Kasus Polio Pertama di Gaza Setelah 25 Tahun

Gaza — 1miliarsantri.net : Otoritas kesehatan di Jalur Gaza mengkonfirmasi kasus polio pertama dalam 25 tahun pada awal bulan ini. Infeksi dan kelumpuhan parsial yang dialami Abdul-Rahman Abu Al-Jidyan, bayi berusia hampir setahun, mempercepat rencana kampanye vaksinasi massal untuk anak-anak di seluruh wilayah Palestina mulai 1 September. Israel dan Hamas telah menyepakati jeda pertempuran selama tiga hari di masing-masing dari tiga zona Gaza untuk memungkinkan ribuan pekerja PBB memberikan vaksin. Strain yang sama yang kemudian menginfeksi bayi Palestina tersebut, berasal dari virus polio turunan vaksin tipe 2 yang juga telah terdeteksi di air limbah di beberapa negara maju dalam beberapa tahun terakhir. Virus ini ditemukan pada Juli di enam sampel air limbah yang diambil di Khan Younis dan Deir al Balah. Belum jelas bagaimana strain tersebut tiba di Gaza, tetapi sekuensing genetik menunjukkan bahwa virus ini mirip dengan varian yang ditemukan di Mesir yang mungkin telah masuk sejak September 2023, kata WHO. Badan kesehatan PBB mengatakan bahwa penurunan vaksinasi rutin di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Gaza, telah berkontribusi pada kemunculan kembali virus ini. Cakupan vaksinasi polio, yang terutama dilakukan melalui imunisasi rutin, diperkirakan mencapai 99 persen pada 2022 dan turun menjadi 89 persen pada 2023. Petugas kesehatan mengatakan penutupan banyak rumah sakit di Gaza, seringkali karena serangan Israel atau pembatasan bahan bakar, telah berkontribusi pada penurunan tingkat vaksinasi. Israel menyalahkan Hamas, mengatakan mereka menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer. Pekerja bantuan mengatakan kondisi sanitasi yang buruk di Gaza, di mana selokan terbuka dan tumpukan sampah menjadi hal yang umum setelah hampir 11 bulan perang, telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penyebaran virus. Militer Israel dan kelompok militan Palestina Hamas telah menyepakati tiga jeda pertempuran terpisah selama tiga hari untuk memungkinkan putaran pertama vaksinasi. Kampanye ini dijadwalkan dimulai di Gaza tengah pada hari Minggu dengan tiga hari berturut-turut jeda pertempuran, kemudian pindah ke Gaza selatan, di mana akan ada jeda tiga hari lagi, diikuti oleh Gaza utara. Ada kesepakatan untuk memperpanjang jeda di setiap zona menjadi hari keempat jika diperlukan. Vaksin, yang dilepaskan dari stok darurat global, telah tiba di Gaza dan akan diberikan kepada 640.000 anak di bawah 10 tahun. Vaksin akan diberikan secara oral oleh sekitar 2.700 petugas kesehatan di pusat-pusat medis dan oleh tim mobile yang bergerak di antara ratusan ribu orang Gaza yang mengungsi akibat perang, kata pekerja bantuan PBB. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa pelaksanaan yang berhasil membutuhkan cakupan setidaknya 95%. Unit kemanusiaan militer Israel (COGAT) mengatakan bahwa kampanye vaksinasi akan dilakukan dalam koordinasi dengan militer Israel “sebagai bagian dari jeda kemanusiaan rutin yang akan memungkinkan penduduk mencapai pusat-pusat medis tempat vaksinasi akan diberikan”. Putaran kedua direncanakan pada akhir September. Kasus Gaza yang berasal dari vaksin dianggap sebagai kemunduran dalam perjuangan global melawan polio yang telah menurunkan kasus lebih dari 99 persen sejak 1988 berkat kampanye vaksinasi massal. Polio liar saat ini hanya endemik di Pakistan dan Afghanistan meskipun lebih dari 30 negara masih terdaftar oleh WHO sebagai subjek wabah, termasuk tetangga Gaza, Mesir dan Israel. Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan adanya penyebaran lebih lanjut polio di dalam Gaza dan melintasi perbatasan mengingat kondisi kesehatan dan kebersihan yang buruk di sana. Poliomielitis, yang terutama menyebar melalui jalur fekal-oral, adalah virus yang sangat menular yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anak-anak kecil dengan risiko tertinggi pada usia di bawah 2 tahun. Dalam hampir semua kasus, virus ini tidak menunjukkan gejala, sehingga sulit dideteksi. (zul) Baca juga :

Read More

Israel dan Hamas Setuju Gencatan Senjata

Gaza — 1miliarsantri.net : Dalam perkembangan terbaru konflik Israel-Palestina, Israel dan kelompok militan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata terbatas di Gaza. Tujuannya adalah memungkinkan kampanye vaksinasi polio untuk 640.000 anak-anak di wilayah tersebut. Rik Peeperkorn, pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Palestina, mengumumkan bahwa kampanye vaksinasi dimulai pada hari Minggu. Gencatan senjata akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut di tiga zona berbeda, dari pukul 06.00 hingga 15.00 waktu setempat. Kampanye ini akan dimulai di Gaza tengah, kemudian berlanjut ke Gaza selatan, dan akhirnya ke Gaza utara. Setiap zona akan mendapatkan jeda pertempuran selama tiga hari. Peeperkorn menambahkan bahwa ada kemungkinan perpanjangan hingga hari keempat jika diperlukan untuk mencapai cakupan vaksinasi yang memadai. Mike Ryan, direktur darurat WHO, menekankan pentingnya cakupan vaksinasi yang luas. “Setidaknya 90% cakupan diperlukan selama setiap putaran kampanye untuk menghentikan wabah dan mencegah penyebaran polio secara internasional,” ujarnya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB. WHO telah mengonfirmasi kasus pertama polio tipe 2 yang menyebabkan kelumpuhan pada seorang bayi di Gaza pada 23 Agustus lalu. Ini merupakan kasus pertama dalam 25 tahun terakhir di wilayah tersebut. Basem Naim, pejabat Hamas, menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan organisasi internasional dalam kampanye ini. Sementara itu, unit kemanusiaan militer Israel (COGAT) mengatakan bahwa kampanye vaksinasi akan dilakukan sebagai bagian dari jeda kemanusiaan rutin. Oren Marmorstein, juru bicara kementerian luar negeri Israel, menegaskan komitmen Israel untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan berkoordinasi dengan WHO dan UNICEF dalam kampanye vaksinasi ini. Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, menekankan pentingnya Israel memfasilitasi akses dan menjamin periode tenang selama kampanye vaksinasi. Ia juga mendesak Israel untuk menghindari perintah evakuasi lebih lanjut selama periode ini. Konflik terbaru antara Israel dan Palestina dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang Israel dan menyandera sekitar 250 orang. Serangan balasan Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina dan mengakibatkan pengungsian hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa. Joyce Msuya, pejabat bantuan PBB, melaporkan bahwa untuk pertama kalinya dalam konflik yang telah berlangsung hampir 11 bulan ini, Israel telah membatalkan perintah evakuasi untuk tiga blok di Deir al-Balah. Hal ini memungkinkan tim PBB untuk kembali ke lokasi yang sebelumnya harus mereka tinggalkan. (zul) Baca juga :

Read More

Upaya Penyelamatan Anak-anak Gaza dari Ancaman Polio

Gaza — 1miliarsantri.net : Uni Eropa mendesak agar segera diadakan gencatan senjata untuk memungkinkan vaksinasi polio bagi semua anak di Jalur Gaza. Seruan ini muncul setelah kasus pertama penyakit tersebut ditemukan di wilayah itu dalam 25 tahun terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF berencana melakukan dua kampanye vaksinasi di seluruh wilayah Gaza dalam beberapa minggu mendatang. Mereka akan memberikan vaksin oral melawan poliovirus tipe 2 (cVDPV2) kepada lebih dari 640.000 anak. Josep Borrell, pejabat tinggi Uni Eropa, menyatakan bahwa komitmen semua pihak terhadap gencatan senjata sangat penting untuk kelancaran kampanye vaksinasi ini. Ia menekankan pentingnya mencegah wabah di tengah populasi yang sudah melemah akibat konflik berkepanjangan, kekurangan gizi, dan kondisi sanitasi yang buruk. Sebagian besar dari 2,4 juta warga Palestina di Gaza, dengan sekitar setengahnya adalah anak-anak, telah mengungsi dan terpaksa tinggal di wilayah yang semakin sempit. PBB dan organisasi non-pemerintah lainnya telah memperingatkan tentang memburuknya situasi kesehatan di Gaza. Genangan air, tumpukan puing dan sampah, suhu musim panas yang tinggi, serta kepadatan penduduk menciptakan kondisi yang sempurna bagi penyebaran wabah. (zul/AP) Baca juga :

Read More

PBB Berjuang Kirim Bantuan di Tengah Evakuasi Massal

Gaza — 1miliarsantri.net : Operasi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari Selasa, sehari setelah seorang pejabat senior PBB mengatakan upaya kemanusiaan telah terhenti karena perintah evakuasi baru Israel memaksa penutupan pusat operasi utama PBB. Juru bicara PBB Stephane Dujarric tampak meredakan pernyataan pejabat PBB tersebut, yang berbicara pada hari Senin dengan syarat anonim. Ketika ditanya apakah kondisi di Gaza telah menyebabkan penghentian pengiriman bantuan PBB pada hari Senin, Dujarric mengatakan kepada wartawan: “Kondisi di Gaza kemarin membuat pekerjaan kami sangat, sangat sulit.” “Kami melakukan apa yang kami bisa dengan apa yang kami miliki. Kami telah mengatakan sejak awal – ini adalah pengiriman bantuan dengan memanfaatkan setiap peluang, mengisi setiap celah yang bisa kami isi. Jadi setiap situasi dinilai hari demi hari, jam demi jam,” ungkapnya. Kepala keamanan PBB Gilles Michaud mengatakan pada hari Selasa bahwa selama akhir pekan, militer Israel hanya memberi peringatan beberapa jam kepada lebih dari 200 personel PBB untuk pindah dari kantor dan tempat tinggal mereka di Deir Al-Balah di Gaza tengah. Dia mengatakan “waktunya tidak bisa lebih buruk lagi” dengan kampanye vaksinasi polio besar-besaran yang akan segera dimulai yang membutuhkan sejumlah besar staf PBB untuk masuk ke Gaza. “PBB bertekad untuk tetap berada di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan. Pengiriman bantuan kemanusiaan terus berlanjut – sebuah prestasi luar biasa mengingat kami beroperasi di batas teratas risiko yang dapat ditoleransi,” sambungnya. International Rescue Committee mengatakan pada hari Selasa bahwa perintah evakuasi baru oleh Israel telah memaksa mereka dan kelompok kemanusiaan lainnya untuk “menghentikan operasi bantuan, selama situasi yang sudah gawat bagi warga sipil.” “Sangat penting agar para aktor kemanusiaan dapat melanjutkan pekerjaan mereka, tanpa ancaman dari pengungsian atau operasi militer. Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan memfasilitasi akses kemanusiaan setiap saat,” tulis organisasi tersebut di X. Perang saat ini di wilayah Palestina dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika gerilyawan Hamas menyerbu komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera, menurut hitungan Israel. Sejak saat itu, militer Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Palestina, mengusir hampir seluruh 2,3 juta penduduknya dari rumah mereka, menimbulkan kelaparan dan penyakit yang mematikan serta menewaskan setidaknya 40.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa penduduk Gaza semakin diperintahkan oleh Israel “untuk berkumpul di dalam zona yang ditentukan Israel di Al Mawasi, yang hanya mencakup sekitar 41 kilometer persegi atau sekitar 11 persen dari total luas Gaza.” Kantor tersebut mengatakan kepadatan penduduk, dengan kepadatan 30.000 hingga 34.000 individu per kilometer persegi (77.000 hingga 87.000 per mil persegi), telah memperburuk kekurangan sumber daya penting seperti air, sanitasi dan perlengkapan kebersihan, layanan kesehatan, perlindungan dan tempat tinggal. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Putra Mahkota Arab Gelar Pertemuan Darurat

Riyadh — 1miliarsantri.net : Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Riyadh untuk membahas eskalasi militer yang sedang berlangsung di Gaza dan sekitarnya. Hal ini dilaporkan oleh Kantor Berita Saudi (SPA) pada hari Selasa. Selama pertemuan tersebut, MBS menegaskan kembali komitmen Arab Saudi untuk terlibat dengan pihak internasional dan regional guna membantu meredakan situasi. Dia juga menekankan dukungan Kerajaan bagi rakyat Palestina dalam upaya mereka mendapatkan hak-hak yang sah, kehidupan yang bermartabat, serta perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Menurut SPA, diskusi ini dihadiri oleh pejabat tinggi Saudi, termasuk Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman dan Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan. Hadir pula Kepala Intelijen Umum Khalid bin Ali al-Humaidan, serta Duta Besar Saudi untuk Yordania dan Duta Besar non-residen untuk Palestina, Naif bin Bandar al-Sudairi. Dari pihak Palestina, pertemuan ini dihadiri oleh Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina Hussein al-Sheikh, Kepala Intelijen Umum Majid Faraj, Penasihat Diplomatik Dr. Majdi al-Khalidi, dan Duta Besar Palestina untuk Arab Saudi Bassem al-Agha. (dul) Baca juga :

Read More

Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas kembali batal

Gaza — 1miliarsantri.net : Tidak adanya kesepakatan pada hari Ahad (25/8/2024) lalu dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo, Mesir. Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan oleh mediator. Kondisi ini menimbulkan keraguan atas peluang keberhasilan dalam upaya terbaru yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan di Gaza, Palestina. Namun, seorang pejabat senior AS menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai “konstruktif” dengan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut dilakukan dengan semangat dari semua pihak untuk mencapai kesepakatan yang final dan dapat dilaksanakan. “Proses tersebut akan terus berlanjut selama beberapa hari mendatang melalui kelompok kerja untuk lebih lanjut membahas masalah dan rincian yang tersisa,” terang pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim, menambahkan bahwa timnya akan tetap berada di Kairo, dikutip dari laman Times Live, Kamis (29/8/2024). Pembicaraan yang berlangsung selama berbulan-bulan telah gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza. Juga gagal membebaskan para sandera yang tersisa yang ditawan oleh Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel. Berbicara pada konferensi pers di Halifax, Kanada, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington berusaha keras di Kairo untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan. Poin-poin penting yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar termasuk keberadaan Israel di Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir. Para mediator mengajukan sejumlah alternatif terhadap keberadaan pasukan Israel di Koridor Philadelphia dan Koridor Netzarim yang melintasi bagian tengah Jalur Gaza, tetapi tidak ada yang diterima oleh para pihak, kata sumber-sumber Mesir. Israel juga menyatakan keberatan terhadap beberapa tahanan Palestina yang dituntut Hamas untuk dibebaskan, dan Israel menuntut mereka keluar dari Gaza jika dibebaskan, kata sumber-sumber tersebut menambahkan. Telah terjadi banyak perundingan antara tim dari Israel, AS, dan Mesir sejak Kamis pekan lalu untuk mempersempit kesenjangan yang tersisa, kata pejabat senior AS, sebagai persiapan untuk Sabtu, ketika Qatar dan Mesir bertemu dengan perwakilan senior Hamas untuk membahas proposal tersebut secara terperinci. Pada Ahad lalu, pejabat senior dari Israel bergabung dalam pembicaraan untuk membahas masalah-masalah yang belum terselesaikan dengan dukungan para mediator, kata pejabat senior AS tersebut tetapi tidak memberikan penilaian pasti mengenai apakah ada terobosan. Hamas mengatakan Israel telah menarik kembali komitmen untuk menarik pasukan dari koridor tersebut dan mengajukan persyaratan baru lainnya, termasuk penyaringan warga Palestina yang mengungsi saat mereka kembali ke wilayah utara yang lebih padat penduduknya saat gencatan senjata dimulai. “Kami tidak akan menerima diskusi tentang penarikan kembali dari apa yang kami sepakati pada tanggal 2 Juli atau persyaratan baru,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada TV Al-Aqsa milik kelompok tersebut pada Ahad. Pada bulan Juli, Hamas menerima usulan AS untuk memulai perundingan tentang pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan orang-orang, 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza, kata seorang sumber senior Hamas kepada Reuters. Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Ahad setelah mengadakan pembicaraan dengan para mediator, kata pejabat senior Izzat El-Reshiq, seraya menambahkan kelompok itu telah menegaskan kembali tuntutannya bahwa setiap perjanjian harus menetapkan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza, Palestina. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Al-Aqsa di Ambang Kehancuran

Gaza — 1miliarsantri.net : Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengecam pernyataan kepala otoritas keamanan Israel Itamar Ben-Gvir mengenai pembangunan sinagoge di dalam lokasi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, serta menyatakan bahwa pernyataan pejabat Zionis itu sangat kontraproduktif. “Pernyataan semacam ini sangat kontraproduktif. Mereka berisiko memperburuk situasi yang sudah sangat tegang,” terang juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan dalam konferensi pers, Selasa (27/8/2024). Menyoroti sensitivitas seputar status tempat-tempat suci di Yerusalem, Dujarric mengatakan bahwa ada status quo yang disepakati oleh pihak terkait mengenai tempat-tempat suci di Yerusalem yang harus dihormati oleh semua pihak. Dujarric mendesak agar perjanjian tersebut dipatuhi, baik dalam tindakan maupun pernyataan publik, untuk menghindari meningkatnya ketegangan lebih lanjut. Ben-Gvir klaim Yahudi berhak berdoa di Masjid Al-Aqsa dan mengatakan bahwa dia akan membangun sinagoge di titik konflik tersebut. Ucapan Ben-Gvir merupakan pertama kali kepala otoritas keamanan Israel berbicara terbuka mengenai pembangunan sinagoga di dalam Masjid Al-Aqsa. Hal itu sejalan dengan perilakunya beberapa bulan terakhir yang telah berulang kali menyerukan agar umat Yahudi dapat beribadah di tempat tersebut. Seruan Ben-Gvir muncul di tengah serangan berulang ke dalam kompleks tersebut oleh pemukim ilegal Israel di bawah perlindungan kepolisian Israel. Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs paling suci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount) karena percaya bahwa tempat itu adalah lokasi dari dua kuil Yahudi kuno. Terkait pernyataan seorang pejabat senior PBB yang mengatakan bahwa operasi bantuan PBB di Gaza telah dihentikan setelah perintah evakuasi Israel terbaru di Deir al Balah, Dujarric mengatakan Badan untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, masih dapat beroperasi karena mereka melekat dengan penduduk. “Apa yang dimaksud oleh pejabat senior PBB kami adalah para pejabat PBB dan staf kemanusiaan PBB bergerak dan berusaha mencapai berbagai tempat (di Gaza),” pungkasnya. (zul) Baca juga :

Read More

Kisah Mencekam Pasukan Perdamaian PBB

Gaza — 1miliarsantri.net : Di perbatasan sepi antara Lebanon dan Israel, pasukan perdamaian PBB asal Spanyol telah lebih dari 10 bulan terjebak dalam zona perang. Beberapa anggota Pasukan Baret Biru terluka dalam baku tembak antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, yang juga menewaskan puluhan warga sipil Lebanon akibat perang antara Israel dan militan Palestina di Gaza. “Kadang kami harus berlindung karena tembakan… bahkan terkadang di dalam bunker,” papar Alvaro Gonzalez Gavalda, seorang anggota Pasukan Baret Biru di Pangkalan 964 Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL). Untuk mencapai pangkalan, jurnalis AFP yang dikawal konvoi UNIFIL melewati desa-desa yang hampir kosong. Hanya sesekali terlihat toko kelontong atau bengkel mobil yang masih buka di sepanjang jalan, di mana ladang-ladang telah hangus terbakar akibat pemboman. Pangkalan yang dikelilingi kawat berduri dan dilindungi tembok batu tebal ini tak jauh dari kota Khiam, tempat puluhan rumah hancur atau rusak, sekitar lima kilometer dari perbatasan. Di balik tembok perbatasan, kota Metula di Israel terlihat jelas. Kota ini juga telah dikosongkan dari penduduk, sama seperti komunitas lain di kedua sisi perbatasan. Dari menara pengawas, teropong membantu pasukan perdamaian melihat lebih jauh – ke Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel. Wilayah ini sering menjadi sasaran tembakan Hizbullah. Letnan Kolonel Jose Irisarri dari Spanyol mengatakan misi mereka, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 1701, adalah “mengawasi wilayah” dan membantu pemerintah serta angkatan bersenjata Lebanon membangun kendali di selatan Sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel. Resolusi tersebut mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah pada 2006. Resolusi itu menyerukan semua personel bersenjata untuk mundur ke utara Litani, kecuali pasukan keamanan negara Lebanon dan pasukan perdamaian PBB. Meskipun Hizbullah tidak memiliki kehadiran militer yang terlihat di wilayah perbatasan sejak saat itu, kelompok tersebut masih menguasai sebagian besar wilayah selatan. Ketika militan Hamas dari Jalur Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober, memicu perang dengan Israel, Hizbullah membuka apa yang mereka sebut “front dukungan” sehari kemudian, meluncurkan roket dan tembakan lain dari Lebanon selatan ke posisi Israel. “Beberapa desa ini benar-benar kosong. Tidak ada yang tinggal di sana karena risiko dan serangan terus-menerus yang mereka alami,” kata Irisarri. Dewan Keamanan pertama kali membentuk UNIFIL pada tahun 1978 setelah Israel menginvasi Lebanon selatan. Misi mereka diperluas setelah perang 2006. Kini, dengan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas di mana Lebanon akan berada di garis depan, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix mengatakan peran UNIFIL “lebih penting dari sebelumnya.” Kontingen Spanyol yang terdiri dari 650 tentara, yang ditempatkan di beberapa posisi, adalah bagian dari sekitar 10.000 pasukan dari 49 negara dalam misi tersebut. “Ini adalah satu-satunya saluran penghubung antara pihak Israel dan pihak Lebanon dengan semua komponennya, seperti Hizbullah,” kata Lacroix kepada AFP pada awal Agustus. Mandat UNIFIL berakhir pada akhir Agustus dan Lebanon telah meminta perpanjangannya. Kekerasan lintas batas sejak perang Gaza dimulai telah menewaskan 601 orang di Lebanon, sebagian besar pejuang Hizbullah tetapi juga termasuk setidaknya 131 warga sipil, menurut penghitungan AFP. Pihak berwenang Israel telah mengumumkan kematian setidaknya 23 tentara dan 26 warga sipil sejak pertempuran dimulai, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi. Pasukan Spanyol tidak hanya membatasi diri pada misi utama mereka. Mereka juga memberikan “dukungan dan bantuan” kepada penduduk setempat, kata Irisarri. Sebagai contoh, ia mengatakan tim psikologi mereka membantu siswa berkebutuhan khusus. AFP tidak dapat mengunjungi sekolah tersebut selama tur pada hari Jumat, setelah kontingen Spanyol meningkatkan tingkat keamanan menyusul pertukaran tembakan di daerah tersebut. Serangan Israel di Lebanon selatan pada hari Jumat menewaskan tujuh pejuang Hizbullah dan seorang anak setempat, menurut Hizbullah dan kementerian kesehatan Lebanon. Israel mengatakan pesawat militernya telah menyerang target “teroris”. Pasukan perdamaian memiliki sedikit waktu untuk beristirahat, tetapi mereka ditemani dua anjing yang diadopsi. Ketika mereka memiliki waktu luang, “kami pergi ke gym untuk menjaga kebugaran dan juga kami senang menonton film dan berbicara dengan beberapa teman,” kata Gavalda. Dia telah berada di Lebanon sejak Mei. “Kami merindukan keluarga kami,” tetapi internet memungkinkan mereka untuk tetap berhubungan hampir setiap hari, kata Gavalda. Dikelilingi oleh kematian, para tentara telah memasang patung kecil Bunda Maria di dalam kotak kaca pelindung di halaman mereka. (zul) Baca juga :

Read More

Penderitaan Warga Gaza Meningkat Akibat Serangan Israel

Gaza — 1miliarsantri.net : Negosiator gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera kembali bertemu di Kairo pada Sabtu lalu. Mereka membahas proposal kompromi baru untuk menjembatani perbedaan antara Israel dan Hamas. Sementara itu, PBB melaporkan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk, dengan kasus kekurangan gizi melonjak dan polio mulai ditemukan. Menurut otoritas kesehatan Palestina, serangan militer Israel di Gaza pada Sabtu telah menewaskan 50 orang. Korban pertempuran selama 48 jam terakhir masih tergeletak di jalanan tempat pertempuran berlanjut atau terjebak di bawah puing-puing. Dua sumber keamanan Mesir menyatakan delegasi Hamas tiba pada hari Sabtu untuk lebih dekat mengkaji proposal yang muncul dalam pembicaraan utama antara Israel dan negara-negara mediator yaitu Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, diperkirakan akan hadir dalam pembicaraan tersebut. Pembicaraan yang berlangsung selama berbulan-bulan sejauh ini belum menghasilkan terobosan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan Gaza atau membebaskan sisa sandera yang ditawan Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober yang memicu perang. Sumber-sumber Mesir mengatakan proposal baru tersebut mencakup kompromi tentang poin-poin yang masih belum terselesaikan, seperti cara mengamankan area-area kunci dan pemulangan orang-orang ke Gaza utara. Namun, belum ada tanda-tanda terobosan pada poin-poin krusial, termasuk desakan Israel untuk tetap mengendalikan apa yang disebut Koridor Philadelphi, di perbatasan antara Gaza dan Mesir. Hamas menuduh Israel telah mengingkari hal-hal yang sebelumnya telah disepakati dalam pembicaraan, yang dibantah oleh Israel. Kelompok tersebut mengatakan Amerika Serikat tidak menjadi mediator dengan itikad baik. Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terlibat perselisihan dengan negosiator gencatan senjata Israel mengenai apakah pasukan Israel harus tetap berada di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir, menurut seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut. Seorang pejabat Palestina yang familiar dengan upaya mediasi mengatakan masih terlalu dini untuk memprediksi hasil pembicaraan. “Hamas hadir untuk membahas hasil pembicaraan mediator dengan pejabat Israel dan apakah ada cukup indikasi perubahan sikap Netanyahu tentang mencapai kesepakatan,” kata pejabat tersebut. Melanjutkan perang akan memperburuk nasib 2,3 juta penduduk Gaza, yang hampir semuanya menjadi tunawisma di tenda-tenda atau penampungan di antara puing-puing, dengan kekurangan gizi merajalela dan penyakit menyebar, serta membahayakan nyawa sandera Israel yang tersisa. Serangan 7 Oktober menewaskan 1.200 orang menurut perhitungan Israel. Sementara itu, otoritas kesehatan Palestina menyatakan kampanye Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 orang. Badan kemanusiaan PBB OCHA dalam update Jumat lalu menyatakan jumlah bantuan makanan yang masuk ke Gaza pada bulan Juli adalah salah satu yang terendah sejak Oktober, ketika Israel memberlakukan pengepungan penuh. OCHA melaporkan bahwa pada bulan Juli, jumlah anak-anak dengan kekurangan gizi akut di Gaza utara empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan bulan Mei. Sementara di wilayah selatan yang lebih mudah diakses, di mana pertempuran tidak terlalu parah, jumlahnya lebih dari dua kali lipat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat menyatakan seorang bayi berusia 10 bulan telah lumpuh akibat polio, kasus pertama di wilayah tersebut dalam 25 tahun terakhir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan wabah yang lebih luas mengingat kurangnya sanitasi yang layak bagi orang-orang yang tinggal di reruntuhan. Perang yang berkelanjutan juga berisiko menimbulkan eskalasi baru yang besar, dengan Iran masih mempertimbangkan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya bulan lalu. Sementara itu, Jenderal Angkatan Udara AS C.Q. Brown, Ketua Kepala Staf Gabungan, memulai kunjungan yang tidak diumumkan ke Timur Tengah pada hari Sabtu. Tujuannya untuk membahas cara-cara menghindari eskalasi ketegangan baru yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas, saat kawasan tersebut bersiap menghadapi ancaman serangan Iran terhadap Israel. Pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran sejak 7 Oktober telah meningkat baru-baru ini. Hal ini termasuk serangan Israel di seluruh Lebanon selatan dan ke Bekaa, serta lebih banyak tembakan roket Hizbullah ke Israel utara. (zul) Baca juga :

Read More

Para Pendemo Menentang Perang Gaza di Konvensi Nasional Demokrat

Chicago — 1miliarsantri.net : Suasana tegang menyelimuti Chicago saat ribuan demonstran pro-Palestina turun ke jalan. Mereka memprotes kedatangan Presiden Joe Biden untuk pembukaan Konvensi Nasional Partai Demokrat. Aksi ini menjadi bukti nyata penolakan terhadap dukungan pemerintahan Biden untuk Israel dalam konflik Gaza. Setelah berjam-jam berdemonstrasi dengan damai, puluhan pengunjuk rasa berhasil menembus sebagian pagar keamanan. Polisi anti huru-hara langsung diturunkan ke lokasi. Tim keamanan DNC belum memberikan komentar apakah para demonstran ditangkap atau tidak. “Petugas keamanan sedang berada di lokasi dan informasi lebih lanjut akan disampaikan segera,” ujar juru bicara kota Chicago. Teriakan protes semakin keras menjelang penerobosan pagar. Para demonstran berkumpul di taman lingkungan di sisi barat Chicago, menyerukan gencatan senjata. Di tengah keriuhan, massa melampiaskan kekesalan mereka pada Wakil Presiden Kamala Harris, menyebutnya “Kamala Pembunuh”. Polisi Chicago membentuk garis pengamanan di sekeliling taman untuk mengamankan para demonstran. Beberapa petugas berjaga menggunakan sepeda. Meski demikian, kelompok “March on the DNC” ternyata menarik lebih sedikit pendukung dari yang diperkirakan. Mereka berkumpul di taman di luar arena konvensi, beberapa jam sebelum Biden dijadwalkan berpidato. Mereka memulai pawai sejauh satu mil di dekat tempat delegasi Demokrat akan menominasikan Harris sebagai calon mereka untuk menghadapi Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden November mendatang. Awalnya, penyelenggara memperkirakan puluhan ribu demonstran akan hadir, cukup untuk memenuhi taman dan rute pawai. Namun hingga sore hari, hanya beberapa ribu orang yang berkumpul untuk mendengarkan pidato, dan taman hanya terisi setengahnya. Koalisi yang terdiri dari lebih dari 200 kelompok ini memperjuangkan berbagai isu, mulai dari hak reproduksi hingga keadilan rasial. Banyak peserta berasal dari komunitas Palestina dan Arab di Illinois serta negara-negara tetangga. Roman Fritz, salah satu delegasi termuda dari Wisconsin berusia 19 tahun, mengenakan syal bermotif keffiyeh Palestina tradisional. Dia berencana ikut dalam pawai namun tidak berniat mengganggu acara resmi nantinya. Fritz menyatakan dukungannya pada Harris sebagai calon partai untuk mengalahkan Trump. Puluhan delegasi Muslim dan sekutu mereka, yang marah atas dukungan AS terhadap serangan Israel di Gaza, berusaha mengubah platform Demokrat. Mereka berencana menekan partai untuk memberlakukan embargo senjata. Hal ini membuat partai waspada terhadap kemungkinan gangguan pada pidato-pidato penting di konvensi. Beberapa demonstran meragukan partai akan mengubah platformnya. “Itu tidak akan pernah terjadi,” kata Mwalimu Sundiata Keita, yang datang dari Cincinnati, Ohio untuk bergabung dalam protes. “Kebijakan partai adalah mendukung Israel, dan sampai kebijakan itu berubah, begitulah jadinya.” Senan Shaqdeh (54), anggota komite eksekutif Jaringan Organisasi Amerika Palestina, mengatakan bus-bus tambahan dari tempat sejauh Florida diperkirakan akan membawa lebih banyak demonstran ke lokasi pawai sepanjang hari. “Partai Demokrat jangan berharap situasi akan berjalan seperti biasa,” tegas Shaqdeh. Protes besar lainnya dijadwalkan pada hari Kamis, ketika Harris akan secara resmi menerima nominasi. Kelompok-kelompok pro-Palestina telah berbulan-bulan memprotes dukungan militer dan finansial pemerintahan Biden untuk Israel dalam perangnya melawan Hamas. Konflik ini telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina di Gaza, menurut data pejabat kesehatan Gaza. Israel melancarkan serangan setelah diserang pada 7 Oktober oleh militan Hamas yang menewaskan 1.200 orang, menurut data Israel. Protes-protes ini merebak di kampus-kampus AS pada musim semi, dengan polisi membubarkan perkemahan mahasiswa, terkadang setelah konfrontasi antara demonstran dan kontra-demonstran. “Partai Demokrat adalah yang berkuasa. Ini perang mereka. Mereka bertanggung jawab, mereka terlibat, dan mereka bisa menghentikannya,” pungkasnya. (tyo) Baca juga :

Read More