Rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional Resmi Dibuka Menteri Agama, Ini Makna Logo Hari Santri Nasional 2025

Menteri Agama Secara Resmi Membuka Rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Jombang – 1miliarsantri.net: Rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025 telah secara resmi dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, 22 September 2025. Dalam kesempatan pembukaan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025, Menteri Agama juga mengungkapkan rencana pemerintah terkait penguatan pondok pesantren. Kemenag akan menghadirkan Eselon I untuk menggantikan Eselon II dalam mengurus pondok pesantren. “Selama ini pondok pesantren diurus eselon II. Insya Allah, dalam waktu tidak lama lagi akan keluar ketetapan untuk menjadikannya diurus oleh satu eselon I tersendiri,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jombang, Jawa Timur, Senin (22/9/2025). Kemandirian Pesantren dan Kuatnya Pesantren Menunjukan Kekuatan Bangsa Nasarudin mengatakan, pesantren sejak dulu dikenal mandiri. “Kemandirian ini tidak boleh hilang. Namun, bukan berarti pemerintah lepas tangan. Buktinya, kita punya Undang-Undang Pesantren dan sekarang sedang dalam proses penguatan kelembagaan,” dikutip dari Kemenag.Go.Id Lebih lanjut Menag menambahkan, pemilihan Ponpes Tebuireng sebagai lokasi pembukaan Hari Santri 2025 penuh makna. “Di sinilah dimulai Resolusi Jihad yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Santri. Tahun ini kita mengenang satu dasawarsa pengakuan negara terhadap santri,” terang Nasarudin. “Kalau pesantren kuat, bangsa ini juga akan kuat,” tegas Menag. Logo Hari Santri Nasional Mengusung tema besar, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, logo ini merepresentasikan tekad santri untuk tetap berada di garda terdepan menjaga bangsa, sekaligus menatap jauh ke cakrawala global. Pitra Cakrawala, Logo Hari Santri Nasional diberi nama “Pita Cakrawala.” Pita, adalah simbol ikatan yang menyatukan keberagaman menjadi satu kesatuan yang indah. Sementara itu, Cakrawala adalah lambang keluasan pandangan dan batas tak bertepi. Santri adalah Pita Cakrawala: Ikatan yang menguatkan bangsa, perjalanan yang tak pernah berhenti, pandangan luas yang menuntun langkah menuju masa depan. Penjelasan lengkap bisa diakses melalui: LOGO HARI SANTRI NASIONAL 2025. Ikuti terus artikel 1miliarsantri.net dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2025, dengan tajuk #SantriIndonesiaMenyapaDunia Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa Kemenag

Read More

Total Ada 25 Hari! Berikut SKB 3 Menteri tentang Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026

Bekasi – 1miliarsantri.net: Tahun 2025 yang sudah memasuki bulan ke 9 atau Bulan September, menandakan bahwa tidak kurang dari 4 bulan lagi tahun 2025 akan segera berganti menjadi tahun 2026. Pergantian tahun selalu menjadi momen yang Istimewa karena membawa harapan baru akan kehidupan yang lebih baik.   Momen pergantian tahun tentu diikuti dengan berbagai rencana baru. Pada setiap bulannya akan ditemui hari libur Nasional bahkan cuti bersama yang biasanya menjadi hal yang paling ditunggu oleh sebagian besar pekerja. Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama merupakan kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang-orang terdekat serta sejenak melepas penat dari aktivitas pekerjaan yang melelahkan. Mengenai penetapan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2026, pemerintah secara resmi telah menetapkan total sebanyak 25 hari yang terdiri dari 17 hari libur Nasional serta 8 hari cuti Bersama Ketetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Bersama (SKB) Nomor 1497 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 5 Tahun 2025 mengenai Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2026 yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Baca juga: Peringatan Hari Jantung Sedunia 2025, Sejarah hingga Cara Memperingati Pada surat tersebut disebutkan bahwa penetapan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama dilaksanakan dalam rangka efisiensi dan efektivitas hari kerja serta memberi pedoman bagi instansi pemerintah dan swasta dalam melaksanakan hari libur Nasional dan cuti bersama tahun 2026 Selain itu, untuk diketahui bahwa penetapan cuti bersama tersebut nantinya akan mengurangi hak cuti tahunan pegawai/karyawan/pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku pada setiap unit kerja atau satuan organisasi, lembaga atau perusahaan. Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2026 berdasarkan SKB 3 Menteri Hari Libur Nasional 2026 Cuti Bersama 2026 Baca juga: BI Jaga Momentum, Bunga Acuan Diturunkan Bertahap dari 5 hingga 4,75 Persen Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor: Glancy Verona Ilustrasi By AI

Read More

Gempa Guncang Pulau Sumba NTT, Getaran Dirasakan Hingga NTB

Gempa Bumi Darat Mengguncang Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah, NTT – 1miliarsantri.net: Gempa bumi dengan magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Waibakul, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis dini hari, 24 September 2025. Berdasarkan informasi dari InaTEWS BMKG, gempa bumi terjadi pada pukul 02:54:43 WIB dengan pusat gempa berada di darat. Guncangan gempa dirasakan dibeberapa wilayah, catatan InaTEWS, gempa dirasakan di Waikabubak, Waibakul, Waingapu, Tambolaka, Kota Bima dan Sumbawa. Laporan kejadian gempa bumi yang terjadi dengan pusat gempa 13 km Waibakul, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur juga dirasaka di Nusa Tenggara Barat, dikutip dari kanal Telegram InaTEWS_BMKG. Detail Gempa Bumi Sumba, NTT BMKG mencatat, gempa ini berpusat di darat, tepatnya 13 km timur laut Waibakul dengan kedalaman 34 km. Hingga berta ini diturunkan, belum ada laporan terkait korban jiwa maupun kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi darat dengan skala 5,1 magnitudo di wilayah Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur. Ikuti info lebih lanjut melalui laman BMKG.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto ; Tangkapan layar InaTEWS-BMKG

Read More

Pesantren Go International: Langkah Menag RI Gagas Madrasah Berstandar Cambridge di Tangerang

Tegal – 1miliarsantri.net : Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan pesantren di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang sedang digagas adalah pengembangan madrasah berstandar internasional di Pondok Pesantren Al Ikhlas Assalam, Tangerang. Pesantren ini ditargetkan mengadopsi kurikulum Cambridge sehingga santri dapat memperoleh standar mutu global yang diakui dunia. Menurut Menag, penerapan kurikulum internasional sangat penting agar para santri memiliki daya saing di kancah global. Dengan sistem pendidikan berstandar Cambridge, lulusan pesantren diharapkan tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap melanjutkan pendidikan ke berbagai universitas mancanegara tanpa terkendala bahasa maupun standar akademik. “Nantinya Madrasah Aliyah di sini akan berstandar Cambridge, sehingga santri tidak perlu lagi jauh-jauh tes bahasa Inggris hanya untuk sekolah ke luar negeri,” kata Menag, Selasa (2/9/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag. Membawa Pesantren ke Kancah Global Langkah ini bukan sekadar menghadirkan label internasional, melainkan upaya strategis agar pesantren bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Di era globalisasi, kemampuan bahasa asing, penguasaan sains, serta akses pada pendidikan tinggi dunia menjadi kebutuhan mendesak. Menurut Menag, santri tidak boleh lagi dipandang hanya menguasai kitab kuning atau ilmu agama semata, tetapi juga harus mampu bersaing dengan pelajar dari berbagai belahan dunia. Dengan adanya kurikulum Cambridge, lulusan pesantren bisa lebih mudah mendapatkan pengakuan internasional. Hal ini sekaligus menjawab keresahan sebagian orang tua yang menginginkan anaknya bersekolah di pesantren, tetapi tetap memiliki peluang besar untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Baca Juga : Bantuan operasional Kemenag 2025 Perbedaan Madrasah dan Sekolah  Umum Dalam sambutannya, Menag juga menjelaskan perbedaan mendasar antara madrasah dan sekolah umum. Baginya, madrasah memiliki ruh spiritual yang tidak dimiliki sekolah biasa. Ia menambahkan, para guru madrasah biasanya selalu memulai pembelajaran dengan doa, salat sunnah, membaca Al-Fatihah, serta meluruskan niat agar ilmu yang diberikan membawa keberkahan. Tradisi ini menjadi ciri khas pendidikan madrasah yang membedakannya dari sekolah umum. Menteri Agama juga menepis anggapan bahwa lulusan madrasah kalah bersaing dengan siswa sekolah umum. Ia menyebutkan, banyak contoh nyata santri yang justru berhasil menorehkan prestasi gemilang di berbagai perguruan tinggi ternama. Fakta ini menurut Menag menunjukkan bahwa pendidikan berbasis madrasah tidak hanya menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, tetapi juga berprestasi akademik. Kehadiran Pondok Pesantren Al Ikhlas Assalam di Tangerang diharapkan menjadi pusat kaderisasi generasi yang berilmu dan berakhlak. Menag bahkan menyebut, pesantren ini akan membuka akses pendidikan yang lebih inklusif dengan memberikan subsidi biaya bagi santri yang kurang mampu. Selain itu, ia menegaskan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam menjaga moralitas bangsa. “Kehadiran pesantren ini adalah tiang penyangga langit. Selama masih ada orang yang berdzikir, la ilaha illallah, maka langit tidak akan runtuh. Mari kita perbanyak wirid dan doa agar anak-anak kita sukses dunia dan akhirat,” pungkasnya. Pesantren Sebagai Penyangga Peradaban Jika ditarik lebih jauh, gagasan ini sejalan dengan peran historis pesantren di Indonesia. Pesantren sejak dulu bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat peradaban, dakwah, dan perjuangan sosial. Kini, dengan adanya inovasi kurikulum internasional, pesantren dapat tampil lebih modern tanpa kehilangan jati diri. Kolaborasi antara kurikulum agama dan kurikulum Cambridge bisa menjadi model pendidikan ideal. Santri akan mendapatkan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Mereka tidak hanya siap menjadi akademisi atau profesional, tetapi juga pemimpin yang membawa nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Baca Juga : Kemenag Resmikan UIN Siber Syekh Nurjati Menatap Masa Depan Pendidikan Pesantren Gagasan Menag ini sekaligus membuka ruang diskusi lebih luas: bagaimana pesantren bisa terus relevan dengan tantangan zaman? Apakah mungkin pesantren berstandar internasional akan menjadi tren baru di Indonesia? Dan bagaimana memastikan bahwa santri tetap mendapatkan pendidikan agama yang kuat, meskipun belajar dengan standar global? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk dijawab bersama, karena masa depan pendidikan Islam tidak bisa hanya bergantung pada tradisi, melainkan juga harus adaptif terhadap perubahan dunia. Dengan visi besar yang disampaikan Menag Nasaruddin Umar, publik tentu berharap agar program ini tidak sekadar wacana, tetapi benar-benar terealisasi. Jika berhasil, Ponpes Al Ikhlas Assalam bisa menjadi role model bagi pesantren lain di Indonesia untuk naik kelas ke level internasional. (***) Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Toto Budiman & Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Kasidah Nusantara Makin Bergaung, Ini 6 Grup Terbaik Pilihan Kemenag 2025

Tegal – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) kembali menghadirkan kabar gembira bagi pecinta musik kasidah. Dari 32 provinsi yang ikut serta dalam ajang Festival Seni Budaya Islam 2025, kini telah terpilih enam grup terbaik tingkat nasional. Mereka akan tampil di panggung bergengsi Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 13–16 Oktober 2025. Adapun keenam grup tersebut adalah: Bismillah (Bali), El-Lazka (Jawa Barat), Hidayatul Insan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Tangerang (Banten), MAN Satoe Voice (Jawa Timur), dan Syaf An-Nur (Sumatra Utara). Seleksi dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat provinsi hingga nasional, pada 4–8 September 2025 lalu. Kasidah Sebagai Wajah Islam yang Sejuk Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa festival kasidah tidak semata-mata ajang kompetisi. Menurutnya, kasidah adalah bagian dari pelestarian seni budaya Islam Nusantara yang sarat dengan nilai dakwah. “Kami ingin menghadirkan kasidah sebagai garda terdepan syiar Islam yang menyejukkan serta membangun harmoni,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10/9/2025). Dalam proses seleksi, para juri menilai berbagai aspek, mulai dari kualitas vokal, kreativitas aransemen musik, penguasaan panggung, hingga adab peserta. Zayadi menegaskan, objektivitas penilaian dijaga melalui koordinasi intensif antarjuri. Ia juga melihat festival ini sebagai ruang apresiasi seni sekaligus sarana edukasi. “Setiap penampilan adalah kontribusi penting dalam memperkaya khazanah seni budaya Islam di Indonesia,” tambahnya. Baca juga : kurikulum cinta Kemenag Kekayaan Warna Kasidah dari Berbagai Daerah Zayadi menyoroti betapa uniknya setiap provinsi dalam menampilkan kasidah. Ada nuansa berbeda yang muncul dari latar budaya masing-masing daerah, menjadikan festival semakin berwarna. Menurutnya, keberagaman ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bahan pembelajaran lintas daerah. “Peserta seleksi ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari lembaga pendidikan, komunitas seni, hingga instansi pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa kasidah bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana pendidikan dan dakwah,” jelasnya. Tidak Sekadar Seni, Tapi Juga Pesan Moral Kepala Subdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menambahkan bahwa peran peserta dari 26 provinsi lain juga tak bisa diabaikan. Menurutnya, mereka telah memperkaya festival dengan karya kasidah yang penuh nilai moral, spiritual, dan kemanusiaan. “Kami berharap setiap penampilan tidak hanya memukau dari segi seni, tetapi juga mampu menginspirasi masyarakat dalam menebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islami,” ujarnya. Wida menekankan pentingnya sinergi lintas generasi. Grup kasidah yang digawangi anak muda bekerja sama dengan para seniman berpengalaman demi menjaga kualitas sekaligus keberlanjutan tradisi. Menurutnya, aspek adab dan etika penampilan mendapat perhatian serius dari juri, sebab hal itu sama pentingnya dengan suara maupun aransemen musik. “Hal ini bertujuan agar pesan yang disampaikan lebih menyentuh dan membangun karakter audiens,” tambahnya. Lebih jauh, Wida menyampaikan harapannya agar gema kasidah bisa melampaui batas nasional. “Melalui kasidah, nilai-nilai moral dan spiritual dapat tersampaikan dengan cara yang indah dan menyentuh hati masyarakat, sebagai simbol Islam yang damai, sejuk, dan harmonis,” katanya. Baca Juga : Bantuan operasional Kemenag 2025 Panggung Besar di Kendari Puncak Festival Seni Budaya Islam 2025 di Kendari nanti akan mengusung tema “Kasidah Kolaborasi.” Konsep ini memadukan harmoni musik, kreativitas, dan semangat kebersamaan dalam satu panggung. Kemenag sengaja merancangnya agar mampu menarik perhatian generasi muda, terutama milenial dan Gen Z, yang kini lebih akrab dengan musik modern. Melalui kasidah, generasi muda diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari perjalanan budaya Islam Nusantara. Perpaduan tradisi dengan sentuhan kekinian menjadi cara efektif untuk menjaga agar seni kasidah tetap hidup dan relevan di tengah arus globalisasi. Festival ini pun bukan hanya perayaan seni, melainkan juga ruang silaturahmi nasional. Dari Bali hingga Sumatra Utara, dari Banten hingga Kalimantan, semua bertemu dalam satu panggung kasidah yang penuh syiar kebaikan. Pertanyaannya, dari enam nama yang sudah terpilih, mana yang jadi favoritmu? Kasidah Nusantara yang kian bergaung melalui ajang pemilihan enam grup terbaik pilihan Kemenag 2025 menjadi bukti bahwa seni bernuansa religius ini tetap relevan dan dicintai masyarakat. Lebih dari sekadar hiburan, kasidah adalah medium dakwah, pengikat silaturahmi, sekaligus cerminan identitas budaya bangsa. (**) Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Toto Budiman & Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, 52 Anggota Ditetapkan Lewat Sprin Resmi

Jakarta – 1miliarsantri.net: Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo resmi membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri. Tim ini terdiri dari 52 anggota sebagaimana tercantum dalam Surat Perintah (Sprin) Kapolri Nomor Sprin/2749/IX/2025 yang diterbitkan pada 17 September 2025. Dalam surat perintah tersebut, Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana ditunjuk sebagai ketua tim. Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan adanya Sprin tersebut. Tujuan Pembentukan Tim Reformasi Polri Menurut Brigjen Pol. Trunoyudo, pembentukan tim ini merupakan tindak lanjut Polri dalam memperkuat kerja sama dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya. Pendekatan yang dilakukan bersifat sistematis dan menyeluruh, dengan fokus pada pengelolaan transformasi institusi. Tim tersebut dibentuk untuk memastikan Polri mampu melakukan akselerasi reformasi sesuai harapan masyarakat, baik dalam aspek pelayanan publik, transparansi, maupun profesionalisme aparat. “Proses dan tujuan mendasar serta luas melibatkan seluruh satuan kerja dan wilayah, yang mengacu pada visi strategis Grand Strategy Polri 2025–2045,” jelasnya. Reformasi Polri Menuju 2045 Pembentukan tim reformasi ini selaras dengan komitmen Polri dalam melaksanakan Grand Strategy Polri 2025–2045, yakni peta jalan jangka panjang menuju institusi kepolisian yang modern, humanis, dan berintegritas. Transformasi tersebut tidak hanya berorientasi pada peningkatan kinerja internal, tetapi juga diharapkan mampu membangun kembali kepercayaan publik terhadap Polri. Dengan adanya tim reformasi, Polri menegaskan komitmennya untuk menjawab tantangan keamanan, hukum, dan sosial di tengah perkembangan masyarakat serta dinamika global. Profil Ketua Tim Reformasi Polri: Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana saat ini menjabat sebagai Kalemdiklat Polri. Ia dikenal sebagai perwira tinggi yang konsisten mendorong pembaruan di tubuh kepolisian, khususnya dalam bidang pendidikan, teknologi, dan pelayanan publik. Kariernya di Polri telah melewati berbagai posisi penting, di antaranya di bidang lalu lintas, pendidikan, dan kelembagaan. Chryshnanda juga dikenal produktif menulis dan menyampaikan gagasan tentang polisi humanis, modern, dan berbasis teknologi. Dengan latar belakang tersebut, penunjukannya sebagai ketua tim reformasi Polri dinilai tepat untuk mengawal agenda besar transformasi kepolisian menuju 2045.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto : Facebook Listyo Sigit Prabowo, FRN, Wikipedia

Read More

Menggali Makna Hantu Laut dalam Pameran Biennale Jatim XI

Gresik – 1miliarsantri.net : “Hantu laut adalah sosok yang terkesan tidak ada, menghantui, mencemaskan atau menjadi sesuatu yang kita tunggu-tunggu tanpa kita sadari”, begitu penuturan Elyda salah satu kurator Biennale Jatim XI. Ia bersama tim kurator berjalan menelusuri wilayah Pesisir Sindujoyo Gresik, melihat kehidupan masyarakat, kondisi lingkungan pesisir, sampai ia melihat salah satu perahu nelayan milik Cak Barok yang bertuliskan “Hantu Laut.” Dari sinilah, nama hantu laut diangkat menjadi tema pameran Biennale Jatim XI. Pameran yang diadakan setiap dua tahun sekali ini, kali ini memilih Gresik menjadi tuan rumah. Karena Gresik menjadi salah satu kota yang merepresentasikan wilayah pesisir. Ada sebanyak 67 seniman dalam negeri maupun luar negeri yang ikut berkontribusi dengan karya seni rupa yang dimiliki. Acara tersebut, berlangsung sejak 24 Agustus – 20 September 2025 di Pudak Galeri Gresik. Masyarakat dapat berkunjung pada jam 10.00-21.00 WIB secara gratis. Pengunjung akan dimanjakan dengan karya yang disuguhkan, dari permainan lama, tradisi, mata pencaharian, kehidupan masyarakat pesisir, dan membuka mata untuk peduli dengan kondisi pesisir saat ini. Apa Makna dari Nama Hantu Laut dalam Pameran Biennale Jatim? Hantu Laut : The Specter of The Sea Terdengar menyeramkan, tetapi bukan berarti hantu laut adalah sosok hantu yang menunggu lautan. Nama yang terinspirasi dari perahu milik Cak Barok, seorang nelayan di Pesisir Sindujoyo, Lumpur, Gresik, terkesan menarik. Menurut Elyda, tematik dari Binnale Jatim XI berbicara tentang pesisir, bahwa pesisir tidak hanya menjadi wahana yang indah, namun ada pesisir yang kondisinya miris, seperti di Kota Gresik ini. Dimana ikan-ikan tidak sebanyak dulu, area pesisir yang sudah tercemar dengan polusi pabrik besar disekitarnya. Melalui Pameran Binnale Jatim XI, para seniman menjawab kerisauan akan wilayah pesisir melalui karya seni yang bertemakan “Hantu Laut : The Specter of The Sea.” Karya seni instalasi media campuran mendominasi pada pameran ini, dengan mengangkat isu lingkungan pesisir yang ada disekitar kehidupan para seniman. Bukan berarti hanya pesisir yang ada di Gresik, namun menjawab pesisir yang ada di dunia ini. Sisa-sisa yang Tak Selesai karya Sultan Putra Gemilang Hantu bisa dimaknai sebagai sesuatu yang menghantui, mencemaskan, seperti pada karya “Sisa-sisa yang Tak Selesai” oleh Sultan Putra Gemilang. Melalui karyanya mengingatkan pengunjung akan tragedi lumpur lapindo. Dimana kekuasaan dan keserakahan industri tanpa memperhatikan dampak bagi masyarakat setempat. Allah sudah menjelaskan dalam Al Qur’an surat Ar-Rum Ayat 41 yang artinya; “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Baca juga : Dakwah Ekologis dalam Kehidupan: Menyeru Manusia, Menyelamatkan Alam Sepeda, sandal, kacamata, gelas, bahkan piala sebagai penghargaan atas prestasi, semua terendam lumpur. Benda-benda ini, akan menjadi saksi sejarah akibat ulah manusia itu sendiri. Jeng Laut karya Sjafril Hantu, juga berarti sesuatu yang tidak ada atau menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Seperti tradisi yang masih ada di daerah pesisir. Mereka percaya dengan adanya kekuatan roh, dengan pelarungan bunga atau abu ke laut. Meminta jodoh, kekayaan, jabatan ke seseorang yang dianggap pintar, melalui perantara roh leluhur mereka. Kondisi Lingkungan Pesisir saat ini Malam di Pesisir Utara dan Pangkalan Taksi karya Mujib Darjo Lingkungan pesisir sudah mengalami perubahan selaras dengan pertumbuhan industrialisasi di kota ini. Ada yang beralih profesi, ada juga yang berkompromi dengan perubahan tersebut. Seperti karya Mujib Darjo yaitu malam di pesisir utara dan pangkalan taksi. Karya tersebut menceritakan hantu laut sebagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat pesisir saat ini. Dimana mereka ada yang beralih menjadi penyedia jasa taksi untuk para nelayan. Karena mencari ikan tidak seperti dulu, wilayah pesisir sudah tercemar dan tidak layak. Sehingga mereka harus mencari ikan ke area tengah laut, yang tingkat pencemaran airnya rendah. Selain isu lingkungan dan sosial, pameran ini juga menyuguhkan tradisi yang ada di daerah pesisir pantai, yaitu ritual agama islam. Melalui majelis toreqot dengan berdzikir, wirid, puasa, dll. Kentalnya agama islam di wilayah pesisir, tak membuatnya lupa akan hubungannya dengan alam. Sehingga mereka masih menggunakan debu untuk tayamum, biji kacang sebagai tasbih. Baca juga : Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam Dari Pameran Binnale Jatim XI, kita dapat melihat makna hantu laut secara luas. Melalui sudut pandang yang berbeda setiap seniman, ada yang memaknai sebagai sesuatu yang tidak ada tapi memiliki hubungan erat. Ada yang menghantui dalam kehidupan sosial, ataupun kecemasan kondisi alam. Lewat pameran ini, pengunjung disadarkan akan isu-isu sosial, lingkungan, tradisi yang sedang terjadi. Dengan turut menjaga hubungan yang baik antara manusia dan alam, akan membawa perubahan yang positif untuk keberlangsungan hidup generasi selanjutnya. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto : Dokumentasi 1MS

Read More
Gudang Garam

Gudang Garam Bangkrut! Sejarah Panjang Dari Kretek Rumahan hingga Konglomerasi Nasional!

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Siapa yang tidak pernah mendengar nama Gudang Garam? Perusahaan rokok legendaris asal Kediri ini bukan sekadar merek, melainkan simbol dari perjalanan bisnis keluarga yang sukses menjadi raksasa nasional. Dimulai dari usaha rumahan, kini Gudang Garam berdiri sejajar dengan perusahaan besar lain di Indonesia. Sejarah panjang, strategi bisnis, hingga kisah kejayaan dan tantangan yang dihadapi, membuat perjalanan Gudang Garam selalu menarik untuk diulas lebih dalam. Sejarah Berdirinya Gudang Garam Untuk memahami besarnya nama Gudang Garam saat ini, kamu perlu melihat kembali awal perjalanannya. Didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1956, perusahaan ini awalnya hanya memproduksi kretek kelobot secara sederhana. Produk rokok tersebut ternyata diterima dengan sangat baik di pasaran. Tidak lama kemudian, nama usahanya berganti menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada tahun 1958. Dari sinilah perjalanan panjang Gudang Garam sebagai perusahaan resmi dimulai. Sejak generasi pertama hingga kini diteruskan oleh generasi kedua, bisnis keluarga ini mampu bertahan menghadapi dinamika industri rokok di Indonesia. Baca juga: Tulis Ucapan Menyentuh! Presiden FIFA dan Erick Tohir Ternyata Sahabatan! Masa Kejayaan Gudang Garam Ketika bicara soal masa kejayaan Gudang Garam, dekade 1980-an hingga 2019 bisa disebut sebagai periode emasnya. Perusahaan ini bukan hanya memiliki pabrik raksasa dengan luas lebih dari 200 hektare, tetapi juga mencetak laba hingga triliunan rupiah setiap tahunnya. Produk legendaris seperti Surya bahkan menjadi ikon yang tetap populer sampai sekarang. Saat itu, saham Gudang Garam di pasar modal juga sempat menyentuh hampir Rp 90.000 per lembar. Dengan dividen tinggi dan keuntungan konsisten, perusahaan ini menjadi incaran investor di dalam maupun luar negeri. Diversifikasi Bisnis Gudang Garam Perjalanan Gudang Garam tidak berhenti di industri rokok saja. Di bawah kepemimpinan Susilo Wonowidjojo, perusahaan ini mulai merambah ke sektor infrastruktur. Melalui anak perusahaan PT Surya Kerta Agung, mereka mengelola jalan tol. Tidak hanya itu, Gudang Garam juga membangun Bandara Dhoho Kediri lewat PT Surya Dhoho Investama. Langkah ini menunjukkan bagaimana Gudang Garam berupaya menjaga keberlangsungan bisnis di tengah tantangan besar industri rokok. Baca juga: Daftar 30 Pemain yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Laga di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Tantangan Gudang Garam di Era Sekarang Meski memiliki sejarah cemerlang, kondisi Gudang Garam saat ini tidak sekuat dulu. Kenaikan cukai rokok, penurunan daya beli, hingga maraknya peredaran rokok ilegal membuat laba perusahaan anjlok. Jika pada 2019 perusahaan bisa mencetak keuntungan Rp 10,8 triliun, pada 2024 angkanya terjun bebas menjadi Rp 980,8 miliar. Bahkan semester pertama 2025, laba hanya menyentuh Rp 117 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Gudang Garam perlu strategi baru agar tetap relevan di tengah persaingan. Sejarah panjang dan kejayaan Gudang Garam membuktikan bahwa perusahaan ini pernah menjadi salah satu konglomerasi terkuat di Indonesia. Namun, tantangan masa kini menuntut inovasi yang lebih berani. Apakah Gudang Garam bisa kembali mengulang masa kejayaannya atau justru harus bertransformasi ke arah bisnis lain? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti: nama Gudang Garam tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri nasional. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: wartaekonomi.com Sumber berita: https://money.kompas.com/read/2025/09/07/081309426/era-kejayaan-gudang-garam?utm_source=newsshowcase&utm_medium=gnews&utm_campaign=CDAqEAgAKgcICjCI4f8KMJX4-QIwjLm9BA&utm_content=rundown

Read More

Kemenag Buka Bantuan Perpustakaan Masjid 2025, Begini Syarat dan Cara Daftarnya

Tegal – 1miliarsantri.net : Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang belajar, diskusi, dan pusat literasi umat. Kabar baik datang dari Kementerian Agama (Kemenag) yang resmi meluncurkan program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025. Program ini memberi kesempatan bagi pengurus masjid di seluruh Indonesia untuk mengajukan bantuan dana guna memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat pengetahuan. Pendaftaran sudah dibuka sejak 2 September hingga 30 September 2025. Menariknya, proses pengajuan dilakukan sepenuhnya secara daring melalui platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI). Jadi, tak perlu ribet bolak-balik kantor, semua bisa diurus dari laptop atau bahkan smartphone. Apa Saja yang Bisa Dibiayai Bantuan Ini? Bantuan operasional yang diberikan berupa dana tunai yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan perpustakaan masjid. Beberapa di antaranya meliputi: Dengan dukungan ini, perpustakaan masjid diharapkan bisa lebih modern, ramah pengunjung, dan relevan dengan kebutuhan generasi sekarang. Perpustakaan Masjid sebagai Pusat Pembelajaran Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menegaskan betapa pentingnya peran perpustakaan di masjid. “Perpustakaan masjid adalah jantung pembelajaran di lingkungan masjid. Dengan bantuan ini, kami ingin memperkuat fungsi masjid sebagai pusat informasi dan edukasi keagamaan yang dapat meningkatkan kualitas umat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/9/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag. Pernyataan ini sejalan dengan upaya Kemenag menjadikan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid juga bisa menjadi ruang edukasi, literasi, bahkan pusat kegiatan sosial yang memperkuat kualitas masyarakat. Syarat Mengajukan Bantuan Tidak semua perpustakaan masjid otomatis bisa mendapat bantuan. Ada sejumlah persyaratan yang wajib dipenuhi, antara lain: Syarat-syarat ini dibuat agar dana benar-benar tepat sasaran dan digunakan secara maksimal. Dokumen yang Harus Disiapkan Selain memenuhi syarat umum, pengurus masjid juga diminta menyiapkan proposal lengkap dengan isi sebagai berikut: Meskipun terlihat banyak, semua dokumen ini penting untuk memastikan bahwa bantuan digunakan sesuai kebutuhan. Ada Pendampingan dari Operator ELIPSKI Bagi pengurus masjid yang masih bingung dengan prosedur daring, tak perlu khawatir. Operator ELIPSKI di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota siap memberikan pendampingan. Tujuannya agar proses pendaftaran lebih mudah, cepat, dan tanpa hambatan teknis. Kenapa Program Ini Penting? Kalau kita pikirkan lebih dalam, bantuan semacam ini tidak hanya sekadar dana hibah. Ia bisa membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Bayangkan kalau ribuan masjid di Indonesia berhasil mengembangkan perpustakaannya: Bahkan, perpustakaan masjid bisa bertransformasi jadi ruang kolaborasi komunitas semacam co-working space Islami, di mana santri, pelajar, mahasiswa, dan jamaah bisa belajar, berdiskusi, atau mengembangkan ide-ide kreatif. Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025 merupakan langkah nyata Kemenag dalam menghidupkan budaya literasi di lingkungan masjid. Melalui bantuan ini, masjid bukan hanya ramai saat shalat berjamaah, tapi juga bisa hidup dengan aktivitas intelektual dan edukasi. Bagi pengurus masjid, jangan sia-siakan kesempatan ini. Pastikan semua syarat dan dokumen dipenuhi, lalu segera ajukan sebelum batas waktu 30 September 2025. Karena pada akhirnya, masjid yang makmur bukan hanya yang penuh jamaah, tetapi juga yang kaya ilmu dan literasi. Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Cek! Ini Daftar 108 Santri Melaju ke Semifinal MQK Internasional 2025, Namamu Termasuk?

Tegal – 1miliarsantri.net : Dunia pesantren kembali diramaikan kabar menggembirakan. Panitia Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 akhirnya mengumumkan nama-nama peserta yang berhak maju ke babak semifinal. Dari sekitar 10 ribu pendaftar, hanya 108 santri terbaik yang berhasil bertahan. Pertanyaannya, apakah nama kamu termasuk di dalamnya? Persaingan menuju semifinal tidak main-main. Dari ribuan santri yang mendaftar, hanya 467 yang lolos untuk mengikuti babak penyisihan. Setelah melalui ujian yang ketat, jumlah itu kembali menyusut menjadi 108 orang saja. Bisa dibayangkan, betapa tegangnya menunggu hasil seleksi ini. Babak penyisihan MQK sendiri telah digelar secara daring pada 3–4 September 2025 lalu, yakni sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Para peserta diuji kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis teks-teks klasik dalam Kitab Kuning secara mendalam. Untuk menjaga objektivitas, panitia menunjuk 24 kiai sebagai dewan hakim, dibantu 8 panitera serta 8 tenaga IT. Semua bekerja sama memastikan jalannya lomba virtual berjalan tertib dan lancar. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno, menyebut hal ini sebagai bukti kesiapan pesantren menghadapi era digital. “Pesantren tidak hanya mampu bersaing dalam keilmuan, tetapi juga membuktikan kesiapan dalam transformasi digital,” katanya, Kamis (4/9/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag. Menggelar lomba online dengan ribuan peserta tentu bukan tanpa hambatan. Beberapa daerah sempat terkendala jaringan dan listrik. Namun semua bisa diatasi dengan baik. Direktur Pesantren Ditjen Pendis, Basnang Said, menegaskan bahwa hal ini menunjukkan pesantren makin siap menghadapi tantangan zaman. “Kita patut bersyukur, meski sempat terkendala jaringan internet dan listrik di beberapa titik, semuanya dapat diatasi dengan baik. Ini menunjukkan bahwa sistem dan SDM pesantren sudah sangat siap,” tuturnya. Perjuangan para semifinalis berikutnya akan berlangsung di Pesantren As-’Adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025. Pemilihan lokasi ini bukan kebetulan. As-’Adiyah dikenal luas sebagai pusat keilmuan Islam di kawasan timur Indonesia. Pesantren ini memiliki sejarah panjang dalam melahirkan ulama dan cendekiawan Muslim. Tidak heran bila dijadikan tuan rumah babak puncak MQK Internasional. Baca juga: Gelombang Startup Indonesia: Fintech dan Agritech Memacu Revolusi Ekonomi Digital Delapan Cabang Lomba yang Dipertandingkan Santri putra maupun putri akan beradu kemampuan dalam delapan majelis lomba, yaitu: Setiap cabang menguji keahlian santri di bidang yang berbeda, mulai dari fiqh, hadis, tafsir, hingga bahasa Arab. Sekretaris Ditjen Pendis, M. Arskal Salim GP, menegaskan bahwa MQK bukan sekadar perlombaan. Menurutnya, ajang ini menjadi ruang aktualisasi bagi santri sekaligus mengokohkan peran pesantren di kancah global. Cek Daftar 108 Semifinalis Nah, inilah yang paling ditunggu: daftar 108 semifinalis MQK Internasional 2025 sudah bisa kamu lihat di tautan resmi panitia. [Klik di sini untuk cek daftar lengkap semifinalis MQK 2025] Apakah Nama Kamu Ada Di Dalamnya? Apapun hasilnya, perjalanan MQK tahun ini menjadi bukti nyata bahwa santri tidak hanya menguasai kitab kuning, tapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. Dari 10 ribu pendaftar hingga tersaring menjadi 108 orang, perjuangan ini menunjukkan semangat santri Indonesia untuk terus mengukir prestasi. Kalau kamu atau temanmu termasuk di dalam daftar, selamat! Kalau belum, jangan patah semangat. Ingat, satu kompetisi tidak menentukan segalanya. Baca juga: Bisnis Halal Indonesia 2024-2030: Dari UMKM Pesantren ke Pusat Industri Global! Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Glancy Verona

Read More