Warung Gratis Surabaya Sangat Membantu Masyarakat Yang Kurang Mampu

Surabaya — 1miliarsantri.net : Berawal dari gerakan sedekah makan siang gratis setiap hari Jumat, KolaborAksi Dompet Dhuafa Jawa Timur bersama Komunitas Titik Balik dan Capita Jawa Timur mengadakan gerakan kebaikan Warung Gratis yang hadir setiap hari. Bertempat ruko Perumahan Ketintang Jl. Ketintang Madya RK 02 Surabaya, Warung Gratis Surabaya (WGS) buka setiap hari Senin-Sabtu pukul 11.00-13.00 WIB. Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur Kholid Abdillah mengatakan WGS melayani makan untuk anak-anak panti asuhan, lansia, takmir masjid, ojek online, hingga warga sekitar. Setiap harinya, WGS menyiapkan makan gratis sebanyak 100-150 porsi. Kegiatan ini sudah berjalan sejak satu bulan lalu hingga sekarang ini, WGS telah menggulirkan sekitar 3.000 porsi makan dengan menu yang berbeda setiap harinya. “Harapannya, ini tidak hanya untuk masyarakat dhuafa yang membutuhkan makan, tetapi untuk siapa pun yang ingin mampir ke sini, termasuk keluarga pra-sejahtera,” ujar Kholid Abdillah kepada 1miliarsantri.net, Jumat (18/08/2023). Nurrohman, salah satu supir taksi daring mengaku WGS membantu dirinya dalam menunjang kebutuhan pangan. “Alhamdulillah saya sudah seminggu ini mengandalkan Warung Gratis Surabaya sebagai bagian untuk memenuhi makan saya. Apalagi jika orderan sepi, hal ini dapat menutup biaya makan saya selama menjalani pekerjaan sebagai supir daring. Ditambah biaya makan bisa saya alokasikan untuk servis motor.” ungkapnya. Senada dengan Nurrohman, Janatun, ibu satu anak inj bersyukur dengan hadirnya WGS. Bersama buah hatinya, Janatun mendatangi WGS pada siang hari. “Syukur alhamdulillah, setiap jam 11.00 siang, saya dan anak saya selalu datang ke Warung Gratis Surabaya. Hal ini sangat membantu kebutuhan saya sehari-hari sebagai buruh cuci di wilayah Ketintang. Apalagi menunya setiap hari berbeda-beda,” ujarnya. Dompet Dhuafa Jawa Timur membuka kesempatan kebaikan-kebaikan bagi masyarakat, organisasi, korporasi maupun stakeholder untuk terus menggulirkan berbagai program dalam menopang keluarga pra sejahtera di Jawa Timur dan sekitarnya. “Terima kasih para donatur atas berjalannya program Warung Gratis Surabaya (WGS) yang merupakan bagian dari doa dan usaha bersama dalam meringankan warga Surabaya dan sekitarnya, ikhtiar menjadikan ladang sedekah, sekaligus ajakan dalam membantu sesama. WGS terbuka bagi siapapun yang ingin ikut berdonasi dan membantu program mulia ini,” tutup Kholid. (har) Baca juga :

Read More

Pesantren Merupakan Pusat Menggalang Kekuatan dan Mengatur Strategi di Masa Pra Kemerdekaan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam catatan sejarah, Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran dan jasa para ulama, para santri dan pondok pesantren. Tiga komponen ini memiliki andil cukup besar mengusir penjajah di bumi Nusantara. Pondok pesantren di Indonesia tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu para santri. Pada masa perjuangan kemerdekaan, pesantren menjadi tempat menggalang kekuatan dan mengatur strategi melawan penjajah. Para kiai menjadi motor penggerak, memobilisasi ribuan santri untuk turun ke medan pertempuran. Mengapa bisa ulama, santri dan pesantren mati-matian memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia? Pakar sejarah yang juga Ketua Lembaga Peradaban Luhur, KH Rakhmad Zailani Kiki mengatakan sebelum datang penjajah di bumi Nusantara, di setiap daerah sudah memiliki sistem kekuasaan yang hampir semuanya berbentuk kerajaan Islam. Karena itu ketika Belanda menginjakan kaki di Nusantara, mereka berhadapan dengan dengan berbagai kerajaan Islam yang sudah kokoh berdiri dan besar pengaruhnya. “Karena sudah ada tuan rumahnya, penjajah ketika datang pertama kali seperti tamu yang sopan dengan menawarkan kerja sama perdagangan dengan kerajaan-kerajaan Islam yang karena kerakusannya kemudian penjajah melakukan berbagai upaya perampas, penaklukan dan penaklukan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,” kata kiai Kiki yang juga ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) DKI Jakarta kepada Kiai Kiki menjelaskan bahwa kerajaan-kerajaan Islam merupakan negara yang memiliki peraturan yang mengikat warga negaranya, termasuk aturan bela negara atau hifdz ad-daulah yang bersumber dari ajaran Islam. Ajaran bela negara ini diajarkan oleh para ulama di pondok pesantren yang tersebar di berbagai daerah. Pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan yang mengkader ulama dan juga pemimpin Islam diajarkan kitab-kitab fiqih yang isinya juga tentang jihad, perang sabil dalam konteks bela negara. Contoh saja kitab fiqih matan Ghayah wa at-Taqrib yang ditulis oleh Al-Qadhi Abu Syujai, ulama madzhab Syafii yang wafat di Madiah pada 593H atau 1196 M menjadi kitab fiqih yang biasa diajarkan di pondok pesantren-pondok pesantren di Nusantara dari sebelum penjajah datang sampai saat ini. Di dalamnya terdapat bab tentang jihad atau perang sabil yang di antaranya membahas tentang hukum jihad, keadaan orang kafir, syarat-syarat jihad, macam-macam tawanan, ghanimah atau harta rampasan perang), dan salab atau pakaian yang dikenakan orang yang terbunuh dalam perang. “Dalam pembahasan hukum jihad dijelaskan bahwa orang-orang kafir, yaitu kafir harbi, yang masuk ke salah satu daerah kaum Muslimin, atau mereka berada di dekat daerah tersebut, maka ketika demikian, hukum jihad adalah fardlu ‘ain bagi kaum Muslimin. Sehingga, bagi penduduk daerah tersebut wajib menolak kaum kafir dengan apapun yang mereka bisa,” kata kiai Kiki yang juga penulis Genealogi intelektual ulama Betawi: melacak jaringan ulama Betawi dari awal abad ke-19 sampai abad ke-21. Kiai Kiki mengatakan karena para penjajah berasal dari kerajaan-kerajaan kafir yang awalnya berstatus sebagai kafir dzimmi yang haram untuk diperangi karena datang untuk bertamu dan berdagang, namun kemudian melakukan penjajahan dengan berbagai upaya perampas, penaklukan dan penaklukan kerajaan-kerajaan Islam sehingga statusnya berubah menjadi kafir harbi yang wajib untuk diperangi. Hukum memerangi penjajah kafir harbi ini bukan lagi wajib kifayah, melainkan sudah wajib `ain untuk melakukan bela negara atau hifdz ad-daulah karena penjajah sudah masuk ke salah satu daerah kaum Muslimin atau mereka sudah berada di dekat daerah tersebut. “Karena hukum jihad atau perang sabil-nya sudah wajib `ain ketika itu, maka pondok pesantren turut juga melakukan perang sabil, aktif memerangi penjajah yang sudah berstatus kafir harbi,” pungkasnya.

Read More

Biografi KH Anwar Iskandar, Ketua Umum MUI Pengganti KH Miftachul Akhyar

Jakarta — 1miliarsantri.net : Berdasarkan hasil rapat pleno yang diadakan Selasa (15/08/2023) maka disepakati KH Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), meneruskan masa kepemimpinan KH Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri. Memiliki nama lengkap KH Muhammad Anwar Iskandar, dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, 24 April 1950. Dia merupakan sosok ulama yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kediri. Sosok ulama terkemuka di Kediri ini adalah putra pasangan KH Iskandar (Askandar) bin Kiai Abda’ dan Nyai Siti Robi’ah al-Adawiyah binti Kiai Abdul Manan. KH Iskandar sendiri merupakan pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Berasan, Muncar, Banyuwangi. Kiai Anwar lahir di lingkungan keberagamaan yang kuat. Sejak kecil ia menimba ilmu agama kepada Kiai Iskandar. Setiap waktu ia diberi bimbingan pengetahuan kitab salaf dari ayahandanya, bahkan hingga usai Madrasah Aliyah. Pada 1967, Kiai Anwar berangkat menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Ia belajar di bawah asuhan KH Mahrus Ali selama empat tahun. Selain mengaji di Lirboyo, ia juga pernah mengaji di pondok pesantren lain, seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember. Di samping menempuh pendidikan di pondok pesantren, Kiai Anwar juga meneruskan pendidikan formal, yakni di Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri dan lulus tahun 1969. Kemudian, pada tahun 1970 Kiai Anwar hijrah ke Jakarta untuk menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah di Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab. Setelah selesai di Jakarta, KH. Muh. Anwar Iskandar tidak langsung pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah dikarenakan di sana telah banyak pemuka agama (tokoh agama). Akhirnya beliau memutuskan menuju kota Kediri. Sampai di kota Kediri yakni, KH. Muh. Anwar Iskandar langsung mengadakan kegiatan dakwah. Di tahun 1975, Kiai Anwar menikah dengan seorang perempuan asal Jamsaren, Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri Kiai Sa’id selaku Pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyah Jamsaren. Pernikahan yang pertama ini dikaruniai satu orang putra dan lima putri. Kemudian, pada tahun 1990, Kiai Anwar menikah kedua kalinya dengan Nyai Hj Yayan Handayani asal Bogor. Dari pernikahan ini dikaruniai tiga putra dan satu putri, yang sekarang mendiami Pondok Pesantren Al-Amien. Sejak usia muda, Kiai Anwar merupakan tipikal orang yang aktif di organisasi. Bahkan, ia sudah bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sejak berumur 15 tahun. Saat menginjak masa kuliah, Kiai Anwar pun bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), baik saat di Universitas Tribakti maupun kala di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Tahun 1975, Kiai Anwar diamanahi memimpin Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kotamadya Kediri selama dua periode atau 8 tahun. Selanjutnya, Kiai Anwar dipercaya memimpin organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama daerah Kotamadya Kediri hingga beberapa kali. Khidmahnya di NU tidak hanya di tingkat cabang, tapi mengantarkannya ke tingkat wilayah (provinsi). Bahkan, Kiai Anwar juga ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam PBNU. Sebelum ditunjuk sebagai Ketua Umum MUI, Kiai Anwar terlebih dahulu menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat. (rid) Baca juga :

Read More

Mengetahui Apa itu Kosher dan Memaknai Menurut Hukum Syariatnya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam kehidupan masyarakat Muslim memiliki aturan dalam mengonsumsi makanan dan minuman yakni status kehalalannya. Tak hanya Muslim saja, bagi umat lain yakni Yahudi tentunya juga memiliki aturan dalam mengonsumsi makanannya yang dikenal dengan istilah kosher. Lantas pertanyaan nya, samakah istilah halal dan kosher..?? Direktur Utama Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Muti Arintawati, menjelaskan, kosher itu seperti istilah halal, tetapi berdasarkan aturan Yahudi. “Kita tak bisa menerima begitu saja produk bersertifikat kosher, aturannya tidak sama,” ujarnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (14/08/2023). Ada pandangan yang mirip, tetapi tidak sama di antara Islam dan Yahudi. Seperti di Islam, kalangan Yahudi mengharamkan babi. Namun jika diolah lebih lanjut, misalnya menjadi gelatin, mereka dapat menyatakannya sebagai sesuatu yang kosher. Demikian pula dengan anggur (wine). Jenis minuman ini ada yang dinyatakan kosher juga tidak. Kalau dalam proses pembuatannya melibatkan rabbi, yang kemudian menyatakan bahwa prosesnya sesuai hukum Yahudi, dapat masuk kategori kosher. Namun jika diolah dengan cara-cara yang umum dilakukan, dinyatakan tidak kosher. Ia menambahkan, makanan dan minuman kosher mempunyai tanda. Ada label K atau U di dalam lingkaran pada kemasan produk yang telah dinyatakan kosher oleh lembaga sertifikasi kosher. Muti mengatakan, biasanya Muslim yang tinggal di sebuah negara dan tak menemukan pangan halal, mereka menjadikan produk kosher sebagai panduan. Ini mengacu pada pangan yang umum dikonsumsi.Secara pribadi, jelas dia, produk kosher bisa saja menjadi panduan dalam kondisi yang demikian. “Namun harus diteliti lebih lanjut bahan baku yang digunakan di dalamnya. Tidak bisa langsung mengonsumsinya, mesti ada ketelitian soal bahan pembuatnya,” imbuhnya. Dia menuturkan, tak jarang pengimpor menerapkan adanya sertifikat kosher pada barang yang diimpornya dari pengekspor. Aturan ini ketat meski jumlah konsumen Yahudi itu tak banyak. Maka, pihak pengekspor akan mendatangkan badan sertifikasi kosher. Terkadang, ia berpikir itu sebagai sikap yang pilih kasih.Tak banyak produsen meski membidik pasar Muslim dengan begitu ketatnya untuk memperoleh sertifikat halal pada barang yang mereka jual. Padahal, konsumen Muslim sangat banyak jumlahnya. Penjelasan senada disampaikan oleh pakar pangan halal yang juga mantan auditor LPPOM MUI, Anton Apriyantono. Makanan dan minuman yang halal dimakan Yahudi, imbuh dia, disebut kosher. Penyebutan lainnya adalah kasrut atau kasher. Menurutnya, selain hewan yang tak disembelih, babi juga haram dimakan Yahudi. “Ini memang sepintas mirip dengan aturan halal dan haram dalam Islam.”Dalam Islam, larangan bagi Muslim untuk memakan babi dijelaskan dalam surah al-Maidah ayat 3: “Diharamkan bagimu makan bangkai, darah, dan babi ….” terang Antonm Selain itu, ada hadis yang diriwayatkan Jabir menguatkan hal itu. “Allah mengaramkan penjualan dan pembelian arak, bangkai, dan babi.” Lalu, seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan lemak babi? Lemak babi dapat digunakan untuk mengecat perahu, menghaluskan kulit, serta sebagai alat penerang.”Mendengar hal itu, Rasul menegaskan, “Tidak, ia tetap haram. Allah mengutuk orang-orang Yahudi. Allah mengharamkan mereka memakan lemak babi, tetapi mereka mengumpulkannya, lalu menjualnya dan makan harganya (hasilnya).” Demikian hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan. Dalam kamus Inggris-Indonesia karangan John M Echols dan Hassan Shadily (1988), kosher diterjemahkan sebagai ‘halal’, dengan contoh, kosher meat sama dengan daging halal. Anton mengatakan, benar memang ada persamaan antara kosher dan halal. Namun, sejumlah produk lainnya disikapi bertentangan oleh konsep Yahudi dan Islam. Anggur atau wine dan sejumlah jenis gelatin adalah kosher menurut Yahudi. Tapi bagi Islam, anggur tergolong khamar dan itu haram hukumnya. Setiap yang memabukkan adalah khamar dan khamar haram. Sementara itu, gelatin pada umumnya minimal syubhat, kecuali gelatin bersertifikat halal. Gelatin yang lebih efisien dan ekonomis adalah yang terbuat dari tulang atau kulit babi. Sebaliknya, daging selain babi yang halal menurut Islam belum tentu demikian menurut kosher. Anton menjelaskan, sebab menurut Yahudi, terlarang menyebut nama Tuhan di tempat yang tidak suci seperti rumah potong ternak binatang yang halal tapi jelas tidak kosher antara lain binatang berkuku belah seperti kuda; binatang laut bercangkang, misalnya udang, lobster, dan kepiting; unggas liar; serta ikan tak bersirip atau bersisik. Bahkan, daging apa pun menjadi tidak kosher bila dimakan bareng keju dan susu. (fq) Baca juga :

Read More

Bolehkah Menjenguk Anak Secara Berlebihan di Pesantren…???

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Pondok pesantren sudah lama menjadi bagian integral dari budaya pendidikan di Indonesia dengan fokus pada karakter dan pendalaman agama. Namun, perkembangan zaman menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana orang tua seharusnya terlibat dalam kehidupan anak-anak nya di pondok pesantren. Beberapa masyarakat berpendapat, kehadiran orang tua memberi dukungan emosional dan semangat bagi anak-anak, sementara yang lain mengkhawatirkan gangguan pada proses belajar dan pembentukan karakter akibat kunjungan terlalu sering. Pakar Pendidikan Anak, Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, menjelaskan, boleh saja orang tua sering-sering menjenguk anak di pondok pesantren. Namun ada catatan penting, sering menjenguk anak hanya saat masih di awal-awal masuk pesantren. “Boleh nggak sih sering-sering nengok anak di pondok? Boleh saja, terutama ketika anak awal mondok. Makin bertambah tahun dapat dikurangi frekuensi kunjungan ke pondok. Anak sudah memiliki banyak kegiatan,” terang Fauzil di akun media sosialnya, dikutip Selasa (15/08/2023). Kehadiran orang tua di pondok pesantren dapat memberikan dukungan emosional dan motivasi tambahan bagi anak. Kunjungan rutin bisa menjadi momen penting bagi orang tua dan anak untuk tetap terhubung saat masih awal menjalani rutinitas pondok pesantren. “Kalau sering dikunjungi, apa nggak bahaya? Nanti anak jadi nggak kerasan? Nggak betah dan maunya pulang saja? Nggak juga. Anak sering ditengok awal masuk pondok justru agar anak tidak merasa dibuang. Anak bisa merasa berharga lho kalau tahu bahwa untuk mengunjungi itu kita perlu perjuangan; secara khusus meluangkan waktu dan biaya untuknya,” imbuhnya. Fauzil mencontohkan ketujuh anaknya yang sekolah di pondok pesantren sejak lulus Sekolah Dasar (SD). Tahun pertama di pondok pesantren, dia mengusahakan lebih sering menjenguk anak, baik secara khusus berkunjung atau singgah dari perjalanan. “Jika saya tidak bisa karena sudah terikat jadwal, paling tidak istri saya akan berusaha mengunjungi. Ini terutama kalau di pondok tidak ada saudara maupun teman yang sudah akrab,” lanjutnya. Lalu, bagaimana kalau pihak pondok tidak membolehkan singgah? Pondok pesantren hanya membolehkan berkunjung sebulan sekali dengan jadwal yang telah ditentukan dan tidak boleh bertukar jadwal? “Kalau aturan pondok seperti itu, ya taati. Pondok punya ritme sendiri yang harus kita hormati, meskipun kita bisa memberi masukan ke pihak pondok,” tutupnya. (yus) Baca juga :

Read More

Adab Dulu Baru Ilmu, Kunci Penting Pendidikan dan Pola Asuh Anak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pakar Pendidikan Anak, Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, mengungkapkan, kunci penting pendidikan adab adalah guru. Guru memegang peren penting dalam menyukseskan pendidikan adab. Guru bisa berarti guru di sekolah, pesantren, bahkan orang tua di rumah. “Jika buruk adab gurunya, darimanakah murid mengambil adab? Tetapi pembicaraan tentang ta’dib (pendidikan adab) kerapkali hanya terhenti pada soal metode; teknik mengajarkan adab,” terang Ustadz Fauzil, Sabtu sore (12/08/2023). Fauzil menegaskan, seorang murid atau pencari ilmu sangat penting melihat adab guru sebelum belajar. Imam Malik pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Rabi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman (masyhur pula dengan sebutan Rabi’ah Ar-Ra’yi ibn Farrukh, ahli hadis generasi tabi’in yang paling disegani saat itu). Ibuku berkata: تَعْلَمَ مِنْ أَدَبِهِ قَبْلَ عِلْمِهِ⁣ “Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.” Fauzil mengaku sering menemukan masalah tersebut di lingkungan sekolah maupun pesantren. Ketika ada masalah yang dikeluhkan berkenaan dengan adab santri atau murid di sekolah, ternyata yang paling perlu diperbaiki adalah adab gurunya. “Karena itulah jika ingin mencarikan pesantren untuk anak, pertama kali yang perlu diperhatikan adalah adab gurunya. Cukup? Tidak!! Perhatikan pula adab kita kepada guru,” ujarnya. Dia menjelaskan, banyak orangtua yang menginginkan anak-anaknya baik dan berkembang menjadi pribadi mulia. Tetapi, orang tua merasa telah membeli sekolah dan guru dengan uang yang dikeluarkan setiap bulan. “Seolah-olah ia sudah terlalu banyak memberi. Padahal sejatinya memasukkan anak ke pesantren (yang benar) adalah memohon kerelaan para guru untuk turut mendidik anak,” ungkap Fauzil. Maka itu, orang tua harus cermat. Orang tua tidak boleh salah memasukkan anak ke pondok pesantren. Fasilitas itu penting, tetapi hakekat pondok pesantren itu bukan pada fungsi pondok (فندق) yang berarti penginapan. “Melainkan pada proses belajar membentuk diri alias menjadi santri. Maka perhatikan pula kelurusan akidah dan benarnya ilmu agar tidak justru rusak karena salah pondok,” tutup Fauzil. (lin) Baca juga :

Read More

Sosok Saudah Istri Rasulullah SAW yang Dikagumi oleh Aisyah

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Aisyah radhiyallahu anha begitu kagum dengan sifat dari Saudah binti Zamah bin Qois radhiyallahu anha. Aisyah pun berkata ingin sekali meniru Saudah, wanita yang dermawan dan jarang marah. Seperti dikutip dari buku the Wonderful Ummahatul Mukminim oleh Erlan Iskandar, Saudah bintu Zamah bin Qois radhiyallahu anha merupakan istri kedua Rasulullah SAW, yang dinikahi setelah meninggalnya Khadijah. Saudah dinikahi Nabi ketika berusia 55 tahun. Istri Nabi itu lebih dari satu. Nabi pun menjadwalkan untuk bermalam bersama para istrinya bergantian. Saat Saudah sudah tua, Saudah pernah memberikan jatah gilirannya untuk Aisyah. Selain itu, Saudah juga jarang marah dan suka berbagi pada sesama. Wajar saja, Aisyah sangat kagum kepadanya. Aisyah berkata, “Aku tidaklah melihat seorang wanita yang ingin sekali aku tiru perilakunya melebihi Saudah binti Zam’ah.” (HR. Muslim) Aisyah pun melanjutkan kekagumannya, “Saudah jarang sekali marah. Saat Saudah sudah tua, ia memberikan jatah gilirannya dikunjungi Rasulullah kepadaku.” Ibnu Sa’ad mengisahkan bahwa suatu hari Umar bin Khattab memberikan sekarung dirham kepada Saudah. Uang sebanyak itu langsung dibagi-bagikan Saudah kepada orang yang membutuhkan. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dikisahkan oleh Aisyah bahwa Saudah sangat semangat menjalankan amal ketaatan saat ibadah haji. Saat singgah di Muzdalifah, Saudah meminta izin kepada Rasulullah, untuk bertolak dan berjalan lebih awal daripada orang-orang kebanyakan mengingat ia adalah orang yang lamban dalam berjalan, karena khawatir berdesak-desakan. Nabi pun mengizinkannya dan Saudah pun begitu bersemangat mengerjakan amal ketaatan. Setelah Nabi meninggal, Saudah terus tetap rajin beribadah. Ia berpuasa, mengerjakan shalat malam dan berbagai ibadah lainnya. Sementara itu, Teguh Pramono dalam bukunya 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa Inspirasi Para Muslim yang Dicatat dengan Tinta Emas menuliskan sebagai seorang istri, Saudah mampu menunaikan kewajibannya dalam rumah tangga bersama Rasulullah SAW, melayani putri beliau, dan mendatangkan kebahagiaan serta kegembiraan di hati Rasulullah SAW. Setelah tiga tahun berjalan, masuklah Aisyah dalam ruma tangga Rasulullah SAW, disusul kemudian istrinya yang lain seperti Hafsah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain. Saudah menyadari Rasulullah SAW tidak mengawini dirinya melainkan karena kasihan melihat kondisinya setelah kepergian suami sebelumnya. Saudah sudah mengetahui niat Rasulullah SAW yang ingin menceraikannya. Namun, Saudah mengetahui Rasulullah SAW tidak akan melakukan hal itu karena merasa hal itu akan menyakiti hatinya. Tatkala Rasulullah SAW benar-benar mengutarakan keinginannya untuk menceraikannya, Saudah merasa sedang mengalami mimpi buruk yang menyisakan dada. Ia merendahkan diri dengan berkata. “Pertahankanlah aku ya Rasulullah! Demi Allah, tiadalah keinginanku diperistri itu karena ketamakan saya. Akan tetapi hanya berharap agar Allah SWT membangkitkan aku pada hari kiamat dalam keadaan menjadi istrimu.” Begitulah Saudah, lebih mendahulukan keridhaan suaminya yang mulia, maka ia berikan gilirannya (tidur) kepada Aisyah untuk menjaga hati Rasulullah SAW. Sementara, ia sendiri sudah tidak memiliki keinginan sebagaimana layaknya wanita lain. Rasulullah SAW pun menerima usulan istrinya yang memiliki perasaan halus tersebut. Tak berapa lama turunlah ayat Alquran an-Nisaa ayat 1‎28. ‎Setelah masuk di rumah tangga Rasulullah SAW yang dijalaninya dengan keridhaan dan ketenangan, Saudah bersyukur kepada Allah SWT yang telah menempatkan dirinya di samping sebaik-baiknya makhluk di dunia. Saudah juga bersyukur kepada Allah SWT karena telah mendapatkan gelar ummul mukminin dan menjadi istri Rasulullah SAW di surga. Akhirnya Saudah wafat pada akhir pemerintahan Umar bin Khattab. (yus) Baca juga :

Read More

Psikolog Dewi Retno Suminar Berbagi Tips Merubah Anak Yang Punya Kebiasaan Bermain Gadget

Surabaya — 1miliarsantri.net : Penggunaan gawai atau gadget bagi anak-anak di era digital saat ini menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Maka dari itu, tugas orang tua membimbing dan mengkontrol anak agar berselancar di dunia maya secara positif. Penggunaan gadget tetap memungkinkan anak bermain gadget yang bisa membangkitkan rasa ingin tahu terhadap segala hal semakin besar. “Ketika anak sudah haus akan berita, film, dan fasilitas internet lainnya melalui gadget, sementara kontrol diri tidak bisa menghentikannya, hal itu bisa menyebabkan gangguan yang ditandai dengan rasa gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak,” terang Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Dewi Retno Suminar, kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (12/08/2023). Kecanduan gadget dapat memunculkan beberapa permasalahan psikologis. Di antaranya terhambatnya interaksi anak dengan orang lain, anak merasa kesepian ketika gadget mati atau sedang tidak berada di tangan, serta mudah marah dan panik saat ketinggalan berita. “Bahkan anak juga bisa stress ketika tahu ada teman seusianya mengabarkan hal-hal yang melebihi dirinya di medsos dan itu bisa menyebabkannya mengalami gangguan FoMo (Fear of Missing Out),” imbuh Retno. Mengenai penggunaan gadget pada anak, Retno menuturkan orang tua tidak bisa menyalahkan gadget-nya. Akan tetapi, dia menekankan yang perlu diperhatikan adalah kontrol terhadap pemanfaatan dari gadget. Maka itu, dia membeberkan beberapa tips untuk mengontrol penggunaan gadget pada anak. Pertama, harus ada kontrol dan batasan waktu dalam menggunakan gadget. Orang tua dan anak bisa membuat kesepakatan dalam menggunakan gawai. “Bisa dibuat kesepakatan berapa jam anak diperbolehkan bermain gadget. Kalau dia menggunakan gadget melebihi dari separuh waktu di luar jam tidurnya, maka harus dilakukan aktivitas yang tidak melibatkan gadget,” ujar Retno. Kedua, mengalihkan perhatian anak. Ada beberapa aktivitas yang mampu mengalihkan perhatian anak dari gadget. Misalnya permainan tradisional, olahraga ringan, bersih-bersih rumah dan mengatur ruangan, serta membantu memasak dan berkebun bisa menjadi salah satu solusi. “Kegiatan non gadget tersebut secara tidak langsung juga bisa mengembangkan interaksi sosial anak,” tutur Retno. Ketiga, Retno mengingatkan orang tua juga harus memberikan contoh pemanfaatan serta porsi penggunaan gadget yang baik. Orang tua bisa menggunakan punishment dan reward dalam mengontrol anak. “Batasi waktu bermain gadget, hindarkan anak dari aktivitas yang harus berbau gadget, berikan punishment ketika anak melanggar perjanjian batas waktu menggunakan gadget, dan berikan reward ketika anak mampu menaatinya,” pungkas Retno. (har) Baca juga :

Read More

Habib Umar : Buruh Mogok Kerja, Berimbas Ke Semua Sektor, Termasuk Macetnya Roda Pemerintahan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Aksi demonstrasi Buruh yang mengancam akan melakukan mogok nasional sebagai tuntutan pencabutan Omnibuslaw Cipta Kerja bisa menyebabkan pemerintahan mandek. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid. Menurutnya, jika buruh sudah melakukan mogok kerja, proses produksi ditempat kerjanya macet dan berimbas kepada jalannya roda pemerintahan. “Kalau buruh sudah ngambek dan mogok, roda pemerintahan mandek. Pemerintah harus segera menerima tuntutan kelompok buruh dengan mencabut Omnibuslaw Cipta Kerja,” ungkap Habib Umar Alhamid kepada 1miliarsantri.net, Jumat (11/08/2023). Habib Umar menambahkan, tuntutan kaum buruh yang meminta pemerintah untuk mencabut Omnibuslaw Cipta Kerja sangat realistis karena isinya sangat merugikan kelas pekerja. “Kaum buruh sangat dirugikan dengan Omnibuslaw Cipta Kerja. Omnibuslaw Cipta Kerja memudahkan pekerja asing ada di Indonesia dan yang terjadi membanjirnya TKA China,” ungkapnya. Tudingan kaum buruh tidak mempunyai disiplin dan didatangkan pekerja asing sangat tidak beralasan. Habib Umar menegaskan, mengenai kemampuan, buruh Indonesia bisa bersaing dengan buruh asing. Habib Umar mengatakan, tuntutan pencabutan Omnibuslaw Cipta kerja bisa berujung pada percepatan perubahan di negeri ini. “Kalau pemerintah mengecewakan terhadap tuntutan buruh, maka perubahan bisa cepat terjadi di Indonesia,” imbuhnya. Selain itu, ia mengatakan, pemerintah harusnya memandang buruh itu aset negara yang bisa menggerakkan ekonomi nasional bukan dijadikan sapi perah pemilik modal. “Harusnya pemilik modal dan buruh saling menguntungkan. Pemilik modal tanpa ada buruh, tidak bisa bekerja. Buruh tanpa ada pemilik modal, tidak ada kegiatan perekonomian. Solusi yang baik adalah memikirkan buruh dan rakyat Indonesia adalah kewajiban pemerintah,” kata Habib Umar. Sebagaimana diketahui, Partai Buruh beserta empat konfederasi serikat buruh dan 60 federasi buruh tingkat nasional. Hadir pula massa dari Serikat Petani Indonesia, Jala Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Migran, dan organisasi pekerja lainnya kembali melakukan aksi demonstrasi di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu (09/08/2023). Jutaan massa aksi yang membawa enam tuntutan buruh ini mengaku siap mogok nasional apabila aspirasi mereka tidak segera dikabulkan dalam waktu dekat. Keenam tuntutan buruh pada aksi kali ini adalah cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja, naikkan upah 2024 sebesar 15 persen, cabut presidential threshold 20 persen menjadi 0 persen, revisi parlimanentary threshold 4 persen, cabut UU Kesehatan, dan wujudkan Jaminan Sosial Semesta Seumur Hidup (JS3H), reforma agraria, serta kedaulatan pangan. Sementara itu Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengaku telah mengajukan judicial review untuk tiga dari keenam tuntutan tersebut. Ketiga tuntutan yang telah digugat oleh Partai Buruh ke Mahkamah Konstitusi (MK) adalah perihal pembatalan UU Cipta Kerja, cabut presidential threshold 20 persen, dan revisi parliamentary threshold 4 persen. Said Iqbal meminta agar pemerintah dan MK dapat segera memproses pencabutan dan revisi ketiga aturan tersebut. “Kami meminta sidang cepat. Presidential threshold 20 persen diubah menjadi 0 persen agar semua punya hak mengajukan calonnya, segera. Dalam waktu satu atau dua bulan,” ujar Said Iqbal di sela-sela demonstrasi pada Rabu (09/08/2023). Said Iqbal mengaku serikat buruh telah sepakat untuk mogok nasional apabila tuntutan ini tidak dikabulkan dalam waktu dua bulan. “Kami minta tuntutan ini segera (dikabulkan), sekitar dua bulan ke depan paling lama. Kalau tidak dipenuhi dalam dua bulan ke depan, kami mogok nasional,” kata dia. Presiden Partai Buruh ini berkaca pada sikap pemerintah yang dapat merampungkan undang-undang lain dalam waktu singkat. Dia memberikan contoh UU MD3 yang hanya dibahas selama 5 jam di DPR dan UU IKN yang selesai dalam waktu 2-3 bulan. Dalam hal ini, Said Iqbal menilai, bisa juga dilakukan untuk peraturan-peraturan lain. Said Iqbal pun memberi ultimatum kepada pemerintah dan MK agar tuntutan ini dapat diselesaikan dengan cepat. Dia mengklaim akan ada 5 juta buruh yang mogok nasional jika belum ada perubahan dalam dua bulan. “Bilamana pemerintah dan DPR tidak memenuhi tuntutan, Partai Buruh bersama organisasi buruh dan kelas pekerja lainnya, kami mempersiapkan mogok nasional. Berhenti stop produksi, 5 juta buruh, di seluruh Indonesia. Melibatkan 100 ribu pabrik akan berhenti, begitu pula dengan supir-supir pelabuhan dan bandara,” pungkas Said Iqbal. (wink) Baca juga :

Read More

KH Makruf Amin Mengapresiasi Pengelolaan Sampah Pesantren Menjadi Daya Jual

Sumenep — 1miliarsantri.net : Sampah yang awalnya momok bagi manusia, ternyata bisa didaur ulang oleh santri menjadi benda-benda yang berdaya jual. Salah satunya sampah plastik yang lumrah dilihat oleh warga di pasar, pertokoan, mall, dan lainnya. Pengelolaan sampah menjadi hal yang memiliki daya jual di beberapa pondok pesantren di Pulau Madura, Jawa Timur mendapat apresiasi dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof KH Ma’ruf Amin. Dalam silaturahim ke Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Wapres KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa problem sampah tidak hanya melanda di satu negara, tapi mendunia. “Di Pesantren Annuqayah terdapat laboratorium sampah yang bisa memilah sampah yang layak dijadikan benda yang bernilai ekonomis,” terang Kiai Makruf saat memberi sambutan di hadapan masyayikh, Rabu (09/08/2023). Ikhtiar tersebut, lanjutnya, juga dilakukan di pesantren lainnya. Khususnya sampah plastik, pesantren bisa menyulap sampah plastik menjadi minyak tanah, solar, bensin, hingga bisa menjadi bahan campuran aspal. Bila hal ini dikembangkan di pesantren, khususnya di Madura, maka masyarakat akan tahu bahwa sampah memiliki sisi ekonomis. “Kampanye antisampah plastik harus digalakkan agar warga tahu sisi positifnya. Toh pada akhirnya warga tidak lagi menganggap sampah sebagai barang bekas yang tidak bisa dimanfaatkan kembali. Semakin ditingkatkan pengembangan ini maka orang akan takut membuat sampah dan bingung mencari sampah, karena sampah memiliki nilai komersial,” ungkapnya. Tak hanya itu, Wapres yang pernah menjadi Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengingatkan bahwa kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi pesantren. Tidak hanya pesantren, di negara besar mulai mengkaji hitam putihnya. Bahkan di beberapa negara maju, agama mulai ditinggalkan oleh warganya. “Pengaruh gadget sudah masuk ke kamar anak-anak kita. Jangan mundur soal dakwah. Namun dalam koridor dakwah yang santun, bukan dakwah yang al-makkiyuna al-makkiyun. Maksudnya, dakwah jangan sampai maki-maki, karena pesantren tidak mengajarkan pada kita untuk memaki antarsesama,” tandasnya. Saat kunjungan ke Madura, Wapres juga menghadiri Dies Natalies Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep. Wapres mendorong kepada perguruan tinggi agar mampu beradaptasi menjadi lahan subur bagi inovasi, dan memegang teguh komitmen untuk mencetak generasi yang berdaya saing global. Wapres menjelaskan bahwa pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang mendorong kemajuan literasi teknologi dan peningkatan keahlian. Wapres KH Ma’ruf Amin mengingatkan adanya 4 isu strategi global yang saat ini menjadi perhatian dunia. Keempatnya adalah eskalasi tensi geopolitik, perubahan iklim, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dan demografi. (dang) Baca juga :

Read More