Pesan Buya Hamka, Berziarahlah ke Baitul Maqdis

Jakarta — 1miliarsantri.net : Banyak sudah yang pergi naik haji ke Makkah setiap tahun, dan berziarah ke Madinah setiap waktu, tapi tidak banyak yang ziarah ke Baitul Maqdis di Palestina. Saat ini, kondisi sekitar Baitul Maqdis, Gaza dan terakhir Rafah dalam kungkungan serdadu Yahudi Israel laknatullah’alaihi. Padahal, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu (RA), Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) bersabda, “Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan sengaja (dalam rangka ibadah dan tujuan safarnya adalah tempatnya) kecuali ke tiga masjid: masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha,” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397). “Apabila Anda berumur panjang dan diberi Allah Ta’ala rezeki, pergilah naik haji ke Makkah, ziarahlah ke Madinah, dan lanjutkanlah ziarah ke Baitul Maqdis (Palestina),” pesan Buya Hamka yang dikutip dari bukunya Dari Hati ke Hati, Gema Insani Pers, 2016. Di zaman sekarang, Anda lihat dari sebuah jendela Masjidil Aqsha, tidak jauh hanya sekitar tiga perempat kilometer saja, terentang kawat duri. Itulah daerah yang telah dikuasai oleh Kaum Yahudi dengan mendirikan negara Israel. Dapat pengakuan dari negara-negara Barat dan Timur, Amerika, dan Rusia. Sebagai orang Islam, kita mempunyai keyakinan iman bahwa negeri itu akan kembali ke tangan kaum Muslimin, lambat ataupun cepat. Ketika akan pulang kembali ke Tanah Air singgah sejenak di Damaskus, shalat tahiyatul masjid di Masjid Bani Umayyah yang terkenal itu. “Lalu sehabis shalat, berziaralah ke kuburan Shalahuddin al-Ayyubi! Semoga Anda akan mendapat ilham kekuatan dari perziarahan itu untuk berjuang di Tanah Air,” kata Buya Hamka. Ia mengingatkan, hendaklah camkan dalam hati ketika ziarah ke Baitul Maqdis bahwa saat pasukan Turki telah dapat diusir dari Palestina pada tahun 1916 dan masuk tentara Inggris di bawah pimpinan Marsekal Lord Elenby, tak dapat rupanya Panglima Besar Inggris itu menahan hatinya sehingga terlombat dari mulutnya, “Baru pada hari inilah berhenti Perang Salib,” Meskipun Perang Salib belum berhenti dalam bentuk yang lain. Apabila Anda sampai ke kuburan Shalahuddin al-Ayyubi di Damaskus, Buya Hamka mengajak kita ingat bahwa setelah jatuh pertahanan Raja Faisal di Syria pada 24 Juli 1920, karena serangan Prancis di bawah pimpinan Jenderal Gouraud maka setelah ia masuk ke dalam Kota Damaskus, yang terlebih dahulu diperlukannya ialah pergi ke kuburan Shalahuddin. Sesampainya di hadapan nisan kubur itu, ia tidak dapat menahan hatinya, lalu terloncat dari mulutnya dengan sikapnya yang angkuh karena mabuk kemenangan. “Hai… Shalahuddin! Saya telah datang…! Apalah jawab tulang dalam kubur….! Semua fakta itu memberikan bukti kepada kita bahwa semangat Perang Salib belum habis dari Dunia Eropa (Barat) sampai sekarang. Bahkan, inilah salah satu yang memperhebat revolusi rakyat Muslimin Aljazair sampai kepada saat ini. “Moga-moga semangat Perang Salib itu janganlah kiranya di pindahkan oleh bangsa Eropa (barat) itu kepada pemeluk Kristen di negeri-negeri Timur, terutama di Tanah Air kita Indonesia yang kita cintai ini,” tulis Buya Hamka. Sebab, ia mengatakan sejak dari zaman purbakala telah dikenal betapa toleransi kita pemeluk Islam di Indonesia ini terhadap teman sebangsa yang berlain agama sehingga Arnold Toynbee, ahli sejarah Inggris, setelah melawat ke Indonesia beberapa tahun lalu mengakui betapa (besar) toleransi kita, meskipun toleransi kita itu kadang toleransi paksaan dari bayonet penjajah Belanda. (yan) Baca juga :

Read More

Syarat Sah Sholat dan Dzikir, Lidah atau Bibir Harus Digerakkan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Seringkali menjadi pertanyaan besar tentang apakah saat membaca bacaan shalat, dan ketika melakukan dzikir sebaiknya harus menggerakkan lidah atau bibir (lisan)? Salah satu syarat sahnya sholat adalah jelas bacaannya. Ketika sholat, lisan (lidah) dan bibir harus digerakkan, kalau tidak, shalatnya belum sah. Atau dengan kata lain tidak boleh membaca bacaan shalat hanya dalam hati, dan bibir atau lidah hanya mingkem. Menurut madzhab Asy-Syafi’i seperti dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin dijelaskan, jika seseorang sedang sholat, namun takbirnya dan bacaan Fatihahnya tidak terdengar oleh dirinya sendiri, maka sholatnya tidak sah. Rujukan penjelasannya ada di Kitab Almausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah. Pendapat lain, membaca hendaklah dengan menggerakkan lisan (bibir) kala mengucapkan huruf. Jika ada yang mampu membaca namun hanya diam saja tanpa menggerakkan lian dengan mengucapkan huruf, shalatnya tentu saja tidak sah. Begitu pula jika ada yang bersumpah tidak mau membaca satu suratpun dalam Al Quran juga ia melihat Al Quran dan memahaminya tanpa menggerakkan lisannya, ketika itu belum termasuk membatalkan sumpah. Karena saat itu yang terjadi hanyalah melihat, bukan membaca. (Al-Kasani dalam Badai’ Ash-Shanai (4:118) Begitu juga saat melakukan dzikir, tidak cukup di lisan melainkan harus dengan hati dan anggota badan. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di ra berkata, “Jika disebut dzikir pada Allah, maka mencakup dzikir dengan memiliki akidah yang benar pada Allah, dzikir dengan pikiranm dzikir dengan amalam hati, dzikir dengan amakan badan. Atau dzikir dengan memuji Allah, atau dzikir juga bisa dengan mempelajari dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan semacam itu. Semuanya termasuk dzikir pada Allah Ta’ala.” (Ar-Riyadh An-Nadhroh, hal. 245). Akan tetapi, dzikir yang terpenting adalah dengan hati, buka hanya Gerakan bibir semata sebagaimanan yang disebutkan dalam Al Quran, diterjemahkan: “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya.” (QS. Al-Kahfi:28).Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rs, makna orang yang lalai dari dzikir di antaranya adalah orang yang berdzikir dengan lisan namun tidak dengan (perenungan) hatinya. (Tafsir Al-Quran Al-Karim Surat Al-Kahfi, hal 62). Adapun bentuk dzikir dengan hati dalam memikirkan ayat-ayat Allah, mencintai Allah, mengagungkan Allah, kembali pada Allah, takut pada Allah, tawakkal pada Allah, dan amalan hati lainnya. (yan) Baca juga :

Read More

Keutamaan Menjalankan Sholat Tahajud

Surabaya — 1miliarsantri.net : Sholat tahajud adalah salah satu ibadah yang dianjurkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Keutamaannya banyak disebut dalam Alquran dan hadits Nabi jika dilakukan oleh seorang Muslim. Rasulullah SAW juga bersabda: “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah qiyamul lail (sholat lail),” (HR. Muslim). Niat Sholat Tahajud Dua Rakaat “Ushallii sunnatan tahajjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alla.” Doa Sholat Tahajud اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اَللّٰهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ Allaahumma lakal hamdu anta qayyumus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta malikus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal haqqu, wa liqaa’uka haqqu, wa qaulukal haqqun, wal jannatu haqqun, wannaaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallama haqquw wassaa’atu haqqun. Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfirlii maa qoddamtu, wa maa akhkhartu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihiminnii. antal muqoddimu wa antal mu’akhkhiru laa ilaaha anta. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.” Artinya: “Ya Allah bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah yang mengurus langit dan bumi serta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Raja langit dan bumi beserta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi beserta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Maha benar, janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, ucapan-Mu adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar dan Nabi Muhammad SAW adalah benar serta hari kiamat adalah benar.” “Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu-lah aku beriman, kepada-Mu-lah aku bertawakal, hanya kepada-Mu-lah aku kembali (bertaubat), kepada-Mu-lah aku mengadu, dan kepada-Mu-lah aku meminta keputusan, maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang kemudian serta apa yang kusembunyikan dan yang kulakukan dengan terang-terangan dan apa yang lebih Engkau ketahui dariku, Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan, tiada Tuhan selain Engkau, dan tiada daya (untuk menghindar dari kemaksiatan) dan tiada kekuatan (untuk melakukan ibadah) kecuali dengan pertolongan Allah.” Keutamaan Sholat Tahajud Allah berfirman: وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا “Dari pada sebahagian malam hari lakukanlah shalat tahajud olehmu sebagai ibadah tambahan bagimu, semoga Tuhan engkau mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS Al Isra ayat 79) Allah berfirman: {إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa (kelak di akhirat) ditempatkan dalam Jannah (di tengah-tengah taman dan mata air). Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan mereka, karena sebelum itu (di dunia) mereka hidup berbuat kebajikan. Mereka mempergunakan malam hari untuk tidur hanya sebentar. Dan di ujung malam mereka berdoa memohon ampun.” (QS adz-Dzariyat ayat 15-18) Dalam surat Al Furqon, Allah berfirman: وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًاوَالَّذِيۡنَ يَبِيۡتُوۡنَ لِرَبِّهِمۡ سُجَّدًا وَّقِيَامًا “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam,” dan orang-orang yang menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (QS Al Furqon ayat 63-64) Allah berfirman, {إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16) فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (17) } “Sesungguhnya dengan ayat-ayat Kami, ialah orang-orang yang jika diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) itu, mereka menyungkur sujud, bertasbih memuji Allah, dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan perasaan takut dan penuh harap serta mereka membelanjakan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan di jalan Allah. Tiada pribadi mana pun yang mengerti cahaya mata yang disembunyikan untuk mereka sebagai ganjaran kebajikan yang telah mereka kerjakan.” (QS as-Sajdah ayat 15-17) اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِࣖ “Apakah orang yang patuh menjalankan kewajibannya selama beberapa waktu pada malam hari, dengan sujud dan berdiri (menegakkan shalat malam), memelihara dirinya dari bencana akhirat dan mengharap karunia Rabbnya (sama dengan orang yang durhaka kepada-Nya)? Katakanlah: samakah orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu? Hanyalah orang-orang yang mengerti yang dapat merenungkan.” (QS az-Zumar ayat 9) (yat) Baca juga :

Read More

Ibnu Abbas Sahabat Rasulullah Paling Yunior

Jakarta — 1miliarsantri.net : Abdullah bin Abbas atau Ibnu Abbas merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang “junior” bila diukur dari perspektif usia. Ia lahir tiga tahun sebelum hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah. Saat beliau wafat, Ibnu Abbas masih berusia 13 tahun. “Ya Allah, ajarilah anak ini hikmah,” demikian doa Nabi SAW sembari memeluk sepupunya itu. Ibnu Abbas kecil pernah diusap kepalanya dan didoakan oleh beliau. “Ya Allah, anugerahilah pemahaman agama kepadanya,” kata Rasulullah SAW mendoakannya. Ketekunan Ibnu Abbas dalam menuntut ilmu-ilmu agama diakui banyak pihak. Bahkan, ia dijuluki sebagai “tinta umat” oleh para sahabat yang senior. Khalifah Umar bin Khattab hampir selalu mengundang pemuda tersebut untuk ikut berdiskusi bersama para penasihatnya yang lain dalam membahas persoalan agama dan umat. Khalifah Umar wafat beberapa saat sesudah ditusuk oleh seorang Majusi. Kepemimpinannya digantikan oleh Utsman bin Affan. Namun, prahara terjadi di ujung masa pemerintahan sang Dzun Nurain. Bahkan, Khalifah Utsman kemudian syahid karena dibunuh kelompok pemberontak. Sesudah itu, Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah. Di antara kebijakannya adalah memindahkan ibu kota dari Madinah ke Kufah (Irak). Sebab, ia ingin menjauhkan bara konflik politik dari kota suci. Di Irak, muncul kelompok yang memiliki ideologi ekstremis. Mereka pada awalnya sangat fanatik mendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib, sampai-sampai secara total memusuhi kubu Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Gubernur Syam tersebut menolak pemerintahan Ali. Kemudian, arbitrase (tahkim) terjadi antara pihak Ali dan Mu’awiyah. Ternyata, perwakilan Mu’awiyah dapat mengatasi argumentasi utusan sang khalifah. “Kegagalan” di tahkim membuat para fanatikus pro-Ali bin Abi Thalib keluar (kharaja) dari sikap awalnya. Kini, mereka justru amat memusuhi Ali–dan Mu’awiyah sekaligus. Orang-orang inilah yang kemudian dinamakan sebagai kaum Khawarij. Seperti diceritakan Ibnu al-Jauzi dalam sebuah bukunya, terjadilah dialog antara Ibnu Abbas dan kaum Khawarij. Sepupu Rasulullah SAW ini berpendapat mengenai kelompok ekstremis tersebut. Katanya, “Belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta (kapalan). Wajah-wajah mereka pucat pasi karena kurang tidur lantaran menghabiskan malam untuk shalat.” Semula, orang-orang Khawarij menyambut Ibnu Abbas dengan sangat ramah karena berharap dirinya mau bergabung dengan mereka dalam memusuhi Ali. Namun, sikap ramah itu hilang begitu sepupu Rasul SAW tersebut menegaskan maksud kedatangannya: menasihati mereka agar tidak memusuhi Ali. Akhirnya, tiga orang Khawarij bersedia maju untuk mendebat Ibnu Abbas. Di Irak, muncul kelompok yang memiliki ideologi ekstremis. Mereka pada awalnya sangat fanatik mendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib, sampai-sampai secara total memusuhi kubu Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Gubernur Syam tersebut menolak pemerintahan Ali. Kemudian, arbitrase (tahkim) terjadi antara pihak Ali dan Mu’awiyah. Ternyata, perwakilan Mu’awiyah dapat mengatasi argumentasi utusan sang khalifah. “Kegagalan” di tahkim membuat para fanatikus pro-Ali bin Abi Thalib keluar (kharaja) dari sikap awalnya. Kini, mereka justru amat memusuhi Ali–dan Mu’awiyah sekaligus. Orang-orang inilah yang kemudian dinamakan sebagai kaum Khawarij. Seperti diceritakan Ibnu al-Jauzi dalam sebuah bukunya, terjadilah dialog antara Ibnu Abbas dan kaum Khawarij. Sepupu Rasulullah SAW ini berpendapat mengenai kelompok ekstremis tersebut. Katanya, “Belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta (kapalan). Wajah-wajah mereka pucat pasi karena kurang tidur lantaran menghabiskan malam untuk shalat.” Semula, orang-orang Khawarij menyambut Ibnu Abbas dengan sangat ramah karena berharap dirinya mau bergabung dengan mereka dalam memusuhi Ali. Namun, sikap ramah itu hilang begitu sepupu Rasul SAW tersebut menegaskan maksud kedatangannya: menasihati mereka agar tidak memusuhi Ali. Akhirnya, tiga orang Khawarij bersedia maju untuk mendebat Ibnu Abbas. Kami punya tiga alasan,” kata pendebat dari kaum Khawarij. Ibnu Abbas lalu mempersilakan mereka mengutarakannya. Tidak sekalipun sang “tinta umat” menyela hingga orang-orang itu selesai menyampaikan pokok pikirannya. Dan, inilah dalih-dalih Khawarij. Pertama, Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim—yakni dalam momen tahkim. Padahal, lanjut Khawarij, Allah berfirman dalam surah Yusuf ayat 40, yang artinya, “Keputusan itu hanyalah milik Allah.” Kedua, Ali telah memerangi musuh, yakni kubu ‘Aisyah binti Abu Bakar, dalam Perang Unta. Namun, setelah menang, Ali tidak mengambil harta rampasan. Mereka mengecap, kalau ‘Aisyah adalah Mukmin, tentu haram bagi kami berperang terhadapnya. Ketiga, Ali telah menghapus sebutan amirul mukminin dari dirinya. Khawarij menganggap, maka sejak itu ayahanda Hasan dan Husain tersebut menjadi amirul kaafiriin. Ibnu Abbas lalu menjawab ketiga argumentasi orang-orang ekstremis tersebut sebagai berikut. Pertama, Allah telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia. Misal, dalam hal tebusan atas hewan yang dibunuh seorang jamaah saat ihram. Keterangan tentang ini ada pada surah al-Maidah ayat 95. “Barangsiapa di antara kamu membunuhnya (hewan) dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu.” Allah pun menyerahkan hukum-Nya kepada keputusan manusia dalam hal mendamaikan antara istri dan suami yang sedang bersengketa. Ini dijelaskan dalam surah an-Nisa ayat 35. “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan.” Dalam hal Ali, sang khalifah berupaya mendamaikan antarsesama Muslimin. “Ini memang pantas,” kata orang-orang Khawarij itu. Mengenai Perang Unta, Ibnu Abbas mengingatkan, ‘Aisyah adalah seorang ummul mu`minin, ibu orang-orang beriman. Ini jelas dinyatakan dalam surah al-Ahzab ayat enam. “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” Terakhir, menjadikan ‘Aisyah sebagai tawanan perang dan bahkan menganggapnya kafir, itu sangat terlarang. Perbuatan takfiri justru dapat menyebabkan mereka keluar dari Islam. Ibnu Abbas berkata, “Apakah kalian telah memahami di mana letak kekeliruan kalian?” Mereka menjawab, “Ya.” Setelah ketiga orang itu menerima seluruh argumentasi Ibnu Abbas, maka seluruh Khawarij di majelis ini akhirnya bertobat. Mereka tak lagi memusuhi Ali dan menjadi Muslim moderat. (yan) Baca juga :

Read More

Menjaga Kemabruran Ibadah Haji

Jakarta — 1miliarsantri.net : Jutaan jamaah haji dari seluruh dunia termasuk Indonesia telah melaksanakan prosesi wukuf di Arafah. Waktu wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah. Sebagai bagian dari puncak ibadah haji, sebagai mana hadis Nabi bahwa haji itu arafah. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan dalam proses wukuf di Arafah, segenap jiwa raga menundukkan diri secara total di hadapan Allah SWT yang maha segalanya. Bahkan dengan tangisan lahir dari hati dan jiwa yang terdalam, dengan seluruh kepasrahan semuanya menundukkan diri untuk menjadi hamba Allah yang mabrur sebagaimana tujuan dari idealisasi berhaji dan ibadah haji. Setelah wukuf akan terus dilakukan proses ibadah haji yakni Muzdalifah di Mina dan hingga kembali ke Mekkah, sampai dituntaskan dalam tawaf wada. “Maka saatnya lah dalam suasana penuh pengabdian dan kepasarahan ini setiap jamaah dapat menjadikan prosesi ibadah haji ini menjadi haji yang mabrur. Dan setiap jamaah haji ingin menjadi haji yang mabrur,” terang Haedar kepada 1miliarsantri.net, Kamis (20/6/2024). Haji mabrur merupakan tingkat tertinggi capaian ideal dalam beribadah haji, bahkan Nabi bersabda tidak ada balasan yang lebih pantas dari haji yang mabrur selain surga. Haedar menekankan bahwa kemabruran itu tidak akan datang sendiri, manakala tanpa penghayatan yang berarti. “Seluruh proses ibadah haji maupun segala rukun wajib dan sunnahnya, jangan berhenti di ranah syariat atau formalitas semata, jadikan ibadah haji sebagai energi ruhani dan pelaksanaan ibadah yang masuk ke jantung hakikat untuk membangun kesalehan diri yang optimal, kemabruran akan diukur dengan kemampuan kualitas diri sebagai insan mukmin, yang hablum minallahnya selalu kokoh dan kuat, serta hablum minannasnya semakin baik dan berkualitas,” tutur Haedar. Nilai kemabruran itu dipesankan oleh Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 177 “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” “Haji mabrur harus membentuk pribadi yang mabrur, dan kemabruran identik dengan ketakwaan, dengan ihsan menjadi orang yang muhsin dan seluruh nilai puncak keutamaan sebagai insan muslim,” lanjut Haedar. Haedar turut menyampaikan tahniah kepada seluruh jamaah haji, khususnya jamaah haji Indonesia. Haedar juga berpesan untuk menjadikan ibadah haji sebagi tonggak terpenting dalam hidup sebagai muslim untuk naik tingkat menjadi ihsan yang mushin, muttaqin, dan insan yang sholeh dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, berbuat segala macam kebajikan hidup, berbuat ihsan terhadap sesama dan lingkungan. “Dan kemabruran itu harus dijaga terus menerus sepanjang hayat, tidak perlu haji berkali-kali manakala kemabruran itu datang dan pergi lepas kembali,” sambung Haedar. Terakhir Haedar berpesan agar jemaah haji dapat merawat nilai-nilai kemabruran untuk menjadi insan yang mabrur dalam kehidupan sehari-hari sehingga dihadapan Allah SWT nanti kita dapat menjadi insan-insan yang diberi jalan terbaik dan mudah untuk diberi ridho dan karunianya dan dimasukkan ke surga jannatun naim. (yan) Baca juga :

Read More

Kenapa Mimbar Rasulullah SAW Berada di Sebelah Kiri

Surabaya — 1miliarsantri.net : Setiap umat manusia menginginkan dirinya masuk ke surga dan dijauhkan dari api neraka. Karena itu mereka akan berusaha untuk mendapatkan kemuliaan itu dengan berbuat amal kebaikan. Mereka yang beramal dengan amal kebaikan akan mendapatkan catatan amalnya dengan tangan kanannya, sedangkan yang berbuat keburukan akan mendapat catatan keburukannya dengan tangan kirinya. Nah, tahukah anda, ternyata mimbar Rasulullah SAW berada di sebelah kiri Arsy. Kenapa demikian?Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Mimbarnya Nabi Ibrahim berada di sebelah kanan Arsy Allah, dan mimbarku berada di sebelah kiri Arsy.” Mendapat penjelasan ini, pada sahabat Rasulullah kemudian bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah engkau lebih mulia dibandingkan Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS). Kenapa mimbar Engkau ditempatkan disebelah kiri sedangkan mimbar Nabi Ibrahim justru berada di sebelah kanan Arsy?” Mendapat pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW kemudian bersabda: “Jalan menuju Surga berada di sebelah kanan Arsy, dan jalan menuju neraka berada di sebelah kiri Arsy Allah. Mimbarku berada disebelah kiri Arsy agar aku mengetahui siapa-siapa umatku yang akan dimasukkan ke dalam neraka. Maka aku akan memberikan syafaat kepadanya agar dia dimasukkan ke dalam surga.” Maka suatu ketika, saat menyampaikan berkhutbah dari atas Mimbar, Rasul SAW mendengar suara jeritan yang sangat keras dan lantang. “Pahalaku sedikit dan dosaku banyak.” Maka Rasulullah SAW kemudian berseru kepada malaikat agar tidak memasukkan umatnya itu ke dalam neraka. “Jangan engkau bawa dia ke neraka,” ujar Rasulullah SAW. Malaikat yang membawa umatnya itu pun menjawab: “Aku adalah malaikat yang melaksanakan apa saja diperintahkan Allah SWT kepadaku.” Mendapat jawaban itu, Rasulullah SAW kemudian turun dari Mimbarnya dan beliau bersujud kepada Allah. Allah SWT kemudian berfirman: “Wahai Muhammad, bangkitlah dan mintalah niscaya akan Kupenuhi permintaanmu.” Umatku ya Allah, umatku,” kata Rasulullah. Lalu Allah memerintahkan malaikat yang membawa umat Nabi Muhammad tersebut untuk tidak membawanya ke neraka. Rasul SAW kemudian berkata: “Aku meminta kepada malaikat itu untuk menimbang kembali amal ibadahnya. Dan aku akan memberikan pahala shalawat yang dia ucapkan atasku walaupun sedikit, pada timbangannya. Maka bertanbahlah pahalanya dan berkuranglah dosanya. Maka dia pun akhirnya dimasukkan ke dalam surga.” Begitulah alasannya kenapa mimbar Rasulullah SAW berada di sebelah kiri Arsy, tujuannya agar beliau mengetahui umatnya yang akan dibawa ke neraka lalu beliau akan memberikan syafaatnya supaya umatnya itu dimasukkan ke dalam surga. Betapa cintanya dan sayangnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam kepada umatnya, sampai-sampai beliau rela dan ikhlas merepotkan diri beliau demi menyelamatkan umatnya di hari kiamat nanti. (yat) Baca juga :

Read More

Memaknai Wukuf yang Sebenarnya

Mekah — 1miliarsantri.net : Jamaah haji dari berbagai negara di dunia telah menjalani Wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024). Prosesi wukuf dimulai saat matahari tergelincir hingga jelang terbenam. Setelah mendengar khutbah wukuf serta melaksanakan salat Zuhur dan Asar secara jamak taqdim, semua jamaah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ritual yang bisa mereka jalankan, mulai dari zikir, salawat, serta bermunajat. Momen ini begitu sakral. Sebab, di fase inilah, para jamaah haji diajak untuk berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta di waktu dan tempat yang sangat mustajab. “Bahkan, prosesi ini lah yang disebut sebagai inti haji. Sebab, Al Hajju Arafah. Haji itu Arafah,” terang pembimbing ibadah (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Aswadi di Arafah, Selasa (18/6/2024). Menurut guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya asal Gresik, keutamaan wukuf tak lepas dari makna yang begitu mendalam dari prosesi ini. Apa saja? Pertama, wukuf adalah sebuah simbol kebulatan tekad manusia untuk menghentikan semua keburukan yang pernah dia buat agar jangan dilakukan lagi. Juga sebagai momen mengabadikan nilai kebaikan sehingga menjadikannya bibit yang berkembang. “Ibarat tanah yang subur lalu ditanami hal-hal yang baik. Sehingga menjadikan manusia menjadi lebih baik,” lanjutnya. Makna kedua wukuf terletak pada waktu pelaksanannya yang dimulai pada ba’da zawal atau setelah matahari mulai tergelincir. Ini memiliki makna bahwa sinar matahari ibarat mata hati kita yang berusaha untuk menghilangkan semua keburukan, serta selalu menumbuhkan hal-hal baik demi selalu bisa mendekat kepada Sang Pencipta. “Bagaikan matahari yang tengah condong dan mendekat pada kebaikannya, kecondongan untuk selalu mendekat,” tambahnya. Jika itu terwujud, tujuan utama wukuf sebagai puncak kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan.itu muncul, baik untuk diri agar bertakwa, untuk sesama, dan alam semesta. Demi kesempurnaan wukuf, selain mendekatkan diri kepada Sang Khalik, jamaah juga tak boleh melakukan larangan wukuf. “Seperti memotong tanaman di Arafah, menyiksa hewan dan lainnya. Ini sebagai latihan agar kesadaran diri terbentuk,” katanya. (drus) Baca juga :

Read More

Berikut Kumpulan Quotes Orang Paling Berpengaruh Dalam Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Semua orang pernah mengalami ups and downs dalam menjalani hidup. Saat hari terasa berat dan penat mewarnai, mungkin kalimat atau quote pembangkit semangat bisa menentramkan hati atau justru menginspirasi. Berikut ini kumpulan quotes dari orang paling berpengaruh dalam Islam dan di dunia. Pada kenyataannya ada banyak sekali kalimat penyemangat yang bisa menginspirasi untuk kita semua, namun pada kesempatan kali ini Langit7 memilih dan mengutip 9 quotes yang semoga bisa menjadi pengingat siapa saja dan dalam kondisi apapun. Disebutkan dalam Al-Quran, surah Al-Anbiya ayat 107, diutusnya Nabi Muhammad Saw sesungguhnya bertujuan untuk membawa rahmat bagi alam semesta. “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya: 107). Dalam konteks quotes sebenarnya ada begitu banyak ucapan Rasulullah Saw yang bisa dijadikan penyemangat, inspirasi dan tuntunan hidup. Pada kesempatan ini Langit7 mengutip salah satu kalimat yang bisa menjadi pengingat ampuh bagi semua umat, yaitu: “Jihad paling besar adalah memerangi diri sendiri, melawan setan dalam dirimu.” Abu Bakar mendapat gelar As-Siddiq karena dirinya selalu membenarkan dan mempercayai Nabi Muhammad Saw. As Shiddiq sendirimemiliki arti jujur atau berkata benar. Abu Bakar juga pernah ditetapkan sebagai pengganti Nabi Muhammad Saw dalam shalat ketika Beliau sakit. Dari Abu Bakar ada sebuah kalimat yang wajib untuk diingat dimanapun dan sampai kapanpun, yakni: “Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk” “Aku meminta kekuatan dan Allah memberikanku kesulitan untuk membuatku semain kuat.” Adapun quotes Imam Al-Ghazali yang bisa jadi inspirasi adalah“Untuk mendapatkan apa yang kamu suka, pertama kamu harus sabar dengan apa yang kamu tidak suka.” Kepemimpinan dan prestasinya dalam menaklukkan kota Konstantinopel (Istanbul) pada 1453 meninggalkan jejak sejarah yang luar biasa dan menjadi kebanggaan serta sosok yang sangat menginspirasi bagi umat Islam hingga saat ini. Kalimat inspirasi dari Sultan Muhammad al-Fatih adalah“Jangan bilang tidak mungkin kepadaku sebelum kamu mati mencobanya” Sehingga ia dijuluki karamallahu wajhah yang artinya wajahnya tidak pernah menyembah kepada berhala. Alasan kedua, Ali bin Abi Thalib RA adalah orang yang dikenal tidak pernah melihat aurat, baik aurat dirinya sendiri maupun aurat orang lain. Dari berbagai sumber yang dihimpun ada banyak kalimat inspiratif dari sepupu Nabi Muhammad Saw itu, namun satu ini yang paling familiar dan sepertinya cocok dengan kondisi Anda saat ini mungkin? Ini dia quote-nya: “Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu.” Kecerdasan dan kejeniusannya sudah tampak sejak kecil. Tak heran setelah dewasanya, Imam Syafi’i berhasil menjadi mujtahid yang brilian. Pada usia 7 tahun, ia sudah hapal Al-Quran. Hapal kitab al-Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun. Pada usia 15 tahun, ia sudah mampu berfatwa memenuhi permintaan para ulama lain dan siapa saja yang membutuhkan. Namun, tidaklah ia berfatwa kecuali setelah menghapal 10.000 hadist. Sebuah kalimat penyemangat yang begitu populer dari Imam Syafi’i, untuk semua umat agar tak pernah berhenti belajar adalah: “Jika kamu tidak tahan terhadap lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung pahitnya kebodohan.” Utsman bin Affan disebut-sebut sebagai khalifah ketiga setelah wafatnya Umar bin Khattab. Terpilihnya Utsman bin Affan karena sikap dan perilakunya yang mulia dan Ikhlas dalam usahanya mengembangkan Islam. Setelah menjadi Khalifah, banyak yang dilakukan untuk memajukan Islam. Berikut kalimat pengingat untuk kita semua agar tidak melakukan hal buruk:“Di antara pendosa, yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain” Kalimat penuh inspirasi yang disampaikan Umar Bin Khattab, patut diingat agar kita terhindar dari perbuatan tidak baik yang semata-mata sifatnya duniawi semata. “Ketahuilah bahwa kebahagiaan tidak akan ditemukan selama kita terus mengejar dunia.” (yan) Baca juga :

Read More

Jamaah haji Indonesia dilarang jumroh pada jam 04.30 – 10.00 WAS

Mekah — 1miliarsantri.net : Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Nasrullah Jasam mengatakan Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mengeluarkan jadwal lontar jumrah Aqabah dan Hari Tasyriq bagi jamaah haji Indonesia. Jadwal lontar disusun sebagai pedoman jamaah dalam menjalani salah satu rangkaian proses puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Jadwal ini didasarkan pada surat pengumuman dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Jadwal disusun sedemikian rupa untuk memberikan pelindungan kepada jamaah,” kata Nasrullah di Makkah, Ahad (16/6/2024). Nasrullah menggarisbawahi ada waktu larangan bagi jamaah haji Indonesia untuk melontar jumroh. Waktu tersebut adalah jam 04.30 – 10.00 Waktu Arab Saudi. “Jamarat pada 10 Dzulhijjah pukul 04.30 – 10.00 biasanya sangat padat. Jamaah Haji Indonesia diminta tetap berada di tenda Mina masing-masing pada rentang waktu ini. Kami harap jadwal ini dipatuhi seluruh jamaah haji Indonesia demi kelancaran pergerakan Jemaah Haji,” ujarnya. Berikut Jadwal Lontar Jumrah Aqabah dan Tasyriq 1445 H/2024 M: 10 Dzulhijjah 1445 H 11 Dzulhijjah 1445 H 12 Dzulhijjah 1445 H 13 Dzulhijjah 1445 H (drus) Baca juga :

Read More

Amalan yang Bisa Dilakukan Selama Wukuf

Mekah — 1miliarsantri.net : Ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan jamaah haji selama wukuf di Arafah ketika puncak haji. Menurut Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi, KH Mahbub Maafi Ramadhan, jamaah bisa memperbanyak bacaan dzikir, berdoa, bertalbiyah, dan membaca Alquran. “Banyak amalan yang bisa dilakukan, yang penting saat wukuf kita selalu bermunajat kepada Allah dan hanya fokus kepadanya,” terang Kiai Mahbub di Makkah, Sabtu (15/6/2024). Kiai Mahbub menjelaskan, Arafah adalah waktu kita berduaan dengan Allah, sekaligus waktu yang tepat untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang kita lakukan. Namun menurut dia tidak ada bacaan doa khusus saat Arafah. Dia berkata, jamaah haji bisa dan boleh membaca doa apa pun, bahkan boleh memanjatkan doa dengan bahasa Indonesia. “Baca doa apa pun, bisa dengan Indonesia. Misalnya doa mohon ampun atas dosa, mohon dikabulkan keinginan dan hajatnya, apa pun, yang penting doanya baik-baik,” ungkapnya. Meskipun demikian, menurut Kiai Mahbub, ada beberapa doa dan dzikir yang sudah diamalkan para ulama kita. Para jamaah bisa merujuknya melalui buku-buku doa manasik yang telah diterbitkan oleh Kemenag atau lembaga otoritatif lainnya. (dul) Baca juga :

Read More