Marbot Academy Angkatan 6: Oase Pembinaan Generasi Muda Islam

Malang — 1miliarsantri.net : Di tengah derasnya arus informasi dan tantangan zaman, Marbot Academy Angkatan ke-6 hadir sebagai oase pembinaan generasi muda Islam. Sebanyak 31 peserta utusan masjid dan pribadi yang tergabung dalam program Marbot Academy Angkatan ke-6 mengikuti program ini selama liburan sekolah. Agenda yang dimulai sejak Kamis (26/06) ini, bukan sekadar pelatihan, tapi ruang tumbuh bagi generasi muda Islam untuk belajar mencintai masjid, membentuk karakter, dan mengasah kepemimpinan. Beragam materi kemasjidan disampaikan pemateri dengan pembelajaran bermakna dan suasana yang serius tapi santai. Mulai dari pembinaan ibadah, pelatihan keterampilan sosial hingga pelayanan umat. Bertempat di Lagzis Peduli-Rumah Relawan Sahabat Muda, Gadang, Kota Malang, kegiatan ini diselenggarakan oleh pasangan suami istri, Ustadz Deddy Wahyudi dan Ustadzah Tinto Dewi. Peserta menjalani kegiatan harian yang padat namun bermakna: dari shalat tahajud berjama’ah, ODOJ (One Day One Juz), kelas kajian, muroja’ah, hingga hafalan dan kelas keterampilan. Materi utama dikemas dalam bentuk Marbot Daily Activity (MDA) yang berlangsung selama dua pekan. Tampil sebagai salah satu pemateri Ustadz Deddy menekankan bahwa durasi dua pekan saja, tidaklah cukup untuk menyerap seluruh materi kemasjidan dan soft skill yang harus dimiliki seorang marbot masa kini.  “Karena selama 2 pekan itu kalian hanya menguasai MDA (Marbot Daily Activity), belum menguasai kompetensi penunjang yang lain. Oleh karena itu, perlu ditambah durasi waktunya menjadi 1 bulan hingga 3 bulan, agar kalian bisa menguasai semua materi seputar kemasjidan,” ujar beliau memotivasi para peserta. Beberapa program unggulan seperti Hidroponik, Pasar Bahagia, dan Gerakan Beras Masjid (GBM) memperkuat semangat sosial peserta. Pasar Bahagia yang digelar setiap Kamis dan Jumat pagi menjadi momen berbagi sayur hasil tanam hidroponik kepada ibu-ibu jamaah masjid, dan cukup dibayar dengan doa. Sementara itu, GBM melibatkan para peserta untuk mengemas dan menyalurkan sembako ke masyarakat sekitar. Peserta juga dilatih melaksanakan aktivitas galang dana atau fundraising. Sembari melakukan aktivitas seperti memasak, mengajar, hingga jurnalistik, sesuai pilihan masing-masing. Puncak pengalaman mereka terjadi pada tanggal 10 Juli 2025, saat 28 peserta Marbot Academy dipercaya menjadi panitia volunteer dalam Tabligh Akbar Internasional bersama Dr. Zakir Naik di Stadion Gajayana, Malang. Mereka ditugaskan dalam berbagai jobdesk, seperti registrasi, logistik, dokumentasi, medis, runner, tenant, konsumsi, crowd, parkir, keamanan, hingga kebersihan. Keterlibatan ini tidak hanya memberikan pengalaman teknis dalam event berskala besar, tetapi juga membuka wawasan keislaman lintas dunia. Meski sempat diwarnai penolakan oleh sebagian kelompok masyarakat dan sikap kritis dari sejumlah tokoh, kehadiran Dr. Zakir Naik tetap disambut antusias oleh ribuan jamaah. Kekhawatiran kalau ceramah beliau akan provokatif dan mengganggu ketentraman umat beragama di Kota Malang tidak terbukti. Beberapa organisasi seperti Muhammadiyah menyambut secara terbuka dan menjadikannya momen dakwah internasional, sementara kalangan Nahdlatul Ulama (NU) memberi catatan kritis terkait gaya dakwah perbandingan agama yang dinilai bisa menimbulkan polemik jika tidak kontekstual. Namun dalam pandangan peserta Marbot Academy, acara tersebut menjadi ruang belajar, baik dalam hal keilmuan, akhlak berdakwah, maupun manajemen kerelawanan umat. Salah satu peserta yang menginspirasi adalah Muhammad Isma’il, karna Marbot Academy belum pernah menangani peserta tuna netra di angkatan-angkatan sebelumnya. Muhammad Isma’il (31 thn) adalah seorang penyandang disabilitas tuna netra yang ikut aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan. Berangkat dari rumahnya di daerah Ampel Kejeron, Ismail panggilan akrabnya terlihat senang dan antusias mengikuti rangkaian acara. Dengan semangat tinggi dia membawa beragam perlengkapan ibadah dan Al Qur’an braile yang merupakan  sebuah mushaf Alquran yang dirancang khusus bagi penyandang tunanetra. Dengan huruf-huruf timbul yang ada, para penyandang tunanetra akan lebih mudah membaca hanya dengan mengandalkan sensitifitas jari-jemari. Termasuk mengikuti kegiatan outdoor PLCC (Pesantren LIburan Camp Ceria) di Coban Rondo. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkontribusi.  “Meskipun saya tidak bisa melihat seperti teman-teman lain, saya tetap ingin ikut berkontribusi untuk masjid. Di sini, saya merasa diterima dan dibimbing. Semangat mereka menular, dan saya jadi yakin bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti belajar dan memberi manfaat.” — Muhammad Ismail, peserta Marbot Academy Angkatan 6 Marbot Academy Angkatan 6 bukan hanya tentang pelatihan teknis atau rutinitas ibadah, melainkan tentang menanamkan visi jangka panjang: membentuk generasi muda yang mencintai masjid, berakhlak mulia, dan siap menjadi pemimpin umat. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, pembinaan seperti ini menjadi harapan baru, bahwa masjid tidak hanya dipenuhi oleh jamaah tua, tetapi juga oleh pemuda-pemuda yang bersemangat dan penuh dedikasi. Sebagai kejutan dan kenang-kenangan kepada peserta Marbot Academy Angkatan 6, selain memperoleh ilmu yang bermanfaat, panitia juga memberikan uang saku. Nominal jumlahnya berbeda-beda sesuai asal dari peserta. Peserta terjauh datang dari dari kota Pekan Baru, Propinsi Riau. Semoga jejak yang ditorehkan dalam program ini terus melahirkan marbot-marbot tangguh yang menjaga cahaya Islam tetap menyala di setiap sudut negeri. Kontributor Santri : Zufar Rauf Budiman Editor : Toto Budiman

Read More

Penguatan UMKM dan Tata Kelola Koperasi: Tim BPKP Dan Dinas Terkait Sambangi PRIMKOPTI Jakarta Timur

Jakarta – 1miliarsantri.net: Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran koperasi dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kunjungan kerja Tim Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta ke Kantor PRIMKOPTI (Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) Jakarta Timur, yang dilanjutkan dengan inspeksi lapangan di dua lokasi sentra produksi olahan kedelai. Dalam agenda tersebut, rombongan yang berjumlah sekitar 14 orang turut didampingi oleh perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi DKI Jakarta serta Suku Dinas PPKUKM Kota Administrasi Jakarta Timur. Rombongan meninjau langsung proses produksi tempe anggota PRIMKOPTI Jakarta Timur, di pabrik milik Munawir di kawasan Cipinang–Pulogadung dan pabrik tahu milik Rahmat di Gang Jeruk, Utan Kayu–Matraman. Baca juga : Tidak Ada Riba Dalam Koperasi Simpan Pinjam, Jika Dijalankan Sesuai Nilai Dan Prinsip Koperasi Kehadiran tim disambut langsung oleh Ketua PRIMKOPTI Jakarta Timur, Suyanto, SE.,MSi, didamping Bendahara Koperasi, Zaeni. Suyanto yang saat ini menjabat sebagai Penasehat GAKOPTINDO periode 2025-2030 menyambut baik kunjungan tersebut. Suyanto mengakui ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia “KOPTI” dan UMKM. “Gerakan koperasi, khususnya koperasi produsen seperti PRIMKOPTI, membutuhkan sinergi nyata dengan pemerintah. Tidak hanya dalam hal pengawasan, tapi juga pembinaan, edukasi, dan solusi atas tantangan produksi, termasuk ketersediaan bahan baku dan pemenuhan standar keamanan pangan,” ujar Suyanto. Sementara itu, Suko Widodo, BPKP Perwakilan DKI Jakarta menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi terhadap sistem tata kelola produksi tahu dan tempe. Fokus utamanya adalah pada standar mutu, higienitas, dan keamanan pangan yang menyentuh kebutuhan pokok masyarakat luas. “Produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe adalah konsumsi utama masyarakat. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa proses produksinya sesuai dengan standar dan mendukung keberlanjutan usaha para anggota koperasi,” terang Suko. Lebih jauh, kunjungan ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, koperasi, dan pelaku usaha dalam membangun ekosistem UMKM yang kuat, efisien, dan berdaya saing tinggi. Tidak hanya dari sisi produksi, tetapi juga dalam penguatan kapasitas anggota koperasi serta perluasan jaringan distribusi dan pemasaran produk. Baca juga : Koperasi Menjadi Ladang Amal Jariyah Yang Tak Terputus PRIMKOPTI Jakarta Timur sendiri merupakan salah satu koperasi aktif di bawah naungan GAKOPTINDO, dengan peran strategis dalam distribusi kedelai dan pembinaan terhadap para pengrajin tahu dan tempe. Keberadaannya menjadi tonggak penting dalam menjaga kestabilan harga, ketersediaan bahan baku, serta kualitas produk yang dihasilkan anggotanya. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi dialog antara tim BPKP dan para pelaku usaha yang dikunjungi. Aspirasi dan masukan dari lapangan menjadi bagian penting untuk penyusunan kebijakan yang lebih responsif dan berpihak pada kebutuhan riil pelaku koperasi produsen. Dengan gerakan bersama antara koperasi, pemerintah, dan masyarakat, maka cita-cita besar menuju ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi rakyat bukan sekadar wacana. Koperasi Jaya, Rakyat Sejahtera, merupakan sebuah keniscayaan.*** Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Foto istimewa dok. PRIMKOPTI Jakarta Timur Editor : Thamrin Humris

Read More

Lebih dari Sekadar Tradisi! Sejarah Makan Bubur Asyura Ternyata Penuh Makna

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Saat tanggal 10 Muharram tiba, banyak masyarakat Indonesia, terutama umat Muslim, mempersiapkan sebuah hidangan spesial bernama bubur Asyura. Namun, tahukah Anda bahwa makan bubur Asyura bukan sekadar soal menyantap makanan tradisional? Di balik kelezatannya yang khas, tersimpan nilai-nilai historis, spiritual, dan sosial yang begitu dalam. Makan bubur Asyura ternyata merupakan bagian dari ritual penuh makna yang diwariskan sejak zaman Nabi Nuh AS dan terus dilestarikan hingga kini. Apa sebenarnya yang membuat bubur ini begitu istimewa? Mari kita telusuri lebih jauh sejarah dan filosofi di balik tradisi makan bubur Asyura, melalui penjelasan berikut. Asal Usul dan Sejarah Makan Bubur Asyura Makan bubur Asyura tidak muncul begitu saja. Tradisi ini bermula dari kisah luar biasa Nabi Nuh AS saat menghadapi banjir besar yang melanda seluruh bumi. Setelah air surut dan kapal Nabi Nuh bersandar di atas Gunung Judi, beliau bersama para pengikutnya mengumpulkan sisa bahan makanan yang ada di kapal. Semua bahan itu dimasak bersama menjadi bubur sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan yang diberikan Allah SWT. Sejak saat itu, umat Islam mengenang momen penting ini setiap tanggal 10 Muharram dengan membuat dan makan bubur Asyura. Di Indonesia, tradisi makan bubur Asyura berkembang seiring dengan masuknya Islam ke berbagai wilayah. Di Aceh, misalnya, ulama-ulama pada abad ke-16 menyebarkan ajaran Islam sekaligus memperkenalkan nilai sosial melalui kegiatan memasak dan berbagi bubur Asyura. Bubur ini bukan hanya makanan, melainkan simbol ajaran Islam yang menekankan pentingnya syukur, berbagi, dan kebersamaan. Makna yang Terkandung dalam Tradisi Makan Bubur Asyura Makan bubur Asyura bukan hanya urusan perut. Tradisi ini memuat banyak nilai dan pelajaran berharga yang dapat memperkuat spiritualitas serta hubungan sosial antarindividu dalam masyarakat. 1. Simbol Rasa Syukur Momen makan bubur Asyura adalah kesempatan bagi umat Muslim untuk mengingat dan mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat hidup, keselamatan, dan rezeki yang diberikan. Seperti halnya Nabi Nuh dan para pengikutnya yang bersyukur setelah selamat dari banjir besar, tradisi ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap cobaan selalu ada berkah yang patut disyukuri. 2. Menjalin Kebersamaan Proses pembuatan bubur Asyura biasanya melibatkan banyak orang. Di sinilah tercipta kebersamaan yang erat antar anggota keluarga, tetangga, bahkan komunitas. Makan bubur Asyura secara bersama-sama menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat dan harmonis. Kegiatan ini pun sering kali disertai dengan doa bersama atau pengajian, menambah nilai spiritual dalam kebersamaan tersebut. 3. Semangat Gotong Royong Nilai gotong royong sangat terasa dalam tradisi makan bubur Asyura. Setiap orang membawa bahan makanan, ikut serta dalam proses memasak, hingga membagikannya kepada orang lain. Ini mencerminkan kuatnya rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Makan bubur Asyura menjadi momen untuk saling membantu, mempererat persaudaraan, dan menciptakan solidaritas sosial. 4. Wujud Kepedulian dan Berbagi Tradisi membagikan bubur Asyura kepada tetangga atau masyarakat sekitar menggambarkan pentingnya saling berbagi, khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Dalam ajaran Islam, berbagi rezeki kepada sesama adalah bentuk ibadah yang mulia. Makan bubur Asyura mengajarkan bahwa nikmat makanan tidak akan lengkap tanpa adanya kepedulian terhadap orang lain. 5. Simbol Keberagaman dalam Harmoni Uniknya, bubur Asyura dibuat dari beragam bahan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, hingga rempah-rempah. Keanekaragaman bahan ini melambangkan pluralitas dalam masyarakat yang tetap bisa bersatu dan hidup harmonis. Makan bubur Asyura pun menjadi simbol bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk menciptakan persatuan, melainkan kekayaan yang harus dirawat bersama. Tradisi Makan Bubur Asyura di Berbagai Daerah 1. Kudus Di Kudus, bubur Asyura menjadi bagian dari budaya kuliner yang sarat nilai religi. Masyarakat menyambut 10 Muharram dengan kegiatan memasak bubur secara massal, lalu membagikannya kepada warga sekitar sebagai bentuk syukur dan amal jariyah. 2. Kalimantan Di Kalimantan, makan bubur Asyura dilakukan dalam nuansa kekeluargaan yang sangat kental. Biasanya, keluarga besar berkumpul dan memasak bubur secara bergotong royong. Setelah matang, bubur dimakan bersama sambil memanjatkan doa-doa dan harapan untuk tahun yang lebih baik. 3. Aceh Di Aceh, makan bubur Asyura tidak hanya menjadi kegiatan kuliner, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi. Warga berkumpul di meunasah (surau) atau masjid untuk memasak dan membagikan bubur kepada masyarakat. Tradisi ini tetap dilestarikan dari generasi ke generasi sebagai bentuk pelestarian nilai budaya dan ajaran Islam. Makan bubur Asyura bukan sekadar kebiasaan turun-temurun yang dilakukan setiap 10 Muharram. Lebih dari itu, tradisi ini merupakan pengingat akan sejarah perjuangan Nabi Nuh AS, simbol rasa syukur atas nikmat Allah, dan wujud kepedulian sosial dalam bingkai kebersamaan. Di tengah modernitas yang semakin mengikis nilai-nilai tradisional, menjaga dan meneruskan tradisi makan bubur Asyura menjadi sangat penting. Karena dari satu mangkuk bubur, kita bisa merasakan hangatnya kebersamaan, nikmatnya berbagi, dan indahnya hidup dalam keberagaman. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Toto Budiman

Read More

Potret Sejarah Yahudi di bawah Kekuasaan Islam yang Penuh dengan Toleransi

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Bayangkan sebuah masa ketika dua agama besar dunia hidup berdampingan, bukan dalam konflik, tetapi dalam bingkai saling menghormati dan bekerja sama. Itulah gambaran singkat dari Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim. Dalam berbagai catatan sejarah, hubungan antara umat Muslim dan Yahudi tidak selalu dipenuhi ketegangan seperti yang sering kita dengar hari ini. Justru pada masa awal kekuasaan Islam, Yahudi mengalami masa toleransi, bahkan kemajuan intelektual dan budaya yang luar biasa. Namun, sejarah ini tidak hanya berbicara soal harmoni, tapi juga tentang dinamika, diskriminasi, dan perubahan sosial yang kompleks. Kabar baiknya, dalam kesempatan kali ini, kami  akan mengulas lebih dalam tentang bagaimana Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim menjadi potret penuh warna, dari masa keemasan hingga masa-masa sulit. Siapkah Anda menyelami kisah sejarah yang sering kali terlupakan ini? Baik, mari kita sama-sama perhatikan penjelasannya di bawah ini. Awal Hubungan Toleransi dan Koeksistensi yang Nyata Masa awal Islam menandai titik balik dalam hubungan antara umat Muslim dan Yahudi. Di berbagai wilayah kekuasaan Islam, umat Yahudi diperlakukan dengan pendekatan yang lebih inklusif dibandingkan dengan masa pemerintahan sebelumnya. Beberapa bentuk pendekatan tersebut, seperti: 1. Status Dhimmi (Perlindungan dengan Syarat) Dalam sistem pemerintahan Islam klasik, Yahudi digolongkan sebagai ahl al-kitab dan diberikan status dhimmi. Artinya, mereka adalah kelompok non-Muslim yang mendapat perlindungan hukum dari negara Islam, selama memenuhi kewajiban tertentu, dan yang paling utama adalah membayar pajak khusus yang disebut jizya. Meskipun menjadi warga negara kelas dua secara administratif, status ini memungkinkan umat Yahudi untuk hidup damai dalam komunitas mereka sendiri. 2. Kebebasan Beragama dan Tradisi Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim mencatat bahwa dalam banyak kasus, komunitas Yahudi bebas menjalankan ajaran agamanya. Mereka diperbolehkan membangun dan memelihara sinagoge, menjalankan hukum mereka sendiri dalam urusan internal, serta melestarikan budaya dan bahasa mereka tanpa paksaan untuk memeluk Islam. Peran dalam Pemerintahan dan Masyarakat Tak hanya hidup berdampingan, beberapa tokoh Yahudi bahkan dipercaya untuk mengisi jabatan penting di pemerintahan Islam. Mereka dikenal sebagai penasehat, dokter kerajaan, penerjemah naskah klasik, hingga ekonom istana. Kepercayaan ini menunjukkan tingkat keterbukaan masyarakat Islam terhadap kompetensi intelektual dan profesional umat Yahudi. 1. Zaman Keemasan di Andalusia dan Baghdad Wilayah Andalusia, di bawah kekuasaan Islam di Spanyol, menjadi saksi dari masa keemasan komunitas Yahudi. Awalnya komunitas Yahudi di bawah kekuasaan Muslim mencatat bahwa ini adalah periode ketika ilmu pengetahuan, filsafat, sastra, dan seni berkembang pesat di kalangan Yahudi. Sejarah mencatat bahwa kejayaan Islam di Andalusia dan Baghdad bukan sekadar dongeng keemasan. Keduanya pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya, dan toleransi yang memukau dunia. Namun, yang jarang disorot adalah bagaimana peradaban yang begitu megah itu runtuh dan berakhir dengan tragedi pembantaian terhadap komunitas Muslim yang pernah berjaya di dalamnya. Peradaban tanpa kekuatan & solidaritas tidak akan bertahan. Ilmu, seni, dan toleransi memang penting, tapi tanpa perlindungan politik, militer, dan persatuan umat, semua bisa hancur seketika. Maka, menjaga identitas keislaman dan kekuatan ukhuwah (persaudaraan) menjadi bagian penting dari pertahanan peradaban.  2. Hasdai bin Shaprut dan Penerjemahan Ilmu Pengetahuan Hasdai bin Shaprut adalah tokoh Yahudi terkemuka yang menjabat sebagai penasihat Khalifah Abdurrahman III. Ia memainkan peran penting dalam pengembangan pusat penerjemahan naskah ilmiah, yang menjembatani pengetahuan dari dunia Islam ke Eropa. 3. Maimonides (Filosof Yahudi dalam Dunia Islam) Maimonides, seorang tokoh besar dalam sejarah Yahudi, lahir dan besar di Cordoba. Ia menulis karya-karya besar tentang hukum, kedokteran, dan filsafat yang masih dihormati hingga kini. Menariknya, karya-karyanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Islam klasik. Masa Sulit: Diskriminasi, Konflik, dan Kebijakan yang Berubah Namun, toleransi tidak selalu menjadi warna tunggal dalam Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim. Terdapat juga masa-masa kelam yang patut dicatat. Beberapa masa-masa kelam tersebut, meliputi: 1. Pembatasan Sosial dan Hukum Meskipun diberikan kebebasan beragama, umat Yahudi kerap dibatasi dalam ruang geraknya. Mereka dilarang membawa senjata, menunggang kuda, hingga memberikan kesaksian melawan Muslim di pengadilan. Dalam beberapa wilayah, pakaian khusus pun diwajibkan agar mereka mudah dikenali. 2. Kekerasan dan Ketidakstabilan Politik Beberapa peristiwa kekerasan menodai sejarah ini, seperti kerusuhan di Cordoba dan Granada pada abad ke-11 yang menyebabkan kematian banyak orang Yahudi. Di Afrika Utara, terutama di Maroko dan Libya, mereka juga kerap mengalami diskriminasi dan dipaksa tinggal di ghetto yang terisolasi. 3. Faktor Penguasa dan Kebijakan Lokal Yang menarik dari Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim adalah bagaimana kondisi mereka sangat bergantung pada penguasa yang sedang berkuasa. Di bawah pemimpin yang progresif, mereka hidup damai dan makmur. Namun, di bawah pemimpin yang keras atau terpengaruh oleh tekanan politik, diskriminasi bisa meningkat tajam. Mewarisi Jejak Sejarah yang Kompleks Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim menyajikan sebuah kisah yang tidak hitam-putih. Di satu sisi, terdapat masa di mana toleransi dan kolaborasi menciptakan peradaban yang maju dan terbuka. Di sisi lain, sejarah ini juga menyimpan catatan kelam tentang diskriminasi, pembatasan, dan kekerasan. Tragedi Andalusia dan Baghdad bukan hanya cerita masa lalu, tapi peringatan keras bagi generasi kini. Jangan sampai umat Islam mengulangi kesalahan yang sama: sibuk membanggakan masa silam tapi lupa membangun kekuatan hari ini. Sebab musuh peradaban tak akan pernah tidur, sementara umat sering kali terlelap dalam nostalgia. Sejarah ini menjadi cermin bahwa harmoni bisa terwujud, jika kita mau belajar dari masa lalu dan menghargai kemanusiaan di atas segalanya. Dengan memahami keseluruhan dinamika, kita dapat melihat sejarah antar umat beragama lebih kompleks daripada yang sering digambarkan. Menelusuri sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim, memberi pelajaran tentang pentingnya konteks sejarah dan nilai toleransi sejati. Jika dunia hari ini ingin belajar dari masa lalu, maka kisah ini adalah salah satu cermin berharga membangun masa depan yang saling menghargai. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Toto Budiman

Read More

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Melalui Jalur Perdagangan

Surabaya – 1miliarsantri.net : Saat mendengar kata “penyebaran agama”, yang terbayang di benak banyak orang sering kali adalah perang atau kekuasaan. Namun, sejarah Islam di Indonesia justru menyuguhkan kisah yang jauh lebih damai dan mengakar. Agama ini tersebar luas bukan melalui pedang, melainkan melalui perniagaan dan pertemuan budaya. Para saudagar muslim dari Gujarat, Persia, dan Arab membawa bukan hanya barang dagangan, tetapi juga akhlak, ilmu, dan nilai-nilai Islam yang bersinar di tengah masyarakat Nusantara. Jalur-jalur perdagangan maritim di pesisir pantai pun menjadi ladang subur bagi tumbuhnya dakwah yang santun dan penuh hikmah. Sejarah penyebaran Islam tidak tentang perubahan keyakinan saja, melainkan perjalanan peradaban yang penuh makna. Islam datang bukan sebagai penakluk, tapi sebagai sahabat, menyapa pelan, masuk ke hati lewat perdagangan, budaya, dan pergaulan sehari-hari. Yang membuat perjalanan ini begitu istimewa adalah cara Islam menyatu dengan kehidupan masyarakat lokal tanpa merusak akar budaya yang sudah ada. Ia hadir sebagai cahaya, bukan bara. Sebuah kisah damai yang perlu untuk dikenang, dipahami, dan diwariskan. Kalau kamu penasaran bagaimana awal mula Islam bisa masuk dan menyebar ke seluruh pelosok Nusantara hanya lewat aktivitas perdagangan, yuk simak pembahasan ini sampai habis. Di sini kita akan kupas tuntas sejarah penyebaran Islam. Bagaimana Perdagangan Bisa Menjadi Pintu Masuk Islam ke Nusantara? Mengingat tentang sejarah penyebaran Islam, jalur perdagangan menjadi bagian hal yang tak bisa dilewatkan. Sejak abad ke-7 Masehi, para pedagang yang Muslim dari Arab, Persia, dan India mulai menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah-wilayah pesisir di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka datang dengan membawa beberapa barang dagangan, seperti rempah-rempah, kain, logam, hingga perhiasan. Tapi lebih dari itu, mereka juga membawa ajaran Islam yang mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah penyebaran Islam melalui perdagangan ini begitu efektif karena pendekatannya yang damai dan bersifat persuasif. Para pedagang Muslim tidak serta-merta memaksa masyarakat lokal untuk masuk Islam. Justru, mereka menjadi teladan dalam kejujuran berdagang, etika pergaulan, dan sikap sosial yang terbuka. Dengan seiring waktu, masyarakat lokal mulai tertarik belajar tentang ajaran Islam, bahkan ada yang kemudian memeluk agama ini secara sukarela. Di sepanjang pesisir Sumatera, seperti di Barus, Aceh, hingga ke daerah pesisir Jawa dan Sulawesi, jejak penyebaran Islam ini sangat kentara. Banyak dari kerajaan lokal pada akhirnya menjalin hubungan lebih erat dengan para pedagang Muslim. Contohnya Kerajaan Samudera Pasai yang menjadi kerajaan Islam pertama kali di Indonesia sekitar abad ke-13. Selain membawa barang dagangan, para pedagang yang Muslim juga ikut memberikan sumbangan pada perkembangan budaya dan sosial masyarakat lokal. Dalam sejarah penyebaran Islam hal ini menjadi sangat penting karena proses Islamisasi tidak terjadi secara kaku atau memaksa, melainkan berjalan seiring dengan interaksi budaya. Kamu bisa bayangkan sendiri, ketika setiap para pedagang menetap sementara di suatu wilayah, mereka tidak hanya bertransaksi saja, tapi juga akan menikah dengan penduduk lokal, mendirikan masjid atau surau, dan menjadi bagian integral dari masyarakatnya. Dari sinilah kemudian proses penyebaran Islam menjadi semakin kuat, karena masyarakat tidak hanya mengenal Islam sebagai ajaran luar, tapi juga sebagai bagian dari identitas mereka. Tak heran jika kemudian muncul bentuk-bentuk akulturasi antara Islam dan budaya lokal. Misalnya, dalam upacara-upacara adat yang disesuaikan dengan nilai-nilai Islam, atau dalam arsitektur masjid yang mengadopsi bentuk bangunan tradisional Nusantara. Semua ini menunjukkan bahwa sejarah penyebaran Islam melalui jalur perdagangan benar-benar mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Jika kita melihat kondisi saat ini, maka jejak sejarah penyebaran Islam melalui perdagangan masih bisa kita rasakan. Banyak daerah pesisir yang menjadi pusat penyebaran Islam di masa lalu, hingga sekarang masih menjadi kota-kota Islam yang kuat secara budaya dan keagamaannya. Contohnya seperti Aceh, Banten, Gresik, hingga Makassar. Sebagai generasi penerus, kita bisa belajar banyak dari cara Islam disebarkan di masa lalu. Islam masuk ke Indonesia bukan melalui paksaan atau kekerasan, melainkan lewat perdagangan yang penuh etika, lewat hubungan antar-manusia yang hangat dan saling menghargai. Jadi, sejarah penyebaran Islam itu bukan sekadar catatan masa lalu, tapi juga cerminan tentang bagaimana kita bisa menyebarkan nilai-nilai kebaikan dengan cara yang damai, jujur, dan penuh cinta. Menelusuri sejarah penyebaran Islam di Indonesia melalui jalur perdagangan adalah seperti membuka kembali lembaran lama yang penuh pelajaran berharga. Sehingga kita menjadi tahu bahwa kekuatan dakwah tidak hanya dari kata-kata, melainkan dari tindakan yang nyata dan sikap hidup sehari-hari. Itulah mengapa sejarah penyebaran Islam di Nusantara ini begitu sangat unik dan relevan untuk terus kita pelajari hingga hari ini. Semoga bermanfaat! Penulis : Iffah Faridatul H Editor : Toto Budiman

Read More

Makna Hijrah di Era Digital, Hijrah Fisik atau Hati?

Surabaya – 1miliarsantri.net : Di era digital dan hiruk pikuk media sosial seperti sekarang, istilah hijrah kembali menggema. Hijrah tidak hanya soal tempat, seperti saat Rasulullah SAW berpindah dari Mekkah ke Madinah. Tetapi lebih pada perubahan sikap, hati, dan arah hidup menuju yang lebih baik. Dimaknai sebagai perjalanan batin dari gelap menuju terang, dari lalai menuju taat.  Fenomena hijrah kini semakin populer di kalangan anak muda. Banyak yang sudah mulai tertarik menggali nilai-nilai Islam, memperbaiki diri, dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang dianggap kurang bermanfaat. Namun muncul pertanyaan kritis, apakah hijrah cukup dilakukan lewat unggahan di sosmed, gaya busana, dan berkumpul bersama komunitas hijrah? Masa kini kita hidup di zaman yang serba canggih. Semua hal bisa diakses dari genggaman tangan lewat smartphone. Informasi agama, ceramah, kajian, bahkan komunitas hijrah bisa ditemukan dengan mudah di media sosial. Tapi di balik kemudahan itu, ada juga tantangan yang besar. Makna hijrah di era digital tidak hanya soal memulai pakai pakaian syar’i atau follow akun dakwah. Lebih dari itu, hijrah hari ini berarti bagaimana kamu bisa menjaga hati dan niat di tengah derasnya arus informasi. Tak jarang hijrah sejati justru terletak pada perubahan hati dan komitmen yang tersembunyi di balik layar. Terkadang kita semangat belajar agama, tapi di waktu yang sama, kita juga tergoda scroll video yang tidak bermanfaat berjam-jam lamanya hingga tak terasa. Itulah kenapa sangat penting bagi kita untuk memahami makna hijrah secara menyeluruh. Hijrah di era digital seperti sekarang ini merupakan perjalanan spiritual yang penuh dengan tantangan. Mungkin kamu tidak berjalan kaki dari satu kota ke kota lain, tapi kamu sedang berjalan dari zona nyaman ke jalan kebaikan yang baru. Mengendalikan jari untuk tidak mengetik komentar yang buruk, menjaga waktu agar lebih produktif, dan menggunakan media sosial untuk menyebar kebaikan. Hal itu semua merupakan bentuk dari hijrah. Jadi, ketika kamu merasa lelah atau kehilangan arah, harus selalu ingat bahwa setiap perubahan yang kecil ke arah yang lebih baik, itu merupakan bagian dari hijrah. Dan semua itu bernilai besar di sisi Allah, asal niatnya lurus. Hijrah Fisik atau Hati? Mana yang Lebih Penting? Ketika balik ke sejarah, hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah tidak hanya soal pindah tempat. Tapi merupakan langkah besar untuk menyelamatkan iman dan menata kehidupan baru yang lebih Islami. Di sinilah pentingnya memahami bahwa makna hijrah tidak selalu soal fisik. Justru, hijrah hati bisa menjadi lebih menantang. Misalnya, kamu bisa saja tampil Islami di luar, tapi masih menyimpan iri, dengki, atau sombong di dalam hati. Sebaliknya, ada juga yang belum berubah penampilan, tapi hatinya terus berusaha dekat dengan Allah. Hijrah hati berarti meniatkan dari hati, pikiran, dan perasaan ke jalan yang benar. Kamu belajar memaafkan kesalahan, belajar sabar, dan mulai menghindari dari hal-hal yang menjauhkan dari Allah. Hal tersebut suatu proses yang tak terlihat, tapi dampaknya luar biasa besar. Makna hijrah yang sesungguhnya adalah ketika fisik dan hati berjalan beriringan. Perubahan dari dhohiriyah tentunya juga penting, tapi akan jauh lebih bermakna jika dibarengi dengan perubahan dari batiniyah. Jadi, jika kamu lagi dalam proses hijrah, jangan terburu-buru untuk menilai diri sendiri atau orang lain hanya dari penampilan. Fokus saja ke niat dan langkah kecil yang kamu ambil setiap hari. Hijrah tidak tentang siapa yang lebih awal memperbaiki diri, tapi siapa yang tetap istiqamah di jalan yang benar. Makna hijrah akan selalu relevan di setiap zaman, termasuk di era digital sekarang ini. Baik itu hijrah dari fisik maupun dari hati, semua terfokus pada keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Media sosial menjelma jadi panggung utama hijrah masa kini. Dari unggahan kajian, kutipan ayat, hingga perubahan penampilan, semuanya bisa diabadikan dan disebarluaskan dalam hitungan detik. Tak sedikit yang merasa lebih dekat dengan agama setelah mengikuti akun-akun dakwah digital. Namun, di balik semua itu, muncul kekhawatiran: apakah hijrah hanya berhenti pada tampilan luar dan eksistensi di dunia maya? Hijrah digital memang mempermudah akses ilmu dan komunitas, tetapi juga mengandung jebakan: riya digital, merasa cukup dengan simbol, atau terjebak dalam tren tanpa pemahaman mendalam. Padahal, hijrah sejati adalah perjalanan berkelanjutan yang menuntut muhasabah diri, perbaikan akhlak, dan komitmen dalam menjalankan perintah Allah, bukan hanya citra diri. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari & Muslim). Inilah yang menjadi kunci utama: hijrah dimulai dari hati. Bukan berarti penampilan dan komunitas tidak penting, tetapi tanpa niat yang lurus dan perubahan dalam diri, semua hanya akan menjadi formalitas. Hijrah hati mencakup kejujuran pada diri sendiri, perjuangan melawan hawa nafsu, dan konsistensi meskipun tanpa sorotan publik. Di sinilah tantangan terbesar era digital: menjaga keikhlasan di tengah dunia yang serba terlihat. Yang perlu diingat, hijrah bukan tujuan akhir tapi perjalanan yang seumur hidup. Kamu boleh capek, boleh jatuh, bahkan boleh ragu, tapi jangan pernah berhenti melangkah. Karena setiap langkah kecil yang diambil menuju Allah, akan ia balas dengan kebaikan yang tak terduga. Jadi, buat kamu yang sedang memaknai hijrah atau baru memulai langkah, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Nikmati prosesnya, pelajari makna hijrah lebih dalam, dan terus perbaiki diri. Semoga hijrahmu bukan sekadar tren, tapi benar-benar jadi titik baik menuju kehidupan yang lebih berkah. Penulis : Iffah Faridatul H Editor : Toto Budiman

Read More

Biadab! Israel Menembakan Rudal Ke Arah Anak-Anak Gaza Yang Sedang Mengambil Air

Gaza, Palestina – 1miliarsantri.net: Serangan udara militer zionis Israel menghantam lokasi titik distribusi air di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan enam anak dan melukai 17 lainnya, pada hari Ahad (Minggu-red). Militer Israel berdalih rudal itu “ditujukan untuk mengenai sasaran seorang militan Jihad Islam di daerah tersebut tetapi terjadi malfungsi yang menyebabkannya jatuh “puluhan meter dari sasaran.” Baca juga : Gadis Kecil Gaza: ‘Kembalikan Ibuku Dari Surga’ Mengutip arabnews.com, “IDF menyesalkan kerugian apa pun terhadap warga sipil yang tidak terlibat,” katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa insiden itu sedang diselidiki. Ahmed Abu Saifan, seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda, mengatakan “serangan yang menghantam titik distribusi air di Kamp Nuseirat, menewaskan 6 orang dan melukai 17 lainnya.” Krisis Air Memburuk Dan Minimnya Bahan Bakar Di Gaza Menurut laporan arabnews.com, krisis air yang terjadi di Gaza makin memburuk dalam beberapa pekan terakhir, begitu juga dengan minimnya bahan bakar membuat fasilitas desalinasi dan sanitasi ditutup. Baca juga : Konvoi Solidaritas Untuk Gaza Kembali Ke Tunisia, Dan Menyerukan Pembebasan Tahanan Di Libya Timur Militer zionis terus membombardir wilayah Gaza (tangkapan layar video AFP) Korban Tewas Di Gaza Mencapai 58.000 Lebih Beberapa jam setelah kejadian di titik distribusi air Nuseirat, 12 orang kembali syahid disebuah pasar Kota Gaza, termasuk seorang konsultan rumah sakit terkemuka, Ahmad Qandil, menurut laporan media Palestina, namun militer zionis tidak memberikan pernyataan. Arab Saudi Mengutuk Keras Eskalasi Militer Israel Di ‘Gaza’ Palestina Kementerian berwenang di Gaza tidak mengklasifikasi dalam perhitungan jumlah yang tewas antara warga sipil dan pejuang Palestina sejak Oktober 2023. Menurut keterangannya, “terdapat lebih dari 58.000 orang Palestina syahid, termasuk 139 orang tewas dalam 24 jam terakhir”, sejak meletus perang antara pejuang Hamas dan militer Israel, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.*** Penulis dan Editor : Thamrin Humris Sumber : arabnews.com | Foto istimewa arabnews.com / AFP

Read More

Chelsea Juara Dunia FIFA 2025, Bungkam Paris Saint-Germain 3-0 Disaksikan Presiden AS

New Jersey, USA – 1miliarsantri.net: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi saksi pertandingan Final Perdana FIFA Club World Cup 2025 yang mempertemukan Chelsea FC asal Inggris dengan Paris Saint-Germain, di MetLife Stadium, New Jersey, Amerika Serikat, Minggu 13/7/2025 waktu setempat. Chelsea yang diasuh coach Enzo Maresca langsung tancap gas mengejutkan PSG. Gempuran pasukan London Biru itu menyulitkan pembunuh raksasa Real Madrid di Final perdana Piala Dunia Antar Klub FIFA 2025, yang disaksikan Presiden FIFA dan Presiden AS. Brace Palmer Bukti Solidnya Skuad Chelsea Bermain luar biasa sejak peluit dibunyikan, skuad Chelsea yang dimotori Cole Palmer, didukung Defender: Marc Cucurella, Levi Colwill, Trevoh Chalobah, Rece James dan Malo Gusto. Kemudian Lini Tengah ada Enzo Fernandez dan Moises Caicedo menjadi trio creator mematikan bersama Palmer. Serta Ujung Tombak Pedro Neto dan Joao Pedro yang menyumbang satu gol kemenangan Chelsea. Palmer kejutkan seisi MetLife Stadium dengan 2 gol dalam interval delapan menit, dengan proses dan penempatan yang sama di sudut sempit kanan gawang Paris Saint-Germain, yang sulit dijangkau Gianluigi Donnarumma. Gol-Gol Chelsea Dalam Laga Final 5 Kemenangan Beruntun termasuk laga Final dini hari waktu Indonesia Barat bukti kuatnya karakter bermain The Blues Chelsea, rotasi pemain dan strategi permainan dengan pola 4-2-3-1 menghadapi PSG yang ditukangi Luis Enrique dengan formasi 4-1-2-3, membuahkan 3 gol tanpa balas di babak pertama. Gol Pertama dan Kedua Palmer, gol pertama dicetak Palmer menit ke 22 dan gol keduanya dalam tempo delapan menit menunjukan dia benar-benar menikmati partai final. Dia menggila dengan kedua gol tersebut serta satu assist, dan merebut Golden Ball. Gol Ketiga, Striker dicetak striker Chelsea asal Brasil, Joao Pedro menit ke 43′ menunjukan produktivitas pemain muda The Blues dalam laga final yang disaksikan jutaan penonton dunia. Skuad Chelsea benar-benar luar biasa.*** Penulis dan Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar fifa.com | Sumber: berbagai sumber

Read More

Dengan Perkembangan Teknologi, Belajar Kini Lebih Menyenangkan

Surabaya – 1miliarsantri.net :  Zaman sekarang, suasana belajar nggak lagi seserem dulu. Nggak cuma monoton soal buku seabrek atau duduk diam berjam-jam di kelas. Berkat teknologi yang makin canggih, belajar jadi seru kayak main game! Mau ngejelajah sejarah? Tinggal nyalain VR headset, terus ‘jalan-jalan’ virtual ke zaman kerajaan. Mau ngerti rumus matematika? Ada video animasi kocak yang bikin nggak ngantuk. Bahkan, ujian pun bisa jadi challenge seru kayak kuis online. Dari anak TK sampai yang udah kuliah, semua bisa belajar dengan cara yang asyik dan nggak bikin stres. Pokoknya, edukasi teknologi udah ngubah belajar dari ‘uh, lagi?’ jadi ‘yuk, lanjut lagi! Teknologi tidak hanya mempermudah, tetapi juga membangkitkan semangat belajar dengan cara yang sebelumnya tak terbayangkan!” Hmm.. Apa sih itu Edukasi Teknologi?Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI), edukasi adalah proses pengajaran atau pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan, karakter seseorang.Seperti pentingnya pembinaan terhadap anak tentang sopan santun, empati, rasa tanggung-jawab, toleransi, dan karakter-karakter yang membangun lainnya secara langsung. Sedangkan Teknologi adalah alat yang digunakan atau metode ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan praktis dalam ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang industri dan pendidikan. Alat-alat pendukung edukasi teknologi tersebut mencakup antara lain :1. Perangkat Lunak Belajar : Aplikasi dan program yang dirancang untuk membantu siswa belajar, seperti platform pembelajaran daring (e-learning), aplikasi edukasi, dan simulasi pembelajaran.2. Perangkat Keras Belajar : Alat fisik seperti komputer, tablet, handphone, dan proyektor yang digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.3. Sumber Daya Digital : Konten digital seperti video, modul interaktif, dan sumber daya multimedia yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep pembelajaran tertentu.4. Metode Pengajaran : Pendekatan dan strategi yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menarik.5. Analisis Data Pembelajaran : Penggunaan data untuk memahami efektivitas proses pembelajaran dan untuk menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Contohnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran daring yang memudahkan siswa untuk belajar dari rumah, seperti yang terjadi saat pandemi covid-19 di di tahun 2019 hingga 2022 silam. Jadi Eduteknologi, atau teknologi pendidikan, merujuk pada penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang mencakup berbagai alat, metode, dan sumber daya yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan tujuan untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik, efisien, menyenangkan, serta untuk membantu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di era digital. Tapi jangan salah lhooo, hal ini bisa berdampak negatif jika tidak digunakan dengan seimbang, kok bisa yaa?? Hmmm.. mari kita dalami lebih dalam lagi Edukasi Teknologi.Zaman ini, bisa dikatakan zaman teknologi, karena hampir semua penduduk dunia menggunakan teknologi, mereka menggunakan teknologi ini untuk mempermudah  pekerjaan, menyelesaikan tugas, berkomunikasi dengan sesama yang tinggal di negara yang berbeda, menemukan jawaban yang tidak diketahui, dan masih banyak lagi kegunaan dari teknologi ini.Dari data statista.com, Oberlo, demandsage, datareportal, dan forbes menunjukkan bahwa 7 dari 10 orang di dunia kini sangat aktif dalam menggunakan teknologi. Dan data penggunaan internet ini meningkat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat dalam tabel di bawah. Data ini menunjukkan bahwa ruang lingkup teknologi sudah semakin besar dan banyak pengguna. Mereka menggunakan ini untuk beragam sektor dan membuat satu pekerjaan lebih mudah dan menjangkau banyak hal. Seperti dalam sektor bisnis, industri, distributor, suplier, dan pendidikan.Dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi bisa membuat anak-anak bangsa dari latar belakang manapun bisa bersaing hingga tingkat Internasional. Karena setiap orang memiliki akses mudah untuk bisa mencari tahu informasi-informasi yang berkaitan dengan pendididikan. Misalnya jika seseorang mengalami kendala dalam mengerjakan tugas untuk menemukan jawaban, maka bisa mendapatkan bantuan yang ingin diketahui melalui teknologi.Dan jika seseorang ingin belajar sesuatu hal baru, seperti belajar bahasa asing yang mungkin tidak diajarkan di sekolah pada umumnya. Dengan bantuan teknologi dia bisa belajar secara ototidak, dengan mengunduh aplikasi yang dibutuhkan dan belajar sesuai minatnya.Seseorang yang ingin mengikuti ajang-ajang perlombaan pendidikan, dengan bantuan teknologi bisa mengakses atau mencari info pelombaan yang sedang berlangsung. Saat ini banyak pendaftaran perlombaan, sudah dilakukan secara online dengan mempromosikannya di media sosial atau melalui website. Termasuk seseorang yang terkendala biaya melanjutkan pendidikan, dia dapat mencoba program-program beasiswa yang tersedia dan tentunya dengan bantuan teknologi juga. Dampak Penggunaan Teknologi Pada intinya teknologi dapat menjadi bahan inspirasi untuk anak-anak sekolah untuk dikembangkan menjadi lebih menarik, unik, bernilai dan membantu memberikan ide-ide. Tapi yang menjadi masalah adalah kebanyakan anak-anak sekolah, justru memanfaatkan teknologi ini sebatas untuk membuat mereka lebih banyak waktu untuk bersantai. Mereka secara penuh mengandalkan teknologi, salah satunya adalah AI yang saat ini banyak digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Sebagai gantinya mereka memiliki waktu lebih banyak untuk bermain media sosial. Hal ini menjadi salah satu masalah besar karena membuat anak lebih malas dan tidak bisa berpikir kritis.  Efek jangka panjang dari otak yang jarang untuk diajak bekerja itu kayak HP yang nggak pernah dicharge. Lama-lama lemot dan error. Padahal otak harusnya harus selalu diasah setiap hari. Dampaknya mulai dari mudah lupa, sulit fokus, kreatifitas mandeg, dan resiko penyakit otak. Studi menunjukkan kurang stimulasi otak, bisa meningkatkan resiko demensia atau alzheimer di usia tua. Oleh karena itu untuk menangani masalah ini, maka sangat diperlukan kerjasama antara orangtua, guru, dan siswa untuk bisa mengajarkan anak disiplin waktu dan pentingnya membuat skala prioritas utama.  Edukasi Teknologi adalah hal yang sangat penting dan bermanfaat. Jika dipadukan dengan pendekatan yang bijak, belajar akan menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan dan bermakna. Kontributor : Devi Cantika Sihombing Editor  : Toto Budiman

Read More

Tidak Ada Riba Dalam Koperasi Simpan Pinjam, Jika Dijalankan Sesuai Nilai Dan Prinsip Koperasi

Jakarta – 1miliarsantri.net: Di tengah kegelisahan umat terhadap sistem keuangan berbasis riba, muncul harapan besar pada sistem koperasi simpan pinjam sebagai alternatif lembaga keuangan yang lebih adil, bersih, dan sesuai nilai-nilai Islam. Namun, seringkali muncul keraguan: Apakah koperasi benar-benar bebas riba? Jawaban atas keraguan ini bergantung pada bagaimana koperasi tersebut dijalankan. Jika koperasi simpan pinjam dikelola dengan benar, sesuai prinsip dan nilai-nilai dasar koperasi, maka ia bebas dari praktik riba. Bahkan, koperasi bisa menjadi instrumen ekonomi yang menyelamatkan umat dari jeratan sistem keuangan ribawi yang merusak. Prinsip “Dari, Oleh, dan Untuk Anggota”: Uang Kita, Kembali kepada Kita Salah satu keistimewaan koperasi dibandingkan lembaga keuangan lainnya adalah prinsip utamanya: Artinya, dana yang dikelola dalam koperasi adalah hasil simpanan para anggota sendiri, bukan dana investor luar, bukan dari sistem perbankan ribawi. Kegiatan pinjam meminjam dalam koperasi bukanlah hubungan antara pihak luar yang mencari keuntungan, melainkan bentuk solidaritas antar anggota untuk saling bantu dan memberdayakan. Baca juga : Koperasi Menjadi Ladang Amal Jariyah Yang Tak Terputus Dalam Islam, dasar hubungan keuangan seperti ini sangat kuat. Al-Qur’an mengajarkan prinsip: Prinsip saling ridho inilah yang menjadikan transaksi keuangan dalam koperasi bukan riba, melainkan akad tolong-menolong yang disepakati secara sukarela. Kenapa Koperasi Tidak Riba? Ini Pertimbangannya: 1. Uang Dikelola secara Kolektif dan Transparan Dalam koperasi, tidak ada pemilik modal tunggal yang mengambil keuntungan dari bunga. Dana adalah milik kolektif anggota. Ketika dana disalurkan dalam bentuk pinjaman, itu merupakan bentuk pelayanan kepada anggota yang membutuhkan. Keuntungan yang dihasilkan pun bukan untuk memperkaya segelintir orang, tetapi untuk kesejahteraan semua anggota. 2. Akad Berdasarkan Musyawarah dan Kesepakatan Bersama Besaran jasa pinjaman atau biaya administrasi dalam koperasi disepakati melalui forum demokratis seperti Rapat Anggota Tahunan (RAT). Tidak ada pemaksaan, tidak ada ketidakjelasan. Semua terang, terbuka, dan disepakati bersama. Hal ini berbeda dengan riba yang mengandung unsur kezaliman dan penindasan. 3. Bukan Transaksi Eksploitatif, Tapi Saling Bantu Riba muncul ketika ada pihak yang memanfaatkan kebutuhan orang lain untuk meraup keuntungan berlebih. Dalam koperasi, semangatnya adalah tolong menolong—anggota yang lebih mampu membantu yang sedang membutuhkan. Itulah yang disebut dengan ta’awun dalam ajaran Islam. 4. Keuntungan Kembali ke Anggota Jika ada kelebihan dari hasil usaha simpan pinjam (dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha/SHU), maka kelebihan itu dibagikan kepada anggota sesuai partisipasi, bukan disedot oleh investor atau pemilik modal. Ini sangat sesuai dengan prinsip keadilan dalam Islam. Baca juga : Semangat Koperasi Membangun Dunia yang Lebih Baik Antara Bunga dan Jasa Pinjaman: Jangan Disamakan Salah satu kesalahan umum dalam menilai koperasi adalah menyamakan “jasa pinjaman” dengan “bunga bank”. Padahal secara filosofi dan struktur, keduanya sangat berbeda: Bunga Bank bersifat mengikat, ditentukan sepihak oleh lembaga keuangan, tidak transparan, dan mengejar keuntungan maksimal. Jika terlambat, bunganya bertambah. Unsur gharar (ketidakjelasan) dan riba (penambahan atas pinjaman tanpa dasar) sangat kental di sini. Jasa Pinjaman Koperasi adalah kesepakatan bersama, tidak ditentukan sepihak, digunakan untuk menutup biaya operasional dan menjaga keberlanjutan koperasi. Dalam RAT, anggota sendiri yang menyetujui besarannya. Bahkan, dalam banyak koperasi syariah, skema ini diganti dengan akad murabahah, qardhul hasan, atau sistem margin syariah. 5 Fase Penulisan Al-Qur’an Sejak Masa Rasulullah Hingga Saat Ini Koperasi: Wujud Konkret Ekonomi Tanpa Riba Koperasi adalah lembaga yang secara konseptual paling memungkinkan untuk meninggalkan riba secara total. Dengan asas: Koperasi mewakili wajah sistem keuangan yang adil, sehat, dan sejalan dengan maqashid syariah (tujuan-tujuan hukum Islam). Islam Memerintahkan Menjauhi Riba dan Membangun Ekonomi Berkeadilan Al-Qur’an dengan tegas melarang riba dan menyuruh menegakkan keadilan dalam muamalah. Riba adalah bentuk pemerasan terhadap yang lemah. Islam menolak sistem yang menindas satu pihak demi keuntungan pihak lain. Dalam koperasi, yang terjadi adalah kebalikannya: kekuatan dikumpulkan bersama untuk mengangkat yang lemah. Menjawab Tantangan dan Membangun Solusi Namun, idealisme koperasi tidak akan berarti jika tidak dikelola dengan nilai dan prinsip koperasi yang benar. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain: Solusinya? Penguatan akhlak pengurus dan pengawas, pelatihan berkala bagi anggota, peningkatan sistem pelaporan, dan—yang terpenting—mengembalikan koperasi kepada ruhnya: dari, oleh, dan untuk anggota; serta dijalankan dengan ridho dan tanggung jawab. Baca juga : Sertifikasi Halal Gratis Bagi ‘UMK’, Ini Dasar Hukumnya Membangun Koperasi yang Bebas Riba adalah Jalan Iman dan Perjuangan Mendirikan dan mengelola koperasi simpan pinjam tanpa riba bukanlah sekadar pilihan teknis, tetapi perjuangan iman. Umat Islam membutuhkan wadah keuangan yang selaras dengan syariat, dan koperasi menawarkan itu. Tentu, dengan catatan nilai dan prinsip koperasi dijaga, serta seluruh operasionalnya dilandasi niat tolong-menolong dan semangat menegakkan keadilan. Koperasi simpan pinjam yang benar bukanlah lembaga riba terselubung, melainkan benteng umat dari sistem ekonomi zalim. Maka, membina, mengembangkan, dan bergabung dalam koperasi yang sehat adalah bagian dari ibadah sosial dan perjuangan ekonomi umat.** Koperasi Jaya, Rakyat Sejahtera Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara) Foto Istimewa Editor : Thamrin Humris

Read More