Kemenag Perkenalkan Masjid Ramah Lingkungan di Indonesia dalam Forum IF20 Brazil

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pada perhelatan G20 Interfaith Forum (IF20) yang berlangsung di Brasilia, Brazil, pada 19-22 Agustus 2024 lalu, Kementerian Agama (Kemenag) berbagi pengalaman tentang pengelolaan masjid dan peran tokoh agama dalam pelestarian lingkungan serta penanganan perubahan iklim. Forum ini menjadi kesempatan bagi Kemenag untuk menunjukkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-13, yang berfokus pada perubahan iklim. Kasubdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana, menekankan pentingnya melaporkan data terkait kerusakan lingkungan kepada pemuka agama, agar pemuka agama dapat memberi edukasi yang lebih efektif kepada masyarakat. “Saat diskusi berlangsung, muncul pertanyaan mengenai langkah penanganan perubahan iklim dalam agama, seperti mengurangi penggunaan plastik dan menguatkan narasi pelestarian lingkungan melalui khotbah dan kurikulum pendidikan,” urai Akmal. Akmal menyampaikan, tokoh agama memiliki peran besar dalam membentuk pandangan dan tindakan masyarakat terkait isu ini. “Apabila tokoh agama yang bicara, jemaah pasti akan mendengarkannya. Jadi, bila tokoh agama memiliki perspektif lingkungan, itu akan berkontribusi besar dalam mengubah mindset jemaah,” ungkap Akmal. Kemenag telah menjalankan program Rintisan Masjid Ramah Lingkungan yang menyediakan infrastruktur seperti tempat sampah terpilah dan sanitasi. Program ini merupakan salah satu langkah Kemenag dalam mendukung pengelolaan masjid yang ramah lingkungan. Ke depan, Kemenag berencana untuk mereplikasi konsep masjid ramah lingkungan di seluruh Indonesia. Selain itu, Kemenag akan menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 sebagai sarana untuk menyebarkan ide dan konsep terkait masjid ramah lingkungan. Dengan pendekatan berbasis agama, Kemenag optimis dapat meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, serta berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim secara lebih luas. “Melalui ISIM, kami berharap memiliki konsep yang lebih solid terkait masjid ramah lingkungan yang dapat direplikasi,” pungkas Akmal. (rid) Baca juga :

Read More

Unri-Ponpes Aufia Latih Remaja Putus Sekolah Pasang PLTS

Pekanbaru — 1miliarsantri.net : Universitas Riau dan Pondok Pesantren Aufia Global Islamic Boarding School melatih remaja putus sekolah di Kelurahan Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, cara memasang instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). “Keterampilan ini semoga bisa menjadi bekal bagi warga sekitar untuk menghadapi peluang pembangunan PLTS skala rumah tangga, industri dan industri kelistrikan,” terang Ketua Tim pengabdian Unri, Dr. Iswadi Hasyim, ST, MT di Pekanbaru, Rabu. Menurut dia, pelatihan ini memuat materi pembangunan instalasi PLTS yang bertipe baterai, penyiapan kurikulum/modul pelatihan instalasi PLTS. Biaya kegiatan ini katanya lagi, bersumber dari dana DRTPM DIKTI dengan pelaksanaan harus dilakukan hingga akhir tahun 2024. Program ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mewajibkan dosen untuk berkontribusi kepada negara. “Dalam kegiatan pengabdian Unri itu melibatkan tiga dosen Fakultas Teknik dan FISIP Unri serta sejumlah mahasiswa fakultas teknik yang terlibat di perkuliahan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebuah program Kemendikbudristek bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja,” katanya. Program MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil baik di dalam maupun di luar program studi, di perguruan tinggi yang sama atau yang berbeda atau di luar perguruan tinggi dirangkaikan dengan pengabdian masyarakat melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) di pondok pesantren tersebut. “Semoga keberadaan LKP ponpes Aufia ini makin terjangkau oleh warga sekitar pondok dan memberikan peluang bagi remaja putus sekolah di sekitar ponpes itu bergabung dan mendapatkan keterampilan di bidang instalasi PLTS,” lanjutnya. PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan energi surya dapat dilakukan secara langsung menggunakan fotovoltaik, atau secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi surya menjadi energi listrik menggunakan efek fotolistrik. Komponen utama di dalam pembangkit listrik tenaga surya meliputi modul surya, inverter, dan baterai listrik. Sistem pembangkit listrik tenaga surya terbagi menjadi sistem terhubung jala listrik, sistem tidak terhubung jala listrik, sistem tersebar, sistem terpusat dan sistem hibrida. Masing-masing jenis sistem mempunyai kondisi penerapannya tersendiri. Pembangkit listrik tenaga surya dapat dibuat dengan beberapa jenis sistem penerapan antara lain sistem pencatu daya satelit, pencahayaan listrik, komunikasi, pompa air dan pendinginan. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi surya ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor. Pemanfaatan energy terbarukan saat ini semakin meningkat, dan seiring semakin meningkatnya pemanasan global (global warming). Energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya termasuk yang paling banyak digunakan. Karena iklim di negara Indonesia adalah iklim tropis yang banyak mendapat sinar matahari, maka sangat cocok untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. (mik) Baca juga :

Read More

Kemenag Bahas Kurikulum Pondok Pesantren Eks Jamaah Islamiyah

Jakarta — 1miliarsamtri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Kurikulum Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Jamaah Islamiyah. FGD berlangsung di Jakarta dan diikuti perwakilan eks Jamaah Islamiyah, perwakilan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, sejumlah akademisi, jajaran Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD POntren), widyaiswara, dan utusan dari Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah. Hadir sebagai narasumber, Staf Khusus Menteri Agama Nuruzzaman. Selaku fasilitator, koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. Direktur PD Pontren Basnang Said mengatakan, kurikulum baru diperlukan dalam rangka menciptakan santri-santriwati generasi muda yang mencintai NKRI. “Tujuannya adalah dalam rangka meluruskan pembelajaran pendidikan agama di pondok pesanten yang eks-eks Jamaah Islamiyah yang selama ini dianggap melenceng dari semangat NKRI. Dengan penyusunan kurikulum nanti ini, kita akan menyampaikan poin-poin penting apa yang kira-kira sebaiknya diajarkan oleh para pengasuh pesantren bagi santri-santri kita,” terang Basnang di Jakarta, Sabtu (31/8/2024). Basnang berharap FGD dapat merumuskan kurikulum yang baik untuk diajarkan di setiap pesantren yang terafiliasi JI. Kurikulum yang diajarkan itu senafas dengan kurikulum yang selama ini diajarkan di pondok-pondok pesantren milik Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah atau ormas lainnya. Selain kurikulum, lanjut Basnang, pengasuh pesantren eks Jamaah Islamiyah juga menjadi fokus perharian Kementerian Agama. Sebab, kurikulum yang dirumuskan juga harus dipastikan dapat diimplementasikan secara optimal. “Makanya ini nanti kita akan cek semuanya, siapa pengasuhnya, latar belakang pendidikannya apa, kalau pernah berlatar belakang kelompok- kelompok kanan bisa kita gembleng kembali supaya kembali ke wadah NKRI,” ungkapnya. Kemenag saat ini belum mengetahui secara persis jumlah data pesantren yang terafiliasi JI. Data tersebut masih dihimpun dan dihitung. Basnang memperkirakan jumlahnya ada puluhan. Jika ada pesantren yang belum berizin, itu akan diproses agar bisa mendapatkan izin resmi. “Setelah kemudian kira-kira pesantren itu kami ada dapatkan datanya, maka selanjutnya kami akan menglist mengecek di data Kementerian Agama. Yang belum berizin nanti tentu kami akan mengkoordinasikan dengan Kementerian Agama (tingkat) kabupaten kota dan provinsi,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Debat Kiai Imaduddin Versus Rabithah akan Berlangsung

Jakarta — 1miliarsantri.net : Rabithah Alawiyah akan menggelar acara debat terkait soal nasab habaib di Indonesia pada 9 September 2024. Acara tersebut akan menghadirkan KH Imaduddin Utsman, pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang dikenal mengkritisi sistem pencatatan keturunan Nabi Muhammad dari jalur alawiyyin (Ba’lawi) di Indonesia. Dari sisi Rabithah, Ketua Maktab Daimi (lembaga otonom mengenai pencatatan nasab), Habib Syaikhon bin Abdulqodir Assegaf juga akan dihadirkan dalam debat tersebut. Dalam diskusi nantinya akan membedah serta menjawab tulisan Kiai Imad yang “Membatalkan nasab Baalawi”. Acara diskusi yang mengangkat tema “Keabsahan Nasab Ba’alawi“ tersebut akan digelar di Kantor DPP Rabithah Alawiyah Jakarta pada 9 September 2024 mendatang. Rabithah Alawiyah pun sudah secara resmi mengundang KH Imaduddin Utsman untuk menghadiri diskusi atau debat soal nasab habaib di Indonesia. Hal ini diumumkan secara resmi melalui akun resmi media sosial organisasi dakwah tersebut. Dalam video yang diunggah akun instagram @Rabithah_Alawiyah tampak perwakilan dari Rabithah Alawiyah, Hamdy bin Alwy Assegaf mendatangi langsung lokasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (23/8/2024). Rabithah pun sudah merilis informasi berupa tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam acara debat pada 9 September. Baca juga :

Read More

UIN Gus Dur Kembangkan Bank Sampah dan Budi Daya Magot

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tim Universitas Islam Negeri KH Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) memberikan pendampingan pada pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi di Kampung Moderasi Beragama binaannya, Desa Kutorojo, Pekalongan. LP2M UIN Gus Dur Bersama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Pekalongan, mengembangkan program bank sampah, sekaligus budidaya magot. Hal ini juga disinergikan dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UIN Gus Dur. Penguatan program bersama warga Kampung Moderasi diisi oleh Nur Wahyu Kuningsih selaku Ketua Kawasan Permukiman Dinas Perkim LH, serta Harosi, mahasiswa peserta KKN ke-82 UIN Gus Dur. Nur Wahyu menyampaikan Teknik Pembentukan dan Pengelolaan Bank Sampah, mulai dari aspek administrasi, strategi pengelolaan, dan seterusnya. Sementara Harosi, menyampaikan teknik pengelolaan sampah, terkait budidaya magot yang dihasilkan dari sampah organik. “Ini merupakan tahapan lamnjutan dari pembentukan relawan bank sampah, serta praktek pemilahan sampah,” terang Harosi. Kepala Desa Kutorojo Dul Ajat mengatakan, sampah merupakan persoalan lingkungan yang sudah meresahkan di Kutorojo. Program pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang mendesak, terlebih karena ada program pengembangan wisata Goa Macan. Karenanya, dia mengaku sangat mendukung program ini. “Lebih dari itu, magot yang dihasilkan dari sampah organik, dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan sebagai salah satu usaha BUMDES,” sebutnya. Kepala Pusat Moderasi Beragama Nanang menambahkan, sampah yang awalnya menjadi beban, merusak lingkungan, kini dapat disulap menjadi berkah jika dikelola. Sampah non organik seperti kertas, plastik, logam, dan kardus dapat dijual dan menghasilkan uang. Sampah organik menghasilkan magot (belatung). “Kotoran magot bisa menghasilkan pupuk organik untuk tanaman. Sangat bermanfaat untuk masyarakat Kutorojo yang mayoritas menggantungkan hasil pertanian di satu sisi, serta kelangkaan pupuk di sisi lain,” ujarnya. “Magotnya sendiri mengandung kandungan protein tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti ikan, ayam, dan burung,” sambungnya. Ditanya apa rahasia mengubah sampah dari beban menjadi berkah? Kata Nanang, kuncinya adalah inisiatif warga untuk melakukan kebiasaan memilah sampah. “Inilah aspek utama pemberdayaan; menumbuhkan kesadaran kritis warga, untuk melakukan gerakan bersama lintas agama, mengatasi persoalan kehidupan sehari-hari,” papar Nanang. Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Jauhar Ali menyampaikan, program pengelolaan sampah merupakan salah satu alternatif yang bisa dikembangkan setiap kelompok KKN UIN Pekalongan. Tapi, tentu saja berbasis pada inisiatif dan partisipasi warga setempat. Ketua LP2M Imam Kanafi mengatakan, visi kemanusiaan yang melekat pada Gus Dur, selaku ikon kampus UIN Pekalongan memberi spirit untuk terus mendampingi masyarakat menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari. Keilmuan menurutnya harus membumi, serta memiliki aplikasi nyata pada kehidupan sehari-hari. (rid) Baca juga :

Read More

Unesa Career Fair 2024 Jembatani Alumni dengan Mitra Usaha dan Industri

Surabaya — 1miliarsantri.net : Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Subdirektorat Karier dan Alumni, Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni (Mawal) menggelar Career Fair 2024 bertajuk “Find the Best Company Where You Belong” di lapangan rektorat kampus 2 Lidah Wetan, Senin-Selasa, 26-27 Agustus 2024. Kegiatan ini menghadirkan sekitar dua ribu lebih peserta dengan menggandeng 36 perusahaan. Menurut Kasubdit Layanan Karier dan Alumni, Muhammad Farid Ilhamuddin, career fair ini sudah yang kali keduanya dilakukan secara offline di UNESA. “Career fair ini merupakan bagian dari pekan raya mahasiswa,” ucapnya. Melalui kegiatan ini, Subdirektorat Karier dan Alumni, bermaksud memfasilitasi alumni agar bisa memiliki peluang besar untuk bekerja dan membangun karir di perusahaan. “Mitra-mitra perusahaan di kegiatan ini dapat menjadi jembatan bagi alumni untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menyenangkan. Harapannya dengan mengikuti kegiatan ini, alumni dapat diprioritaskan dan diterima di perusahaan yang diinginkan,” beber dosen bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu. Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center, Bambang Sigit Widodo, menjelaskan bahwa seiring berkembangnya teknologi, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan pun semakin kompetitif. Karena itu, UNESA selalu melakukan restrukturisasi kurikulum agar sesuai dengan perkembangan zaman, lulusannya pun sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Laju perkembangan teknologi sangat pesat, jika dulu orang mendengarkan musik lewat piring hitam, sekarang sudah sedikit bahkan jarang sekali ditemukan, jaman sekarang orang-orang mendengarkan musik lewat smartphone. “Dari sini dapat dipelajari bahwa pandangan konvensional juga berubah, demikian juga perguruan tinggi, jika pandangannya tetap konvensional, maka akan sulit untuk mengikuti perkembangan digital,” ucapnya. UNESA, lanjutnya, berkomitmen untuk mencetak lulusan yang memiliki value, skill dan keterampilan, hal ini karena orang-orang yang memiliki keterampilan lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada orang yang tidak memiliki keterampilan tersebut. Kemampuan akademik hanya akan mengantarkan ke tahap wawancara, yang menentukan diterimanya atau tidak adalah skillnya. Pusponurani Tri Rahaju dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surabaya, menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 telah mengubah secara fundamental proses produksi dalam industri. Tak hanya itu, revolusi tersebut menciptakan berbagai pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada. “Teknologi telah membawa kita ke era digitalisasi di mana startup yang bergerak dalam bidang web, aplikasi, program digital, komputasi, 3D printing, kecerdasan buatan, film, dan animasi menjadi tulang punggung perekonomian baru,” ujarnya. Teknologi ini akan membuka peluang baru dengan perkiraan 3,7 juta pekerjaan baru seiring bangkitnya ekonomi digital dalam tujuh tahun ke depan. Untuk menghadapi tantangan ini, Pusponurani menekankan pentingnya penguasaan hardskill seperti keterampilan komputer, matematika, arsitektur, rekayasa, dan STEM atau sains, teknologi, teknik, dan matematika. Pusponurani menyoroti kesalahan umum yang sering dilakukan oleh individu dalam merencanakan karir, seperti terlalu mengagumi orang lain dan memilih pekerjaan hanya karena mengikuti tren. “Perencanaan karir harus didasarkan pada pengenalan diri, pengetahuan tentang dunia kerja, dan pemilihan karir yang tepat,” jelasnya. Pengenalan diri menjadi langkah awal yang krusial dalam menentukan pilihan karir yang sesuai dengan minat dan bakat. Untuk menjadi kandidat yang kompetitif di era digital, Pusponurani menyarankan pengembangan empat keterampilan utama yaitu berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan kreativitas. Selain itu, ia memberikan tips praktis dalam mencari lowongan kerja, seperti memanfaatkan job portal yang terpercaya, mengunjungi website resmi instansi atau perusahaan, dan mengikuti media sosial resmi Kementerian Ketenagakerjaan atau Disnaker. (har) Baca juga :

Read More

UM Surabaya Siap Tuan Rumah Silaturahmi Nasional Dai Komunitas se-Indonesia

Surabaya — 1miliarsantri.net : Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) bakal menjadi tuan rumah silaturrahmi nasional Dai Komunitas se-Indonesia pada akhir September 2024 mendatang di bawah naungan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rencana kegiatan tersebut disampaikan oleh LDK PP Muhammadiyah di UM Surabaya di gedung At Tauhid Tower lantai 12. Rombongan LDK PP diwakili oleh Ketua LDK PP, Muchamad Arifin, S.Ag., M.Ag., didampingi oleh Sekretaris, Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd., Bendahara, Mufid Habib Musthofa, M.Si., dan Wakil Bendahara, Kamarul Zaman, S.E. Mereka menyampaikan permohonan agar UM Surabaya bersedia menjadi tuan rumah Silatnas sesuai rekomendasi dari PP. Dalam pertemuan tersebut, disambut hangat oleh pimpinan UM Surabaya diantaranya; Dr. M. Ridlwan, M.Pd. (Wakil Rektor 1 Bidang Akademik), Dr. Endah Hendarwati, S.E., M.Pd. (Wakil Rektor 2 Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana), Dr. Ma’ruf Sya’ban, S.T., S.E., M.Ak. (Wakil Rektor 3 Bidang Inovasi, Sumber Daya Manusia, Kemahasiswaan dan Alumni), dan Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep. (Wakil Rektor 4 Bidang Kerja Sama, Al-Islam Kemuhammadiyahan, dan Digitalisasi). Dr. M. Ridlwan, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwa UM Surabaya menyetujui kesanggupanya sebagai bapak asuh dai 3T dan akan memasukkan rencana tersebut pada anggaran tahun depan. “Masuk anggaran 2024-2025, dan besok akan ada raker. InsyaAllah akan dibahas saat raker baik pelaksanaan Silatnas maupun bapak asuh dai komunitas daerah 3T. Mudah-mudahan jika 1000 dai ini terwujud, bisa menjadi amal jariyah kita dan semakin mengembangkan syiar dakwah Muhammadiyah,” tuturnya. Sementara itu, Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep., Wakil Rektor 4, menegaskan bahwa pelaksanaan Silatnas kemungkinan diundur (yang awalnya direncanakan pada tanggal 20-21 September 2024). “Karena bersamaan dengan pelaksanaan ospek mahasiswa baru. Tanggal pastinya akan dibahas saat raker besok, dan hasilnya akan kami sampaikan ke LDK PP,” pungkasnya. (har) Baca juga :

Read More

Muhammadiyah Bantu Perkuat Ekonomi Warga Wadas

Purworejo — 1miliarsantri.net : Di tengah konflik pertambangan yang melanda warga Desa Wadas, Purworejo, Muhammadiyah hadir dengan solusi kreatif melalui program Al-Maun Goes to Village (AGV). Inisiatif ini fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor peternakan berbasis komunitas. Perwakilan Muhammadiyah melakukan kunjungan silaturahmi ke Desa Wadas. Rombongan terdiri dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH), serta Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBH AP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Program AGV, yang telah berjalan sejak Mei 2024, memperkenalkan konsep inovatif bernama “Wadas Farm”. Inisiatif ini menitikberatkan pada budidaya kambing yang dikelola secara komunal, terutama oleh generasi muda setempat. Pendampingan komprehensif diberikan, mencakup pelatihan manajemen bisnis, konstruksi kandang, konsultasi kesehatan hewan, perencanaan pakan, hingga pengobatan ternak. David Effendi, Sekretaris LHKP PPM, menegaskan komitmen jangka panjang Muhammadiyah terhadap program ini. “Semoga program ini bisa lestari berapapun warganya yang masih bertahan memperjuangkan idealisme lingkungan hidup. Kami setia pada warga Wadas untuk tetap menemani sampai batas akhir,” ujarnya. Busyro Muqoddas, Ketua PP Muhammadiyah, dalam kunjungannya memberikan motivasi kepada warga. Ia menekankan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan terkait izin tambang, Muhammadiyah tetap berkomitmen mendampingi masyarakat tanpa memandang latar belakang.. “Walaupun Muhammadiyah ada kesamaannya dengan NU, yaitu menerima izin usaha tambang, tetapi Muhammadiyah melalui LHKP MHH dan LBH AP itu tetap akan mendampingi masyarakat, agama, suku apapun juga. Semoga tidak, menjadi korban PSN (Proyek Strategis Nasional),” tegasnya. Wadas Farm tidak hanya bertujuan memperkuat ketahanan ekonomi, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan. Lebih jauh, pendapatan dari usaha ini diharapkan dapat membantu warga dalam perjuangan hukum mempertahankan tanah mereka dari ancaman pengambilalihan untuk kepentingan pertambangan. Untuk meningkatkan efektivitas program, Muhammadiyah juga menghadirkan ahli seperti Muhammad Abduh Zulfikar dan Syafi’i Latuconsina. Mereka berbagi pengetahuan tentang pemberdayaan petani berbasis komunitas, memberikan wawasan baru bagi pengelolaan Wadas Farm. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Muhammadiyah mereformasi distribusi zakat-amal-infak (ZIS), disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat Wadas. Dengan pendekatan holistik ini, Muhammadiyah berharap dapat membantu warga Wadas membangun resiliensi ekonomi sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan mereka. (jok) Baca juga :

Read More

MUI Makassar Mendorong Masyarakat Pahami Wakaf Tunai dan Produktif

Makassar — 1miliarsantri.net : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Sulawesi Selatan mendorong masyarakat untuk memahami dengan baik perbedaan wakaf tunai dan wakaf produktif. Hal tersebut dijelaskan Sekretaris MUI Kota Makassar KH Maskur Yusuf dalam kegiatan seminar “Pemberdayaan Ekonomi Umat” beberapa waktu lalu. “Wakaf ini sudah sangat lazim di masyarakat, namun masih banyak orang yang belum begitu paham tentang makna sesungguhnya. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa wakaf serupa dengan hibah lahan,” ungkapnya. Banyak wakaf berbentuk tanah sering dibebaskan untuk pemanfaatan sosial terkait dengan aktivitas keagamaan, seperti pembangunan masjid dan madrasah. Padahal wakaf terdiri atas beragam jenis yang memiliki manfaat kebaikan dalam skala luas. Ia memberikan penjelasan tentang makna wakaf tunai dan wakaf produktif yang untuk membangun kemajuan umat. “Potensi wakaf di Indonesia yang nilainya cukup besar tapi karena belum dikelola dengan baik oleh wakaf Indonesia dan lembaga wakaf-wakaf lainnya. Apalagi belum masifnya edukasi kepada masyarakat sehingga hasilnya belum maksimal, MUI Makassar berharap kiranya seluruh peserta dapat memahami dan wakaf tunai pun bisa berkembang di Kota Makassar,” lanjutnya. GM Penghimpunan dan Literasi Wakaf Dompet Dhuafa Pusat Ali Bustomi menjelaskan konteks wakaf di Dompet Dhuafa yaitu terkait dengan akuisisi terhadap bisnis dan cara seorang Muslim dapat mengakuisisi lahan bisnis non-Muslim. Menurut dia, wakaf sebagai kekuatan ekonomi dan literasi wakaf di masyarakat perlu digaungkan di berbagai kalangan usia. Melalui peningkatan literasi tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat untuk berwakaf dapat terbangun secara berkelanjutan. “Ini karena kepercayaan masyarakat terhadap para nazhir adalah dasar utama dalam mendorong berjalannya ekosistem wakaf produktif tersebut,” sambungnya. Ia mengaku keunikan Dompet Dhuafa karena yayasan tersebut tidak ada pemiliknya, sedangkan para pengurus tidak memilik hak waris kepada generasi tetapi hak milik masyarakat. Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat DP MUI Kota Makassar Idris Parakkasi menjelaskan tentang sejarah, jenis wakaf, kendala dan tantangan Dia menyatakan harta benda yang dimanfaatkan harus memiliki manfaat sosial dan tidak untuk kepentingan pribadi atau keluarga. Ia menyebut tiga jenis wakaf, yaitu wakaf khairi, wakaf yang dilakukan tujuan kepentingan umum, seperti masjid, sekolah, dan rumah sakit atau pusat sosial lainnya. Selain itu, wakaf ahli yaitu wakaf yang dilakukan untuk kepentingan waqif dan wakaf musytarak adalah wakaf yang manfaatnya ditujukan kepada masyarakat dan keturunan wakaf. (hen) Baca juga :

Read More

Paspor Baru Indonesia Akan Diluncurkan 17 Agustus 2025

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tepat pada HUT Kemerdekaan RI ke-79, Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) meluncurkan desain paspor Republik Indonesia dengan nuansa merah putih. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Silmy Karim. Dia menjelaskan bahwa desain baru paspor RI bukan hanya terbatas pada perubahan warna sampul saja. Paspor dengan desain baru itu juga dilengkapi dengan fitur pengaman yang disesuaikan dengan perkembangan terbaru. Dalam aspek keamanan, terdapat peningkatan keamanan untuk mengikuti aturan yang diatur oleh The International Civil Aviation Organisation (ICAO). Pada ICAO Annex 9 tentang Facilitation Bab 3, Subbab C disebutkan bahwa setiap negara harus secara berkala memperbarui teknik dan fitur pengamanan paspor sesuai dengan perkembangan terbaru. Hal ini dilakukan untuk menghindari upaya pemalsuan, replikasi, penggantian/penghapusan data dan modus operandi pemalsuan paspor lainnya. “Perubahan dan peningkatan desain paspor tersebut dilakukan sebagai respon dan adaptasi dengan perubahan lingkungan strategis keimigrasian yang meliputi aspek politik, hukum, sosial, budaya, dan keamanan,” terang Silmy Karim dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (24/8/2024). Kombinasi fitur pengaman yang disematkan pada desain baru paspor RI antara lain cover yang kuat panas, fleksibel dan mampu melindungi chip. Halaman biodata paspor terbuat dari beberapa lapis polikarbonat dan diberikan coating untuk melindungi permukaannya. Selain itu, kertas buku paspor juga berpengaman dan sensitif terhadap kimia. Tinta yang digunakan meliputi tinta kasat mata dan tinta tidak kasat mata (fluorescent ink dan infra red ink) yang berpendar di bawah sinar ultraviolet. Teknologi tinta tersebut juga diterapkan pada benang jahitan buku paspor yang terbuat dari tiga warna. “Dari sisi tampilan, desain lembar paspor menggunakan motif kain khas setiap daerah di Indonesia, dan motif tersebut akan berubah bentuk apabila dilihat dengan sinar UV,” lanjut Silmy. Untuk mewakili kekayaan budaya Indonesia, paspor baru ini mengusung 33 motif kain tradisional Indonesia. Masing-masing halaman memiliki corak yang berbeda. Meski sudah resmi diluncurkan pada Sabtu (17/8/2024) lalu, desain baru paspor baru berlaku tahun depan tepatnya pada 17 Agustus 2025. Peluncuran desain baru paspor merupakan upaya dari sisi keimigrasian dalam memperkuat paspor RI. Penggunaan kombinasi fitur pengaman, bahan baku, dan teknik terbaru lainnya menjadi perhatian utama untuk memastikan bahwa paspor dapat terlindungi selama digunakan untuk melakukan perlintasan antar negara. Dengan demikian, proses otentikasi dokumen perjalanan lebih mudah. Hal tersebut akan memudahkan apabila paspor diperlukan sebagai bukti fisik yang dapat digunakan sebagai alat bukti di persidangan. Sebagai informasi, paspor RI telah mengalami beberapa kali penggantian warna sampul (cover). Pada tahun 1945-1958, paspor RI berwarna abu-abu terang. Selanjutnya, tahun 1959-1982 warnanya berganti menjadi biru, dan pada 1983 warna sampul paspor berganti menjadi hijau. Di tahun 1995 warna sampul paspor diubah menjadi hijau tua, dan satu dekade terakhir yakni 2014 hingga sekarang, warna sampul paspor RI adalah biru kehijauan. (wink) Baca juga :

Read More