Saat Nabi Yunus AS Lari dari Kaumnya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Allah mengutus Nabi Yunus ‘alaihis salam kepada penduduk Ninawa di Negeri Mushil. Utusan Allah itu menyeru mereka agar menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, banyak kaum itu justru mendustakannya. Dikutip dari Mukhtashar al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir, keadaan sedemikian rupa ini terus berkepanjangan. Pada akhirnya, Nabi Yunus meninggalkan mereka. Sebelum keluar dari kota, sang nabi memperingatkan kaumnya itu akan datangnya azab dari Allah. Beberapa malam sejak kepergian Nabi Yunus, mereka menyaksikan kebenaran turunnya azab Allah. Maka timbul ketakutan dalam hati mereka. Inilah yang membuat kaum tersebut ingin segera bertobat dan kembali kepada Allah. Mereka menyesali perbuatan mereka kepada nabi mereka. Mereka mengenakan pakaian dari bulu dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Laki-laki, perempuan, anak laki-laki, anak perempuan, dan para ibu sama-sama menangis. Unta, sapi, dan kambing mengeluarkan suara. Hari itu menjadi sangat dahsyat dan menakutkan. Dengan kekuatan, kekuasaan, kasih sayang, dan rahmat-Nya, Allah Yang Maha Agung membebaskan mereka dari adzab. Mereka berjumlah 100 ribu orang. Diperselisihkan apakah Nabi Yunus diutus kepada mereka sesudah atau sebelum peristiwa dalam perut ikan. Yakni ketika Yunus AS pergi dengan murka karena kaumnya, lalu naik kapal laut, terombang-ambing oleh gelombang karena kapal terlalu penuh sehingga hampir karam. Mereka bermusyawarah dan sepakat untuk mengundi orang yang akan dilempar dari kapal agar kapal lebih ringan. Ketika undian dijalankan, ternyata jatuh kepada Nabi Yunus. Akan tetapi mereka tidak rela dengan itu, maka mereka mengulangnya. Namun, ternyata undian jatuh lagi kepada Nabi Yunus. Ia pun bertekad untuk melemparkan dirinya. Namun orang-orang tidak merelakannya, maka mereka mengulang undian untuk ketiga kalinya. Lagi-lagi undian jatuh kepadanya, karena Allah memang hendak menjadikan sesuatu yang agung. Ia pun melemparkan diri ke laut. Allah Subhanahu wa Ta ala lalu mengutus seekor ikan besar, lalu menelannya. Allah memerintahkan kepada ikan itu, “Jangan engkau makan dagingnya. Jangan pula engkau cerna tulangnya. Dia bukan rezekimu.” Ikan mengambil Nabi Yunus dan membawanya berputar di dalam laut. Ketika ia sadar dirinya di dalam perut seekor ikan, ia menyangka dirinya telah mati, maka ia gerakkan anggota badannya, dan ia lalu sadar bahwa dirinya masih hidup. Ia lalu menyungkurkan diri bersujud kepada Allah dan berkata, “Wahai Rabb, aku bersujud kepada Engkau di tempat yang belum pernah seorang pun pernah bersujud kepada-Mu di dalamnya.” Para ulama berselisih tentang durasi Nabi Yunus berada di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari. Ada pula yang menyebut 40 hari. Pada akhirnya, Allah memerintahkan ikan besar itu memuntahkan Nabi Yunus ke pinggir pantai. Di sana, Allah menumbuhkan sebuah pohon labu, yang dengan buahnya itu sang nabi mendapatkan makanan dan minuman. Perlahan, kondisinya yang amat lemah menjadi lebih kuat. “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu” (QS ash-Shaaffaat: 145-146). Allah lalu memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali kepada kaumnya. Sang nabi juga diberi tahu bahwa kini mereka telah bertobat. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu” (QS. ash-Shaaffaat: 147-148). (jeha) Baca juga :

Read More

MUI Goes To Campus, Dorong Kampus Jadi Penggerak Etika Bermedia Sosial

Jakarta — 1miliarsantri.net : Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar program Goes to Campus untuk mendorong etika bermuamalah di media sosial. Salah satu kampus yang dikunjungi adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Infokom, Asrori S. Karni, kegiatan ini kolaborasi antara MUI dan UIN Jakarta. Menurutnya, banyak aspek yang penting untuk dicermati terkait etika digital. “MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 24 Tahun 2017 tentang Bermuamalah di Media Sosial yang memberikan pedoman agar tidak menyebarkan informasi yang tidak valid, seperti berita hoax dan fitnah, ” ujarnya di dalam Studium General Digital Ethic di Ruang Teater Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) UIN Jakarta. Dia mengatakan, fatwa tersebut memberi panduan agar tidak melakukan namimah (adu domba), ujaran kebencian, bullying, menyebarkan materi pornografi dan kemaksiatan, serta melakukan segala hal yang terlarang secara syar’i. “Kita ingin menggali update dan telaah akademik, kita bisa berkolaborasi agar mendorong aspek etik di medsos, kita pegang ini untuk mengerem pelanggaran etik di medsos, dengan begitu penggunaan media sosial bisa lebih optimal dengan cara yang efektif, efisien, dan terukur,” katanya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI, Idy Muzayyad menyampaikan, pendidikan dan literasi terkait digital etik ini sangat penting. Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Bermuamalah di Media Sosial menurutnya patut menjadi rujukan. Idy mengatakan, sebagai elemen masyarakat, MUI hanya bisa memberikan panduan dan pengawasan. Dia mencontohkan, saat melaksanakan pengawasan siaran Ramadhan dan menemukan pelanggaran, MUI hanya bisa memberikan rekomendasi kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menindaklanjuti. Menurutnya, apa yang terjadi di dunia digital sangat berpengaruh terhadap dunia nyata. “Dunia digital dan dunia nyata tidak bisa dipisahkan, maka mahasiswa harus menjadi agen literasi bagi masyarakat agar memiliki etika di media sosial, ” paparnya. Agen literasi tersebut, ujar dia, akan menjadi mujahid digital. Hal ini sejalan dengan program yang sudah dicetuskan oleh Komisi Infokom MUI. “Keberhasilan mujahid digital berjihad di dunia digital akan kita lihat dalam tiga sampai lima tahun ke depan, sejauh mana keadaban di medsos akan terbentuk,” (wink) Baca juga :

Read More

Menguji Keampuhan Sumpah Pemuda Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa

Jakarta — 1miliarsantri.net : Setelah memberitakan tiga kali mengenai Kongres Pemuda Indonesia II, Darmokondo menguji keampuhan isi Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Koran milik Budi Utomo itu menurunkan analisis empat seri 10 hari setelah Sumpah Pemuda diikrarkan, dalam judul: “Satu Tumpah Darah, Satu Bangsa, Satu Basa”. Darmokondo mengutip perkataan Guido Gazelle. Nama lengkapnya: Guido Pieter Theodorus Josephus Gezelle. Kutipannya: Die geen taal hift, is geen naam weerd dan Waar geen taal left, is geen volk. Artinya, kata Darmokondo: Yang tak berbasa, tak berharga dan Di mana tak ada basa, di situlah tak ada bangsa. “Atau dengan ringkas: Tiada bangsa tak berbasa,” tulis Darmokondo. Tapi Darmokondo juga mengutip pemikiran Stoddard, Bauer, dan lainnya. Pemikiran mereka menegaskan bahwa tanda bukti suatu bangsa tidak bergantung pada adanya persatuan bahasa. Bukti suatu bangsa itu ada adalah adanya kehendak bersatu. Dua-duanya, menurut Darmokondo benar. Menghidupkan bahasa persatuan benar adanya, menguatkan kehendak bersatu, benar pula. Lalu Darmokondo mengungkapkan sikapnya bahwa keperluan dan pengaruh bahasa atas suatu bangsa itu bukan kepentingan utama. Bangsa Indonesia juga tidak mengutamakan hal itu. Dengan kata lain, bahwa untuk mencapai persatuan Indonesia, bahasa tidak memiliki kepentingan utama. Darmokondo menyebut contoh ada banyak bangsa yang bisa bersatu kendati bahasanya tidak satu. Apakah bangsa Indonesia bisa bersatu tanpa bahasa? Atau dalam rumusan lain: perlukah bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia? “Walaupun ada basa yang satu (serupa), menjadi ada persatuan basa itu dan lebih jauh pun serupa pula agama dan adat istiadatnya, tetapi kalau perasaan dan budinya berlainan, hingga keperluannya pun jadi berbeda pula, maka persatuan yang berarti paham serukun seia sekata itu pun takkan bisa menjadi,” tulis Darmokondo. Darmokondo lalu memberi contoh. Jika seorang pelajar memiliki segala sesuatu yang bisa digunakan untuk mendukung pertemuan dengan pelajar yang lain, mereka tetap tak akan bisa bertemu jika yang satu berperasaan budak dan yang lain berperasaan ksatria. Maka, bagi Darmokondo, persatuan bangsa Indonesia itu bisa tercipta jika ada satu perasaan. Yaitu perasaan menggunakan hak rakyat jajahan menuntut kemerdekaan. Pandangan ini tentu berlawanan dengan tekad para pemuda lewat Sumpah Pemuda yang mereka buat di Kongres Pemuda Indonesia II. Setelah mengakui satu nusa dan satu bangsa, mereka menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. M Tabrani selaku pencetus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menegaskan, bahwa pergerakan persatuan Indonesia akan cepat tercapai jika ada bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ide persatuan Indonesia tidak segera menjalar ke berbagai pelosok karena adanya perbedaan bahasa. (jeha) Baca juga :

Read More

8 Tokoh Ekonomi Islam Paling Berpengaruh

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ekonomi Islam menjadi salah satu sistem ekonomi yang makin relevan di dunia saat ini. Dengan prinsip-prinsip yang berlandaskan keadilan dan kesejahteraan bersama, sistem ekonomi ini telah banyak dipelajari dan diterapkan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, siapa saja tokoh ekonomi Islam di balik konsep dan praktik ekonomi syariah saat ini? Tanpa panjang lebar lagi, temukan jawabannya pada artikel di bawah ini! Mengenal Tokoh Ekonomi Islam Dalam sejarah perkembangan ekonomi Islam, banyak tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam penyusunan konsep dan penerapan ekonomi berbasis syariah. Berikut adalah beberapa tokoh ekonomi Islam paling berpengaruh di Indonesia dan dunia. Ibnu Khaldun adalah salah satu pemikir terbesar dalam sejarah Islam yang memberikan kontribusi besar dalam bidang ekonomi dan sosiologi. Karyanya yang terkenal, Muqaddimah, dianggap sebagai fondasi bagi banyak pemikiran modern dalam ekonomi dan ilmu sosial. Dalam karya tersebut, Ibnu Khaldun mengupas secara mendalam berbagai konsep ekonomi seperti pembangunan ekonomi, perdagangan, dan nilai barang. Ibnu Khaldun juga menyoroti pentingnya perdagangan dan pembagian kerja dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta peran negara dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan menghindari korupsi dan eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Meskipun lebih dikenal sebagai seorang ulama dan ahli teologi, Ibnu Taimiyah juga memberikan pandangan penting dalam ekonomi Islam. Beliau menekankan pentingnya keadilan sosial dalam aktivitas ekonomi. Menurut Ibnu Taimiyah, masyarakat tidak hanya harus memenuhi kebutuhan dasar setiap individu, tetapi juga harus menjamin adanya keadilan dalam transaksi ekonomi. Ibnu Taimiyah secara tegas menentang riba dan manipulasi pasar. Dia berpendapat bahwa setiap bentuk eksploitasi ekonomi, seperti monopoli atau penimbunan barang demi keuntungan sepihak, bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Lahir pada 1 Februari 1933, Prof. Dr. M. Umer Chapra merupakan salah satu tokoh ekonomi Islam yang sangat dihormati secara internasional. Beliau dikenal sebagai ekonom muslim terkemuka yang telah menulis banyak buku dan artikel tentang ekonomi syariah. Salah satu karya fenomenalnya adalah “Towards a Just Monetary System” yang membahas pentingnya sistem moneter yang adil dalam tatanan ekonomi Islam. Pemikirannya mengenai distribusi kekayaan dan kesetaraan sosial telah menginspirasi banyak praktisi ekonomi syariah di dunia. Di Indonesia, salah satu tokoh yang sering dibicarakan ketika membahas ekonomi syariah adalah Prof. Dr. Muhammad Syafii Antonio. Beliau lahir pada 12 Mei 1967 dan saat ini dikenal sebagai ahli dalam bidang ekonomi dan perbankan syariah. Sebagai praktisi dan akademisi (pendiri Institut Agama Islam Tazkia), dia telah banyak terlibat dalam pendirian beberapa bank syariah di Indonesia dan aktif dalam berbagai seminar nasional dan internasional untuk mengembangkan sistem ekonomi syariah. Dr. Zeti Akhtar Aziz merupakan salah satu perempuan berpengaruh dalam ekonomi syariah global. Mantan Gubernur Bank Negara Malaysia ini banyak berperan dalam mendorong pertumbuhan sektor keuangan Islam di Malaysia, yang hingga saat ini menjadi salah satu pusat keuangan syariah terkemuka di dunia. Beliau tidak hanya berhasil mengintegrasikan ekonomi Islam ke dalam sistem ekonomi nasional Malaysia, tetapi juga mendorong penerimaan internasional terhadap sistem ini. Sheikh Taqi Usmani adalah salah satu ulama terkemuka di bidang keuangan syariah. Beliau memainkan peran kunci dalam pengembangan standar-standar internasional mengenai perbankan syariah. Berdasarkan hasil pengamatan The Royal Islamic Strategic Studies Center, beliau masuk ke dalam daftar 500 muslim paling berpengaruh tahun 2020 dan menempati posisi pertama. Selain sebagai ulama, dia juga seorang ekonom yang berpengaruh dalam mendorong adopsi sistem keuangan syariah di berbagai negara, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan. Sheikh Taqi Usmani telah menulis sebanyak 143 judul buku dalam bahasa Arab, Inggris, dan Urdu. Karya-karyanya mencakup berbagai aspek dalam ekonomi syariah, fikih, dan hukum Islam, yang tidak hanya memberikan panduan bagi praktisi ekonomi syariah tetapi juga menjadi referensi penting bagi lembaga keuangan di seluruh dunia. Dr. Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan Indonesia (2014-2016) juga memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Beliau aktif mempromosikan integrasi ekonomi syariah dengan ekonomi nasional, yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Inisiatif seperti pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menjadi bukti nyata dari komitmen beliau dalam memajukan ekonomi Islam di Indonesia. Walaupun lebih dikenal sebagai seorang ulama dan da’i, Habib Umar bin Hafidz juga memberikan kontribusi besar dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Beliau menekankan pentingnya keberkahan dalam muamalah, termasuk dalam kegiatan ekonomi, serta perlunya menjaga keadilan dan kesejahteraan umat melalui praktik-praktik bisnis yang halal dan thayyib. Kontribusi para tokoh ini dalam ekonomi Islam tidak hanya terasa di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Dampak dari peran mereka dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: Perbankan syariah adalah salah satu sektor ekonomi Islam yang mengalami perkembangan pesat, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Prof. Dr. Muhammad Syafii Antonio dan Sheikh Taqi Usmani adalah contoh tokoh yang berperan besar dalam mempromosikan perbankan syariah sebagai alternatif sistem perbankan konvensional. Dr. Zeti Akhtar Aziz memainkan peran penting dalam mengembangkan industri keuangan syariah, yang mencakup asuransi syariah (takaful), pasar modal syariah, dan sukuk (obligasi syariah). Keberhasilan Malaysia sebagai pusat keuangan syariah dunia tidak lepas dari peran beliau. Hal ini juga menginspirasi banyak negara lain untuk mengembangkan produk-produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ekonomi Islam mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang tidak terjangkau oleh sistem perbankan konvensional. Inisiatif seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) menjadi alat yang efektif untuk redistribusi kekayaan. Pemikiran dari Prof. Dr. M. Umer Chapra mengenai pentingnya distribusi kekayaan yang adil sangat relevan dalam konteks ini. Dengan adanya lembaga-lembaga yang mengelola ZISWAF secara profesional, makin banyak masyarakat yang bisa menikmati manfaat dari sistem ekonomi yang adil ini. Salah satu prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah keadilan sosial. Tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. M. Umer Chapra menekankan pentingnya mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Prinsip ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti pengaturan zakat yang menjadi salah satu pilar utama dalam ekonomi Islam. Dengan adanya distribusi zakat yang efektif, ketimpangan ekonomi dapat diminimalisir sehingga tercipta kesejahteraan yang lebih merata. Ekonomi Islam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, di mana aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan harus seimbang. Habib Umar bin Hafidz, melalui ceramah-ceramahnya, selalu mengingatkan pentingnya menjaga keberkahan dalam setiap kegiatan ekonomi, termasuk menjaga lingkungan agar tetap lestari. Penerapan ekonomi yang tidak hanya mementingkan keuntungan, tetapi juga…

Read More

Rasulullah SAW Nyatakan Zamzam Air Terbaik di Dunia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Air zamzam mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Keistimewaan ini banyak disebutkan dalam berbagai riwayat hadits. Bahkan temuan ilmiah terkini pun kerap mengungkap keajaiban air yang berada di Kompleks Masjidil Haram, Makkah Ini. Misalnya, at-Thabrani meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: خير ماء على وجه الأرض ماءُ زمزم، فيه طعام من الطُّعم، وشفاء من السُّقم “Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zamzam, di dalamnya terdapat makanan dari makanan dan obat dari penyakit.” Maksud dari hadits ini bahwasanya, dalam air zamzam terdapat kandungan senyaw yang mampu mengenyangkan. dan senyawa yang mampu menjadi obat dari penyakit, jika diminum dengan niat yang baik. Dalam kitabnya, Mausu’ah al-I’jaz al-‘Ilmi fi Al-Quran wa as-Sunnah, Syekh Muhammad Ratib al-Nabulsi menyatakan, sebagian ulama berpendapat air zamzam adalah tuannya air, yang paling mulia, paling berharga, paling dicintai, paling mahal, dan paling penting bagi manusia. Pada 1973 dan 1980, analisis kimia dilakukan perusahaan-perusahaan internasional raksasa dan khusus, dan hasilnya sangat mencengangkan. Air Zamzam benar-benar bebas dari segala jenis kuman yang menyebabkan pencemaran, dan air tersebut dianggap sebagai air mineral, dan orang-orang tertarik untuk membelinya, dan orang-orang tertarik untuk membelinya Jika perbandingan garam mineral di dalamnya adalah (150) sampai (350) mg per liter, adapun air zamzam, maka perbandingan mineral di dalamnya adalah (2000) mg per liter, dan yang paling menonjol di antara garam-garam mineral tersebut adalah kalsium, natrium, magnesium, kalium, dan lainnya, dan air zamzam merupakan salah satu air terkaya di dunia dengan unsur kalsium, perbandingannya dua ratus mg per liter. Dalam kitabnya, al-Musu’ah al-Muyassarah fi al’-I’jaz al-‘Ilmi, Syekh Syahatah Muhammad Shaqar, menjelaskan: Baca juga :

Read More

Arsitektur Tradisional Rumah Perahu Tanah Periuk

Jakarta — 1miliarsantri.net : Arsitektur tradisional merupakan wujud pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Lahirnya bentuk-bentuk arsitektur tradisional menjadi perwujudan aktif manusia terhadap tantangan dan adaptasinya dengan lingkungan. Salah satu bentuk arsitektur tradisional yang selalu berdampingan dengan kehidupan manusia adalah bangunan tempat tinggal. Kita dapat menemukan berbagai macam bentuk, gaya bangunan, konstruksi, tata ruang, ragam hias, dan makna filosofis bangunan di masing-masing wilayah. Pembangunannya berlangsung turun temurun. Keanekaragaman wujud bangunan tersebut membuktikan kekayaan produk budaya setempat. Misalnya bangunan tempat tinggal Melayu Jambi yang dibedakan dalam tiga spesifikasi, yakni Rumah Suku Kerinci, Orang Rimba, dan Suku Batin. Ketiga jenis bangunan memiliki perbedaan dari sisi bentuk, ragam hias, tata ruang, fungsi, dan makna filosofisnya. Arsitektur tradisional Rumah Perahu di Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, juga memiliki keunikan. Secara fisik bangunan menyerupai bentuk perahu. Oleh sebab itu masyarakat menyebutnya rumah perahu. Rumah Perahu di Tanah Periuk menggambarkan simbol kehidupan masyarakat yang dekat dengan lingkungan perairan. Sungai menjadi sumber kehidupan penting sebagai jalur transportasi, interaksi sosial, dan sumber ekonomi. Untuk pengejawantahannya adalah membangun simbol perahu pada rumah sebagai tempat interaksi sosial keluarga dan masyarakat. Rumah tidak hanya dipandang sebagai tempat istirahat tetapi juga memiliki fungsi penting dalam membangun hubungan sesama manusia, manusia dan lingkungan, serta manusia dan Tuhan. Oleh sebab itu, rumah memiliki fungsi ganda, sebagai tempat tinggal sehari-hari sekaligus penyelenggaraan acara adat. Tata ruangnya berubah fungsi sesuai dengan aturan adat yang berlaku. Jika diperhatikan dari bentuk, fungsi, dan tata ruang, Rumah Perahu Tanah Periuk memiliki tiga akar budaya, yakni religi, adat istiadat, dan lingkungan kehidupan sungai. Konstruksi bangunan tidak menggunakan paku melainkan pasak yang terbuat dari kayu. Bagian bangunan dibagi menjadi tiga, yakni di bagian bawah, tengah, dan atas. Pada bagian bawah terdapat pondasi menggunakan batu kali yang permukaannya rata untuk memudahkan tiang berdiri. Masyarakat sering juga menyebutnya dengan istilah sendi. Untuk menguatkan posisi batu supaya tidak bergerak, sebagian permukaan batu ditanam dalam tanah. Ruang bagian bawah juga difungsikan sebagai tempat menyimpan kayu bakar dan memasak pada saat ada acara pesta. Tiang bangunan yang bertumpu pada sendi berjumlah 24 batang. Salah satu dari tiang tersebut berfungsi sebagai tiang tuo. Posisinya berada pada tiang ke dua ruang penteh. Penempatan tiang tuo berada di lantai ruang penteh sebagai simbol bahwa ruang tersebut merupakan tempat duduknya para tokoh adat pada saat ada upacara adat. Tiang dibuat dalam bentuk persegi delapan dengan tinggi 1,5 meter dari dasar tanah hingga lantai. Bagian tengah bangunan terdapat lantai. Lantai terbuat dari dua tingkat, yaitu lantai ruang tengah, kamar, dan gaho dibuat sama tinggi. Ruang penteh dibuat lebih tinggi sekitar 30 cm. Lantainya dibangun melintangi lantai ruang tengah. Dinding bagian depan dibuat lebih rendah dengan tinggi sekitar 50 cm. Saat orang duduk, maka kelihatan separuh badan. Dinding tersebut dibuat rendah agar orang yang ada di atas rumah dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di bawah. Hal ini sejalan dengan aturan adat yang tidak membolehkan seorang laki-laki bertamu ke atas rumah, jika orang yang ada di atas rumah hanya perempuan, kecuali ada hubungan kekerabatan. Dinding papan dipasang melintang, pada bagian inilah terdapat motif ukiran. Pada kedua ujung papan dibuat melengkung ke atas hingga menyerupai haluan dan buritan. Di bagian dinding ruang tengah terdapat tiga jendela besar dan satu di ruang penteh. Jendela tersebut memiliki daun pintu yang sama besar ruang jendela. Jika daun pintu jendela diturunkan, maka sekaligus berfungsi sebagai dinding. Pada bagian pintu masuk terdapat tangga naik yang terbuat dari kayu. Pintu masuk dibuat sedikit lebih rendah sehingga orang yang masuk ke rumah terpaksa menundukkan kepalanya. Memiliki filosofi bahwa setiap orang yang masuk ke dalam rumah harus tunduk dan menghargai pemilik rumah dengan menundukkan kepala. Lantai ruang tengah rumah terdapat sebatang kayu yang membelah menjadi dua ruangan. Kayu pembatas tersebut dinamakan bendul jati. Fungsinya pada saat ada kegiatan adat, bendul jati berguna sebagai pembatas ruang tempat duduk berdasarkan status orangnya. Bagian atas bangunan terdiri dari atap, kasau bentuk dan lisplang. Konstruksi atap dibuat sedikit melengkung ke atas. Ujung bagian atas lisplang terdapat tanduk kambing dibuat menyilang dan diberi motif ukiran. Pada ujung atap terdapat kasau (bambu) bentuk, yaitu atap yang berada di ujung atap bagian atas. Ujung kasau bentuk ditutup dengan lisplang sejajar atap kasau bentuk. Pada bagian ujung lisplang terdapat motif ukiran. Tata ruang rumah perahu terdiri dari ruang tengah, bendul jati, penteh (bagian atas), kamar tidur, dapur, dan gaho (bagian belakang). Masing-masing ruangan memiliki fungsi berbeda, baik sebagai rumah tinggal biasa maupun tempat berlangsungnya upacara adat. Adapun, ruang tengah berfungsi sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan menerima tamu. Di ruang tengah terdapat bendul jati yang terbuat dari sebatang kayu memanjang sesuai dengan panjang ruang tengah. Membelah tepat di bagian tengah, sehingga ruang tengah seolah-olah menjadi dua bagian. Pada saat rumah difungsikan sebagai tempat pelaksanaan acara adat, bendul jati berfungsi sebagai pembatas ruang tengah untuk ditempati peserta atau undangan. Penempatan sesuai dengan status dan kedudukannya dalam tingkatan adat. Lantai pada ruang penteh adalah ditinggikan sekitar 30 cm dari lantai ruangan tengah. Saat ada acara adat ruangan tersebut ditempati oleh para tokoh adat, terdiri dari unsur ninik mamak, tuo tengganai, alim ulama dan cerdik pandai. Bagi orang biasa tidak boleh duduk di ruangan penteh. Ruangan penteh digunakan juga sebagai tempat pelaminan pada saat ada acara pengantin. Pada hari-hari biasa digunakan sebagai tempat tidur anak bujang. Kamar tidur terdiri dari kamar orangtua dan anak gadis. Dibatasi dengan dinding. Anak bujang tidak bisa sembarangan masuk ke kamar orangtua dan anak gadis. Begitu juga anak gadis tidak boleh sembarang masuk ke dalam kamar orang tua. Ruang dapur sebagai tempat memasak, menyiapkan, dan mengolah bahan masakan. Sebagai ruang tempat menyimpan bahan makanan dan peralatan dapur lainnya. Pada saat ada acara adat, tidak sembarang orang yang bisa masuk dalam ruang dapur kecuali orang yang sudah ditunjuk mengurusi penyiapan makanan. Ruang gaho berfungsi menyimpan barang keperluan sehari-hari, seperti bakul, alat pertanian dan perikanan. Tempat menyimpan persiapan dan stok bahan makanan dan minuman. Pada saat upacara adat, berfungsi sebagai tempat anak gadis dan ibu-ibu untuk mempersiapkan sajian makanan dan minuman bagi peserta upacara adat atau kegiatan lainnya yang melibatkan…

Read More

LP Ma’arif NU Bekasi Dorong Pemerintah Tingkatkan Pemberdayaan Pesantren

Bekasi – 1miliarsantri.net : Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kabupaten Bekasi, Romdoni Sugianto Hasan menghadiri agenda Haul Syuhada Hizbullah yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bekasi di Gedung Hizbullah, Cikarang Selatan, Senin (21/10/2024) lalu. Hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Kabupaten Bekasi, KH Atok Romli Musthofa, H Tamam selaku Dzuriyah KH M Jamil Laskar Hizbullah, Iman dzuriyah (keturananan dari KH M Muslich. “Alhamdulillah, bersyukur sekali saat itu saya bisa berada di tengah-tengah para dzuriah keluarga pendiri Hizbullah ini merupakan nikmat yang luarbiasa buat saya,” terang Romdoni saat dikonfirmasi 1miliarsantri.net, Ahad (27/10/2024). Romdoni melanjutkan, perjuangan para syuhada Hizbullah ini harus kita terus ingat dan terus kita kobarkan semangat juangnya, menjadi tekad saya utnuk mendorong pemerintah daerah membuatkan buku saku untuk para anak-anak kita di sekolah agar mereka tahu, kita kabupaten Bekasi punya para pejuang untuk republik Indonesia. “Iya, anak-anak kita harus tahu, kita punya pejuang, kita punya idola, kita harus ingat agar menjadi semanagat cintah tanah air, dan turut ikut mendoakan para pejuang hizbullah dan pejuang lainnya yang ada di kabupaten Bekasi,” lanjut Romdoni Dalam momentum Hari Santri ini, LP Ma’arif NU Kabupaten Bekasi berharap santri terus berjuang dalam menempuh pendidikannya dan mendorong pemerintah untuk menjalankan amanat undang-undang nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren mengatur mengenai penyelenggaraan pesantren dalam fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat “Iya sesuai isi amanat undang-undang nomor 18 Tahun 2019 yaitu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan dukungan dan fasilitasi kepada pesantren dalam melaksanakan fungsi pemberdayaan masyarakat, dukungan pemerintah berupa bantuan keuangan, sarana dan prasarana, teknologi, dan/atau pelatihan keterampilan,” pungkasnya. (fat) Baca juga :

Read More

9 Keutamaan Aisyah Istri Rasulullah SAW

Jakarta — 1miliarsantri.net : Istri ketiga Rasulullah SAW, Aisyah binti Abu Bakar, merupakan salah satu figur paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia dikenal karena kecerdasannya, wawasannya yang luas, serta ingatannya yang kuat. Dalam sebuah hadits, terdapat sembilan alasan yang menjelaskan keistimewaan Sayyidah Aisyah RA, yang menjadikannya teladan bagi Muslimah di seluruh dunia. Ustadzah Asiyah Farid binti Syeikh Abu Bakar dalam kajian ‘Indahnya Cinta Aisyah’, Ahad (27/10/2024), menyampaikan Abdullah bin Shafwan datang menemui Aisyah dan mendengar penjelasan dari Aisyah tentang sembilan keutamaan yang dimilikinya. Keutamaan Istri Nabi Muhammad, Aisyah binti Abu Bakar “Diriwayatkan dari Aisyah (r.a.), ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku diperlihatkan dirimu dalam mimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa dirimu dalam secarik kain sutra, lalu ia berkata, ‘Ini adalah istrimu.’ Aku pun membuka kain itu dan ternyata engkau (Aisyah) yang ada di dalamnya. Maka aku berkata, ‘Jika ini dari Allah, niscaya Dia akan melaksanakannya (Muttafaq ‘alaih).” Di antara semua istri Rasulullah SAW, hanya Aisyah r.a. yang dinikahi Nabi sebagai gadis. Keistimewaan ini menunjukkan kehormatan khusus bagi Aisyah, karena beliau adalah satu-satunya istri yang tidak pernah dinikahi oleh orang lain sebelumnya. Selama Rasulullah SAW hidup, wahyu dari Allah SWT turun kepada beliau dalam berbagai situasi. Salah satu keistimewaan Aisyah adalah bahwa wahyu turun kepada Rasulullah SAW saat beliau berada di dalam selimutnya. عنْ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ، قُلْتُ مِنَ الرِّجَالِ؟ قَالَ أَبُوهَا قُلْتُ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ عُمَرُ، فَعَدَّ رِجَالًا. “Dari Amr bin Al-Ash r.a., ia berkata: “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?’ Beliau menjawab, ‘Aisyah.’ Aku bertanya lagi, ‘Dari kalangan laki-laki?’ Beliau menjawab, ‘Ayahnya (Abu Bakar).’ Aku bertanya lagi, ‘Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Umar,’ dan kemudian beliau menyebutkan beberapa nama laki-laki lainnya,” (HR Bukhari dan Muslim). Rumah Aisyah r.a. menjadi tempat wafatnya Rasulullah SAW. Ini adalah keistimewaan yang menambah keutamaan rumah Aisyah, di mana Rasulullah menghabiskan saat-saat terakhirnya. “Dari Aisyah ra, ketika Rasulullah SAW sakit, beliau berbaring di pangkuanku. Ketika beliau merasa sekarat, beliau berusaha untuk menahan napasnya, dan ketika beliau merasa berhalangan, beliau mengucapkan, ‘Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku, dan ikutlah aku dalam bersama orang-orang yang tinggi.’ Dan ketika beliau wafat, kepala beliau berada di pangkuanku” (HR Bukhari & Muslim). Dilanjutkan dengan perkataan Abu Umat bin Abdul Bar, “Bahwa Aisyah merupakan satu-satunya wanita di zamannya yang menguasai tiga ilmu sekaligus: Ilmu Fiqih, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Syair”. (jeha) Baca juga :

Read More

Telik Sandi Ratu Kalinyamat

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Pada Zaman dahulu ada istilah yg disebut Telik Sandi, era sekarang dikenal Intelejen. Yakni seseorang yang diberi tugas khusus, biasanya dikemas dalam penyamaran untuk menutupi identitas, demi mengumpulkan data atau bukti-bukti, tidak lepas dari memantau gerak-gerik target operasi. Memiliki berbagai tujuan, intinya bermisikan rahasia. Susah ditebak, kecuali sesama Telik Sandi. Teringat sejarahnya Ratu Kalinyamat, Pendekar tanpa tanding, perempuan Jawa yang tangguh. Setidaknya memiliki 400-an Telik Sandi terlatih. Disebar di Jawa dan menyusup keberbagai kerajaan yang ada di luar Jawa. Bahkan ada yang pura-pura jadi antek-antek Portugis. Untuk apa demikian?! Silahkan baca keterangan saya diparagraf pertama. Biar tidak gagal fokus! Suatu hari seorang Pangeran, salah satu putra Kasultanan Samodra Pasai hendak diculik oleh pasukan Portugis. Targetnya dibunuh! Skenario pembunuhan direkayasa seolah-olah dilakukan oleh prajurit utusan Ratu Kalinyamat. Kemudian Portugis lepas tangan! Artinya jika terlaksana secara mulus, Ratu Kalinyamat akan bentrok dengan Sultan Samodra Pasai. Adu domba tingkat sadis! Portugis berpikir Wong Jawa tidak memiliki skill sebagai Intelegen yang berkapasitas brilian. Siasat pun dijalankan! Beberapa Wong Jawa dibeli dengan kepingan emas, wanita cantik-cantik dipersiapkan, arak kelas kakap dihidangkan. Berbulan-bulan pesta digelar, tentu demi menyenangkan beberapa Wong Jawa yang dianggap bisa dijadikan bonekanya. Dan Portugis beranggapan berhasil! Padahal gagal total! Beberapa Wong Jawa itu sesungguhnya pasukan Telik Sandi Ratu Kalinyamat. Sebelum beraksi perintah pembunuhan terhadap Sang Pangeran Kasultanan Samodra Pasai berlangsung, jauh-jauh hari Sang Ratu Kalinyamat sudah menyiapkan siasat lebih cerdik. Skenario pembunuhan ala Portugis dijalankan, namun yang dibunuh bukan Sang Pangeran, akan tetapi salah satu pesuruh Portugis. Penghianat wajib dibabat! Lebih awal lebih baik. Ini maklumat, mulut manis bermuka dua harus dilenyapkan dari Nusantara. Kemudian! Mayat yang disangka Pangeran, diserahkan! Dengan catatan, dijemput sendiri dengan kapal besar Portugis, tepatnya dipertengahan selat Malaka dan wajib diterima langsung oleh pemimpin pasukan. Ini sudah menjadi perjanjian sekaligus skema di awal. Singkat cerita! Kapal besar Portugis sudah berada di tengah Selat Malaka, mayat itu dikirim dan diserahkan dengan sampan kecil, ditarik sendiri oleh pemimpin prajurit Portugis. Mereka senang, misinya tercapai. Samodra Pasai akan bertempur dengan Wong Jawa. Pikirnya! Beberapa saat kemudian tiba-tiba kapal Portugis oleng, ternyata kapal yang menunggu mayat selama berjam-jam sudah dilobangi, dibobol para Pasukan Ratu Kalinyamat dari bawah gardan. Dengan metode sangat rapi dan profesional. Tragis! Kapal itu tenggelam dan semua tewas. Adapun yang awal mulanya mencoba berenang langsung dihajar dengan panah. Musnah sudah, hingga ke akar-akarnya! Petarung sejati tidak perlu berisik tatkala menumbangkan lawan! Musuh lenyap dalam senyap. Wong Jawa Merobohkan musuh tanpa butuh teriakan!!! Sejak tragedi itu Ratu Kalinyamat diberi julukan kerajaan Portugis sebagai Ratu Jawa nan cantik, lemah lembut terhadap sesama Wong Jawa, namun teramat keji terhadap Portugis dan antek-anteknya. (jeha) Baca juga :

Read More

Mengungkap Keajaiban 26 Rabiul Akhir dalam Sejarah Muslim

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pernahkah Anda mendengar tentang hari yang mengubah wajah Islam? Tanggal 26 Rabiul Akhir mungkin terdengar biasa, namun di balik angka ini tersimpan kisah yang menggetarkan jiwa. Mari kita singkap tabir sejarah dan temukan mengapa hari ini begitu istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bayangkan sebuah era di mana keadilan bukan hanya slogan, tetapi kenyataan yang hidup. Inilah yang terjadi di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, sosok yang wafat tepat pada 26 Rabiul Akhir. Kepeloporannya dalam menegakkan keadilan sosial membuat banyak orang menyebutnya sebagai “Khalifah Kelima” setelah empat khalifah utama Islam. Namun, kisah 26 Rabiul Akhir tidak berhenti di situ. Bulan ini juga menjadi saksi bisu atas pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua Islam. Pria yang dulunya dikenal keras ini justru menjadi simbol ketegasan yang bijaksana dalam memimpin umat. Tidak hanya tentang kepemimpinan, Rabiul Akhir juga diwarnai dengan heroisme di medan perang. Perang Najran, Al-Ghabah, dan Ghamr – semua ini bukan sekadar pertempuran fisik, melainkan ujian keteguhan iman yang membuktikan bahwa kekuatan sejati berasal dari keyakinan yang tak tergoyahkan. Di tengah hiruk pikuk sejarah, 26 Rabiul Akhir menyimpan pesan tersembunyi. Hari ini mengajarkan kita bahwa perubahan besar dimulai dari hal kecil. Umar bin Abdul Aziz membuktikannya dengan kebijakan redistribusi kekayaan yang revolusioner. Meski tidak ada ritual khusus pada tanggal ini, 26 Rabiul Akhir menjadi momentum bagi umat Muslim untuk melakukan muhasabah. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Jadi, apa yang bisa kita petik dari kisah 26 Rabiul Akhir? Jawabannya sederhana namun mendalam: setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Seperti Umar bin Abdul Aziz yang mengubah sistem dalam waktu singkat, kita pun bisa memulai perubahan itu dari diri sendiri, hari ini juga. Rabiul Akhir mungkin bukan bulan yang paling dikenal dalam kalender Hijriah. Namun, dengan memahami signifikansi 26 Rabiul Akhir, kita bisa menghargai bahwa setiap momen dalam sejarah Islam memiliki pelajaran berharga yang dapat kita terapkan dalam kehidupan modern. Mari kita jadikan 26 Rabiul Akhir sebagai pengingat bahwa keadilan, kebijaksanaan, dan perjuangan untuk kebenaran tidak pernah kedaluwarsa. Dalam setiap langkah kita hari ini, kita menulis sejarah untuk generasi mendatang. Bukankah itu membuat hidup kita lebih bermakna? (jeha) Baca juga :

Read More