Pahlawan dari Muhammadiyah ini pernah disuntik zat kimia berbahaya oleh Jepang

Surabaya — 1miliarsantri.net : Organisasi Muhammadiyah, yang kini memasuki ulang tahun (milad) ke-112 sejak didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912, memiliki hubungan erat dengan sosok KH Mas Mansur. Dia merupakan sosok Pahlawan Nasional Indonesia yang tidak lain adalah pendiri Muhammadiyah Cabang Surabaya pada 17 April 1921. Sembilan tahun setelah organisasi tersebut berdiri di Yogyakarta. KH Mas Mansur lahir pada 25 Juni 1896 di Kampung Sawahan, Surabaya, dan wafat pada usia 50 tahun pada 25 April 1946. KH Mas Mansur adalah putra KH Mas Ahmad Marzoeki, seorang imam Masjid Ampel, dan Hj Raudhah Sagipoddin dari keluarga pesantren di Sidoresmo, Surabaya. Ketertarikan KH Mas Mansur terhadap metode dakwah KH Ahmad Dahlan menjadi salah satu alasan utama ulama kharismatik itu bergabung dengan Muhammadiyah. Ketertarikan tokoh besar itu diungkap dalam buku “KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur”, yang awalnya merupakan skripsi karya DR H. Syaifullah, M.Ag.,. Buku yang mengupas perjalanan hidup KH Mas Mansur, mulai dari masa mudanya hingga perannya sebagai tokoh nasional, itu kemudian diterbitkan lewat suntingan naskah oleh PW Muhammadiyah Jatim, H. Nadjib Hamid. Dalam bedah buku “KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur” di Surabaya (27/10/2024) lalu, diceritakan masa muda KH Mas Mansur diisi dengan pendidikan di Pesantren Syaikhona Cholil, Bangkalan, Madura, di mana ia bertemu KH Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Setelah dua tahun mondok di Bangkalan, KH Mas Mansur berangkat ke Mekkah pada usia 12 tahun bersama KH Wahab Hasbullah. Kedua kawan akrab itu agaknya mewarisi “keakraban” KHM Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang juga sama-sama pernah mondok di pesantren Bangkalan. Keberadaan keduanya untuk belajar itu juga menandai “pertemuan” KHM Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan di Mekkah. Ada sebuah tugu/prasasti yang menandai pertemuan kedua tokoh dari dua organisasi besar di Indonesia itu. Di Mekkah, KH Mas Mansur menyaksikan gejolak Perang Dunia I, yang membuat KH Wahab Hasbullah kembali ke Indonesia, sementara KH Mas Mansur melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Mesir, selama empat tahun. Di Mesir, ia terpengaruh oleh pemikiran modernisme Islam dari Syeikh Rasyid Ridha, murid modernis Muhammad Abduh. Sepulangnya ke Indonesia pada 1915 saat berusia 19 tahun, KH Mas Mansur tidak ke Surabaya lebih dulu melainkan langsung menuju Yogyakarta untuk bertemu KH Ahmad Dahlan. Dalam pertemuan itu, ia terkesan dengan metode “tafsir langsung action” KH Ahmad Dahlan, seperti penafsiran QS Al-Maun yang diwujudkan dalam aksi nyata berupa pendirian PKU Muhammadiyah (sosial), rumah sakit pendidikan (kesehatan), dan aksi kemasyarakatan atau kegiatan sosial lainnya. Sapu kawat Jawa Timur Pada 1921, enam tahun setelah kembali ke Indonesia, KH Mas Mansur meminta KH Ahmad Dahlan datang ke Surabaya dan menginap di tempat tinggalnya. Dalam kesempatan itu, KH Mas Mansur menyatakan bergabung dengan Muhammadiyah dan ditunjuk sebagai Ketua Muhammadiyah Cabang Surabaya pada 17 April 1921. KH Ahmad Dahlan menggambarkan KH Mas Mansur sebagai “sapu kawat Jawa Timur,” yang melambangkan kemampuan KH Mas Mansur menyelesaikan berbagai persoalan, dari a sampai z. Dari kepemimpinan di Surabaya, KH Mas Mansur terus naik ke posisi strategis di Muhammadiyah, dari PWM Jatim hingga PP Muhammadiyah, termasuk mengusulkan pembentukan Majelis Tarjih pada 1927 dan lebih mengimplementasikan “gaya” KH Ahmad Dahlan.. Di tingkat pusat, KH Mas Mansur berperan dalam mengembangkan metode dakwah yang lebih modern dan terorganisasi. Tidak hanya dikenal sebagai ulama, KH Mas Mansur juga sebagai aktivis pergerakan nasional. Ketika belajar di Yogyakarta, ia juga mengajar dan tinggal di kompleks rumah guru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, yang bersebelahan dengan rumah Bung Karno. KH Mas Mansur sempat menjadi saksi sekaligus penghulu dalam pernikahan Bung Karno dengan Fatmawati. Di Surabaya, ia aktif berdiskusi dengan tokoh pergerakan seperti HOS Tjokroaminoto. Pada 1937-1943, KH Mas Mansur bersama Ki Bagus Hadikusumo menjadi anggota PPKI dan pada tahun 1943 di BPUPKI, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan negara Indonesia. “KH Mas Mansur memang merupakan sosok yang lengkap, beliau merupakan agamawan, pendidik, politik/orator, dan jurnalis/redaktur,” kata Dr. H. Syaifullah MAg. KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur”. KH Mas Mansur dikenal sebagai “4 serangkai “ dalam MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia) yakni Wahono/ketua, KH Wahab Hasbullah, KH Ahmad Dahlan Achyat, dan KH Mas Mansur,” dan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), bersama tokoh-tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. KH Mas Mansur wafat pada 25 April 1946 dalam usia yang relatif muda akibat perlakuan buruk dari pihak NICA. KH Mas Mansur dipenjara dua kali karena dianggap berkolaborasi dengan Jepang, meskipun kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan tidak diragukan. Penyiksaan di penjara, termasuk suntikan zat kimia berbahaya, mengakibatkan kerusakan saraf yang pada akhirnya merenggut nyawanya. “Saat keponakannya membesuk di penjara pun diancam macam-macam, namun dimaklumi karena faktor syaraf itu,” ungkap Syaifullah. Meskipun begitu, jasa beliau diakui oleh pemerintah dengan dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 162 Tahun 1964. Warisan dan pemikiran KH Mas Mansur Selain aktif dalam kegiatan agama, KH Mas Mansur, tokoh kelahiran Kampung sawahan (Jl Kalimas Udik) Surabaya itu juga aktif berorganisasi dan termasuk akrab dengan proklamator Indonesia Bung Karno. KH Mas Mansur yang menempuh pendidikan di berbagai pesantren itu juga terlibat dalam pendirian organisasi seperti Syarikat Islam, Madrasah Nahdlatul Wathan serta Majelis Taswirul Afkar. KH Mas Mansur mendirikan Syarikat Islam bersama HOS Tjokroaminoto (1915), mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan (Jl Kawatan VI/26, Surabaya) bersama KH Wahab Hasbullah (1916) serta Majelis Taswirul Afkar (Bersama KH Wahab Hasbulah dan KH Dahlan Akhyat) yang fokus pada perjuangan dan patriotisme. Yang menarik, Madrasah Nahdlatul Wathan dan Majelis Taswirul Afkar adalah embrio cikal bakal lahirnya NU pada 1926. Namun, KH Mas Mansur lebih memilih bergabung dengan Muhammadiyah karena fokusnya pada organisasi sosial. Selain organisatoris, KH Mas Mansur yang ditunjuk memimpin Muhammadiyah Cabang di Surabaya pada 1921 itu juga pemikir Islam yang sering menuliskan pemikirannya di media massa, yakni Soeara Santri dan Djinem. “KH Mas Mansur akhirnya meninggalkan Syarikat Islam, karena lebih suka organisasi sosial,” kata Afan Fahmi. Perjalanan organisasi KH Mas Mansur tercatat bergerak mulai dari partai PSI pada 1926 hingga PSI pecah pada 1927, karena sikap pro-Belanda yang mengakibatkan KH Mas Mansur keluar. Lalu Kiai besar itu bergabung dengan PII (Pastai Islam Indonesia) di Solo (1938), Partai Gabungan Politik Islam (GAMPI) pada 1939 dan tahun…

Read More

Brigade Al-Quds menembaki kendaraan pendudukan Israel di Beit Lahia

Gaza — 1miliarsantri.net : Sayap militer kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan tank Merkava Israel dengan peluru Yassin 105 di pusat kota Beit Lahia, di jalur Gaza bagian utara. Para pejuang dilaporkan berhasil menargetkan pasukan infanteri Israel, yang terdiri dari 12 tentara, dengan rudal anti-personel. Selain itu, pihak perlawanan mengatakan bahwa para pejuang mereka berhasil menembaki lima tentara Israel di daerah Al-Jawani, juga di Beit Lahia, dilaporkan dari Palestine Chronicle. Sementara itu, Brigade Al-Quds menyatakan, mereka telah menembaki kendaraan pendudukan Israel dan tentara IDF di pusat Beit Lahia dengan peluru mortir kaliber 60. Kelompok perjuangan mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel yang menembus daerah Atatra, sebelah barat Beit Lahiya, dengan meledakkan bom barel berdaya ledak tinggi yang telah ditanam sebelumnya. Brigade Al-Quds, menurut sebuah pernyataan, menembaki perkumpulan tentara pendudukan Israel yang ditempatkan di perbatasan Palestina-Mesir, sebelah selatan Rafah. Laporan tersebut dilansir dari pernyataan terbaru dari dua kelompok perlawanan utama di Gaza yang dikomunikasikan pihak perlawanan lewat saluran Telegram mereka. Operasi tersebut berlangsung pada Senin (18/11/2024). Otoritas Palestina (PA) menuding Pemerintahan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas berlanjutnya pertumpahan darah di jalur Gaza di tengah serangan mematikan Israel terhadap wilayah tersebut. Hampir 44 ribu orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 103.600 lainnya terluka akibat serbuan tanpa jeda Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober lalu. “Kami sepenuhnya menyalahkan pemerintahan AS atas berlanjutnya agresi berdarah ini karena perlindungan politiknya terhadap pendudukan Israel,” ujar juru bicara PA, Nabil Abu Rudeineh, dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa dukungan AS memungkinkan Israel “menghindari pertanggungjawaban dan mengabaikan resolusi hukum internasional.” “Pasukan pendudukan Israel menerjemahkan dukungan terus-menerus AS menjadi pembantaian genosida, dengan pembunuhan massal yang merenggut nyawa puluhan anak-anak dan perempuan,” tambahnya. Setidaknya 96 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza bagian utara dan tengah pada Minggu (17/11/2024), menurut otoritas lokal di wilayah tersebut. Juru bicara Palestina itu mendesak Washington untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangannya terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat. “Jika (pertumpahan darah) ini terus berlanjut, seluruh kawasan berisiko terjerumus dalam perang berkepanjangan, dan tidak ada yang akan bisa menikmati kedamaian atau stabilitas,” tutupnya sembari memperingatkan. (zul) Baca juga :

Read More

Lagu tertua di dunia ditemukan sekitar abad ke-14 SM

Jakarta — 1miliarsantri.net : Para arkeolog telah menemukan seruling primitif yang terbuat dari tulang dan gading yang berasal dari 43.000 tahun yang lalu, dan kemungkinan besar banyak gaya musik kuno telah dilestarikan dalam tradisi lisan. Namun, jika menyangkut lagu-lagu tertentu, seperti apa lagu tertua di dunia? Yang dapat terdeteksi bisa dibilang masih relatif baru. Melansir History, fragmen notasi musik paling awal ditemukan pada lempengan tanah liat Sumeria berusia 4.000 tahun, yang mencakup instruksi dan nada untuk himne yang menghormati penguasa Lipit-Ishtar. Namun untuk judul lagu tertua yang pernah ada, sebagian besar sejarawan menunjuk kepada “Hurrian Hymn No. 6”, sebuah ode untuk Dewi Nikkal yang digubah dalam aksara paku atau prasasti oleh orang Hurrian kuno sekitar abad ke-14 SM. Lempengan tanah liat yang berisi nada tersebut digali pada 1950-an dari reruntuhan kota Ugarit, Suriah. Bersama dengan seperangkat notasi musik yang hampir lengkap, mereka juga menyertakan instruksi khusus tentang cara memainkan lagu tersebut pada sejenis kecapi bersenar sembilan. Ada juga beberapa upaya untuk memecahkan kode “Hurrian Hymn No. 6”, tetapi karena kesulitan dalam menerjemahkan prasasti kunonya, jadi tidak ada versi yang pasti. Salah satu interpretasi yang paling populer muncul pada tahun 2009, ketika komposer Suriah, Malek Jandali, membawakan himne kuno tersebut dengan orkestra lengkap. “Hurrian Hymn No. 6” dianggap sebagai melodi tertua di dunia, tetapi komposisi musik tertua yang bertahan secara keseluruhan adalah lagu Yunani abad pertama Masehi yang dikenal sebagai “Seikilos Epitaph”. Lagu tersebut ditemukan terukir pada kolom marmer kuno yang digunakan untuk menandai makam seorang wanita di Turki. Saya adalah batu nisan, sebuah gambar. Seikilos menempatkan saya di sini sebagai tanda abadi kenangan abadi,” demikian bunyi sebuah prasasti. Kolom tersebut juga menyertakan notasi musik serta seperangkat lirik pendek yang berbunyi, ‘Selama Anda hidup, bersinarlah / Jangan bersedih sama sekali / Hidup hanya ada untuk sementara waktu / Dan waktu menuntut pengorbanannya’. Prasasti yang terpelihara dengan baik pada Seikilos Epitaph (batu nisan), telah memungkinkan musisi dan cendekiawan modern untuk menciptakan kembali melodi-melodi sedihnya nada demi nada. Dr David Creese dari Universitas Newcastle memainkannya menggunakan alat musik bersenar delapan yang dimainkan dengan palu kayu, dan peneliti musik kuno Michael Levy telah merekam versi yang dipetik dengan kecapi. (jeha) Baca juga :

Read More

Menteri Ekonomi Kreatif Ajak Santri Sebarkan Informasi Positif

Jakarta — 1miliarsantri.net : Menteri Ekonomi Kreatif (MenEkraf) Teuku Riefky Harsya mengajak seluruh santri meningkatkan peran dan kontribusi dalam menyebarkan pesan-pesan positif melalui konten digital. Riefky menyampaikan ini saat meluncurkan program “Kreatif Santri Indonesia (Kreasi)” di hadapan Abu Syekh Hasanoel Bashry pimpinan pondok pesantren (Dayah) Mudi Mesra, Bireuen, Aceh. “Santri dapat dilibatkan untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi kreatif, khususnya sebagai kreator konten-konten positif yang mampu berdampak dan membawa perubahan di tengah masyarakat. Salah satunya bagaimana menyampaikan informasi niat dan prioritas Presiden Prabowo memberantas judi online yang amat membahayakan bangsa ini,” terang Menteri Riefky. Hal ini yang mendasari Kementerian Ekonomi Kreatif menghadirkan Kreasi. Program ini menggali potensi para santri untuk mengembangkan potensi diri dalam bidang suara, komunikasi, dan kreativitas. Memperkenalkan santri pada peluang karier di bidang suara dan meningkatkan kepercayaan diri melalui keterampilan komunikasi kreatif. Di pelatihan perdana ini, program Kreasidiisi dengan pelatihan voice over yang berkolaborasi dengan Voice Institute Indonesia. “Begitupula (pesan) semangat Pak Prabowo terkait pemberantasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi melalui ekonomi digital, dapat disampaikan ke publik melalui voice over. Kami mendorong para santri dan santriwati agar lebih berperan dalam perkembangan inovatif dan berkontribusi positif bagi Indonesia,” jelas Menteri Riefky. Menteri Riefky mengatakan, selain dikenal memiliki tradisi keilmuan yang kuat, santri di Indonesia saat ini tidak kalah dalam pengembangan kreativitas dan inovasi. Beberapa pesantren telah mulai mengintegrasikan pendidikan umum dengan bidang kreativitas lainnya. Termasuk keterampilan teknologi, seni, dan kewirausahaan. “Selain berdakwah, banyak santri yang mulai menguasai teknologi digital, seperti pembuatan aplikasi, desain grafis, coding, bahkan menjadi konten kreator lokal yang bisa mempromosikan produk lokal ke ranah nasional, bahkan internasional. Hal ini membuka peluang bagi santri agar dapat lebih sukses dalam berwirausaha, mulai dari bisnis online hingga industri kreatif,” ucapnya. Ditunjang dengan semangat mandiri dan pengabdian kepada masyarakat yang diajarkan di pesantren (dayah), para santri bisa menciptakan peluang usaha yang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga memberi manfaat sosial hingga mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif lokal sampai ke pasar ekspor. “Tadi kita sudah menyaksikan secara langsung bagaimana hasil dari workshop para santri. Potensi suara yang dikembangkan dengan kreativitas dapat dikemas dengan baik dan secara praktis mampu diberdayakan untuk kebermanfaatan di tengah masyarakat,” sambung MenEkraf Teuku Riefky. Hal ini tentunya sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabowo yang mendorong ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. “Hal ini selaras dengan misi Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam astacita yang menekankan pentingnya peningkatan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif untuk menuju Indonesia emas 2045,” imbuhnya. Menteri Riefky pun berharap ke depan pesantren dapat menjadi pusat pelatihan bagi para kreator digital di tanah air. “Dan pada akhirnya mampu berkontribusi sebagai penggerak bangkitnya ekonomi daerah dan nasional,” ujar Riefky. Wakil Direktur Pondok Pesantren Mudi Mesra, Abah Sayed Mahyeddin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas pemilihan Dayah Mudi Mesra sebagai lokasi peluncuran program KREASI. “Semoga program ini akan mampu mendorong para santri dan santriwati ke depan untuk meningkatkan kreativitas di segala bidang dengan tetap menjaga nilai – nilai keagamaan. Semoga ini juga menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan agar dapat bekerja sama dalam hal positif dan bermanfaat untuk agama, bangsa, dan negara,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Menelusuri Jejak Sanad Keilmuan KH Hasyim Asy’ari di Maroko

Maroko — 1miliarsantri.net : Sejumlah Mudir dan wakil Mudir Ma’had Aly dari Indonesia melakukan ziarah ke Makam Syaikh Abu Syu‘aib bin ‘Abdurrahman Al-Shiddiqi al-Dukkali al-Maghribi di Masjid Maulay Al Makki, Rabat Ibukota Maroko. Syaikh Abu Syu‘aib adalah ulama besar Maroko yang menjadi salah satu guru Kyai Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdhatul Ulama. Syaikh Abu Syu’aib atau Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-Maghribi lahir pada 20 Oktober 1878 dan wafat pada 17 Juli 1937. “Ziarah yang kami lakukan pada 17 November 2024 ini memanfaatkan waktu libur studi singkat para Mudir Ma’had Aly Indonesia di Institut Darul Hadist Al Hasaniyyah Universitas Qarawiyiin di Rabath Maroko. Ziarah ini juga dilakukan dalam rangka menelusuri jejak sanad keilmuan ulama Nusantara di Maroko,” terang Mudir Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Aceh Utara, Teuku Zulkhairi, di Rabat, Selasa (19/11/2024). Berdasarkan informasi dari Kyai Bahrun ‘Amiq (Mudir Ma’had Aly Al Hasaniyyah Tuban Jawa Tengah), Syaikh Mahfud At-Tirmasi yang juga guru KH Hasyim, juga belajar kepada Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-Maghribi di Mekkah Al Mukaramah. Makam Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-‘Arabi berada di Masjid Maulaya Al Makki di pedalaman lorong wilayah yang disebut Kota Lama (Al Madinah Al Qadimah) di Rabat, Ibukota Maroko. Dari lembaran catatan Sanad Keilmuan yang ditulis Syaikh Muhammad Kamuli Khudhari, salah satu Masyaikh Pesantren Tebuireng pada 1979, tertulis dalam bahasa Arab Sanad (Silsilah) keilmuan Kyai Hasyim Asy’ari ke Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-‘Arabi. Sanad tersebut tertulis antara lain sebagai berikut: ……..Telah sampai kepada kami sanad Shahih al-Bukhari melalui jalur al-Syaikh al-Nuri Baidhawi, yang menerimanya dari al-Syaikh Muhammad ‘Alam al-Sya‘rani al-Mutari al-Matsani. Beliau menerima dari al-Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-‘Arabi, yang menerimanya dari al-Syaikh ‘Abdullah al-Qudumi. Sanad ini diteruskan dari al-Syaikh Hasan bin ‘Umar al-Syamali, yang menerima dari al-Syaikh Mustafa al-Rahbani. Beliau mendapatkannya dari al-Syaikh Ahmad al-Ba‘al, yang menerimanya dari al-Syaikh ‘Abdul Qadir al-Ta‘li. Sanad ini diteruskan dari al-Syaikh Hamad al-Mali al-Atsar al-Jamal, yang mendapatkannya dari al-Syaikh Ibnu ‘Abdurrahman al-Hijazi. Beliau menerimanya dari al-Syaikh ‘Adad al-Mashuri bin Arkan, yang sanadnya sampai kepada al-Hafizh Ahmad bin Hajar al-‘Asqalani. Selanjutnya, sanad ini diteruskan dari al-Syaikh Ibrahim bin ‘Abdul Mu’min al-Ba‘al, yang menerimanya dari al-Syaikh Ahmad bin Abi Thalib al-Shalih al-Hijazi. Sanad ini diteruskan dari al-Syaikh Husain bin Mubarak al-Zabidi, yang mendapatkannya dari al-Syaikh ‘Abdul Awwal bin Yahya al-Harawi. Sanad ini sampai kepada pembuka sanad Shahih al-Bukhari, yaitu al-Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad al-Daudi, yang mendapatkannya dari al-Syaikh ‘Abdullah bin Ahmad al-Mursi. Beliau menerimanya dari al-Syaikh Muhammad Yusuf al-Ghuraizi, yang sanadnya sampai kepada Amirul Mukminin dalam hadis, al-Basyir al-Nadzir, junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, melalui jalur Imam al-Bukhari al-Ju‘fi, pengarang kitab Shahih al-Bukhari…. Menurut Kyai Bahrun ‘Amiq Mudir Ma’had Aly Al Hasaniyyah Tuban, sosok Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-Maghribi ini masih agak asing dalam pandangan para pelajar pesantren di Indonesia. “Oleh sebab itu, dengan ziarah dan penelusuran sanad keilmuan ini oleh para Mudir Ma’had Aly Indonesia, kita berharap jejak Sanad keilmuan ini dapat terus tersambung di zaman ini melalui studi-studi yang mungkin dilakukan terhadap sosok Syaikh Muhammad Syu‘aib bin ‘Abdurrahman al-Dukkali al-Maghribi ini,” harapnya. “Kedatangan para Mudir Ma’had Aly Indonesia untuk berziarah ini disambut secara baik oleh pengurus masjid dan penjaga makam. Syaikh penjaga makam mempersilahkan kami masuk ke bagian dalam makam dan menunggu sampai kami selesai berziarah dan berdo’a,” lanjutnya. Ikut dalam ziarah ini, para Mudir Ma’had Aly lainnya dari kelompok tiga, yaitu: Kyai Muhammad Qodri (Mudir Ma’had Aly Syaikh Ibrahim Al Jambi), Kyai Haji Bahrun ‘Amiq (Mudir Ma’had Aly Al Hasaniyyah Tuban Jawa Tengah), Kyai Muhammad Yusuf Al Faruq (Mudir Ma’had Aly Amsilati Jepara Jawa Tengah), Tgk. Hasbullah (Mudir Ma’had Aly Malikussaleh Aceh Utara), Tgk Najmuddin (Wakil Mudir Ma’had Aly Darul Munawarah Pidie Jaya Aceh) serta Kyai Ibnu Muzakki (Wakil Mudir Ma’had Aly Al Hikamussalafiyah Babakan Ciwaringin Jawa Barat). Keberadaan sebanyak 30 Mudir dan wakil Ma’had Aly di Maroko selama sebulan dalam rangka belajar Sanad Keilmuan dan Manajemen di Institut Darul Hadist Al Hasaniyyah, Cabang dari Universitas Qarawiyiin di Rabath Maroko dalam program beasiswa non gelar kerja sama Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Para Mudir dan wakil Mudir ini terpilih ke Maroko setelah melewati serangkaian seleksi yang dilakukan Kemenag bekerjasama dengan LPDP. (nul) Baca juga :

Read More

Sebanyak 13.464 Narapidana di Maroko Hafal Al-Qur’an

Maroko — 1miliarsantri.net : Sekitar 13.000 tahanan yang menjalani hukuman penjara di Maroko telah hafal Al-Qur’an. Otoritas penjara di Maroko mengatakan pihaknya memanfaatkan program hafalan Al-Qur’an yang diselenggarakan di penjara. Sehingga 13.464 narapidana akhirnya berhasil menghafal kitab suci agama Islam itu. Otoritas penjara mengatakan, lebih dari 67.000 narapidana menghadiri program bimbingan dan khotbah yang diselenggarakan dari hasil kerja sama dengan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam. Merujuk pada rencana tahun depan, otoritas lapas menyatakan akan melanjutkan kerja sama dengan Kementerian Wakaf dalam menyelenggarakan program keagamaan dan Alquran. Sebagai informasi, jumlah lembaga yang menyelenggarakan program penghafalan Alquran di penjara akan meningkat pada tahun 2025. Pihak lapas juga berjanji untuk terus berupaya mempromosikan bimbingan Islam di penjara-penjara di seluruh Maroko. Maroko adalah negara Arab di Afrika Utara yang berbatasan dengan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania. Mayoritas penduduk di Maroko beragama Islam, dengan sekitar 99 persen penduduknya adalah Muslim. (nul) Baca juga :

Read More

Dewan Keamanan PBB Desak Kirim Bantuan Darurat ke Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Pada hari Senin lalu, anggota Dewan Keamanan PBB mendesak peningkatan bantuan segera untuk mencapai warga yang membutuhkan di Gaza yang dikepung Israel, sembari memperingatkan bahwa situasi di wilayah Palestina tersebut semakin memburuk. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menegaskan perlunya “peningkatan bantuan yang sangat besar” ke Gaza, di mana sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya telah mengungsi. Menurut pejabat kesehatan di wilayah pesisir tersebut, lebih dari 43.922 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel terhadap Hamas yang telah berlangsung selama 13 bulan. “Situasinya sangat memprihatinkan, dan sejujurnya, sulit dipahami, dan malah semakin memburuk. Musim dingin telah tiba. Kelaparan sudah di depan mata, dan setelah 400 hari perang, sangat tidak bisa diterima bahwa pengiriman bantuan ke Gaza justru semakin sulit,” ungkapnya. Perang ini pecah setelah pejuang Hamas menyerang Israel pada Oktober tahun lalu, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut data Israel. Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Washington sedang mengawasi dengan ketat tindakan Israel untuk memperbaiki situasi warga Palestina dan berkomunikasi dengan pemerintah Israel setiap hari. “Israel juga harus segera mengambil langkah tambahan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza,” katanya. Pemerintahan Presiden Joe Biden menyimpulkan bulan ini bahwa Israel saat ini tidak menghalangi bantuan ke Gaza dan karenanya tidak melanggar hukum AS, meskipun Washington mengakui situasi kemanusiaan tetap memprihatinkan di wilayah Palestina tersebut. Penilaian ini muncul setelah AS dalam surat tertanggal 13 Oktober memberikan daftar langkah-langkah yang harus diambil Israel dalam waktu 30 hari untuk mengatasi situasi yang memburuk di Gaza, dengan memperingatkan kemungkinan konsekuensi terhadap bantuan militer AS ke Israel jika gagal melakukannya. Thomas-Greenfield mengatakan Israel sedang bekerja untuk menerapkan 12 dari 15 langkah tersebut. “Kita perlu melihat semua langkah sepenuhnya diterapkan dan dipertahankan, dan kita perlu melihat perbaikan konkret dalam situasi kemanusiaan di lapangan, termasuk Israel mengizinkan truk komersial masuk ke Gaza bersamaan dengan bantuan kemanusiaan, mengatasi masalah ketidaktertiban yang terus-menerus, dan menerapkan jeda pertempuran di area-area besar Gaza untuk memungkinkan bantuan mencapai mereka yang membutuhkan,” lanjutnya. Danny Danon, Duta Besar Israel untuk PBB, mengatakan Israel telah memfasilitasi masuknya ratusan truk bantuan per minggu tetapi ada kegagalan dari lembaga bantuan untuk mengumpulkan bantuan tersebut dan Hamas telah menjarah truk-truk tersebut. Hamas membantah tuduhan tersebut. “PBB tidak hanya harus meningkatkan kewajiban distribusi bantuan, tetapi fokus juga harus beralih ke perampokan bantuan kemanusiaan yang terus dilakukan Hamas untuk mendukung mesin teror dan penderitaan,” urai Danon. Dua badan bantuan PBB melaporkan pada hari Senin bahwa hampir 100 truk yang membawa makanan untuk warga Palestina dirampok dengan kekerasan pada 16 November setelah memasuki Gaza, dalam salah satu kerugian bantuan terburuk selama perang. Tor Wennesland, koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan lembaga-lembaga kemanusiaan menghadapi lingkungan operasional yang menantang dan berbahaya di Gaza serta pembatasan akses yang menghambat pekerjaan mereka. “Situasi kemanusiaan di Gaza, saat musim dingin dimulai, sangat buruk, terutama perkembangan di Gaza utara dengan pengungsian penduduk dalam skala besar dan hampir total serta kehancuran dan pembersihan lahan yang meluas, di tengah apa yang tampak seperti pengabaian yang mengkhawatirkan terhadap hukum humaniter internasional. Kondisi saat ini termasuk yang terburuk yang kita lihat selama perang dan tampaknya tidak akan membaik.” pungkas Wennesland. (zul) Baca juga :

Read More

Harlah Muhammadiyah ke 112 Meniti Beratkan pada Kemakmuran Semua

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah mengambil tema Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua. Dalam pidatonya, Haedar menekankan bahwa kemakmuran bukan hanya tuntutan konstitusi, tetapi juga cita-cita bersama bangsa Indonesia yang harus diwujudkan secara merata. “Mewujudkan Indonesia makmur merupakan perintah konstitusi sekaligus cita-cita nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang wajib diwujudkan oleh Pemerintah dan seluruh institusi negara,” kata Haedar dalam keterangannya di Jakarta? Menurutnya, kemakmuran yang diperjuangkan Muhammadiyah tidak hanya berbasis material, tetapi juga mencakup dimensi rohaniah. Haedar mengingatkan bahwa kemakmuran sejati berarti itu berdimensi lahiriah sekaligus rohaniah untuk semua orang tanpa diskriminasi. Ia juga menekankan pentingnya keadilan sosial sebagaimana diamanatkan oleh Sila Kelima Pancasila. “Kemakmuran Indonesia tidak boleh hanya untuk kelompok kecil orang, sementara mayoritas rakyat hidup di bawah garis kemiskinan,” kata dia. Haedar turut mengutip pandangan Bung Karno dan Bung Hatta mengenai keadilan dan ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan. Ia mengingatkan bahwa ekonomi Indonesia harus dijalankan dengan semangat gotong royong dan koperasi, menjauhi individualisme dan kapitalisme. Muhammadiyah, menurut Haedar, telah berkontribusi nyata dalam berbagai bidang untuk mewujudkan kemakmuran bagi semua, baik melalui pendidikan, kesehatan, sosial, maupun amal usaha. “Muhammadiyah terus bergerak meningkatkan intensitas dan kualitas gerakannya di berbagai bidang khususnya amal usaha dan ekonomi untuk memakmurkan kehidupan bangsa,” ujarnya. Haedar menambahkan bahwa Muhammadiyah juga menjangkau kawasan terdepan, terjauh, dan tertinggal dengan semangat kemandirian. “Muhammadiyah dalam usaha menghadirkan kemakmuran bangsa menjadikannya sebagai satu mata rantai usaha dengan membangun iman dan takwa, akhlak mulia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan orientasi amal usaha di segala bidang kehidupan,” ujarnya. Haedar juga menyoroti peran penting pemerintah dalam pembangunan ekonomi berbasis konstitusi. Mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto, ia mengatakan bahwa dalam membangun ekonomi, menyelamatkan negara, membangun kemakmuran, dan mengurangi kemiskinan, pemerintah harus menjadi pelopor. Pemerintah tidak boleh hanya menjadi wasit. (yan)

Read More

Kenapa Ada Banyak Raja Bernama Warman di Indonesia Zaman Dulu?

Jogjakarta — 1miliarsantri.nt : Sebelum ada Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak, ada banyak raja di Indonesia di masa lalu yang memiliki nama warman. Di Kalimantan ada Mulawarman, di Jawa Barat ada Purnawarman, belakangan di Sumatra ada Adityawarman yang tercatat lahir di Trowulan, Majapahit. Selain tiga warman itu, masih banyak lagi nama warman yang menjadi raja di Indoensia masa lalu. Apa arti warman, sehingga dipakai oleh para raja? Kutai di Kalimantan Timur tercatat sebagai kerajaan Hindu tertua di Kalimantan dengan raja-raja bernama warman. Raja pertama Kuia adalah Kudungga, tetapi kemudian berganti menjadi Dewawarman. Catatan Fa Hsien menyiratkan bahwa Dewawarman sangat mungkin adalah nama Hindu yang disandangkan kepada Kudungga oleh para brahmana dalam menulis ulang jalur nazab cucunya,” tulis Paul Michel Munoz di buku Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia. Menurut Paul Michel Munoz, Kudungga bukan dari bahasa Sanskerta. Ia menduga, Hinduisasi nama-nama raja Kutai dilakukan sejak anak Kudungga, Aswawarman, menjadi raja. Setelah Aswawarman, yang menjadi raja Kutai adalah Mulawarman, anak Aswawarman. Setelah Mulawarman ada Marawijayawarman, lalu Gajayanawarman, Tunggawarman, Jayanagawarman, Nalasingawarman, Gadinggawarman, Indrawarman Dewa, Sanggawarman, dan Candrawarman. Jumlah raja Kutai ada 20 orang. Tapi dari raja ke-13 hingga ke-20 yang menggunakan nama warman hanya satu, yaitu Wijayawarman, raja ke-15. Kutai berdiri pada 400 Masehi. Ada yang menulis berdiri pada 399 Masehi, ada juga yang menulis berdiri pada kisaran tahun 400-500 Masehi. Kutai runtuh pada 1635 Masehi. Di Jawa Barat pada tahun 358 Masehi berdiri Kerajaan Tarumanegara. Pendirinya bernama Jayasingawarman. Lalu digantikan oleh Dharmayawarman Anak Dharmayawarman, Purnawarman, menjadi raja Tarumanegara yang terkenal, berkuasa pada 395-434 Masehi. Ia digantikan oleh Wisnuwarman. Indrawarman kemudian menggantikan Wisnuwarman. Candrawarman menggantikan Indrawarman. Berturut-turut kemudian ada Suryawarman, Kertawarman, Sudhawarman, Hariwangsawarman, Nagajayawarman. Linggawarman sebagai raja terakhir Tarumanegara (666-669 Masehi). Di Sumatra, Adityawarman menjadi salah satu raja Melayupura pada masa Kerajaan Majapahit menguasai Nusantara, sebelum Kerajaan Demak berdiri. Raja pertama, kedua, dan ketujuh (raja terakhir) Melayupura tidak menggunakan nama warman: Trailokyaraja, Tribhuwanaraja, dan Puti Panjang Rambut II. Adityawarman yang lahir di Trowulan, Majapahit, menjadi raja keempat Melayupura, menggantikan Akarendrawarman. Adityawarman digantikan oleh Ananggawarman, kemudian Wijayawarman menggantikan Ananggawarman. Sebelumnya, di Sumatra ada Kerajaan Sriwijaya. Beberapa rajanya juga menggunakan nama warman. Yaitu raja kedua, Sri Indrawarman; raja kesembilan, Sri Marawijayatunggawarman; dan raja kesepulh (raja terakhir), Sanggramawijayatunggawarman. Apa sebenarnya arti warman, sehingga dipakai sebagai nama oleh banyak raja? Pada abad-abad awal Masehi, orang India bermigrasi secara personal: ada bangsawan, biarawan, Brahman, pedagang. Mereka meluaskan pengaruh budaya India ke Asia Tenggara, termasuk kawasan yng kini bernama Indonesia. Dari periode ini, kata Paul Michel Munoz, hampir semua raja Asia Tenggara menambahkan varman (warman) pada nama kebangsawanannya. “Yang dalam bahasa Sanskerta bermakna pelindung,” tulis Paul Michel Munoz. (jeha) Baca juga :

Read More

Pondok Pesantren Didorong Miliki SOP Ramah Anak

Surabaya — 1miliarsantri.net : Praktisi Milenial Parenting Islami asal Malang, Jawa Timur Hj Nuvisa Rizqid Diiny el-Ulya menyarankan pesantren memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai lembaga yang ramah anak. Pengurus pesantren bisa mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1262 tahun 2024 tentang petunjuk teknis pengasuhan ramah anak di pesantren yang memuat tentang prinsip perlindungan hak anak, tata cara pengasuhan di pesantren, peran dan fungsi pesantren dalam menjaga privasi santri, serta masih banyak petunjuk untuk pengasuhan anak yang benar tertera dalam juknis tersebut. “Pesantren ramah anak harus memiliki SOP yang jelas untuk mengantisipasi dan mengatasi jika kekerasan terjadi,” jelas Nuvisa Dalam pandangannya, pesantren ramah anak adalah upaya untuk menciptakan lingkungan pesantren yang aman, nyaman, tapi juga mendidik. Lingkungan yang aman dan nyaman ini mencakup perlindungan pada santri dari segala bentuk kekerasan baik fisik maupun verbal. Pengasuh Pesantren Khaira Ummah Malang ini menambahkan, dalam mewujudkan pesantren ramah anak, setidaknya ada lima prinsip dasar yang tidak boleh dilupakan. 5 Prinsip Dasar Wujudkan Pesantren Ramah Anak Pertama, tidak ada diskriminasi.Kedua, berorientasi kepentingan terbaik anak.Ketiga, hak perkembangan dan kelangsungan hidup.Keempat, partisipasi aktif atau mendengar suara anak.Kelima, tidak ada kekerasan. “Guru harus punya (minimal mau belajar tentang) kepekaan dan kemampuan memahami perbedaan karakter setiap anak, sehingga mampu menerapkan pendekatan persuasif kepada anak-anak sesuai kebutuhan,” jelas Ning Nuvis. Dia menggarisbawahi, pesantren ramah anak juga bukan berarti santri harus dimanjakan, tapi bagaimana supaya santri diberikan bekal pendidikan yang menekankan pada rasa kasih sayang dengan tetap mengajarkan tentang kedisiplinan. “Pendidikan di pesantren yang ramah anak diharapkan mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya,” katanya. Pentingnya Pesantren Memiliki SOP Ramah Anak Dalam pandangan Ning Nuvis, petunjuk teknis yang termuat dalam SOP memberikan arahan tentang kewajiban masing-masing yang harus dilaksanakan agar konsep pengasuhan ramah anak bisa diterapkan. Pesantren mempunyai kewajiban melakukan pengasuhan yang layak pada santri disamping program pendidikan yang diberikan pada santri. Orang tua juga berkewajiban memastikan anaknya diasuh secara layak di pesantren demi terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani ataupun sosial, baik dari segi katakwaan, moral dan kepatuhan, juga dari segi kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipatif anak. Ning Nuvis memiliki pemikiran, ketika sebuah pesantren memiliki komitmen menerima santri usia anak-anak (18 ke bawah), maka pesantren ramah anak harus mau beradaptasi dengan metode pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan anak. “Supaya sistem pesantren ramah anak berjalan sesuai yang diharapkan maka pasti harus ada pengawasan dan evaluasi yang dilakukan secara rutin untuk memastikan agar segalanya tetap kondusif. Ini pentingnya SOP,” ungkapnya. Selain SOP, langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkan pesantren ramah anak yaitu dengan penguatan program pendidikan karakter, memberikan pelatihan pada seluruh asatidz dan pengurus untuk memahami psikologi anak sesuai dengan tahap usianya. Dikatakan, tak kalah pentingnya yaitu harus menerapkan kebijakan tidak menoleransi segala bentuk kekerasan. Sebab dalam memberikan hukuman sekalipun pihak pesantren bisa memberikan hukuman yang mendidik, bukan mengarah pada fisik. “Pentingnya peran pemerintah untuk mendukung konsep pesantren ramah anak adalah dalam hal regulasi, seperti SOP yang dibuat kementerian. Penyediaan pelatihan dan pendampingan, lalu membantu meningkatkan standar perlindungan anak di lingkungan pesantren,” beber Ning Nuvis Lewat SOP, juga dapat diketahui bagaimana cara membangun komunikasi. Pendekatan kekeluargaan juga penting untuk kebutuhan memperhatikan tangki emosional santri. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan layanan konseling secara rutin. Kemudian membangun komunikasi terbuka antara pengasuh, asatidz, pengurus, dan santri sehingga semua santri merasa memiliki ruang yang aman untuk menyampaikan keluhan dan kebutuhan mereka. Penting juga untuk mengadakan pertemuan antara pihak pesantren dan orang tua secara berkala agar orang tua memahami nilai-nilai yang ditanamkan pada anak-anak selama di pesantren. Jika di pesantren orang tua memberikan kepercayaannya pada pesantren, maka saat di rumah orang tua juga harus mau memantau perkembangan anaknya agar kebiasaan baik yang sudah didapatkan anak-anak di pesantren tidak berhenti begitu saja. “orang tua adalah mitra utama pesantren. Dengan itu membangun komunikasi yang baik antara pihak pesantren dan orang tua adalah suatu keharusan,” pungkasnya. (har) Baca juga :

Read More