Pemerintah Tidak Memfasilitasi Tarwiyah Kepada Jamaah

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menghimbau ke seluruh jamaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan fisik untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di ‘Arafah dan mabit di Muzdalifah serta Mina. Kemenag tidak menganjurkan jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. “Besarnya mobilitas jamaah haji pada tahun ini dan juga karena cuaca panas di Makkah yang sangat tinggi yang berisiko kepada kesehatan jamaah,” terang Kasi Bimbad Daerah Kerja (Daker) Madinah Yendra Al Hamidy, di Bir Ali, Madinah, Jumat (16/06/2023). Yendra menegaskan, meskipun secara fikih ibadah tarwiyah memang ada dan Rasulullah pernah melakukannya, jamaah haji Indonesia sebaiknya tidak memaksa melakukannya. Tarwiyah adalah proses menginapnya jamaah haji di Mina sebelum mereka melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah. Selama satu malam sebelum tiba puncak ibadah haji, jamaah melakukan perenungan akan kebesaran Allah SWT dan juga berdoa serta berzikir. “Masalah tarwiyah secara fikihnya ada. Rasulullah juga pernah melaksanakan salat Tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. Tetapi karena jamaah yang luar biasa, lansia yang luar biasa sebaiknya tidak memaksa menjalankan,” ujar Yendra kepada tim MCH. Pemerintah juga tidak memberikan layanan secara khusus yang difokuskan untuk ibadah pada tanggal 8 Zulhijjah itu. Meskipun secara pemantauan tetap akan dilakukan. “Yang (kondisi) normal saja pemerintah tidak memfasilitasi ibadah tarwiyah secara khusus. Tetapi tetap memantau lewat kloter masing-masing,” kata Yendra lagi. Yendra juga mengatakan, meskipun demikian pihaknya meyakini tetap akan ada jamaah haji Indonesia yang menjalankan ibadah tarwiyah. Pemerintah pun dalam hal ini tidak akan melarangnya. “Jamaah yang tarwiyah silakan. Intinya yang sunnah silahkan jalankan. Tapi jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan, karena besoknya akan wukuf di Arafah,” Pada intinya menurut Yendra, posisi pemerintah saat ini tidak menyuruh dan juga tidak melakukan jamaah haji melaksanakan ibadah tarwiyah. Konsekuensi, tidak ada fasilitas yang disiapkan untuk jamaah yang menjalankan tarwiyah. Maka akan dikembalikan ke jamaah masing-masing. (dul)

Read More

Pembayaran Dam Petugas Haji Dilakukan Kolektif, Daging Dibagikan di Indonesia

Makkah – 1miliarsantri.net : Untuk pertama kali, pengumpulan dam petugas haji yang menunaikan ibadah haji tamattu para petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dilakukan secara kolektif. Para petugas haji diwajibkan membayar dam berupa seekor kambing. Setelah dipotong di Tanah Suci, daging dam para petugas akan didistribusikan ke Indonesia. Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurahman menjelaskan, hal tersebut untuk menindaklanjuti Surat Edaran Dirjen PHU terkait pembayaran dam/hadyu kolektif PPIH Arab Saudi tahun 1444 H. Untuk melaksanakan surat edaran tersebut, Kemenag juga telah menunjuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al-Ukaisyiyah di Makkah sebagai tempat pembayaran dam atau hadyu. “Dari beberapa usulan, Al-Ukaisyiyah ditunjuk sebagai RPH pembayaran dam karena memiliki prinsip amanah, transparan, dan akuntabel,” terang Khalil, kepada media, Kamis (15/6/2023). Ia menyebut, harga dam yang ditentukan untuk PPIH cukup rasional, sebesar 600 riyal Saudi per orang. Angka tersebut sudah termasuk harga kambing jenis barbari, jasa penyembelihan, pengulitan, pembersihan perut, pendinginan (storage cold), packing, serta biaya pendistribusian dam ke wilayah Makkah. Khalil menyampaikan, ada juga harga yang lebih tinggi, yakni berkisar hingga 750 riyal. Harga ini dipatok lebih mahal mengingat nantinya daging kurban akan disalurkan ke negara-negara miskin. Adapun untuk kurban, syarat kambing harus sehat dan tidak cacat, dengan usianya minimal satu tahun dan domba minimal enam bulan. Di RPH Al-Ukaisyiyah, semua kambing telah disahkan oleh dewan syariah. RPH ini disebut memiliki 150 dokter hewan dengan 1.200 karyawan, bahkan 3.000 juru jagal saat musim haji. Terletak di lahan seluas 20 hektare, RPH tersebut telah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan, Air, dan Pertanian Saudi. “Setelah proses penyembelihan, petugas haji akan mendapat tanda bukti sertifikat dari rumah pemotongan hewan (RPH) telah melaksanakan dam,” kata Khalil telah menerima sertifikat bukti pembayaran damnya. Selain dibagikan kepada fakir miskin di Makkah, rencananya daging sembelihan dam para petugas haji ini juga akan disalurkan ke Indonesia. Langkah yang dilakukan bekerjasama dengan Baznas ini merupakan ikhtiar untuk membangun ekosistem ekonomi haji. Kementerian Agama (Kemenag) juga menunjuk RPH Al-Ukaisyiyah sebagai rujukan bagi jamaah haji Indonesia untuk pembayaran dam agar lebih transparan. Sebelumnya telah dilakukan survei ke RPH ini dan RPH Al-Ukaisyiyah terbukti mengantongi izin resmi dari pemerintah terkait pengelolaan rumah potong hewan. Pembayaran dam melalui RPH Al-Ukaisyiyah juga lebih aman karena mereka akan menerbitkan sertifikat bagi jamaah atau petugas yang telah melakukan pemotongan hewan di sana. “Sertifikat itu dikeluarkan langsung dan ditandatangani oleh direktur perusahaan RPH ini. Selain itu, sarana dan fasilitas penyembelihan kambing bersih, steril dan lengkap, bahkan mampu menyembelih hingga 204.000 kambing per hari pada musim haji,” ujar Khalil. Tidak hanya itu, ia menyebut proses penyembelihan dilakukan sesuai syariat Islam. Kemudian, kambing dikuliti dan dilanjutkan dengan pembersihan isi perut hewan secara steril. Setelah itu, daging hadyu tersebut disimpan ruang pendingin dan selanjutnya didistribusikan. Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Zulkarnain Nasution menjelaskan dam harus dipahami bahwa bukan merupakan pelanggaran. Dam ini merupakan “hadyu” bagi orang yang melaksanakan haji tamattu, yakni melaksanakan umrah sebelum berhaji. Sebagian besar jamaah dan petugas haji Indonesia melaksanakan haji tamattu. Dam artinya darah, dalam hal ini maksudnya membayar denda dengan cara menyembelih seekor kambing. Hadyu artinya sesuatu yang dipersembahkan untuk Tanah Haram berupa hewan atau yang lainnya. Dalam konteks ini adalah khusus hewan yang bisa dijadikan kurban, yaitu unta, sapi, atau kambing. Bila seseorang tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli seekor kambing untuk bayar dam, maka denda atau damnya boleh diganti dengan berpuasa 10 hari, tiga hari dikerjakan di Tanah Haram dan tujuh hari setelah pulang di Tanah Air, seperti dijelaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 196. Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 merekomendasikan adanya tata kelola pembayaran dam bagi jamaah haji Indonesia. Dalam ibadah haji dam adalah denda yang harus dibayar jamaah haji dengan menyembelih seekor kambing yang dagingnya dibagikan ke fakir miskin. Direktur Bina Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengatakan perbaikan tata kelola dam lahir dari keprihatinan para ulama dan tokoh. Sebab praktik pembayaran dam agak mengkhawatirkan. “Orang hanya bayar dam dalam jumlah 300 riyal atau 350 riyal, kemudian mereka yang membayar dam bisa sambil berziarah. Akhirnya kita tanya sama yang punya otoritas (pihak yang punya banyak kambing ribuan), katanya mustahil harga segitu (dapat bayar dam), akhirnya jadi tanda tanya,” ujar Arsad kepada media di Makkah, Jumat (9/6/2023). Arsad mengatakan, berdasarkan hasil rekomendasi Mudzakarah Perhajian Indonesia, dibentuklah tim untuk survei penyembelihan hewan dam. Sekaligus mencari lokasi yang memiliki otoritas dan izin resmi dari Arab Saudi untuk mengelola pembayaran dam. Arsad menyampaikan, pihaknya sudah menerbitkan surat edaran pada 2023 terkait pengelolaan hewan dam. Pada tahun ini pengelolaan hewan dam fokus untuk petugas haji kloter dan nonkloter terlebih dahulu. “Dengan surat edaran tersebut, semua petugas haji yang direkrut diwajibkan membayar dam melalui lembaga yang sudah ditetapkan dengan harga yang sangat rasional,” ujar Arsad. Dia menjelaskan, harga hewan dam menurut otoritas di Arab Saudi harga rasionalnya minimal 600 Riyal. Itu termasuk biaya penyembelihan, pembersihan, penyimpanan dan pendistribusian daging hewan dam di wilayah Makkah. Mudah-mudahan itu bisa memperbaiki tata kelola dam. Arsad juga menyampaikan, petugas haji yang membayar dam lewat otoritas resmi akan mendapat sertifikat. Sertifikat itu yang membuktikan bahwa dia telah menyembelih hewan dam di Makkah. “Tempat penyembelihan hewan dam yang dipilih adalah mereka yang memiliki izin resmi dari Kementerian yang berwenang di Arab Saudi,” tutup Arsad. (dul)

Read More

PPIH Siapkan Segala Sesuatu Menghadapi Puncak Pelaksanaan Haji

Makkah – 1miliarsantri.net : Jamaah Calon haji Indonesia 2023 terus berdatangan ke Kota Makkah Al-Mukarramah, baik dari Madinah maupun Jeddah. Sampai hari ini, Kamis (15/06/2023) tercatat ada 370 kelompok terbang (kloter) dengan 140.669 jamaah haji yang sudah berada di kota Makkah. Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023, M Subhan Cholid mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas), yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” terang Subhan. Subhan merinci di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 Tim. Setiap tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jamaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Tim adhoc ini beranggotakan petugas pelindungan jamaah (linjam), tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. Insyaallah kebutuhan layanan kepada jamaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” ujar Subhan. Subhan menambahkan, pihaknya juga akan menempatkan sejumlah personel di 70 maktab yang ditempati jamaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan maktab dalam memberikan layanan akomodasi jamaah. Selain itu, ada juga personel yang akan melakukan pengawasan layanan katering. “Jamaah akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab. Kita siapkan tim yang melekat untuk melakukan pengawasan,” sebut Subhan. Khusus di Mina, kata Subhan, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jamaah, disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah. “Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jamaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jamaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” papar Subhan. Dia menambahkan, dari Jamarat menuju tenda di Mina, disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jamaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat. Menurut Subhan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insyaallah kita akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” terangnya. Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrahnya bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah. Sebab, untuk sampai ke jamarat, harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km, kalau pergi pulang berarti 6 km. Sementara jarak terjauh mencapai 7 km, kalau pergi pulang berarti 14 km. “Ini tentu bagi jamaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jamaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” jelas Subhan. Subhan menjelaskan, PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jamaah haji 2023 pada fase Armina. Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan.Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS).Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS.Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai. “Jadi ada tiga trip pemberangkatan jamaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jamaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jamaah. Jadi insyaallah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” sebut Subhan. Pergerakan selanjutnya adalah dari Arafah menuju Muzdalifah, setelah jamaah menjalani ibadah wukuf. Pada fase ini, sarana transportasi yang digunakan setiap maktab dikurangi menjadi hanya 9 bus. Sehingga, proses penjemputan jamaah diperkirakan akan sampai tujuh hingga delapan putaran. Dari Muzdalifah, jamaah selanjutnya akan diberangkatkan menuju Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina, hanya sekitar 2 km. Karenanya, untuk menghindari kemacetan, armada yang digunakan kembali dikurangi, menjadi hanya 5 bus per maktab. Ini berakibat pada proses perputaran bus menjadi lebih banyak. “Untuk pergerakan dari Mina ke Makkah, armada yang digunakan akan kembali menjadi 21 bus per maktab. Jamaah yang mengambil nafar awal akan diberangkatkan pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari, sedang yang mengambil nafar tsani diberangkatkan dari Mina pada 13 Zulhijjah,” jelas Subhan. Skema persiapan puncak haji ini, kata Subhan, akan mulai disosialisasikan ke petugas dan jemaah. Petugas diharapkan bisa memahami tugas dan pos layanannya masing-masing. Jamaah memahami bahwa ada banyak petugas yang akan melayani mereka di setiap tahapan puncak haji. “Masing-masing maktab sudah melakukan koordinasi terkait pembagian jadwal keberangkatan. Jadwal itu akan diinformasikan ke petugas dan jamaah agar dipahami dan dipedomani,” pungkasnya. (dul)

Read More

Total 58 Jamaah Calon Haji Meninggal Dunia

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Biro Humas, Data, dan Informasi melaporkan, hingga 13 Juni 2023 tercatat jumlah jemaah haji meninggal dunia di Arab Saudi mencapai 58 orang. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag RI Akhmad Fauzin merinci, jamaah yang wafat di Mekkah sebanyak 28 orang, Madinah 28 orang, dan di Jeddah 2 orang. “Jamaah meninggal di Mekkah bertambah 4 orang, berasal dari embarkasi SUB 18, BTH 03, JKG 30, dan KJT 01. Total jamaah wafat di Arab Saudi sebanyak 58 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” terang Akhmad dalam konferensi pers secara daring, Rabu (14/6/2023). Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga 13 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jumlah jamaah yang datang ke Arab Saudi berjumlah 142.514 orang atau 370 kloter. Adapun jamaah dan petugas yang diberangkatkan haji dari Madinah ke Mekkah mencapai 7.647 atau 20 kloter. “Total jamaah haji yang masih ada di Madinah sebesar 20.964 orang yang tergabung dalam 55 kloter,” imbuhnya. Lebih lanjut, jamaah dan petugas yang masuk asrama haji hari ini untuk diberangkatkan ke Tanah Suci berjumlah 6.961 orang yang terdiri dari 12 kloter. Rinciannya, embarkasi Medan sebanyak 360 orang/1 kloter, embarkasi Batam 374 orang/1 kloter, embarkasi Padang 393 orang/1 kloter, embarkasi Palembang 360 orang/1 kloter, dan embarkasi Jakarta Pondok Gede 1.484 orang/4 kloter. Lalu, embarkasi Jakarta Bekasi 880 orang/4 kloter, embarkasi Solo 720 orang/2 kloter, embarkasi Surabaya 900 orang/2 kloter, embarkasi Banjarmasin 330 orang/1 kloter, embarkasi Lombok 393 orang/1 kloter, embarkasi Kertajati 374 orang/1 kloter, dan embarkasi Ujung Pandang Makassar 393 orang/1 kloter. “Saat ini, pemberangkatan jamaah haji sudah memasuki gelombang kedua. Secara bertahap jamaah haji gelombang kedua yang terbang dari embarkasi di Tanah Air telah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan sudah mengambil miqot terlebih dahulu didalam pesawat. Mereka akan diberangkatkan ke Mekkah untuk menjalani umrah haji,” pungkasnya. (dul)

Read More

Masjid Kuno Ini Seluruh Bangunan Terbuat Dari Lumpur

Mali – 1miliarsantri.net : Bisa dibayangkan jika ada yang seluruh bangunan nya terbuat dari lumpur dan sudah berdiri ribuan tahun lamanya. Tentu saja bangunan tersebut menjadi unik dan menarik. Masjid Agung Djenne namanya, terletak di Mali. Kehadiran masjid ini menjadi bangunan terunik di dunia. Dari depan saja, bangunan seperti sebuah istana pasir. Pada bagian depan, ada bangunan seperti benteng dengan bentuk unik. Di atap terlihat kubah kecil yang melambangkan jika lokasi tersebut adalah masjid. Hebatnya lagi, bangunan itu bisa berdiri ratusan tahun lamanya. Salah satu rahasia masjid tersebut bisa bertahan ratusan tahun adalah masyarakat setempat rutin merestorasi masjid setiap tahun. Seperti pada Rabu (7/6/2023) lalu. Ribuan orang berkumpul untuk memasang kembali tembok Masjid Agung Kota Djenné. Terlihat masyarakat merenovasi masjid dengan banco (campuran tanah, air, bekatul, shea butter, dan bubuk baobab). Banco melindungi bangunan dari erosi, yang disebabkan oleh hujan lebat, dan retakan serta retakan yang disebabkan oleh cuaca panas. Masjid Agung Djenne ditemukan sekitar abad 800 dan 1250 C.E, dan menjadi pusat perdagangan, dan pembelajaran Islam, di mana sudah dimulai sejak abad ke-19. Setelah itu, Masjid Agung menjadi salah satu bangunan terpenting di kota, karena menjadi simbol bagian penduduk lokal, dan kekuatan kolonial Prancis yang menguasai Mali di Tahun 1892. Selama berabad-abad lamanya, masjid agung sudah menjadi sentral kehidupan budaya, serta agama di Mali dan juga komunitas Djenne. Berdasarkan legenda, masjid agung di abad ke 13 ketika Raja Koi Konboro memutuskan untuk menggunakan material lokal, dan teknik desain tradisional untuk membuat tempat ibadah muslim. Raja Konboro kemudian menambahkan dua menara di masjid yang dipagari dengan sebuah dinding. Fondasi kokoh dari masjid rupanya bisa bertahan selama beratus tahun lamanya. Seorang penjelajah bernama Rene Caillie menulis kisah pembangunan masjid Agung tersebut dalam catatan Journal d’un Voyage yang mengisahkan perjalanannya ke Djenne di tahun 1827. Dia pun menjadi saksi satu-satunya yang pernah melihat monumen tersebut sebelum hancur. Di dalam buku jurnalnya ia menggambarkan jika kondisi buruk, dan kurangnya perawatan membuat masjid meleleh ketika musim hujan karena peralihan musim yang membuat bangunan bagian luar mudah meleleh oleh sebab itu dibutuhkan plesteran untuk menjaga bangunan. Berdasarkan deskripsi Rene, kunjungannya bertepatan dengan periode ketika masjid tersebut belum diplester ulang selama beberapa tahun, dan beberapa musim hujan mungkin telah menghilangkan semua plester. Masjid kedua yang dibangun antara 1834 dan 1836 menggantikan bangunan asli dan rusak yang digambarkan oleh Rene. Bisa dilihat bukti konstruksi ini di foto jurnalis Prancis Felix Dubois. Pada 1896, tiga tahun setelah penaklukan Prancis di kota tersebut, Felix kemudian membuat sebuah rencana masjid berdasarkan survei reruntuhannya. Mengutip khanacademy, sekarang dan ketiga dari Masjid Agung selesai pada 1907. Beberapa ilmuwan berpendapat, orang Prancis membangunnya selama masa pendudukan kota mereka mulai 1892. Namun, tidak ada dokumen kolonial yang mendukung teori ini. Sebuah penelitian baru meyakini jika masjid dibangun karena hasil kerja buruh paksa dari pedesaan. Namun, bangunan sungguh cantik, dan sudah menjadi salah satu warisan dunia dari UNESCO pada 1988. (fq)

Read More

Pemerintah Saudi Tawarkan Kode dan Sortir Barang Bawaan Jamaah

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengoperasikan inisiatif Rute Makkah di 7 negara selama tahun 1444 H ini, yang meliputi Pakistan, Malaysia, Indonesia, Maroko, Bangladesh, selain Turki dan Pantai Gading yang ditambahkan ke dalam daftar untuk pertama kalinya pada tahun ini. Kementerian mengimplementasikan inisiatif bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Kesehatan, Haji dan Umrah, Otoritas Umum Penerbangan Sipil, Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai, Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Saudi (SDAIA), Doyof (Tamu) Program Al Rahman — Program Pengalaman Haji, salah satu program eksekutif Visi Saudi 2030, dan Direktorat Jenderal Paspor. Inisiatif Rute Makkah menawarkan pengkodean dan penyortiran barang bawaan jamaah haji. Fasilitas ini untuk memastikan barang tersebut dikirim ke tempat tinggal para jamaah selama di Makkah dan Madinah. Prosedur coding bagasi dilakukan di aula prakarsa di bandara jamaah haji oleh tim khusus di bawah pengawasan Kementerian Haji dan Umrah. Mulai dari penyortiran bagasi dan pemberian label pada setiap bagasi jemaah. Melansir Saudi Gazette, Ahad (11/6/2023), label tersebut berisi data penerbangan, serta informasi tentang jamaah haji dan tempat tinggalnya. Selain itu, label akan dipasang di sampul paspor dan jamaah akan diberikan kartu berisi informasi sama seperti yang tertera di bagasi mereka. Setibanya di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah atau di Bandara Internasional Prince Mohammed Bin Abdulaziz di Madinah, jamaah haji akan langsung diantar ke bus menuju tempat tinggal mereka. Sementara itu, Arab Saudi juga meluncurkan Inisiatif Rute Mekkah di Pantai Gading pada Jumat (9/6/2023) lalu, tepatnya di Bandara Internasional Abidjan. Rute Mekah sendiri bertujuan untuk menyambut jamaah haji, menyelesaikan prosedur jamaah dari negara asal dengan mudah dan nyaman, mulai dari menerbitkan visa elektronik, mengambil karakteristik vital. Inisiatif ini juga melengkapi prosedur pembuatan paspor jamaah haji di bandara negara keberangkatan setelah dilakukan verifikasi ketersediaan persyaratan kesehatan. (dul)

Read More

Berjalan Kaki Sejauh 8.460 KM Untuk Menunaikan Ibadah Haji

Jakarta – 1miliarsantri.net : Bagi kebanyakan orang pasti tidak bisa membayangkan dan tidak mungkin sanggup berjalan kaki sejauh lebih dari 5.000 km. Ada petualangan serupa lainnya, terutama yang berkaitan dengan menunaikan haji. Pria Inggris Farid Feyadi juga melakukan perjalanan serupa dari London pada tahun 2020 untuk menyanggah kesalahpahaman di media Barat tentang Islam. Juga pada Juni 2022, perjalanan pemuda Indonesia Muhammad Fauzan ke Makkah memakan waktu lebih dari tujuh setengah bulan, mengendarai sepeda sejauh hampir 5.000 kilometer. Namun hal itu ditepis oleh Shihab Chottur, seorang muslim dari Kerala, India. Dia berjalan kaki sejauh 8.640 Km ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Dia berjalan kaki untuk memenuhi panggilan Allah SWT ke Tanah Suci Makkah. Chottur merupakan pedagang di Kerala dan memiliki supermarket. Sejak kecil, dia sudah sering mendengar tentang umat Islam yang berjalan kaki ke Makkah untuk berhaji. Kisah-kisah itu bersumber dari umat Islam yang hidup pada zaman dulu, saat teknologi transportasi modern belum ditemukan. Chottur lalu bertekad untuk berjalan kaki ke Makkah. Dia memulai perjalanan pada Juni 2022 lalu dengan melintasi India, Pakistan, Iran, Irak, dan Kuwait. Hingga akhirnya mencapai Arab Saudi pada 7 Juni 2023. Artinya, dia berjalan selama 12 bulan 5 hari. Perjalanan selama setahun itu tidak mudah. Ketika dia mencapai perbatasan Wagah, Punjab pada September lalu, dia dihentikan oleh otoritas Pakistan karena tidak memiliki visa. Dia baru mendapatkan visa pada Februari 2023. Chottur akhirnya berhasil masuk ke Pakistan dan melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi. Di antara berbagai macam kesulitan yang dia hadapi adalah beberapa hewan predator, dan juga cuaca dingin ketika berada di Iran. Memasuki Arab Saudi bulan lalu, Chottur pergi ke Madinah sebelum berangkat ke Makkah. Dia menempuh jarak 440 kilometer antara Madinah dan Makkah dalam sembilan hari. Dia akan menunaikan ibadah haji setelah ibunya, Zainaba, tiba dari Kerala. (wink)

Read More

Katering Jamaah Haji Dihentikan Sementara

Makkah – 1miliarsantri.net : Layanan katering untuk jamaah haji Indonesia di Makkah akan dihentikan untuk sementara. Rata-rata layanan katering bagi jamaah selama tinggal di Makkah berlangsung dalam rentang 22 hari. “Namun, ada fase di mana layanan katering jamaah di Makkah akan berhenti sementara, yakni menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara tepatnya pada 7, 14, dan 15 Dzulhijjah 1444 H,” terang Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat di Madinah, Minggu (11/6/2023). Penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jamaah dari seluruh dunia sudah berada di Makkah sehingga sering terjadi kemacetan dan itu tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering. “Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar 2 km harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jamaah,” ucapnya. Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jamaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel. Begitu juga jamaah haji lanjut usia (lansia), dia meminta agar jamaah perlu mempersiapkan diri. Apabila tidak bisa, pendamping maupun orang terdekat bisa membantu menyiapkan supaya lansia tersebut bisa mengonsumsi makanan. Pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Dzulhijjah, jamaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” kata Arsyad. Khusus untuk jamaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah mereka juga belum mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina. “Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Dzulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jamaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” ujarnya. Seperti diketahui, Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M telah menyiapkan 66 kali makan untuk jamaah haji selama berada di Makkah. Paket konsumsi itu dibagikan tiga kali sehari sejak awal kedatangan jamaah haji di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain katering, layanan transportasi bus sholawat juga akan dihentikan sementara. “Menjelang Armuzna itu semua bus sholawat akan ditarik dari jalanan di Makkah sebagai persiapan mengantarkan jamaah dari Makkah ke Arafah. Setiap tahun seperti itu, tidak hanya Indonesia tapi semua negara,” kata Arsad. Di sisi lain, jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah hingga saat ini mencapai 80.613 jamaah dari 212 kloter. Dari jumlah tersebut sebanyak 24.596 merupakan jamaah haji lansia. (dul)

Read More

Sebanyak 43 Jamaah Calon Haji Meninggal

Makkah – 1miliarsantri.net : Menurut data yang dirilis oleh Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) pada pukul 15.20 waktu Arab Saudi (WAS), Minggu (11/06/2023) tercatat sebanyak 43 jamaah haji yang meninggal dunia. Kadaker Mekkah, Khalilurrahman, menjelaskan bahwa jika ada jamaah yang meninggal, langkah yang harus diambil adalah melaporkannya kepada pihak hotel. Selanjutnya, pihak hotel akan menghubungi maktab dan meminta surat kematian dari dokter kloter. Pihak maktab akan mengurus surat tersebut hingga dikeluarkan Sertifikat Kematian (CoD), kemudian jenazah dapat dishalati di Masjidil Haram jika keluarga menginginkannya. Semua urusan terkait jenazah, mulai dari pemulasaran hingga pemakaman akan ditangani oleh maktab. Oleh karena itu, menurut Khalil, keluarga tidak memiliki pilihan untuk menentukan waktu dan lokasi pemakaman, kecuali jika yang meninggal adalah seorang ulama besar. Khalil menjelaskan bahwa selama ini tidak ada jenazah yang dibawa pulang ke Indonesia karena prosesnya yang cukup panjang dan tidak memungkinkan. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 10 Juni 2023, terdapat 503 jemaah yang menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dan 145 jemaah yang dirawat di rumah sakit di Arab Saudi. Dalam hal pelayanan kesehatan di kloter, terdapat 12.880 calon haji yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan 11.652 calon haji yang mengalami hipertensi. Kuota jemaah calon haji Indonesia tahun ini adalah 210.000 orang, di mana 30 persen dari total kuota adalah jemaah lansia. (dul)

Read More

Pemerintah Saudi Lakukan Pengangkatan Kiswah

Makkah – 1miliarsantri.net : Haji merupakan salah satu ritual keagamaan terbesar di dunia. Menunaikan ibadah haji dianggap sebagai kewajiban bagi setiap muslim yang sehat dan mampu secara ekonomi. Tahun 2023 ini, pelaksanaan puncak ibadah haji diperkirakan akan dimulai pada 26 Juni dan akan berlangsung tanpa batasan COVID-19, memungkinkan sejumlah besar jamaah untuk berpartisipasi. Semua kesiapan dan kesiapan telah dilaksanakan oleh Pemerintah Arab Saudi, mengangkat kiswah atau kain hitam penutup Kakbah pada Jumat (9/6/2023) malam. Kiswah diangkat sepanjang tiga meter, sementara bagian bawah ditutup dengan kain katun putih (ihram) selebar dua meter di keempat sisinya. Pengangkatan kiswah dilakukan setiap tahun sebagai tindakan pencegahan agar para peziarah tidak merusak Kiswah. Karena jamaah haji cenderung menyentuhnya selama tawaf atau mengelilingi Kakbah. Proses ini dilakukan beberapa hari sebelum kedatangan jamaah haji dan memulai ritual mereka. Ketua Umum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Dr Abdulrahman Al Sudais didampingi tim dari Kompleks King Abdulaziz menuju Ka’bah untuk mengganti penutup bangunan bagian bawah. Proses penggantian kiswah baru akan dilakukan pada 9 Dzulhijjah, bulan terakhir penanggalan Islam, setiap tahunnya. Namun, tahun lalu penggantian kiswah diubah ke hari pertama Muharram. Kiswah sendiri merupakan kain hitam penutup ka’bah yang terbuat dari sutera mentah dengan berat 670 kilogram. Kiswah dihiasi dengan ayat-ayat Al-Quran yang ditenun dengan benang berlapis emas. Ayat-ayat tersebut ditenun dengan menggunakan 120 kg emas dan 100 kg benang perak. Sedangkan, sabuk kiswah terdiri dari enam bagian. (dul)

Read More