Indonesia Memiliki 8 Masjid Terbesar Yang Wajib Disinggahi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari total 273 jutaan penduduk Indonesia, sekitar 86 persen beragama Islam. Tak heran, jika masjid atau rumah ibadah umat Muslim tersebar di Indonesia, baik kota hingga pelosok. Dengan keanekaragam budaya yang ada, gaya arsitekturnya juga sangat indah. Selain itu, ukuran masjid di Tanah Air bukan hanya standar, melainkan ada yang besar hingga bisa menampung hingga puluhan bahkan ratusan ribuan jamaah. Berikut adalah deretan masjid terbesar di Indonesia. Ide pembangunan Masjid Istiqlal dilontarkan Menteri Agama Pertama yang sekaligus ayahanda Presiden RI KH Abdurrahman Wahid yakni, KH Wahid Hasyim. Masjid Istiqlal ini merupakan simbol manifestasi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, karena berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan terbentuknya negara Republik Indonesia. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, tak lama setelah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan untuk arsitek dari bangunan Masjid Istiqlal adalah seorang Nasrani, Frederich Silaban. Masjid Istiqlal memiliki luas bangunan 2,5 hektare di atas tanah 9,8 hektare dengan kapasitas jamaahnya sendiri mencapai sekitar 100.000 orang. Selain terkenal dengan kemegahannya, masjid ini memiliki ciri khas bergaya arsitektur Islam modern. Lantai, dinding hingga kubah didominasi dengan marmer dan besi anti karat. Lokasi Masjid Istiqlal sangat strategis karena berada di pusat kota. Letaknya berdampingan dengan Gereja Katedral di Kecamatan Sawah Besar untuk menunjukkan bentuk kerukunan beragama. Lokasinya berada di Jalan Masjid Al Akbar Timur Nomor 1, Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya. Bangunan masjid sangat mudah dikenali karena kubahnya yang besar dan megah berwarna kebiruan. Dikutip dari situs resmi MAS, berdirinya masjid ini tercetus karena keinginan warga Surabaya untuk memiliki masjid dengan skala nasional. Sebab, Surabaya yang merupakan kota terbesar nomor dua di Indonesia, memiliki populasi Muslim sekitar 90 persen dari total penduduk 4 juta jiwa. MAS dibangun pada 4 Agustus 1995 atas gagasan mantan Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. MAS diresmikan oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 November 2000. Daya tarik dari masjid ini terletak pada kubahnya yang berbentuk oval. Kubah besar dan megah ini berwarna kebiruan ditambah aksen diagonal yang saling menyilang berwarna hijau muda. Selain kubah, adapun menara setinggi 99 meter yang merepresentasikan 99 Asmaul Husna. Sementara, bangunan mihrab memiliki motif batik pada bagian sisinya. Selain sebagai tempat ibadah, MAS memiliki fasilitas yang lengkap. Di antaranya seperti taman, green house, urban farming, edu park, dan grand ballroom. Masjid Islamic Centre juga masuk ke dalam salah satu daftar masjid terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, dengan luas sekitar 43.500 meter persegi menjadikan Masjid Islamic Centre mampu masuk dalam jajaran masjid terbesar di kawasan Asia Tenggara. Masjid Islamic Center di Kecamatan Samarinda Ilir ini diresmikan pada Juni 2008. Dengan luasnya bangunan, masjid tersebut dapat menampung jemaah sekitar 40.000-45.000 orang. Arsitektur Masjid Islamic Center Samarinda sangat detail. Terdapat tujuh buah menara yang terdiri atas satu menara utama dan enam anak menara lainnya. Induk menara memiliki tinggi 99 meter yang menyimbolkan Asmaul Husna. Selain itu, ketika memasuki bangunan utama masjid, jamaah akan melewati 33 anak tangga yang sama seperti jumlah biji tasbih. Bahkan dari sisi dinding saja sudah memiliki sentuhan bernuansa Haghia Sophia. Jika dilihat sekilas, bentuk kubah dari Masjid Islamic Centre hampir menyerupai Haghia Sophia yang berada di Istanbul, Turki. Berkunjung ke Aceh yang memiliki julukan negeri Serambi Mekkah rasanya kurang afdol jika tidak berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang menjadi kebanggaan orang Aceh ini, arsitekturnya bercorak eklektik dan mampu menampung sekitar 30.000 jemaah. Masjid yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636 itu menjadi saksi bisu pahit getirnya warga Aceh melawan Belanda, pergolakan pasca kemerdekaan, bencana gempa dan tsunami, hingga perjanjian damai GAM-RI. Masjid yang berdiri sekarang merupakan pengganti dari masjid raya yang telah Belanda bakar saat menaklukkan Aceh. Kapten de Bruijn, Komandan Zeni Angkatan Darat Tentara Kerajaan Belanda merupakan arsitek masjid ini. Ia berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje, orientalis kepercayaan pemerintah Belanda dan penghulu masjid Bandung, Jawa Barat. Saat ini, dengan berlakunya syariat Islam, Masjid Baiturrahman dinyatakan sebagai kawasan terbatas. Hanya pengunjung yang menutup aurat, sesuai hukum syariat yang boleh masuk ke dalam masjid. Masjid Al-Jabbar, Bandung adalah masjid baru yang diresmikan pada Desember 2022. Dilansir situs resmi Kota Bandung, Masjid Al Jabbar terletak di Jl. Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Masjid yang dibangun di tanah seluas 25 hektare ini mampu menampung 30.000 jemaah, dengan rincian 10.000 orang di area dalam (indoor) dan 20.000 orang di area plaza. Proses perancangan dimulai pada 2015 oleh Ridwan Kamil yang semasa itu menjabat sebagai Walikota Bandung. Arsitektur Masjid Raya Al Jabbar dirancang dari perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat. Bangunan utama masjid tidak memisahkan dinding, atap, dan kubah, melainkan hasil peleburan ketiganya menjadi satu bentuk setengah bola raksasa. Ketiga sisi bangunan masjid dikelilingi sebuah danau besar yang ibarat cermin, merefleksikan masjid menjadi berbentuk bulat utuh. Keindahan danau memiliki fungsi penting lain, sebagai retensi banjir sekaligus penyimpan air. Bangunan utama dirancang dengan luas lantai 99 x 99 m2 sesuai angka Asmaul Husna. Kelak, semua yang sudah terbangun di Masjid Raya Al Jabbar seperti museum, danau, plaza, dan taman-taman akan membuat masjid ini tidak hanya memiliki fungsi ibadah, tetapi juga fungsi edukasi dan berpotensi sebagai pusat wisata religi Jawa Barat. Masjid Dian Al-Mahri mungkin lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas. Menariknya selain menjadi salah satu masjid terbesar di Indonesia, Masjid Kubah Emas Depok juga masuk ke dalam daftar masjid termegah di kawasan Asia Tenggara. Kubah masjid ini bukan sembarang kubah karena dilapisi oleh emas sungguhan. Lapisan emas pada bagian kubah tersebut kurang lebih 2 sampai 3 milimeter lengkap dengan mozaik kristal. Masjid seluas 8.000 meter persegi itu berdiri di atas tanah 5 hektare dengan daya tampung sekitar 20.000 jamaah. Proses pembangunan Masjid Kubah Emas Depok dimulai dari tahun 2001 hingga 2006. Setiap bagian masjid selalu memiliki filosofi. Mulai dari 5 kubah yang mendapatkan filosofi dari rukun Islam. Lalu untuk jumlah menara adalah 6 mengambil filosofi dari rukun iman. Keseluruhan jumlah pintu Masjid Kubah Emas Depok adalah…

Read More

Prof Quraish Shihab Puji Gus Baha Sebagai Orang Alim Besar yang Bersembunyi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Quraish Shihab melemparkan pujian kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Ia menyebut Gus Baha sebagai sosok alim yang rendah hati. “Ini (Gus Baha) orang alim besar, tapi sembunyi diri,” ungkap Prof Quraish, Rabu (06/12/2023). Momen Prof Quraish Shihab memuji Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu terekam saat sedang mengisahkan Syekh Muhammad Rasyid Ridha ketika menuliskan tafsir Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 15 dalam tafsir Al-Manar. “Saya teringat itu Syekh Muhammad Rasyid Ridha di dalam Tafsir Al-Manar, dia menulis tafsirnya untuk majalah Al Manar. Sering kali dia tidak dapat merujuk ketika menulis,” terangnya. Ketika hendak menyebutkan satu ayat yang berkaitan, Prof Quraish sempat lupa dan terhenti. “Maka ketika dia menulis tentang itu, sepanjang ingatan saya, e… ya’tina, e… subhanallah,” ucap dia. Mendapati itu, Gus Baha yang berada di sebelah Prof Quraish, spontan melanjutkan ayat yang hendak diucapkan Prof Quraish. “Walla ya’tina al-fahisyata min nisa’ikum,” kata Gus Baha, lirih. Mendengar jawaban itu, Prof Quraish spontan menimpali, “Ini orang alim besar tapi sembunyi diri,” ujar dia. “Dia (Syekh Muhammad Rasyid Ridha) katakan itu untuk sesuatu yang buruk. Ya’tina al-fahisyata sesuatu yang buruk. Rasyid Ridha kita hormat, tapi karena tidak hati-hati, dia salah,” sambungnya. Prof Quraish menyebut bahwa Gus Baha sebagai pewaris keilmuan Syekh Nawawi Al-Bantani. Hal ini disampaikannya ketika sedang menerangkan tentang superioritas dalam bidang agama yang tidak hanya milik orang Arab. Ia memberikan contoh kehebatan Syekh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama Indonesia yang mendapat kedudukan tinggi dalam keilmuan agama. “Syekh Nawawi Al-Bantani ini orang sangat istimewa. Jangan pernah menduga bahwa yang superior dalam bidang agama itu orang Arab. Beliau gurunya orang Arab sampai dikenal Sayyidu Ulama’ al-hijaz, beliau diminta mengajar di Al-Azhar. Orang dari mana? Dari serang. Ini pewarisnya (menunjuk Gus Baha),” ungkap Prof. Quraish. Ia mencatat, keinginan belajar adalah kunci untuk melebihi bangsa-bangsa lain, dan menegaskan bahwa Indonesia mampu menjadi contoh toleransi. Bahkan, mendapat perhatian dari ulama-ulama dari luar negeri. Ia membanggakan keragaman di Indonesia, di mana orang luar mempelajari Pancasila dan menghargai toleransi sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. “Kita mampu, yang penting kita mau untuk itu. Orang mempelajari Pancasila, terkagum-kagum. Bukan negara agama, bukan juga negara sekuler, itu ulama-ulama kita. Kita mampu yang penting kita mau untuk itu,” pungkasnya. (yan) Baca juga :

Read More

MUI Keluarkan Taujihat 8 Seruan untuk Pemilu Jujur, Adil dan Damai

Jakarta — 1miliarsantri.net : Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan taujihat atau seruan agar pemilu 2024 berlangsung jujur, adil dan damai. Delapan seruan tersebut disahkan dan dikeluarkan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III di Jakatra. Seruan tersebut dilahirkan dalam Pleno XI yang dipimpin Prof Dr KH Noor Achmad MA dan Dr KH Ainur Rofiq, dituangkan dalam Surat Nomor Kep-92/DP-MUI/XII/2023, disahkan langsung oleh Ketua Umum MUI KH. M. Anwar Iskandar dan Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirdyah Tambunan tertanggal 3 Desember 2023. Ketua MUI Prof Dr Hj Amany Lubis membacakan seruan berisikan beberapa poin penting, di antaranya seruan untuk berperan aktif dan berpartisipasi, menjaga persatuan, kewajiban memilih pemimpin, prinsip Pemilu, netralitas aparat pemerintahan, keteladanan pemimpin, serta hoax dan ujaran kebencian. Berikut delapan butir Taujihat tentang Pemilu Jujur, Adil dan Damai: Baca juga :

Read More

Hanya Waktu 3 bulan, Bocah Berusia 8 Tahun Bisa Menghafal Qur’an

Yigyakarta — 1miliarsantri.net : Allah SWT telah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah dihafal. Dalam Surat Al-Qomar ayat 17 Allah SWT berfirman: وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِنۡ مُّدَّكِرٍ “Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” Jaminan langsung dari yang Maha Kuasa tak mungkin melenceng. Hal ini dibuktikan oleh Abdullah Al Fahim, bocah berusia 8 tahun. Dia secara mengesankan telah menghafal Al-Qur’an dalam waktu 105 hari, Daily Bangladesh melaporkan.Berpartisipasi dalam ‘Kompetisi Hifzul Qur’an Internasional-2024’, dia memamerkan bakatnya di Masjid Niamat Noor Jame di Chattogram, Bangladesh. Fahim, seorang siswa di Hedayetun Noor Hifzul Quran Center, bercita-cita untuk menjadi seorang ulama. Ayahnya, Salim Ullah Jahangir, adalah imam sebuah masjid di Ukhiya, distrik Chattogram, Bangladesh. Gurunya, Hafiz Shoaibul Islam Sohail, mengatakan bahwa bocah berbakat ini menghafal seluruh isi Al-Quran hanya dalam waktu tiga setengah bulan. (yus) Baca juga :

Read More

Terdapat Beberapa Kampus Universitas Kristen Muhammadiyah (Krismuha) di Indonesia

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Sejak awal berdiri, tabiat toleran-inklusif Muhammadiyah ditunjukkan dengan pelayanan sosial yang tidak memandang latar belakang suku, agama, dan ras. Dokter Soetomo, bahkan memuji etika welas asih Muhammadiyah itu dalam pidatonya pada tahun 1924. Bukti paling mudah untuk melihat toleransi Muhammadiyah dapat disaksikan pada pelayanan sosial, kesehatan, dan pendidikan di beberapa wilayah Indonesia yang dihuni mayoritas umat non-muslim. Di bidang pendidikan, Universitas Muhammadiyah bahkan sampai dijuluki sebagai Kampus Krismuha (Kristen Muhammadiyah). Sebab, 70 sampai 80 persen mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik. Lewat kanal Pandangan Jogja, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyebut jika saat ini sudah ada delapan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang masuk dalam kategori Kampus Krismuha. Beberapa PTM tersebut adalah:1) Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong,2) Universitas Muhammadiyah Sorong,3) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari,4) Universitas Muhammadiyah Papua di Jayapura,5) Universitas Muhammadiyah Kupang,6) STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor,7) Universitas Muhammadiyah Maumere, dan8) Universitas Muhammadiyah Manado. Meski mayoritas mahasiswanya adalah beragama Kristen dan Katolik, mereka kata Sayuti hafal “lagu kebangsaan” Muhammadiyah, Sang Surya yang selalu dinyanyikan pada acara-acara formal tertentu. Namun, Mars Muhammadiyah tersebut cukup dimaknai sebatas sebagai sebuah lagu saja, sehingga tidak mencampuradukkan urusan keimanan. Beberapa kampus Krismuha tersebut bahkan tak jarang yang mendatangkan pendeta atau dosen khusus untuk memberikan kuliah agama Kristen bagi mereka. Terkait pertanyaan netizen apakah di PTM tersebut terdapat bangunan gereja, kata Sayuti belum ada karena di dekat kampus-kampus tersebut sudah ada gereja, sehingga tidak perlu dibangun gereja lagi. “Tidak ada gereja, karena tidak jauh dari kampus sudah ada gereja,” ungkapnya, Sabtu (02/12/2023) Selanjutnya, Sayuti menyampaikan terima kasih Persyarikatan kepada seluruh masyarakat di daerah tempat kampus-kampus Krismuha tersebut berada. Sebab, meski kampus Muhammadiyah berbasis Islam, namun mereka menerima kehadiran kampus-kampus Muhammadiyah dan mempercayakan anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan di kampus tersebut. “Jujur saja ini sangat mengharukan bagi kami, mereka sangat terbuka menerima kehadiran kampus-kampus Muhammadiyah. Tujuan kami semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa kita,” pungkas Muhammad Sayuti. (yus) Baca juga :

Read More

Pemerintah Iran Mengapresiasi Haji Ramah Lingkungan dari Kemenag Indonesia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kebijakan Haji Ramah Lansia yang diterapkan Indonesia pada pelaksanaan haji 1444H/2023M lalu mendapat apresiasi dari pemerintah Republik Islam Iran. Apresiasi tersebut disampaikan Amirul Hajj Iran Hojjat-ol-Eslam Seyyed Abdol Fattah Navab saat berkunjung ke Kantor Kementerian Agama, di Jalan Lapangan Banteng Barat no.3-4, Jakarta. “Saya senang sekali mendengar penjelasan terkait penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Izinkan saya memberikan apresiasi terhada kebijakan Haji Ramah Lansia ini. Kebijakan ini sangat mulia dan terpuji,” terang Amirul Hajj Iran Abdol Fattah Navab di Kantor Kemenag, Rabu (30/11/2023). Hadir menyambut kedatangan Delegasi Haji Iran, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Sekretaris Ditjen PHU Abdullah, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, beserta jajaran Direktorat Jenderal PHU. Lebih lanjut, Navab juga mengungkapkan keinginannya untuk menjalin kerja sama perhajian dengan Indonesia, salah satunya adalah penguatan literasi perhajian. “Saat ini Iran memiliki 1.000 buku tentang perhajian, serta empat jurnal ilmiah tentang perhajian. Saya berharap, ke depan kita ada kolaborasi untuk menulis jurnal bersama terkait perhajian,” tutur Navab. Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief menyambut baik ide tersebut. Menurutnya ise tentang kolaborasi penguatan literasi haji ini sangat baik sekali. Dan kami juga merasa terhormat dapat berkerja sama dengan Iran. “Beberapa cara pengelolaan haji yang dilakukan Iran juga dapat menjadi inspirasi kami untuk memperbaiki layanan haji kepada para jamaah. Misalnya terkait dengan penyediaan dapur untuk layanan konsumsi yang telah dilakukan Iran,” ungkap Hilman. Sebelumnya, Delegasi Haji Iran menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan halal jamaah Iran selama musim perhajian, mereka telah memiliki dapur sendiri di Madinah dan Makkah. “Kami juga memiliki tenaga jagal yang direkrut dari jemaah haji Iran. Begitu juga juru masaknya. Mereka adalah jemaah haji yang menyedekahkan tenaganya untuk membantu pelayanan haji. Jadi yang kami lakukan, dari jamaah haji untuk jamaah,” lanjut Navab. Navab mengungkapkan, selama ini Iran menyediakan tiga kali makan setiap hari bagi semua jamaah. “Besaran harganya sekitar 50 SAR/hari. Ini mencakup tiga kali makan,” sambungnya. Menanggapi skema pemberian konsumsi jemaah haji tersebut, menurut Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid juga serupa dengan yang dilakukan Indonesia pada pelayanan haji mendatang. “Untuk layanan katering, tahun 2024 jamaah haji akan mendapat 126 kali makan, terdiri atas: 27 kali makan di Madinah, 84 kali makan di Makkah, dan 15 kali makan selama di Arafah dan Mina (Armuzna). Selain itu, jamaah juga mendapat 1 kali snack berat di Muzdalifah,” pungkas Subhan. (rid) Baca juga :

Read More

Amani Al-Baba, Menggambarkan Perjuangan Palestina Lewat Seni

Gaza — 1miliarsantri.net : Amani Al-Baba merupakan salah satu pelukis Palestina yang mengabdikan karya lukisnya untuk perjuangan Palestina. Dia sudah berkarya sejak 1998 hingga sekarang. Menurutnya seni bisa menggambarkan perjuangan Palestina. Seni adalah bahasa universal dan sarana untuk mengekspresikan apa yang dialami rakyat Palestina dalam bentuk pembantaian dan kengerian. Seni adalah bahasa visual berpengaruh yang merangkum banyak makna, dan tidak memerlukan terjemahan. Seni juga menyebar dengan cepat, dan mengkomunikasikan pemikiran kepada semua orang melalui situs jejaring sosial. “Kami memperhatikan bahwa gambar-gambar yang berkaitan dengan perang tidak adil di Gaza mendominasi Di sebagian besar publikasi, meskipun beberapa video disensor atau dilarang, gambar-gambar tersebut berhasil melanggar larangan tersebut,” terang Amani, dikutip Al Jazeera, Jumat (01/12/2023). Dia menjelaskan, seni mengekspresikan senimannya dan masyarakat yang diwakili. Seni merupakan cerminan dari apa yang terjadi dalam pikiran masyarakat. Oleh karena itu, seni dapat menjadi motivator, ekspresif, atau alat penghiburan, dan melodi. Seni menghubungkan pemikiran. Pemikiran yang bebas dan teguh adalah bagian yang melekat dalam jiwa seniman mana pun. Amani mengemukakan, karya seni memiliki peran besar dalam menyampaikan pesan perjuangan ke setiap generasi. Maka itu, kewajiban bagi setiap seniman untuk menyampaikan pesan tersebut. “Karena kita sebenarnya sedang hidup dalam perang nilai, baik langsung maupun tidak langsung. Maka sudah menjadi tugas kita untuk memberikan perhatian pada pembentukan kesadaran, yang dimulai dengan menanamkan kesadaran di benak anak-anak dan keluarga melalui soft power, yaitu segala bentuk seni,” tuturnya. Saat ini, Amani bersama sejumlah seniman sedang menggarap program “Benih Semangka.” Ide tersebut didasarkan pada apa yang dilakukan penulis Al-Quds, Ziad Khadash, dengan berkomunikasi dengan anak-anak di Gaza untuk menghilangkan rasa takut dan menghibur mereka. Amani mengatakan, Ziad merekam cerita untuk anak-anak tentang seekor burung yang melarikan diri dari pemburu. Ragam cerita akan diabadikan dalam program tersebut untuk membangkitkan semangat warga Palestina, terutama anak-anak yang menjadi korban pembantaian. “Kami terus bekerja untuk mereka melalui Pengumpulan Benih Semangka,” tutup Amani. (zul/AZ) Baca juga :

Read More

Kaighla Berjuang Mempertahankan Hijabnya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kaighla Um Dayo merupakan seorang muallaf dan terlibat dalam proyek penulisan buku The New Muslim’s Field Guide (Panduan Lapangan Muslim Baru) yang diterbitkan pada Februari 2018. Awalnya, Kaighla adalah seorang penganut Kristen dan memiliki gaya berpakaian serba terbuka. Namun, ada satu perasaan yang tidak bisa dia gambarkan saat ‘merasa dekat dengan Tuhan’. Dia memiliki dorongan untuk menutup kepala, meski kala itu masih berstatus sebagai penganut Kristen. Suatu ketika dia mendapat tugas dari seorang profesor dari World Religions 101 untuk mencoba eksperimen sosial tentang agama. Dia memutuskan untuk mengenakan “hijab”. “Tentu saja, saya tidak tahu aturannya, jadi saya hanya melilitkan syal jenis shayla (kain persegi panjang yang dililitkan dan disematkan) seperti yang saya lihat di internet, mengenakan t-shirt dan celana jins, lalu pergi ke kelas,” terang Kaighla melalui laman About Islam, Rabu (27/11/2023). Ketika eksperimen berakhir, anehnya Kaighla merasa tidak ingin melepas hijab. Namun kala itu, teman-teman Kaighla merasa tidak nyaman sehingga terpaksa melepas hijab. Pada Agustus 2009 dan Kaighla secara resmi memeluk Islam. Semua wanita yang dia kenal memberikan saya shalwar kameez dan abaya. Tak satu pun yang cocok dengan tubuh Kaighla yang tinggi dan gemuk. Tetapi, dia mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan diri. “Pergelangan kaki saya terlihat dan lekuk tubuh saya juga,” tambahnya. Tak lama setelah muallaf, dia menikah dengan seorang pendakwah dari Al-Azhar Mesir dan menjadi imam masjid di Brooklyn. Pada saat itu, Kaighla mengaku kaget karena harus mengenakan model hijab layaknya orang Timur Tengah. Tidak ada lagi hijab warna-warni. Tidak ada lagi pakaian yang ketat. “Sekarang yang ada hanyalah abaya dan kain besar berbentuk persegi yang dilipat menjadi segitiga dan disematkan di bawah dagu,” sambungnya. Seiring berjalannya waktu, dia merasa nyaman dan bersemangat dengan penampilan barunya itu, seperti yang sering dilakukan oleh para mualaf. Pada saat kami pindah ke Mesir untuk lebih dekat dengan keluarganya, dia sudah mengenakan niqab. “Tetapi satu hal menjadi semakin jelas: Saya tidak merasa lebih dekat dengan Tuhan semakin saya menutup tubuh saya. Saya merasa lebih suci daripada Engkau, dan saya tidak bisa bernapas-secara harfiah,” ujarnya. Apalagi, dia tidak terbiasa dengan cuaca panas di Timur Tengah. Suatu ketika dia berangkat ke Madinah untuk membeli beberapa fool dan falafel (kacang fava rebus atau goreng) untuk sarapan. Seperti biasa, orang-orang di kios melongo dan tertawa satu sama lain tentang amrikiyya (orang Amerika) di balad (desa). Salah satu dari mereka mulai mengikuti dan memanggil dalam bahasa Arab, “Anda bukan dari sini? Anda orang asing yang cantik?” Awalnya dia merasa muak dengan diri sendiri lalu memutuskan mengenakan nigab besar. Tidak ada lagi yang terlihat, termasuk mata hijau-coklatnya. Kendati begitu, dia merasa tenang lantaran tidak ada lagi godaan-godaan dari orang sekitar. “Kepribadian saya akhirnya terhapus. Saya telah menjadi seperti yang dikatakan oleh semua buku yang diberikan oleh suami saya bahwa saya harus menjadi seorang Muslimah: tidak terlihat, diam, meluncur dengan tenang di dunia, menyembunyikan sifat asli saya sampai saya merasa aman di rumah saya yang nyaman, dengan jendela yang tertutup rapat dan gorden yang tertutup,” imbuhnya. Beberapa bulan kemudian, Kaighla kembali ke Amerika untuk melahirkan. Dia melepaskan niqab. Dia merasa senang karena para pria Amerika tidak banyak yang tersenyum kepadanya, apalagi mencoba menggoda. Tetapi dia masih mengenakan abayat saja, dan masih mengenakan warna-warna kusam dan menjemukan, agar tidak menimbulkan daya tarik dengan warna-warna cerah dan bahagia. “Ketika kami kembali ke Mesir nanti, saya tetap mempertahankan gaya tersebut dan berusaha mengabaikan para pria yang mengganggu saya,” ujarnya. Kaighla bercerai dengan suaminya dari Mesir. Dia akhirnya tak mengenakan lagi pakaian ala Timur tengah. Namun, mengenakan hijab seperti muslimah biasa dengan jilbab warna warni dengan fashion kekinian. “Saya melepaskan semua abaya saya dan mulai mengenakan gaun panjang selutut di atas legging, ditambah dengan hijab yang tidak terlalu ketat namun tetap cantik dan kardigan yang sesuai dengan cuaca. Seandainya saja saya menurunkan jilbab saya sedikit saja, saya akan menyatu dengan sempurna dengan tren mode hipster dengan pakaian longgar dan warna-warna kalem,” lugasnya. Kendati begitu, dia merasa tenang dan nyaman dengan hijab di kepala serta pakaian yang longgar. Dia bisa menunjukkan diri sebagai seorang muslimah yang bisa beradaptasi dengan budaya dan lingkungan sosial. “Ini adalah jalan yang panjang, dan saya yakin saya akan berkembang lebih jauh lagi di masa depan, tetapi saya sangat bersyukur bahwa saya dapat membiarkan diri saya beradaptasi dengan perasaan saya yang sebenarnya. Saya telah menemukan gaya hijab yang cocok untuk saya tanpa harus mengorbankan kepribadian atau budaya saya,” tutup Kaighla. (Iin) Baca juga :

Read More

Syair Julid Hassan bin Tsabit Dapat Menyerang Balik Hinaan Musuh Rasulullah SAW

Jakarta — 1miliarsantri.net : Warganet Indonesia menggulirkan gerakan Julid FiSabilillah dengan menyerang akun media sosial seperti Instagram milik tentara-tentara Israel. Tujuan dari aksi ini untuk melemahkan propaganda Zionis dan memperkuat narasi pro Palestina. Akibatnya tak sedikit tentara Israel yang kemudian menggembok akun media sosialnya usai dibanjiri hujatan dari pengguna Instagram di Indonesia. Aksi Jihad FiSabilillah mengingatkan pada penyair kesayangan Rasulullah, Hassan bin Tsabit. Bila para sahabat lain membela Nabi SAW di medan perang, berbeda dengan Hassan bin Tsabit yang membela lewat syair-syairnya. Buku “Kisah Keteladanan dan Hikmah Terbaik Para Sahabat” menjelaskan, Hassan memeluk Islam di usia yang tak lagi muda. Ia pun membela agama Islam melalui syair-syairnya yang menghujam. Hal ini disebabkan, orang-orang yang tak ingin masuk Islam kerap melontarkan celaan kepada Rasulullah. Karena membela dengan keahliannya sebagai penyair, Hassan pun dijuluki sebagai ‘Syairun Nabi’. Meski dikenal sebagai penyair kawakan namun sejak masuk Islam, syair-syair Hassan bin Tsabit semakin berkualitas dan bermakna. Ini dikarenakan Hassan mempelajari keindahan bahasa yang digunakan lewat Al-Qur’an. Pada mulanya Hassan ragu untuk melanjutkan menulis syair. Ia mengira, setelah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kaum muslimin dilarang bersyair. Hingga akhirnya Hassan memberanikan diri bertanya pada Rasulullah. Ternyata Nabi SAW justu bersabda, “Balaslah mereka (orang-orang yang menjelek-jelekan Rasulullah) dengan syair. Semoga Jibril senantiasa bersamamu”. Hassan kemudian meminta izin pada Rasulullah untuk mengkritik Abu Sufyan, salah satu tokoh pencela Nabi. Semula Rasulullah agak segan dengan permintaan Hassan tersebut lantaran Abu Sufyan masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Hassan bin Tsabit berjanji dan berkata, “Demi Allah yang telah memuliakanmu, aku tidak akan menyindirnya dengan menggunakan nasab (garis keturunan)”. Syair yang dibuat Hassan bin Tsabit semata-mata sebagai balasan terhadap musuh Islam yang mengejek Rasulullah. Di antara sebaik syair yang terkenal berbunyi sebagai berikut: Engkau (Abu Sufyan) menghina Muhammad dan aku membantah semua celaanmu.Aku tidak diam karena aku mengharap pahala dari Allah.Mengapa kamu menghina? Padahal kamu tak sebanding dengan beliau.Kamu hanyalah simbol keburukan sedangkan Nabi adalah lambang kebaikan.Kamu menghina orang penuh berkah dan kebaikan, pewaris keyakinan yang lurus.Orang itu adalah pemegang amanah Allah, yang penyayang dan ikhlas. (Iin) Baca juga :

Read More

Proses Ziarah ke Makam Rasulullah Lebih Tertata Dengan Rapi dan Tidak Berjubel

Madinah — 1miliarsantri.net : Saat ini para jamaah haji maupun umrah akan merasakan perbedaan proses ziarah ke makam Rasulullah SAW ketika berada di Madinah Almunawaroh. Dulu, biasanya saling berebut, siapa duluan, kuat kuatan, yang duluan dan kuat dapat. Bisa dikata semua serba rebutan untuk bisa masuk ke raudhoh yang menjadi tempat makam Rasulullah SAW. Saking berebutnya, saking banyaknya manusia yang bertumpuk di pusaran sekitar raudhoh, menyebabkan sholat pun kesulitan. Jika bisa sholat di sekitar raudhoh, berdiri tidak kokoh karena tubuh kita akan tersenggol dengan jamaah yang terus berlalu lalang mencari tempat terdekat raudhoh untuk bisa sholat dan berdoa. Meskipun masih tetap sholat dengan berdiri yang tidak kokoh tersebut, saat mau rukuk pun bisa nubruk punggung atau pun tubuh jamaah lainnya karena terlalu dempet dempetan saat sholat. Bukan rukuk saja yang menjadi problem, saat mau sujud pun kepala akan mencari posisi untuk benar-benar bisa sujud. Karena jarak untuk sujud super sempit akibat jumlah umat Islam yang berebut agar bisa sholat di raudhoh terlalu besar jumlahnya. Maka sangatlah wajar.ketika di raudhoh, banyak pasukan keamanan atau yang biasa disebut askar, berteriak-teriak mengamankan jamaah, dan tidak segan segan mengusir yang sholatnya lama atau berdoanya lama. Bagi jamaah yang, tetap bandel berdiri di tempat sholat, jangan heran karena bisa diangkat askar untuk didorong keluar area dan terkena pentungan askar. Namun kondisi seperti itu sudah mulai berubah sedikit mulai sekitar 2016, dimana pola masuk ke area raudhoh dibuat dengan batasan garis. Para askar membatasi dengan memegang tali dari ujung ke ujung yang dibuat perkelompok mulai 1,2,3,4 dan 5. Ketika tali 1 di dekat raudhoh dibuka, jamaah yang berada di arena tali 1 diijinkan masuk ke area raudhoh untuk sholat maupun berdoa. Sementara kelompok lain yang sudah menunggu di garis kotak 2,3,4 dan 5 tetap menunggu giliran berikutnya. Namun, pola ini tidak bertahan lama karena masih berkesan tak beraturan. Mulai 2021 setelah covid, model ziarah ke makam Rasulullah berubah lagi. Sistem ziarah dibuat dengan pola mendaftar ke tim ziarah. Pengelola ziarah hanya menerima pendaftaran perkelompok yg dibawa biro umroh/haji. Sistem per biro ini menjadi lebih baik karena jadwal waktu ziarah lebih pasti dan dijamin tidak rumit. Karena jamaah yang ingin ziarah sudah ditentukan waktunya sesuai waktu pendaftaran. Para calon peziarah ini, sesuai jadwal diminta antre dan baris secara rapi di dekat pintu raudhoh. Hasilnya lumayan baik dan banyak jamaah puas, karena dengan sistem ini, setiap rombongan jamaah dapat giliran 3-5 menit untuk berada di area raudhoh. Lumayan, sholat dan berdoa menjadi lebih khusuk. Namun pola yang sudah baik ini, mulai dimodifikasi lagi di tahun 2023, dimana untuk ziarah tahapannya bertambah. Yang semula, diawali pendaftaran oleh pempinpin rombongan umroh haji, kemudian sesuai jadwal jamaah baris antre di tempat yang sudah ditentukan lalu menunggu giliran masuk raudhoh. Tetapi sekarang ada perubahan lagi: mendaftar, mengantre, transit di tempat lain lagi yang waktu menunggunya cukup lama 40 menit, baru menunggu giliran ziarah. Perubahan ini membuat proses menuju ziarah menjadi lebih lama, namun hasilnya lumayan dan menjadi lebih baik: jamaah tetap bisa khusuk sholat dan berdoa di raudhoh. Namun waktu ziarah tetap terbatas karena jumlah jamaah umroh saat pasca covid menjadi meningkat pesat dan meningkat. (dul) Baca juga :

Read More