Doa Para Malaikat Penyangga Arsy, Khusus Untuk Mereka Yang Beriman

Surabaya — 1miliarsantri.net : Wajib hukumnya bagi setiap Muslim untuk memercayai adanya Arsy. Dalam Alquran, ada 21 kali penyebutan Arsy yang disandarkan kepada Allah SWT. Dalam Alquran surat Al Mu’min (Al Ghaafir) ayat 7 dijelaskan bahwa ada para malaikat yang bertugas menyangga Arsy. الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا… Artinya: “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan) ….”” Dalam kitab Min Wahyi al-Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya dijelaskan bahwa ada malaikat hamalatul Arsy (penyangga Arsy) dan ada malaikat yang berada di sekitar Arsy. Para malaikat itu selalu bertasbih mensucikan Allah SWT dan memohon ampunan untuk orang beriman. Malaikat ini memohon ampunan untuk orang yang beriman yang bertobat. Bila kaum beriman dimohonkan ampunan oleh malaikat hamalatul Arsy berarti derajat orang yang didoakan malaikat itu di atas rata-rata, jadi ketika orang tersebut betul-betul mendekatkan diri kepada Allah SWT, malaikatlah yang mendoakannya. Para malaikat juga memohon agar kaum beriman dijauhkan dari siksa neraka. Malaikat hamalatul Arsy dan yang berada di sekeliling Arsy juga memohon agar orang beriman dimasukan ke surga. Selain itu para malaikat juga memohon agar orang tua, istri, dan keturunan orang yang beriman mendapatkan kebaikan di akhirat. Para malaikat juga mendoakan kaum beriman agar terjaga dari keburukan yaitu dari akidah yang rusak dan dari perbuatan buruk. Para malaikat penyangga Arsy adalah para malaikat yang memiliki keutamaan dibanding malaikat lainnya. Bahkan dalam tafsir ar-Razi dijelaskan bahwa malaikat penyangga Arsy adalah malaikat yang paling utama. Sebab itu Allah SWT memerintahkan para malaikat menyampaikan salam sebagai penghormatan kepada malaikat hamalatul Arsy. Jumlah malaikat penyangga Arsy sebanyak 8 malaikat. Ada keterangan yang menyebutkan bahwa Allah SWT menciptakan Arsy dari permata hijau. Arsy memiliki tiang penyangga yang jaraknya ibarat burung yang sangat cepat perlu 80 ribu tahun untuk menempuhnya. Namun demikian keterangan tersebut sebatas simbolik untuk menggambarkan betapa luasnya Arsy dan Mahaagungnya kekuasaan Allah SWT. Selain para malaikat penyangga Arsy ada juga malaikat yang mengitari Arsy. Terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa ada sebanyak 70 ribu baris malaikat bertawaf mengelilingi Arsy dan bertahlil serta bertakbir. Di belakangnya terdapat lagi 70 ribu baris malaikat dan di belakangnya terdapat lagi 100 ribu baris malaikat yang bertasbih, tahlil, dan takbir. Mereka memohon ampun untuk orang yang beriman dengan doa sebagai berikut: رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (QS Al Mu’min/ Ghaafir ayat 7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS Al Mu’min/ Ghaafir ayat 8) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ ۚ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS Al Mu’min / Ghafir ayat 9). (yat) Baca juga :

Read More

Sungai Nil adalah Sumber Air Utama Bagi Penduduk Mesir

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dikisahkan ketika Amr bin al-Ash bin Wa’il bin Hisyam menjabat sebagai gubernur Mesir pada masa Khulafaur Rasyidin, Sungai Nil adalah sumber air utama bagi penduduk Mesir. Sungai Nil adalah pendukung ekonomi penting yang mendukung sektor pertanian dan perikanan di Mesir. Kehidupan penduduk Mesir kala itu bergantung kepada Sungai Nil, dan dalam prosesnya muncullah tradisi memberikan tumbal gadis perawan untuk dipersembahkan kepada Sungai Nil. Amr bin al-Ash saat menjabat gubernur Mesir mengirimkan surat kepada Umar bin Khattab radhiyallahu anhu tentang tradisi penduduk Mesir, yaitu melemparkan tumbal berupa seorang gadis perawan ke Sungai Nil setiap tahun. Penduduk Mesir pernah berkata kepada Amr bin al-Ash, “Wahai Amir (pemimpin), sesungguhnya kami memiliki tradisi berkaitan dengan sungai, dan sungai ini tidak akan mengalir kecuali dengan (menjalankan) tradisi itu.” Amr bin al-Ash sang gubernur Mesir bertanya kepada mereka, “Tradisi apakah itu?” Penduduk Mesir menjawab, “Apabila telah berlalu 12 malam dari bulan ini, kami mengambil gadis perawan dari kedua orang tuanya. Kami mempercantik gadis perawan itu dengan perhiasan dan pakaian yang terbaik, lalu melemparkannya ke Sungai Nil sehingga air sungai pun kembali mengalir.” Amr bin al-Ash berkata, “Perbuatan itu tidak diperbolehkan dalam Islam, dan sesungguhnya Islam datang untuk meruntuhkan ajaran yang ada sebelumnya.” Akhirnya penduduk Sungai Nil pun memutuskan untuk menunggu (kemungkinan yang akan terjadi) selama beberapa bulan. Ternyata air Sungai Nil tetap tidak mengalir, baik sedikit maupun banyak, hingga mereka bermaksud pindah ke tempat lain. Umar bin Khattab kemudian menjawab surat sang gubernur Mesir, “Kamu benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku melampirkan secarik kertas untuk kamu bersama surat ini. Lemparkanlah kertas itu ke Sungai Nil.” Kemudian Amr bin al-Ash membuka kertas tersebut sebelum melemparkannya ke Sungai Nil. Kertas tersebut bertuliskan seperti ini. “Dari hamba Allah, Amirul Mukminin Umar kepada Nil dan penduduk Mesir. Amma ba‘du.” “Jika kamu mengalir karena keinginan dan kuasamu sendiri, tak usahlah kau mengalir, kami tidak memerlukannya. Akan tetapi jika Allah Al-Wahid Al-Qahhar (Yang Mahaesa dan Mahamengalahkan) yang membuatmu mengalir, kami memohon kepada Allah agar membuatmu mengalirkan air.” Kemudian Amr bin al-Ash melempar kertas tersebut ke Sungai Nil. Keesokan harinya, ternyata Allah SWT telah mengalirkan Sungai Nil dengan ketinggian air mencapai enam belas hasta dalam satu malam. Dengan itulah Allah SWT menghilangkan tradisi buruk penduduk Mesir hingga sekarang. (yat) Baca juga :

Read More

Istiqomah Adalah Bentuk Kecintaan Kita Kepada Allah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ketika kita merenungkan hadits mulia yang disampaikan oleh Rasulullah SAW : “Katakanlah ‘Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah,” kita disajikan dengan inti dari identitas seorang Muslim yang sejati. Hadits ini mengajarkan bahwa istiqamah yang benar adalah kunci dalam Islam, dan hal ini mencakup tiga rukun yang esensial dalam kehidupan seorang Muslim. Pertama-tama, mari kita bahas istiqamah dengan lisan. Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah.” Ini adalah permulaan yang sangat penting. Dengan lisan, kita mengakui keimanan kita kepada Allah, Sang Pencipta, dan Sang Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Ini adalah fondasi dari keyakinan kita sebagai seorang Muslim. Namun, kita harus menyadari bahwa pengakuan semata dengan lisan tidak cukup. Hanya dengan mengucapkan kata-kata ini tanpa tindakan nyata, keimanan kita tidak akan benar-benar bersinar. Inilah mengapa kita perlu beralih ke rukun yang kedua, yaitu istiqamah dengan hati dan anggota badan. Rasulullah mengingatkan kita untuk “beristiqamah.” Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa iman yang sejati memerlukan kesinambungan dan konsistensi dalam tindakan kita sehari-hari. Kita harus hidup sesuai dengan nilai-nilai iman kita. Ini mencakup perilaku, etika, dan tindakan kita terhadap sesama manusia dan alam semesta. Istiqamah dengan hati dan anggota badan adalah pengamalan nyata dari iman kita, yang terpancar dalam tindakan nyata yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Namun, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, pengakuan dengan lisan dan amal perlu diikuti oleh yang ketiga, yaitu ketetapan dalam beriman kepada Allah. Ini adalah bentuk istiqamah yang paling agung. Ketika kita berbicara tentang beristiqamah di atas tauhid dalam mengenal Allah, ini berarti kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita. Tauhid adalah inti dari ajaran Islam, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diharapkan. Oleh karena itu, istiqamah dalam tauhid adalah kunci untuk memahami dan menjalani agama Islam. Beribadah kepada Allah adalah manifestasi lain dari istiqamah ini. Kita harus menjalani ibadah kita dengan tekun, khusyuk, dan tulus kepada Allah semata. Ketika kita beribadah, kita harus menjadikan Allah sebagai fokus utama, tidak tergoyahkan oleh godaan atau gangguan dunia. Kita juga harus merasakan takut kepada Allah, sebuah bentuk hormat dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Ini akan membimbing kita untuk menjauhi perbuatan dosa dan melaksanakan perintah-Nya dengan penuh ketakwaan. Mengagungkan Allah adalah wujud dari istiqamah dalam mengenal-Nya. Allah adalah Maha Suci dan Maha Agung, dan kita harus senantiasa merenungkan keagungan-Nya. Ini akan memperkuat rasa kagum dan penghormatan kita terhadap-Nya. Ketika kita mengagungkan Allah, kita akan merasa sangat bersyukur atas segala karunia yang diberikan-Nya kepada kita. Mengharapkan pahala-Nya adalah salah satu aspek lain dari istiqamah. Saat kita beriman dengan kuat kepada Allah dan beramal saleh, kita meyakini bahwa Allah akan memberikan pahala yang besar kepada kita di akhirat. Keyakinan ini adalah pendorong bagi kita untuk terus berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk. Selain itu, berdoa kepada Allah adalah tindakan penting yang menunjukkan istiqamah kita dalam mengenal-Nya. Doa adalah sarana komunikasi langsung kita dengan Sang Pencipta. Kita harus senantiasa berdoa kepada Allah, memohon petunjuk, bimbingan, dan pertolongan-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Bertawakal kepada Allah adalah bentuk kepercayaan yang dalam bahwa Allah adalah pelindung dan pemelihara sejati. Ketika kita bertawakal kepada-Nya, kita merelakan segala urusan kita kepada Allah dan meyakini bahwa Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita. Ini juga merupakan ungkapan nyata dari istiqamah. Terakhir, tetapi sangat penting, adalah menjauhi perbuatan syirik atau berpaling kepada selain Allah. Istiqamah dalam tauhid juga mencakup keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Kita tidak boleh menyekutukan-Nya dengan yang lain atau menggantikan-Nya dengan sesuatu atau seseorang yang lain. Hal ini adalah prinsip mendasar dalam Islam. Dengan merenungkan tiga rukun istiqamah ini, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk hidup sebagai seorang Muslim yang istiqamah. Ini adalah jalan menuju keselamatan dan keberkahan, serta cara kita dapat memenuhi tujuan hidup yang sejati, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa istiqamah bukanlah perkara yang mudah. Hidup dalam konsistensi dan kesetiaan terhadap nilai-nilai Islam adalah tantangan yang nyata. Dunia seringkali menawarkan godaan dan distraksi yang dapat membuat kita tersesat dari jalan yang benar. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat istiqamah kita. Pertama, kita perlu terus-menerus meningkatkan pemahaman kita tentang Islam. Semakin dalam kita memahami ajaran agama, semakin mudah bagi kita untuk menjalankannya dengan istiqamah. Kita dapat melakukan ini dengan membaca Al-Quran, mempelajari hadits, dan menghadiri ceramah agama. Kedua, kita harus menjaga hubungan yang kuat dengan komunitas Muslim. Teman-teman seiman dan masyarakat Muslim dapat memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan yang diperlukan untuk tetap istiqamah. Kita bisa bergabung dalam kelompok doa, menghadiri kajian agama, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang positif. Ketiga, kita perlu merenungkan dan memperbaiki diri secara terus-menerus. Introspeksi diri adalah kunci untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan kita dalam menjalani istiqamah. Dengan kesadaran diri yang kuat, kita dapat menghindari godaan dan perbuatan dosa. Keempat, berdoa kepada Allah untuk menjaga dan memperkuat istiqamah kita. Allah adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Dengan doa yang tulus, kita dapat memohon pertolongan-Nya dalam menjalani istiqamah. Doa adalah senjata yang ampuh dalam perjalanan menuju Allah. Terakhir, kita harus ingat bahwa istiqamah adalah proses yang berkelanjutan. Kita mungkin akan menghadapi rintangan dan kegagalan di sepanjang jalan. Namun, yang terpenting adalah kita tidak boleh menyerah. Kita harus terus berjuang, bangkit kembali setelah jatuh, dan berupaya menjadi lebih baik. Kesimpulannya, hadits mulia ini mengajarkan kita pentingnya istiqamah dalam Islam. Iman, lisan, tindakan, dan keyakinan yang teguh dalam tauhid adalah komponen-komponen utama dalam menjalani istiqamah. Hidup sebagai seorang Muslim yang istiqamah adalah tantangan, tetapi juga merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya. Dengan komitmen dan usaha yang sungguh-sungguh, kita dapat meraih istiqamah yang sejati dan mengalami keberkahan dalam kehidupan ini dan di akhirat kelak. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua. (yat) Baca juga :

Read More

Kelemahan Setan Dijelaskan dalam Al-Qur’an Yakni Kekuatan Ketakwaan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Surat Al-Anfal Ayat 48 adalah salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menggambarkan kelemahan dan pengecutnya setan ketika ia berhadapan dengan kekuatan dan ketakutan kepada Allah. Ayat ini mengandung pelajaran penting tentang perlunya kita sebagai manusia untuk senantiasa berlindung dan berserah diri kepada Allah agar terhindar dari godaan setan. Pertama-tama, Surat Al-Anfal Ayat 48 menjelaskan tentang peristiwa pertempuran Badar, sebuah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Di sinilah setan mencoba untuk mempengaruhi kaum musyrikin dengan menyatakan bahwa mereka tidak akan terkalahkan dan bahwa dirinya adalah penolong mereka. Setan mencoba untuk memanfaatkan kelemahan manusia, yaitu keragu-raguan dan kekhawatiran dalam menghadapi pertempuran yang sulit. Namun, ketika pertempuran benar-benar dimulai, setan dengan cepat berpaling dan berlepas diri dari kaum musyrikin. Ini menunjukkan bahwa setan sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan pengecut. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa setan hanya dapat mempengaruhi manusia selama manusia itu sendiri membiarkannya. Ketika seseorang memiliki ketakwaan kepada Allah dan keimanan yang kuat, setan tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnya. Ini adalah pelajaran penting tentang kekuatan iman dan ketakwaan yang dapat memberikan perlindungan dari godaan setan. Untuk berlindung dari godaan setan, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil: Dengan menjaga ingatan kepada Allah dan membaca Al-Qur’an secara teratur, kita memperkuat ikatan spiritual kita dengan-Nya. Ini membantu kita tetap fokus pada nilai-nilai yang benar dan menjauhkan diri dari godaan setan. Mengerti dan memperkuat iman kita adalah kunci untuk menghadapi godaan setan. Semakin kokoh keyakinan kita, semakin sulit bagi setan untuk mempengaruhi kita. Ibadah adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melaksanakan ibadah wajib seperti shalat dan puasa, serta melaksanakan ibadah sunnah, dapat membantu kita memperkuat hubungan spiritual kita dan menjauhkan diri dari godaan setan. Salah satu taktik setan adalah menggoda manusia untuk melakukan perbuatan dosa. Dengan menjauhi perbuatan dosa dan maksiat, kita melindungi diri kita dari godaan setan. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai yang baik dan saleh dapat memberikan dukungan moral dan spiritual. Mereka dapat membantu kita tetap teguh dalam iman dan menjauhkan diri dari godaan setan. Doa adalah alat yang kuat untuk meminta perlindungan dari Allah terhadap godaan setan. Ketika kita merasa tergoda atau terancam, kita harus selalu meminta perlindungan kepada-Nya. Penting untuk diingat bahwa setan adalah musuh manusia yang terus-menerus berusaha untuk menyesatkan dan menggoda. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berusaha keras untuk menjaga diri dari pengaruh buruknya. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan senantiasa berpegang pada nilai-nilai agama, kita dapat melindungi diri kita dari godaan setan. (yat) Baca juga :

Read More

Berikut Nasihat Habib Umar Agar Terhindar Dari Kemaksiatan

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Ada sejumlah nasihat yang disampaikan oleh Habib Umar bin Hafidz agar seorang Muslim terlindungi dari segala bentuk maksiat. Juga supaya jiwa dan hati kita bersih, dan istiqomah di jalan ketaatan kepada Allah SWT. Disiarkan dalam tayangan di kanal Youtube Nabawi TV, Habib Umar bin Hafidz menyampaikan nasihat tersebut melalui penerjemahan bahasa yang dilakukan oleh Habib Jindan yang berada di sebelah Habib Umar bin Hafidz. Berikut ini nasihat Habib Umar bin Hafidz: Misi setan yang merupakan musuh Allah adalah menjebloskan seorang Muslim ke dalam kemaksiatan. Tapi ingatlah, karena setan musuh Allah, maka Allah membukakan pintu taubat seluas-luasnya untuk menggagalkan misi setan itu. Karena itu, ketika seseorang berkali-kali berbuat dosa, lalu bertaubat, kemudian berbuat dosa lagi, maka bertaubatlah berulang kali kepada Allah. “Sebanyak apapun kita terpuruk dalam kemaksiatan, maka perbanyak selalu taubat kita kepada Allah, sebagaimana musuh kita setan yang ingin menghinakan kita dengan maksiat kepada Allah, maka hinakan dan kecewakan setan dengan bertaubat lagi kepada Allah,” kata Habib Umar bin Hafidz. Jika ada orang yang memaki, maka yang dicaci itu cukup berkata kepada pencacinya, “Sungguh saya akan membuat kesal dalang yang memprovokasi engkau untuk mencaci saya.” Dalang yang dimaksud adalah setan. Cara membuat setan kesal dan kecewa yaitu dengan memaafkan orang yang mencaci tersebut, membersihkan hati kita, dan tetap menyayangi orang yang mencaci. Dengan cara ini, setan kecewa dan usahanya gagal. Habib Umar bin Hafidz menyampaikan hal berikut: “Sungguh di antara hal yang membantu kita istiqamah, dan membersihkan hati kita dari keinginan kepada selain Allah dan kecenderungan untuk menyimpang dari jalan Allah ta’ala, dengan kita banyak berdzikir, ‘Allah, Allah, Allah’. Ini yang mengikis kepada selain Allah dari hati kita. Kalau perlu, kita ulang sebanyak 66 kali,” kata Habib Umar melalui penerjemahan Habib Jindan. Amalan-amalan yang disampaikan oleh Habib Umar bin Hafidz tersebut, akan membantu seorang Muslim untuk istiqomah di jalan Allah dan juga akan membuat hati dan jiwa menjadi bersih. (yus) Baca juga :

Read More

Penjelasan Terkait Suara Wanita Termasuk Aurat atau Tidak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Terkait persoalan apakah suara wanita itu termasuk aurat atau tidak. Ustadzah Aini Aryani Lc memberikan penjelasan tentang apakah suara wanita itu termasuk aurat atau tidak. Penjelasannya didasarkan pada pendapat ulama. Istri Pendiri Rumah Fiqih Indonesia ini mengatakan, banyak kalangan ulama berbeda pendapat mengenai hukum suara wanita itu termasuk aurat atau tidak. “Jumhur atau mayoritas ulama berpendapat bahwa suara wanita bukanlah aurat,” jelasnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (23/10/2023). Ustadzah Aini kemudian mengutip hadist yang berbunyi ‘Shautul mar’ah aurah’ (suara wanita adalah aurat). Dia menyatakan, itu bukanlah hadits shahih. Sebagian ulama berpendapat hadits ini dhaif (lemah). Sebagian lagi menyebutnya hadits maudhu (palsu). Imam Nawawi dalam ‘Raudhatut Thalibin’ menyampaikan, pada dasarnya suara wanita bukan aurat. Namun, hukumnya bisa berubah dalam keadaan di mana ditakutkan menimbulkan fitnah, atau sesuatu yang dapat mengganggu kekhusyuan dalam beribadah. Ibrahim al-Marwidzi juga sependapat dengan Imam Nawawi dalam hal itu. Namun beliau juga menyampaikan, wanita hendaknya tidak melantangkan suaranya dalam berbicara sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab Ayat 32, sebagaimana berikut ini: “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu ‘tunduk’ dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada ‘penyakit dalam hatinya’ dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab ayat 32) Ustadzah Aini menjelaskan, yang dimaksud ‘tunduk dalam berbicara’ ialah berbicara dengan sikap yang bisa membuat seseorang berani bertindak tidak baik terhadap wanita. Sedangkan yang dimaksud ‘dalam hati mereka ada penyakit’ ialah orang yang memiliki niat berbuat tidak senonoh dengan wanita seperti zina. Karena itu, para wanita sah-sah saja berbicara secara langsung dengan lawan jenis sejauh tidak membawa dampak negatif. Namun Ustadzah Aini mengingatkan agar seorang wanita tidak membuat-buat bunyi suara saat bicara atau mendesah-desahkannya. “Hal ini untuk menghindari fitnah dan mudharat atau efek negatif lainnya,” tambahnya. Ummul Mukminin Aisyah RA, dalam meriwayatkan hadits tidak menuliskannya dalam bentuk tulisan, tetapi menyampaikannya langsung secara lisan kepada para Sahabat Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang wanita ahli syariah yang sangat sering meriwayatkan hadits. “Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun meluangkan satu hari khusus untuk mengajarkan secara langsung ilmu-ilmu agama Islam kepada para wanita muslimah saat itu, tanpa perantara istri-istri beliau. Beliau SAW secara langsung berdialog secara lisan dengan para wanita yang ingin belajar kepada beliau SAW,” tutup Ustadzah Aini. (Iin) Baca juga :

Read More

Segala Keinginan Harus lah Diserahkan Kepada Allah

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Umat Islam diperintahkan memutus segala harapan kepada selain Allah SWT. Hanya dengan begitu, seorang muslim akan merdeka dari orang lain dan urusan dunia. Sebaliknya, ketika seseorang mengedapankan urusan dunia, maka orang itu bisa menjadi budak harta. “Begitu kita bisa memutus harapan kepada selain Allah, maka kita akan merdeka. Seseorang akan menjadi budak dari apa yang ia inginkan dan ia harapkan,” terang Founder Formula Hati, Ustadz Muhsinin Fauzi, dalam kajian daring Formula Hati, Sabtu (21/10/2023). Selain itu, seorang muslim juga harus terus menumbuhkan rasa harap dan ingin hanya kepada Allah. Dengan begitu, seseorang akan disebut sebagai abdullah (hamba Allah), bukan hamba manusia atau mahluk lain. “Menghibalah kepada Allah, jangan menghiba kepada makhluk-Nya. Kehormatan dan kemuliaan itu terjadi ketika engkau memutus harapan kepada makhluknya Allah,” tambahnya. Hikmah tersebut akan datang kepada orang yang telah melakukan tiga hal sebagaimana anjuran Islam. Hikmah itu akan datang dari kebersihan hati, pendalaman ilmu, dan pengalaman hidup. Untuk mendapatkan hikmah itu, seseorang perlu terus untuk mengasah hati agar hati terus bisa dekat kepada Allah, bergantung kepada Allah, berharap kepada Allah, dan memutus harapan kepada makhluk-Nya. “Ini adalah proses kematangan jiwa yang perlu ditekuni. Proses untuk menuju ke keadaan hati yang seperti ini memang membutuhkan waktu. Setiap saat kita membaca ‘Hanya kepada-Mu kami menghamba’. Namun, apakah kita sudah demikian? Bisa jadi kita masih menghamba kepada harta, posisi, orang lain dan bukan kepada Allah,” tutur Ustadz Fauzi. Ustadz Fauzi menegaskan, orang yang tidak mendekat kepada Allah dengan halusnya kebaikan yang Dia berikan, maka ia akan diseret (supaya mendekat) dengan rantai cobaan. Ujian seseorang sebenarnya cara Allah memanggil hamba-Nya untuk mendekat. “Jiwa yang buruk tidak kembali kepada Allah kecuali dengan ujian dan bala. Kehendak Allah dari hamba-Nya ini adalah agar hamba ini kembali kepada Allah dengan senang hati atau terpaksa. Hamba yang diingatkan dengan ujian ini sebenarnya diberikan kebaikan oleh Allah karena tidak dibiarkan terlunta-lunta untuk mengurus hidupnya sendiri. Ia dipaksa untuk kembali kepada Allah,” pungkasnya. (mif) Baca juga :

Read More

Ketika Abu Bakar Mengingatkan Seorang Pemimpin tidak boleh Utamakan Keluarga

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Imam Ahmad ibn Hanbal meriwayatkan kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW kepada Yazid bin Abu Sufyan. Saat itu Abu Bakar mengutus Yazid bin Abu Sufyan ke Syam. Kemudian Abu Bakar mendoakan agar Yazid bin Abu Sufyan tidak mengedepankan kerabat atau keluarganya saat menjadi pemimpin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. مسند أحمد ٢١: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَ حَدَّثَنِي شَيْخٌ مِنْ قُرَيْشٍ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حِينَ بَعَثَنِي إِلَى الشَّامِ يَا يَزِيدُ إِنَّ لَكَ قَرَابَةً عَسَيْتَ أَنْ تُؤْثِرَهُمْ بِالْإِمَارَةِ وَذَلِكَ أَكْبَرُ مَا أَخَافُ عَلَيْكَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ شَيْئًا فَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ أَحَدًا مُحَابَاةً فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا حَتَّى يُدْخِلَهُ جَهَنَّمَ وَمَنْ أَعْطَى أَحَدًا حِمَى اللَّهِ فَقَدْ انْتَهَكَ فِي حِمَى اللَّهِ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ أَوْ قَالَ تَبَرَّأَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ Yazid bin Abu Sufyan berkata bahwa Abu Bakar berkata ketika mengutus aku ke syam, “Wahai Yazid sesungguhnya kamu memiliki kerabat, semoga kamu tidak mengedepankan mereka dalam kepemimpinan, dan hal itulah yang paling aku takutkan darimu. Karena Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa memimpin suatu urusan kaum Muslimin, kemudian mengangkat seseorang untuk mereka atas dasar kecintaan, maka baginya laknat dari Allah, dan Allah tidak akan menerima amal perbuatan wajibnya dan juga amal perbuatan nafilah darinya, sampai Dia memasukkannya ke dalam neraka jahannam, dan barangsiapa memberikan kepada seseorang batasan Allah, kemudian melanggar sesuatu di dalam batasan Allah tanpa haknya, maka baginya laknat dari Allah (terlepaslah darinya jaminan Allah).” (Musnad Ahmad) Dalam hadits tersebut terkandung pelajaran bagi seorang pemimpin agar bersikap adil. Jangan karena kecintaan kepada kerabat dan keluarga, kemudian seorang pemimpin mendahulukan kepentingan kerabat dan keluarga sambil mengabaikan kepentingan orang banyak. (mif) Baca juga :

Read More

Inilah Yang Terjadi Saat Kiamat Tiba

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Di antara peristiwa mahadahsyat yang terjadi setelah Malaikat Israfil meniup sangkakala pada hari kiamat adalah terbelahnya langit dan hancur lebur seluruh benda-benda langit. Setiap benda-benda langit tak lagi beredar menurut orbitnya, sehingga bintang-bintang, planet, saling bertabrakan satu sama lainnya. اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ ١ وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ ٢ وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ ٣ وَاِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْۙ ٤ عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَاَخَّرَتْۗ ٥ Artinya: “Apabila langit terbelah; dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan; dan apabila lautan dijadikan meluap; dan apabila kuburan-kuburan dibongkar; (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya).” (QS al-Infitar ayat 1-5). وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ ١٩ وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ ٢٠ Artinya: “Dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu, dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.” (QS an-Naba ayat 19-20). Allah SWT pun menurunkan malaikat bergelombang membawa catatan amal manusia yang menjadi bukti saat manusia diadili di Mahsyar. وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا “(Ingatlah) hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan malaikat diturunkan (secara) bergelombang.” (QS al-Furqan ayat 25). Bintang, planet, dan benda langit lainnya tak ubahnya seperti debu yang kecil dan ringan–yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Keseimbangan dan keteraturan antar komponen sistem dalam semesta pada saat itu sudah tidak ada lagi. Benda-benda langit saling berbenturan dan meledak. Allah SWT pun menurunkan malaikat bergelombang membawa catatan amal manusia yang menjadi bukti saat manusia diadili di Mahsyar. وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا “(Ingatlah) hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan malaikat diturunkan (secara) bergelombang.”(QS al-Furqan ayat 25). (yus) Baca juga :

Read More

Bersholawat Kepada Rasulullah SAW Merupakan Salah Satu Nikmat Terbesar

Surabaya — 1miliarsantri.net : Anggota Komite Tertinggi Dakwah di Al Azhar Kairo Mesir, Dr Ramadhan Abdul Razak, menekankan bahwa bershalawat atas Nabi Muhammad SAW adalah salah satu nikmat terbesar Allah kepada para hamba-Nya. Dia pun membagikan bacaan shalawat yang biasa diucapkan oleh ulama Imam An-Nawawi, yaitu sebagai berikut. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَحَبِيبِكَ وَنَبِيِّكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ، صَلَاةً تَحُلُّ بِهَا عُقْدَتِي وَتُفَرِّجُ بِهَا كُرْبَتِي وَتُنْقِذُنِي بِهَا مِنْ وَحْلَتِي وَتُقِيْلُ بِهَا عَثْرَتِي وَتَقْضِي بِهَا حَاجَتِي. Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘alaa ‘abdika wa habii-bika wa nabiyyika sayyidinaa Muhammad, sholaatan tahullu bihaa ‘uqdatii wa tufarriju bihaa kurbatii wa tunqi dzunii bihaa min wahlatii wa tuqiilu bihaa ‘atsrotii wa taqdhii bihaa haa-jati Ya Allah, berkahilah hamba-Mu, kekasih-Mu, Nabi-Mu, dan junjungan kami, Muhammad. Doa yang menghilangkan kerumitanku, melapangkan kesusahanku, menyelamatkanku dari kesulitanku, meringankan keterpurukanku, dan memenuhi kebutuhanku. Ramadhan Abdul Razak juga mengingatkan setiap Muslim untuk sering-sering mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. “Doa tersebut akan menghilangkan kecemasan, kekhawatiran dan kesusahan, memecahkan dilema, menyelamatkan seseorang dari dosa dan perbuatan buruk, serta memenuhi kebutuhannya, Insya Allah,” tuturnya. Seorang Muslim yang membaca shalawat Nabi SAW, maka dia akan mendapatkan syafaat. Dengan shalawat, maka turunlah rahmat Allah SWT. Maka, sepatutnya bagi seorang Muslim yang ingin hajatnya terkabul, maka hendaklah memulai doanya dengan membaca shalawat. Rasulullah SAW bersabda: إذا صلَّى أحدُكُم فليَبدَأ بتَمجيدِ ربِّهِ جلَّ وعزَّ والثَّناءِ علَيهِ ثمَّ يصلِّي علَى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ثمَّ يَدعو بَعدُ بما شاءَ Jika salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah Azza wa Jalla dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah sholawat kepada Nabi. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Shalawat mendatangkan banyak kebaikan dan membuat seorang Muslim terhindar dari keburukan atau malapetaka. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh generasi salaf dan para imam, yang dikutip oleh Syekh Syauqi Allam. Bahkan ulama berpendapat, shalawat Nabi adalah di antara mukjizat Nabi SAW. Rasulullah SAW juga pernah bersabda tentang besarnya keutamaan shalawat, sebagai berikut. عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم. “Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). (yat) Baca juga :

Read More