Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon

Tell Aviv — 1miliarsantri.net : Israel melancarkan serangan baru ke Beirut selatan pada Kamis dini hari, beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan presiden terpilih AS Donald Trump membahas tentang “ancaman Iran.” Perdana Menteri Israel menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang mengucapkan selamat kepada Trump, menyebut kemenangannya sebagai “comeback terbesar dalam sejarah.” Melalui telepon pada hari Rabu, keduanya “sepakat untuk bekerja sama demi keamanan Israel” dan “membahas ancaman Iran,” demikian pernyataan dari kantor Netanyahu. Tak lama setelah itu, militer Israel melancarkan serangan terbarunya ke basis utama Hizbullah yang didukung Iran di Beirut selatan, dengan footage media menunjukkan kilatan oranye dan kepulan asap di atas kawasan padat penduduk tersebut. Tentara Israel sebelumnya telah mengeluarkan perintah evakuasi, meminta warga meninggalkan empat lingkungan, termasuk satu yang dekat dengan bandara internasional. Di Lebanon timur, kementerian kesehatan negara itu menyatakan serangan Israel pada hari Rabu menewaskan 40 orang, dengan tim penyelamat menyisir puing-puing mencari korban selamat. “Rangkaian serangan musuh Israel di Lembah Bekaa dan Baalbek” menewaskan “40 orang dan melukai 53 orang,” kata kementerian dalam pernyataannya. Hizbullah telah menegaskan hasil pemilihan AS tidak akan berpengaruh pada perang, yang meningkat pada September ketika militer Israel memperluas fokusnya dari Gaza ke pengamanan perbatasan utaranya dengan Lebanon. Dalam pidato televisi yang direkam sebelum kemenangan Trump namun disiarkan setelahnya, pemimpin baru Hizbullah Naim Qassem mengatakan: “Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih” yang siap bertempur. “Yang akan menghentikan perang ini adalah medan pertempuran,” katanya. Qassem, yang menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pekan lalu, memperingatkan bahwa tidak ada tempat di Israel yang akan “bebas dari serangan.” Hizbullah mengumumkan pada hari Rabu mereka memiliki rudal Fatah 110 buatan Iran, senjata dengan jangkauan 300 kilometer yang oleh pakar militer Riad Kahwaji disebut sebagai “yang paling akurat” milik kelompok tersebut. Kelompok tersebut mengklaim serangkaian serangan ke Israel pada hari Rabu, termasuk dua yang menargetkan pangkalan angkatan laut dekat kota Haifa Israel dan dua dekat pusat bisnis Tel Aviv. Hizbullah memulai kampanye lintas perbatasan intensitas rendahnya tahun lalu untuk mendukung sekutu Hamas setelah serangan militan Palestina 7 Oktober ke Israel. Israel meningkatkan serangan udaranya ke benteng Hizbullah di Lebanon selatan, Beirut dan Lembah Bekaa timur sejak 23 September, mengirim pasukan darat seminggu kemudian. Lebih dari setahun pertempuran di Lebanon telah menewaskan setidaknya 3.050 orang, kata kementerian kesehatan pada hari Rabu. Upaya mengakhiri konflik di Gaza dan Lebanon tetangga sejauh ini berulang kali gagal. Sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden menekan Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata, Washington tetap memberikan dukungan politik dan militer kepada Israel. Banyak yang melihat kembalinya Trump ke Gedung Putih sebagai kemungkinan berkah bagi Israel. Semua presiden AS “mendukung Negara Israel,” kata seorang pria di Yerusalem timur, yang meminta diidentifikasi hanya dengan nama panggilannya Abu Mohammed. Di bawah Trump, “tidak ada yang akan berubah kecuali semakin menurun.” Selama kampanyenya, Trump menyebut dirinya sebagai sekutu terkuat Israel, bahkan mengatakan Biden harus membiarkan Israel “menyelesaikan tugasnya” melawan Hamas di Gaza. “Kembalinya Trump ke kekuasaan… akan membawa kita ke neraka dan akan ada eskalasi yang lebih besar dan lebih sulit,” kata seorang kepala sekolah di kota Ramallah di Tepi Barat. Survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel, 66 persen menurut survei Channel 12 News Israel, berharap melihat Trump menang. Para analis mengatakan Netanyahu juga menginginkan kembalinya Trump, mengingat persahabatan pribadi mereka yang sudah lama dan sikap keras Trump terhadap Iran. Selama masa jabatan pertamanya, Trump memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan membantu normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab di bawah apa yang disebut Perjanjian Abraham. Namun beberapa ahli memperingatkan agar tidak terlalu cepat mengasumsikan posisi Trump tentang “perlakuan Israel terhadap Palestina.” “Tidak jelas apakah dia akan berdiam diri sementara Israel terus de facto menganeksasi Tepi Barat,” kata Mairav Zonszein dari International Crisis Group. Mesir, negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel dan salah satu mediator dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza yang macet, juga mengucapkan selamat kepada Trump. Presiden Abdel Fattah El-Sisi mengatakan kepada Trump dalam telepon bahwa Kairo akan bekerja dengannya “untuk berkontribusi pada stabilitas, perdamaian dan pembangunan di Timur Tengah.” Di Gaza, di mana perang telah mengungsikan sebagian besar penduduk, menyebabkan kelaparan dan kematian meluas, serta menghancurkan rumah sakit, beberapa orang berpegang pada harapan dengan perubahan dalam administrasi AS. “Tidak ada yang tersisa untuk kami, kami menginginkan perdamaian,” kata Mamdouh Al-Jadba, 60 tahun, yang mengungsi ke Kota Gaza dari Jabalia. PBB mengatakan pada hari Rabu kampanye vaksinasi polio di Gaza telah berakhir, dengan lebih dari setengah juta anak divaksinasi meski dalam kondisi perang. Serangan Hamas 7 Oktober 2023 yang memulai perang mengakibatkan 1.206 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan dari angka resmi Israel. Kampanye pembalasan Israel telah menewaskan 43.391 orang di Gaza, mayoritas warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas, yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB. (ric) Baca juga :

Read More

Ketum PBNU Sebut Humanitarian Islam Wacana Global Berbasis Pengalaman Indonesia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan konsep Humanitarian Islam merupakan pengembangan dari pengalaman Indonesia dalam mengelola keragaman. Pernyataan ini disampaikan dalam sambutan pembukaan International Conference on Humanitarian Islam atau Muktamar al-Dawli al-Islam Lil Insaniyah pada Selasa (5/11/2024) di Balairung Universitas Indonesia, Depok. Acara yang dibuka oleh Menteri Agama Nasarudin Umar, mewakili Presiden Prabowo Subianto, menghadirkan cendekiawan dan agamawan dari berbagai negara. Konferensi ini merupakan hasil kerja sama PBNU, Universitas Indonesia (UI), dan Centre for Shared Civilizational Values (CSCV). Gus Yahya menjelaskan, wacana Humanitarian Islam pertama kali diperkenalkan pada 2017 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. “Sejak itu, kami terus melakukan upaya sosialisasi kepada berbagai kalangan di komunitas agama, lingkaran pembuat kebijakan, dan akademisi di seluruh dunia,” ujarnya. Kiai asal Rembang ini menekankan bahwa Humanitarian Islam bukan konsep baru dalam ajaran Islam. “Ini adalah pesan ilahi yang inheren dalam ajaran Rasulullah Muhammad SAW, sebagaimana firman Allah, wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘aalamiin,” jelasnya. Dia menyatakan, pengalaman Indonesia dalam mengelola keragaman layak dibagikan kepada komunitas internasional. “Humanitarian Islam merupakan wacana yang menemukan alurnya dari pengalaman Indonesia dalam menemukan jalan keluar dari berbagai perbedaan,” tegasnya. Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro menyampaikan bahwa filsafat antarbudaya yang berkembang di Indonesia dapat menjadi contoh bagi banyak negara dalam menampilkan Islam sebagai agama yang bisa menjadi solusi konflik di ranah global. “Dengan filsafat antarbudaya, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Islam bukanlah ancaman melainkan solusi bagi perdamaian dunia,” sambung Rektor UI yang biasa disapa Prof. Ari tersebut dalam sambutannya. Sebelumnya, Ari menjelaskan bahwa berkembangnya Islam di Indonesia melalui filsafat antarbudaya yang diimplementasikan oleh Wali Songo dapat menjaga persatuan dalam keberagaman di Indonesia. “Filsafat antarbudaya berusaha memahami dan menghargai pandangan serta nilai-nilai yang dimiliki oleh berbagai budaya yang berbeda,” pungkasnya. (In) Baca juga :

Read More

Pengelolaan Zakat di Indonesia Jadi Referensi Sejumlah Negara

Jakarta — 1miliarsantri.net : Menteri Agama Malaysia, Senator Dato Setia Dr Haji Mohd Na’im Mokhtar mengatakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI harus menjadi contoh bagi seluruh lembaga pengelola zakat di dunia, karena terus berinovasi di tengah perkembangan zaman. “Kesuksesan Baznas di Indonesia menjadi contoh luar biasa. Dengan menerapkan metode pengumpulan zakat secara digital, Baznas telah menjangkau komunitas-komunitas yang kurang terlayani, memastikan penyediaan perawatan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar bagi jutaan orang,” ucap Mohd Na’im melalui keterangan di Jakarta Mohd Na’im menilai inisiatif yang dilakukan Baznas dapat menjadi acuan bersama, bahwa zakat dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan sosial melalui inovasi teknologi. Sebab, katanya, pemanfaatan zakat untuk pemberdayaan umat kian mendesak pada beberapa tahun terakhir. “Dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara si kaya dan si miskin telah melebar ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern,” ujarnya. Menurut Mohd Na’im, zakat bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin di dunia ini. “Zakat, dengan tujuan intrinsiknya untuk mendistribusikan kekayaan, memiliki kekuatan untuk mengatasi ketidakadilan ini, menjangkau mereka yang terpinggirkan dan diabaikan,” sambungnya. Lebih lanjut, Mohd Na’im mengatakan zakat merupakan instrumen yang transformatif, yang juga menjadi sarana untuk memberantas kemiskinan, merangsang aktivitas ekonomi dan memupuk kohesi sosial. “Bayangkan sebuah dunia dimana setiap orang yang mampu memenuhi kewajiban zakat mereka, mendukung pendidikan, perawatan kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan hidup bagi mereka yang membutuhkan. Visi ini dapat dicapai, dan merupakan visi yang harus kita perjuangkan tanpa henti,” tutur Mohd Na’im. Baznas sukses mencapai target pengumpulan zakat (tidak termasuk dana titipan) sebesar Rp1 triliun pada triwulan ketiga tahun 2024, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp882 miliar. Secara terpisah, Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan menyebut keberhasilan ini tak lepas dari sejumlah strategi, seperti penguatan literasi zakat untuk masyarakat, optimalisasi kerja fundraiser, penguatan layanan pemberi zakat, dan digitalisasi untuk kemudahan akses dan transparansi tata kelola zakat. “Baznas juga memaksimalkan branding lembaga untuk membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Baznas sebagai lembaga pengelola zakat yang profesional,” tutup Rizaludin Kurniawan. (rid) Baca juga :

Read More

Menggunakan Parfum Beralkohol Najis

Jakarta — 1miliarsantri.net : Penggunaan parfum beralkohol menjadi hal yang lumrah. Namun, perdebatan mengenai status kehalalan dan kenajisan parfum yang mengandung alkohol masih terus bergulir di kalangan umat Islam. Masalah ini berkaitan erat dengan pemahaman mengenai najisnya alkohol itu sendiri, yang menjadi sumber perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sejumlah ayat Al-Quran mengatur tentang khamr (minuman keras) dan memberikan panduan bagi umat Islam. Selain itu, surat Al-Baqarah ayat 219 juga menyebutkan bahwa ada dosa besar dalam meminum khamr meskipun ada beberapa manfaat. Hadis Rasulullah Muhammad SAW pun menegaskan tentang pengharaman khamr. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Ibn Umar, Nabi bersabda bahwa segala yang memabukkan adalah khamr, dan semua khamr adalah haram. Pernyataan ini semakin mengukuhkan bahwa dan segala bentuk alkohol yang memabukkan tidak diperbolehkan. Berbagai pendapat mengenai status alkohol dalam parfum telah dikemukakan oleh para ulama. Dalam konteks ini, kita perlu membedakan antara alkohol yang dihasilkan dari khamr dan alkohol yang berasal dari sumber lain. Khamr secara umum dianggap najis, sedangkan alkohol yang tidak berasal dari khamr, menurut sebagian ulama, dapat dianggap suci. Fatwa-fatwa yang ada menunjukkan bahwa menggunakan alkohol dari sumber yang halal, seperti yang dihasilkan melalui proses sintesis kimiawi atau fermentasi non-khamr, diperbolehkan. Parfum yang mengandung alkohol dalam hal ini tidak dianggap najis selama tidak ada unsur yang memabukkan dari khamr. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memastikan bahwa parfum yang mereka gunakan tidak mengandung alkohol yang berasal dari khamr. Alkohol memiliki berbagai kegunaan dalam industri, terutama sebagai pelarut dalam produk-produk seperti parfum, kosmetik, dan antiseptik. Dalam hal ini, alkohol berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan aroma sehingga menghasilkan wangi yang lebih menyenangkan. Dengan memahami kegunaan alkohol ini, kita dapat lebih cermat dalam menilai apakah penggunaannya dalam parfum membawa dampak negatif atau sebaliknya. Sebagian ulama berpendapat bahwa karena alkohol yang digunakan dalam parfum tidak mengandung unsur memabukkan, maka parfum tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai najis. Hal ini menjadikan penggunaan parfum beralkohol sebagai pilihan yang sah, asalkan kita memastikan kehalalan sumber alkohol tersebut. Meskipun terdapat pendapat yang menganggap khamr sebagai najis, perlu dibedakan antara alkohol yang memabukkan dengan alkohol yang tidak. Bagi Majelis Tarjih, Parfum yang mengandung alkohol non-khamr dapat digunakan, dengan catatan tetap memperhatikan kehalalan sumber alkohol tersebut. Oleh karena itu, bagi umat Islam yang menggunakan parfum, penting untuk memilih produk yang sesuai dengan prinsip syariah agar tetap dapat menikmati aroma wangi tanpa mengorbankan nilai-nilai agama. (yan) Baca juga :

Read More

Ini Sebab Komunis Mendapat Tempat di Grobogan

Grobogan — 1miliarsantri.net : Grobogan adalah kabupaten dengan wilayah berkapur. Gersang, miskin, memudahkan komunis mendapatkan tempat di hati masyarakat Grobogan. Bagaimana komunis bisa masuk ke Grobogan? Penduduk hanya menanam padi saat musim hujan, sebab tak ada sistem pengairan yang bisa membuat mereka menanam padi di musim kemarau. Wilayah dekat aliran Sungai Serang dan Sungai Lusi menjadi pilihan untuk membangun tempat tinggal, tetapi mereka bisa gagal panen jika curah hujan tinggi, air sungai meluap ke sawah-sawah. Tercatat pada tahun 1902, air Sungai Serang dan Lusi meluap. Petani gagal panen, terjadi paceklik, Penyakit kolera dan memam menyerang, membuat penduduk dari 257 ribu jiwa berkurang menjadi 240 ribu jiwa. Berkurangnya penduduk akibat banyak yang meninggal pertama kali terjadi di Grobogan pada 1849. Saat itu terjadi juga paceklik, penduduk yang semula berjumlah 98.500 jiwa berkurang drastic menjadi 9.000 jiwa. Pada 1880-an terulang kembali. Pada 1880 jumlah penduduk Grobogan ada 276 ribu jiwa. Akibat paceklik dan penyakit, pada 1885 penduduknya tinggal 177 ribu jiwa. Pada 1911, Sarekat Islam sudah masuk Grobogan. Ketika pecah menjadi Sarekat Islam dan Sarekat Merah pada 1912, menurut catatan De Indische Courant pada 1937, rupanya Sarekat Islam Merah mendapat tempat di Grobogan. Sarekat Islam Merah didirikan oleh mereka yang berhaluan komunis dan sebelumnya bergabung di Sarekat Islam. Saraket Islam Merah kemudian berubah nama menjadi Sarekat Rakyat. Komunis menanamkan ketidakpuasan penduduk yang diarahkan kepada penguasa kolonial. Wajar jika kemudian komunisme mendapat dukungan di Grobogan. Sebab, bertahun-tahun penduduk Grobogan menuntut dibuatkan irigasi, tak juga segera dipenuhi oleh pemerintah kolonial. Koran-koran Belanda pun mendorong dibangunnya irigasi di Grobogan untuk mengatasi paceklik di Grobogan, sehingga kasus kelaparan pada 1849 tudak akan terulang lagi. Menurut catatan De Locomotief, pada 1877 sudah direncanakan pembangunan irigasi di Grobogan, namun proyek berhenti karena pejabat berganti. Pada 1893 proyek irigasi di Grobogan akan dimulai lagi, tetapi lagi-lagi terhenti. Alasannya, Grobogan belum memerlukan irigasi, karena sudah tidak ada lagi paceklik di Grobogan. Anggaran irigasi sebesar tiga juta gulden yang sudah disetujui Gubernur Jenderal Hindia Belanda dianggap terlalu besar untuk mengatasi kekeringan di Grobogan. Sebagai gantinya, penduduk Grobogan diberi bibit singkong. Pemerintah kolonial berharap para petani menanam singkong pada musim kemarau, sehingga Grobogan tak akan mengalami kesulitan pangan. Komunis mendapatkan sasaran propaganda di rakyat miskin Grobogan. Ketika terjadi pemberontakan komunis di Semarang pada 1926-1927, ada 43 orang Grobogan yang ditangkap pemerintah kolonial. Komunis yang masuk Grobogan lewat Sarekat Islam rupanya telah memiliki kader militan. Mereka yang ditangkap itu kemudian dibuang ke Boven Digoel. Orang-orang yang dibuang ke Boven Digoel itu dicatat sebagai propagandais dan anggota Sarekat Rakyat. (jeha) Baca juga :

Read More

Hamas Berhasil Bobol Data Pribadi Ribuan Tentara Israel

Tell Aviv — 1miliarsantri.net : Surat kabar “Haaretz” beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa Hamas memiliki data rinci lebih dari 2.000 tentara Israel, yang mengindikasikan bahwa perlawanan Palestina membocorkan data mereka untuk “membalaskan dendam para pembunuh anak-anak Gaza”. Keberhasilan jihad siber Perlawanan Islam Hamas telah membongkar data pribadi ribuan tentara Israel. Menurut surat kabar tersebut, Hamas telah membuat file terperinci untuk sejumlah besar tentara Israel, termasuk nama lengkap tentara, pangkalan atau unit kerjanya, nomor ID, nomor ponsel, alamat email, akun media sosial, nama anggota keluarganya, dan terkadang kata sandi, nomor plat mobil, nomor kartu kredit, dan informasi rekening bank. Surat kabar Israel tersebut mencontohkan beberapa tentara seperti “Y” yang bekerja sebagai teknisi utama di skuadron pesawat tempur, “Z” yang menduduki peran penting dalam sistem pertahanan udara Israel, “S” yang memiliki akses terhadap teknologi canggih, dan “K” pilot di angkatan udara, dan mengatakan bahwa kesamaan di antara mereka adalah bahwa nama-nama mereka termasuk di antara daftar intelijen yang terperinci yang disiapkan oleh Hamas. Berkas-berkas tentang para tentara itu panjangnya berkisar dari beberapa halaman hingga lebih dari 200 halaman, dan telah beredar di dunia maya selama beberapa bulan, diterbitkan ulang dan dibagikan oleh sekelompok jurnalis investigasi internasional yang dipimpin oleh Paper Trail Media yang bekerja sama dengan Die Zeit dan ZDF di Jerman, Der Standard di Austria, dan Haaretz di Israel. Laporan-laporan tentang tentara Israel itu disusun melalui kombinasi informasi yang bocor atau diambil dari peretasan yang kemungkinan besar menyasar situs web non-IDF, serta informasi yang dikumpulkan dari jejaring sosial, basis data publik, dan bocoran-bocoran sebelumnya. Menurut surat kabar Israel, file-file ini dibuat dengan menggunakan alat otomatis yang dikenal sebagai Profiler, yang mampu mengumpulkan, menganalisis, dan memadukan informasi dari sumber-sumber terbuka untuk membuat profil terperinci dari target intelijen. Dengan cara ini, informasi pribadi yang sensitif dari ribuan orang yang bertugas atau pernah bertugas di berbagai pangkalan IAF dikumpulkan. Menurut para ahli, pembobolan tersebut – yang disebut Haaretz sebagai “mimpi buruk dunia maya” – menunjukkan bagaimana kurangnya penerapan standar keamanan dunia maya pada berbagai badan di Israel membantu Hamas mendapatkan informasi yang dapat mengekspos ribuan warga Israel ke sejumlah ancaman yang berbeda, mulai dari pembalasan dendam, penganiayaan dan pencemaran nama baik, hingga menjadi target pengawasan intelijen tingkat lanjut, atau ancaman hukum di luar negeri. Surat kabar “Israel Today” mengatakan beberapa bulan yang lalu bahwa Hamas berhasil, sebelum 7 Oktober lalu (banjir Al-Aqsa), mengakses puluhan kamera, termasuk sejumlah besar di dalam kibbutzim (pemukiman pertanian militer) di perbatasan Jalur Gaza, dengan mencatat bahwa tentara Israel mengakui bahwa apa yang disebut sebagai “masalah kamera” telah dilaporkan, tetapi masalah ini tidak ditangani dengan kecepatan yang diperlukan. Surat kabar itu juga menambahkan bahwa kemampuan intelijen Hamas menjadi jelas bagi warga Israel hanya setelah IDF memasuki Gaza dan menyita data di server bawah tanah Hamas dan komputer yang terhubung dengannya, dan apa yang terungkap membuat para pejabat intelijen Israel tidak bisa berkata apa-apa, demikian menurut Israel Today. (tim) Baca juga :

Read More

Ponpes Berprestasi di Sektor Ekonomi Ramaikan ISEF 2024

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kemandirian Pondok Pesantren dalam hal ekonomi menunjukkan kemajuannya. Dengan memanfaatkan kemampuan santri dalam berbagai sektor, sejumlah pondok pesantren dari berbagai daerah mampu unjuk gigi dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024. Acara tersebut merupakan perhelatan rutin yang digelar Bank Indonesia (BI). Puncak acara ISEF berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC). Tampak di sana, pesantren-pesantren tersebut bahkan memiliki booth sendiri untuk memamerkan produk-produk buatan para santrinya. Ada pun produk mereka berupa kuliner atau makanan dan minuman hingga jenis usaha pertanian dan tanaman hias. Salah satu pondok pesantren yang mengantarkan santrinya pada festival ini, sekaligus membuka booth di ISEF 2024 yaitu Pondok Pesantren Al-Faruqi Riau. Tak main-main prestasi yang ditorehkan santri dari Pondok Pesantren ini. Mereka berhasil menjuarai di beberapa kompetisi seperti kompetisi kategori pesantren unggulan hingga kompetisi chef. “Di Sumatera dalam Festival Ekonomi Syariah (FESsyar), untuk kategori Pesantren Unggulan kami juara 3, lalu Kompetisi Chef Indoensia juara 1, dan Kompetisi Fesyen juara 1,” terang Handika Yeli Puspita, guru dari Pondok Pesantren Al Faruqi, Riau saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta. Berangkat dari Batam, Yeli beserta santri-santrinya memiliki impian besar untuk pulang dengan membawa gelar juara di berbagai kategori yang mereka ikuti. Dalam lomba Chef Indonesia di Sumatera, saat babak penyisihan, Yeli menguangkapan santrin7a membuat Fish Rolade dengan bahan baku ikan Baung, khas Riau. “Ikan Baung digulung seperti rollade di-fusion-kan. Di lomba sekarang ini, santri kami mau bikin Asam Padeh Ikan Gabus. Mohon doanya supaya santri kami bisa menang,” imbuhnya. Sementara untuk booth, ia menjelaskan hanya produk cookies yang ditawarkan. “Yang di booth ini hasil kurasi lomba di Bandung. Jadi di booth ini sebenarnya ada 2 pondok pesantren yaitu kami dan Darul Huda. Sama-sama dari Riau semua, hanya beda Kabupaten.” Sebagai guru tentu Yeli merasa bangga terhadap anak didiknya karena telah maju sejauh ini. Menurutnya tidak hanya menjadi pemenang melainkan juga semangat dan pengalaman yang didapat para santri merupakan hal yang tak ternilai. “Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini sangat banyak mendapatkan kreativitas untuk meningkatkan kompetensi siswa kami.” Sebelumnya, diakui Yeli, Pondok Pesantre-nya sempat mengalami kegagalan. Di tahun pertama mereka ikut serta yaitu ISEF 2023, pihaknya tidak berhasil memenangkan kompetisi. Sementara itu, Dyah dari Tim Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM (FPPU) Syariah Bank Indonesia mengatakan, pihaknya begitu mendukung para pondok pesantren untuk bisa maju dan mandiri dalam hal ekonomi di berbagai sektor. “Bank Indonesia berusaha mengeksplorasi potensi pesantren agar bisa mandiri dari segi bisnis usahanya. Tugas kami adalah membina pesantren tersebut,” tandasnya. Dyah menambahkan, para pemenang lomba dari berbagai daerah bisa tampil di puncak acara ISEF 2024. “Produk apa saja boleh, yang penting halal. Tidak harus makanan, sebelah sana ada juga sektor pertanian dan tanaman hias.” Melihat antusiasme para pondok pesantren yang mengikuti festival ini, Dyah menilai setiap tahunnya ISEF berjalan dengan baik. “Antusiasme, respons positif juga kami dapat tiap tahun. Kurasi makin ketat. Jadi yang tampil di sini yang sudah juara,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Muhammadiyah Berencana Dirikan Museum Kekejaman Israel di Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni, menyampaikan rencana Muhammadiyah untuk mendirikan museum yang akan mendokumentasikan penderitaan rakyat Palestina akibat agresi Israel. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Grand IKADI Award 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat-Ahad (1-3/11). Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan dai nasional dengan tema “Menebar Islam Rahmatan Lil’alamin Menyongsong Indonesia Maju dan Perdamaian Dunia.” Syafiq mengungkapkan bahwa Muhammadiyah telah mempersiapkan konsep museum yang mirip dengan Museum Holocaust, tetapi berfokus pada pengalaman rakyat Palestina sebagai korban kekejaman yang dilakukan oleh Israel. “Kami sesungguhnya sudah 8 bulan ini merencanakan untuk membangun sebuah museum semacam museum Holocaust dengan korban masyarakat Palestina yang dilakukan oleh Zionis Israel,” jelas Guru Besar Studi Islam ini. Pada awalnya, Muhammadiyah sempat mendapatkan lokasi di Jakarta, namun menghadapi kendala dalam pengadaan tempat. “Ya semula kita sudah mendapatkan satu tempat di Jakarta tapi kemudian Ee tidak jadi. Lalu kita sekarang masih mencari tempat,” ujar Syafiq. Muhammadiyah juga membuka peluang untuk mempertimbangkan lokasi lain di luar Jakarta jika kesulitan tempat ini terus berlanjut. Syafiq pun mengajak para dai yang hadir untuk turut membantu dalam merealisasikan museum tersebut. “Mungkin tidak harus di Jakarta, mungkin bisa di tempat lain, dan ini akan menjadi pelajaran yang sangat penting bahwa telah terjadi kezaliman, telah terjadi kejahatan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat kepada masyarakat yang lain,” tambahnya. Museum ini diharapkan menjadi pusat edukasi dan pengingat akan penderitaan rakyat Palestina, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perjuangan hak asasi manusia dan perdamaian di Timur Tengah. Inisiatif ini merupakan bentuk solidaritas internasional yang ditegaskan oleh Muhammadiyah sebagai bagian dari gerakan Islam rahmatan lil’alamin. (wink) Baca juga :

Read More

Dampak Kelaparan di Gaza Bikin Trauma Mendalam bagi Warga Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : Krisis kelaparan di Gaza kini memberikan dampak mengejutkan bagi warga Palestina di berbagai wilayah. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada 9 Oktober 2023 mengumumkan kebijakan keras: “Tidak akan ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar” yang diizinkan masuk ke Gaza. Alasan di balik kebijakan ini adalah klaim bahwa Israel “sedang melawan manusia-manusia binatang”. Dua minggu kemudian, situasi semakin mencekam ketika anggota parlemen Israel, Tally Gotliv, membuat pernyataan mengejutkan. Dia menegaskan bahwa tanpa membuat penduduk Gaza kelaparan dan kehausan, mereka tidak akan bisa mendapatkan informasi intelijen dengan iming-iming makanan, minuman, dan obat-obatan. Selama beberapa bulan berikutnya, Israel melancarkan aksi yang lebih dari sekadar memblokir bantuan kemanusiaan. Mereka secara sistematis menghancurkan infrastruktur pangan Gaza, mulai dari lahan pertanian, toko roti, penggilingan, hingga gudang penyimpanan makanan. Strategi ini tidak hanya bertujuan menundukkan semangat rakyat Palestina, tapi telah memakan banyak korban di Gaza, terutama bayi dan anak-anak. Yang lebih mengejutkan, dampaknya kini meluas hingga ke wilayah Palestina lainnya. Sebagai profesional kesehatan mental, saya menyaksikan langsung bagaimana hukuman kolektif ini berdampak pada psikologis dan fisik warga di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki. Banyak pemuda Palestina mengalami gangguan pola makan, masalah dengan tubuh mereka, dan krisis identitas sosial serta nasional akibat kengerian yang mereka saksikan setiap hari. Proses penyembuhan membutuhkan pendekatan yang jauh lebih kompleks, tidak hanya menangani trauma individual tapi juga trauma politik dan historis yang telah mengakar di masyarakat. Untuk memahami efek kelaparan sebagai senjata, kita perlu melihat konteks sosial dan psikologis yang lebih luas. Ignacio Martín-Baró, tokoh terkemuka dalam psikologi pembebasan, menyatakan bahwa trauma diproduksi secara sosial. Artinya, trauma bukan hanya pengalaman individu, tapi tertanam dan diperparah oleh kondisi dan struktur sosial di sekitar individu tersebut. Di Gaza, struktur yang menciptakan trauma meliputi pengepungan berkelanjutan, agresi yang mengarah pada genosida, dan perampasan sumber daya penting seperti makanan, air, dan obat-obatan. Trauma ini diperparah oleh ingatan kolektif penderitaan selama Nakba (pembersihan etnis massal warga Palestina tahun 1947-8) dan pengusiran serta penindasan sistematis yang terus berlanjut. Dalam lingkungan seperti ini, trauma bukan sekadar pengalaman pribadi tapi realitas kolektif yang mengakar secara sosial dan politik. Meskipun warga Palestina di luar Gaza tidak mengalami langsung kekerasan yang terjadi di sana, mereka terpapar gambar dan cerita mengerikan tentangnya setiap hari. Kelaparan sistematis yang dialami penduduk Gaza menjadi pengalaman traumatis tersendiri untuk disaksikan. Dalam hitungan minggu setelah pernyataan Gallant, kelangkaan pangan mulai terasa di Gaza. Pada Januari, harga bahan makanan melonjak drastis, terutama di Gaza Utara, di mana seorang rekan memberi tahu saya dia harus membayar $200 (sekitar Rp 3,2 juta) untuk sebuah labu. Sekitar waktu ini, mulai muncul laporan warga Palestina terpaksa mencampur pakan ternak dengan tepung untuk membuat roti. Pada Februari, gambar-gambar bayi dan anak-anak Palestina yang meninggal karena kekurangan gizi mulai membanjiri media sosial. Pada Maret, UNICEF melaporkan fakta mengejutkan: 1 dari 3 anak di bawah usia 2 tahun di Gaza Utara mengalami malnutrisi akut. Situasi semakin memburuk pada April, ketika Oxfam memperkirakan asupan makanan rata-rata warga Gaza Utara hanya 245 kalori per hari atau sekitar 12 persen dari kebutuhan harian normal. Sekitar waktu yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan 32 warga Palestina, termasuk 28 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan, meski angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. Beredar juga cerita-cerita mencekam tentang warga Palestina yang tertembak saat menunggu distribusi bantuan makanan, atau tenggelam di laut saat mengejar bantuan makanan yang dijatuhkan dari udara oleh negara-negara yang mendukung perang Israel di Gaza. Dalam sebuah surat yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet pada 22 April, Dr. Abdullah al-Jamal, satu-satunya psikiater yang tersisa di Gaza Utara, mengungkapkan bahwa layanan kesehatan mental telah hancur total. Dia menambahkan: “Masalah terbesar saat ini di Gaza, terutama di utara, adalah kelaparan dan tidak adanya keamanan. Polisi tidak bisa beroperasi karena langsung menjadi target drone mata-mata dan pesawat saat mencoba membangun ketertiban. Kelompok bersenjata yang bekerja sama dengan pasukan Israel mengendalikan distribusi dan harga makanan serta obat-obatan yang masuk ke Gaza sebagai bantuan, termasuk yang dijatuhkan dengan parasut. Beberapa bahan makanan, seperti tepung, harganya melonjak berkali-kali lipat, memperparah krisis yang dialami penduduk di sini.” Dampak kelaparan di Gaza telah menciptakan gelombang trauma psikologis dan fisik di seluruh komunitas Palestina. Dalam praktik klinis saya di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki, saya menemukan beberapa kasus yang menggambarkan bagaimana trauma kelaparan di Gaza tercermin dalam kehidupan anak-anak Palestina jauh dari zona konflik. Ali, remaja 17 tahun dari Tepi Barat, mengalami perubahan perilaku makan dan kehilangan berat badan 8 kg dalam dua bulan setelah temannya ditahan pasukan Israel. Meski mengalami penurunan berat badan signifikan, dia menolak mengakui kesedihannya, bersikeras bahwa “penjara membuat laki-laki.” Namun, dia bisa lebih terbuka mengungkapkan kemarahannya tentang kondisi di Gaza, dan gangguan pola tidurnya menunjukkan dampak psikologis yang dalam. “Saya tidak bisa berhenti menonton pemboman dan kelaparan di Gaza, saya merasa sangat tidak berdaya.” Hilangnya nafsu makan Ali adalah manifestasi dari kemarahan dan kesedihan yang dia pendam, mencerminkan trauma sosial yang lebih luas. Salma, gadis berusia 11 tahun, ketahuan menyimpan kaleng makanan, botol air, dan kacang-kacangan kering di kamarnya. Dia mengatakan sedang “mempersiapkan diri untuk genosida” di Tepi Barat. Ayah Salma melaporkan bahwa putrinya menjadi “histeris” ketika dia membawa pulang makanan mahal seperti daging atau buah. Penurunan asupan makanan dan penolakannya untuk makan, yang memburuk selama bulan Ramadan, menunjukkan kecemasan dan rasa bersalah yang mendalam tentang kelaparan anak-anak di Gaza. Layla, gadis 13 tahun, mengalami gejala misterius berupa ketidakmampuan makan. Dia menggambarkan sensasi bahwa “ada sesuatu di tenggorokanku yang mencegahku makan; ada duri yang menghalangi kerongkonganku.” Meski sudah menjalani pemeriksaan medis menyeluruh, tidak ditemukan penyebab fisik. Diskusi lebih lanjut mengungkapkan bahwa ayah Layla ditangkap pasukan Israel dan dia tidak mendengar kabar apapun sejak saat itu. Ketidakmampuan Layla untuk makan adalah respons psikosomatis terhadap trauma penahanan ayahnya dan kesadarannya akan kelaparan, penyiksaan, dan kekerasan yang dialami tahanan politik Palestina. Riham, gadis 15 tahun, mengalami muntah berulang tanpa disengaja dan rasa jijik mendalam terhadap makanan, terutama daging. Keluarganya memiliki riwayat obesitas dan operasi lambung, tapi dia membantah ada masalah dengan citra tubuhnya. Dia mengatakan muntahnya dipicu oleh gambar-gambar darah dan tubuh yang terpotong-potong yang…

Read More

Kurangi Konsumsi Garam untuk Menjaga Kesehatan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Garam menjadi salah satu kunci penyedap makanan agar menjadi bercita rasa. Namun jika dikonsumsi terlalu tinggi diidentifikasi sebagai penyebab utama berbagai masalah kesehatan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Ahli gizi dan peneliti pola makan sehat, Leony Susan mengatakan bahwa penggunaan monosodium glutamate (MSG) kini mulai diperhatikan sebagai solusi efektif menikmati makanan sehat tanpa garam berlebih. “MSG telah lama digunakan sebagai penambah rasa umami, yang dapat meningkatkan cita rasa makanan tanpa perlu menambah banyak garam,” terang Leony dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (5/11/2024). Leony Susan menyampaikan, masalah asupan garam berlebihan semakin menjadi perhatian di masyarakat modern. Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa garam berlebih tidak hanya berasal dari garam yang ditambahkan sendiri, tetapi juga dari makanan olahan dan siap saji. Oleh karena itu, pengurangan konsumsi garam menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Menurut Leony, rasa umami dari MSG memungkinkan orang untuk mengurangi asupan natrium tanpa mengorbankan kualitas rasa makanan. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa MSG aman digunakan dalam jumlah yang wajar, dan klaim negatif tentang MSG seperti sindrom restoran China, telah dibantah oleh banyak studi ilmiah. “Mengurangi garam bukan berarti harus mengorbankan rasa. Dengan MSG, kita bisa mendapatkan rasa yang kaya dengan lebih sedikit natrium. Ini adalah langkah cerdas untuk kesehatan jangka panjang,” pungkasnya. (Iin) Baca juga :

Read More