Mengamalkan dan Sering Baca Doa ini Siang Hari Jika Ajal Menjemput Niscaya Ahli Surga

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ada bacaan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits. Riwayat ini menjelaskan keutamaan besar sebuah doa yang jika dibaca maka bisa menjadikan seorang Muslim ahli surga. Dalam riwayat Syadad bin Aus, Rasulullah SAW bersabda: سَيِّدُ الِاسْتِغْفارِ أنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلَّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا علَى عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي؛ فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أنْتَ. قالَ: ومَن قالَها مِنَ النَّهارِ مُوقِنًا بها، فَماتَ مِن يَومِهِ قَبْلَ أنْ يُمْسِيَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ، ومَن قالَها مِنَ اللَّيْلِ وهو مُوقِنٌ بها، فَماتَ قَبْلَ أنْ يُصْبِحَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ. “Sayyidul Istighfar adalah ketika kamu berkata (berdoa), “Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau, Engkau telah menciptakanku, sedangkan aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku,…” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mengucapkan doa ini (Sayyidul Istighfar) pada siang hari dengan menyakini isinya, kemudian mati pada hari itu sebelum petang, niscaya dia termasuk ahli Surga. Siapa yang membacanya pada malam hari dengan meyakini isinya, kemudian dia mati sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli surga.” (HR. Bukhari) Lafadz doa lengkap Sayyidul Istighfar yang tercantum dalam hadits tersebut, sebagai berikut. اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لاَ إلٰهَ إلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ Latin: Allahumma anta robbii laa ilaaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, a’uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu ulaka bi dzambii faghfirlii, fa innahu laa yaghfirudz dzunuu-ba illaa anta Terjemahan: “Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau, Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.” Nabi Muhammad SAW juga pernah memberikan pesan tentang khasiat beristighfar. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: Khasiat Istighfar ( مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ) رواه أبو داود (1518) وابن ماجه (3819) ، وأحمد في “المسند” (1/248) ، والطبراني في “المعجم الأوسط” (6/240)، والبيهقي في “السنن الكبرى” (3/351) ، وغيرهم . “Siapa saja yang butuh permohonan ampun (perlu beristighfar), niscaya Allah SWT memberi jalan keluar untuknya atas semua kesulitan, kelapangan atas semua keresahan, dan memberi rezeki-Nya dari tempat yang tidak diduga-duga.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam Al Musnad, At Thabrani dalam Al Mu’jam Al Awsath, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro, dan selainnya) Dalam “Awn Al Ma’bud: Syarh Sunan Abi Daud”, disebutkan bahwa seseorang perlu minta ampunan kepada Allah SWT ketika melakukan perbuatan dosa, terjadi musibah yang melanda dirinya, dan ada dalam keadaan di mana dia terus-menerus melakukan perbuatan dosa. Rasulullah SAW juga berpesan: ولذا قال صلى الله عليه وسلم طوبى لمن وجد في صحيفته استغفارا كثيرا رواه بن ماجه “Berbahagialah mereka yang di dalam catatan amalnya ditemukan istighfar yang banyak.” (HR Abu Daud) (yat) Baca juga :

Read More

Benarkah Menikah di Bulan Syawal Bisa Mengakibatkan Dosa Yang Luar Biasa

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ada sejumlah kepercayaan dan mitos yang telah mendarah daging dalam warisan budaya Arab di zaman jahiliyah. Salah satunya kepercayaan bahwa menikah di bulan Syawal membawa kesialan. Akibatnya, banyak dari mereka yang menghindari untuk melangsungkan pernikahan pada bulan tersebut. Bukan hanya menikah yang dihindari, bahkan wanita yang sudah menikah pun enggan untuk berhubungan intim dengan suami mereka di bulan Syawal. Mereka meyakini, melakukan hubungan intim di bulan ini merupakan perbuatan dosa yang besar. Jika kemudian dari hubungan tersebut lahir seorang anak, diyakini bahwa anak tersebut akan terkena kutukan akibat dosa orang tua mereka. Dipercaya bahwa anak yang lahir dari hubungan intim di bulan Syawal akan diliputi oleh nasib buruk, bahkan sampai pada tingkat lumpuh. Namun, datangnya Islam mengubah semua itu, yakni ketika Nabi Muhammad memilih bulan Syawal sebagai waktu untuk menikahi Aisyah RA. Aisyah berkata: “Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama di bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih beruntung dari diriku di sisi beliau?” (Perawi berkata), “Aisyah senang menikahkan perempuan pada bulan Syawal.” (HR. Tirmidzi) Maka berdasarkan hal itu juga, pernikahan di bulan Syawal dibolehkan. Imam Nawawi menyampaikan, Aisyah RA melalui riwayatnya itu ingin merespons kultur di masa jahiliyah, sebab kala itu orang-orang Arab enggan menikah di bulan Syawal karena anggapan sial tadi. “Aisyah ingin merespons apa yang diwariskan dari masa jahiliyah, bahwa sebagian orang saat itu membenci melangsungkan pernikahan di bulan Syawal. Ini adalah kebatilan yang tidak memiliki dasar, dan merupakan salah satu peninggalan masa jahiliyah,” demikian penjelasan Imam Nawawi. Ibnu Abidin Al-Hanafi dalam kitabnya, ‘Hasyiyah Ali al-Durr al-Mukhtar’, yang menukil dari ‘al-Bazaziyah’, menyampaikan, melangsungkan pernikahan dalam rentang waktu antara Idul Fitri dan Idul Adha itu dibolehkan dan tidak makruh. Ini karena Nabi Muhammad SAW menikahi ash-Shiddiqah (julukan Aisyah RA) pada bulan Syawal dan mulai membangun bahtera rumah tangga di bulan itu. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Nikah termasuk sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia tidak termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah.” (HR Ibnu Majah) Rasulullah SAW bersabda, “Hai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah. Karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Siapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng.” (HR Muttafaq ‘alaih) (yat) Baca juga :

Read More

Beberapa Kebiasaan Yang Sering Dilakukan Rasulullah SAW Sebelum Tidur

Surabaya — 1miliarsantri.net : Tidur adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Selain untuk istirahat fisik, tidur juga merupakan momen penting untuk menjaga keseimbangan spiritual. Dalam Islam, Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan contoh yang baik melalui sunnah-sunnah yang diajarkan sebelum tidur. Sunnah-sunnah ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga memberikan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa. Berikut kebiasaan Rasulullah SAW sebelum tidur: Pertama, berwudhu Sebelum tidur, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk membersihkan diri dari segala kotoran dan debu dengan berwudhu. Berwudhu sebelum tidur dapat membantu membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan menjaga kesucian spiritual. Kemudian, dengan berwudhu dapat memberikan perlindungan dari gangguan syaitan dan mimpi buruk. Dalam hadis dijelaskan: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ Jika engkau hendak tidur, maka berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana kamu wudhu akan sholat, kemudian berbaringlah pada rusuk yang sebelah kanan. (HR Bukhari dan Muslim). Kedua, dzikir ayat kursiAyat Kursi merupakan salah satu ayat yang paling agung dalam Alquran. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa membaca Ayat Kursi sebelum tidur akan memberikan perlindungan dari gangguan syaitan dan melindungi seseorang hingga pagi hari. Selain itu, membaca Ayat Kursi sebelum tidur bisa membawa keberkahan dan keselamatan selama tidur, sehingga tidur menjadi lebih tenang dan nyaman. Dari Abu Hurairah pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا . قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ ، يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « مَا هِىَ » . قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ » . قَالَ لاَ . قَالَ « ذَاكَ شَيْطَانٌ » Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311). Ketiga, membersihkan tempat tidur Membersihkan tempat tidur sebelum tidur adalah tindakan yang menunjukkan kesadaran akan kebersihan fisik. Hal ini membantu dalam mencegah penyebaran kuman, debu, dan tungau yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti alergi dan penyakit kulit. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Jika salah seorang di antara kamu hendak mendatangi tempat tidurnya, hendaknya ia mengibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, karena ia tidak mengetahui apa yang ada padanya, kemudian mengucapkan: بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى Bismika rabbi wadha’tu janbi. Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku. (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Keempat, membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata: كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (Surat Al-Ikhlas), ’Qul a’udzu birabbil falaq’ (Surat Al-Falaq) dan ’Qul a’udzu bi rabbin naas’ (Surat An-Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari no. 5017). Kelima, mengucapkan doa tidurDari Hudzaifah, ia berkata: كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ » Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali). (HR. Bukhari no. 6324). (yat) Baca juga :

Read More

Idul Fitri Pengungkapan Kemenangan dan Kegembiraan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Iedul Fitri atau Idul Fitri, secara bahasa bermakna Hari Raya kembali berbuka/makan-makan. Berasal dari suku kata al Ied, berarti Hari Raya dan al Fitr bermakna berbuka/makan. Acap, kita menyangka bahwa makna Idul Ftri sebagai Hari Raya kembali suci/kembali ke kesucian. Karena kita mengira kata “Fitri” berasal dari kata “Fitrah” yang memang berarti bersih/suci. Jika ditilik dari visi misi mukmin berpuasa Ramadhan, dengan seluruh rangkaian ibadah taqarrub kepada Allah Ta’ala, yang memang bermuara penghapusan segala dosa hamba dengan raih ampunan-Nya, nampak sedikit kerancuan makna tadi dapat dimaklumi. Baiklah, mari kita beralih dari pembahasan makna kata tadi, pada yang lebih fundamental: Bagaimana mengisi bulan-bulan pasca Lebaran 1 Syawal Idul Fitri? “Saudaraku yang dikasih sayangi Allah, setelah kita semua diyakini sukses melatih fisik dan mental selama satu bulan Ramadhan, melalui ujian kejujuran dan konsistensi, pertanyaan berikut; mampukah kita menjaga kontinyuitas ketakwaan tadi, pasca lebaran?” Bagaimana tidak, selama Ramadhan, sejak Subuh sampai Magrib kita mampu menahan nafsu makan, minum dan hubungan suami istri, padahal itu semua halal bagi kita, di luar Ramadhan. Tentu kita lebih mampu lagi menahan nafsu dan menghindari zat maupun sumber dan proses mendapatkan makan, minum dan hubungan badan yang tidak halal (baca: haram) bagi kita, di 11 bulan berikutnya. Ya, sejatinya takwa itu intinya kejujuran dan konsistensi sikap hidup seorang mukmin, dalam pergaulan sosial ekonomi politik dan kebudayaan. Seorang mukmin yang mengaplikasikan hasil sukses Ramadhannya dalam ketakwaan yang membumi tadi, akan menjadi agen-agen perubahan moral, adab dan etika (akhlak), yang pada saatnya mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk bersikap yang sama, sehingga lambat laun menjadi gerakan massal yang membentuk masyarakat yang jujur dan konsisten. Itu pada gilirannya akan mengembalikan jati diri bangsa kita yang sejati: Bermoral, Beretika dan saling membantu/gotong royong dalam kebaikan. Saudaraku tersayang karena Allah. Setelah kita semua bergembira merayakan Iedul Fitri, mari kita lanjutkan kegembiraan tersebut di hari dan bulan mendatang juga dengan tetap konsisten gembira: Baca juga :

Read More

Pemerintah Australia Beri Isyarat Akui Palestina Sebagai Negara Merdeka

Canbera — 1miliarsantri.net : Pemerintah Australia mengisyaratkan akan mengakui Palestina sebagai negara. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Dia mengatakan langkah itu dapat memulai kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel serta menekan “ekstremisme” di Timur Tengah. “Pengakuan kenegaraan Palestina yang hanya dapat berdiri berdampingan dengan Israel, tidak hanya menawarkan peluang bagi rakyat Palestina untuk mewujudkan aspirasi mereka,” terang Wong pada rilis nya kepada media di Canberra, seperti dikutip dari Aljazirah, Rabu (10/4/2024). Dia menambahkan, hal Itu juga untuk memperkuat kekuatan untuk perdamaian, dan menekan ekstremisme. Itu akan menekan Hamas, Iran dan, proksi destruktif Iran di kawasan. “Kegagalan semua pihak selama puluhan tahun pada pendekatan ini, serta penolakan pemerintah (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu untuk terlibat dalam isu kenegaraan Palestina, menimbulkan rasa frustrasi,” lanjutnya. Pernyataannya disampaikan setelah sejumlah negara termasuk Inggris, Irlandia, Malta, Slovenia dan Spanyol juga mengungkapkan gagasan serupa. Sebelumnya dilaporkan presiden Dewan Keamanan PBB menyerahkan permohonan Otoritas Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB pada komite penerimaan negara anggota baru. Duta Besar Malta untuk PBB Vanessa Frazier mengusulkan pertemuan komite untuk mempertimbangkan permohonan itu. Frazier menambahkan pembahasan harus dilakukan bulan ini. Malta presiden Dewan Keamanan PBB untuk bulan April. “Dengan tulus kami berharap setelah 12 tahun sejak kami mengubah status sebagai negara pengamat, Dewan Keamanan akan meningkatkan dirinya sendiri untuk mengimplementasikan konsensus global solusi dua negara dengan menerima negara Palestina sebagai negara anggota penuh,” ungkap Utusan Palestina di PBB Riyad Mansour, Senin (8/4/2024). Pekan lalu Otoritas Palestina resmi meminta Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan kembali permohonan mereka untuk menjadi anggota penuh PBB yang diajukan pada 2011. Palestina merupakan negara pengamat non-anggota PBB, status serupa dengan Vatikan. Komite 15 negara anggota akan menilai pengajuan itu untuk melihat apakah semua syarat sudah terpenuhi. Pengajuan itu dapat ditangguhkan atau dilanjutkan ke pemungutan suara di Dewan Keamanan. Untuk dapat disetujui diperlukan sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari Amerika Serikat (AS), Rusia, Cina, Prancis, atau Inggris. (sam) Baca juga :

Read More

Orang Yang Mendapatkan Berkah Lailatul Qadar, Memiliki Tanda Yang Berbeda

Jakarta — 1miliarsantri.net : Mubaligh Mesir Amr Khaled menyampaikan penjelasan soal tanda-tanda seorang Muslim telah mendapatkan malam Lailatul Qadar. Dia memulai pemaparannya dengan mengatakan segala bentuk kasih sayang di dunia berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu termanifestasi di 10 malam terakhir di mana kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya meningkat, dan secara khusus ada dalam Malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. “Cinta pertama dalam hidup Anda adalah cinta Allah kepada Anda. Dia yang memberikan pemberian yang tak terhitung sejak hari kelahiran Anda hingga saat ini, yang memberikan kepada Anda dalam satu malam lebih dari seribu bulan,” jelasnya. Alam semesta ini didasarkan pada kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah SWT berfirman: اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam ayat 96) Dia juga menjelaskan bahwa di antara nama-nama Allah yang indah adalah Al-Hannan Al-Mannan (Pemberi Kasih Sayang, Pemberi Karunia yang banyak). Rasulullah SAW ketika terganggu oleh sesuatu, maka akan menyebut Ya Hannan Ya Mannan (Wahai Yang Maha Penyayang, Wahai Yang Maha Memberi). Lalu, Amr Khaled menjabarkan beberapa aspek kasih sayang Allah kepada hamba-Nya pada malam Lailatul Qadar, di mana pahala amal di malam itu lebih baik dari seribu bulan. “Ini peristiwa besar yang membuat Anda merasakan bahwa Allah adalah Maha Pemurah di atas apa yang Anda bayangkan, karena hanya Pemilik Kerajaan yang dapat memberikan Anda hadiah di malam hari. Dia memberi Anda dalam satu malam apa yang tidak Anda dapatkan dalam seribu bulan,” tuturnya. Amr Khaled mengungkapkan tanda-tanda orang yang mendapat malam Lailatul Qadar itu berbeda dari satu orang ke orang lain berdasarkan latar belakang setiap orang. Ada yang sangat berjuang keras tahun lalu, ada yang kehilangan anak laki-laki atau perempuan, ada yang terbaring di rumah sakit, ada yang berpisah dengan pasangan hidupnya, dan ada yang berjuang untuk mencari nafkah. “Karena itu, pemberian di malam Lailatul Qadar sebanding dengan tingkat penderitaan yang dialami tahun sebelumnya,” urainya. Khaled mengatakan, setiap orang memiliki kedekatan khusus dengan Allah di malam itu. Setiap orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan penderitaannya, dan tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan Allah SWT. “Dia yang memberikan kepada setiap individu sesuai dengan penderitaannya,” sambungnya. Rasulullah Muhammad SAW merasakan banyak kesakitan dalam hidupnya, tetapi yang paling menyakitkan baginya adalah saat di Taif, ketika dilempari dengan batu oleh orang-orang jahiliyah, tetapi pemberian dari Allah adalah perjalanan Isra dan Miraj. Khaled menjelaskan bahwa salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah memberi tanda-tanda kepada mereka untuk meyakini kasih sayang-Nya pada malam Lailatul Qadar, kemudian memberikan bantuan kepada mereka. Adapun tiga tanda seorang Muslim mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar, sebagai berikut. “Jika Anda merasakan salah satu dari tanda-tanda ini, itu adalah tanda bahwa Allah SWT mencintai Anda pada malam Lailatul Qadr. Maka untuk mengetahui kedudukan Anda di sisi Allah pada malam Lailatul Qadr, perhatikan apa yang Dia izinkan untuk Anda lakukan,” ungkap Amr Khaled. (yan) Baca juga :

Read More

Ustadz Muhammad Taufiq AB : Dzikir Bisa Tenangkan Batin dan Hilangkan Keresahan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dzikir mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa dalam kehidupan manusia. Karenanya, Ustadz Muhammad Taufiq AB mengajak jamaah untuk memperbanyak dzikir, khususnya di akhir Ramadhan. “Perlu kita ingat bersama bahwa manfaat zikir itu sangat powerful,” ungkapnya saat tausiah itikaf di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya beberapa waktu lalu. Berzikir di kala Ramadhan tentu memiliki manfaat yang luar biasa. Terlebih, bulan ini juga merupakan bulan pembersihan atau syahrul mutahar. Artinya, umat muslim menjalankan ibadah pada bulan ini dengan porsi yang meningkat daripada umumnya. “Tidak ada bulan di mana orang solat lebih banyak daripada bulan Ramadhan. Orang sedekah, membaca Al-Qur’an, menolong sesama, rata-rata lebih banyak dilakukan ketika Ramadan,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (8/4/2024). Diketahui, dzikir dapat menenangkan perasaan hati saat dalam keadaan resah, gelisah, khawatir bahkan juga stres. Dzikir merupakan cara terbaik untuk menghindari dan mengobati perasaan hati yang tak tenang untuk mengarahkan hati menjadi tenang. Ustadz Taufiq mengajak para jamaah untuk menghabiskan sisa waktu Ramadhan ini dengan beribadah. Akan tetapi, kata dia, beribadah dalam hal ini juga harus menerapkan ilmu dan adab. “Sebab ibadahnya orang berilmu dan tidak berilmu itu beda. Kita membutuhkan ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an, untuk berzikir,” urainya. Pada akhir tausiahnya, Ustaz Taufiq juga mengajak para jamaah untuk senantiasa menyegerakan bertaubat. Secara rutin, taubat bisa dimulai dengan berzikir dan memperbaiki ibadah wajib. “Mari kita semua bertaubat, bertaubat yang rutin. Hati yang tersesat harus berzikir. Berzikir yang banyak itu penting, tetapi berzikir berkualitas juga akan lebih baik,” sambungnya. Iktikaf ini menjadi agenda rutin Unair setiap Ramadhan. Kali ini iktikaf bersama terlaksana Jumat-Sabtu (5-6/4/2024), di Masjid Ulul Azmi, Kampus MERR-C Unair. Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak mengatakan, itikaf bersama ini bertujuan mengajak para sivitas akademika UNAIR untuk bersama-sama menjemput Lailatul Qadar. “Kami ingin mencoba untuk bagaimana caranya supaya para civitas academica ini bisa itikaf dan menjemput Lailatul Qadar. Mengikuti kajian-kajian kajian dengan harapan mengurangi keresahan,” ujarnya. Menurut Prof Nasih, acara itikaf bersama yang UNAIR gagas sejak belasan tahun lalu ini menjadi salah satu inovasi baru di bidang keagamaan. Pasalnya, masih belum banyak kegiatan itikaf terlaksana di lingkungan akademis. “Kepeloporan kita diikuti banyak orang. Ini adalah bagian dari proses yang harus kita dorong bersama. Bahwa dalam proses beragama pun harus ada inovasi seperti itikaf ini,” tutur Guru Besar FEB UNAIR ini. Lebih lanjut, Prof Nasih menyebut itikaf ini menjadi salah satu wujud ibadah dan kebaikan di bulan Ramadan. Oleh karena itu, ia berharap, itikaf bersama ini akan terus berlanjut hingga Ramadan berikutnya. “Sekali lagi tentu hal yang baik ini perlu dilanjutkan terus karena manfaatnya juga pasti banyak. Seperti halnya itikaf ini,” pungkasnya. (har) Baca juga :

Read More

Subhanallah,, Ini yang Dilakukan Ikan-ikan Kepada Manusia yang Berpuasa

Surabaya — 1miliarsantri.net : Seluruh umat Islam di penjuru dunia saat ini sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 2024 yang sebentar lagi akan berlalu. Rasulullah SAW menyampaikan kabar gembira kepada umatnya bahwa ikan-ikan beristighfar bagi orang yang berpuasa di bulan puasa Ramadhan. Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rahmatullah alaih dalam Kitab Fadhilah Ramadhan menyampaikan bahwa ikan-ikan akan beristighfar untuk orang-orang yang sedang berpuasa. Maksudnya, banyak makhluk yang akan mendoakan orang yang sedang berpuasa. Hal ini banyak dikemukakan dalam berbagai riwayat. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa para malaikat akan memohonkan ampunan baginya. Syekh Muhammad llyas rahmatullah ‘alaih berkata, “Memang benar bahwa ikan-ikan akan mendoakannya, karena Allah SWT telah berfirman: اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا “Sesungguhnya bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa cinta (dalam hati) mereka. (QS Maryam Ayat 96) Sebuah hadits menyebutkan bahwa jika Allah SWT mencintai seorang hamba-Nya, maka Allah SWT akan berfirman kepada Malaikat Jibril alaihissalam, “Aku mencintai orang itu, hendaknya kamu juga mencintainya.” Lalu, Malaikat Jibril mencintai orang itu dan mengumumkan kepada penduduk langit, “Allah SWT mencintai orang itu, hendaknya kalian juga mencintainya.” Maka semua penduduk langit akan mencintainya. Kemudian kecintaan kepada orang itu akan menyebar ke seluruh bumi. Padahal, biasanya cinta itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang ada di dekatnya, tetapi cinta ini akan menyebar kemana-mana. Makhluk yang akan mencintainya bukan hanya yang tinggal di dekatnya saja, bahkan binatang-binatang yang ada di sungai pun akan mencintainya dan mendoakannya. Perasaan cinta kepadanya sudah melebihi batas daratan menembus ke dalam lautan, maka binatang-binatang yang ada di hutan pun, sudah semestinya akan mendoakannya. Mengenai ikan-ikan yang beristighfar untuk orang yang berpuasa, disampaikan Sayyidina Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata bahwa baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ فِي رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهُمْ خُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوا وَيُزَيِّنُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُولُ يُوشِكُ عِبَادادِي الصَّالِحُونَ أَنْ يُلْقُوا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَالْأَذَى وَيَصِيرُوا إِلَيْكِ وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ فَلَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُووا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرَهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ “Umatku dikaruniai lima keistimewaan pada bulan Ramadhan yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelum mereka.(Pertama) bau mulut orong yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih disukai daripada wangi minyak kasturi. (Kedua) ikan-ikan akan memohonkan ampunan untuk mereka, sampai mereka berbuka. (Ketiga) Allah SWT menghiasi surga-Nya setiap hari dan berfirman kepadanya, ‘Saatnya hampir tiba bagi hamba-hamba-Ku yang shalih, mereka akan melepaskan diri dari segala kesusahan dunia, dan mereka akan datang kepadamu. (Keempat) setan-setan yang sangat jahat akan dibelenggu sehingga tidak dapat menggoda umatku sebagaimana mereka biasa menggoda saat bulan-bulan lain. (Kelima) pada malam terakhir bulan tersebut, mereka akan diampuni.” Ada seorang sahabat yang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah malam pengampunan itu malam Lailatul Qadar?” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Bukan, tetapi seorang pekerja akan diberikan upahnya jika telah selesai melakukan pekerjaannya.” (HR Imam Ahmad, Al Bazaar, Baihaqi, dari Kitab At-Targhib) (yat) Baca juga :

Read More

Perlunya Diperhatikan Syarat dan Ketentuan Jamak Sholat Selama Lakukan Perjalanan Mudik Lebaran 

Jakarta — 1miliarsantri.net : Perjalanan jauh bukan penghalang meninggalkan sholat wajib lima waktu. Sebab Islam telah memberikan keringanan dalam mengerjakan sholat lima waktu sehingga tidak akan menyita banyak waktu perjalanan. Bagi para pemudik yang melakukan mudik lebaran 2024 ke kampung halaman atau nanti nya kembali ke perantauan, perlu mengetahui keringanan ini yakni sholat jamak. Sholat jamak adalah mengumpulkan dua sholat fardu dalam satu waktu dan dengan syarat tertentu menurut Saif Ahad Jami dalam Buku Pintar Sholat Wajib & Sunah Super Lengkap. Namun, Saif menjelaskan mereka yang diperbolehkan melakukan sholat jamak harus memenuhi syarat yaitu sebagai berikut: Adapun sholat-sholat yang boleh dijamak yaitu dhuhur dan ashar, maghib dan isya’. Sedangkan sholat yang tidak boleh dijamak yaitu sholat subuh serta ashar dengan maghrib. Saif menambahkan dalam pelaksanaannya sholat jamak terbagi menjadi dua yaitu jamak taqdim dan jamak takhir. Jamak taqdim yaitu mengumpulkan dua sholat tetapi pelaksanaannya dilakukan pada waktu sholat lebih dahulu. Seperti melaksanakan sholat ashar di waktu sholat duhur atau isya’ di waktu maghrib. Adapun syarat pelaksanaan sholat jamak taqdim ini yakni sholat yang pertama dikerjakan adalah sholat yang waktunya lebih dahulu. Contoh jika menjamak taqdim dhuhur dan ashar maka yang dilaksanakan terlebih dahulu yakni sholat dhuhur. Syarat berikutnya yaktu niat jamak pada sholat yang pertama baik saat takbiratul ihram atau di tengah-tengah sholat asalkan belum salam. Dan syarat yang terakhir yaknu muwalat yaitu berturut-turut. Artinya antara sholat yang pertama dan kedua tidak boleh diselingi perbuatan yang lain. Jadi setelah sholat pertama langsung mengerjakan sholat yang kedua. Adapun jamak takhir yakni mengumpulkan dua sholat namun pelaksanaannya dilakukan pada waktu sholat yang terakhir. Contoh ketika jamak takhir dhuhur dan ashar maka dilakukan di waktu sholat ashar atau melaksanakan sholat maghrib di waktu sholat isya’. Dan syarat-syarat yang harus dipenuhi yakni niat menjamak takhir pada waktu sholat yang pertama. Maka ketika waktu sholat dhuhur tiba, seseorang harus berniat melaksanakan sholat dhuhur di waktu ashar. Dan syarat yang kedua adalah ketika masuk waktu sholat yang kedua, ia masih dalam perjalanan. Misalnya saat jamak takhur dhuhur dan ashar, seseorang masih dalam perjalanan ketika masuk waktu sholat ashar. Saif menjelaskan ada perbedaan pelaksanaan jamak takhir dengan taqdim. Pada jamak takhir dibolehkan melaksanakannya tidak muwalat atau tidak berurutan. Misalnya boleh melaksanakan sholat dhuhur atau ashar terlebih dahulu. Rahmat Fajar. (yan) Baca juga :

Read More

Zakat Berfungsi Bisa Bersihkan Harta hingga Tanggulangi Kemiskinan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Zakat memiliki tiga dimensi, yaitu membersihkan jiwa, membersihkan harta dan membersihkan berbagai macam persoalan di masyarakat. Hal ini diungkapkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Dia menjelaskan, dimensi pertama adalah zakat memiliki fungsi untuk membersihkan jiwa atau tazkiyatun nafs manusia dari sikap terlalu mencintai harta seperti kikir, bakhil, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya karena terlalu mencintai harta. Dimensi kedua dari zakat adalah membersihkan harta atau tazkiyatun mal. Dimensi ini membangun kesadaran bahwa setiap harta yang dititipkan kepada kita ada hak orang lain untuk ditunaikan. Sementara dimensi yang ketiga adalah untuk membersihkan dari berbagai macam persoalan atau tazkiyatun musykilat. Zakat bisa digunakan untuk membersihkan berbagai macam problematika dalam kehidupan masyarakat. “Karena itu zakat memiliki fungsi yang sangat luas untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan, apalagi jika kita kaitkan zakat itu untuk membebaskan manusia dari perbudakan,” ucapnya. Masalah perbudakan, imbuh Mu’ti, tidak hanya terjadi pada zaman jahiliyah, tetapi masalah itu tetap saja ada sampai saat ini. Perbudakan modern merupakan eksploitasi manusia oleh manusia yang lain. “Perdagangan manusia atau human trafficking masih ada berbagai macam bentuk penganiayaan atas nama rasialisme, dan sebagainya. Karena itu maka zakat kalau kita lihat dari tiga fungsi tadi harus kita upayakan,” ungkapnya. Zakat yang diajarkan di Agama Islam juga berfungsi mengentaskan masalah kemiskinan. Masalah finansial tidak pernah selesai dari zaman dahulu hingga sekarang, kemiskinan menjadi momok yang terus menghinggapi manusia. Pada kesempatan itu, Mu’ti menjelaskan, mustahik atau orang yang bisa menerima zakat tidak terbatas pada komunitas muslim saja, melainkan juga orang non-muslim sesuai dengan delapan asnaf. Dari delapan asnaf itu, yang secara spesifik identik dengan umat Islam adalah mualaf dan amil. Tapi yang lainnya tidak disebutkan spesifik sebagai orang yang bisa menerima zakat. (yan) Baca juga :

Read More