Hamaz Himbau Penduduk Gaza Tetap Tinggal Dirumah

Gaza — 1miliarsantri.net : Pejabat Hamas mengatakan kepada penduduk Jalur Gaza untuk tetap tinggal di rumah pada Jumat (13/10/2023). Saran tersebut bertentangan dengan seruan militer Israel agar lebih dari satu juta warga sipil pindah ke selatan dalam waktu 24 jam. Permintaan itu disampikan melalui pengumuman di masjid. Masjid-masjid yang berada di Gaza menyiarkan pesan: “Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu.” Sebelum permintaan tersebut, Militer Israel memerintah warga sipil Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan. “Teroris Hamas bersembunyi di Kota Gaza di dalam terowongan di bawah rumah dan di dalam bangunan yang dihuni warga sipil Gaza yang tidak bersalah,” ujarnya. Tapi, Hamas mendesak warga Palestina untuk mengabaikan seruan tersebut. Kelompok yang memimpin wilayah Gaza itu menggambarkannya sebagai disinformasi yang dirancang untuk menyebarkan kepanikan dan memfasilitasi rencana Israel untuk menyerang dan menghancurkan kelompok militan tersebut. Israel telah melancarkan serangan udara terberat di Gaza. Militer pun telah mengerahkan 300 ribu tentara cadangan dan mengumpulkan tank di dekat perbatasan sebagai respons terhadap serangan Hamas. Ancaman invasi darat telah memunculkan gambaran Nakba yang mengacu pada perang pada 1948 yang menyebabkan perampasan massal wilayah Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Amman, bahwa dia juga menolak pemindahan paksa warga Palestina di Gaza. Dia mengatakan kejadian seperti itu akan menjadi Nakba kedua. Analis Gaza Talal Okal juga menggambarkan perintah relokasi Israel sebagai upaya untuk mendorong rakyat Palestina di Gaza ke dalam Nakba. “Seperti yang mereka lakukan pada 1948 ketika mereka mengusir orang-orang dari Palestina yang bersejarah dengan menjatuhkan barel bahan peledak ke kepala mereka, hari ini Israel mengulangi hal yang sama di depan mata dunia dan kamera langsung,” kata Okal. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas Eyad Al-Bozom mendesak masyarakat Arab di mana pun dan terutama di negara-negara yang berbatasan dengan Israel untuk mendukung rakyat Gaza. “Kami memberi tahu masyarakat di Gaza utara dan Kota Gaza, tetap tinggal di rumah dan tempat Anda. Dengan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, penjajah ingin sekali lagi mengusir kami dari tanah kami,” katanya. “Pemindahan 1948 tidak akan terjadi. Kami akan mati dan kami tidak akan pergi,” kata Bozom pada konferensi pers yang diadakan di rumah sakit Shifa di Kota Gaza. Badan Pengungsi Palestina PBB menggambarkan seruan militer tersebut sebagai hal yang mengerikan. UNRWA mengatakan, bahwa daerah kantong tersebut dengan cepat menjadi lubang neraka. “Ini hanya akan menyebabkan tingkat kesengsaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan semakin mendorong orang-orang untuk melakukan evakuasi. Gaza ke dalam jurang,” ujar Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini. Lazzarini mengatakan, lebih dari 423 ribu orang telah mengungsi sejak 7 Oktober 2023 dengan 270 ribu orang mengungsi di tempat penampungan UNRWA. “Skala dan kecepatan krisis kemanusiaan yang terjadi sangat mengerikan. Gaza dengan cepat menjadi lubang neraka dan berada di ambang kehancuran,” katanya. Menurut Lazzarini, UNRWA sedang berjuang untuk memenuhi mandatnya ketika lebih dari dua juta orang di Gaza terjebak dalam konflik. “Tidak ada pengecualian, semua pihak harus menjunjung hukum perang, bantuan kemanusiaan harus diberikan di sepanjang waktu untuk warga sipil,” ujarnya. Lazzarini juga menyerukan kepada semua pihak yang mempunyai pengaruh untuk mengakhiri tragedi ini segera memberikan akses kemanusiaan. Dia meminta agar memberikan perlindungan tanpa syarat kepada warga sipil, yang banyak diantaranya adalah perempuan dan anak-anak. “Saatnya bagi umat manusia untuk menang adalah sekarang,” kata pejabat itu. Lebih dari 1.300 warga Israel meninggal dalam serangan pada 7 Oktober. Serangan udara Israel telah membunuh lebih dari 1.400 orang di Gaza sejauh ini. Korban jiwa di Gaza dimungkinkan akan meningkat dengan serangan yang terus-menerus dilakukan dan kemungkinan invasi darat Israel. Terlebih lagi Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan, Pentagon siap untuk mengerahkan lebih banyak bantuan militer ke Israel. Austin mengatakan, amunisi, kemampuan pertahanan udara, dan peralatan serta sumber daya lainnya mengalir dengan cepat ke sekutu terdekat Washington di Timur Tengah. “Kelompok penyerang USS Gerald R. Ford kini berada di wilayah yang dipimpin oleh kapal induk terbesar di dunia. Kami telah menambah skuadron pesawat tempur AS di Timur Tengah dan … siap sepenuhnya untuk mengerahkan aset tambahan jika diperlukan,” ujarnya di Tel Aviv. (rio/AP) Baca juga :

Read More

Beragam Kecaman Terhadap Israel dan Jutaan Doa Ditujukan Untuk Warga Palestina Menggema di Seantero Dunia

Gaza — 1miliarsantri.net : Komunitas Muslim di seluruh dunia, termasuk di Masjid Al Aqsa, berkumpul di masjid untuk melakukan shalat Jumat pertama sejak perang antara Hamas-Israel meletus. Beberapa negara memberikan perhatian pada khutbah Jumat menyoroti konflik tersebut. Polisi Israel hanya mengizinkan pria lanjut usia, perempuan, dan anak-anak untuk beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa. Tindakan ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah potensi kekerasan karena puluhan ribu orang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat. “Kami tidak bisa hidup, kami tidak bisa bernapas, mereka membunuh segala sesuatu yang baik dalam diri kami,” ucap Ahmad Barbour, seorang petugas kebersihan berusia 57 tahun yang mengenakan pakaian thobe putih bersih, marah setelah polisi menghalanginya masuk untuk salat. Sedangkan di ibu kota Irak, Baghdad, puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Tahrir untuk melakukan protes yang diserukan oleh ulama Syiah berpengaruh dan pemimpin politik Muqtada al-Sadr. “Semoga demonstrasi ini… menakuti kejahatan besar, Amerika, yang mendukung terorisme Zionis terhadap orang-orang yang kita cintai di Palestina,” tegas al-Sadr dalam pernyataan daring. Di seluruh Iran, yang merupakan pendukung Hamas dan musuh bebuyutan regional Israel, para demonstran melakukan protes. Di Teheran, mereka membakar bendera Israel dan Amerika sambil meneriakkan: “Matilah Israel”, “Matilah Amerika”, “Israel akan hancur”, dan “Palestina akan menjadi penakluk.” “Rakyat Palestina sudah muak, sekarang ide Anda adalah menghancurkan Gaza, rumah-rumah rakyat. Orang-orang di dunia dan Palestina akan menimbulkan masalah bagi Anda,” tegas Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam pidatonya di provinsi Fars di selatan negara itu. Sedangkan di ibu kota Pakistan, Islamabad, seorang ulama di Masjid Merah memohon kepada Allah untuk mengirimkan bantuan khusus kepada warga Palestina. “Ya Allah hancurkan Israel! Pisahkanlah menjadi beberapa bagian,” tegas Abdul Aziz dalam khutbah yang penuh emosi di sebuah masjid yang penuh sesak, tempat sekitar 900 jamaah berkumpul untuk shalat Jumat. Dalam doa dan khutbah khusus, Aziz memohon agar Allah membantu semua orang yang ingin mengikuti jihad atau perang melawan Israel di wilayah Palestina. “Ya Allah mudahkan mereka untuk sampai ke sana, dan berkahi kami dengan wafatnya seorang syahid,” ujar Abdul Aziz dengan suara bergema melalui pengeras suara masjid. Khutbah serupa juga diadakan di masjid-masjid di seluruh negeri, termasuk di pusat kota besar Karachi dan Lahore. Partai-partai Islam mengadakan demonstrasi anti-Israel setelah shalat Jumat. Orang-orang berdoa untuk kemenangan Palestina dan para ulama menggunakan khutbah untuk memotivasi para jamaah agar tetap mendoakan orang-orang Palestina. Doa ini dihantarakan sebagai penguat dan penolong meskipun mereka tidak dapat ikut berperang melawan Israel. Sedangkan di Sanaa Yaman yang dikuasai oleh Houthi yang didukungan Iran menampilkan demonstrasi mellaui tayangan langsung di televisi. Para demonstran berkerumun di jalan-jalan dan mengibarkan bendera Yaman dan Palestina. Setelah shalat Jumat di Islamabad, ibu kota Pakistan, beberapa jamaah menginjak bendera Amerika dan Israel, sebagai tanda tidak hormat. Protes di sana bubar dengan damai, meskipun protes yang lebih besar diperkirakan akan terjadi pada hari berikutnya. “Berhenti membom Palestina! Berhentilah membunuh warga Palestina yang tidak bersalah!” teriak salah satu pengunjuk rasa, Ahmed Raza. Sekitar 1.000 Muslim berunjuk rasa di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, setelah shalat Jumat. Mereka menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. Para demonstran meneriakkan slogan “Bebaskan Palestina” dan “Hancurkan Zionis”. Mereka membakar dua patung bergambar bendera Israel. “Masalah Israel-Palestina ini lebih dari sekedar masalah agama, ini adalah masalah kemanusiaan,” ucap mahasiswa Malaysia Yasmin Hadi Abdul Halim. Mantan perdana menteri Mahathir Mohamad termasuk di antara mereka yang menghadiri acara tersebut. “75 tahun yang lalu, mereka merampas tanah Palestina untuk mendirikan Israel. Tidak puas, mereka terus mengambil lebih banyak lahan. Ini bukan sekedar perampasan tanah. Rakyat Palestina menjadi sasaran penyiksaan, pembunuhan, pemenjaraan, dan penahanan yang lama. Hamas melakukan apa yang mereka lakukan karena penindasan (oleh Israel) selama beberapa dekade,” terang Mahathir. Puluhan orang lainnya menghadiri unjuk rasa yang lebih kecil di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang menutup pintunya bagi pengunjung sebagai tindakan pencegahan keamanan. Demonstrasi berakhir dengan damai. Sedangkan para pemuka agama Islam di Indonesia mengimbau seluruh masjid di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia ini untuk mendoakan perdamaian dan keselamatan bagi rakyat Palestina. Dewan Masjid Indonesia mengimbau seluruh masjid untuk menunaikan shalat Qunut Nazilah yang dilakukan untuk perlindungan. Shalat ini untuk memohon pertolongan Allah agar konflik di Jalur Gaza segera berakhir. Shalat itu dilaksanakan bersamaan dengan shalat Ghaib. Lebih dari 200 orang juga berunjuk rasa di depan Monumen Nasional di Jakarta pada Jumat. Mereka mengibarkan spanduk yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina. (sys/AP) Baca juga :

Read More

India Akan Terkena Dampak Panas Berkepanjangan

New Delhi — 1miliarsantri.net : Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, jika perubahan iklim terus berlanjut, maka bumi akan menjadi sangat panas pada tahun 2100. Panas yang ekstrim ini dapat menyebabkan serangan jantung dan head stroke di daerah-daerah yang padat penduduknya seperti India dan lembah Indus. Jika dunia menjadi 2 derajat celcius lebih panas dari tingkat pra-industri, sekitar 2,2 miliar orang di Lembah Sungai Indus di India dan Pakistan mungkin harus berurusan dengan musim panas yang sangat panjang dan sangat panas yang mungkin terlalu berat untuk ditangani oleh manusia. Studi yang muncul dalam jurnal terkemuka bernama Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa jika cuaca semakin panas, maka tempat-tempat di India utara, Pakistan timur, Cina timur, dan Afrika Sub-Sahara akan mengalami gelombang panas yang sangat lembab. “Kota-kota seperti Delhi, Kolkata, Shanghai, Multan, Nanjing dan Wuhan akan terkena dampak paling parah dari gelombang panas tahunan ini,” ungkap studi tersebut seperti dilansir Mashable, Kamis (12/10/2023). Gelombang panas dengan kelembaban yang lebih tinggi dapat menjadi sangat berbahaya karena udara tidak dapat menyerap kelembaban ekstra dengan baik. Hal ini membuat kita lebih sulit untuk mendinginkan diri dengan berkeringat, dan dapat mengacaukan kemampuan kita untuk mendinginkan diri. Tempat-tempat yang rentan itu sering kali ditempati orang kelompok masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka mungkin tidak memiliki cara yang baik untuk tetap sejuk atau mengatasi masalah kesehatan dari cuaca yang sangat panas. Suhu bumi secara keseluruhan telah meningkat sekitar 1,15 derajat Celcius, dan ini terutama disebabkan oleh karbon dioksida ekstra yang dilepaskan ke udara oleh negara-negara maju sejak dimulainya Revolusi Industri. Manusia dapat mengatasi kondisi panas dan lembab tertentu, tetapi ketika batas-batas tersebut melampaui batas, mereka menjadi berisiko mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan panas seperti heatstrokes atau serangan jantung. (cuy/AP) Baca juga :

Read More

Negara-negara Berperan Sebagai Mediator Palestina – Israel

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sebagian besar negara-negara Barat enggan menyerukan Israel untuk memperlambat respons militer brutalnya. Sementara lebih dari 700 warga Palestina di Gaza meninggal dalam pemboman hebat selama tiga hari. Sebanyak 2,4 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza terkurung. Mereka tidak punya tempat tujuan untuk berlindung di tengah blokade darat, laut, dan udara Israel. Direktur Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, Profesor Mahjoob Zweiri mengatakan, masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi antara Palestina dan Israel. “Saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi, karena (saat ini) Israel bereaksi berdasarkan kemarahan dan balas dendam,” ujar Zweiri kepada Aljazirah. Berikut ini adalah negara-negara dan organisasi internasional yang mungkin dapat berperan sebagai mediator antara Palestina dan Israel, dilansir Aljazirah, Selasa (10/10/2023). Liga ArabPara menteri luar negeri Liga Arab dijadwalkan bertemu pada Rabu (11/10/2023) dalam pertemuan puncak darurat. Sesi luar biasa tersebut diminta oleh delegasi Palestina. Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki mengatakan, para menteri akan membahas upaya Arab untuk menghentikan agresi Israel di Gaza. Namun Profesor Zweiri mengatakan, Liga Arab tidak punya peran apa pun. “Ini merupakan cerminan dari pemerintahan Arab yang terfragmentasi. Ia tidak memiliki alat,” ujar Zweiri. Cina Beijing menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menahan diri. Para pengamat bertanya-tanya apakah Cina akan mencoba mempromosikan dirinya sebagai pembawa perdamaian regional. Sebelumnya Cina berhasil menjadi perantara pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi. Pada April, Menteri Luar Negeri Cina saat itu, Qin Gang, mengatakan kepada para menteri luar negeri Israel dan Palestina bahwa Cina siap memfasilitasi upaya menuju perundingan perdamaian. Cina mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang berdaulat. Cina juga mengadvokasi bantuan pembangunan internasional untuk Palestina. Mesir Kairo telah bertindak sebagai mediator antara Israel dan kelompok Palestina dalam konflik sebelumnya. Namun Mesir akan berusaha menjauhkan diri dari meningkatnya situasi di Gaza. “Mereka (Mesir) ingin menjauhkan diri dari apa yang terjadi karena Mesir akan mengadakan pemilu,” kata Profesor Zweiri. Eropa Para pemimpin banyak negara Eropa termasuk Perancis dan Jerman mengutuk serangan Hamas dan menunjukkan solidaritas dengan Israel. Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan mengadakan pertemuan luar biasa pada Selasa (10/10/2023) sore untuk membahas perang tersebut. Tanggapan awal Uni Eropa terhadap konflik ini adalah dengan mengumumkan penangguhan bantuan pembangunan untuk Palestina. Namun tak lama kemudian mereka menarik pernyataan tersebut dan mengatakan akan meninjau bantuan untuk Palestina. Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albarez mengatakan, tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan kerja sama harus dilanjutkan. “Kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, Otoritas Palestina, atau organisasi-organisasi PBB yang hadir di lapangan,” kata Albarez kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER pada Selasa pagi. Iran Kemungkinan peran Iran dalam mediasi masih belum diketahui. Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Hosseini Khamenei mengatakan bahwa Iran membela Palestina. “Kami tentu saja membela warga Palestina. Kita cium kening dan tangan para pejuang dan pemuda pemberani Palestina. Tetapi mereka yang mengatakan orang-orang non-Palestina berada di balik tindakan ini, mereka tidak mengenal orang-orang Palestina dengan baik. Mereka telah meremehkan bangsa Palestina. Itu adalah kesalahan mereka,” ujar Khamenei. Qatar Negara Teluk ini terkenal dengan upaya mediasinya dalam konflik Palestina-Israel. Qatar juga memberikan bantuan berkelanjutannya kepada Gaza, yang telah dikepung Israel selama 16 tahun. “Prioritas kami adalah mengakhiri pertumpahan darah, membebaskan para tahanan dan memastikan konflik dapat diatasi tanpa adanya dampak regional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari kepada Reuters. Rusia Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, pembentukan negara Palestina adalah solusi paling dapat diandalkan untuk perdamaian di Israel. Menurut Lavrov, pertempuran tidak akan menjamin keamanan. Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta pejuang Hamas dan angkatan bersenjata Israel untuk menghentikan kekerasan. Turki menawarkan diri untuk menjadi mediator. Jika perundingan perdamaian ingin dimulai, Zweiri yakin Turki dan Qatar akan berperan aktif. “Saya berasumsi demikian karena mereka berdua mempunyai komunikasi dengan Hamas dan Israel, dan kita harus melihat siapa yang mampu berbicara dengan kedua belah pihak,” kata Zweiri. Badan-badan PBB Sebagai bagian dari upaya mediasi sebelumnya, beberapa minggu sebelum serangan pada Sabtu (7/10/2023), PBB terlibat dalam diplomasi untuk mencoba mencegah konfrontasi bersenjata baru antara Israel dan Hamas. Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan para pejabat Hamas di Gaza. “PBB sedang berbicara dan bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di Gaza, khususnya mereka yang paling rentan” ujar Wennesland. Amerika Serikat Sekutu terdekat Israel ini telah menjanjikan dukungan yang kokoh dan tak tergoyahkan”k kepada Israel. Amerika Serikat akan mengirimkan amunisi serta memindahkan kapal dan pesawat militernya lebih dekat ke Israel. Koresponden senior Aljazirah, John Hendren, yang melaporkan dari Washington, DC, mengatakan, pembicaraan mengenai diplomasi dan solusi dua negara masih tertunda untuk saat ini. Washington menginginkan negara Palestina di masa depan. Namun Amerika Serikat gagal meyakinkan Israel, yang menerima bantuan militer tahunan senilai 3 miliar dolar AS. “Mereka (AS) pada dasarnya mengizinkan Israel melakukan apa yang mereka inginkan di Gaza,” kata Zweiri. (yan) Baca juga :

Read More

Beginilah Kehidupan Warga Muslim Kulit Hitam di Inggris

London — 1miliarsantri.net : Setiap kali Aisha-Asher Morgan bertemu seseorang untuk pertama kalinya, ia biasanya tahu apa yang mereka tanyakan. Dengan perpaduan khas antara kebingungan dan rasa ingin tahu, hanya sampai orang tersebut mengumpulkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan. Pada saat itu, barulah Aisha-Asher Morgan dapat memuaskan rasa ingin tahu mereka. “Dari mana tepatnya Anda berasal?” Aisha-Asher Morgan cukup mengerti mengapa orang sulit mengetahui asal usulnya. Ia memiliki mata biru-abu-abu, kulit sawo matang, bibir penuh, dan hidung mancung. Selain itu, dia mengenakan jilbab. Jadi, tidak mungkin untuk mengetahui etnisitasnya dari tekstur rambutnya, kecuali jika menunjukkan foto tanpa jilbab. “Kamu berasal dari mana?” “Dari mana Anda berasal?” atau “Apa ras Anda?” adalah pertanyaan-pertanyaan yang secara praktis telah dia terima sepanjang hidupnya. Meskipun hal ini dulunya merupakan sumber frustrasi yang konstan ketika masih muda. Namun, sekarang telah berubah menjadi eksperimen sosial kecilnya sendiri. Aisha-Asher Morgan tidak pernah menjawab pertanyaan tersebut tanpa terlebih dahulu bertanya, “Menurut Anda, dari mana saya berasal?” Ia telah menerima begitu banyak jawaban yang berbeda selama bertahun-tahun, mulai dari Maroko, Aljazair, Pakistan, Somalia, dan Brasil. Namun, tidak pernah ada orang yang bisa menjawab identitasnya dengan tepat: Ia orang Jamaika, dan ya, ia berkulit hitam. Tanggapan awal yang biasanya ia dapatkan adalah keterkejutan. “Tidak mungkin!” “Serius?!” “Ya Tuhan!”, dan seterusnya. Bahkan, ia kerap dianggap berbohong terkait asal-usulnya itu. Sebagian besar orang tidak dapat memahami gagasan bahwa Muslim Jamaika itu ada. Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar orang di Karibia (terutama mereka yang berasal dari keturunan Afrika dan Asia Selatan) memiliki garis keturunan dengan Islam, Muslim Karibia tidak dapat melepaskan diri dari stereotip bahwa kami adalah orang Kristen atau Rasta. Orang-orang tidak menyadari bahwa ada komunitas Muslim yang besar di seluruh Karibia, dan tentu saja tidak mengetahui bahwa banyak nenek moyang yang dibawa ke Karibia dari Afrika Barat/Tengah adalah Muslim (meskipun Aisha-Asher Morgan mengakui sistem spiritual mereka sebelum kedatangan Islam di Afrika). ”Meskipun begitu, keterkejutan awal cenderung berubah menjadi dua reaksi yang sangat berbeda,” kata Aisha saat menceritakan pengalamannya melalui laman About Islam, dikutip Selasa (10/10/2023). Sebagian besar menanggapi dengan penuh kegembiraan, yang kemudian berubah menjadi banyak pertanyaan tentang keluarga dan warisan Aisha-Asher Morgan. Tetapi ia juga menerima reaksi yang sama sekali berbeda, kekecewaan. Lucunya, dan Aisha-Asher Morgan merasa sedih untuk mengatakannya, sebagian besar prasangka yang ia hadapi sebagai seorang wanita kulit hitam-Muslim datang dari Muslim lainnya. Hal ini tidak boleh dilihat sebagai cerminan dari Islam itu sendiri; Islam sebagai sebuah doktrin tidak mengajarkan diskriminasi rasial. ”Namun, janganlah kita menjadi naif. Diskriminasi rasial adalah sebuah isu dalam komunitas Muslim, dan hal ini terutama ditujukan kepada saudara-saudari kita yang berasal dari keturunan Afrika/Karibia,” pungkas Aisha. (uut/AP) Baca juga :

Read More

Serangan Hamas ke wilayah Israel Berkaitan Dengan Ketidakadilan Selama 75 Tahun

Tepi Barat — 1miliarsantri.net : Hamas kembali telah melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel, dengan para militannya memasuki komunitas-komunitas di dekat Jalur Gaza, Sabtu pagi (07/10/2023) waktu setempat. Serangan yang dinamai “Operasi Badai Al Aqsa” ini meluncurkan lebih dari 5.000 roket ke arah Israel. Israel juga telah berulang kali menyerang Hamas dengan serangan udara yang menargetkan situs-situs militan di Gaza. Pemerintah Palestina mengatakan, alasan di balik serangan pasukan Hamas ke wilayah Israel yang tak lain berkaitan dengan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina selama 75 tahun. Selain itu, penolakan Israel terhadap perjanjian yang telah ditandatangani dan ketidakpatuhan mereka terhadap resolusi-resolusi internasional yang sah, telah menyebabkan terhentinya proses perdamaian. “Tidak adanya solusi terhadap permasalahan Palestina setelah 75 tahun penderitaan dan pengungsian, berlanjutnya kebijakan standar ganda, dan diamnya komunitas internasional mengenai praktik kriminal dan rasis yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, dan berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang dialami rakyat Palestina adalah alasan di balik situasi yang meledak-ledak ini dan tidak adanya perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina melalui akun media sosial X, Sabtu (07/10/2023). Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menandai eskalasi kedua pihak sejak mereka terlibat perang 11 hari pada tahun 2021. Lantas, apa pemicu Hamas menyerang Israel? Dilansir Al Jazeera, juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan serangan ini diklaim Hamas sebagai balasan atas serangkaian tindakan Israel di Yerusalem dan Tepi Barat. Setidaknya tercatat, 700 kali kekerasan pemukim Israel ke warga Palestina di Tepi Barat pada 2023. Pemukim Israel mengambil alih paksa rumah-rumah warga Palestina. Pengusiran ini bahkan tak jarang hanya jadi tontonan pihak keamanan Israel. Selain itu di Yerusalem, kelompok Ultranasionalis Yahudi memaksa masuk kompleks Masjid Al Aqsa untuk melakukan perjalanan yang dianggap provokatif. Di luar itu, faktor lain sedang terjadi proses normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel yang dimediasi Amerika Serikat. Jika Arab Saudi setuju dan mengakui kedaulatan Israel, negara-negara Arab lainnya akan melakukan hal yang sama. Hal ini akan merugikan kelompok-kelompok pejuang Palestina. Selain itu, Israel tengah dilanda perpecahan politik. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang terlibat skandal korupsi, mencoba mengubah sistem peradilan di Israel. demonstrasi dari oposisi dan warga Israel pun bermunculan pada awal 2023. Ia juga mengeluarkan Undang-Undang yang membuat perdana menteri tidak bisa dipecat. Mantan Komandan NATO, James Stavridis menyebut perpecahan politik dalam negeri Israel jadi peluang potensial Hamas dan pendukungnya untuk melakukan serangan. Sementara itu kurang dari 24 jam usai diserang Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet Israel resmi mendeklarasikan perang. Ini menjadi deklarasi perang pertama Israel, setelah 50 tahun Perang Yom Kippur di tahun 1973. Deklarasi perang ini artinya militer Israel diberikan lampu hijau untuk mengerahkan kekuatan secara signifikan. (ngat)

Read More

Hamas Lancarkan Operasi Militer Badai Al Aqsa

GAZA — 1miliarsantri.net : Hamas kembali melancarkan operasi militer baru terhadap Israel. Operasi tersebut dinamai Operasi Badai Al Aqsa. Sekitar 5.000 roket telah ditembakkan hingga tembus ke Israel. Pemimpin sayap militer Hamas, Mohammed Deif pada Sabtu (07/10/2023) mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi Israel. “Kami memutuskan untuk mengatakan cukup sudah,” kata Deif. Deif, yang selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel, tidak muncul di depan umum saat mendorong warga Palestina untuk berperang. Pesannya disampaikan dalam sebuah rekaman. Militan Palestina di Jalur Gaza pada Sabtu (07/10/2023) melakukan infiltrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan. Video amatir yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang bersenjata berseragam di dalam kota perbatasan Israel, Sderot. Suara tembakan terdengar dalam video tersebut. Penyusupan tersebut terjadi ketika para militan di Jalur Gaza meluncurkan ratusan roket ke arah Israel pada Sabtu pagi. Suara roket yang meluncur di udara terdengar di Gaza dan sirene meraung hingga Tel Aviv dalam serangan dini hari yang berlangsung lebih dari 30 menit. Serangan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya babak baru pertempuran sengit. Ketika serangan roket berlanjut di seluruh Israel selatan dan tengah, jutaan warga Israel diinstruksikan untuk tinggal di dekat tempat perlindungan bom di rumah dan gedung apartemen mereka. Tentara mengatakan, penduduk di sekitar Gaza harus tetap tinggal di rumah mereka. (hit/AP) Baca juga :

Read More

Dengan Menggunakan Sepeda, Pelajar Asal Guinea Berkeinginan Menuntut Ilmu ke Kairo

Kairo — 1miliarsantri.net : Apapun cara dilakukan untuk dapat menuntut ilmu. Itulah yang dilakukan pelajar asal Guinea, Afrika Barat, Mamadou Safaiou Barry. Diarela menempuh perjalanan ribuan kilometer dengan menggunakan sepeda angin untuk dapat berkuliah di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Barry bertekad untuk belajar teologi Islam di sekolah terkemuka tersebut. Alih-alih membayar transportasi, Barry berangkat ke Kairo dengan mengayuh sepeda bekas dengan membawa peta Afrika yang digambarnya. Pria berusia 25 tahun ini hanya membawa bekal pakaian ganti, senter dan peralatan kecil untuk melintasi benua. Dengan sepedanya, Barry melewati hutan, gurun, bahkan daerah konflik. Perjalanan Barry memakan waktu selama empat bulan dengan melintasi tujuh negara. Tekad Barry pun berujung pada keberhasilan. Ia diterima di Universitas Al Azhar, salah satu pusat pembelajaran Muslim Sunni tertua dan paling dihormati di dunia, dengan mendapat beasiswa penuh. “Jika Anda mempunyai mimpi, pertahankan dan kuatkanlah. Tuhan akan membantumu,” ucap Barry, dikutip dari VOA, Sabtu (07/10/2023). Tak hanya Barry, ribuan warga Afrika Barat melakukan perjalanan berisiko melintasi gurun Sahara setiap tahunnya, mencari kehidupan yang lebih baik. Namun banyak yang tidak berhasil. Menurut data Organisasi Internasional untuk Migrasi, hampir 500 orang meninggal atau hilang di jalur migrasi Afrika Barat tahun lalu Barry memutuskan bahwa risikonya sepadan dengan imbalannya. “Saya harus berjuang,” kata Barry pada Agustus lalu di Chad. Barry menempuh jarak sekitar 100 kilometer setiap hari. Dia berkendara melalui Mali, Burkina Faso, Togo, Benin, dan Niger. Ia terpaksa singgah di N’Djamena, ibu kota Chad karena konflik yang sedang berlangsung di Sudan. Dalam perjalanannya, Barry mengungkapkan pernah ditahan tiga kali. Dua kali di Burkina Faso, dan satu kali di Togo. Di sana, pasukan keamanan menahannya selama sembilan hari tanpa dakwaan sebelum melepaskannya seharga 56 dollar AS atau sekira Rp900.000. “Itu semua uangnya untuk sisa perjalanan. Saya sering tidur di semak-semak karena saya takut dengan orang-orang di kota. Saya pikir mereka akan mengambil sepeda dan melukai saya.” lanjutnya. Nasib Barry kembali berubah di Chad. Di sana, seorang dermawan lokal, yang membaca tentang perjalanannya secara online, menawarkan untuk menerbangkannya langsung ke Mesir dan menghindari pertempuran di Sudan. Barry tiba di Kairo pada tanggal 5 September dan beberapa hari kemudian menerima beasiswa penuh ke Al-Azhar. Ia berniat kembali ke Guinea setelah studinya selesai, untuk menyebarkan agama Islam. “Saat saya kembali ke negara saya, saya ingin menjadi seseorang yang mengajarkan Islam dan memberi tahu orang-orang bagaimana melakukan hal-hal baik,” pungkasnya. (ris/AFP) Baca juga :

Read More

Pemerintah Saudi Perbaiki Layanan Perjalanan Jamaah Lewat Laut Merah

Riyadh — 1miliarsantri.net : Red Sea Global (RSG) merayakan penerbangan perdananya ke Bandara Internasional Laut Merah (RSI) yang baru diresmikan. Penerbangan maskapai SAUDIA, yang berangkat dari Bandara Internasional Raja Khalid (RUH) di Riyadh, menandai dimulainya layanan dua kali sepekan. Layanan penerbangan ini menghubungkan dua kota ramai di Arab Saudi dalam waktu kurang dari dua jam. Dilansir Saudi Gazette, Kamis (05/20/2023), dengan keberhasilan penerbangan perdana tersebut mendarat di landasan pacu RSI, Laut Merah bakal menjadi tempat untuk menikmati suasana kultural Saudi. “Kami berjanji menjadikan Laut Merah sebagai tempat di mana orang-orang dari seluruh dunia dapat menikmati budaya terbaik Saudi, keramahtamahan, dan alam. Kini, dengan penerbangan pertama yang mendarat di Bandara Internasional Laut Merah, dan resor pertama kami yang menerima pemesanan, posisi Arab Saudi di peta pariwisata global sudah aman,” kata CEO Grup Red Sea Global John Pagano. Selain itu, layanan kedua akan lepas landas dari Bandara Internasional Raja Khalid setiap hari Sabtu pukul 12.50, dengan penerbangan pulang dari RSI pada pukul 15.35. Terletak dalam radius penerbangan delapan jam dari 85 persen populasi dunia, RSI siap menyambut penerbangan internasional di tahun mendatang seiring pembukaan resor fase pertama. Pengoperasian Bandara Internasional Laut Merah dipercayakan kepada daa International, yang berperan penting dalam mendukung visi Red Sea Global sejak tahun 2020. Saat penerbangan komersial pertama menghiasi RSI, tugas operasional daa International resmi dimulai. Bersamaan dengan penerbangan bersejarah ini, RSG meluncurkan identitas merek untuk RSI, sebuah simbol keajaiban arsitektur bandara yang unik. Ikon tersebut, terinspirasi oleh pemandangan eksterior bandara dari udara, mewujudkan kreativitas, inovasi, dan kecanggihan yang mendefinisikan merek tersebut. Pengunjung dapat menemukan merek khas ini di berbagai titik kontak, mulai dari terminal bandara hingga seragam staf dan kendaraan mobilitas listrik yang memfasilitasi transisi mulus antara udara dan darat. Selain bandara, Red Sea Global telah membuat kemajuan signifikan dalam proyek infrastruktur lainnya, memastikan bahwa Laut Merah siap menyambut pengunjung sambil mematuhi prinsip-prinsip pembangunan yang bertanggung jawab dan pariwisata regeneratif. Pembangunan lima pembangkit listrik tenaga surya, yang dilengkapi dengan lebih dari 760 ribu panel surya, telah memungkinkan tahap pertama Laut Merah beroperasi secara off-grid, dan seluruhnya ditenagai oleh sinar matahari. Kawasan ini telah memelihara lebih dari empat juta pohon, tanaman, dan semak belukar. Sementara Pembibitan Mangrove yang canggih bertujuan untuk menanam 50 juta bakau pada tahun 2030. Setelah selesai dibangun pada tahun 2030, Laut Merah akan terdiri dari 50 resor, memiliki lebih dari 8.000 kamar hotel dan lebih dari 1.000 properti hunian di 22 pulau dan enam lokasi pedalaman. Destinasinya akan berupa marina mewah, lapangan golf, tempat hiburan, tempat makan, dan fasilitas rekreasi, yang menggarisbawahi komitmen Red Sea Global terhadap era baru pariwisata berkelanjutan dan berkelas dunia. (dul) Baca juga :

Read More

Masjid Rani Sipri India Dibangun Oleh Tokoh Hindu

Gujarat — 1miliarsantri.net : Masjid Rani Sipri atau Masjid-e-nagina merupakan sebuah masjid abad pertengahan di kota bertembok Ahmedabad, Gujarat, India. Masjid ini diresmikan pada 1514 oleh Ratu Sipri, istri Hindu dari Mahmud Begada, seorang sultan yang memerintah Gujarat. Mengutip The Great Mosque, Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid-e-Nagina (Permata Masjid). Itu karena ukiran jali yang rumit di dinding masjid tersebut. Masjid ini dinamai sesuai dengan nama ratu Hindu Sultan Mahmud Begada, Rani Sipri. Sang ratu menugaskan pembangunan masjid ini pada 1514. Dia memerintahkan pembangunan tersebut saat suaminya mengeksekusi putranya karena suatu pelanggaran. Setelah kematiannya, ratu dimakamkan di masjid ini. Di dalamnya juga terdapat jenana, sebuah area terpisah untuk wanita beribadah. Masjid ini memiliki konstruksi yang indah, yang mewakili arsitektur kesultanan pada puncak pencapaiannya. Tetapi pada 2006, empat tahun setelah kerusuhan Godhra menghancurkan beberapa monumen kota, Perusahaan Kota Ahmedabad mengusulkan pembongkaran Masjid ini untuk memperluas jalan di sekitarnya. Badan Wakaf Sunni yang menyelamatkan bangunan ini. Sebuah kasus pengadilan diajukan, dan pembongkarannya ditunda, cukup lama hingga pencalonan Ahmedabad sebagai Kota Warisan Dunia mengubah sikap perusahaan terhadap monumen-monumen medeival. Saat ini, masjid ini menjadi bagian dari Warisan Dunia UNESCO. (dim) Baca juga :

Read More