam. Fenomena ini mencerminkan paradoks investasi di era digital: informasi melimpah, tetapi kemampuan menyaring informasi kredibel masih menjadi tantangan besar. Identitas Digital dan Dinamika Sosial Baru Investasi kini bukan hanya soal angka atau keuntungan, melainkan juga menjadi bagian dari identitas digital generasi muda. Di X (dulunya Twitter) atau Instagram, portofolio saham kerap dipamerkan, hasil keuntungan dibagikan, dan diskusi seputar pilihan investasi berlangsung terbuka. Aktivitas ini melahirkan dinamika baru, di mana investasi tidak sekadar memiliki nilai ekonomi, melainkan juga fungsi sosial: medium eksistensi dan personal branding. Seperti outfit, playlist musik, atau hobi tertentu, portofolio investasi menjadi simbol gaya hidup yang ingin ditampilkan ke publik. Hal ini terlihat jelas dalam komunitas digital, di mana membicarakan saham pilihan atau tren kripto tertentu bisa menjadi cara anak muda menegaskan identitas sosialnya. Tokoh publik juga memberi warna dalam tren ini. Salah satunya Timothy Ronald, figur populer di kalangan Gen Z dengan konten viral di TikTok dan YouTube. Meski sering menuai kontroversi karena gaya bicaranya yang blak-blakan, ia berhasil menarik perhatian dengan mengajak generasi muda berpikir lebih kritis soal keuangan. Ucapannya yang menyebut orang “ngegym itu goblok” sempat menghebohkan publik, meski maksudnya adalah agar anak muda tidak hanya fokus pada fisik, melainkan juga membangun aset untuk masa depan. Cara komunikasi yang lugas ini justru relevan bagi Gen Z yang terbiasa dengan percakapan langsung tanpa basa-basi. Namun, tren ini juga menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah investasi yang diperlakukan sebagai gaya hidup benar-benar sehat? Dari satu sisi, keterlibatan Gen Z jelas positif karena menunjukkan literasi finansial yang semakin tinggi. Mereka tidak hanya memikirkan konsumsi, tetapi juga mencari cara menumbuhkan uang. Namun dari sisi lain, banyak yang terjun terlalu cepat tanpa bekal pemahaman mendalam, terutama dalam instrumen berisiko tinggi seperti kripto atau forex. Tantangan Literasi dan Arah Jangka Panjang Literasi keuangan sejati bukan sekadar tahu cara membuka akun atau menekan tombol beli. Ia menuntut pemahaman fundamental, mulai dari prinsip diversifikasi, membaca laporan keuangan, hingga mengenali pola scam yang kerap muncul dalam dunia digital. Tanpa pemahaman tersebut, investasi bisa menjelma perjudian modern yang berisiko menjerumuskan anak muda dalam kerugian besar. Gen Z tumbuh di era aplikasi, di mana kecepatan dan akses menjadi segalanya. Tak heran jika preferensi mereka lebih cair, mudah berpindah dari satu instrumen ke instrumen lain sesuai tren. Saham, reksa dana, kripto, bahkan forex hanyalah medium. Yang lebih penting adalah bagaimana generasi ini membangun kebiasaan berpikir jangka panjang. Ekonomi digital memang membuka peluang luas bagi Gen Z untuk mandiri secara finansial. Namun, peluang ini datang dengan tuntutan kedewasaan dalam pengambilan keputusan. Keberanian generasi muda untuk mencoba sudah terbukti, kini tantangannya adalah bagaimana mengasah ketajaman analisis agar investasi benar-benar menjadi jalan menuju kemandirian, bukan sekadar euforia sesaat. Pada akhirnya, perjalanan investasi Gen Z adalah refleksi dari zamannya, zaman yang serba cepat, penuh informasi, sekaligus penuh risiko. Jika mampu menyeimbangkan semangat bereksperimen dengan pemahaman mendalam, generasi ini berpeluang besar menjadi motor literasi keuangan baru di Indonesia. (**) Penulis: Faruq Ansori Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Rekap Pertandingan BRI Super League: Banyak Kejutan Terjadi dan Persija Tergeser dari Puncak Klasemen Turun ke Posisi 2

Liga Indonesia Pekan Ketiga Diwarnai Kejutan 6 dari 18 Tim Tak Terkalahkan Jakarta – 1miliarsantri.net: Pekan ketiga Liga Super Indonesia telah berlangsung dan melahirkan banyak kejutan. Kompetisi kast tertinggi sepak bola Indonesia dikenal dengan “BRI Super League menyajikan pertandingan yang menarik dan kompetitif. Persaingan ketat antar klub membuat atmosfer pertandingan semakin panas dan sulit ditebak, penonton dag-dig-dug menyaksikan pertandinga. Bahkan, Persija Jakarta yang sempat memimpin klasemen sementara dengan performa luar biasa harus rela turun ke posisi dua setelah disalip Borneo FC Samarinda. Tim dari Kalimantan ini tampil gemilang dan menyapu bersih tiga laga awal BRI Super League. Fenomena ini membuat banyak penggemar semakin penasaran dengan perjalanan panjang Indonesia Super League musim 2025–2026 yang baru dimulai. Dinamika Persaingan di Indonesia Super League Setiap musim, Liga Indonesia “Indonesia Super League” selalu menyuguhkan cerita berbeda. Klub-klub besar dengan tradisi juara tidak pernah bisa merasa aman karena tim kuda hitam terus bermunculan dan memberi perlawanan sengit. Musim 2025–2026 ini bisa menjadi salah satu yang paling menarik karena sejak awal sudah terlihat ketatnya persaingan di papan atas BRI Super League. Borneo FC Samarinda menjadi sorotan utama setelah berhasil mengamankan posisi pertama klasemen sementara dengan catatan sempurna. Tiga kemenangan beruntun membuat mereka mengoleksi sembilan poin penuh. Tidak hanya menang, permainan yang ditampilkan juga cukup solid, dengan mencetak lima gol dan hanya kebobolan satu. Performa ini menjadikan mereka kandidat serius dalam perebutan gelar juara Indonesia Super League. Di sisi lain, Persija Jakarta juga menunjukkan permainan impresif. Klub berjuluk Macan Kemayoran ini mengoleksi tujuh poin dari tiga pertandingan, hasil dari dua kemenangan dan satu kali seri. Dengan catatan delapan gol dan hanya kebobolan satu, Persija membuktikan diri sebagai salah satu tim dengan lini depan dan lini belakang yang seimbang. Namun, meskipun start mereka cukup gemilang, hasil imbang di pekan ketiga membuat posisi puncak harus direlakan kepada Borneo FC. Tidak kalah menarik, Arema FC juga ikut meramaikan papan atas dengan catatan serupa seperti Persija. Klub asal Malang ini mampu mengoleksi tujuh poin dengan selisih gol yang sedikit berbeda. Hal ini semakin menegaskan bahwa Indonesia Super League musim ini benar-benar dipenuhi kejutan sejak awal. Persija Jakarta Dari Puncak Klasemen ke Posisi Dua Perjalanan Persija Jakarta di Indonesia Super League musim ini bisa dibilang cukup fenomenal. Setelah tampil meyakinkan di dua pertandingan awal, Macan Kemayoran langsung merebut posisi puncak klasemen. Dukungan penuh dari The Jakmania yang selalu setia mendampingi, baik di kandang maupun tandang, menjadi energi tambahan bagi tim ibu kota ini. Namun, kejutan datang di pekan ketiga. Pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan justru berakhir dengan hasil imbang. Alhasil, poin Persija tertahan di angka tujuh, dan Borneo FC yang berhasil menyapu bersih tiga pertandingan langsung melesat ke posisi pertama. Walaupun turun ke peringkat dua, performa Persija tetap menuai banyak pujian. Kekuatan lini serang mereka yang mampu mencetak delapan gol dari tiga laga membuktikan efektivitas strategi yang diterapkan pelatih. Penurunan posisi ini tidak berarti buruk bagi Persija. Justru, hal ini bisa menjadi motivasi tambahan untuk bangkit dan kembali merebut puncak klasemen. Persaingan yang masih panjang memberi kesempatan besar bagi Macan Kemayoran untuk menegaskan dominasi mereka di Indonesia Super League. Kejutan dari Borneo FC dan Ketatnya Persaingan Kebangkitan Borneo FC Samarinda di awal musim menjadi salah satu cerita paling menarik di Indonesia Super League tahun ini. Tidak banyak yang menduga mereka akan langsung memuncaki klasemen dengan catatan sempurna. Dengan permainan disiplin dan kolektivitas yang tinggi, Borneo berhasil menunjukkan konsistensi sejak laga perdana. Kemenangan demi kemenangan tidak hanya memberi poin, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri tim. Hal ini membuat Borneo FC kini diperhitungkan sebagai penantang serius dalam perebutan gelar. Persaingan dengan Persija dan Arema di papan atas menjadi bukti nyata bahwa Indonesia Super League musim 2025–2026 tidak akan mudah ditebak. Selain tiga tim besar tersebut, klub-klub lain juga siap menghadirkan kejutan. Dalam beberapa musim terakhir, tim-tim non-unggulan kerap menjadi batu sandungan bagi klub besar. Hal ini yang membuat perjalanan Indonesia Super League selalu menegangkan hingga akhir musim. Antusiasme Suporter dan Harapan ke Depan Tidak bisa dipungkiri, atmosfer Indonesia Super League tidak akan seseru ini tanpa dukungan para suporter fanatik. Stadion-stadion penuh warna, chant yang menggema, serta koreografi indah selalu menjadi ciri khas yang membedakan liga ini dengan kompetisi lain. Kehadiran suporter tidak hanya memberi semangat bagi pemain, tetapi juga menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat luas untuk terus mengikuti jalannya kompetisi. Melihat persaingan yang semakin ketat, harapan besar pun muncul agar kompetisi musim ini berjalan lebih sehat dan kompetitif. Para penggemar berharap setiap pertandingan Indonesia Super League mampu menghadirkan hiburan sekaligus menjaga kualitas permainan sepak bola nasional. Jika konsistensi tim-tim besar dan kejutan dari klub lain terus hadir, bukan tidak mungkin Indonesia Super League musim ini akan tercatat sebagai salah satu musim paling berkesan dalam sejarah. Rekap pertandingan awal musim Indonesia Super League telah membuktikan bahwa persaingan di papan atas sangat ketat. Persija Jakarta yang sempat menguasai puncak klasemen kini harus puas di posisi dua, sementara Borneo FC Samarinda tampil mengejutkan dengan raihan sempurna. Arema FC pun ikut meramaikan persaingan dengan catatan positif. Semua ini membuat atmosfer kompetisi semakin panas dan menarik untuk disimak hingga akhir musim. Dengan dukungan penuh suporter serta performa gemilang dari berbagai klub, Indonesia Super League diyakini akan terus menghadirkan kejutan yang sulit dilupakan.*** Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber : BRI SUPER LEAGUE

Read More

Pemerintah Lanjutkan Efisiensi Anggaran Belanja Negara di 2026, Kebijakan Berisiko?

Tegal – 1miliarsantri : Pemerintah memastikan lanjutkan kebijakan efisiensi belanja anggaran akan kembali diberlakukan pada tahun 2026. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan aturan baru yang mengatur penghematan belanja negara, mulai dari pembelian alat tulis kantor, pelaksanaan acara seremonial, hingga biaya perjalanan dinas. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 56 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pelaksanaan Efisiensi Belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang resmi berlaku sejak 5 Agustus 2025. Aturan tersebut bertujuan memastikan penggunaan APBN berjalan efektif, efisien, dan tepat sasaran. Dalam beleid itu disebutkan, “Perlu mengambil langkah-langkah pelaksanaan efisiensi belanja negara dalam APBN dengan tetap memperhatikan prioritas penganggaran berdasarkan arahan presiden.” Fokus Efisiensi: Belanja Barang hingga Transfer ke Daerah Berdasarkan Pasal 2 ayat (1), efisiensi dilakukan untuk menjaga keberlanjutan fiskal sekaligus mendukung program prioritas pemerintah. Langkah ini mencakup efisiensi anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) dan penghematan transfer ke daerah (TKD). Pasal 2 ayat (3) menyebutkan bahwa hasil efisiensi “utamanya digunakan untuk kegiatan prioritas presiden yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.” Sri Mulyani diberi kewenangan menetapkan besaran penghematan untuk tiap K/L, sesuai kebijakan yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto. Besaran efisiensi ditentukan berdasarkan persentase dari total belanja pada masing-masing jenis, seperti belanja barang, belanja modal, hingga kategori lain sesuai arahan presiden. Adapun sejumlah item belanja yang masuk dalam daftar efisiensi antara lain: Pasal 5 ayat (1) menegaskan, bila target efisiensi tak tercapai, K/L bisa menyesuaikan jenis belanja, asalkan efisiensi tetap terpenuhi dan belanja pegawai, operasional kantor, fungsi dasar, serta pelayanan publik tidak terganggu. Pemerintah juga memberi perlindungan terhadap pegawai non-ASN yang masih aktif, kecuali kontraknya habis atau tidak diperpanjang. K/L juga diwajibkan menyampaikan rencana efisiensi belanja kepada DPR jika dipersyaratkan oleh ketentuan peraturan. Pembukaan Blokir Anggaran PMK ini turut mengatur mekanisme pembukaan blokir dari hasil efisiensi APBN. Pembukaan blokir bisa diajukan oleh menteri atau pimpinan lembaga, setelah mendapat arahan dari presiden. Dana yang diblokir dapat digunakan kembali untuk: Sri Mulyani berwenang memberikan arahan pembukaan blokir kepada Dirjen Anggaran Kemenkeu, dengan acuan arahan presiden. Sementara untuk TKD, Bab IV PMK Nomor 56 Tahun 2025 mengatur lima sektor yang wajib dihemat mulai 2026: Dana hasil efisiensi TKD akan dicadangkan dan tidak langsung disalurkan, kecuali ada instruksi dari presiden. Lanjutan dari Efisiensi 2025 Kebijakan efisiensi ini bukan hal baru. Tahun 2025, pemerintah sudah melaksanakan langkah serupa berdasarkan Surat Menkeu Nomor S-37/MK.02/2025. Presiden Prabowo bahkan telah menerbitkan Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang menargetkan penghematan di APBN dan APBD. Hasilnya, pemerintah berhasil menghemat belanja K/L sebesar Rp256,1 triliun dan dana TKD Rp50,59 triliun. Namun, pertanyaannya: apakah kebijakan ini tepat untuk dilanjutkan di 2026, mengingat kondisi ekonomi yang masih lesu? Pro-Kontra dari Kalangan Ekonom Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, menilai efisiensi anggaran sah-sah saja untuk menjaga disiplin fiskal, terutama di tengah tekanan pembiayaan APBN akibat pelemahan pendapatan, beban bunga utang yang meningkat, dan kebutuhan menjaga defisit tetap terkendali. Namun, ia mengingatkan kondisi makroekonomi saat ini menunjukkan perlambatan konsumsi rumah tangga, stagnasi investasi swasta, dan meningkatnya tekanan sosial akibat PHK serta daya beli yang melemah. “Dalam konteks tersebut, efisiensi anggaran bisa kontraproduktif bila diterapkan secara across-the-board tanpa mempertimbangkan fungsi stimulatif belanja negara terhadap perekonomian,” ujarnya, dikutip dari CNNIndonesia.com. Rizal menyarankan efisiensi difokuskan pada belanja birokrasi yang berdampak kecil ke masyarakat, seperti perjalanan dinas, honorarium, atau acara seremonial. Sebaliknya, belanja yang memiliki multiplier effect tinggi, seperti perlindungan sosial, subsidi pangan dan energi, dana pendidikan dan kesehatan, sebaiknya tidak dipangkas. Syafruddin Karimi, Ekonom Universitas Andalas, menyebut efisiensi dari sudut pandang teknokratis adalah keniscayaan demi menjaga kesehatan fiskal, apalagi di tengah ancaman defisit dan tekanan global. Namun, ia mengingatkan bahwa efisiensi tidak boleh sekadar memotong anggaran tanpa strategi realokasi yang produktif. “Belanja efisien seharusnya diukur berdasarkan dampaknya terhadap produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan penurunan kemiskinan, bukan semata nominal penghematan,” tegasnya, dikutip dari CNNIndonesia.com. Menurut Syafruddin, pemerintah perlu menyiapkan peta jalan realokasi belanja yang jelas dan melibatkan masukan dari pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat sipil. Tanpa itu, efisiensi berpotensi menghambat pertumbuhan di sektor strategis seperti infrastruktur, pendidikan, dan bantuan sosial. Dari berbagai pandangan para ekonom di atas, jelas bahwa kebijakan efisiensi anggaran di 2026 berada di persimpangan: di satu sisi diperlukan untuk menjaga keuangan negara tetap sehat, di sisi lain berisiko menahan laju pemulihan ekonomi jika tidak dilakukan secara selektif. Pemerintah kini menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan dua kepentingan ini. Efisiensi harus diarahkan pada pos-pos yang tidak produktif, sembari memastikan program strategis dan pelayanan publik tetap berjalan optimal. Keputusan ini bukan sekadar soal memangkas anggaran, tetapi bagaimana mengatur prioritas agar setiap rupiah APBN benar-benar memberi manfaat maksimal bagi masyarakat. (***) Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Foto by AI

Read More

Konsep Ekonomi Berbagi dan Solusi Masa Depan Kepemilikan di Perkotaan

Surabaya – 1miliarsantri.net : Di kota-kota besar, ruang semakin sempit dan biaya hidup kian tinggi. Harga rumah terus melambung, kendaraan pribadi memicu kemacetan, sementara kepemilikan barang-barang tertentu sering kali tidak lagi sebanding dengan beban biaya yang harus ditanggung. Dalam situasi ini, lahirlah sebuah konsep yang perlahan mengubah cara pandang dan jadi solusi masa depan masyarakat terhadap kepemilikan: ekonomi berbagi. Konsep ini awalnya mudah dikenali melalui layanan transportasi daring atau penyewaan sepeda dan skuter listrik. Namun cakupannya jauh lebih luas: berbagi ruang kerja bersama, berbagi hunian sementara, hingga berbagi barang rumah tangga sederhana. Semua ini tumbuh sebagai respons atas meningkatnya kebutuhan hidup urban yang menuntut efisiensi. Dari Kepemilikan ke Akses: Gaya Hidup Baru Kaum Urban Ambil contoh Fulan, seorang pekerja di Jakarta. Tinggal di apartemen mungil tak jauh dari kantornya, ia dulu merasa harus memiliki motor pribadi demi mobilitas lancar. Namun setelah menghitung cicilan, bensin, parkir, dan biaya perawatan, ia sadar biaya itu lebih tinggi dibanding ongkos transportasi daring. Perlahan, ia memilih “akses” ketimbang “kepemilikan penuh”. Fenomena serupa terlihat pada hunian. Fulanah, seorang desainer grafis, memutuskan tinggal di co-living, ruang tinggal bersama dengan kamar privat kecil, tetapi dilengkapi fasilitas dapur dan ruang kerja komunal. Biayanya lebih terjangkau dan fasilitasnya lebih lengkap daripada jika ia harus menanggung semua sendirian. Dari sini terlihat, rumah bukan lagi sekadar aset pribadi, melainkan ruang hidup yang bisa dibagi sesuai kebutuhan. Pergeseran pola ini mencerminkan nilai baru di kota besar. Generasi muda semakin terbiasa dengan konsep berbagi karena lebih realistis secara finansial. Akses terhadap barang atau jasa kini lebih dihargai daripada kepemilikan itu sendiri. Dimensi Sosial dan Tantangan Ekonomi Berbagi Di balik efisiensi, ekonomi berbagi juga menumbuhkan lapisan sosial baru. Ruang kerja bersama menciptakan interaksi dan pertukaran ide antar pengguna, penghuni co-living sering kali saling menolong, bahkan penyewa sepeda listrik merasa menjadi bagian dari komunitas tertentu. Dengan cara ini, ekonomi berbagi bukan hanya soal menghemat biaya, tetapi juga membangun kebersamaan di tengah kota yang cenderung individualis. Namun, praktiknya tidak selalu seindah yang dibayangkan. Banyak tantangan yang muncul, mulai dari regulasi hingga keamanan. Misalnya, rumah-rumah yang dialihfungsikan menjadi homestay daring dalam jumlah besar dapat mendorong kenaikan harga sewa lokal. Di sisi lain, pekerja transportasi daring kerap terjebak dalam tarik ulur status: apakah mereka pekerja bebas atau karyawan tetap dengan hak penuh? Konsekuensinya, ekonomi berbagi kadang justru memperlihatkan sisi eksploitatif. Layanan yang awalnya dimaksudkan untuk inklusi berisiko menciptakan kesenjangan baru. Mereka yang memiliki akses digital akan lebih mudah memanfaatkan peluang, sementara kelompok yang tertinggal secara teknologi justru makin terpinggirkan. Kesenjangan ini bukan sekadar kaya dan miskin, tetapi antara mereka yang bisa masuk ke ekosistem digital dengan mereka yang tidak. Masa Depan Kepemilikan di Kota: Regulasi Jadi Penentu Arah perubahan tampak jelas: di kota dengan populasi padat, kepemilikan bukan lagi standar utama kesejahteraan. Yang lebih dihargai adalah akses. Bagi generasi muda, kepemilikan penuh atas rumah besar atau kendaraan pribadi tidak lagi menjadi prioritas. Mereka lebih rela membayar layanan sewa mobil sesekali daripada membeli, atau memilih co-living fleksibel daripada memaksakan kredit rumah besar. Mungkin inilah wajah baru perkotaan: masa depan di mana kata “akses” lebih akrab dibanding “milik”. Namun, pergeseran besar ini membutuhkan regulasi yang bijak. Pemerintah kota dan negara perlu hadir, bukan untuk menghambat inovasi, tetapi memastikan perlindungan konsumen dan pekerja, serta mencegah monopoli oleh segelintir perusahaan teknologi. Tanpa regulasi adil, ekonomi berbagi bisa menjadi bumerang: merugikan masyarakat, menekan pekerja, dan memperlebar kesenjangan sosial. Sebaliknya, dengan kebijakan tepat, ekonomi berbagi dapat menjadi jalan keluar atas mahalnya biaya hidup di kota besar. Pada akhirnya, ekonomi berbagi bukan sekadar tren sesaat, melainkan refleksi perubahan mendasar dalam cara hidup di perkotaan. Mungkin suatu hari, generasi berikutnya akan lebih akrab dengan berbagi akses ketimbang kepemilikan penuh. Dan di situlah wajah baru kota akan terbentuk, kota yang bertahan bukan karena siapa memiliki paling banyak, tetapi siapa yang paling cerdas memanfaatkan akses bersama. (**) Penulis: Faruq Ansori Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Sound Horeg Pernah Dipakai Sebagai Senjata Korea Selatan Goyang Korea Utara, Begini Ceritanya!

Sound Horeg Senjata Suara Raksasa Unik Korea Selatan Diperbatasan Korea Utara Bekasi – 1miliarsantri.net: Perang tidak hanya monopoli senjata berpeluru, meriam dengan bola api dahsyat atau pesawat tempur canggih serta kapal perang berpeluru kendali, ini dibuktikan oleh Korea Selatan ketika berhadapan dengan Korea Utara menggunakan “Sound Horeg” atau “Pengeras Suara Raksasa”, sebagai senjata dan alat propaganda. Kalau kamu kira perang cuma soal senjata dan peluru, maka perkiraanmu salah besar! Karena ada sejarah dunia yang unik, di mana Korea Selatan ternyata punya senjata unik yang dikenal sebagai sound horeg, pengeras suara raksasa yang bukan untuk konser, tapi untuk mengusik tetangganya, Korea Utara. Bukan sekadar alat, sound horeg ini punya sejarah panjang dalam perang propaganda di Semenanjung Korea. Menariknya, bukan hanya Korsel yang memainkannya, tapi juga Pyongyang ikut membalas dengan versi mereka sendiri. Awal Mula Sound Horeg di Perbatasan Cerita ini dimulai pada 1962 ketika Korut memulai siaran propaganda lewat pengeras suara di perbatasan. Isinya adalah seruan agar warga Korea Selatan membelot ke negara tanpa pajak, istilah manis mereka untuk memikat orang ke Pyongyang. Tak mau kalah, setahun kemudian, pada 1963, Korsel meluncurkan sound horeg pertamanya. Isinya lebih ceria dibanding propaganda keras Korut. Mereka memutar musik K-pop era jadul, lagu-lagu hits Seoul, dan program budaya yang dirancang supaya warga Utara penasaran dengan kehidupan di Selatan. Bukan Cuma Hiburan, Tapi Strategi Psikologis Kalau kamu pikir ini cuma hiburan gratis buat warga perbatasan, ternyata enggak. Sound horeg ini punya misi penting: mempengaruhi psikologi tentara dan warga yang berada di area perbatasan. Bayangin, kamu tentara Korut, bertugas di pos terdepan, tapi setiap hari dengerin lagu-lagu catchy dari Selatan, iklan produk, atau berita soal kemajuan ekonomi Korea Selatan. Lama-lama rasa penasaran bisa muncul, dan di situlah misi propaganda mulai bekerja. Masa Damai Sementara dengan Propaganda Off pada 2004 Menariknya, di tahun 2004, kedua negara sempat sepakat untuk menghentikan siaran ini. Masa itu disebut period of detente, yaitu periode ketika Korsel dan Korut berusaha mengurangi ketegangan. Namun, seperti hubungan yang penuh drama, kedamaian ini nggak bertahan lama. Pada 2015, setelah dua tentara Korsel terluka akibat ranjau darat yang diduga ditanam militer Korut, sound horeg kembali menggelegar di perbatasan. On-Off Sesuai Kondisi Politik Hubungan Korsel-Korut memang seperti lampu yang kadang menyala, kadang mati. Begitu ada gesekan politik, sound horeg biasanya langsung dihidupkan lagi. Begitu situasi agak tenang, speaker pun dimatikan. Terbaru, pada Juni 2024, sound horeg Korsel kembali aktif. Alasannya? Korea Utara mengirim balon berisi sampah ke wilayah Selatan sebagai bentuk protes terhadap selebaran anti-Korut yang dikirim aktivis Korsel. Balasan Seoul? Ya, suara nyaring dari perbatasan yang bisa didengar hingga kilometer jauhnya. Akhir Era Sound Horeg di 2025 Pada Agustus 2025, sebuah babak baru dimulai. Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, memutuskan untuk membongkar semua sound horeg yang ada di perbatasan. Alasannya jelas, yakni ingin menciptakan hubungan yang lebih damai dengan Korea Utara. Sejak awal kampanye, Lee sudah menegaskan bahwa diplomasi dan kerja sama lebih penting daripada perang psikologis. Dengan dicabutnya pengeras suara ini, ia berharap kedua negara bisa fokus membangun hubungan yang lebih sehat tanpa saling mengusik lewat suara. Perlukah Sound Horeg di Masa Depan? Kalau mau jujur, sound horeg ini punya dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia efektif untuk menunjukkan kekuatan lunak (soft power) Korea Selatan, mempamerkan budaya, musik, dan cara hidup yang bebas. Tapi di sisi lain, ia juga memicu ketegangan baru yang bisa merugikan kedua pihak. Selain itu, dunia sudah cukup bising dengan berbagai konflik. Daripada mengadu suara di perbatasan, akan lebih bermanfaat kalau kedua negara fokus membangun jembatan komunikasi yang sehat. Bayangkan kalau energi dan teknologi yang dipakai untuk sound horeg justru digunakan untuk proyek kolaborasi lintas batas, misalnya, pertukaran budaya atau pembangunan infrastruktur bersama. Memang, sejarah panjang konflik Korea tidak mudah dihapus hanya dengan mematikan speaker. Tapi setidaknya, langkah Presiden Lee Jae Myung bisa jadi awal untuk mengubah narasi. Dari yang tadinya siapa lebih nyaring menjadi siapa lebih bijak. Sound horeg bukan cuma soal speaker raksasa di perbatasan Korea. Ia adalah simbol dari persaingan panjang, adu ideologi, dan strategi perang psikologis antara Selatan dan Utara. Sekarang, setelah era sound horeg resmi berakhir pada 2025, tantangan baru muncul: bisakah kedua negara menjaga perdamaian tanpa saling mengusik? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, kalau suara bisa memecah belah, suara juga bisa menyatukan. Tinggal bagaimana kedua pihak memilih nada yang tepat. Kalau kalian menyikapi sound horeg ini gimana? Mengingat di Indonesia penuh pro dan kontra?*** Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Foto ilustrasi GPT

Read More

Peluncuran Perdana ‘Dapur Makan Bergizi Gratis di Ceger-Cipayung 001’ Wujud Kepedulian untuk Generasi Sehat

Dapur Makan Bergizi Gratis Kolaborasi Untuk Peningkatan Kualitas Gizi Anak-Anak Sekolah. Jakarta Timur – 1miliarsantri.net: Suasana peringatan HUT RI ke-80 tahun 2025 masih hangat terasa di relung jiwa bangsa Indonesia. Masih dalam suasana peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia, lahir sebuah momentum bersejarah bagi masyarakat Cipayung, khususnya para siswa-siswi dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), hadirnya program Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Ceger – Cipayung 001 resmi diluncurkan untuk pertama kalinya. Program ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan gizi anak-anak sekolah di wilayah Cipayung, sekaligus wujud nyata dari kepedulian bersama terhadap pentingnya makanan sehat dalam mendukung tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Acara launching perdana berlangsung sederhana namun sarat makna, pada Senin 25 Agustus 2025. Sejumlah tokoh hadir, di antaranya Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), perwakilan Yayasan Mustika Cakrawala Nusantara sebagai mitra dapur MBG, serta para relawan yang selama ini bekerja di balik layar menyiapkan kegiatan tersebut. Kehadiran mereka menjadi simbol sinergi antara lembaga, masyarakat, dan para pegiat sosial yang berkomitmen menghadirkan solusi untuk peningkatan kualitas gizi anak-anak sekolah. Dalam sambutannya, Kepala SPPG, Ibu Wahyu Armadhea Putri, menekankan bahwa program ini bukan sekadar memberi makan gratis. Lebih dari itu, dapur bergizi gratis menjadi sarana untuk menanamkan nilai gotong royong, memperkuat kepedulian sosial, serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat sejak dini. “Kami berharap program ini berkelanjutan, konsisten, dan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk segera melakukan hal serupa. Kesehatan anak-anak adalah investasi masa depan bangsa,” tegasnya. Sejak pagi hari, tim relawan sudah menyiapkan hidangan bergizi untuk kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah yang sebelumnya telah terdata sebagai penerima manfaat. Kepala sekolah bersama para guru tampak antusias menyambut program ini. Mereka menilai hadirnya dapur bergizi gratis sangat membantu, terutama bagi siswa-siswi yang membutuhkan asupan makanan sehat untuk mendukung proses belajar mengajar. Menu yang disajikan pun tidak sembarangan. Seluruh hidangan dipilih dengan memperhatikan kandungan nutrisi seimbang, mulai dari karbohidrat, protein, serat, hingga vitamin. Dengan begitu, makanan yang diberikan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga mendukung perkembangan fisik dan daya konsentrasi anak. Momen haru turut dirasakan oleh Ketua Yayasan Mustika Cakrawala Nusantara, Ibu Gesty Probowati W., S.IP., M.Si. Dalam sambutannya, ia tak kuasa menahan tangis bahagia atas terwujudnya program ini. Menurutnya, peluncuran dapur bergizi gratis merupakan buah kerja keras berbagai pihak yang telah berkolaborasi demi kepentingan bersama. Ia juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dadan Hindayana, yang telah memberikan dukungan penuh hingga program ini berhasil diwujudkan. “Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi, tanpa kebersamaan ini mustahil program bisa berjalan. Semoga keberkahan selalu menyertai langkah kita,” ungkapnya penuh rasa syukur. Hadirnya Dapur Makan Bergizi Gratis Ceger – Cipayung 001 diharapkan dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan. Harapan besar disampaikan oleh pihak sekolah dan masyarakat agar kebutuhan dasar gizi siswa-siswi terpenuhi dengan baik. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh lebih sehat, cerdas, serta mampu berprestasi, sehingga cita-cita besar mencetak generasi unggul bagi bangsa Indonesia dapat tercapai. Program ini juga menjadi simbol bahwa kolaborasi lintas sektor—antara lembaga, yayasan, masyarakat, dan pemerintah—dapat melahirkan gerakan nyata untuk kesejahteraan bersama. Launching perdana ini tidak hanya sekadar seremoni, melainkan langkah awal dari perjalanan panjang menuju masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.** Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Editor : Thamrin Humris Foto Istimewa

Read More

Robot Jaguar Dipakai Militer Israel Gantikan Tentara Tempur Dalam Perang Gaza

‘Jaguar’: Robot Terbaru dan Tercanggih IDF Hadapi Pejuang Palestina Yerusalem – 1miiliarsantri.net: Robot Jaguar merupakan sistem robotik semi-otonom yang dirancang untuk menggantikan peran prajurit di perbatasan, khususnya pada zona perbatasan Gaza. Robot ini dikembangkan bersama oleh IDF dan Israel Aerospace Industries (IAI). Militer Israel mengandalkan Jaguar untuk menggantikan tentara tempurnya menghadapi pejuang Palestina di jalur Gaza, yang hingga saat ini belum mampu dikuasai Israel, juga belum bisa melunpuhkan kekuatan Hamas. Fungsi Utama Jaguar Energi dan Daya Tahan Perangkat militer IDF ini diperkuat beberapa baterai lithium-ion 6T COMBATT yang diproduksi oleh perusahaan Epsilor. Setiap unit Jaguar dilengkapi baterai yang menyimpan lebih dari 16 kWh energi—memberikan daya tahan cukup untuk berbagai fungsi, termasuk propulsi, persenjataan, sensor, dan sistem komunikasi. Manfaat Strategis Dalam Perang Kelemahan Jaguar Jaguar memang menawarkan keunggulan besar dalam mengurangi risiko bagi prajurit dan menjaga perbatasan secara 24/7. Namun, ia masih terbatas pada ketahanan energi, potensi kerentanan elektronik, biaya tinggi, serta isu etika dan hukum perang. Penggunaan Jaguar dalam era perang modern bukan solusi tunggal, penggunaan robot tempur bagian dari kombinasi pertahanan dengan kemampuan prajurit manusia.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : EurAsianTimes dan IDF.IL

Read More