Beberapa Fakta Nabi Adam dan Keluarganya Setelah Berada di Bumi 

Jakarta — 1miliarsantri.net : Nabi Adam AS dan istrinya Siti Hawa diperintahkan untuk keluar dari surga dan turun ke bumi karena dianggap telah melanggar ketentuan apa yang sudah dilarang oleh Allah SWT. Maka sejak saat itulah Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dan menjadi manusia pertama yang hidup dan tinggal di bumi. Setelah pertemuan keduanya di bumi seusai berpisah beberapa puluh tahun, keduanya pun bertemu kembali. Berikut ini sejumlah fakta terkait pertemuan keduanya setelah berada di bumi:  1. Setelah Adam dan istrinya diturunkan ke bumi, berkembanglah anak keturunannya. Hal ini ditegaskan Allah dalam Alquran surat Al-Araf [7]: 24-25. Allah SWT berfirman:  قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ “Allah berfirman, “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan, kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan. Kemudian, Allah juga berfirman, “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” Penjelasan serupa juga terdapat dalam surah Al Baqarah [2]: 36. 3. Para ulama sepakat, sejak diturunkan ke bumi, istri Adam, yakni Hawa, melahirkan anak-anak Adam sebanyak 20 kali. Namun, setiap kelahiran selalu kembar, putra dan putri.  Dengan demikian, jumlahnya mencapai 40 orang  4. Di antara sekian banyak anak Adam, terdapat kisah yang menjadi awal mula pembunuhan di muka bumi. Pembunuhan itu dilakukan Qabil terhadap adiknya yang bernama Habil. (QS Almaidah [5]: 27-30)    5. Nabi Adam lalu pulang dan menemukan salah satu putranya telah tiada karena dibunuh oleh anaknya sendiri. Allah SWT berfirman:  إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا “Sesungguhnya, Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka, semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya, manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS Al-Ahzab [33]: 72). Dialah Qabil, manusia yang tidak amanah dalam menunaikan pesan Nabi Adam AS untuk menjaga keluarganya. Demikianlah keterangan Imam Ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam wa al-Mulk, Jilid I, halaman 13  6. Dijelaskan Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil kepada saudaranya yang bernama Habil itu terjadi di daerah Makkah. Sebab, Makkah merupakan tempat tinggal Adam dan Hawa setelah mereka turun ke bumi  Hal senada juga diungkapkan Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Athlas Al-Qur’an. Syauqi menjelaskan, pembunuhan Habil terjadi di Makkah. Inilah pendapat yang paling kuat   7. Sedangkan, Qabil, setelah membunuh Habil, pergi melarikan diri ke daerah Yaman. Demikian diterangkan Ath-Thabari dalam Qishash al-Anbiya, Qabil melarikan diri dari ayahnya (Adam) dan menuju ke daerah Yaman  8. Adapun Adam, menurut sebagian riwayat, ia hidup hingga berusia 1000 tahun. Riwayat lainnya menyebutkan, usianya antara 950-1000 tahun. Jarak antara Adam dan Nuh juga 1000 tahun atau 10 abad. Demikian keterangan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wa an-Nihayah. Ibnu Katsir menjelaskan, ada seseorang bertanya, “Ya, Rasulullah, apakah Adam seorang nabi? Rasul SAW menjawab, Ya, nabi yang diberikan wahyu. Orang itu kembali bertanya, Berapa lama rentang waktu antara Adam dan Nuh? Nabi SAW menjawab, “Sepuluh abad.” (HR Muslim). 9. Dalam buku Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Sami al-Maghluts menjelaskan, Adam diperkirakan hidup tahun 5872-4942 Sebelum Masehi (SM). Sedangkan, Nabi Nuh diperkirakan hidup sekitar tahun 3993-3043 SM (usia 950 tahun). Lihat juga penjelasan Ahmad al-Usairy dalam Tarikh al-Islamy.  10. Menurut beberapa riwayat, Adam dimakamkan di Gunung Qasiyun, di daerah Damaskus. Syauqi Abu Khalil menambahkan, di Gunung Qasiyun yang menjulang tinggi di Kota Damaskus dari arah utara, terdapat satu gua yang bernama Magharatud dan yang berarti gua darah. Gua ini sangat terkenal. Oleh sebagian masyarakat umum, tempat itu diyakini sebagai tempat Qabil membunuh saudaranya, Habil.  Lokasinya terletak di sebelah kanan jalan dari arah Damaskus menuju Zabdani dan Balaudan. Sementara itu, di wilayah itu, gunung yang menjulangh tinggi di atas lembah Sungai Bardi terdapat satu kuburan yang panjangnya kira-kira 15 meter. Sebagian masyarakat meyakini, tempat itu sebagai kuburan Habil.   (yan) Baca juga :

Read More

Beberapa Hal Yang Diperbolehkan Dalam Program Bayi Tabung

Jakarta — 1miliarsantri.net : Program Bayi tabung seringkali menjadi alternatif bagi pasangan suami-istri yang tak kunjung memiliki buah hati. Lantas, bagaimana hukum bayi tabung dalam Islam? Pimpinan AQL Islamic Center, KH Bachtiar Nasir (UBN), menjelaskan, para ulama kontemporer sebenarnya sudah membahas perkara bayi tabung tersebut. Dalam sidang Majma’ fiqh Islam (gabungan ulama dari seluruh negara anggota OKI) pada tanggal 11-16 Oktober 1986 M bertepatan 8-13 Shafar 1407 H di Amman ibu kota Jordania. Para ulama mengkaji dan membahas penelitian dan kajian yang dipresentasikan dalam sidang tersebut. Dari situ, para ulama mengetahui bahwa metode pembuahan buatan dapat dikategorikan kepada tujuh macam. Lima metode dari ketujuh metode itu hukumnya adalah haram dan dilarang secara mutlak. Itu karena mengakibatkan percampuran nasab, ketidakjelasnya ibu yang sebenarnya dan larangan syar’I lainnya. Kelima metode itu adalah: 1. Pembuahan yang dilakukan dengan cara mengambil sperma dari suami dan sel telur dari wanita lain yang bukan istrinya, kemudian embrio itu ditanamkan di dalam rahim istrinya. 2. Pembuahan dilakukan dengan mengambil sperma dari laki-laki lain dan sel telur istri, lalu meletakkannya di rahim istri. 3. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri lalu diletakkan di rahim wanita lain yang menjadi relawan untuk mengandung bayi tersebut. 4. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma laki-laki lain dan sel telur wanita lain, lalu diletakkan di rahim istri. 5. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri, lalu diletakkan di rahim istrinya yang lain. Sedangkan, dua metode dibolehkan jika memang dibutuhkan dengan penekanan untuk mengambil sifat kehati-hatian dalam melakukannya. Kedua metode itu yakni: 1. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri, lalu diletakkan di rahim sang istri. 2. Sperma suami diambil, lalu diletakkan di vagina istri atau di rahimnya sehingga terjadi pembuahan di dalam.”Para ulama menekankan, proses pembuahan melalui metode bayi tabung harus dilakukan ketika memang dibutuhkan. Artinya, tidak ada cara lain yang memungkinkan untuk mendapatkan keturunan bagi sepasang suami istri berdasarkan keputusan dokter yang dapat dipercaya,” kata UBN saat menyampaikan tausiah di AQL Islamic Center, dikutip Selasa (12/09/2023). (lin) Baca juga :

Read More
Sedikitnya 2000 Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa di Maroko

Sedikitnya 2000 Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa di Maroko

Marrakesh — 1miliarsantri.net : Maroko diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter dengan pusat gempa sekitar 72 km (45 mil) barat daya Marrakesh, pada Junat (08/09/2023) lalu. Sebanyak 2 ribu korban meninggal dunia akibat bencana alam terdahsyat itu. Kementerian Dalam Negeri Maroko mencatat pada Minggu pagi (10/09/2023), korban tewas hingga menembus 2.012 orang dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis. Para warga dibantu tim penanggulangan bencana sekitar masih berupaya mencari korban selamat yang terkubur di reruntuhan, di mana rumah-rumah dari batu bata lumpur, batu dan kayu kasar retak dan menara masjid roboh akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam. Kota tua bersejarah Marrakesh juga mengalami kerusakan parah. Gempa bumi di Maroko ini dinilai yang paling mematikan di negara itu dalam lebih dari enam dekade. Gempa bumi ini merobohkan rumah-rumah di desa-desa pegunungan terpencil tempat tim penyelamat menggali puing-puing untuk mencari korban selamat. Gempa terjadi di pegunungan High Atlas di Maroko pada Jumat malam, merusak bangunan bersejarah di Marrakesh, kota terdekat dengan pusat gempa. Sementara daerah yang terkena dampak paling parah berada di pegunungan di dekatnya. Di desa Amizmiz dekat pusat gempa, petugas penyelamat mengangkat puing-puing dengan tangan kosong dikarenakan batu-batu yang runtuh menghalangi jalan-jalan sempit dan mengganggu akses. Di luar rumah sakit, sekitar 10 jenazah tergeletak dalam kantong jenazah. “Ketika saya merasakan bumi berguncang di bawah kaki saya dan rumah miring, saya bergegas mengeluarkan anak-anak saya. Namun tetangga saya tidak bisa,” terang Mohamed Azaw warga setempat, dikutip dari Reuters, Senin (11/09/2023) Sementara itu, rekaman CCTV di Marrakesh menunjukkan kondisi saat bumi mulai berguncang, ketika orang-orang tiba-tiba melihat sekeliling lalu segera melompat, dan yang lain berlari mencari perlindungan, kemudian banyak yang melarikan diri ketika debu dan puing-puing berjatuhan di sekitar mereka. “Di jantung kota tua, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, sebuah menara masjid telah runtuh di Lapangan Jemaa al-Fna. Beberapa rumah di kota tua yang padat penduduk itu roboh dan orang-orang menggunakan tangan mereka untuk membersihkan puing-puing sambil menunggu alat berat,” kata warga lainnya bernama Id Waaziz Hassan. Maroko mengumumkan tiga hari berkabung nasional, di mana bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri. Angkatan bersenjata Maroko akan mengerahkan tim penyelamat untuk menyediakan air minum bersih, persediaan makanan, tenda dan selimut kepada daerah yang terkena dampak. (san/reu) Baca juga :

Read More
Masjid Al-Utsmani, Masjid Tua di Jombang Yang Didirikan Ratusan Tahun Lalu

Masjid Al-Utsmani, Masjid Tua di Jombang Yang Didirikan Ratusan Tahun Lalu

Jombang — 1miliarsantri.net : Jombang Kota Santri, tampaknya memang layak disematkan pada kabupaten Jombang. Selain terdapat beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) kuno, Kabupaten Jombang juga memiliki sejumlah bangunan tua yang menjadi bukti perjuangan kaum santri dalam syi’ar Islam. Salah satunya adalah Masjid Al-Utsmani yang beralamat di Tambakberas Timur, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Masjid ini terlihat masih sangat kental mempertahankan model klasiknya. KH Fatkhullah Malik, Pimpinan sekaligus Masjid Al-Utsmani mengatakan, masjid ini diperkirakan dibangun sekitar 1830-an Masehi oleh KH Usman. Namun, dirinya tidak mengetahui persis tahun berdirinya masjid tersebut. Tapi dapat merujuk ke pendirinya yaitu Kiai Usman, menantu Kiai Abdus Salam atau Soihah yang mulai hidup Tambakberas di era tahun 1825 M. Sama dengan berdirinya Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. “Namun, kemungkinan lainnya yaitu Masjid Al-Utsmani ini berdiri di atas tahun 1830-an. Ada versi lain yaitu 1838 M,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Minggu (10/09/2023). Pengasuh Ribath al-Utsmani ini menambahkan, Masjid Al-Utsmani juga dikenal dengan nama Masjid Gedang. Saat ini posisinya berada di Kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang. “Dari depan terlihat atap masjid berbentuk limas, ciri khas bangunan-bangunan lama. Terdapat dua limas pada atap yakni, limas berukuran besar yang merupakan atap bagian luar dan dalam masjid, serta limas berukuran agak kecil yang merupakan atap tempat imam,” imbuhnya. Beberapa sisi masjid juga terdapat ornamen kayu ukiran menyerupai buah nanas. Ini terdapat di atas corong masjid. Bentuk kubah masjid terbuat dari logam berbentuk unik seperti mahkota bersusun tiga. Selain itu, sebelum di renovasi Masjid Al-Utsmani juga memiliki bentuk lengkungan khusus serta unik di serambi dan di tembok dalam masjid. “Keaslian bangunan masih dijaga hingga saat ini. Beberapa bagian memang direnovasi, karena termakan usia,” lanjutnya. KH Fatkhullah mengatakan, kubah masjid berbentuk bunga melati dan disangga enam kayu jati setinggi 6 meter dengan lebar 20×30 sentimeter sebagai pilar utama di bagian tengah masjid. Di awal pembangunan, bangunan masjid terbuat dari batu bata, gamping, dan santan kelapa sebagai perekat pengganti semen. Tepi pintu dan jendela masih terbuat dari kayu serta bagian tengah berupa tralis besi yang ditata rapi. Pagar samping bagian luar pun masih nampak jelas sangat kokoh terbuat dari kayu jati. Di teras masjid terdapat beduk model lama. “Dulu masjid ini digunakan untuk mengaji tasawuf oleh KH Usman beserta santrinya. Bahkan Kiai Hasyim Asy’ari pernah ngaji di sini,” terangnya. Ia menambahkan, saat ini kegiatan masjid tetap digunakan untuk syi’ar Islam dengan kegiatan shalat lima waktu, ngaji kitab kuning dan kegiatan santri. Di bagian utara masjid ada komplek asrama santri bernama Ribath Ustmani yang diasuh oleh KH Fatkhullah beserta istri. KH Fatkhullah merupakan keturunan dari KH Soihah jika diurutkan ke atas. “Masjid ini tidak dipakai Jumatan, hanya untuk ngaji dan shalat lima waktu,” katanya. Dikatakan, masa kecil hingga remaja pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Muhammad Hasyim Asy’ari hidup di sekitar Masjid Al-Utsmani. Dikarenakan secara nasab, Kiai Hasyim bersambung ke Kiai Usman. Garis nasab tersebut terpampang di makam Kiai Usman yang berada di sisi timur Masjid Al-Utsmani. “Makam Kiai Usman ada di timur Masjid Al-Utsmani. Leluhur Kiai Hasyim. Bangun makan di oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Setiap hari ada peziarah,” pungkasnya. (tin) Baca juga :

Read More

The Wonderful Mosque of Indonesia E-Catalogue Diharapkan Bisa Memacu Wisata Religi di Indonesia

Padang — 1miliarsantri.net : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan The Wonderful Mosque of Indonesia E-Catalogue. Peluncuran ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara mengenai masjid-masjid yang menjadi destinasi wisata religi di Indonesia. Dalam kegiatan ini Sandiaga Uno juga didampingi Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh. Turut hadir pula Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat, Luhur Budianda; dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumatra Barat, Sari Lenggogeni. “Salah satu destinasi favorit di Indonesia adalah masjid-masjid yang indah. Selama ini kita belum bisa mengangkat masjid sebagai wisata ramah muslim dan dengan peluncuran e-katalog ini kita akan mendorong masjid ini menjadi daya tarik wisata untuk mengunjungi daerah,” ujar Menparekraf Sandiaga, Jumat (08/09/2023) lalu. Sandiaga mengungkapkan dengan kehadiran e-katalog ini diharapkan dapat tercipta rute-rute destinasi wisata baru, yaitu jelajah nusantara mengunjungi masjid-masjid ikonik. “Kita harapkan ini bisa mendorong pergerakan 1,2 miliar wisatawan nusantara yang akan menambah peluang penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di 2024,” lanjutnya E-katalog ini memuat informasi 74 masjid dari 16 Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi daya tarik wisata berdasarkan tujuh kategori tema yaitu nilai sejarah, nilai arsitektur, nilai budaya, nilai amenitas, nilai edu-religi, nilai tujuan ziarah, nilai socialpreneur, dan nilai eco-mosque. E-katalog ini dapat diunduh melalui laman website www.indonesia.travel. (ron) Baca juga :

Read More
Ini Alasan Kenapa Gus Baha Tidak Pernah Berada di Podium Maupun Kursi

Ini Alasan Kenapa Gus Baha Tidak Pernah Berada di Podium Maupun Kursi

Rembang — 1miliarsantri.net : Kiai asal Rembang, Jawa Tengah dan sekaligus Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim atau biasa disapa Gus Baha terlihat tidak pernah berada di atas podium saat mengisi pengajian. Banyak kalangan jamaah maupun pecinta dakwah Gus Baha menilai, jangankan di podium, di atas kursi pun jarang dilakukan nya. Hal ini dapat ditelusuri video-video Gus Baha yang berhasil diabadikan di hampir semua sosial media. Gus Baha mengatakan, memang tidak berkenan duduk di kursi saat mengisi pengajian, meski terdapat kondisi yang kadang ia sulit menolaknya, ‘memaksa’ harus berada di atas kursi, lebih tinggi dari jamaahnya. Dirinya mengaku hal itu memang permintaannya saat diundang orang-orang untuk mengisi majelis ilmu. “Betul ini, saya tidak sombong. Kenapa saya kalau ngaji tidak suka ada podium atau kursi?” terangnya dalam sebuah tayangan video Santri Gayeng yang dikutip Minggu (10/09/2023). Gus Baha menjelaskan bahwa dirinya ingin sejajar dengan jamaah atau pendengar yang hendak menggali ilmu Allah darinya. Pasalnya, mereka adalah umat Nabi Muhammad, satu status yang sama dengannya. “Saya sampaikan kepada pengeran, paling tidak Allah tahu hati saya jika saya ingin sejajar dengan umat Nabi Muhammad,” jelasnya. Gus Baha tidak melarang kiai atau ulama duduk lebih tinggi dari jamaahnya. Bahkan menurutnya hal itu adalah salah satu ciri khas ulama. Pernyataan ini kerap disampaikan Gus Baha kepada orang-orang yang bertanya terkait pilihannya yang tidak berkenan duduk di atas kursi dan di podium saat diundang menyampaikan ilmu. “Ya saya senang ketika ada kiai yang di atas, karena itu adalah ciri khas ulama yang ada di atas kursi. Tapi (untuk) saya sendiri “pengeran, yang mengaji ke saya itu umatnya Nabi Muhammad. Satu kelas saja. Mereka sanadnya sampai ke Nabi, saya juga, itu kan satu kelas”,” sambungnya. Sikap ini selalu ditanamkan Gus Baha sebagai pengingat pribadinya. Ia tidak harus berada di posisi lebih tinggi dengan memilih duduk di kursi saat berada di hadapan umat Nabi Muhammad yang sudah berusaha menimba ilmu. “Sebagai pengingat bahwa kami ini sederajat, maka saya tidak perlu duduk lebih tinggi dari mereka,” lanjutnya. Dengan alasan tersebut, pihak yang mengundang Gus Baha akhirnya memahami saat dirinya meminta tak perlu memakai kursi atau podium di lokasi pengajian. “Itu rata-rata kiai yang mengundang saya kalau dinasihati patuh, nanti tidak usah pakai podium. Ya gus, yang penting njenengan hadir,” pungkasnya. (kim) Baca juga :

Read More

Pelajar Muslimah Perancis Tetap Dilarang Memakai Abaya

Paris — 1miliarsantri.net : Pengadilan tinggi Perancis menguatkan putusan pemerintah setempat soal larangan siswa di sekolah umum mengenakan abaya, jubah longgar dan panjang yang dikenakan oleh beberapa wanita Muslim. “Saat ini, hakim menganggap bahwa larangan mengenakan pakaian tersebut bukan merupakan pelanggaran serius dan jelas-jelas ilegal terhadap kebebasan fundamental,” terang pengadilan dalam siaran pers, dikutip Minggu (10/09/2023). Larangan tersebut memiliki dasar hukum dalam undang-undang yang disahkan pada tahun 2004 yang melarang penggunaan simbol-simbol agama yang “mencolok” di sekolah-sekolah Prancis. Pengadilan mengatakan pemakaian abaya adalah bagian dari proses penegasan agama, seperti yang ditunjukkan oleh komentar yang dibuat selama diskusi dengan para siswa. Action Droits Des Musulmans (ADM), kelompok hak asasi Muslim yang mengajukan banding, berpendapat bahwa larangan tersebut melanggar “hak-hak mendasar,” seperti hak atas kebebasan pribadi. Pengacara kelompok tersebut, Vincent Brengarth, mengatakan kepada wartawan sebelum sidang bahwa larangan tersebut diberlakukan secara “sewenang-wenang” karena tidak mengandung definisi hukum tentang seperti apa bentuk abaya. Menyusul putusan hari Kamis, ADM mengatakan dalam pernyataannya bahwa pengadilan belum memenuhi perannya dalam melindungi kebebasan mendasar anak-anak, menjamin akses mereka terhadap pendidikan, dan menghormati privasi mereka, tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun. ADM juga menyuarakan keprihatinannya yang mendalam tentang konsekuensi keputusan ini terhadap gadis-gadis muda, yang berisiko mengalami diskriminasi setiap hari berdasarkan penampilan etnis dan agama mereka, kekerasan dalam interogasi berpakaian dan trauma serta pelecehan yang mereka timbulkan, sehingga menghambat akses mereka terhadap pendidikan dan keberhasilan mereka di sekolah. Menteri Pendidikan Perancis Gabriel Attal setuju dengan putusan pengadilan tersebut, dan menyebutnya sebagai keputusan penting bagi sekolah-sekolah di Prancis. “Tujuan sekolah adalah menyambut semua siswa, dengan hak dan kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi atau stigmatisasi,” kata Attal. Sebelumnya, dilaporkan hampir 300 siswi menentang larangan tersebut dan menolak melepas abaya mereka pada hari pertama tahun ajaran Prancis, Senin (04/09/2023). Menteri Pendidikan Gabriel Attal mengatakan sebagian besar setuju untuk berganti pakaian, tetapi 67 orang menolak dan dipulangkan. Sementara itu, para guru dan siswa di sebuah sekolah menengah Perancis melakukan pemogokan sebagai protes terhadap larangan tersebut, Rabu (06/09/2023). “Kami ingin menjauhkan diri dari kebijakan Islamofobia pemerintah,” demikian bunyi pernyataan kelompok protes di Sekolah Menengah Maurice Utrillo di Stains, Seine-Saint-Denis, timur laut Paris. (ht/AP) Baca juga :

Read More

Haedar Nashir Berharap Wacana BNPT Mengontrol Tempat Ibadah, Harus Dibatalkan

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Wacana Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza, akan mengontrol tempat ibadah mendapat tanggapan serius Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Haedar Nashir berharap wacana tersebut tidak dilaksanakan. Sebab selain bersifat mundur ke belakang, kebijakan itu dia anggap melukai sejarah kebangsaan dan justru berpotensi menciptakan konflik horizontal baru. “Bahwa agama dan umat beragama di Indonesia punya sejarah panjang, melekat dengan denyut nadi kehidupan bangsa, ikut memperjuangkan kemerdekaan dengan darah dan meletakkan pondasi Keindonesiaan bersama dengan seluruh komponen bangsa. Lebih dari itu memang juga tidak proporsional karena masjid dan tempat-tempat ibadah itu menjadi sumber api nilai berbangsa, bahkan menjadi sumber nilai etika masyarakat,” terang Haedar pasca acara di Fakultas Hukum UII, Sleman, Sabtu (09/09/2023). Haedar mendorong agar tidak melakukan generalisasi atau bahkan kriminalisasi pada agama maupun umat agama tertentu. Haedar menekankan bahwa posisi agama dan umat beragama di Indonesia adalah poros kultural ketahanan NKRI. “(dengan kebijakan itu) nanti dampak luasnya bahwa sosial order itu kehilangan daya kulturalnya di mana satu kekuatan kultural bangsa kita itu kan umat beragama,” ingatnya. Mengenai mekanisme kontrol yang diwacanakan BNPT untuk melibatkan masyarakat, Haedar juga tidak setuju. Dirinya berpendapat, pengawasan masyarakat ketika diendorse oleh negara hanya akan melahirkan konflik horizontal. “Sejatinya masyarakat itu kan punya self-mechanism, saling kontrol satu sama lain. Tapi ketika itu diendorse oleh negara, mengawasi masjid, mengawasi gereja, dan seterusnya itu justru berpotensi menciptakan konflik horizontal. Jadi di sinilah pentingnya kearifan, kecerdasan, dan tanggung jawab yang lebih luas baik dari BNPT maupun instansi pemerintah, lebih-lebih mau pemilu 2024 yang memerlukan suasana yang kondusif,” pesannya. Haedar berharap BNPT membatalkan wacana tersebut dan memilih cara-cara lain yang lebih arif dan konstruktif bagi ketahanan bangsa sesuai konteks Keindonesiaan. “Jadi kami percaya Kepala BNPT dan jajaran BNPT untuk meninjau kembali dan tidak melanjutkan langkah untuk mengawasi tempat ibadah. Jangan sampai itu menjadi kebijakan karena kalau masjid nanti ada pengawasan, lalu tempat-tempat ibadah juga ada pengawasan, habis itu sekolah, itu nambah suasana kebangsaan makin terkesan dramatis, terkesan ada alarm (bahaya),” nasihat Haedar. (yus)

Read More

Habib Syech : Berkah Sholawat, Maksiat Minggat

Bandar Lampung — 1miliarsantri.net : Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat dan memperbanyak majelis-majelis shalawat. Dengan banyaknya majelis shalawat dan lantunan-lantunannya, kemaksiatan dan hal-hal negatif bisa dihilangkan. “Insyaallah berkat shalawat, maksiat minggat,” tegas Habib Syech saat hadir pada Bandarlampung Bershalawat di Lapangan Saburai, Kecamatan Enggal, Bandarlampung, Jumat (08/09/2023) malam. Untuk lebih menguatkan kegiatan majelis shalawat, ia mengungkapkan keinginannya untuk sering datang ke Lampung. Ia berharap ke depan bisa berkunjung ke seluruh kabupaten dan kota di Lampung untuk bersama-sama bershalawat kepada Rasulullah SAW. Habib Syech pun mengungkapkan kerinduan kepada Lampung karena sudah lama tidak hadir ke Sai Bumi Ruwa Jurai ini. Ia menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mempelopori kedatangannya ke Lampung untuk mensyiarkan shalawat sebagai bentuk kerinduan pada Rasulullah. “Saya doakan semua yang hadir akan mendapatkan kemuliaan dan keberkahan dapat berjumpa dengan Nabi Muhammad, berziarah ke tempat Nabi Muhammad, mendapatkan syafaat Nabi Muhammad, dibanggakan Nabi Muhammad. Dengan memandang wajah beliau walau dalam mimpi-mimpi, atau dengan ziarah ke tempat beliau di Madinah Munawwarah,” imbuhnya. Jika majelis-majelis shalawat ramai seperti pada acara tersebut, maka menurut Habib Syech, Rasulullah akan senang dan bangga. Ia pun menyampaikan terimakasih kepada Nahdlatul Ulama yang telah menjadi sebab kehadirannya di Lampung. “Saya datang ke sini juga sebabnya dari pada Nahdlatul Ulama. Yang juga mempelopori majelis di malam hari ini. Semua kepengurusan Nahdlatul Ulama ada di sini,” lanjutnya. Habib Syech pun mendoakan kepengurusan NU Lampung ke depan akan dapat berkiprah dengan baik dan lebih maju. “Mudah-mudahan dapat memimpin dengan baik, dan insyaallah NU ke depan tambah maju, tambah baik, dan tambah berkah,” katanya. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo mengatakan bahwa warga Nahdlatul Ulama adalah pecinta Rasulullah. Sebagai pencinta Rasul maka warga NU harus meneladani Rasulullah dalam keseluruhan aspek kehidupan. Di antaranya menurutnya warga NU harus terus menjaga bangsa dan negara dan mewujudkan kemaslahatan bersama. “Mari kita jaga Kota Bandar Lampung ini. Mari kita jaga provinsi Lampung ini, dan Mari kita jaga Indonesia kita ini, menjadi Indonesia aman, damai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pintanya. Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersatu dan kompak dalam melewati tahun politik dan pesta demokrasi di dalamnya. Dengan kebersamaan dan kesatuan, maka semua akan dapat dilewati dengan lancar dan sukses. (tri) Baca juga :

Read More

Kecantikan Dyah Petak Membuat Kepincutnya Raden Wijaya

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Siapa yang tidak pernah mendengar nama Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit ini dikenal memiliki drama kisah cinta yang sangat menarik diikuti. Ia memiliki lima orang istri, empat di antaranya merupakan anak dari Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singasari. Satu istri merupakan hasil durian runtuh dari ekspedisi di Kerajaan Singasari, dimana sebelum runtuh Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan Kertanagara melakukan perluasan ke Semenanjung Melayu. Ekspedisi ini dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu. Kepulangan pasukan yang ternyata tak tahu Kerajaan Singasari sudah lenyap membawa persembahan raja dari Melayu. Dua putri dari Raja Melayu memang sengaja dipersembahkan ke Raja Singasari. Namun karena Singasari sudah lenyap, Raden Wijaya pun akhirnya mengawininya tanpa sepengetahuan istri lainnya, sedangkan satu lagi yakni Dara Jingga dinikahi oleh pemimpin pasukan ekspedisi. Sosok Dyah Petak, putri dari Raja Melayu yang dinikahi Raden Wijaya memiliki paras cantik jelita. Kecantikannya konon mengundang nafsu sang Raja Majapahit ini hingga pernah mencumbunya di sebuah bangunan suci pura. Naskah kuno Kidung Panji Wijayakrama sebagaimana dituliskan Slamet Muljana pada bukunya ”Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit”, mengisahkan bagaimana persaingan antara istri dan selir Raja Raden Wijaya. Kala itu Raden Wijaya memang memiliki seorang istri yang menjadi permaisuri yakni Tribhuwana. Tetapi di sisi lain sang raja juga tercatat memiliki empat selir dengan persaingan antar istri cukup keras. Kidung Panji Wijayakrama menyatakan bahwa Dyah Dara Petak dianggap sebagai istri tertua. Perempuan bergelar Indreswari ini memanaskan persaingan perempuan yang jadi istri – istri sang raja. Suatu ketika Dyah Dara Petak diterima dalam pura dan bercumbu – cumbu dengan sang raja Raden Wijaya di dalam pura, ia disebut Sri Tinuheng Pura. Sudah pasti bahwa Dyah Dara Petak memiliki persaingan dengan putri Gayatri yang terkenal sebagai kekasih Sri Baginda Raden Wijaya, putri bungsu raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari. Tetapi putri Tribhuwana yang telah dikawin Raden Wijaya lebih dahulu. Persaingan itu pun juga tampak pada Dyah Dara Petak, putri Melayu, yang lebih pandai mengambil hati Raja Kertarajasa. Dyah Dara Petak alias Indreswari dijadikan istri tertua, meski status sebenarnya adalah selir. Dari sudut ini, dapat dipahami mengapa raden Kala Gemet dapat naik tahta Kerajaan Majapahit, meksipun menurut Kidung Rangga Lawe, baik Tribuwana maupun Gayatri masing-masing mempunyai putra yakni Kuda Amrata dan Cakradakusuma. Persaingan antara istri raja untuk memperoleh hak atas tahta bagi keturunannya juga dikenal dalam wiracarita Ramayana antara istri raja Dasarata dari Ayodya, Dewi Kekayi yang menang dalam persaingan ini. Akibatnya, sang Rama dan Laksmana tidak mendapat hak atas tahta kerajaan, bahkan dibuang ke hutan untuk menghindarkan pemberontakan. Kuda Amrata dan Cakradakusuma, menurut Kidung Rangga Lawe, masing-masing dijadikan pangeran (raja) Kahuripan dan Daha. Pada Negarakertagama pupuh 48/1 sendiri, Raja Kertarajasa atau Raden Wijaya meninggalkan seorang putra dan dua orang putri. Putranya bernama Jayanegara, sedangkan nama dua putrinya tidak disebutkan. Hanya dinyatakan bahwa mereka lahir dari prawararajapthny anupama, yang satu menjadi rani jiwana atau rani Kahuripan, yang lain rani Daha atau Kediri. Pada kitab Pararaton, rani Kahuripan bergelar Bhreng Kahuripan, rani Daha bergelar Bhreng Daha. Bhreng Kahuripan dalam piagam disebut Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani, sedangkan di Negarakertagama pupuh 4, rani Daha disebut Rajadewi Maharaja. Suaminya ialah raja Wengker bernama Wijayarajasa. Jelas sekali bahwa Rani Kahuripan kawin dengan Sri Kertawardhana. Dari perwakinan itu lahir prabu Hayam Wuruk, baik rani Daha maupun rani Kahuripan masih hidup ketika Prapanca menjadi pembesar urusan agama Buddha di Kerajaan Majapahit. (mif) Baca juga :

Read More