Benarkah Kekuasaan Kerajaan Majapahit Hanya Manipulasi Sejarah

Mojokerto — 1miliarsantri.net : Selama ini Kerajaan Majapahit yang dipercaya memiliki kekuasaan yang sangat luas di era puncak kejayaannya, disebut sebagai rekayasa alias manipulasi sejarah. Kekuasaan Majapahit yang terus direproduksi melalui pelajaran sejarah di sekolah dan penataran ideologi menyebabkan orang-orang terdidik sulit melepaskan diri dari manipulasi yang diciptakan penguasa. Pendapat itu disampaikan sejarawan Universitas Negeri Medan, Dr Ichwan Azhari. Beberapa tahun lalu seperti dinukil dari Antara, Dr Ichwan berpendapat, penulisan dan pengajaran sejarah nasional dengan mengangkat teks Jawa sebagai fakta sejarah diperkirakan tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dihilangkan. “Hanya saja, meski penempatan kekuasaan Majapahit yang dijadikan sebagai simbol persatuan Indonesia sejak lama ditolak sebagian cendekiawan Indonesia dan juga segi historisnya diragukan sejarawan, tapi penguasa seperti tidak peduli dan tetap menggunakan citra tentang hegemoni Majapahit sebagai dasar persatuan masa lalu Indonesia,” ungkapnya. Ia mengatakan dalam sistem penulisan yang sentralistik, wacana-wacana yang hidup di luar Jawa seolah-olah diabaikan. Tapi gelombang perubahan yang saat ini terus berlangsung di Indonesia seharusnya memunculkan orientasi penulisan sejarah yang desentralistik, pusat kekuasaan tidak bisa lagi memonopoli satu wacana yang dianggapnya benar. “Untuk itu sudah sepantasnya sekarang reproduksi teks klasik Jawa tentang kebesaran kekuasaan Majapahit yang penuh kebohongan itu segera diakhiri dalam penulisan sejarah nasional, termasuk dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah,” tegasnya. (tin) Baca juga :

Read More

PWNU Jatim Gelar Pembacaan 1 miliar Sholawat Nariyah di Gedung ex MBO

Sidoarjo — 1miliarsantri.net : Rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2023 diisi dengan pembacaan 1 miliar Shalawat Nariyah oleh jajaran warga NU dari pusat hingga ranting desa pada Sabtu (21/10/2023) jam 18.30 WIB. Pembacaan Shalawat Nariyah dipusatkan di dua titik, yakni di eks gedung Markas Besar Oelama (MBO) Waru, Sidoarjo, dan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS). Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah dalam rangka Hari Santri 2023 itu merupakan instruksi PBNU kepada PWNU (provinsi), PCNU (kabupaten/kota), dan MWC NU (kecamatan) serentak se-Indonesia. Kalau PWNU lainnya mengadakan acara itu di kantor masing-masing, berbeda dengan PWNU Jatim yang mengadakan di MBO dan MAS. PWNU Jatim menempatkan lokasi “Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah” di eks gedung MBO yang bersejarah. Alasannya dipilih gedung MBO karena Hari Santri memiliki kaitan dengan sejarah perjuangan kaum santri untuk membela kemerdekaan negara yang dikenal dengan Pertempuran 10 November 1945. Dalam sejarahnya, MBO merupakan markas perjuangan para ulama, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, dalam menggembleng spiritualitas santri agar memiliki semangat juang. Semua itu terbukti dengan kemenangan Arek-Arek Suroboyo dan pemuda daerah lainnya untuk membela kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Soekarno-Hatta. Spirit itu diperkuat dengan keluarnya Resolusi Jihad. Peristiwa Pertempuran 10 November 1945 itu ada kaitannya dengan peran kaum santri, yang hal itu bukan hanya di garda depan di kota Surabaya, tapi juga berangkat dari markas-markas perjuangan para ulama di daerah-daerah perbatasan ke arah Surabaya, seperti di Waru, Sidoarjo. Gedung MBO pun rencananya akan direvitalisasi. Dalam buku “Perjuangan Laskar Hizbullah” karya Isra Kayyis (cetakan 1 Tahun 2015, Unit Penerbitan Pesantren Tebuireng, Jombang) pada halaman 193 dijelaskan pada 3 Desember 1945, Laskar Hizbullah dipindahkan ke Waru, menempati perumahan bekas Pabrik Gula. Catatan itu menguatkan adanya markas ulama yang menjadi tempat penggemblengan pejuang-pejuang santri yang turut bertempur di Kota Pahlawan Surabaya, pada Pertempuran 10 November 1945. Bahkan, disebutkan markas itu merupakan tempat melakukan konsolidasi kekuatan yang ditempatkan di daerah di luar jangkauan artileri Sekutu. Sementara dalam buku “TRI Hizbullah Berjuang” karya Abdul Jalal SH yang terbit pada 11 September 1982 disebutkan, pasukan Hizbullah meminta agar surat undangan disebar kepada para ulama sekitar Jawa, minta doa ke kiai di markas Waru, Sidoarjo, Jatim. Catatan lain yang menguatkan keberadaan MBO itu juga ditulis putra KH Hasyim Latief, yakni dr H Fathoni Rozi, dalam buku “Kyai Hasyim Latief, Pejuang dan Pendidik” (Penerbit Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif Sepanjang, Sidoarjo, cetakan Mei 2005, halaman 20) bahwa Kiai Hasyim Lathief siaga di markas kiai, Desa Pagerwojo, Waru, Sidoarjo, (barat Kota Surabaya). Artinya, sejarah yang terkait Hari Santri perlu direvitalisasi untuk menunjukkan peran santri dan ulama dalam perjuangan bangsa. Lebih dari itu, Hari Santri juga penting untuk dimaknai dengan pentingnya semangat cinta Tanah Air. Hari Santri sejatinya bukan bermakna khusus, apalagi hari khusus untuk santri. Hari Santri memiliki makna penting yakni tentang hubbul wathon minal iman (cinta Tanah Air adalah sebagian dari Iman). Cinta Tanah Air (hubbul wathon) itu seperti cinta yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dengan kerinduan/kecintaan Nabi kepada Mekkah, ketika Rasulullah berada di Madinah yang jauh dari tanah kelahirannya itu. Upacara peringatan Hari Santri Nasional 2023 dipimpin Presiden Joko Widodo, dengan komandan upacara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dipusatkan di Tugu Pahlawan Surabaya pada 22 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB. Tidak hanya upacara Hari Santri Nasional (HSN) di Tugu Pahlawan, rangkaian HSN 2023 juga mengandung makna historis, yakni rencana pertemuan Presiden dengan ulama setelah upacara HSN 2023 di kantor PCNU Kota Surabaya, yang merupakan tempat perumusan Resolusi Jihad oleh para ulama. (pang) #harisantri #santriindonesia #puncakharisantri Baca juga :

Read More

Ketika Terjadinya Kesepakatan Membunuh Rasulullah SAW

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ketika kesepakatan membunuh Rasulullah SAW telah diambil, malaikat Jibril segera memberitahu Rasulullah SAW tentang rencana makar mereka. Dia juga memberitahukan bahwa Allah SWT telah mengizinkannya untuk melakukan hijrah. Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah SAW disarikan dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, Rasulullah SAW segera menuju rumah Abu Bakar, di siang hari yang terik dan pada waktu yang biasanya jarang orang lalu lalang. Sesampainya di rumah Abu Bakar, Rasulullah SAW meminta kepadanya agar tidak ada seorangpun keluarganya yang berada di dalam, karena dia akan menerangkan rencana perjalanan Hijrahnya kepadanya. Abu Bakar sangat gembira dengan dipilihnya dia sebagai teman yang mendampingi hijrah Rasulullah SAW. Setelah itu Rasulullah SAW kembali ke rumahnya, menunggu datangnya malam. Pada saat yang bersamaan para pembesar suku Quraisy sudah bersiap-siap untuk melaksanakan rencana mereka. Rencana sudah mereka susun di siang harinya secara matang. Mereka telah memilih 11 orang dari masing-masing suku untuk menunaikan tugas tersebut. Ketika gelap malam mulai tiba, mereka bergerak dengan mengintai rumah Rasulullah SAW, jika mereka melihat beliau telah tertidur, maka ekskusi tersebut akan mereka lakukan. Berdasarkan kesepakatan, eksekusi tersebut akan mereka lakukan pada pertengahan malam. Mereka sangat yakin ekskusi tersebut akan berhasil dilaksanakan. Namun di balik semua itu ada Allah Ta’ala yang selalu melindungi hamba-Nya dan berbuat sesuai kehendak-Nya. Dia berfirman : وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS al-Anfal ayat 30). Maka pada waktu yang sangat kritis tersebut, Rasulullah SAW memerintahkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu untuk tidur di tempat tidurnya dengan menggunakan selimut yang biasa beliau gunakan. Setelah itu Rasulullah SAW keluar menerobos kepungan mereka yang saat itu penglihatannya Allah SWT cabut sehingga tidak melihat Rasulullah SAW. Bahkan beliau SAW sempat mengambil tanah dalam dua genggam tangannya dan menuangkannya di atas kepala-kepala mereka. وَجَعَلۡنَا مِنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ سَدًّا وَّمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّا فَااَغۡشَيۡنٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُوۡنَ “Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS Yasin ayat 9) Kemudian pada malam itu juga, Rasulullah SAW berjalan menuju rumah Abu Bakar radhiyallahuanhu. Sementara itu para pengepung rumah Rasulullah SAW masih menunggu-nunggu waktu pelaksaan ekskusi tersebut. Namun seseorang datang melewati tempat mereka, seraya bertanya, “Apa yang kalian tunggu?”, mereka menjawab, “Muhammad”, orang tersebut lantas berkata, “Kalian telah tertipu dan gagal, demi Allah, dia telah pergi meninggalkan kalian, dan dia telah menuangkan debu di atas kepala kalian.” Mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak melihatnya”, lalu mereka membersihkan debu dari kepala mereka. Mereka segera masuk ke rumah dan melihat ada seseorang yang sedang tidur. Mereka mengira bahwa dia adalah Rasulullah SAW yang sedang tidur dibalik selimutnya. Namun ternyata yang tidur di tempat itu adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. (yat) Baca juga :

Read More

Kisah Asal Usul Telaga Sarangan Magetan, Jawa Timur

Magetan — 1miliarsantri.net : Semua orang pasti sudah mengenal dan mengetahui Telaga Sarangan, atau yang dikenal juga sebagai Telaga Pasir. Sebuah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Di balik keindahan danau di lereng gunung lawu ini ternyata danau telaga Sarangan menyimpan legenda cerita rakyat tentang asal-usul nya. Pada zaman dahulu di kaki gunung Lawu hiduplah sepasang suami istri yang hingga usia senja belum memiliki keturunan. Setiap harinya hanya satu yang mereka minta kepada Sang Pencipta yaitu segera diberikan seorang anak. Pasangan suami istri itu bernama Ki pasir dan Nyi Pasir. Aktivitas keseharian mereka adalah berkebun di ladang dan berburu binatang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hingga suatu hari datanglah sebuah kabar yang menggembirakan bahwa Nyi pasir akhirnya mengandung. Mereka berdua sangat bahagia serasa semesta mendukung mereka dan mengabulkan keinginan yang sudah lama mereka harapkan. Setelahnya Nyi pasir mengandung selama 9 bulan lahirlah anak laki-laki yang kemudian diberi nama Joko Lelung. Terasa lengkaplah kebahagiaan mereka sebagai pasangan suami istri. Singkat cerita Joko Lelung telah tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan cekatan, namun sayangnya dia jarang berada di rumah. Joko Lelung selalu berkelana ke berbagai tempat baru yang belum pernah ia datangi. Joko Lelung juga mendalami ilmu kebatinan dengan bersemedi. Joko Lelung hanya sesekali mampir ke rumah kemudian esoknya pergi lagi entah ke mana. Kian hari tubuh Ki pasir mulai terlihat lemah dia berharap anaknya Joko lelung pulang dan membantunya bekerja di ladang. Namun, harapan itu hanya dipendam oleh Ki pasir dan dia pun memilih untuk bersemedi di dalam gua. Ki pasir menginginkan supaya tubuhnya yang sudah lama ini bisa menjadi kuat dan kembali sehat serta memiliki umur yang panjang melebihi Manusia biasa. Tak diangka-sangka dalam semedinya Ki pasir mendapatkan sebuah wangsit. Dalam wangsit itu Ki pasir menemukan sebuah telur yang sangat besar dalam waktu tersebut ia diberitahu harus memakan telur tersebut agar keinginannya untuk hidup abadi tercapai. Ki Pasir mencari arti dari wangsit itu hingga tubuhnya semakin rental sampai-sampai dia lupa dengan wangsit yang pernah dia dapat dahulu. Suatu ketika sepulang dari ladang dia tak sengaja melihat sebuah benda bulat di bawah pohon tua benda itu seperti telur namun memiliki ukuran yang lebih besar daripada telur biasanya. Ki pasir kemudian kembali teringat dengan wangsit yang pernah ia dapatkan. Ki pasir terlihat sangat bahagia dan berniat memakan telur itu setibanya di rumah nanti. Keesokan harinya Ki pasir memasak telur itu menggantikan istrinya yang sudah lebih dulu berangkat ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ki pasir kemudian membagi telur itu menjadi dua bagian setengahnya untuknya dan setengahnya lagi untuk istrinya Nyi pasir. Usai Ki pasir merasa kenyang setelah menyantap telur berangkatlah Ki pasir menuju ladangnya. Suasana begitu cerah Ki pasir sangat bahagia, dia merasa dapat menyatu dengan alam. Alam pun seakan melukiskan keindahannya yang tak terbatas untuk di pasir. Ki pasir juga merasa tubuhnya semakin segar dan kuat bahkan terasa puluhan tahun lebih muda dari umur yang sebenarnya saat ini. Tiba-tiba kepala Ki Pasir terasa sangat pening dan sekujur tubuh mulai gatal-gatal. Semakin Ki pasir menggaruk semakin mengelupas pula kulitnya dan dari bekas luka itu mengeluarkan uap yang panas. Ki pasir pun mulai panik dan segera mencari mata air terdekat untuk berendam agar panas dan gatal di tubuhnya mereda. Sebelum berhasil berendam justru kulitnya berubah menjadi bersisik seperti hewan yang menyeramkan dan menakutkan. Setelah menemukan mata air, Dia segera berlari merendam tubuhnya di sana. Di tempat lain Nyi pasir telah sampai di rumah dan membawa cukup banyak kayu bakar dari hutan. Ketika ingin masuk rumah dia melihat ada makanan di dekatnya Dia pun akhirnya memakan separuh telur itu. Sesaat setelah memakan telur itu Nyi pasir mengalami hal yang sama tubuhnya gatal dan panas ia pun panik dan menyusul suaminya ke ladang untuk meminta bantuan. Namun ia tidak dapat menemukan suaminya di ladang. Nyi pasir berusaha memanggil-manggil Ki Pasir akan tetapi tidak ada jawaban dia sudah tidak kuat. Nyi pasir pun mencari sumber air untuk merendam tubuhnya sambil mencari keberadaan Ki pasir saat ini. Sayup-sayup dari arah mata air terdengar suara gemuruh seakan terdapat makhluk besar yang mengamuk di mata air. Nyi pasir penasaran dan mencoba melihatnya dari balik semak-semak. Nyi pasir terkejut melihat seekor ular naga raksasa yang tengah berenang mengamuk di dalam mata air, tetapi Nyi pasir justru merasa jika ular besar itu adalah wujud dari suaminya. Di tengah kepanikan Nyi Pasir terperosok dan berguling di dekat mata air dalam sekejap badan Nyi pasir juga berubah menjadi seekor naga lalu masuk ke dalam mata air yang sama dengan suaminya. Di dalam air Nyi pasir mencari suaminya dan melampiaskan amarahnya karena telah merubah dirinya menjadi wujud ular. Naga wujud dari Ki pasir pun turut ikut naik pitam dia juga tidak terima jika berubah wujud. Ki pasir pun merasa bahwa alam semesta telah mengutuknya. Akhirnya Ki pasir mengajak istrinya yang sudah berwujud naga itu untuk menenggelamkan Gunung Lawu dengan cara membuat pusaran air yang besar hingga menyebabkan tanah di sekitar sumber air itu longsor semakin besar dan semakin dalam dan jika dibiarkan maka Gunung Lawu akan segera mengamuk hebat. Seketika itu Joko Lelung yang pulang dari semedinya mengetahui jika bencana yang sedang terjadi sekarang disebabkan oleh kedua orang tuanya yang telah berubah menjadi naga. Maka segeralah Joko lelung bersila dan memanjatkan doa, dia berdoa agar alam semesta menundukkan kedua ular naga raksasa itu. Tiba-tiba kedua naga perwujudan dari ki Pasir dan Nyi Pasir itu bercahaya dan menjadi lebih tenang. Akhirnya kedua naga itu pun moksa di dalam perairan tersebut. Joko Lelung pun merasa sedih ditinggal kedua orang tuanya. Bekas dari amukan kedua naga raksasa itu membentuk seperti sebuah Telaga dengan pulau kecil di tengahnya. Untuk mengenang kebaikan kedua orang tuanya tempat itu akhirnya diberikan nama yaitu Telaga pasir atau sekarang disebut dengan Telaga sarangan. (tri) Baca juga :

Read More

Masjid Suraya Diklaim Sebagai Masjid Tertua di Meksiko

Meksiko — 1miliarsantri.net : Hampir seluruh umat Islam di Meksiko tinggal di daerah perkotaan, seperti Mexico City, Coahuila de Zaragoza, dan Jalisco. Secara taraf sosial-ekonomi, masyarakat muslim di negara tersebut hidup cukup makmur. Mayoritas angkatan kerja mereka berprofesi sebagai pengusaha. Menurut penelitian de Castro dan Vilela, ada belasan masjid yang tersebar di penjuru Meksiko. Masjid yang sering disebut-sebut ialah Masjid Suraya (Mezquita Soraya) di Torreon, Coahuila. Rumah ibadah itu berdiri sejak 1989 dan menjadi masjid pertama yang berdiri secara resmi di Meksiko. Demikian berdasarkan keterangan dari lembaga Salafi Centre of Mexico. Wilayah sekitar Torreón didatangi imigran Timur Tengah sejak awal abad ke-20. Namun, baru pada tahun 1983, sekitar 35 orang, keturunan imigran generasi pertama, mendirikan rumah pertemuan umat Islam pertama di Meksiko. Gedung tersebut dipimpin oleh Hassan Zain Chamut. Salah satu jamaah yang hadir, Elias Serhan Selim, mengusulkan agar gedung pertemuan tersebut memiliki tempat ibadah yang didedikasikan untuk masyarakat. Dia mensponsori proyek tersebut dan meminta keahlian arsitek Zain Chamut untuk mendesain masjid yang mencerminkan tradisi arsitektur Islam dan Hispanik. Pemerintah Meksiko memperkirakan terdapat sekitar 3,700 Muslim di negeri tersebut. Sementara, Pew Forum on Religion and Public Life yang berbasis di Washington memperkirakan jumlah Muslim sekitar 110,000. Dikutip Fox News Latino, disamping soal jumlah, Louahabi, seorang guru di Meksiko, mengatakan, tak ada keraguan bahwa komunitas ini berkembang cepat. Menurutnya, Islam berkembang dengan sangat cepat. “Terdapat banyak kesamaan antara Nasrani dan Yahudi, sehingga tidak terlalu sulit untuk memahami dan memeluknya. Islam akan terus terkembang, pertumbuhannya sebanding dengan kelompok Evangelis dalam beberapa tahun terakhir ini,” ungkap Eduardo Luis Leajos Frias, seorang Meksiko yang memeluk Islam dan merubah namanya menjadi Lokman Idris. Di antara anggota paling penting komunitas Muslim di Meksiko adalah Mark Omar Weston, mualaf kelahiran Inggirs. Sebelumnya, dia adalah professional kelas dunia olah raga ski air. Dia mengelola hotel dan Islamic Center di negara bagian Morelos. Hotel ini menyediakan makanan halal. “Sebagian besar mualaf Meksiko menemukan Islam melalui internet. Fenomena ini seperti Evangelis, atau pengikut tradisi al Kitab lainnya yang sekarang ada di negeri ini,” ujarnya dalam wawancara dengan Fox News Latino. Menurut Zidane Zeraoui al Awad, profesor hubungan internasional di the Technological Institute of Monterrey, Islam di Mexico dapat dilihat sejak penaklukan oleh Spanyol. “Di seluruh Amerika Latin, Islam datang bersamaan dengan kolonialisme Spanyol,” imbuhnya. Tetapi Islam waktu itu dipraktekkan secara diam-diam, oleh para pengikutnya yang dipaksa berpindah ke agama Katolik. Zeraoui menambahkan, ketika banyak anak dari imigran Muslim kehilangan agama mereka, jumlah pemeluk Islam terus berkembang karena tubuhnya pemeluk baru. “Di satu sisi, anak-anak (imigran) Muslim cenderung menjadi non Muslim, tetapi Islam bertumbuh melalui perpindahan keyakinan dari agama lain. Mereka merupakan kompensasi dari hilangnya Islam dari pemeluk aslinya. Terdapat sedikit perbedaan kultural antara imigran Muslim yang menjalankan agama dengan serius dan mualaf asal Meksiko yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,” kata Omar Weston. Omar menambahkan, tetapi pada umumnya, remaja dan para pemuda usia 20-an melihat adanya pilihan lain, tambahnya. “Saya pikir pendidikan secara keseluruhan membantu orang lebih terbuka terhadap Islam,” urainya. Meskipun masih merupakan komunitas kecil dibandingkan dengan di Amerika Latin lainnya, komunitas Muslim di Meksiko sangat tersebar. Di selatan negara bagian Chiapas, terdapat komunitas kecil suku asli Maya yang masuk Islam atas dakwah dari anggota gerakan Muhabitun dunia yang berbasis di Spanyol. Suku Maya tersebut menggabungkan ajaran Islam dengan tradisi mereka. “Disini, kita melihat satu bentuk Islam yang beradaptasi dengan tradisi lokal. Mereka menempatkan adat sebagai agama, seperti yang dilakukan oleh Katolik dalam periode kolonial,” kata Zeraoui said. Secara persentase, populasi Muslim terbesar di Amerika berada di Suriname, yang mana satu diantara lima orang adalah Muslim, menurut data CIA World Factbook 2013. Komunitas Muslim yang signifikan juga ada di Guyana, Trinidad and Tobago, Argentina and Brazil. (zed/AP) Baca juga :

Read More

Fawzy : Asal-Muasal Konflik Palestina-Israel, Juga Asal Muasal Nama Palestina.

Yerussalem — 1miliarsantri.net : Palestina sekarang sedang menjadi pembicaraan dunia. Konflik bangsa Palestina dan Israel kembali mencuat dalam beberapa hari terakhir. Bencana ini telah menyebabkan malapetaka terburuk dengan menyebabkan ribuan jiwa melayang. Namun, terlepas dari konflik berkepanjangan itu, kajian mengenai sejarah Palestina sendiri telah banyak dilakukan, termasuk oleh pengarang asal Tunisia Fawzy Al-Ghadiry. Dalam buku Sejarah Palestina: Asal-Muasal Konflik Palestina-Israel, Fawzy juga menjelaskan asal muasal nama Palestina. Palestina diketahui sejak sejarah kuno sebagai tanah Kan’an di mana disebutkan dalam laporan salah satu pemimpin tentara King Mary. Sebagai tambahan, nama ini ditemukan tertulis dengan jelas di tugu Admiri, yaitu seorang raja Alkha (Tal Al-A’tashenah) selama pertengahan abad kelima sebelum Kristus. Menurut Fawzy Al-Ghadiry, asal kata Palestina, seperti disebutkan dalam catatan atau rekaman Asiria selama masa raja Assyiria (Addizary III) sekitar tahun 800 SM, datang dari kata Philsta. Ia menuliskan kata tersebut di tugunya bahwa dalam tahun kelima kekuasaannya, tentaranya telah menyerahkan Palastu di bawah kontrolnya, dan memaksa orang-orangnya untuk membayar pajak. Juga kata Palestina disebutkan oleh Herodotus dalam basis Aramin, seperti kita temukan bahwa dia menggunakannya untuk mengacu pada sebuah tempat di bagian selatan Syra (Syria Palestina) dekat Finithya hingga batas-batas Mesir. Lebih lanjut, sejarawan Rumania, seperti Aghatar Chides, Strabo, dan Diodoru telah menggunakan penamaan semacam itu. Selama era Rumania, nama Palestina digunakan untuk menyebutkan semua tanah suci, lalu nama ini berkembang menjadi nama resmi di distrik ini sejak Era Hadrian. Oleh karenanya, nama ini digunakan dalam laporan-laporan sejarah Kristen. “Di sisi lain, Palestina digunakan sebagai bagian dari Bilad Al-Sham selama Era Islam,” jelas Fawzy. Dia menambahkan, kesuburan tanah Palestina merupakan tambahan penting pada posisi berbeda yang membuatnya bisa dihuni sejak masa kuno. Di masa tersebut, daerah ini memainkan peran penting sebagai persimpangan budaya antara tempat-tempat berbeda di dunia. “Berdasarkan atas posisi sentral ini, Palestina dikenali dalam sejarah sejak masa kun,” kata Fawzy. (yud/reu) Baca juga :

Read More

Kisah Ketika Aisyah Menangis Mendengar Munculnya Dajjal di Palestina

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Masih terus bergejolaknya konflik antara Palestina dan Israel dalam kurun waktu belakangan ini, sepatutnya sebagai orang Muslim harus memperkaya diri dengan berbagai keutamaan yang dimiliki Palestina. Salah satu keutamaan Palestina terkait dengan peristiwa di hari kiamat kelak. Hal itu bisa diketahui dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, sebagaimana bunyi lengkap hadits berikut ini: أن عائشة أخبرته، قالت: دخل علي رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا أبكي، فقال لي : ” ما يبكيك؟ ” قلت: يا رسول الله، ذكرت الدجال فبكيت، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” إن يخرج الدجال وأنا حي كفيتكموه، وإن يخرج بعدي ، فإن ربكم عز وجل ليس بأعور، وإنه يخرج في يهودية أصبهان، حتى يأتي المدينة فينزل ناحيتها، ولها يومئذ سبعة أبواب على كل نقب منها ملكان، فيخرج إليه شرار أهلها حتى الشام مدينة بفلسطين بباب لد، وقال أبو داود مرة: حتى يأتي فلسطين باب لد، فينزل عيسى عليه السلام فيقتله، ثم يمكث عيسى عليه السلام في الأرض أربعين سنة إماما عدلا، وحكما مقسطا “ Aisyah berkata, “Rasulullah SAW datang kepadaku ketika aku sedang menangis.” Lalu beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Aisyah RA menjawab, “Wahai Rasulullah SAW, aku teringat Dajjal, sehingga aku menangis.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Jika Dajjal muncul dan aku masih hidup di tengah kalian, aku yang menghadapinya. Namun jika dia muncul setelah (wafatnya) aku, ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta mata sebelah kirinya. Dajjal akan muncul di antara Yahudi Asbahan, kemudian datang ke Madinah, lalu dia berhenti di luarnya. Madinah punya tujuh pintu. Pada setiap pintu ada dua malaikat. Para penduduk Madinah yang jahat akan keluar, menuju Dajjal. Hingga tibalah Dajjal di Palestina, di daerah bernama Baab Ludd. Kemudian Isa bin Maryam turun dan membunuh Dajjal. Isa akan hidup di bumi selama empat puluh tahun, sebagai imam dan pemimpin yang adil.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban) Dalam Shahih Muslim, disebutkan tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat. Di antaranya ialah kemunculan Dajjal, dan matahari yang terbit dari barat. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kiamat tidak terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: Asap; Dajjal; binatang melata; terbitnya matahari dari barat; turunnya Isa bin Maryam; Ya’juuj dan Ma’juuj; tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari ‘And yang menggiring manusia ke Makhsyar.” (HR Muslim) Banyak orang yang tertarik dengan fitnah Dajjal di hari akhir nanti. Orang-orang yang tertarik itu kemudian akan menjadi pengikut Dajjal. Mereka terperangkap dalam tipu daya Dajjal karena sejatinya, di dalamnya ada banyak kesengsaraan. Di antara manusia, ada yang tergoda untuk masuk ke dalam fitnahnya. Sebagian lagi dilindungi Allah SWT sampai Allah melenyapkan Dajjal. (yus) Baca juga :

Read More

Masjid Agung Lamongan, Selain Sebagai Masjid Tertua, Juga Sebagai Destinasi Wisata Religi

Lamongan — 1miliarsantri.net : Masjid Agung Lamongan merupakan salah satu masjid yang berkaitan erat dengan sejarah dan diklaim sebagai yang tertua di Lamongan. Masjid tersebut didirikan pada tahun 1908 dengan gaya arsitektur Jawa yang khas, ternyata menyimpan Candra Sengkala berdirinya Kabupaten Lamongan. Lokasi Masjid Agung Lamongan (MAL) ini memang berada di pusat kota di mana pembangunannya tidak bisa dilepaskan dari tata ruang kota di masa lalu, di mana alun-alun sebagai pusatnya dan berada di sebelah barat alun-alun kota Lamongan. Saat ini, Masjid Agung sudah dipugar menjadi lebih modern dengan ciri khas menara kembar. “Masjid Agung Lamongan ini didirikan pertama kali pada tahun 1908. Pada saat itu masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur Jawa, yaitu beratap tumpang 3 yang mengandung arti iman, islam dan iksan,” kata Sekretaris Takmir Masjid Agung Lamongan HM Yunani CH saat berbincang dengan 1miliarsantri.net, Senin (16/10/2023). Yunani menambahkan, tinggi 2 menara kembar di depan masjid agung Lamongan yang 53 meter, dibangun pada tahun 2012 dan ketinggian menara tersebut disesuaikan dengan usia Nabi Muhammad SAW saat hijrah. Beberapa kali renovasi dilakukan terhadap masjid ini sejak awal didirikan hingga ke bentuknya yang sekarang, namun tetap mempertahankan sejumlah benda yang adalaha objek cagar budaya, yaitu dua buah gentong, dua buah batu pasujudan (Prasasti) yang berada di depan masjid. “Dua gentong air dan 2 batu pasujudan tersebut masih ada di depan masjid dan konon katanya gentong dan batu pasujudan tersebut berkaitan erat dengan kisah Panji Laras dan Panji Liris dengan Andansari dan Andanwangi, Wallahu alam,” ujar Yunani. Masuk ke dalam masjid, kita akan melihat di tengah-tengah bangunan masjid ini masih mempertahankan bangunan asli atau bangunan awal ketika masjid ini didirikan, yaitu tiang besar penyangga masjid yang terbuat dari kayu jati. Menara awal yang dibangun pada sekitar tahun 1970-an juga masih tetap dipertahankan. Lokasi tempat mengumandangkan azan yang berada di loteng atau ketinggian juga masih ada meski sudah tidak digunakan kembali. “Ada beberapa kali pengembangan dengan tetap mempertahankan nilai awal hingga ke bentuk seperti yang ada saat ini,” paparnya. Di dalam masjid ini juga terdapat mushaf Al-Qur’an terbesar yang berada di sisi kanan masjid. mushaf Al-Qur’an ini memiliki ukuran 240 x 155 sentimeter buah karya dari Ustaz Rusdi Aliuddin, pengasuh Madrasah Diniyah Nurul Iman, Desa Sidorejo, Kecamatan Deket. Mushaf Al-Qur’an yang memiliki ketebalan 17 cm itu memiliki berat sekitar 350 kg dan untuk melindunginya, mushaf Al-Qur’an raksasa itu disimpan dalam kotak kaca. “Setiap hari mushaf Alquran besar itu selalu dibaca,” imbuhnya. Masjid Agung Lamongan yang berada di jantung kota Lamongan ini menjadi satu dari sekian masjid di Lamongan yang kerap menjadi pilihan wisata religi di Lamongan. Lokasinya yang strategis dan keindahan arsitekturnya membuat kita kerasan untuk berlama-lama di masjid ini. Di samping itu kini masjid agung terus berbenah. Kalau dulunya pusat masjid berada di empat tiang itu, kini diperluas ke barat masjid dengan pembangunan mimbar masjid serta teras masjid. Masjid Agung Lamongan didirikan pada 1908 di atas tanah wakaf milik Mbah Yai Mahmoed. Ketika itu Lamongan dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama Djojodinegoro.Berdasarkan catatan sejarahnya, Masjid Agung Lamongan didirikan tahun 1908 didirikan oleh Mbah Yai Mahmoed yang mewakafkan tanahnya untuk didirikan masjid pada masa Lamongan dipimpin seorang adipati bernama Djojodinegoro. “Ini adalah masjid tertua di Lamongan, didirikan pertama 1908 dengan status wakaf dari ulama mbahyai Mahmud, yang menurut sejarah adalah orang asli Bojonegoro, yang kemudian oleh Mbahyai Mahmoed diserahkan untuk dikelola ke KH Mastur Asnawi usai mukim selama 20 tahun mukim di Mekah,” lanjut Yunani. Setelah dikelola oleh Mbah Yai Mastur, ungkap Yunani, Mbah Yai Mastur mengajak bersama para kiai, ulama dan tokoh masyarakat di Lamongan untuk gotong royong membangun masjid tersebut. Cikal bakal masjid yang menggunakan empat buah kayu jati yang dipergunakan sebagai soko guru masjid itu didatangkan dari berbagai daerah. Tiga buah kayu jati di antaranya didatangkan dari Asembagus, Situbondo dan 1 lagi berasal dari Demak, Jawa Tengah. “Kayu jati tersebut diangkut dengan cikar atau pedati dan sudah disambut dengan meriah begitu tiba di perbatasan kota,” kisah Yunani. Lebih jauh, Yunani mengungkapkan, peran masjid agung Lamongan bagi perkembangan Lamongan, khususnya umat Islam juga tidak bisa dianggap kecil. Pasalnya, tambah Yunani, Candra Sengkala berdirinya Kabupaten Lamongan diduga ada di Masjid Agung Lamongan ini, yaitu ‘masjid ambuko sucining manembah’ seperti yang pernah ditulis oleh Tim Penggali Sejarah Hari Jadi Lamongan. “Saat ini sudah dilakukan perluasan tanah masjid di sebelah selatan hingga Jalan Basuki Rahmad serta dibuatkan pintu gerbang sebelah selatan itu,” imbuhnya. Tidak banyak yang tahu pula, di dalam masjid ini ada 4 nisan makam yang merupakan makam aulia yang berada di sisi utara masjid. Empat nisan tersebut adalah nisan Kiai Mahmoed, nisan kosong yang rencananya untuk istri Kiai Mahmoed yang hingga kini belum diketahui, nisan Kiai Mastoer Asnawi dan nisan yang berisi peralatan pertukangan milik dari Mbah Yai Mahmoed. “Kompleks makam yang aslinya ini dulu berada di luar ruangan, saat ini menjadi di dalam ruangan masjid Agung, termasuk menara masjid lama yang bangunannya menyerupai menara Madinah juga menjadi berada di dalam masjid,” paparnya. Kepala Disparbud Lamongan Siti Rubikah membenarkan jika di areal Masjid Agung Lamongan ada sejumlah benda cagar budaya yang dilindungi dan sudah tercatat dalam SK Bupati Lamongan tentang benda cagar budaya dan juga dalam data BPCB. Benda cagar budaya yang berada di masjid dengan kapasitas 5600 jemaah tersebut, rinci Rubikah, di antaranya adalah Gentong air yang terbuat dari batu. “Dan 2 buah alas yang terbuat dari batu atau biasa disebut batu pasujudan yang kini telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya,” kata Siti Rubikah. Berada di pusat kota Lamongan, tepatnya di barat Alun-alun Lamongan di Jalan K.H Hasyim Asyari, Masjid Agung Lamongan menyimpan Mushaf Al-Qur’an berbahan kertas terbesar di dunia. Yunani CN mengungkapkan Al-Qur’an raksasa berbahan kertas ini memiliki ukuran 2,4 meter x 1,5 meter dengan ketebalan kertas 17 cm. Al-Qur’an ini, menurut Yunani, adalah karya KH. Rusdi Aliuddin, pengasuh Madrasah Diniyah Nurul Iman, Desa Sidorejo, Kecamatan Deket. “Mushaf Alquran ini dikerjakan selama kurang lebih 2 tahun,” papar Yunani. Yunani merinci ukuran huruf yang ada pada Al-Qur’an memiliki tinggi sekitar 7 cm dan dibuat dengan kertas canson 300 gram yang diimpor dari Perancis dengan berat 350 kilogram. Tiga puluh…

Read More

Pesantren Gebang Tinatar Merupakan Cikal Bakal Berdirinya Pesantren di Nusantara

Ponorogo — 1miliarsantri.net : Salah satu pesantren yang terkenal sekaligus dijadikan lokasi wisata religi di Ponorogo adalah Pesantren Gebang Tinatar. Pesantren ini dikenal dengan sebutan Pesantren Tegalsari karena berada di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo.Seorang peneliti Belanda Martin Van Bruinessen menyebut pesantren ini merupakan cikal bakal seluruh pesantren yang ada di Indonesia. Bahkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pun juga mengucapkan hal senada. Pasalnya sebelum adanya Pesantren Tegalsari, belum ditemukan satu bukti pun yang menunjukkan adanya sistem pesantren di Indonesia. Penasihat masjid sekaligus generasi kedelapan, Kunto Pramono (63), mengatakan pada tahun 1669, Kiai Ageng Muhammad Besari babat alas di wilayah timur sungai Jetis. Tahun itu, beliau mendirikan sebuah masjid pertama di Desa Coper, Kecamatan Jetis, Ponorogo. Lambat laun, masjid itu berkembang menjadi pesantren. Pesantren yang diasuh Kiai Ageng Muhammad Besari tersebut memiliki banyak santri. “Tahun 1680 resmi didirikan Pesantren Gebang Tinatar,” terang Kunto kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (14/10/2023). Kunto menambahkan karena semakin banyaknya jumlah santri, akhirnya tahun 1724 Kiai Ageng Muhammad Besari mendirikan masjid kedua yang hingga saat ini jadi jujugan wisata religi. “Lalu tahun 1747 Kiai Ageng Muhammad Besari meninggal dunia, kepemimpinan pondok diteruskan ke putra dan cucunya,” jelas Kunto. Hingga pada masa Kiai Hasan Besari tahun 1800-1862 M Pesantren Tegalsari mengalami masa keemasannya. Tercatat 3000-an santri menimba ilmu di pesantren tersebut. Para santri pun ditempatkan di pondokan beratap dua sirap dan memiliki satu serambi. Lantainya setinggi empat kaki dan diberi tangga. Pesantren ini menjadi tempat penggemblengan para pejuang kemerdekaan. Baik dari kalangan Islam ataupun nasionalisme pada masa depan. Sepeninggal Kiai Ageng Muhammad Besari tampuk kepemimpinan Pesantren ini secara berturut-turut dipegang oleh Kiai Hasan Ilyas (1773-1800), Kiai Hasan Yahya (1800), Kiai Hasan Besari (1800-1862), dan Kiai Hasan Anom. “Saat kepemimpinan Kiai Hasan Anom, pesantren mengalami kemunduran. Saya kurang tahu penyebabnya, apa mungkin karena banyak perkawinan dengan Keraton Solo, akhirnya lebih milih soal darah kebiruan dan tidak belajar agama. Sehingga banyak penyurutan sampai sekarang,” papar Kunto. Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo menjadi tempat penggemblengan para pejuang kemerdekaan. Yang menimba ilmu dari pesantren yang dikenal dengan nama Pesantren Tegalsari itu baik dari kalangan Islam ataupun nasionalisme pada masa lalu. Penasihat masjid sekaligus generasi kedelapan, Kunto Pramono (63) mengatakan pesantren ini pernah ‘menampung’ Pakubuwono II, raja Kasunanan Kartasurya. Dia mengenyam pendidikan di Pesantren Gebang Tinatar-Tegalsari ketika Kerajaan Kartasura sedang menghadapi ‘Geger Pecinan’. Karena kewalahan, Pakubuwono II terpaksa menyingkir ke arah timur dan kemudian berlindung di pesantren yang diasuh oleh Kiai Ageng Mohammad Besari ini. Setelah ‘nyantri’ di sana beberapa lama, Pakubuwono II akhirnya dapat menduduki tahta kembali pada tahun 1743 M. “Lalu ada juga HOS Cokroaminoto, yang pernah nyantri di sini,” imbuh Kunto. Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang dikenal dengan HOS. Cokroaminoto adalah santri sekaligus keluarga dari Pesantren Gebang Tinatar-Tegalsari. Pahlawan Nasional yang lahir di Madiun 16 Agustus 1883 ini adalah ketua Syarikat Islam, sebuah organisasi pergerakan di Indonesia. Tjokroaminoto berhasil melahirkan beberapa tokoh pergerakan politik di Indonesia. Salah satunya adalah Soekarno yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia sekaligus pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI); Bung Tomo, pengobar perlawanan arek-arek Surabaya terhadap agresi Belanda, yang sekaligus juga pendiri partai Gerakan Indonesia (Gerindo). “Sejak tahun 1978, kita masuk gabung ke MTs, MA Ronggowarsito. Paling sekarang tinggal 50 siswa,” tandas Kunto. Pesantren Gebang Tinatar atau biasa disebut Pesantren Tegalsari kini tinggal kenangan. Tak ada peninggalan bekas bangunan. Yang tersisa hanya satu pondokan Kiai Ageng Muhammad Besari, Masjid Tegalsari, serta Makam Kiai Ageng Muhammad Besari. Keturunan kedelapan, Kunto Pramono mengatakan saat ini Tegalsari tak punya pondok pesantren. Hanya ada masjid dan makam yang bisa dikunjungi masyarakat untuk wisata religi. “Akhirnya untuk menarik peziarah ada gapura dan menara, tempat wudhu yang nyaman dan masjid yang selalu terjaga kebersihannya,” tutur Kunto. Kunto mengatakan saat ini, para peziarah bisa mendatangi makam Kiai Ageng Muhammad Besari dengan nyaman. Gapura makam, menara, masjid dan tempat wudhu dibuat nyaman. “Banyak peziarah kesini sehabis Isya sampai Subuh, banyak yang tirakatan di makam maupun masjid, silakan saja,” lanjut Kunto. Kini walau kejayaan Pesantren Tegalsari tinggal kenangan, anak, cucu dan santri Kiai Ageng Besari tetap melanjutkan perjuangan. Mereka menyebar ke berbagai penjuru Indonesia untuk mendirikan lembaga pendidikan agama. “Kami berharap bisa mengembalikan kejayaan Tegalsari, semua harus bersinergi, warga, keturunan, pemerintah harus bersatu padu. Apalagi Tegalsari jadi ikon wisata religi Ponorogo,” pungkas Kunto. (yen) Baca juga :

Read More

Makam Ibunda Gajah Mada Dipercaya Berada di Kabupaten Lamongan Jawa Timur

Lamongan — 1miliarsantri.net : Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dikenal memiliki beragam sejarah peradaban leluhur yang masih dilestarikan hingga saat ini. Selain makam Sunan Drajat, terdapat juga Makam ibunda Gajah Mada yang dipercaya berada di puncak bukit Gunung Ratu di Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Nama ibu Gajah Mada adalah Dewi Andongsari. Untuk menuju makam yang sudah direhab oleh Pemkab Lamongan itu, peziarah harus menaiki tangga undakan jumlahnya ratusan anak tangga harus yang dilewati untuk sampai di puncak Gunung Ratu. Setelah sekitar 30 menit, pengunjung akan sampai pada puncak bukit. Dari pusat kota Lamongan, lokasi situs Gunung Ratu berjarak sekitar 65 kilometer ke arah selatan, sementara untuk akses jalan menuju lokasi juga sudah terbilang bagus dan jalan menuju makam sudah direhab oleh pemerintah. “Situs Makam Dewi Andongsari ini dikenal oleh banyak masyarakat sebagai makam Ibunda Gajah Mada ,” terang Kepala Desa Sendangrejo, Suwaji kepada 1miliarsantri.net, Jumat (13/10/2023). Di bawah pohon besar dan dikelilingi tembok dengan atap tertutup, di sanalah makam Dewi Andongsari. Makam itu membujur ke utara dan selatan, dengan dilengkapi tiga payung warna emas dan juga berhias bendera merah putih. “Sebelum dipugar, makam ini hanya ditandai dengan tumpukan batu-batu kuno saja,” ungkap Suwaji. Selain makam Dewi Andongsari, di kompleks pemakaman yang berada di kawasan perbukitan ini juga ada 2 pusara lain berjajar. Dua pusara tersebut adalah pusara Kucing Condromowo dan Garangan (musang) Putih yang berada tepat sebelum masuk ke makam Dewi Andongsari. Kedua pusara ini, menurut Suwaji, dalam cerita yang diketahui warga, merupakan teman atau hewan peliharaan Dewi Andongsari selama dalam pengasingan di bukit itu. “Masyarakat sekitar situs percaya, Dewi Andongsari adalah nama samaran dari Indreswari, salah satu istri selir pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Diceritakan, saat itu Indreswari sedang mengandung. Karena tidak senang kehamilan Indreswari, salah satu istri Raden Wijaya kemudian memerintahkan pengusiran terhadap Indreswari dari keraton. Dalam pelariannya, Indreswari ditemani dua binatang kesayangannya, yakni, Kucing Condromowo dan Garangan Putih,” tuturnya. Selain menjadi lokasi wisata religi, Suwaji mengungkapkan, makam Dewi Andongsari atau Gunung Ratu ini biasanya menjadi tempat untuk ritual sebagai perantara untuk mencapai keinginan mereka. Terkhusus, biasanya dipakai ritual orang-orang yang punya niat untuk meningkatkan derajat, pangkat atau jabatan. “Tempat ini biasanya dipakai ritual orang-orang yang punya hajat niat meningkatkan derajat, pangkat atau jabatan,” tandasnya. (lis) Baca juga :

Read More