Ketika Rasulullah SAW Ditanya Kapan Hari Kiamat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Orang yang beriman dan berislam pasti meyakini akan datangnya hari kiamat. Hal itu juga mengisyaratkan, semua Muslim mempercayai bahwa alam semesta hanyalah sementara dan kelak akan menemui kehancuran total. Ini tidak berarti pesimisme, melainkan pengakuan bahwa Zat Yang Maha-kekal hanyalah Allah SWT. Acap kali, olok-olok diberikan oleh mereka yang menolak percaya akan kedatangan hari kiamat. Pada masa Rasulullah SAW pun, banyak kaum musyrik yang mengajukan pertanyaan, kapankah kiamat terjadi. Rasulullah SAW diajari Allah SWT untuk memberikan jawaban yang sangat bijaksana. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah al-A’raf ayat ke-187. Artinya, “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, ‘Kapan terjadi?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” Ayat tersebut turun di Makkah berkaitan dengan perangai orang-orang musyrikin Quraisy yang menanyakan waktu terjadinya hari kiamat. Inilah pula yang membedakan penduduk kafir Makkah dan Yastrib (Madinah). Di Makkah, tidak ada kaum ahli kitab–semisal kalangan Yahudi–yang memberitahukan dan mengajarkan penduduk setempat tentang nubuat kerasulan, hari kebangkitan, serta surga dan neraka. Adapun di Madinah, orang-orang Arab setempat sudah biasa bergaul dengan bangsa Yahudi. Mereka memiliki pengertian tentang kenabian dan hari kiamat. Jadi, ketika orang-orang Quraisy menanyakan tentang hari kiamat itu didorong anggapan mereka bahwa kiamat tidak mungkin terjadi. Mereka ingin menuding bahwa Rasulullah SAW hanyalah penyebar berita bohong. Allah menggambarkan pikiran mereka yang picik dengan firman-Nya. يَسۡتَعۡجِلُ بِهَا الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِهَا‌ ۚ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مُشۡفِقُوۡنَ مِنۡهَا ۙ وَيَعۡلَمُوۡنَ اَنَّهَا الۡحَقُّ ‌ ؕ اَلَاۤ اِنَّ الَّذِيۡنَ يُمَارُوۡنَ فِى السَّاعَةِ لَفِىۡ ضَلٰلٍۢ بَعِيۡدٍ “Orang-orang yang tidak percaya adanya hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh” (QS asy-Syura: 18). Ini tak berarti bahwa tiada orang beriman yang pernah bertanya langsung kepada Rasulullah SAW ihwal kapan kiamat terjadi. Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW berceramah di hadapan jamaah. Beliau menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat dan hal-hal lain agar umat waspada. Di antara para pendengar, terdapat seorang Arab badui. Karena pikirannya yang lugu, ia pun mendengarkan ceramah Nabi SAW itu dengan heran. “Mengapa Rasulullah SAW terus menerangkan perihal tanda-tanda kiamat, tetapi tidak tentang kapan terjadinya?” Akhirnya, Arab badui ini memberanikan diri untuk bertanya ketika Nabi SAW sedang berceramah. “Ya Rasulullah! Kapankah hari kiamat itu terjadi?” Nabi SAW tidak langsung menanggapinya. Maka si Badui terus bertanya, sampai tiga kali berturut-turut. Akhirnya, Rasulullah SAW merespons. “Siapa tadi yang bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi?” “Saya, ya Rasulullah,” jawab Arab Badui ini. “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya (hari kiamat)?” tanya Rasulullah SAW kemudian. Setelah terdiam sejenak, lelaki itu pun menjawab, “Saya mungkin tidak punya banyak amalan shalat dan sedekah. Namun, yang sudah saya persiapkan adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah SAW kemudian berkata: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ “Kalau begitu, engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Bukan hanya Arab Badui itu, seluruh jamaah tersenyum senang mendengar jawaban Nabi SAW. (yan) Baca juga :

Read More

Bapak Para Nabi ini Berbohong di Hadapan Penguasa

Jakarta — 1miliarsantri.net : Setiap orang beriman diharuskan berkata jujur. Sebab perkataan demikian adalah wasilah menuju ketakwaan. Namun ini ada orang shaleh, bahkan bukan cuma shaleh, ini nabi sekaligus rasulullah yang terpaksa tidak berkata jujur. Nabi satu ini harus berbohong demi kemaslahatan tertentu. Siapa dia? Dia adalah Khalilullah (el-khalil) Nabi Ibrahim Alaihissalam. Nabi yang sejak kecil sudah dibersamai Allah sehingga tumbuh menjadi insan pemberani menghadapi raja Namrud (Nimrod). Kisah dia berbohong terjadi beberapa kali. Pertama adalah saat dia menghancurkan berhala-berhala yang disembar banyak orang. Kemudian menyisakan satu berhala yang paling besar. Ketika orang-orang bertanya kepada Ibrahim siapa yang menghancurkan berhala – berhala itu, dia menjawab, bahwa yang menghancurkan mereka adalah berhala yang besar. Penguasa Namrud murka mendengar jawaban itu. Dia menghukum Ibrahim dengan membakarnya. Tapi karena ibrahim ditemani Allah, maka sang nabi yang seharusnya merasakan panas dan terbakar hancur, malah justru merasakan dingin dan ketenangan saat nyala api menjilati tubuhnya. Bohong yang kedua adalah saat berjalan bersama istri tercinta Sarah. Wanita satu ini dikenal berparas cantik. Kecantikannya membuat orang-orang di sekitarnya hormat kepada wanita tersebut. Bahkan ada yang mengatakan, bahwa pria yang tertampan adalah Nabi Yusuf. Sedangkan wanita tercantik adalah Sarah, istri Ibrahim. Nah, suatu ketika, Sarah bersama Ibrahim datang ke sebuah daerah. Penguasa di sana masyhur sebagai pria yang gemar menyetubuhi wanita cantik. Bila si penguasa mengetahui ada perempuan cantik sudah bersuami, maka dia akan membunuh si suami dan mempersunting si wanita tersebut. Saat Ibrahim bersama Sarah tiba di daerah tersebut, informasi menyebar ke banyak orang. Penduduk di sana mengagumi paras cantik Sarah. Bahkan info itu sampai ke telinga si penguasa. Itu sultan langsung bernafsu hendak menemui Sarah dan mempersuntingnya. Lalu datanglah pasukan pengawal menjemput Sarah dan Ibrahim. Keduanya dihadapkan kepada si sultan. Si pemegang tahta bertanya kepada Ibrahim, “Siapa engkau?” kemudian Ibrahim tidak menyebut dirinya sebagai suami Sarah. Dia malah menjawab, “Saya saudara Sarah.” Karena dusta itu, Ibrahim selamat dari ancaman si penguasa zalim. Ibrahim diminta keluar dan Sarah tetap bersama si sultan. Ibrahim berdoa agar Allah melindungi Sarah. Sarah juga berdoa yang sama. Sementara si Sultan hendak menjamah Sarah, tapi tidak pernah berhasil. Tubuhnya mendadak gemetar dan membeku ketika hendak berbuat jahat terhadap Sarah. Si Sultan ketakutan, sampai akhirnya menganggap Sarah adalah wanita hebat. Akhirnya, keduanya dibebaskan. Selamatlah Ibrahim dan Sarah dari kezaliman penguasa. (yan) Baca juga :

Read More

Alquran Peringatkan Bahwa Istri dan Anak Bisa Menjadi Musuh dalam Selimut

Surabaya — 1miliarsantri.net : Alquran Surat At-Tagabun Ayat 14 dan 15 menjelaskan bahwa di antara para istri dan anak-anaknya ada yang menjadi seperti musuh bagi orang beriman. Apa maksud peringatan tersebut? Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, Imam At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa menurut Ibnu Abbas ayat 14 dan 15 itu turun berkaitan dengan kasus sekian banyak penduduk Makkah yang ingin berhijrah tetapi dihalangi oleh istri dan anak-anak mereka. Kemudian setelah pada akhirnya mereka berhijrah, mereka menemukan rekan-rekan mereka yang telah terlebih dahulu berhijrah, telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang Islam. Ketika itu mereka menyesal dan bermaksud menjatuhi hukuman terhadap istri dan anak-anak mereka yang menjadi penyebab ketertinggalan itu. Riwayat lain menyatakan bahwa ayat 14 itu turun di Madinah berkaitan dengan kasus Auf bin Malik al- Asyja’iy yang istri dan anak-anaknya selalu menangis jika Auf hendak ikut berperang (jihad). Istri dan anaknya melarangnya ikut jihad, khawatir mereka ditinggal mati oleh Auf. Menyadari hal itu, ia mengadu kepada Nabi Muhammad SAW dan turunlah ayat ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌمٌ “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (QS At-Tagabun ayat 14). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar.” (QS At-Tagabun ayat 15) Dalam penjelasan Tafsir Ringkas Kementerian Agama, pada ayat tersebut orang-orang beriman diperingatkan tentang istri dan anak-anak mereka. “Wahai orang-orang yang beriman! Hendaknya kamu waspada. Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu dunia-akhirat.” Kadang-kadang istri dapat menjerumuskan suami dan anak-anak dapat mencelakakan bapaknya untuk melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dengan mengawasi dan menanamkan pendidikan agama kepada mereka, dan jika kamu memaafkan mereka ketika mereka melakukan kesalahan, dan kamu menyantuni mereka dengan sikap yang lembut, serta memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, maka sungguh, Allah Mahapengampun kepada hamba-hamba-Nya, Mahapenyayang kepada seluruh makhluk-Nya. Manusia harus menyadari dengan penuh keinsafan peringatan Allah pada ayat 15 ini. Sesungguhnya harta kamu yang sangat kamu cintai dan anak-anak kamu yang menjadi kebanggaan kamu hanyalah cobaan bagimu, apakah kamu mengelolanya dengan baik dan benar, serta mendidik mereka dengan agama yang lurus, dan di sisi Allah pahala yang besar bagi orang-orang beriman yang mengelola harta dengan baik dan mendidik anak-anak dengan benar. Ayat di atas dalam penjelasan Tafsir Tahlili Kementerian Agama, mengandung makna bahwa Allah SWT menjelaskan ada di antara istri-istri dan anak-anak yang menjadi musuh bagi suami dan ayahnya. Istri-istri dan anak-anak ada kalanya mencegah mereka (suami/ ayah) berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, menghalangi mereka beramal saleh yang berguna bagi akhirat mereka. Bahkan ada kalanya istri-istri dan anak-anak menjerumuskan suami atau ayahnya kepada perbuatan maksiat, perbuatan haram yang dilarang oleh agama. Karena rasa cinta dan sayang kepada istri dan anaknya, agar keduanya hidup mewah dan senang, seorang suami atau ayah tidak segan berbuat yang dilarang agama, seperti korupsi dan lainnya. Oleh karena itu, dia harus berhati-hati, dan sabar menghadapi anak istrinya. Mereka perlu dibimbing, tidak terlalu ditekan, sebaiknya dimaafkan dan tidak dimarahi, tetapi diampuni. Allah SWT sendiri pun Mahapengampun, lagi Mahapenyayang, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا اَنْ يَّنْكِحَ الْمُحْصَنٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ فَمِنْ مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ فَتَيٰتِكُمُ الْمُؤْمِنٰتِۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِكُمْ ۗ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۚ فَانْكِحُوْهُنَّ بِاِذْنِ اَهْلِهِنَّ وَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ مُحْصَنٰتٍ غَيْرَ مُسٰفِحٰتٍ وَّلَا مُتَّخِذٰتِ اَخْدَانٍ ۚ فَاِذَآ اُحْصِنَّ فَاِنْ اَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنٰتِ مِنَ الْعَذَابِۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ ۗ وَاَنْ تَصْبِرُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ . . . . . . . Kesabaranmu lebih baik bagi kamu. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (QS An-Nisā’ Ayat 25) Ayat 15 dari Surat At-Tagabun dalam penjelasan Tafsir Tahlili Kementerian Agama, Allah SWt menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar. إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ “Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku (yang berat) ialah harta.” (Riwayat Imam Aḥmad, at-Tirmiżī, aṭ-Ṭabrānī, dan al-Ḥākim, dari Ka‘ab bin ‘Iyāḍ) Kalau manusia dapat menahan diri, tidak akan berlebihan cintanya kepada harta dan anaknya, jika cintanya kepada Allah SWT lebih besar daripada cintanya kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat ganda. (yat) Baca juga :

Read More

Golongan Manusia yang Masuk Surga Tanpa Hisab

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sayyidatina Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu anha adalah putri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan bahwa Sayyidatina Asma binti Abu Bakar menyampaikan sebuah hadits tentang orang-orang yang masuk surga tanpa hisab. Sayyidatina Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu anha berkata bahwa mendengar baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, “Pada hari kiamat, semua orang akan dikumpulkan di suatu tempat. Suara yang diumumkan oleh malaikat pasti akan terdengar oleh semua orang.” Malaikat mengumumkan, “Di mana orang yang selalu mengingat dan memuji Allah SWT dalam keadaan senang atau susah? Mendengar pengumuman itu, sekelompok manusia berdiri dan masuk surga tanpa hisab.” Kemudian, malaikat mengumumkan lagi, “Di mana orang yang sibuk beribadah pada malam hari dan mejauhkan diri dari tempat tidurnya? Sekelompok manusia bangun dan masuk surga tanpa hisab.” Malaikat mengumumkan lagi, “Di mana orang yang perdagangan dan jual belinya tidak melalaikannya dari mengingat Allah SWT? Kemudian sekelompok manusia bangun dan masuk surga tanpa hisab.” Kisah ini juga diriwayatkan dalam hadits lain dengan tambahan bahwa akan diumumkan, “Penduduk Mahsyar akan melihat siapakah orang yang mulia?” Kemudian akan diumumkan lagi, “Mereka adalah orang yang kesibukkan perdagangannya tidak menghalangi dia dari mengingat Allah SWT dan dari mendirikan sholat.” (dari Kitab Durrul Mantsur) Dilansir dari buku Fadhail Namaz yang disusun Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan. Berdasarkan hadits di atas, ada beberapa golongan manusia yang masuk surga tanpa hisab. Di antaranya golongan manusia yang selalu mengingat dan memuji Allah SWT dalam keadaan senang atau susah. Golongan manusia yang sibuk beribadah pada malam hari. Golongan manusia yang perdagangan dan jual belinya tidak melalaikannya dari mengingat Allah SWT. (yan) Baca juga :

Read More

Al Quran Isyaratkan Karakter Tentara Israel yang Penakut

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam artikel bertajuk The Occupation Army Is Being Affected Seriously By Suicide, Low Morale And Mental Illness yang diterbitkan middleeasmonitor, kolumnis Aziz Mustafa berbicara tentang meningkatnya jumlah kasus bunuh diri, masalah psikologis yang serius, dan moral yang rendah. Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah masalah yang nyata. Tentara Israel rupanya telah membuka penyelidikan terhadap fenomena bunuh diri di kalangan tentaranya, karena mereka tidak mampu mengatasinya secara memadai. Ini adalah gejala dari penyakit mental yang mempengaruhi semakin banyak tentara Israel, dan bukan hanya di antara jajaran lainnya. Setidaknya seorang letnan kolonel telah melakukan bunuh diri, mendorong kepala Pusat Studi Bunuh Diri dan Sakit Mental Lior Tsfaty, Profesor Yossi Levi-Belz, mengatakan bahwa masalah ini sangat mengejutkan karena mereka tidak terbiasa dengan hal itu selama pertempuran, meskipun itu termasuk mereka yang menderita PTSD, yang terbangun setiap pagi karena berbagai pemandangan, suara, dan perasaan bersalah. Tetapi pihak militer menolak untuk mempublikasikan nama-nama tentara dan perwira yang telah melakukan bunuh diri dan merahasiakannya. Namun demikian, kita tahu bahwa antara 1973 dan 2024, 1.227 tentara Israel melakukan bunuh diri berdasarkan catatan resmi, tetapi jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Beberapa pihak mengklaim bahwa tentara menutup-nutupi jumlah pastinya. Keinginan untuk berperang telah runtuh, meskipun kehancuran telah terjadi di Gaza. Tentara mulai goyah antara semangat militer yang memburuk dan keinginan untuk membelot. Dengan semakin banyaknya yang tidak mau bertugas di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Gaza, Israel menghadapi keruntuhan pasukan cadangannya dalam waktu dekat. Terkait hal ini, Alquran telah memberikan isyarat tentang karakter kejiwaan mereka. Bani Israil yang menjadi akar dari bangsa Yahudi dalam kisahnya terkenal sebagai umat yang penakut. Alquran mengisahkan bahwa Bani Israil tidak mau memasuki wilayah Kana’an karena takut berperang sehingga mereka membangkang kepada Nabi Musa alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ Mereka berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu, lalu berperanglah kamu berdua. Sesungguhnya kami tetap berada di sini saja.” (QS Al-Ma’idah Ayat 24) Maksud ayat di atas yaitu, sebagaimana dikutip Tafsir Ringkas Kementerian Agama, setelah orang-orang Yahudi menolak perintah dua utusan Nabi Musa, yaitu Yosua bin Nun dan Kalaeb bin Yefune. Kemudian orang-orang Yahudi berkata, “Wahai Musa! Meski engkau menyuruh kami untuk masuk ke Kana’an yang merupakan daerah orang Palestina, sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka, yaitu penduduknya yang merupakan orang-orang kuat lagi besar, masih ada di dalamnya. Karena itu, lebih baik pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan kemudian berperanglah kamu berdua untuk mengalahkan mereka. Sementara kalian berperang, biarlah kami tetap berada dan menanti di sini saja sambil menunggu hasil dari perjuanganmu.” Dalam ayat di atas dijelskan bahwa anjuran dua orang utusan Nabi Musa itu tidak dapat mempengaruhi kaumnya dan tidak mengubah semangat mereka. Oleh karena itu setelah anjuran itu, mereka mengulangi ucapan mereka kepada Nabi Musa bahwa mereka selamanya tidak akan masuk Kana’an selama kaum raksasa dan angkuh penduduk negeri itu masih berada di sana. Umat Nabi Musa menegaskan bahwa jika Nabi Musa tetap berkehendak akan memasuki tanah Kana’an, maka biar Nabi Musa sajalah bersama bantuan Tuhan yang akan memerangi kaum itu, sedangkan mereka tetap membangkang tidak mengikuti Nabi Musa memasuki Kana’an. Jawaban Bani Israil (Yahudi) kepada utusan Nabi Musa ini menunjukkan kedangkalan pikiran dan kekerdilan mereka. Memang mula-mula mereka telah menyembah Allah mengikuti Nabi Musa, kemudian mereka berusaha menyembah anak sapi mengikuti ajakan Samiri. Memang kaum Yahudi itu biasa membangkang terhadap Nabinya, malah kadang-kadang membunuhnya. Sementara itu, dalam Alquran, surat Ali Imran ayat 112, diceritakan bahwa kaum Yahudi dikenal sebagai kaum yang penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Allah SWT berfirman: ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ “Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.” Terkait ayat tersebut, dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa dengan kekafiran dan keingkaran para Ahli Kitab (Yahudi), serta tindak tanduk mereka yang keterlaluan memusuhi umat Islam dengan berbagai cara dan usaha, Allah SWT menimpakan kehinaan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali bila mereka tunduk dan patuh kepada peraturan dan hukum Allah dengan membayar jizyah, yaitu pajak untuk memperoleh jaminan keamanan (ḥabl min Allah) dan mereka memperoleh keamanan dari kaum Muslimin (habl min al-nas). Tetapi hal itu tidak dapat mereka laksanakan dalam pergaulan mereka dengan Nabi dan para sahabatnya di Madinah, bahkan mereka selalu menentang dan berusaha melemahkan posisi kaum Muslimin dan tetap memusuhi Islam. Karena itu mereka mendapat kemurkaan Allah SWT, ditimpa kehinaan dan terusir dari Madinah. Mereka ditimpa kehinaan menjadi kaum yang penakut. (yan) Baca juga :

Read More

Pesan Penting Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo pada Pengurus MUI

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo, Prof Dr Muhammad Ad-Duwaini berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan tiga poin penting. Pertama, turos atau kitab-kitab klasik merupakan warisan keilmuan Islam. “Al Azhar mempunyai pengalaman lebih dari 1000 tahun tanpa berhenti dalam menjaga, mengembangkan, dan menyebarkan warisan keilmuan Islam,” beber Syekh Ad-Duwaini dalam paparannya. Menurut dia, turos bukanlah sebab kemunduran umat Islam. Justru sebaliknya, ia bagian dari harta warisan paling berharga umat Islam dalam menjaga jati diri dan menguatkan generasi penerus untuk terus berpegang teguh kepada pemahaman agama yang benar, yaitu kepada Alquran dan sunnah. Kedua, Al-Azhar dalam menjaga dan mengembangkan turos. “Pemahaman terhadap Turos harus juga dibarengi oleh kesadaran akan dinamika perkembangan keilmuan dan keadaaan umat saat ini,” tegas Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo ini. Di hadapan pimpinan MUI serta para perwakilan ormas Islam tersebut, Syekh Ad-Duwaini menyampaikan pemahaman yang baik terhadap Turos sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Azhar dapat melahirkan pandangan yang wasathi. Di samping itu, lahirnya kemampuan untuk bersinergi dan menghormati pendapat orang atau kelompok lain. Sebab, menurut dia wasathiyah bukanlah sebuah slogan dan pemanis bibir saja. Wasathiyah adalah konsep yang berakar kuat dari pemahaman yang benar, dijaga, dikuatkan, disinergikan dan disebarkan oleh para ahli yang mengaku wasathi. Adapun dalam konteks yang dimaksud adalah peran yang juga digawangi oleh MUI sebagai payung besar ormas Islam di Indonesia. Oleh karenanya, pemahaman para alim ulama terkait Turos sangatlah penting. “Ketiga, penyesuaian masa kini, berdasarkan keilmuan turos tersebut dengan melihat perkembangan yang terjadi sekarang,” jelasnya. Dalam kesempatan tersebut, turut menyambut Wakil Grand Syekh Al-Azhar tersebut yaitu Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, serta Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni’am Sholeh beserta jajaran pimpinan MUI dan ormas Islam. Dalam kunjungan kali ini juga dilengkapi pula dengan sesi tanya jawab saat forum diskusi bersama Wakil Grand Syekh Al-Azhar. (rid) Baca juga :

Read More

Hadits ke-17 Arbain Nawawi: Perintah Berbuat Baik

Jakarta — 1miliarsantri.net : Allah Subhanahu wa taala memerintahkan umat manusia untuk senantiasa baik kepada siapapun, baik kawan maupun lawan. Bahkan kepada makhluk selain manusia, juga diperintahkan untuk berbuat baik. Sebab, perbuatan baik itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Dalam kitab Arbain Nawawi, hadits yang ke-17, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW) memerintahkan umatnya untuk terus berbuat baik. Berikut ini hadits ke-17 dalam kitab Arbain An-Nawawi, عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلّم قَالَ: (إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا اْلقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ “Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan perbuatan ihsan (baik) pada tiap-tiap sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya.” (HR Muslim) Menurut Ibnul ‘Atthar Asy-Syafi’i rahimahullah, hadits Arba’in nomor urut 17 ini termasuk hadits singkat namun sarat makna, juga berisi kaedah pokok dalam agama ini. Hadits tersebut berisi perintah untuk berbuat baik pada diri sendiri, juga pada setiap makhluk, sampai pada saat menyembelih dengan berbuat baik pada hewan yang akan disembelih, dan perintah untuk menyenangkannya. (Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Ibnul ‘Atthar, hlm. 112) Dalam ajaran Islam dianjurkan berkurban tapi bukan menyakiti hewan, bahkan Rasulullah melaknat seseorang yang menyakiti hewan sebagaimana dalam cerita Sa’id bin Jubair, كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَمَرُّوا بِفِتْيَةٍ أَوْ بِنَفَرٍ نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا فَلَمَّا رَأَوْا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوا عَنْهَا وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هَذَا “Saya sedang bersama Ibnu Umar, lalu lewatlah para pemuda atau sekelompok orang yang menyakiti seekor ayam betina, mereka melemparinya. Ketika hal itu dilihat Ibnu Umar mereka berhamburan.” Dan Ibnu Umar berkata: “Siapa yang melakukan ini? Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat orang yang melakukan ini.” (HR. Bukhari No. 5515) Dalam riwayat Ibnu Umar yang sama juga, لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَثَّلَ بِالْحَيَوَانِ “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat orang yang mencincang/membuat cacat hewan.” (HR. Bukhari No. 5515). Yaitu mencincang dan membuat cacat hewan ketika masih hidup. Lalu, apa makna laknat dalam hadits ini? Yaitu diharamkan. Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: مَنْ مَثَّلَ بِذِي رُوحٍ، ثُمَّ لَمْ يَتُبْ مَثَّلَ اللهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Barang siapa yang mencincang sesuatu yang punya ruh, lalu dia tidak bertobat, maka dengannya Allah akan mencincangnya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad No. 5661) Berkata Jabir bin Abdullah Radhlallahu ‘Anhu: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَيْهِ حِمَارٌ قَدْ وُسِمَ فِي وَجْهِهِ فَقَالَ لَعَنَ اللَّهُ الَّذِي وَسَمَهُ “Bahwasanya lewat dihadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seekor Keledai yang diwajahnya diberikan cap (tanda). Maka beliau bersabda: ‘Allah melaknati orang yang membuat cap padanya’.” (HR. Muslim No. 2117) Faedah Hadits Hal ini secara teori mudah, namun praktiknya tidak akan mudah. Karena orang membunuh itu biasanya ada unsur balas dendam sebagai balasan sakit hati yang luar biasa. Sehingga orang membunuh itu pada umumnya selalu ada dorongan untuk menyakiti dan menyiksa. Di sinilah urgensi perintah Allah kepada orang Islam untuk selalu berlaku ihsan. Di mana dia berlaku ihsan itu sebagai bukti akan keagungan agama Islam yang sempurna. Termasuk ketika harus menghilangkan nyawa orang lain. Di sini pula nyata kelihatan bahwa agama Islam adalah agama yang realistis. Dalam kehidupan yang demikian kompleks semuanya bisa saja terjadi. Kita semua pasti ingin kekasaran dan kekejaman itu dinihilkan, namun tuntutan sertanya kenyataan hidup seringkali tidak sejalan dengan keinginan. Ada saat tertentu di mana kita harus memilih pilihan yang pahit. Dalam keadaan demikian, hendaknya kita tetap fokus pada tujuan. Bila tujuannya adalah membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang, jangan sampai tujuan itu terselipi dengan tujuan yang lain. Misalnya tujuan menyiksa dengan cara memperlama proses kematian. (yan) Baca juga :

Read More

Doa Agar Anak Tidak Terkena Penyakit Ain

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam khazanah Islam, ada sebuah penyakit yang dinamakan ain. Ini merupakan penyakit yang datang dari pandangan seseorang yang di dalamnya terdapat sifat iri dan dengki. Ketika ada orang yang memiliki pandangan ain, ia menghendaki keburukan terjadi pada orang yang dilihatnya. Setiap orang tua tentu ingin anak-anaknya terlindungi dari pelbagai bahaya, termasuk pandangan ain. Dan, sebaik-baik pemberi perlindungan adalah Allah SWT. Maka dari itu, berdoalah kepada-Nya. Rasulullah SAW telah mengajarkan sebuah doa yang bisa dipanjatkan tiap orang tua agar anak-anaknya senantiasa mendapatkan perlindungan Allah dari kejahatan, baik yang zahir maupun batin. Doa ini pun sering dipanjatkan Rasulullah SAW berkaitan dengan dua cucunya, yakni Hasan dan Husain. Berikut adalah teks doanya. أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ (U’iidzukumaa bikalimaatillahi taammati min kulli syaithaaniw wa haammatiw wa min kulli ‘ainil lammah) Artinya, “Aku lindungi kamu dengan kalimat Allah yang sempurna ( Alquran atau Asma al-Husna Allah) dari kejahatan setiap setan, setiap binatang, dan dari setiap mata (ain) yang dengki.” Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan at-Tirmidzi, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa dengan doa seperti itu pula Nabi Ibrahim AS memohon perlindungan kepada Allah bagi putranya, yakni Nabi Ishaq dan Nabi Ismail. (yat) Baca juga :

Read More

Sabda Rasulullah SAW Terkait Meningkatnya Populasi Muslim

Jakarta — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW dalam sabdanya menjelaskan bahwa di masa yang akan datang nanti jumlah umat Islam atau Muslim di dunia akan sangat banyak, namun seperti buih. Hadits ini sesuai dengan hasil penelitian lembaga Pew Research Center. Rasulullah SAW juga menjelaskan, ketika jumlah Muslim menjadi sangat banyak di dunia, akan ditanamkan Al wahn kepada hati umat Islam oleh Allah SWT. Berdasarkan data yang dipublikasikan Pew Research Center (pada 2011) populasi Muslim dunia diperkirakan meningkat dari 1,6 miliar pada tahun 2010 menjadi 2,2 miliar pada 2030. Secara global, populasi Muslim diperkirakan akan tumbuh sekitar dua kali lipat dibandingkan populasi non-Muslim selama dua dekade (tahun 2010 – 2030), dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 1,5 persen bagi umat Islam, dibandingkan dengan 0,7 persen bagi non-Muslim. Berikut ini hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa jumlah Muslim akan menjadi banyak di masa mendatang. عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ Dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?” Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn.” Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR Imam Abu Dawud) Masih berdasarkan data Pew Research Center, jumlah Muslim diperkirakan akan terus bertambah di Amerika Serikat (AS). Bahkan pada 2040 akan lebih banyak jumlah Muslim di Amerika Serikat daripada jumlah Yahudi di Amerika Serikat. Sementara di urutan pertama masih didominasi umat Kristiani, di urutan kedua terbanyak ada umat Islam di tahun 2040 di Amerika Serikat . Di saat yang sama, setidaknya 20 negara di dunia menghadapi ancaman kepunahan populasi secara drastis. Sementara negara berpenduduk mayoritas Muslim ini diprediksikan meningkat. Data prediksi kenaikan populasi ini merujuk hasil studi Pew Research antara 2020 hingga 2050 mendatang. Berikut ini 17 negara mayoritas berpenduduk Islam yang populasinya diproyeksikan meningkat tajam: Pertama, Suriah Populasi Muslim pada 2050 : 31,22 jutaPerkiraan peningkatan populasi antara tahun 2020 dan 2050 : 8,63 juta Persentase peningkatan : 38 persen Sebanyak 93 persen dari populasi Suriah adalah Muslim. Sekitar tiga perempat dari mereka adalah penganut sekte Islam Sunni, diikuti oleh Muslim Syiah sebesar 13 persen dan Alawit sebesar 11 persen. Suriah merupakan salah satu negara yang populasi Muslimnya akan meningkat paling banyak pada 2050. Kedua, Guinea Populasi Muslim pada 2050 : 19,56 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 8,76 juta Persentase peningkatan : 81 persen Guinea adalah negara mayoritas Muslim di Afrika Barat, dengan tingkat kelahiran yang tinggi, yaitu 4,5 kelahiran per wanita. Populasi semua kelompok yang tinggal di negara ini diproyeksikan akan tumbuh pada tingkat yang sama antara sekarang dan 2050. Demografi agama akan tetap sama seperti pada 2020, dengan 85 persen Muslim dan 10 persen Kristen. Ketiga, Turki Populasi Muslim pada 2050 : 89,32 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 10,23 juta Persentase peningkatan : 13 persen Turki memiliki sejarah Islam yang kaya dan populer di seluruh dunia karena arsitektur Ottoman dan masjid-masjidnya. Sebanyak 98 persen dari populasi mengidentifikasi dirinya sebagai Muslim, dan persentase ini diperkirakan akan dipertahankan selama tiga dekade ke depan. Keempat, Malaysia Populasi Muslim pada 2050 : 32,72 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 10,65 juta Persentase peningkatan : 48 persen Malaysia adalah negara yang dikenal dengan koeksistensi agamanya, dengan Muslim, Buddha, dan Hindu yang hidup berdampingan secara harmonis. Islam adalah agama yang paling banyak dipraktikkan dan paling cepat berkembang di negara ini, dengan lebih dari 66 persen penduduk Malaysia mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim. Pada 2050, angka ini diproyeksikan naik menjadi 72,4 persen, sementara pangsa penganut Buddha diperkirakan turun dari 15,7 persen menjadi 10,8 persen, sedangkan populasi Hindu akan mengalami sedikit penurunan menjadi 5 persen pada 2050 dari 5,8 persen pada 2020. Kelima, Arab Saudi Populasi Muslim pada 2050 : 42,49 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 11,8 juta Persentase peningkatan : 38 persen Arab Saudi adalah rumah bagi tempat-tempat tersuci dalam Islam, di Makkah dan Madinah. Negara ini adalah produsen minyak terbesar di Timur Tengah dan merupakan salah satu negara terkuat di kawasan ini. Sebagian besar penduduknya beragama Islam, dengan sekitar 90 persen menganut aliran Sunni. Keenam, Senegal Populasi Muslim pada 2050 : 27,56 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 12,08 juta Persentase peningkatan : 78 persen Muslim merupakan 96,6 persen dari populasi Senegal. Pada 2050, angka ini akan meningkat menjadi 97,5 persen karena proyeksi peningkatan populasi kelompok ini sebesar 78 persen selama tiga dekade ke depan. Ketujuh, Somalia Populasi Muslim pada 2050 : 26,10 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 13,99 juta Persentase peningkatan : 116 persen Somalia memiliki salah satu tingkat kelahiran tertinggi di dunia, dengan rata-rata 6,42 kelahiran per wanita. Somalia merupakan negara yang didominasi oleh Muslim dengan 99 persen penduduknya menganut agama Islam. Populasi mereka kemungkinan akan meningkat dua kali lipat pada 2050 dan umat Islam akan menguasai 99 persen dari populasi menurut Pew Research Center. Kedelapan, Sudan Populasi Muslim pada 2050 : 64,72 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 26,29 juta Persentase peningkatan : 68 persen Sudan adalah rumah bagi hampir 40 juta Muslim, yang merupakan sekitar 97 persen dari keseluruhan populasi negara ini. Jumlah komunitas Muslim diproyeksikan tumbuh lebih dari dua pertiga pada 2050. Kesembilan, Indonesia Populasi Muslim pada 2050 : 256,82 juta Perkiraan peningkatan populasi antara 2020 dan 2050 : 27,20 juta Persentase peningkatan : 12 persen Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, dengan sekitar 229 juta Muslim saat ini yang merupakan 87,2 persen dari…

Read More

Penghulu dan Penyuluh Diminta Edukasi Bahaya Judi Online pada Calon Pengantin

Jakarta — 1miliarsantri.net : Judi online semakin meresahkan dan menyasar seluruh lapisan masyarakat. Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kemenag, Anwar Saadi minta menyisipkan materi pencegahan judi online dalam bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat. Menurutnya, diperlukan instruksi khusus kepada penghulu dan Penyuluh Agama Islam se-Indonesia untuk memasukkan materi bahaya judi online pada kegiatan Penyuluhan maupun Bimbingan Perkawinan. “KUA telah memberi pembekalan Bimbingan Perkawinan pada calon pengantin. Salah satu materi umumnya adalah peran dan tanggung jawab suami dan istri, termasuk pembekalan menjaga keutuhan keluarga. Namun, karena kasus judi online ini materi spesifik, ke depan, materi ini juga akan menjadi materi penting dalam Bimbingan Perkawinan,” papar Anwar. Selain penghulu, lanjutnya, materi ini juga harus menjadi bahan edukasi dan bimbingan kepada jemaah binaan Penyuluh Agama Islam se-Indonesia. Anwar menyebut, upaya ini merupakan bentuk dukungan terhadap Satgas Judi Online yang dibentuk pemerintah untuk menangani masalah darurat judi online. Sebab menurutnya, maraknya judi online menyebabkan kerusakan di berbagai lini kehidupan, tidak hanya melanggar pidana, tapi juga berakibat pelaku depresi, bunuh diri, KDRT, hingga pada perceraian rumah tangga. “Banyak kasus perceraian karena dilatarbelakangi dampak perjudian. Keutuhan sebuah keluarga sangat diuji apabila ada anggota keluarga, terutama kepala keluarga melakukan aktivitas perjudian. Selain buang waktu, merusak ekonomi keluarga, hingga berakibat pengabaian dan semena-mena terhadap keluarga,” lanjutnya. Anwar menyebut, terminologi judi tidak ada yang positif. Menjanjikan kemenangan, yang didapat justru kekalahan, kemiskinan, konsumtif, serta menjadi salah satu penyebab orang terdorong mengadu nasib dengan berjudi. “Bukan tanpa dasar, dari data konsultasi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) serta KUA, banyak istri yang mengadukan suaminya terlibat judi online. Akibatnya, tidak sedikit istri harus menanggung akibat perbuatan suaminya tersebut, hingga berhutang bahkan menggunakan jasa pinjaman online untuk menutupi kekurangan biaya sehari-hari,” imbuhnya. Anwar menambahkan, problem ekonomi juga menyumbang turunnya angka nikah tiap tahun. “Hal lain yang penting diketahui masyarakat dalam tiga tahun terakhir ini, angka perkawinan terus menurun. Biasanya per tahun mencapai angka 2 juta peristiwa nikah, namun tahun 2023 ini turun 25 persen, hanya 1,5 juta peristiwa nikah,” paparnya. Ia mengungkapkan, masyarakat mulai menunda menikah karena kondisi ekonomi yang menyebabkan rasa khawatir untuk membangun rumah tangga. “Karenanya, kami meminta kepada seluruh penghulu hingga penyuluh untuk mengampanyekan dan memberikan bimbingan penguatan keluarga, serta perilaku yang bisa merugikan keluarga, seperti judi online ini,” pungkas peraih Kepala KUA Teladan Nasional Pertama tahun 2008 ini. (rid) Baca juga :

Read More