Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memburuk dan Melampaui Bencana

Gaza — 1miliarsantri.net : Kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Jagan Chapagain mengatakan, saat ini warga sipil Gaza menghadapi tingkat penghinaan, kesengsaraan dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menambahkan situasi kemanusiaan di Gaza melampaui tingkat bencana. “Situasi kesehatan di ambang kehancuran dengan rumah sakit dalam kondisi yang menyedihkan,” ujarnya di media sosial X,, Sabtu (16/3/2024). Chapagin juga mengatakan krisis pangan memperburuk situasi yang sudah sangat mengerikan. Begitu banyak warga Gaza yang tidak memiliki apa-apa untuk berbuka puasa. “Nasib para sandera tetap menjadi keprihatinan kemanusiaan yang serius, membuat keluarga mereka terjebak di antara keputusasaan dan harapan ketika mereka menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai,” tambah kepala IFRC. Sebelumnya Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan taktik Israel menciptakan kelaparan di Gaza tidak dapat diterima. Hal ini ia sampaikan saat bertemu kepala lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarin. “Israel harus memberikan lebih banyak akses bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata De Croo di media sosial X. Dia mengatakan Belgia terus membantu UNRWA yang “menjadi tulang punggung bantuan untuk rakyat di Gaza” dan menyampaikan duka cita pada 160 staf UNRWA yang terbunuh di Gaza. Seorang aktivis Palestina mengunggah video di media sosial Instagram yang menunjukkan seorang anak Palestina meminta makanan pada pasukan Mesir dari tiang listrik di pagar perbatasan selatan Gaza. “Saya ingin mati sekarang. Kami ingin makan, kami ingin hidup, mengatakan tidak ada makanan untuk dimakan saudara-saudara saya, kami ingin makan,” kata anak itu dalam video yang diverifikasi Aljazirah. UNRWA memperingatkan satu dari tiga anak di Gaza mengalami malnutrisi dan “kelaparan akan segera terjadi.” Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Serangan tersebut telah menewaskan hampir 31.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 72.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok. Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB. Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza. (zul) Baca juga :

Read More

Pemerintah Saudi Siapkan Drone untuk Mempercepat Transfer Darah pada Penyelenggaran Haji 2024

Jeddah — 1miliarsantri.net : Otoritas Kesehatan Pemerintah Kerajaan Saudi akan menggunakan drone untuk mentransfer darah selama penyelenggaran ibadah haji tahun 2024 ini. Drone tersebut secara resmi akan digunakan untuk membawa unit darah dan sampel laboratorium antara rumah sakit di tempat-tempat suci di Mina dan Arafah, tempat puncak ibadah haji. Akhir tahun lalu, Kementerian Kesehatan Saudi dan Saudi Post (SPL) melakukan uji coba transfer darah menggunakan drone di tempat-tempat suci dekat Mekkah. Latihan ini dilakukan untuk memastikan kecepatan dan keamanan layanan rawat jalan yang disiapkan untuk para jamaah haji. Keberhasilan simulasi tersebut membawa lampu hijau dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi jamaah haji sekaligus membantu penanganan keadaan darurat selama ibadah tahunan tersebut. Teknik ini dapat memotong layanan transportasi darah menjadi dua menit lebih cepat dibanding diangkut dengan cara tradisional yang memakan waktu hingga 2,5 jam. Hampir 2 juta jamaah haji dari seluruh dunia menunaikan ibadah haji tahun lalu. Angka tersebut menandai kembalinya jumlah jamaah haji ke masa sebelum pandemi. Belum lama ini Arab Saudi juga mengumumkan aturan baru untuk musim haji 2024 yang dijadwalkan pada Juni nanti. Menurut Menteri Haji Saudi Tawfiq Al Rabiah, aturan baru tersebut menyebutkan tidak ada lagi tempat khusus yang untuk negara-negara tertentu di Masyair. Dia menjelaskan bahwa lokasi ditentukan oleh negara yang lebih cepat menyelesaikan semua kontrak dan siap untuk musim haji 1445 H. Mekanisme baru ini bertujuan untuk memfasilitasi persiapan penyelenggaran haji. (dul) Baca juga :

Read More

Israel Tembaki Warga Palestina Yang Kelaparan

Gaza — 1miliarsantri.net : Tentara Israel kembali menembaki orang-orang yang menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada Kamis (14/3/2024), menewaskan 20 orang dan melukai sedikitnya 155 orang lainnya. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan, insiden tersebut terjadi di sekitar kawasan Bundaran Kuwait. Kantor berita resmi Palestina WAFA. mengonfirmasi puluhan orang tewas dan terluka. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa serangan itu menunjukkan niat Israel yang terencana untuk melakukan aksi pembantaian baru dan mengerikan. Proses evakuasi korban tewas dan luka-luka sedang berlangsung meski kondisi di wilayah itu cukup menantang. “Jumlah korban tewas bisa bertambah karena kondisi serius korban cedera yang kini dirawat di beberapa rumah sakit terdekat,” tambahnya. Israel meluncurkan perangnya di Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 31.300 warga Palestina dan mendorong wilayah itu ke ambang kelaparan. Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, khususnya warga di Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Perang tersebut juga telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara sebagian besar infrastruktur daerah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB. Israel dituding melakukan aksi genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza. (zul) Baca juga :

Read More

Israel Kembali Serang Gudang Pusat Bantuan UNRWA

Gaza — 1miliarsantri.net : Tentara zionis Israel kembali serang gudang yang digunakan badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) sebagai pusat bantuan kemanusiaan di Rafah. Serangan ke kota paling selatan Jalur Gaza itu menimbulkan bertambahnya korban. Serangan-serangan itu digelar saat Israel berusaha membubarkan lembaga yang mengakui hak pengungsi Palestina yang tersebar di Gaza, Tepi Barat, Suriah, Lebanon dan Yordania untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan layanan lain. Dikutip dari Aljazirah, Jumat (15/3/2024) UNRWA mengatakan, sudah 157 fasilitas yang rusak dalam serangan Israel sejak perang Israel di Gaza pada awal Oktober tahun lalu meski fasilitas-fasilitas itu dilindungi hukum internasional. UNRWA menambahkan selain fasilitas, serangan-serangan itu sudah mengakibatkan meninggal 162 stafnya. Pada akhir Januari 2024, Israel menuduh 12 pegawai UNRWA terlibat dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB segera meluncurkan penyelidikan, dan 10 dari anggota staf yang dituduh ditangguhkan kontraknya. Sementara dua orang lainnya tewas kemungkinan besar dalam serangan Israel ke Gaza. Para penyelidik PBB belum menerima bukti apapun dari Israel untuk mendukung klaim tersebut. Namun, respon internasional sangat cepat, 16 donor menangguhkan dana mereka untuk badan tersebut. Penarikan dana dapat menimbulkan konsekuensi yang parah bagi warga Palestina di Jalur Gaza. Di mana sudah puluhan anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi. Dalam pertemuan khusus Majelis Umum PBB, Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini mengatakan “UNRWA menghadapi upaya yang disengaja dan terpadu untuk melemahkan operasinya, dan pada akhirnya mengakhirinya.” Pada Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam pertemuan di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa ia berusaha untuk menggantikan UNRWA. Badan PBB untuk pengungsi Palestina mengkonfirmasi salah satu gudang bantuannya di Gaza selatan “diserang” dan “sejumlah” orang terluka. Ia menambahkan “sejumlah orang terluka”. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam “pengeboman gudang” tersebut. “Kami dapat mengonfirmasi sebuah gudang atau pusat distribusi UNRWA di Rafah telah dihantam,” ucap juru bicara UNRWA Juliette Touma. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Israel Sandera 14 Orang Staf Bulan Sabit Merah Palestina

Gaza — 1miliarsantri.net : Tentara zionis Israel menyandera 14 staf Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dan hingga saat ini keberadaan mereka masih belum diketahui. Hal tersebut diungkap PRCS dalam cuitan nya media sosial X, Selasa (12/3/2024) lalu. “Israel masih menyandera 14 anggota PRCS, yang keberadaannya masih belum diketahui. Keluarga dan kolega sangat prihatin dengan keselamatan mereka lantaran ada laporan penyiksaan dan perlakuan tidak senonoh berdasarkan kesaksian dari sejumlah rekan yang telah dibebaskan,” tulis PRCS di media sosial X. PRCS meminta komunitas internasional untuk segera campur tangan dan menekan otoritas Israel agar membebaskan tim mereka yang ditahan. Pada 7 Oktober tahun lalu kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Gaza sehingga menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 orang lainnya. Israel kemudian melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan darat ke daerah kantong Palestina tersebut dengan tujuan melenyapkan para petempur Hamas dan menyelamatkan para sandera. Hingga kini sedikitnya 31.100 orang di Jalur Gaza tewas terbunuh, menurut pemerintah setempat. Pada 24 November, Qatar menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan dan sandera, juga pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata kemudian diperpanjang beberapa kali sampai berakhir pada 1 Desember dan lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Awal Ramadhan Nasib Ribuan Tahanan Palestina, Dibuat Kelaparan dan Dilarang Ibadah

Gaza — 1miliarsantri.net : Salah satu organisasi Palestina menyebut awal Ramadhan ini, Israel membuat lebih dari 9.100 tahanan Palestina kelaparan di penjara mereka. Otoritas penjara Israel terus membuat lebih dari 9.100 tahanan kelaparan, termasuk wanita, anak-anak dan orang sakit. “Israel juga membatasi kebebasan mereka untuk menjalankan ritual keagamaan mereka,” ungkap salah satu organisasi LSM Palestina. Ketegangan yang terus meningkat di Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada Oktober 2023. Menurut data Palestina, lebih dari 420 orang tewas, 4.600 orang terluka dan lebih dari 7.530 lainnya ditahan. “Kelaparan adalah kebijakan paling berbahaya yang dilakukan pendudukan Israel sejak 7 Oktober 2023, selain penyiksaan dan pelecehan,” ungkap Masyarakat Tahanan Palestina. Israel juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 31.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam perang Israel di Gaza, dan lebih dari 72.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Serangan gencar Israel telah mendorong 85 persen penduduk Gaza ke dalam pengungsian di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Bukan Hanya Indonesia, Beberapa Negara Juga Mengalami Perbedaan Awal Ramadhan

Riyadh — 1miliarsantri.net : Tahun 2024 ini beberapa negara muslim berbeda dalam menetapkan 1 Ramadhan sebagai awal puasa. Di Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah menetapkan 1 Ramadhan pada Senin, sementara negara Asia umumnya berpuasa mulai Selasa. Dilansir laman Aljazirah, para pejabat Saudi telah melihat bulan sabit dan mendeklarasikan Ramadhan bagi 1,8 miliar umat Islam di dunia. Pada Ahad (10/3/2024) malam, televisi pemerintah Saudi melaporkan Senin sebagai hari pertama puasa. Mengikuti Saudi, banyak negara Teluk Arab seperti Irak, Suriah dan Mesir juga menetapkan puasa pada hari Senin (11/3/2024). Namun, beberapa negara di Asia-Pasifik seperti Australia, Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura menyatakan belum berhasil melihat hilal pada Ahad. Mereka mengatakan akan memulai Ramadhan pada Selasa (12/3/2024). Oman yang terletak di ujung paling timur Semenanjung Arab juga mengumumkan Ramadhan pada Selasa. Begitu juga dengan Yordania yang berpuasa pertama pada Selasa. Di Iran menurut kantor berita pemerintah IRNA, Kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamaenei juga mengumumkan 1 Ramadhan akan dimulai pada Selasa. Penentuan 1 Ramadhan memang kerap kali berbeda-beda di setiap negara karena berbeda metode penentuan hilal. Ada beberapa yang melihat lebih awal ada pula yang lebih lambat. (dul) Baca juga :

Read More

Awal Ramadhan Yang Memilukan Bagi Warga Palestina

Gaza — 1miliarsantri.net : Mufti Agung Yerusalem dan Palestina, Mohammad Hussein, menyatakan Senin (11/3/2024) menjadi hari pertama bulan suci Ramadhan di Palestina. Bombardir Israel, kehancuran masjid-masjid, dan kelaparan ekstrem merenggut yang seharusnya jadi momen kebahagiaan warga Palestina tersebut. Pada malam Ramadhan pertama, Sejumlah warga sipil Palestina syahid dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan beberapa rumah di kamp pengungsi Nusseirat, yang terletak di Jalur Gaza tengah. Kantor berita WAFA melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan beberapa rumah warga sipil di kamp pengungsi, yang menyebabkan terbunuhnya beberapa orang dan melukai beberapa orang lainnya. Sebanyak 85 warga Palestina syahid dalam delapan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel selama 24 jam terakhir sebelum Ramadhan di Jalur Gaza. Sehingga, jumlah korban tewas yang terdokumentasi sejak pecahnya perang genosida Israel menjadi 31.045 orang, yang sebagian besar adalah warga sipil tak berdosa. Sementara jumlah korban luka yang didokumentasikan sejak awal agresi telah meningkat menjadi 72.654 orang. Beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan atau berserakan di jalanan, sementara pasukan Israel terus menghalangi kedatangan ambulans dan tim penyelamat. Oleh karena itu, angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Kelaparan juga masih mendera bernagai wilayah di Gaza. Sehari sebelum Ramadhan, seorang perempuan dan seorang bayi lima bulan syahid di utara Gaza akibat malnutrisi dan dehidrasi. Total 25 warga Gaza syahid akibat kelaparan di Gaza. Pasukan penjajah Israel pada Ahad malam juga menghalangi masuknya ratusan jamaah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur untuk melaksanakan shalat Tarawih. Saksi mata mengatakan bahwa pasukan pendudukan menahan warga di gerbang Masjid al-Aqsa dan menghalangi akses mereka ke sana. Mereka menambahkan bahwa pendudukan memberlakukan pembatasan terhadap laki-laki muda memasuki al-Aqsa untuk melakukan Tarawih, dan mengizinkan perempuan berusia 40 tahun untuk masuk. Patut dicatat bahwa pasukan pendudukan telah melakukan pengepungan ketat terhadap Masjid al-Aqsa selama lima bulan dan melarang masuk ke dalamnya. Mereka juga mengeluarkan lusinan perintah deportasi terhadap warga Yerusalem untuk mencegah mereka melaksanakan shalat selama bulan suci Ramadhan. Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan Ramadhan di Jalur Gaza tahun ini “tidak seperti bulan suci tahun-tahun sebelumnya atau di mana pun di dunia”, terutama mengingat hancurnya seluruh aspek kehidupan di Jalur Gaza, termasuk para korban jiwa dan ragusan masjid. Ramadhan, kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan, telah tiba ketika “warga Palestina menderita kekurangan dan kelangkaan makanan dan air minum selama lebih dari lima bulan berturut-turut”. Sementara itu Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan harapannya agar rakyat Palestina dapat mencapai harapannya akan kebebasan dan kemerdekaan, berdirinya negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Ia juga mengharapkan bulan Ramadhan disertai dengan penghentian agresi, pembunuhan, pengungsian dan kelaparan terhadap rakyat Palestina serta penodaan terhadap kesucian rumah ibadah mereka. “Kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memberikan keamanan dan perdamaian kepada Palestina dan seluruh dunia, mendoakan rahmat Yang Maha Kuasa bagi para syuhada, kesembuhan bagi yang terluka, dan kebebasan bagi para tawanan heroik kita,” ungkap Presiden. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al Saud meminta komunitas internasional “untuk memikul tanggung jawabnya” untuk mengakhiri pembantaian warga Palestina, dan “menyediakan koridor kemanusiaan yang aman”. “Sangat menyedihkan bagi kami bahwa bulan Ramadhan datang tahun ini di tengah serangan yang dialami saudara-saudara kami di Palestina,” katanya dalam pidato yang dibacakan atas namanya oleh Menteri Media Saudi Salman Al-Dosari untuk menandai dimulainya bulan suci umat Islam. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Lakukan Tarawih 13 Rakaat Termasuk Witir

Jeddah — 1miliarsantri.net : Otoritas Kerajaan Arab Saudi mengumumkan shalat tawarih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Ramadhan 2024 ini berjumlah 10 rakaat serta 3 witir. “Jumlah rakaat Tarawih di dua masjid suci akan terdiri dari 5 taslim yang dilanjutkan dengan salat Witir. 10 rakaat (Tarawih) dan 3 rakaat Witir,” lapor Inside the Haramain (Haramain Sharifain) dalam media sosial X-nya, Senin (4/3/2024). Melansir Islamic Information, Ahad (10/3/2024), shalat tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan dimulai pada pukul 20.00 dan berakhir pada pukul 22.00 waktu setempat. Presidensi umum juga mengungkapkan adanya pembatasan untuk jamaah tarawih yaitu mereka yang sudah divaksin. Selain itu, pihak masjid juga mengumumkan imam shalat tarawih di Masjidil Haram selama Ramadhan. Disebutkan ada empat imam yang akan memimpin shalat tarawih, yaitu Syekh Abdur Rahman Al Sudais, Syekh Abdullah Awad Al Juhany, Syekh Maher Al Muaiqly, dan Syekh Bandar Baleelah. Imam Besar Masjidil Haram Syekh Al Sudais akan berpasangan dengan Syekh Juhany. Arab Saudi diperkirakan akan memulai 1 Ramadhan pada 11 maret 2024. Dalam laporan Gulf News, mayoritas negara-negara Islam diprediksi akan melihat hilal pada Ahad, 10 Maret 2024. Mahkamah Agung Kerajaan meminta masyarakat untuk ikut memantau penampakan hilal dan melaporkannya kepada otoritas setempat jika melihatnya. Arab Saudi akan melakukan pemantauan hilal menggunakan mata telanjang dan alat bantu. Di samping itu, otoritas setempat juga melakukan perhitungan secara astronomis atau hisab dalam menentukan awal puasa Ramadan 2024. (dul) Baca juga :

Read More

Bayi di Gaza Terpaksa Pakai Popok Kotor Berkali-kali Karena Mahal dan Susah Dicari

Gaza — 1miliarsantri.net : Pada beberapa malam yang dingin tiga pekan yang lalu Aida al-Baawi bergegas keluar dari tendanya menuju Rumah Sakit Syahid AL Aqsa untuk melahirkan putrinya. Proses kelahirannya sulit karena kurangnya tenaga medis untuk merawatnya dan tidak cukup anestesi untuk menutupi rasa sakit saat menerima jahitan. Putrinya lahir dengan sehat tapi perempuan 29 tahun itu menghadapi kesulitan baru. Ia kesulitan mencari kebutuhan dasar yang banyak ibu di tempat lain dapatkan dengan mudah, yaitu popok. Seperti kebanyakan ibu di Gaza bagi al-Baawi mendapatkan popok menjadi sangat menantang. Terutama karena kelangkaan yang disebabkan pengepungan Israel menaikan harga barang-barang. “Setiap hari adalah kesulitan untuk mendapatkan popok untuk bayi perempuan saya, terutama dengan anak lain yang masih membutuhkannya,” ungkap ibu empat anak ini, Sabtu (9/3/2024). Sebelum perang harga dua bungkus popok di bawah 10 dolar AS. Bayangkan perlu 75 sampai 80 dolar AS untuk popok, apakah ini situasi berkelanjutan. Kini ia beralih ke solusi lain. Terkadang ia mendatangi tempat perawatan bayi dekat rumah sakit, berharap mereka memiliki sisa popok. Terkadang ia mengeringkan popok di bawah matahari dengan harapan dapat digunakan lagi meski ada kemungkinan berdampak buruk bagi kebersihan. Terkadang ia terpaksa membiarkan bayinya menggunakan popok kotor sampai ia mendapatkan yang baru. Hal ini tentu berdampak buruk pada kulit bayi. Namun setiap sen yang ia habiskan untuk popok maka berkurang uang yang dibutuhkan untuk membeli kebutuhan lain. “Bila popok ini mahal, bagaimana saya bisa membeli pasokan lain? Anak-anak saya dan baru makan satu kali sejak kemarin sore,” katanya. Popok bukan satu-satunya kebutuhan dasar yang menjadi barang langka. Susu formula juga menjadi sangat mahal. Nariman Abu al-Saud melahirkan putrinya pada 9 Oktober lalu. Dua hari setelah perang Israel di Gaza dimulai. “Di harga saat ini, saya bahkan tidak bisa membeli makanan untuk anak-anak saya, bayi perempuan saya mengalami infeksi kulit parah karena saya tidak bisa mendapatkan popok, bahkan tidak ada susu formula, menyediakan susu dan popok menjadi neraka bagi kami,” lanjutnya. Dia menambahkan, Perang ini adalah perang pada anak-anak kami dan nyawa mereka, Apa yang mereka lakukan hingga harus menanggung kondisi seperti itu? Mayoritas penduduk Gaza menjadi pengungsi dan sangat membutuhkan bantuan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sudah 20 orang di kantong pemukiman itu meninggal dunia akibat malnutrisi dan dehidrasi. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan Israel harus mengizinkan akses jalan ke Gaza utara untuk menghindari kelaparan, mereka menekankan betapa buruknya situasi di daerah itu. Masyarakat didorong untuk mencari alternatif selain popok yang langka. Pabrik setempat memproduksi pengganti popok dengan menggunakan bahan-bahan mentah seperti kertas tisu, kapas medis, kain dan nilon. Pekerja pembuat popok, Yousef Darwish menjelaskan harga popok alternatif ini serupa dengan harga popok biasa sebelum perang. “Ada banyak permintaan dari keluarga-keluarga meskipun popok ini tidak sebagus popok yang lain dan tidak dibuat sesuai dengan spesifikasi kesehatan,” beber Darwish. Tetapi menurut Darwish, alternatif ini pun mungkin tidak akan bertahan lama karena bahan bakunya semakin menipis. “Kami menipiskan persediaan yang ada, dan dengan penutupan perbatasan sejak pecahnya perang, sumber daya ini hampir habis,” katanya mengacu pada pembatasan ketat masuknya bantuan ke Gaza yang diberlakukan Israel. Dari awal di Gaza pihaknya selalu mencari solusi. Namun, berapa lama lagi para ibu dan anak-anak dapat bertahan dengan kelangkaan dan kenaikan harga popok? Situasinya sudah tak tertahankan. Shaima Shinar, yang melahirkan anak pertamanya selama perang, juga harus beralih ke alternatif lain. Ibu mertuanya memotong-motong pakaian untuk dijadikan popok. “Saya tidak punya pilihan. Tidak mudah karena bahannya tidak nyaman, menyebabkan iritasi dan lecet pada kulit, saya juga harus mencucinya terus-menerus. Seperti yang Anda lihat, kami tinggal di tenda dan tidak ada air,” imbuh Shinar. Shinar melarikan diri dari Kota Gaza ke Deir el-Balah untuk menghindari pertempuran. Dia melakukan kunjungan singkat ke Mesir dua pekan sebelum konflik dimulai, tanpa mengetahui waktu kepulangannya akan menjadi bencana bagi dirinya dan anaknya yang saat itu belum lahir. “Saya tidak pernah membayangkan dalam hidup saya, anak saya akan lahir dalam kondisi seperti itu, bagaimana mungkin saya tidak bisa menyediakan popok untuk anak saya? Tidak bisa menaruhnya di tempat tidur yang bersih dan tempat yang bersih, bukan di tenda yang dingin ini?” Anak saya menderita dalam segala hal, saat ini, ia sedang pilek dan saya tidak bisa membeli obat, dan tidak ada pakaian atau popok,” tambahnya. Ibu baru ini menjelaskan ia sering mengembara dari satu lembaga ke lembaga lain untuk mencari bantuan, tetapi tidak berhasil. “Kemarin, bayi saya kehabisan susu. Saya pergi ke salah satu tenda untuk mendapatkan dua sendok susu untuk memuaskan rasa laparnya. Kami, orang dewasa, bisa menanggungnya, tapi bagaimana dengan anak-anak?” tutupnya. (zul/AZ) Baca juga :

Read More