Puasa Asyura atau Bayar Qadha Ramadhan, Mana yang Lebih Didahulukan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Umat Islam telah memasuki tahun baru Muharram 1446 H. Inilah salah satu bulan haram atau bulan yang istimewa menurut ajaran Islam. Ada berbagai amalan sunah yang dapat dikerjakan selama bulan Muharram. Di antaranya adalah berpuasa pada hari Asyura yakni pada 10 Muharram. Berdasarkan versi pemerintah RI dan perhitungan Persyarikatan Muhammadiyah, tanggal 10 Muharram 1446 H bertepatan dengan 16 Juli 2024. Adapun menurut Nahdlatul Ulama (NU), puasa Asyura 10 Muharram 1446 H dilaksanakan pada 17 Juli 2024. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menyatakan keistimewaan puasa Asyura. Amalan ini, menurut Rasulullah SAW, dapat menghapuskan dosa-dosa pengamalnya pada tahun lalu. “Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat” (HR Muslim). Wajarlah bila umat Islam berbondong-bondong melaksanakan puasa di bulan Muharram ini. Namun, bagaimana bila seseorang masih memiliki utang puasa Ramadhan lalu. Kasus ini biasanya menjadi mafhum bagi wanita yang mungkin harus meninggalkan puasa wajib karena mengalami haid, hamil, menyusui, atau melahirkan. Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam ceramahnya mengatakan, siapapun boleh melakukan puasa Asyura, termasuk bagi wanita yang masih punya utang puasa Ramadhan. Yang membedakan adalah niatnya. “Niatnya qadha (puasa Ramadhan) saja jangan niat sunah karena kalau niat sunah, qadha tidak dapat. Namun, kalau niat qadha, maka otomatis pahala puasa sunahnya dapat,” ujar UAS dikutip dari akun Youtube Pojok Solusi. Niat seperti ini, menurut UAS, juga berlaku ketika kita ingin mengganti (qadha) puasa Ramadhan berbarengan dengan puasa sunah Senin-Kamis. Alhasil, qadha puasa lunas dan pahala puasa sunah Senin-Kamis pun didapatkan. “Begitu juga dengan puasa sunah di bulan Muharram tanggal 9, 10, dan 11, niatnya qadha. Nawaitu sauma qadhain, saya berniat puasa qadha mengganti puasa Ramadhan yang kemarin, apakah karena haid atau karena menyusui anak, karena mengandung anak, atau karena nifas (melahirkan) maka cara yang efektif adalah sekali dayung tiga pulau terlampaui,” ujar UAS menjelaskan. Alumnus al-Azhar Mesir ini menambahkan, pengetahuan tentang fikih wanita ini bukan saja hendaknya diketahui oleh kaum wanita. Para laki-laki pun harus mempelajarinya. Sebab, mereka mungkin memiliki istri, anak perempuan, adik perempuan, atau kakak perempuan. (Iin) Baca juga :

Read More

Efek Terapi Baca Alquran Untuk Penyintas Bencana Alam

Malang — 1miliarsantri.net : Akibat tidak terkendalinya banjir di Indonesia saat musim penghujan, salah satu dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Tutu April Ariani melakukan penelitian keperawatan holistik dan pengajian Alquran serta dampaknya terhadap penyintas banjir di Indonesia. Menurut Tutu korban banjir harus bisa mempertahankan mentalnya dalam keadaan yang terjepit, sekalipun pada saat banjir. Ia mengatakan manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah para korban bisa bertahan dalam keadaan terpaksa sekalipun terutama bencana. “Sebelumnya, saya telah melakukan review literatur dari berbagai jurnal internasional. Sampai akhirnya saya menemukan jumlah sesi yang efektif untuk dilakukan, yaitu delapan sesi,” terang Tutu, Sabtu (13/7/2024). Menurutnya terapi baca Alquran berulang-ulang dengan surah yang diinginkan memiliki karakteristik yang sangat khas dan unik. Sebab, walaupun tidak memahami makna surah yang dibaca, korban tetap bisa mengungkapkan perasaan mereka dengan adanya ujian banjir yang selalu datang setiap tahunnya. “Awalnya mereka terpaksa menerima keadaan pasca banjir, namun sekarang mereka bisa jauh lebih ikhlas menerima bencana yang ada,” lanjutnya. Tutu mengatakan ia mulanya melakukan terapi untuk korban banjir bandang. Namun setelah dievaluasi kembali, metode ini dapat digunakan untuk korban bencana yang lain. Menurutnya, dengan adanya terapi ini, reaksi para korban saat menghadapi bencana tidak seheboh sebelumnya. Jika terdapat pengumuman banjir dan bencana lainnya, mereka menjadi lebih ikhlas dan tahu harus melakukan apa. “Memang harus mengamankan diri saat bencana. Namun, setelah terapi mereka mengaku jauh lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Alhamdulillah hal ini tidak hanya dirasakan oleh satu dua orang saja,” sambungnya. Penelitian Tutu ini dijalankan pada warga yang terbiasa mengalami banjir bandang tahunan atau annual di daerah Baleendah dan Dayeuhkolot, Jawa Barat. Banjir terjadi karena sungai buatan yang tidak dapat dialirkan dan berhenti di sekitar kawasan tersebut. “Terapi ini sementara memang dikhususkan untuk wanita berusia 18 hingga 67 tahun, karena biasanya mereka memiliki waktu yang paling fleksibel untuk terus melaksanakan terapi ini. Terapi ini harus dilakukan terus menerus dua kali dalam seminggu. Ini belum diterapkan pada warga masyarakat berjenis kelamin laki-laki karena khawatirnya mereka bekerja, dan tidak bisa konsisten mengikuti terapi. Karena jika tidak rutin, maka harus di drop out. Sehingga hanya didapatkan 17 orang yang rutin dan tidak meninggalkan sesi terapi,” pungkasnya. (acy) Baca juga :

Read More

Grand Syekh Al-Azhar Prihatin Penindasan Rakyat Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : Grand Syekh Imam Besar Al-Azhar Ahmed El Tayeb prihatin terhadap krisis yang menimpa rakyat Palestina akibat perang dengan Israel. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci Interfaith and Intercivilizational Reception for Grand Imam of Al-Azhar Syekh Ahmed El Tayeb di Ballroom Hotel Pullman Central Park, Jakarta pada Rabu (10/7/2024) yang digelar PBNU. “Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kita sebagai umat Islam menyaksikan hegemoni kekuatan digunakan secara brutal untuk memaksakan kehendak kepada orang lain,” kata Syekh Ahmed El Tayeb. Syekh El Tayeb juga mengungkapkan hegemoni kekuatan yang dimiliki oleh sekelompok pihak dan digunakan untuk menindas umat lain merupakan hal yang tidak pantas. “Kekuatan yang dipergunakan dengan tidak pantas tanpa mengindahkan nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Inilah perbedaan kekuatan yang baik dan kekuatan zalim,” tegas Syekh El Tayeb. Menurut Grand Syekh, kebencian terhadap penindasan umat Palestina saat ini bukan hanya di kalangan timur, tetapi juga masyarakat barat. Belakangan ini selalu terlihat para pemuda dan mahasiswa di Barat aktif menyuarakan dan memperjuangkan keadilan bagi saudara-saudara di Gaza. Menurut Syekh El Tayeb nilai-nilai luhur merupakan yang fitrah manusia mendorong timbulnya semangat yang bijaksana dari sekumpulan orang-orang di barat untuk memperjuangkan hak saudara kita di Palestina. Syekh juga berpesan untuk tidak menjadikan hegemoni kekuatan untuk menindas yang kita saksikan saat ini sebagai sebuah peradaban. “Saya berharap, saya tidak berlebihan jika mengatakan kita umat beragama di timur tidak melihat hegemoni kekuatan ini sebagai peradaban ideal yang bisa dijadikan pedoman bagi umat manusia sebagaimana yang digaungkan para tokoh-tokoh penyeru globalisme,” tuturnya. Kecemasan dan hilangnya rasa aman terhadap bangsa barat yang menghinggapi bangsa timur menjadi sebuah pandangan yang juga perlu direkonstruksi. “ Bagi bangsa timur kita harus melihat ada ikatan-ikatan yang bisa mempersatukan kita dengan barat, dan untuk peradaban barat mulai mengadopsi nilai-nilai luhur persaudaraan dari bangsa timur. Inilah pandangan optimistik untuk melihat peradaban barat yang berkemanusiaan,” pungkas Syekh El Tayeb Salah satu upaya tersebut sudah dilakukan dengan penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia oleh Gramd Syekh Ahmed El Tayeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019. Sebagai informasi, PBB kemudian menetapkan 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional. (yan) Baca juga :

Read More

Mushaf dengan Tanda Tashih Lama Harus Diperbarui

Jakarta — 1miliarsantri.net : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) telah melakukan pengawasan penerbitan mushaf Al-Qur’an. Kegiatan ini bertujuan salah satunya untuk memeriksa produk-produk mushaf Al-Qur’an yang menggunakan surat tanda tashih lama, yaitu tanda tashih yang sudah melebihi dua tahun dari tanggal diterbitkannya. Demikian dikutip dari Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran (LPMQ). Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 44 Tahun 2016 tentang Penerbitan, Pentashihan dan Peredaran Mushaf Al-Qur’an, pasal 16 ayat (4) menyatakan bahwa surat tanda tashih berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang. Saat ini masih banyak mushaf Al-Qur’an yang beredar di masyarakat dengan menggunakan surat tanda tashih lama. Mushaf ini harus segera ditashih ulang agar dapat diperiksa kembali isinya. Apalagi LPMQ sudah menetapkan penyempurnaan rasm sejak tahun 2018. Tentu para penerbit Al-Qur’an harus sudah menyesuaikan. Penerbit yang melakukan penyempurnaan rasm, tidak boleh langsung mencetak dan menerbitkan mushafnya. Penerbit bersangkutan tetap harus mentashihkan naskahnya kepada LPMQ agar tidak terjadi kesalahan yang akan menimbulkan polemik di tengah masyarakat, khususnya pengguna Al-Qur’an. Tim Pembinaan dan Pengawasan Mushaf Al-Qur’an telah membagi petugas pengawasan menjadi beberapa group sesuai lokasi penerbit yang dituju, yaitu Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Semarang, Solo, dan Surabaya. “Pembagian lokasi pengawasan ini sudah disesuaikan dengan tujuan pengawasan dan kondisi anggaran yang masih ada. Jadi semua tim diharap dapat melaksanakan tugasnya dengan baik” ungkapnya kepada seluruh tim. Selain memeriksa surat tanda tashih lama, kegiatan pengawasan kali ini bertujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap beberapa aduan masyarakat tentang mushaf Al-Qur’an yang salah, baik kesalahan yang bersifat konten maupun yang bersifat technical error seperti lompat halaman, tinta yang “mblobor” dan lain-lain. “Setiap aduan masyarakat itu pasti langsung kita tindak lanjuti. Tahun ini ada beberapa aduan yang sudah kita selesaikan. Bahkan sampai kita terbitkan siaran persnya. Namun, teman-teman pengawas tetap harus mengecek secara langsung produk mushaf Al-Qur’an yang bermasalah tersebut agar kita dapat memastikan bahwa produk tersebut sudah benar-benar baik dan bisa digunakan masyarakat,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Bahaya Judi Online dari Perspektif Ekonomi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Beberapa waktu yang lalu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengeluarkan surat edaran agar ASN Kementerian Agama berperan aktif dalam menyosialisasikan dampak negatif dari judi online. Surat Edaran ini menindaklanjuti Keputusan Presiden nomor 21 Tahun 2024 tentang pembentukan satgas pemberantasan judi online. Surat edaran ditandatangani Plh Sekjen Kemenag, Prof. Suyitno, tertanggal 26 Juni 2024. Selain diminta aktif menyosialisasikan larangan judi online, Menag juga meminta ASN Kemenag untuk mengambil langkah-langkah literasi dan mitigasi agar praktik perjudian daring itu tidak terjadi di lingkungan institusi, termasuk di kampus. Jika ada insan akademika yang terlibat dalam praktik ini, maka harus diberikan sanksi sesuai regulasi yang berlaku. Sebab, judi online telah menjadi fenomena global yang berkembang pesat dengan hadirnya teknologi digital. Meskipun menyediakan hiburan bagi banyak orang, judi online membawa sejumlah bahaya ekonomi yang signifikan. Dari dampak pada individu hingga konsekuensi sosial yang lebih luas, berikut adalah beberapa bahaya utama judi online dari perspektif ekonomi: Judi online membawa berbagai bahaya ekonomi yang signifikan. Dampak finansial pada individu dan keluarga, penurunan produktivitas, pengurangan pendapatan lokal, biaya sosial dan kesehatan, serta risiko pencucian uang adalah beberapa masalah utama yang perlu diperhatikan. Penurunan pendapatan pajak, peningkatan risiko perjudian di kalangan remaja dan mahasiswa, ketidakstabilan keuangan, dan ketergantungan pada pendapatan judi juga merupakan isu yang tidak bisa diabaikan. Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dari seluruh stake holder, termasuk regulasi yang ketat, edukasi publik, dan layanan dukungan dan bantuan terapi sosial bagi mereka yang terdampak. Dengan tindakan yang tepat, dampak negatif judi online dapat diminimalkan, membantu melindungi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lust but not least, agama kita melarang praktik perjudian, baik berbentuk offline maupun online (daring), karena tidak sekedar berdampak secara teologis tetapi juga ekonomis sebagaimana penjelasan di atas. Kampus kita tidak sekedar membawa misi keilmuan tetapi juga punya misi dakwah harus berperan aktif mendakwahkan bahaya laten dari praktik perjudian online ini. Bersinergi dengan berbagai stakeholder agar, generasi emas anak negeri ini terbebas dari praktek judi ini. (Iin) Baca juga :

Read More

Menag : Tahun Baru Islam, Jadikan Semangat Hijrah Inspirasi Perbaiki Diri dan Berkontribusi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Menag Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1446 H kepada seluruh umat Islam di Indonesia. Menag mengajak untuk menjadikan semangat tahun baru ini sebagai inspirasi melakukan evaluasi dan perbaikan diri. Tahun baru hijriyah didasarkan pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Menurut Menag, hijrah bukan hanya sekadar perpindahan tempat, tetapi juga simbol perjuangan dan pengorbanan dalam mencari ridha Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, namun dengan kesabaran dan keikhlasan, beliau berhasil membangun masyarakat yang adil dan sejahtera di Madinah. “Pada momen berharga ini, mari kita meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT. Mari kita jadikan semangat hijrah sebagai inspirasi untuk terus berusaha memperbaiki diri dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan agama,” pesan Menag di Jakarta, Selasa (9/7/2024). Dikatakan Menag, perjuangan Nabi Muhammad SAW telah menginspirasi para ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan dan memajukan bangsa. Para ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, dan banyak lainnya telah berjuang keras dalam menyemai ajaran Islam dan membangun bangsa Indonesia. “Mereka menghadapi berbagai tantangan, namun dengan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi, mereka berhasil membawa perubahan yang signifikan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia,” ujarnya. “Semoga tahun baru 1446 Hijriyah ini membawa keberkahan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi kita semua. Mari kita songsong tahun baru ini dengan semangat baru, harapan baru, dan tekad yang kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Hukum Zina dalam Pandangan Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asyari baru-baru ini tersandung kasus dugaan asusila yang menghebohkan masyarakat Indonesia. Dalam putusan yang dibacakan oleh anggota DKPP Dewi Pitalolo pada Rabu (3/7/2024) lalu, Hasyim terbukti memaksa hubungan badan kepada seorang wanita anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Belanda wilayah Den Haag pada Oktober 2023 lalu. Seperti diketahui, zina adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada perbuatan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah, baik itu hubungan sebelum menikah (zina ghairu muhsan) maupun setelah menikah (zina muhsan). Zina dianggap sebagai dosa besar dalam Islam dan dilarang keras oleh syariat. Dalam Alquran, zina digolongkan ke dalam perbuatan keji dan seorang muslim bahkan dilarang untuk mendekatinya. وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.,” (QS Al-Isra: 32) Ancaman hukuman bagi pelaku zina dalam Islam dapat dibagi menjadi dua, yakni hukuman di dunia dan di akhirat. Hukuman di dunia bagi pelaku zina adalah hukuman cambuk dan hukuman rajam. Hukuman-hukuman ini disebutkan dalam Alquran dan hadits sebagai bentuk peringatan dan pencegahan terhadap perbuatan zina. Dalam Islam, pezina yang telah memenuhi syarat empat saksi akan menerima sanksi hukum yang berat. Bagi pelaku zina yang belum menikah, hukumannya adalah 100 kali cambuk. Penjelasan terkait hukuman zina ini tertuang dalam Alquran. Allah SWT berfirman: اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖوَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Artinya: “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan) agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Hendaklah (pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin.” (QS An-Nur [24]:2) Sedangkan bagi pelaku zina yang sudah menikah, hukumannya adalah rajam sampai mati. Hukuman ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim. Dari Masrud dari Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah seorang Muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal, yaitu orang yang berzina, orang yang membunuh dan orang yang murtad.” (HR Bukhari dan Muslim) Pelaku zina akan mendapatkan siksa di neraka jika tidak bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sungguh-sungguh) dan tidak mendapatkan ampunan dari Allah. Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa pezina akan menyeburkan diri di akhirat ke dalam sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas (HR al-Bukhari). Jika zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW: ثلاثةٌ لا يكلِّمهُم اللهُ ولا ينظرُ إليهم يومَ القيامةِ ولا يزكِّيهِم ولهم عذابٌ أليمٌ : شيخٌ زانٍ ، وملكٌ كذابٌ ، وفقيرٌ مختالٌ Artinya: “Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim). (yan) Baca juga :

Read More

Rasulullah SAW Menangisi Kondisi Umatnya Akhir Zaman

Surabaya — 1miliarsantri.net : Rasulullah SAW ketika masih hidup pernah menangis dan memanggil umatnya “ummati, ummati/ umatku, umatku.” Panggilan ini sebagaimana terdapat dalam riwayat Abdullah bin Amar bin al-Ash RA yang diriwayatkan Imam Muslim. عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم تَلاَ قَوْلَ الله عَزَّ وَجَلَّ فِي إِبْرَاهِيمَ: ﴿ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ﴾ [إبراهيم: 36] وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ: ﴿ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴾ [المائدة: 118] فَرَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ: “اللَّهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي” وَبَكَى. فَقَالَ الله عَزَّ وَجَلَّ: يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، وَرَبُّكَ أَعْلَمُ، فَسَلْهُ مَا يُبْكِيكَ؟ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ فَسَأَلَهُ. فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللّهِ بِمَا قَالَ. وَهُوَ أَعْلَمُ. فَقَالَ الله: يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ فَقُلْ: إِنَّا سَنُرْضِيكَ فِي أُمَّتِكَ وَلاَ نَسُوءُكَ” Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radliyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca firman Allah di dalam surah Ibrahim: رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُۥ مِنِّيۖ وَمَنۡ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS Ibrahim: 36). Beliau juga membaca ucapan Isa alaihishalatu wassalam: إِن تُعَذِّبۡهُمۡ فَإِنَّهُمۡ عِبَادُكَۖ وَإِن تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS al-Maidah: 118) Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya (berdoa): “Umatku, umatku, umat ya Allah!” Beliau menangis. Maka Allah Subhanahu wa Taala berfirman, ‘Wahai Jibril, temui Muhammad,” dan Tuhanmu lebih mengetahui, ‘Tanyakan kepadanya, apa yang membuatnya menangis?’ Maka Jibril mendatanginya dan menanyakannya. Rasulullah SAW memberitahukan apa yang dia ucapkan. Maka Allah berfirman, ‘Wahai Jibril, temuilah Muhamad dan katakan, ‘Kami akan membuatmu ridha dalam masalah umatmu dan kami tidak akan menyakitimu.’’ (HR Muslim) Merenungkan hadits ini mengingatkan kita terhadap realita umat terkini yang Rasulullah SAW nubuatkan, dalam lima hadits berikut ini: Pertama, tak peduli halal haram Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: ((يأتي على الناس زمان لا يبالي المرء ما أخذ منه، أمن الحلال أم الحرام))؛ رواه البخاري “Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika) seseorang tidak lagi memperdulikan halal atau haram harta yang dia ambil. (HR. Bukhari) Kedua, tak malu berbuat zina Dalam riwayat yang juga dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak akan lenyap umat ini sampai seorang lelaki mendekati seorang perempuan kemudian menggaulinya di jalanan. Adapun orang yang paling baik saat itu akan berkata, “Kalau saja engkau menutupnya di balik dinding ini.” (HR. Abu Ya’la dalam Al Silsilah Al Shahihah) Ketiga, banyak orang yang berperilaku seperti keledai Hadits selanjutnya mengenai apa yang terjadi di akhir zaman diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an. Dikatakan dalam hadits panjang ini, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “ويبقى شرار الناس يتهارجون فيها تهارُج الحُمر، فعليهم تقوم الساعة”؛ [رواه مسلم] Yang tersisa hanyalah manusia-manusia jahat yang membuat huru hara di bumi seperti perilaku keledai. Pada merekalah hari kiamat terjadi.” (HR Muslim) Keempat, menghalalkan empat hal ini Diriwayatkan dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi SAW bersabda: (ليكوننَّ من أمتي قومٌ يَستحلُّون الحر والحرير والخمر والمعازف)؛ أخرجه البخاري “Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat musik.” (HR. Bukhari) Adapun dalam riwayat lain, Abu Malik Al-Asy’ari memberitahukan bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda: (ليشرَبنَّ ناسٌ من أمتي الخمر يسمونها بغير اسمها، يُعزف على رؤوسهم بالمعازف والمغنيات، يخسِف الله بهم الأرض، ويجعل منهم القردة والخنازير)؛ رواه ابن ماجه “Sungguh kelak akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr dan mereka menamai khamr tersebut selain namanya. Mereka diiringi alat musik dan penyanyi. Dan mereka akan ditenggelamkan Allah ke dalam bumi, dan dijadikan kera dan babi-babi.” (HR Ibnu Majah) Kelima, dengki dan mewah-mewahan Dalam sebuah hadits, juga disampaikan mengenai penyakit yang akan menimpa umat Nabi Muhammad SAW. Berikut haditsnya: عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: سيُصيب أمتي داء الأمم، فقالوا: يا رسول الله، وما داء الأمم؟ قال: (الأشر والبطر، والتكاثر والتناجش في الدنيا، والتباغض والتحاسد حتى يكون البغي) Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit yang juga menimpa umat-umat sebelumnya.” Lalu mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, penyakit apa itu?” Kemudian beliau SAW bersabda, “Sombong, angkuh, bermewah-mewahan, bermusuh-musuhan dalam urusan dunia, saling membenci dan saling dengki hingga kelewat batas.” (HR Al-Hakim) (yat) Baca juga :

Read More

Diantara Tanda-tanda Kiamat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Di antara pilar dasar Islam adalah keyakinan adanya kiamat, yang dalam Al-qur’an dan hadis sering disebut dengan Hari Akhir. Penyebutan ini mengisyaratkan bahwa kiamat terkait erat dengan saat-saat terakhir alam semesta dan kehidupan makhluk. Kiamat adalah sebuah fenomena logis dari keberadaan semua yang ada di jagat raya. Kiamat adalah rahasia Allah Yang Mahakuasa, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Al-qur’an dan sunah pun hanya menginformasikan tanda-tandanya. Salah satu tanda kiamat semakin dekat waktunya adalah munculnya banyak Dajal yang mengaku nabi, baik pada saat Rasul masih hidup maupun setelah wafat. Dalam satu hadis disebutkan bahwa jumlahnya sekitar 30 orang. Namun Nabi tidak memerincinya satu per satu. Hari kiamat tidak akan datang sampai muncul banyak dajal sang pembohong, (jumlahnya) sekitar 30 orang dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dalam sejarah tercatat beberapa nama orang yang mengaku dirinya sebagai nabi seperti Musailamah al-Kazzab, hidup pada masa Nabi. Ia masuk Islam tahun 9 H, tapi kemudian murtad. Ia dan bala tentaranya sekitar 40 ribu orang bisa ditaklukkan oleh Abu Bakar. Kemudian Al-Aswad al-‘Ansi, berasal dari Yaman. Ia hidup pada masa Nabi, masuk Islam tapi kemudian murtad. Ia mempimpin gerakan melawan kaum muslimin, tapi akhirnya mati terbunuh. Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah, seorang wanita penganut Nasrani. Ia pernah menjadi istri Musailamah al-Kazzab. Setelah Musailamah kalah, dia akhirnya masuk Islam dan kembali ke kampungnya di Taglib. Ţulaihah binti Khuwailid al-Asadi, pernah masuk Islam pada tahun 9 H, bersama kabilah Bani Asad. Ia kemudian murtad dan mengaku nabi. Pada masa Abu Bakar ia dikalahkan oleh Khalid bin Walid dan masuk Islam kembali. Mukhtar bin Abi ‘Ubaid asSaqafi, seorang Syi’ah. Ia hidup pada masa tabi‘in. Ia mengaku mendapat wahyu. Saat perang melawan Mus’ab bin Zubair, ia mati terbunuh. Haris bin Sa’id al-Kazzab, hidup pada masa Abdul Malik bin Marwan. Ia mengaku menjadi nabi dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Pada masa dinasti Bani Umayyah dan Abbasiyah tercatat tidak kurang dari tujuh orang pengaku nabi, yaitu al-Mukhtar bin ‘Ubaid as-saqafi, al-Haris bin Sa’id, Bayan bin Sam’an, alMugirah bin Sa’id, Abu Mansur al-Ujali, Abu al-Khattab al-Asadi dan ;Ali bin al-Fadl. Tidak berhenti di sini, fenomena nabi palsu terus bermunculan sampai saat ini. Ada yang berpengaruh luas seperti pada kelompok Bahaiyah, Babiah dan Ahmadiyah. Ada yang sangat terbatas pengaruhnya seperti pada sosok Ahmad Mushaddiq di Indonesia. Masih banyak nabi-nabi palsu lainnya yang pernah muncul dalam sejarah Islam. Krisis akidah pada masyarakat menjadikan mereka mudah tertipu dan tergiur mengikuti ajakan nabi-nabi palsu. Dari semua itu, yang paling berpengaruh dan mencekam adalah Dajal yang akan muncul pada akhir zaman. Kemunculannya membawa misi memengaruhi banyak orang dan menggoda mereka untuk berpaling dari jalan Allah. Asal Kata al Masih Dajjal Abu Abdillah Al Qurtubi menyebutkan 23 23 variasi bentuk kata dari lafaz al masih. al masih dapat berarti siddiq (yang benar) dan dapat berarti ad-dalil al kazzab (yang sesat lagi pembohong). Allah menciptakan dua al-Masih yang berlawanan, Isa adalah al-masih pembawa petunjuk, yang dapat menyembuhkan tuna netra dan penyakit sopak dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah al-masih kesesatan yang menyebarkan huru-hara kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasa, seperti menurunkan hujan dan lain sebagainya. Dajjal disebut al-masih karena salah satu matanya terhapus (buta). Adapun asal makna Dajjal ialah al-khalat (mencampur, mengacaukan, membingungkan). Ketika seseorang itu berbuat dajjal itu berarti ia melakukan penipuan dan memanipulasi. Dan ad-dajjal ialah manipulator dan pembohong yang luar biasa. Jadi dajjal berarti banyak menelurkan kebohongan dan kepalsuan. Seperti halnya semua nabi dan rasul sebelumnya, Nabi Muhammad SAW memprediksi kedatangan dajjal sebagai salah satu isyarat datangnya hari Kiamat. Nabi bersabda, “Wahai manusia, tak akan ada huru-hara di muka bumi ini sejak masa Adam yang lebih besar dari pada huru hara Dajjal. Sesungguhnya setiap Nabi yang dikirim Allah akan memperingatkan ummatnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi terakhir dan kalian adalah ummat terakhir (Riwayat Ibnu Majah). Kemunculan dajjal merupakan peristiwa yang menakutkan bagi seluruh manusia di muka bumi, dan peristiwa tersebut akan terjadi di akhir zaman. Dajjal akan merajalela di muka bumi dengan menyebarkan kerusakan dimana-mana, dan meneror orang-orang beriman serta mengalihkan mereka dari keimanan kepada kekufuran. Anas meriwayatkan bahwa Nabi bersabda,”Tidak ada tempat yang tidak dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah (Riwayat Muslim). Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Tak diragukan lagi, Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, tetapi aku akan menceritakan sesuatu tentang Dajjal yang tak diceritakan oleh para nabi sebelumku. Kalian harus tahu bahwa dia bermata satu dan Allah tidak bermata satu (Riwayat al-Bukhrī). Ubay bin Kaab meriwayatkan, Nabi bersabda, Mata Dajjal berwarna hijau seperti kaca.(Riwayat Ahmad). Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Di antara tempat kedua matanya (kening) Dajjal tertulis huruf kaf, fa’ dan ra’ (kafara, ingkar) (Riwayat al-Bukhrī). Hadis yang terakhir ini juga terdapat dalam Shahih Muslim. Rangkaian huruf itu akan terlihat hanya oleh orang yang beriman, yang akan dilindungi Allah dari fitnah Dajjal. Dajjal bukanlah organisasi, bukan komunitas atau negara, ia adalah sosok manusia. Dalam hadis diterangkan Dajjal akan berjalan di muka bumi seperti awan yang ditiup angin. Nabi memberitahu kita bahwa pada akhir zaman akan muncul seorang manusia yang akan menipu semua manusia. Dajjal akan menguasai dunia. Maka orang orang Islam harus waspada, agar hati mereka tidak memendam cinta terhadap dunia sehingga mereka tak akan meninggalkan agama karena rayuan Dajjal. Dia dapat menyembuhkan orang yang sakit dengan mengusapkan tangannya ke tubuh mereka, seperti yang dilakukan Isa, tetapi dengan tipuannya itu, Dajjal akan menggiring orang ke jalan menuju neraka. Jadi Dajjal adalah juru selamat gadungan. Dia akan berpura-pura menjadi juru selamat dan menipu orang dengan mempertontonkan kekuatannya yang menakjubkan. Dajjal datang dengan kekuatan setan, dia akan meneror orang-orang Islam agar mau menjadi pengikutnya, dan mengubah mereka menjadi orang-orang kafir. Dia akan menyembunyikan kebenaran dan menawarkan kebatilan. Dajjal akan muncul di antara Syam (Suriah) dan Irak, dan dalam beberapa hadis disebut bahwa dia akan muncul di Khurasan, Iran. (yan) Baca juga :

Read More

KH Miftachul Akhyar : Bagaimana Agar Amal Ibadah Diterima Allah SWT

Surabaya — 1miliarsantri.net : Diterima dan tidaknya amal yang diperbuat manusia sepenuhnya hak prerogatif Allah SWT. Menurut Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar terdapat sikap yang mesti diperhatikan agar amal tersebut bisa diterima Allah swt. Yaitu tidak pernah mengingat-ingat akan amal yang sudah dilakukan. “Amal yang bisa diharapkan untuk bisa diterima oleh Allah manakala pelakunya tidak ingat-ingat kepada amalnya,” terangnya dalam pengajian Syarah Al-Hikam ditayangkan Multimedia KH Miftachul Akhyar. Tidak mengingat akan amal yang telah diperbuat menunjukkan sikap ketulusan dan tidak ada tendensi apapun. Sikap ini yang seyogianya ditanamkan setiap kali seseorang berbuat kebaikan kepada sesama maupun di saat harus menunaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah. “Karena Allah akan menerima secara utuh amal itu, kalau kita masih ingat terhadap amal kita berarti kita masih gandoli. Kalau sudah gandoli akhirnya nafsu yang akan masuk, akhirnya kotor. Dan Allah tidak mau kalau sudah begini,” jelasnya. Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur ini menambahkan, sebuah amal memang harus bersih, tidak tercampur dengan urusan-urusan kedunawian. Pasalnya, amal hakikatnya persembahan kepada Allah, Dzat yang sangat mulia. “Allah akan menerima amal yang lengkap sempurna, amal yang cacat-cacat tidak diterima oleh Allah. Lha, Allah kan maha mulia,” ungkapnya. Memang, lanjut ulama yang kerap dengan sapaan Kiai Miftach ini, Allah swt maha kuasa. Bisa saja menerima amal yang semula kotor, tapi lantaran karena ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki, akhirnya amal itu diterima. Tapi, harus diingat bahwa tidak ada satu pun yang mengetahui ampunan itu diberikan kepada siapa. “Walaupun Allah kuasa menerima amalan yang cacat itu, karena sudah janji Allah, tapi tidak pantas to, orang yang beramal kepada Allah itu kan maksudnya dia itu menyodorkan penghormatan kepada Allah yang telah memberikan hidayah, sebuah kebaktian. Lha, kok disodorkan dengan amal yang cacat. Gampangannya, contohnya begini, ada seorang rakyat yang cinta kepada raja atau presidennya mau memberi hadiah lah, yang dibanggakan misalnya cincin berlian, tapi ternyata cincinnya cacat, kotor, ya tidak ada nilainya. Ya lebih baik jangan disodorkan cincin itu kepada raja,” imbuhnya. Kiai Miftach dalam kesempatan ini juga menerangkan ketentuan amal yang diterima Allah dengan mengutip keterangan Imam Al-Ghazali bahwa Allah akan menerima amal manusia secara utuh dan murni, tapi keutuhan amal tersebut bukan amal yang menyeluruh. “Imam Ghazali menyatakan amal yang utuh bisa hanya sepertiga yang diterima atau hanya sepuluh persennya yang diterima atau lima persennya yang diterima. Ini yang bersih. Misalnya (amal seperti) kepala sampai kaki, misalnya kepalanya saja yang sempurna, kepala ini yang diterima. Yang lain tidak diterima,” pungkasnya. (yat) Baca juga :

Read More