Pembelajaran Bukti Pembenaran Al Qur’an Lewat Burung Gagak

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam Surah Al-Maidah ayat 30-31, Allah SWT memaparkan kisah Habil dan Qabil. Namun yang menarik dalam ayat itu adalah penyebutan Burung Gagak secara spesifik. Saat Habil meninggal dunia, Qabil dituntun oleh Gagak tentang cara menguburkan orang mati. فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.’ (QS Al-Maidah: 31) Dalam penelitian terbaru, burung gagak ditempatkan sebagai hewan tercerdas di muka bumi. Majalah Scientific American mempublikasikan hasil penelitian ilmuwan Bernd Heinrich dan Thomas Bugnyar – Universitas Vermont, Kanada dan Universitas St Andrews, Skotlandia – yang menunjukkan kemampuan mental burung gagak yang luar biasa. “Burung-burung ini menggunakan logika untuk memecahkan masalah dan beberapa kemampuannya bahkan melebihi kemampuan kera besar,” kata peneliti tersebut. Dalam penelitian itu, burung gagak diberi tugas yang sangat kompleks dan belum pernah mereka temui sebelumnya. Tak hanya itu, gagak juga tidak diprogram untuk melakukan hal itu secara alami. Namun, Gagak berhasil menyelesaikan tugas itu serta menemukan solusi yang kreatif dan logis untuk tugas-tugas tersebut. Hal lebih mengejutkan lagi, mereka melakukannya dengan benar saat pertama kali, setiap kali, tanpa proses coba-coba sama sekali. Penelitian itu menunjukkan, burung gagak mampu menguji berbagai kemungkinan dalam pikiran mereka dalam waktu singkat, memilih solusi yang paling efektif, dan menerapkannya dengan benar saat pertama kali mencoba. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak dapat ditandingi oleh hewan cerdas lain. Beberapa penelitian juga menunjukkan burung gagak bisa mengelabui hewan lain dalam mencari makanan. Gagak juga mendapatkan 90% makanan lbih banyak dari hewan lain. Bahkan, gagak bisa membuat alat berburu makanan. Sahar El-Nadi, seorang jurnalis asal Mesir, mengungkapkan, dalam satu percobaan, seekor gagak membuat kail dari seutas kawat lurus untuk menangkap makanan. Dalam percobaan lain, makanan di dalam tabung mengambang di atas sejumlah kecil air di dasar tabung panjang. Burung gagak pertama-tama mengukur tabung dengan menggunakan paruh. Kemudian menjatuhkan sejumlah kerikil kecil ke dalam tabung yang diperlukan untuk menaikkan permukaan air yang cukup. Itu agar paruhnya dapat menjangkau makanan. Burung gagak juga mampu bekerja sama untuk menjebak dan membunuh mangsa. Dua gagak akan terbang ke tanah untuk menghalangi jalan keluar mangsa, sementara yang lain menyerang. Perilaku ini menunjukkan gagak mengetahui apa yang dipikirkan satu sama lain. “Burung gagak bahkan bekerja sama untuk memecahkan masalah yang diberikan kepada mereka selama percobaan, dan akan mengenali diri mereka sendiri ketika mereka melihat ke cermin,” kata Sahar melalui laman About Islam, dikutip Senin (16/10/2023). Salah satu penyebab kecerdasan gagak adalah mereka beradaptasi dengan medan yang sangat berbeda, dari padang pasir hingga pegunungan. Mereka belajar untuk menemukan makanan bahkan dalam kondisi yang paling sulit. Gagak tahu cara dan kapan harus menggunakan hewan lain untuk mendapatkan makanan yang tidak dapat mereka jangkau. “Burung gagak secara kognitif setara dengan anak berusia dua tahun,” kata ahli biologi Thomas Bugnyar. Gagak adalah spesies yang pintar bersosialisasi dan hidup dalam kelompok keluarga besar. Namun perkelahian dalam satu keluarga biasanya berlangsung singkat dan hanya melibatkan beberapa patukan saja. Mereka hanya akan bertarung sampai mati dengan musuh yang membahayakan keluarga mereka. Saat mereka menyaksikan burung gagak melewati ujian demi ujian yang sulit, para peneliti bertanya-tanya apa tujuan dari semua kepintaran ini, karena burung-burung lain dapat menjalani hidup dengan baik dengan kecerdasan yang jauh lebih rendah? Nah, mungkinkah burung gagak memiliki tujuan yang lebih tinggi di alam daripada kehidupan burung yang sederhana? Al-Quran membuka pintu pembelajaran yang besar dengan menunjukkan burung gagak sebagai mentor bagi manusia. Burung gagak tampaknya menjadi guru yang baik dalam hal pemikiran logis, pemecahan masalah yang kreatif, kerja sama tim, perencanaan strategis, dan manajemen sumber daya yang efektif. Semuanya sambil menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap lingkungan. “Jadi, mungkin inilah saat yang tepat bagi kita untuk belajar dari makhluk cerdas ini, karena kita tampaknya sangat membutuhkan kekuatan otak mereka untuk membawa kita kembali ke akal sehat kita sebagai penjaga perdamaian di planet Bumi,” tutup Sahar. (yat) Baca juga :

Read More

Dampak Akibat Ibu Durhaka Terhadap Anak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ibu durhaka merupakan ungkapan yang digunakan untuk merujuk pada seorang ibu yang telah melakukan sifat durhaka atau kesalahan pada anak-anaknya. Durhaka tersebut bisa terjadi dalam beberapa cara. Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), menjelaskan, salah satu cara itu adalah saat seorang ibu memilih pasangan hidup tanpa pertimbangan matang. Seorang ibu bisa saja memilih pasangan karena faktor materi atau bahkan popularitas. “Tanpa memperhatikan agama, akhlak, dan moralitas calon pasangan tersebut. Hasilnya, anak-anak dari pernikahan semacam ini mungkin akan menghadapi berbagai masalah dan penderitaan di masa depan,” terang Buya Yahya dalam kajiannya yang disiarkan secara daring, Jumat (13/10/2023). Menurut Buya Yahya, ibu durhaka memiliki dampak besar terhadap anak. Menurut dia, anak-anak dari pernikahan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai agama dan moralitas cenderung tumbuh tanpa pedoman yang benar. “Mereka mungkin tidak diajarkan tentang Allah, agama, atau nilai-nilai yang mulia. Akibatnya, anak-anak ini dapat tumbuh menjadi individu yang kehilangan arah, tanpa moralitas yang kuat, dan mungkin cenderung terjerumus ke dalam dosa-dosa besar,” tandasnya. Maka itu, kata dia, sangat penting memilih pasangan hidup dengan bijaksana. Menurutnya, ketika memilih pasangan, seseorang seharusnya tidak hanya memikirkan kesenangan dan cinta semata, tetapi juga mempertimbangkan agama, akhlak, dan moralitas calon pasangan. “Kriteria ini haruslah menjadi faktor utama dalam memilih pasangan hidup,” lanjutnya. Selain itu, Buya Yahya juga menegaskan pentingnya pendidikan agama dan akhlak kepada anak-anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar mengenal Allah dan ajaran-Nya. “Ini adalah kunci untuk mencegah durhaka terhadap anak-anak,” tutup Buya Yahya. (yan) Baca juga :

Read More

Ketika Rasulullah Mencium kening Syekh Syibli

Surabaya — 1miliarsantri.net : Kita semua tentu berharap dicintai oleh Rasulullah SAW. Dan jika sudah dicintai Rasulullah, insya Allah, akan bersama dengan Rasulullah SAW di dalam surga nanti. “Siapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku kelak di surga.” Demikian salah satu hadits Rasulullah SAW menceritakan betapa orang yang mencintainya akan bersamanya di dalam surga. Semoga kita semua bersama beliau kelak di surga nanti. Aamiin. Kisah berikut ini, bisa jadi contoh bagi kita untuk lebih mencintai Rasulullah. Dan kisah ini juga menunjukkan betapa cintanya Rasulullah dengan orang yang mencintainya. Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli. Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu: لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ Laqod jaa-akum Rosuulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariishun ‘alaikum bil-mu’miniina ro-uufurrohiim. Fain tawallaw faqul hasibiyalloohu laa-ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa Robbul ‘arsyil azhiim. “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”“Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung.” Dan membaca shalawat صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّد (Shallallahu ‘Alaika Ya Rasulallah). Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syekh Syibli dan ternyata Syekh Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut. Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari beliau Rasulullah SAW. (yat) Baca juga :

Read More

UAH : Kita Gaungkan Doa Qunut Nazilah Untuk Perjuangan Rakyat Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) berharap masyarakat muslim menggunakan doa Qunut Nazilah sebagai bentuk solidaritas dan dukungan atas perjuangan rakyat Palestina. “Dalam doa Qunut Nazilah ini, kita memohon kepada Allah SWT agar memberikan bantuan, perlindungan, dan kedamaian kepada mereka yang sedang berjuang untuk kemerdekaan dan perdamaian di Palestina,” ujar UAH dikutip dari kanal Youtube Adi Hidayat Official, Rabu (11/10/2023). UAH menekankan pentingnya bersatu dalam doa untuk meringankan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Doa Qunut Nazilah adalah cara yang kuat untuk menyatukan hati dan berharap pada masa depan yang lebih baik bagi Palestina. “Semoga doa kita bersama-sama membawa kedamaian dan kemerdekaan yang sangat diinginkan bagi rakyat Palestina,” harapnya. UAH mengingatkan tentang dukungan Palestina terhadap Kemerdekaan Indonesia. Di balik kemerdekaan Indonesia, ada sosok yang turut berperan dalam memberikan dukungan tak tergoyahkan kepada Indonesia, yaitu Mufti Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husaini. Pada 6 September 1944, sambil berjuang di tengah darah, keringat, dan air mata, Indonesia menggantungkan harapannya pada bantuan dunia untuk mencapai kemerdekaan. Dalam momen tersebut, Mufti Palestina yang berada di Jerman memainkan peran penting dengan menggunakan radio berbahasa Arab untuk menyuarakan dukungan tak terhingga terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun pada saat itu Palestina sedang berjuang dalam situasi yang sulit. Mufti Palestina tidak ragu untuk memberikan dukungan moral dan materi kepada Indonesia. Melalui radio berbahasa Arab, dukungannya disiarkan ke seluruh dunia Arab, memicu reaksi positif dan memberikan dorongan baru bagi perjuangan Indonesia. Perjuangan Palestina untuk kemerdekaan dan perdamaian tetap menjadi sorotan dunia. Saat ini, dukungan untuk Palestina adalah sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Maka itu, Indonesia sebagai negara yang merdeka harus memberikan dukungan bagi Palestina untuk mencapai kemerdekaannya sendiri. “Melalui doa-doa qunut nazilah dan dukungan lainnya, kita dapat menjadi bagian dari perjuangan Palestina menuju kemerdekaan dan kedamaian yang layak mereka raih. Kita juga harus memahami sejarah dan kenyataan yang sesungguhnya, bersikap jujur dan objektif dalam menyikapi konflik tersebut,” pungkas UAH. (wink) Baca juga :

Read More

Rasulullah SAW Mengajarkan 11 Adab Ketika Berada di Kamar Kecil

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW mengajarkan kepada seluruh umatnya agar bertutur kata dan berperilaku sesuai dengan adab dan tuntunan dalam Islam. Termasuk ketika hendak membuang hajat, umat Islam dianjurkan untuk mengikuti cara Rasulullah SAW ketika buang hajat. Berikut ini beberapa adab terkait dengan buang hajat mengutip buku Nabi Muhammad sehari-hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy: بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan jin laki-laki dan perempuan, serta dari kotoran dan perbuatan kotor setan yang terkutuk.” عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتُتُمْ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ وَلَا بَوْلٍ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا Dari Abu Ayyub Al Anshari, dia berkata, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau buang hajat maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, baik buang air besar ataupun air kecil.” عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ. (رواه أبو داود) dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Takutlah kalian terhadap tiga hal yang terlaknat; buang air besar di sumber air, tengah jalanan, dan tempat berteduh.” (HR Abu Dawud (no 24), Ibnu Majah (no.328)). “Jika ada dua orang di antara kalian yang sedang buang hajat, maka janganlah bercakap-cakap, karena sesungguhnya Allah murka akan perbuatan itu.” (mif) Baca juga :

Read More

Doa Orang Yang Tidak Akan Tertolak dan Waktu Dikabulkan nya Doa

Surabaya — 1miliarsantri.net : Doa adalah salah satu cara utama bagi umat Islam untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Doa dalam Islam digunakan untuk berbagai tujuan, seperti memohon petunjuk, kesembuhan, keberkahan, perlindungan, ampunan, atau untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Doa dapat dilakukan dalam bahasa Arab atau bahasa ibu masing-masing. Bahasa Arab digunakan dalam doa untuk membaca Alquran, sementara doa pribadi bisa dalam bahasa yang lebih dimengerti oleh diri masing-masing. Umat Islam dapat berdoa dengan mengangkat tangan. Doa biasanya dimulai dengan memuji Allah SWT, kemudian diikuti dengan permohonan atau ungkapan keinginan, dan diakhiri dengan salam. Doa dalam Islam adalah cara untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Allah SWT dan meminta bimbingan serta berkah-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Berdoa juga termasuk hal yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak menyukai orang yang tidak berdoa kepadanya karena dianggap sombong. Dalam surat Al-Baqarah ayat 186, Allah SWT berfirman: وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدّاعِ إِذَا دَعَانِ Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-ku.” (QS Al-Baqarah ayat 186) Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT pasti akan mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan kepada-Nya dan hanya Allah SWT yang tahu kapan dikabulkan. Namun, ada beberapa orang yang doanya tidak akan ditolak Allah SWT. Berdasarkan beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah dan Umar, terdapat tujuh orang yang yang tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT. Ini dia! Doa juga dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperdalam hubungan spiritual. Umat Islam dianjurkan untuk berdoa sepanjang waktu, tetapi ada waktu-waktu tertentu yang sangat dianjurkan untuk berdoa. Menukil buku “Kumpulan Doa Makbul: Berdoa Sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah” karya Neni Nuraini, berikut beberapa waktu yang ampuh terjawab (mustajab) menurut Islam: (yat) Baca juga :

Read More

Allah Bersemayam di Arsy

Surabaya — 1miliarsantri.net : Allah SWT menyebut dalam berbagai ayat jika Dia bersemayam di atas Arsy. Allah SWT berfirman, “Sungguh Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. (QS al-A’raf [7]: 54) Lantas, bagaimanakah sifat Arsy itu? Dalam buku Ensiklopedi Islam Jilid I, dijelaskan arsy bisa diartikan sebagai takhta atau singgasana Tuhan. Hal ini berdasarkan kata dasar dalam bahasa Arab arsya, yang berarti bagunan, singgasana, istana, atau takhta. Arsy dengan pengertian tersebut banyak disebutkan dalam Alquran, seperti dalam surah at-Taubah ayat 129, surah Yunus ayat 3, surah al-Mu’minun ayat 86 dan 87, serta surah an-Naml ayat 26. Arsy, menurut paham Ahlussunah waljamaah, adalah makhluk Allah yang tertinggi berupa singgasana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat. Allah Ta’ala berfirman dalam Alquran, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (QS al-Haaqah [69]:17) Dalam Tafsir ad-Durr al-Mansur fi Tafsir bi al-Maksur, Jalaluddin as-Suyuti menyebutkan, ada hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi Khatim dari Wahhab bin Munabbih. Hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan Arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya. Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi. Di sekeliling Arsy itu terdapat empat sungai, yaitu sungai yang berisikan cahaya berkilauan, sungai yang berisikan api menyala kemerahan, sungai yang berisikan salju putih berkilauan, dan sungai yang berisikan air. Di setiap sungai tersebut para malaikat berdiri sambil membaca tasbih, yang berarti Mahasuci Allah. Di Arsy terdapat lisan atau bahasa sebanyak lisan makhluk seluruhnya. Setiap lisan bertasbih kepada Allah dengan bahasanya. Abu as-Syaikh meriwayatkan hadis dari asy-Sya’bi. Rasulullah Saw bersabda, “Arsy itu terbuat dari batu permata (yakut) merah. Satu malaikat di antara malaikat memandang Arsy dan keagungannya,” jelas potongan hadis tersebut. Penjelasan tentang Arsy yang demikian, dipertegas dengan hadis yang diriwayatkan Abu asy-Syaikh dari Hammad. Rasulullah bersabda, “Allah menciptakan Arsy dari permata zamrud hijau dan diciptakan baginya tiang penopang dari batu permata (yakut) merah. Di Arsy terdapat seribu bahasa (lisan). Di bumi diciptakan seribu umat. Setiap umat bertasbih kepada Allah dengan bahasa Arsy.” Terkait ukuran singgasana Tuhan tersebut, tidak akan ada yang mengetahuinya kecuali Allah sendiri. Hal ini diriwayatkan Ibnu Abi Khatim dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan, “Tidak akan ada yang mampu mengetahui berapa ukuran Arsy kecuali yang menciptakannya. Langit dibandingkan dengan Arsy ibarat kubah di atas padang sahara nan luas,” katanya. Sementara, di dalam tafsir al-Manar, ketika menafsirkan surah at-Taubah ayat 129 disebutkan bahwa Arsy adalah pusat pengendalian segala persoalan makhluk Allah. Hal ini sesuai dengan bunyi surah Yunus ayat 3 yang artinya, “… kemudian Dia bersemayam di atas Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan.” Para imam ahli tafsir menjelaskan bahwa Arsy adalah suatu tempat yang memiliki materi dan fisik, bukan suatu ungkapan kiasan saja. Hal ini dijelaskan secara panjang oleh Imam al-Baihaqi seperti berikut ini. “Dan pendapat para ahli tafsir tentang al-Arsy adalah singgasana, dan dia adalah fisik yang berbentuk, yang telah diciptakan Allah. Dan Dia perintahkan para malaikat untuk memikulnya dan beribadah dengan mengagungkan dan bertawaf kepadanya, sebagaimana Dia menciptakan satu rumah di bumi dan memerintahkan bani Adam untuk bertawaf kepadanya dan menghadap kepadanya ketika shalat. Dan pendapat-pendapat mereka itu ada dalil penunjukannya yang jelas dalam ayat-ayat dan hadis-hadis serta atsar-atsar (perkataan yang datang dari para sahabat yang disandarkan pada Nabi).” Sesungguhnya Allah menguasai segala ciptaan-Nya, mengaturnya, dan menjaganya. Allah SWT lebih mulia dari segala makhluk yang ada. Allah lebih besar dari segala makhluk-makhluk tersebut. Namun, yang jelas ciptaan atau makhluk Allah yang paling besar dibanding seluruh makhluk ciptaan-Nya yang lain adalah Arsy, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Rabb yang mempunyai Arsy yang besar.” (QS an-Naml [27]: 26). Demikianlah sekelumit penggambaran tentang singgasana Allah yang sekaligus ciptaan-Nya yang paling besar. Masih banyak ayat dan hadis yang mengurai tentang Arsy. Namun, tidak ada yang tahu bentuk sejati dari Arsy. Sebagai umat Islam, kita hanya harus mengimani sesuai dengan keterangan dari Allah dan Rasul-Nya tersebut, tanpa menolaknya dan mengilustrasikan atau mengandai-andaikannya. (yat) Baca juga :

Read More

Empat Perkara Yang Akan Dipertanyakan di Akhirat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Segala bentuk tindakan selama hidup di diunia, kelak akan kita pertanggungjawabkan di hari kiamat. Pada hari akhir ini manusia akan mendapatkan empat pertanyaan untuk mempertanggungjawabkan segala hal yang diperbuat di dunia. Perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ) “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan.” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi). Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), menjelaskan, empat perkara tersebut harus diperhatikan oleh umat manusia. Perkara tersebut bisa menjadi tolak ukur selaa hidup di dunia. “Setiap detik yang kita habiskan memiliki nilai, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas penggunaan waktu tersebut. Apakah kita memanfaatkannya dengan baik untuk beribadah, bekerja dengan halal, dan berbuat kebaikan?” ujar Buya Yahya dalam kajiannya, Jumat (7/10/2023). “Penting untuk menggunakan ilmu kita dengan bijak dan berbagi pengetahuan dengan orang lain,” ungkap Buya Yahya. “Terlepas dari cara yang benar dalam memperoleh harta, penting juga untuk memastikan bahwa harta tersebut digunakan dengan baik dan tidak digunakan untuk hal yang haram,” ungkap Buya Yahya. “Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik adalah kunci untuk menghindari sengsara di akhirat. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk memanfaatkan waktu, ilmu, harta, dan kesempatan dengan cara yang baik dan sesuai dengan ajaran agama,” tutup Buya Yahya. (yan) Baca juga :

Read More

Beberapa Sifat Orang Mukmin Yang Dicintai Allah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Mencapai level orang beriman dan dicintai oleh Allah SWT tidak bisa didapatkan begitu saja. Setidaknya ada sifat-sifat tertentu yang bisa menjadikan seorang mukmin dicintai oleh Allah SWT. Mengutip About Islam, untuk menjadi seorang mukmin yang dicintai Allah, ada delapan sifat yang perlu diperhatikan. Di antaranya: Pertama, bertaubat. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang selalu bertaubat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 222. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang bersuci.” Kedua, berbuat baik. Menjadi muslim yang lebih baik perlu dilakukan dengan memilih jalan ihsan, yaitu mengikuti perintah Allah dalam segala hal. Salah satunya adalah berbuat baik. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (Al-Muhsinin) hal ini disebutkan minimal tiga kali dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman: “Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-BAqarah: 195) Ketiga, orang bertawakal. Orang yang bertawakal dan bersandar hanya kepada Allah disebut orang yang bertakwa. Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya (Al-Mutawakilin). Allah SWT berfirman: “Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS Ali-Imran: 159) Keempat, orang yang berlaku adil. Orang yang berbuat adil dikasihi karena Allah mencintai keadilan dan orang yang berbuat adil. Mereka atau gollngan disebutkan setidaknya tiga kali dalam Al-Qur’an. Pertama kali di Surat ke-5 ayat 42, lalu Surat ke-9 ayat 49, dan dan di Surat ke-8 ayat 60. Kelima, umat yang teguh konsisten (istiqamah). Orang yang istiqamah adalah orang yang berjalan lurus di jalan menuju Allah. “Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim). Keenam, orang yang tabah dan sabar. Allah mencintai kesabaran dan menyukai orang-orang yang tabah (As-Shabirin). Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 153) Ketujuh, orang-orang yang bertakwa. Artinya, orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT yang senantiasa menaati syariat agama dan tidak mau berpaling dari kebaikan. Kedelapan, orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Ada banyak hal yang bisa digolongkan dalam jihad di jalan Allah. Orang yang berjihad bisa berupa orang yang mencari ilmu, memperjuangkan kebaikan bagi sesama, atau pemimpin yang memerangi kebatilan. (yan) Baca juga :

Read More

Ketika Rasulullah SAW Menemui Malaikat yang Wajahnya Masam

Surabaya — 1miliaraantri.net : Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW ditemani Malaikat Jibril pergi ke langit. Di langit yang berlapis-lapis itu, terdapat sebuah peristiwa di mana Rasulullah SAW menemui malaikat yang wajahnya masam dan tak pernah senyum. Siapa dia? Dalam kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq syarah dan tahqiq Ibnu Hisyam dijelaskan mengenai perjalanan Isra Miraj Nabi. Ibnu Ishaq berkata, “Berkata kepadaku dari Abu Said Al Khudri yang berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Ketika aku telah menuntaskan seluruh urusan di Baitul Maqdis, aku melakukan Miraj dan aku tidak pernah menyaksikan sebuah peristiwa yang lebih indah daripada peristiwa itu. Yakni seperti seseorang yang melihat kematian saat sedang menjelang ajal. Lalu Malaikat Jibril membawaku naik hingga tiba di salah satu gerbang langit. Gerbang langit tersebut bernama gerbang Al Hafazhah (para penjaga). Pintu Al Hafazhah ini dijaga salah satu malaikat yang bernama Ismail yang mengomandoi 12 ribu malaikat dan setiap satu dari mereka juga mengomandoi 12 ribu malaikat.” Di tengah-tengah Rasulullah SAW menceritakan peristiwa tersebut, beliau melantunkan firman Allah dalam Surat Al Mudatsir ayat 31, “Wa maa ya’lamu junuda Rabbika illa huwa.” Yang artinya, “Dan tidak ada yang mengetahui tantara Tuhan-Mu melainkan Dia sendiri.” Rasulullah SAW melanjutkan lagi, “Ketika Jibril masuk bersamaku, Malaikat Ismail bertanya, ‘Siapa orang ini?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia Muhammad,’ kemudian Malaikat Ismail bertanya, ‘Apakah dia sudah diutus?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Ya. Sudah,’ Malaikat Ismail lalu berdoa untuukku.” Ibnu Ishaq berkata, “Sebagian pakar bercerita kepadaku dri orang yang berbicara dengan Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, ‘Para malaikat menyambut kedatanganku pada saat aku tiba di langit dunia. Semua dari para malaikat, tersenyum dan memberi kabar gembira kepadaku, dia tidak tertawa dan tidak tampak wajah gembira padanya sebagaimana yang terlihat pada malaikat-malaikat yang lain. Aku bertanya kepada Malaikat Jibril, “Wahai Jibril, siapakah malaikat ini? Malaikat Jibril berkata kepadaku, “Dia adalah malaikat penjaga neraka.” Aku bertanya kepada Jibril dan kedudukan Malaikat Jibril di sisi Allah seperti yang pernah dijelaskan Allah kepada kalian, Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. (QS At Takwir ayat 21). Dan bisakah dia memperlihatkan kepadaku?” Malaikat Jibril berkata, “Ya.” Kemudian Malaikat Jibril berkata, ‘Wahai malaikat perlihatkanlah neraka kepada Muhammad.” Malaikat penjaga neraka pun membuka pintu neraka. Api neraka tersebut menyala-nyala sehingga aku menduga bahwa ia pasti akan menghanguskan apa saja yang saya saksikan. Aku berkata kepada Malaikat Jibril, “Wahai Jibril, perintahkan malaikat tersebut untuk menutup kembali pintu neraka ke seperti semula.” Malaikat Jibril pun memerintahkan kepada malaikat penjaga neraka dengan berkata kepadanya, ‘Padamkanlah neraka itu.” Kemudian neraka kembali seperti sedia kala. (yat) Baca juga :

Read More