P3M dan DJP Resmikan Tax Center Pesantren Untuk Memperkuat Literasi Pajak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Musyawarah (P3M) bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Timur meresmikan Tax Center Pesantren untuk memperkuat literasi pajak di lingkungan pesantren. Peresmian dilakukan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Kepala Kanwil DJP Jakarta Timur Muhammad Ismiransyah; Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti; serta Direktur P3M KH Sarmidi Husna di Kantor P3M, Jalan Cililitan Kecil III, Jakarta Timur, pada Kamis (28/12/2023) lalu. Direktur P3M KH Sarmidi Husna menjelaskan, Program Tax Center Pesantren ini bermula dari persoalan pajak yang dihadapi beberapa pesantren yang mulai memiliki usaha. “Banyak pesantren yang memiliki usaha, dan jika usahanya menghasilkan lebih dari 500 juta rupiah, akan kena pajak PPN dan PPH. Masalah timbul ketika usaha itu berada di atas tanah pesantren yang belum wakaf,” terang Kiai Sarmidi kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (30/22/2023). Menanggapi persoalan tersebut, P3M bersama Kanwil DJP Jakarta Timur berupaya menjembatani solusi agar pesantren mendapatkan literasi pajak dengan baik. “Ini akan menjadi pusat konsultasi pajak untuk membina pesantren terkait perpajakan,” jelasnya. Dengan adanya Tax Center Pesantren, Kiai Sarmidi mengatakan bahwa pihaknya juga siap untuk melakukan sosialisasi ke pesantren-pesantren untuk memberikan literasi dan pemahaman perpajakan. “Kami siap keliling pesantren bangaimana santri itu yang nanti calon wajib pajak bisa kita sadarkan dari awal, millennial, sini pemahaman mengenai pajak baik untuk dirinya sendiri, maupun ketika berorganisasi paham dengan pajak,” ucapnya. Kepala Kanwil DJP Jakarta Timur Muhammad Ismiransyah mengatakan bahwa pendirian tax center di lingkungan pesantren merupakan hal baru. “Ini baru pertama kali kita melakukan PKS tax center dengan teman-teman pesantren dan ini pintu masuk yang sangat baik,” urainya. Ia mengatakan, di Kanwil DJP Jakarta Timur saat ini baru tersedia 18 tax center. Padahal sudah ada ratusan tax center di seluruh Indonesia. “Kita baru memiliki 18 tax center, padahal jumlah perguruan tingginya mencapai 30. Di seluruh Indonesia kini memiliki 434 tax center,” tuturnya. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP (DJP) Dwi Astuti menyatakan, tax center pesantren ini merupakan yang perdana dan diharapkan dapat diratifikasi oleh pesantren lain. Dalam upaya sosialisasi, ia juga menyatakan kesiapannya untuk mengunjungi pesantren-pesantren. Dia merasa senang sekali, terlebih ini adalah pertama kali. Dwi berharap semoga nantinya dapat diratifikasi oleh pesantren lain. “Saya sependapat, santri kita akan berdiri sendiri. Semakin banyak pajak yang dikumpulkan, manfaatnya akan kembali ke kita, seperti sekolah, BLT, subsidi bensin, listrik, dan bantuan pesantren. Oleh karena itu, saya berterima kasih dan insyaallah ke depannya kita bisa bekerja sama lebih baik lagi,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Musala Al Fauz Berkonsep Ramah Lingkungan Diresmikan Pjs Gubernur DKI Jakarta

Jakarta — 1miliarsantri.net : Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meresmikan Musala Al Fauz yang berlokasi di halaman Kantor Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Heru berharap tempat ibadah ini dapat dimanfaatkan oleh warga setempat. Pembangunan musala tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana, serta memberikan kemudahan bagi warga sekitar dan pegawai untuk beribadah. “Ini menjadi bagian dari perhatian Wali Kota dan Pak Camat untuk melengkapi gedung kantor kecamatan dengan sarana ibadah, yaitu musala,” ujar Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam keterangan resmi, Jumat (29/12/2023). Musala Al Fauz telah dibangun selama tiga bulan terakhir, dimana peletakan batu pertama dilakukan pada 8 September 2023. Bangunan ini memiliki luas sebesar 35 meter persegi yang dapat menampung sekitar 40 jemaat. “Musala telah dilengkapi dengan perizinan yang disyaratkan berupa izin mendirikan bangunan yang diterbitkan oleh unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan Cempaka Putih,” terang Camat M Fauzi. Fauzi melanjutkan, Musala Al Fauz memiliki bentuk estetik yang diharapkan dapat menjadi daya tarik masyarakat sekitar maupun pengunjung. Tempat ibadah ini pun di desain dengan konsep yang ramah lingkungan dengan dikelilingi pohon dan rumput. Tempat ibadah tersebut juga tidak menggunakan Air Conditioner (AC), menurut Fauzi hal ini untuk mempertahankan keasrian, sekaligus ruang terbuka hijau yang bisa dinikmati oleh masyarakat. “Pembangunan musala sebagai bentuk layanan kepada masyarakat. Kemudian kebahagiaan kami karena hari ini diresmikan langsung oleh bapak Pj Gubernur Provinsi DKI Jakarta,” jelasnya. Sebagai informasi, pembangunan Musala Al Fauz dilakukan secara sinergi antara Aparatur Sipil Negara (ASN) Kecamatan Cempaka Putih, yaitu dari Suku Dinas (Sudin) PTSP, serta dibantu Sudin Sumber Daya Air (SDA), Sudin Bina Marga, Sudin Pertamanan dan Hutan Kota DKI, dan dinas terkait lainnya. (rid) Baca juga :

Read More

Keseimbangan Hubungan Vertikal dengan Allah SWT dan Horizontal Dengan Sesama Makhluk

Surabaya — 1miliarsantri.net : Abu Hurairah meriwayatkan, suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, “Tahukan kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah yang tidak memiliki dirham (uang) dan barang.” Mendengar jawaban para sahabat tersebut, Nabi SAW menimpali, “Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat. Tapi bersama itu dia juga pernah menghina si Fulan, menuduh si Fulan, memakan harta si Fulan, menumpahkan darah si Fulan, dan memukul si Fulan. Akibatnya, si Fulan membalas dengan mengambil sebagian kebaikannya, si Fulan yang lain juga mengambil sebagian kebaikannya. Jika semua kebaikannya habis sebelum dapat menebus semua kejahatan yang dilakukannya, maka dosa orang-orang yang menjadi korban kejahatannya itu ditimpakan kepadanya, sehingga dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim). Bangkrut merupakan hal yang tidak diinginkan oleh setiap orang. Naluri manusia pasti menginginkan keberuntungan, terutama bagi yang berprofesi sebagai pebisnis. Tetapi ada yang lebih parah daripada bangkrut di dunia, yaitu bangkrut amal kebaikan di hari pembalasan yang lebih dahsyat akibatnya. Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami, penyebab bangkrut di hari akhirat karena manusia tidak menyeimbangkan antara hubungan dengan Allah SWT (hablun min Allah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablun min an-Nas) saat hidup di dunia. Akibatnya, pahalanya ludes untuk menebus dosanya terhadap orang lain. Orang yang bangkrut hanya memikirkan hubungan vertikal dengan Allah SWT, tetapi melupakan hubungan baik dengan sesama manusia. Padahal karakter positif telah diperlihatkan para sahabat Rasulullah SAW dalam menyeimbangkan hubungan. Kekuatan iman dan takwa mereka kepada Allah SWT, berbanding lurus dengan ukhuwah Islamiyah yang terjalin di antara mereka sehingga terwujudnya persaudaraan yang kokoh. Kesalehan orang yang bangkrut terlihat secara ritual, seperti rajin shalat, berpuasa, dan mengeluarkan zakat. Namun semangat ibadahnya itu tidak berimbang dengan tingkah lakunya dalam pergaulan. Hubungan vertikalnya kepada Allah SWT berjalan dengan baik, tetapi bermasalah secara horizontal terhadap sesama. Hal ini ditandai dengan perbuatan zalim yang ia perbuat, seperti menghina, menuduh tanpa bukti, memakan harta yang bukan miliknya, membunuh, dan melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain. Tanpa disadari, ia telah mentransfer pahala kebaikannya kepada korban kejahatannya. Semakin banyak orang yang ia zalimi, maka semakin banyak pahalanya yang terkuras. Sebagai langkah preventif, Rasulullah SAW memperingatkan umatnya untuk berhati-hati terhadap perbuatan zalim agar tidak menjadi orang bangkrut. Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap perbuatan zalim, sesungguhnya kezaliman itu kegelapan pada hari kiamat.” (HR Muslim). Dalam khutbah pada haji Wada’, Rasulullah SAW mengingatkan, “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram (untuk ditumpahkan, dirampas, dan dicemarkan), seperti haramnya hari kalian ini, di negeri ini (Makkah) dan bulan kalian ini.” (HR al-Bukhari). Islam sangat menjaga hak hidup setiap umat manusia. Rasulullah SAW menegaskan, mencaci sesama Muslim merupakan tanda kefasikan dan membunuh sesama Muslim adalah kekufuran (HR al-Bukhari dan Muslim). Perbuatan zalim akan menjadi senjata pemusnah bagi seluruh amal kebaikan yang dikumpulkan semasa di dunia. Secara horizontal, bukan hanya hubungan dengan sesama manusia yang harus diperhatikan, tetapi juga hubungan dengan makhluk lain sebagai sesama ciptaan Allah SWT. Ada dua kisah dalam hadis sahih yang menceritakan tentang dua orang yang memperlakukan hewan dengan cara berbeda. Keduanya mendapat balasan yang berbeda sesuai dengan perbuatannya. Kisah pertama, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di pinggir sumur karena kehausan. Melihat ini, si wanita pelacur itu melepaskan sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya, lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Atas kebaikannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla.” (HR al-Bukhari). Kisah kedua, sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia kurung hingga mati kelaparan, lalu dengan sebab itu dia masuk neraka. Dia tidak memberinya makan dan minum ketika mengurungnya, dan dia juga tidak melepaskannya supaya ia bisa memakan serangga tanah.” (HR al-Bukhari dan Muslim). Dari kedua kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa memperlakukan hewan dengan cara baik atau buruk ada ganjarannya. Jika dengan hewan saja kita diharuskan untuk berlaku baik, maka sudah tentu dalam hubungan dengan sesama manusia harus baik pula. Kesalehan yang bernilai adalah keseimbangan hubungan secara vertikal dengan Allah SWT dan secara horizontal dengan sesama makhluk. Perpaduan antara kesalehan individual dengan kesalehan sosial akan melahirkan keharmonisan dalam kehidupan. (yat) Baca juga :

Read More

Meski Mengalami Down Syndrome, Tak Menyurutkan Niat Menjadi Penghafal Al Qur’an

Jakarta — 1miliarsantri.net : Muslimah asal Yordania, Rawan Dweik, menjadi penyandang down syndrome pertama di dunia yang menghafal 30 juz Al-Qur’an. Down syndrome atau sindrom down terjadi karena kelainan kromosom genetik yang menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan intelektual. Kondisi ini disebabkan ketika pembelahan sel abnormal menghasilkan materi genetik tambahan dari kromosom 21. Walaupun menderita sindrom down, namun Rawan Dweik mampu menghafal seluruh Al-Qur’an. Adalah Awatef Jaber, sang ibu, sosok di balik kisah inspiratif Rawan Dweik. Awatef Jaber sangat bangga dengan pencapaian prestasi putrinya yang berkebutuhan khusus. “Saya ibu Rawan (ayahnya meninggal dunia) dan saya bangga padanya. Saya mempunyai 4 anak perempuan dan satu anak laki-laki, dan anak laki-laki saya memohon agar saya diberi saudara laki-laki karena dia sendirian. Ketika saya memikirkan hal itu, saya diberkati dengan Rawan. Alhamdulillah, dia adalah anugerah dari Tuhan semesta alam; untuk meningkatkan harga diri dan kehormatan saya,” terang Rawan dikutip Kamis (28/12/2023). Setelah mengetahui bahwa Dweik memiliki kondisi khusus, Awatef, seperti ibu lainnya, patah hati dan kecewa, namun dia sangat mencintainya dan berjanji untuk mengajarinya Al-Quran. “Ketika saya melahirkannya dan mengetahui bahwa dia menderita down syndrome, seperti ibu lainnya, saya merasa terpukul dan sedih. Tapi, kemudian saya berjanji kepada Allah SWT bahwa saya akan mengajarinya membaca Al-Qur’an, dan in shaa Allah, juga akan membantunya menghafal seluruh al-Qur’an,” tutur Awatef. Sejak awal, Awatef mengetahui Rawan adalah anak yang cerdas, sehingga dia mulai dengan mengajarinya surat-surat terpendek dalam Al-Qur’an. Menurutnya, Rawan cepat mempelajari dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Ia pun akhirnya mendaftarkan Rawan ke sekolah saat berusia enam tahun. Bahkan di sekolah, Rawan bisa menjalaninya dengan sangat baik. Rawan Dweik belajar sampai kelas 7 di sekolah itu dan kemudian, atas kemauannya sendiri, ia menghentikan pendidikannya. “Rawan sangat pintar dan cerdas. Saya mulai mengajarinya surat-surat pendek dari Kitab Suci. Dia menghafalnya dengan sangat cepat. Jadi saya mendaftarkannya di sekolah ketika dia berusia 6 tahun. Tapi setelah tamat kelas 7, dia putus sekolah”, kata Awatef. Awatef mengungkapkan metode belajar sang anak hingga bisa menghafal seluruh isi Al-Qur’an. Ia mengatakan, sang putri mempelajari dengan menulis ayat dan menghafalnya ayat demi ayat. Rawan membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menghafal Surat al-Baqarah dan berhasil dalam ujiannya. Setelah itu, dia bersujud kepada Allah sebagai rasa syukur. “Rawan menghafal melalui menulis. Dia menghafal Surah al-Baqarah dalam waktu satu setengah tahun. Rawan terus menghafal Al-Qur’an (dengan kecepatan teratur) selama 7 tahun, dan dia menyelesaikannya pada tanggal 29 Ramadhan 2021 lalu, dan ketika dia menghafal satu, dua atau tiga bagian, dia diuji di dalamnya,” tambah Awatef. Dalam video viral Rawan Dweik menceritakan bagaimana dia menghafal seluruh Al-Qur’an dengan bantuan ibu dan gurunya. “Ibuku akan membacakan satu ayat pada satu waktu yang biasa aku ulangi setelahnya. Saya melakukan ini untuk setiap halaman sampai saya menghafalnya,” cerita Rawan. Rawan belajar dan menghafal Al-Qur’an di Bayan Center, di mana sang guru menuntunnya dengan tidak beranjak ke ayat berikutnya sebelum Rawan hafal ayat tersebut. “Saya mengulangi setiap ayat setidaknya 10 kali dan kemudian saya akan membacanya dengan hati. Dan, Allah-lah yang membuat ini mudah bagi saya.” pungkas Rawan. (Iin) Baca juga :

Read More

Tahun 2023 Penerima Manfaat Dompet Dhuafa Capai 2,6 Juta di 38 Provinsi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Indonesia selepas pandemi berakhir, terdapat tantangan kemiskinan yang baru. Menurut Sumber Badan Pusat Statistik 2023, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang (9,36%), menurun 0,46 juta orang (0.21%) terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang (0,18%) terhadap Maret 2022. Tingkat serapan penyaluran tahun 2023 sebesar 99,58%, Kinerja penyaluran Dompet Dhuafa sangat efektif menurut Allocation to Collection Ratio, Zakat Core Principle. “Total penerima manfaat 2023 sebanyak 2.625.323 Jiwa dan total penerima manfaat sejak 1993-2022 sebanyak 33.946.523 Jiwa, dengan menyebar di 38 Provinsi se-Indonesia dan 26 Negara di Dunia,” terang Haryo Mojopahit selaku GM Komunikasi & Aliansi Strategis Dompet Dhuafa dalam pemaparan di agenda I HitS (Indonesia Humantarian Summit) di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, (21/12/2023) lalu. Haryo menambahkan, dengan lima pilar Dompet Dhuafa, secara rinci Pilar Pendidikan dengan jumlah penerima manfaat 67.459 jiwa dengan cakupan program Institut Kemandirian, Beasiswa Aktivis Nusantara, Ekselensia School Development, ETOS ID, Sekolah Literasi Indonesia, Sekolah Guru Indonesia, Smart Ekselensia Indonesia, Beasiswa Umar Usman, Makmal Pendidikan, Beasiswa STIM Budi Bakti”. “Lalu Ekonomi dengan 10.347 jiwa dengan cakupan program Bank kangkung, Budidaya Jahe kunyit, Kampung Sejuta Anggrek, Agroeduwisata Melon Hidroponik, Breeding dan Pakan Hijauan, DD Farm, Desa Tani, IKM, Kater Macanda, Kopi Sinjai, Kopi Solok, Lesehan Macca, Zona Madina, Pilantrokopi, Kantin Kontainer,” papar Haryo. Haryo menambahkan, di pilar Kesehatan terdapat 139.881 Jiwa dengan cakupan program Aksi Layanan Sehat, Bidan Untuk Negeri, Gerai Sehat, Kampung Sehati, Kawasan Binaan, Kawasan Sehat, Pos Sehat, Pulau Sehat Indonesia, Respon Darurat Kesehatan, Aksi Kesehatan Volunteer. “Sementara itu, di pilar Sosial Kemanusiaan terdapat 2.302.124 Jiwa dengan cakupan program terdapat Layanan Mustahik, Shelter Sehati, Bagian Pemulasaraan Jenazah, Bimbingan Rohani, Dapur Keliling, Pemberdayaan Keluarga Mandiri, Pendampingan Disabilitas Mental, Recovery Bencana, Respons Bencana, Humanitarian Academic dan Aksi Sosial Volunteer,” tambah Haryo. Haryo melanjutkan Untuk pilar Dakwah dan Budaya terdapat 105.512 Jiwa dengan cakupan program Dakwah Internasional, Kemitraan Dakwah Nasional, Dakwah Mualaf, Kampung Silat Jampang, Suluk Nusantara dan Serambi Budaya. Dompet Dhuafa terus berkembang seiring waktu dan melebarkan beragam program pemberdayaan bagi masyarakat untuk berdaya. Kawasan Madaya dikembangkan sebagai program multi tematik yang meliputi 5 pilar, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan dakwah. Khusus pemberdayaan ekonomi, kawasan yang diberdayakan adalah kawasan yang memang memiliki syarat-syarat yang bisa dikembangkan dan bisa berkelanjutan. Kawasan Madaya Dompet Dhuafa melakukan pendekatan intensifikasi program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan yang telah ditetapkan perimeternya, baik berbasis geografi ekologis maupun administratif pemerintahan. Kawasan ini nantinya juga akan menjadi kawasan tanggap bencana dan model bagi pengelolaan berbasis kesadaran lingkungan serta adaptasi perubahan iklim. Implementasinya, program ini menggunakan metode pendekatan Filantropreneurship, yaitu program dengan tiga tahapan, yakni pendampingan mustahik, penguatan kelembagaan kemitraan, dan aliansi nasional social enterprise. (rid) Baca juga :

Read More

MUI Gelar FGD Merumuskan Strategi Dakwah Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Jelang Pemilu 2024

Jakarta — 1miliarsantri.net : Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Dakwah mengadakan Fokus Group Discussion (FGD), di Aula Buya Hamka MUI Pusat, Kamis (21/12/2023). Kegiatan ini merumuskan strategi dakwah dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa menjelang Pemilu 2024. FGD juga dimaksudkan mempersatukan manhaj (metode) dakwah pada semua agama dalam mempersatukan bangsa menjelang pemilu. Menurut Ketua MUI KH M. Cholil Nafis, situasi menjelang pemilu ini cukup menghawatirkan. Sudah mulai ada gangguan terhadap kedamaian Pemilu. Menurutnya, pintu masuk paling mudah untuk menciptakan gangguan terhadap pemilu melalui narasi keagamaan atau politisasi agama. Bahkan, fenomena gangguan melalui benturan internal umat beragama dan antar umat beragama mulai nampak. “Dengan kumpulnya tokoh-tokoh agama dan bersepakat dalam pemilu damai ini maka potensi kerawanan sosial dapat diminimalisasi,” ulasnya. Hadir dalam FGD ini Paulus C Siswantoko (Sekretaris KWI), Maylen TNI (Purn) Dr. Putu Sastra Winparta (Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa – Sabha Walaka – PHDI), Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D (Ketum MATAKIN), Pdt. Jimmy Marcos Immanuel Sormin (Sekretaris PGI), dan Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja (Ketum Permabudhi). Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Dr. KH. Ahmad Zubaidi, MA mengatakan, FGD ini menyepakati 7 point sebagai komitmen tokoh-tokoh agama dalam mendukung pemilu damai: Tujuh poin itupun telah dideklarasikan oloh 6 perwakilan tokoh agama sebagai komitmen bersama mengawal pemilu damai. (wink) Baca juga :

Read More

Ketika Alquran Bantah Klaim Yahudi Sebagai Kaum Paling Cerdas

Jakarta — 1miliarsantri.net : Bangsa Yahudi kerap mengklaim diri sebagai kaum yang istimewa, unggul, dan pintar. Nyatanya tidak demikian, Alquran membantahnya berdasarkan jejak sejarah umat Yahudi dan Bani Israil. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 78: وَمِنْهُمْ اُمِّيُّوْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ الْكِتٰبَ اِلَّآ اَمَانِيَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَ “Wa minhum umiyyūna lā ya‘lamūnal-kitāba illā amāniyya wa in hum illā yaẓunnūn(a).” Yang artinya, “Di antara mereka ada yang umiy (buta huruf), tidak memahami Kitab (Taurat), kecuali hanya berangan-angan dan mereka hanya menduga-duga.” Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, setelah kelakuan kelompok cendekia dan tokoh agama Yahudi dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya, ayat-ayat selanjutnya menjelaskan kelompok lain di kalangan Bani Israil. Yaitu bahwa di antara mereka ada yang buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis, atau bodoh dan keras hati. Mereka tidak memahami makna dan pesan Kitab Taurat dengan pemahaman yang penuh penghayatan, kecuali hanya berangan-angan berupa kebohongan yang disajikan oleh pemuka agama mereka dan dikatakan sebagai kebenaran. Dan mereka hanya menduga-duga, sebab kalau pun mereka membacanya, itu tidak dilakukan dengan disertai pemahaman yang mendalam. Maka dalam ayat ini diberitahukan tentang orang-orang awam pengikut-pengikut mereka yang mengikuti saja kemauan pendeta-pendeta yang memutarbalikkan isi Taurat. Baik pemimpin atau pun pengikutnya, keduanya dalam kesesatan. Di antara orang-orang Yahudi itu ada golongan ummi yaitu orang-orang yang buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis. Mereka hanya dapat menghafal Kitab Taurat, tetapi mereka tidak dapat memahami makna dan kandungan isinya, dan amal perbuatannya pun tidak dapat mencerminkan apa yang dimaksud oleh isi Taurat itu. Mereka adalah kaum yang hanya mendasarkan sesuatu kepada sangkaan saja, tidak sampai kepada martabat keyakinan yang berdasarkan keterangan-keterangan yang pasti tidak meragukan. Orang-orang Yahudi itu memang banyak ingkar terhadap kebenaran, meskipun kebenaran itu telah terang dan jelas. Mereka banyak mendustakan ayat-ayat Allah, dan paling banyak tertipu oleh dirinya sendiri serta suka memakan harta orang lain dengan cara haram, seperti riba, menipu dan suap. Mereka menganggap bahwa mereka adalah orang yang paling utama di antara bangsa di dunia.(yan) Baca juga :

Read More

Lazisnu Kirim Bantuan Kemanusiaan Tahap Kedua Untuk Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdatul Ulama (NU) menyerahkan bantuan kemanusiaan tahap ke dua untuk Palestina melalui NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdatul Ulama (LAZISNU) sebesar Rp2.275.000.000 itu diserahkan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa kepada Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar, di lantai dasar gedung PBNU, Jakarta, Rabu malam (20/12/2023). “Insya Allah kita akan terus bergerak bersama memberikan bantuan semaksimal mungkin meringankan saudara kita, tidak hanya untuk yang ada di Gaza tetapi juga yang ada di Raffah dan Jordan karena sebagian sudah berpindah ke sana, sama membutuhkan bantuan,” terang Khofiffah. Bantuan yang diberikan berasal dari hasil iuran para pimpinan wilayah, pimpinan cabang, dan pimpinan pusat Muslimat NU, sebagai bagian dari upaya untuk membantu rakyat di Palestina yang mengalami musibah kemanusiaan. Dia mengatakan bahwa tidak mudah untuk dapat memastikan bantuan yang diserahkan bisa sampai langsung kepada para korban. Namun, dengan jejaring yang dimiliki LAZISNU, bantuan-bantuan tersebut secara nyata tersampaikan melalui laporan yang diterima untuk para penerima manfaat yakni rakyat Palestina. “Muslimat secara kolektif sama hati dan pikirannya karena tidak mudah bisa memastikan bantuan sampai, terima kasih LAZISNU,” sambungnya. Sementara itu, Ketua LAZISNU PBNU, Habib Ali Hasan Al Bahar, menyampaikan apresiasi sekaligus rasa bangganya atas bantuan yang kembali diserahkan oleh Muslimat NU. Dia memastikan bahwa bantuan yang diberikan segera disalurkan langsung ke jantung Kota Gaza melalui relasi yang dimiliki, termasuk melalui Grand Syekh Azhar Mesir yang juga memiliki Baitul Mal. “Terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh keluarga Muslimat NU. Sampai saat ini, dari keluarga besar Nahdatul Ulama yang memberikan bantuan dengan nyata dan terkoodinir dengan baik adalah Muslimat,” ungkapnya. Menurutnya, hingga saat ini LAZISNU telah menerima bantuan sebesar Rp30 miliar untuk rakyat Palestina, dan Rp3 miliar di antaranya berasal dari dari Muslimat NU. Bantuan yang telah disalurkan telah mencapai Rp7 miliar dengan jenis bantuan yang bermacam-macam melalui berbagai baitul zakat, termasuk melalui BAZNAS milik Pemerintah. (rid) Baca juga :

Read More

Misi Menyelamatkan Pohon Zaitun Berusia 2.000 Tahun di Yordania

Amman — 1miliarsantri.net : Setiap pagi petani Yordania Ali Saleh Atta menelan dua siung bawang putih dengan secangkir minyak zaitun sebelum keluar untuk memeriksa pohon zaitun kuno miliknya. “Pohon-pohon ini mewakili sejarah Yordania,” terang pria berusia 84 tahun itu, sambil memandangi pohon-pohon berusia 2.000 tahun yang batangnya berbonggol-bonggol besar dengan cabang dengan daun halus berwarna hijau pucat, dilansir di Malay Mail, Kamis (21/12/2023). Pohon zaitun adalah simbol nasional yang dicintai di Yordania. Namun, mereka juga terancam oleh perluasan kota, pembalakan liar untuk kayu bakar, dan pencabutan rumah dan kebun orang kaya untuk dekorasi. Lahan milik Atta, ayah 10 anak tersebut, berada di Al-Hashimiyya, kawasan hutan sekitar 70 kilometer barat laut Amman. “Saya telah memberikan wasiat tertulis kepada anak cucu saya bahwa setelah saya meninggal, mereka harus memeliharanya dan (hidup) dari apa yang mereka hasilkan,” urainya. Menurut Dewan Zaitun Dunia, Yordania adalah produsen zaitun terbesar kesepuluh secara global. Banyaknya pohon kuno yang bertahan ribuan tahun merupakan bagian integral dari identitas dan budaya negara ini. “Anda hampir tidak dapat mengunjungi sebuah rumah tanpa menemukan pohon zaitun di setiap kebun. Kami dibesarkan sejak kecil dalam budaya ini,” tukas Direktur Jenderal Pusat Penelitian Pertanian Nasional Nizar Haddad. Namun saat ini, katanya, keindahan pepohonan justru membahayakan mereka. “Beberapa hotel, villa, pengusaha dan perusahaan suka menambahkan sentuhan pada dekorasi mereka sehingga mereka membeli pohon tersebut dan membawanya pergi,” paparnya. Pepohonan sering kali tidak dapat bertahan dari perpindahan tersebut. Haddad menambahkan undang-undang baru bertujuan melindungi pohon zaitun. “Undang-undang Yordania yang baru melindungi pohon-pohon ini agar tidak tumbang atau ditebang, dan ada koordinasi antara Kementerian Dalam Negeri, pusat kami, dan polisi untuk mencegah operasi transportasi kecuali dalam kasus yang sangat luar biasa,” ujarnya. Yordania memiliki 11 juta pohon zaitun yang mencakup 20 persen dari seluruh lahan pertanian di negara tersebut. Mereka menghasilkan 50 ribu ton zaitun dan 25 ribu ton minyak zaitun setiap tahun. Komoditas ini menyumbang 120 juta dinar Yordania (sekitar Rp 2,6 triliun) terhadap perekonomian. Haddad mencatat pohon zaitun memiliki makna simbolis bagi umat Muslim dan Kristen di Yordania. Pohon zaitun disebutkan dalam Alquran dan Nabi Isa menghabiskan jam-jam terakhirnya berdoa di Bukit Zaitun. “Pohon-pohon ini harus dilestarikan agar tetap menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat, apalagi pohon-pohon tersebut merupakan jenis pohon yang mampu beradaptasi terhadap segala tantangan lingkungan yang dihadapi tidak hanya di wilayah kami, tetapi juga dunia,” lanjutnya. Kepala Masyarakat Koperasi Mehras Amer Gharaibeh mengatakan varietas pohon tersebut dikenal dengan nama Roman atau Mehras. Menurutnya, pohon ini harus dilestarikan sebagai harta nasional . “Di sini Anda bisa melihat pohon-pohon zaitun tertua. Pohon-pohon itu sudah ada di sini sejak Romawi menguasai wilayah ini, sebelum umat Islam menguasainya,” sambungnya. Penelitian menunjukkan Mehra memiliki nenek moyang yang sama dengan buah zaitun yang dibudidayakan di Italia, Siprus, dan Spanyol. Bersamaan dengan Kementerian Kebudayaan Yordania, organisasi Gharaibeh berupaya menambahkan pohon-pohon tersebut ke dalam Daftar Warisan Dunia Takbenda Unesco Harapannya, hal ini pada akhirnya akan berkontribusi dalam melestarikan dan melindunginya. Yordania sedang menyusun rencana untuk melibatkan masyarakat dengan pepohonan dengan memasang kode QR pada setiap botol minyak zaitun yang diproduksi. Dokumen tersebut mencantumkan lokasi pohon, nama pemiliknya, sejarahnya, kualitas minyak, dan umur pohon tersebut. “Kami tidak hanya akan menjual minyak zaitun, tetapi kami menyebarkan cerita yang relevan sehingga kami dapat memasarkan negara kami sepenuhnya,” kata Haddad, yang organisasinya mengerjakan proyek tersebut. (mil) Baca juga :

Read More

Santri Ponpes Al Wutsqo Depok Dapat Penyuluhan Kesehatan Terkait Penyakit Kulit yang Sering Menimpa Santri Pesantren

Depok — 1miliarsantri.net : Pesantren dengan konsep asrama merupakan lingkungan yang padat sehingga memiliki potensi penyebaran penyakit menular, seperti skabies atau kudis. Jika terjangkit, kondisi sangat gatal dan menular pada kulit. Penyakit skabies disebabkan oleh tungau kecil di dalam kulit. Kudis menular dan cepat menyebar melalui kontak fisik dekat dalam keluarga, sekolah, atau pasantren. Penyakit ini salah satunya disebabkan gigitan tungau atau kutu busuk. Tungau atau kutu busuk adalah serangga yang sangat kecil yang seringkali ada di tempat tidur atau kasur. Gigitannya tidak hanya bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit, tapi juga berisiko menyebabkan infeksi kulit dan reaksi alergi yang serius. Ciri-ciri gigitan tungau adalah rasa gatal, perih, hingga iritasi kulit. Pencegahan penyakit ini salah satunya dapat dilakukan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Untuk itu, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kedokteran (FK) melakukan kegiatan penyuluhan PHBS sekaligus pemeriksaan kesehatan kepada para santri dan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Wutsqo, Depok, Jawa Barat. Kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) FKUI ini diketuai oleh Sasanthy Kusumaningtyas, S.Si, M.Biomed yang merupakan Ketua Departemen Anatomi FKUI. Kegiatan tersebut melibatkan dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan mahasiswa FKUI. Dosen terdiri atas dr Isabella Kurnia Liem, Deswaty Furqonita, M.Biomed dan drg Haamid Hasan Haikal. Tendik meliputi Dini Fitriyanti, M.Si, Aldila Amini Nasrul, S.Si, Amaliatu Rosyidah, S.K.M dan Rafika Bunga Sofia Aruan, S.K.M. Sementara, mahasiswa terdiri dari Firda Asma’ul Husna, M.Biomed dan Milya Urfa Ahmad, S.Si. Menurut Sasanthy, upaya peningkatan PHBS di lingkungan pesantren tidak bisa dilakukan hanya dengan satu kali penyuluhan, tetapi harus berkesinambungan. Hal itu dimaksudkan agar permasalahan kesehatan yang mengancam atau sedang dihadapi para santri dapat ditanggulangi. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan dilaksanakan secara berkelanjutan sejak bulan Agustus hingga November 2023. “Pada bulan Agustus, Tim Pengabdi melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan pertama. Lalu, di bulan September, kami kembali melakukan penyuluhan yang disertai dengan pemantauan perkembangan program dan pembentukan kader kesehatan. Hingga akhir November, kami melakukan penyuluhan sekaligus evaluasi dan pemeriksaan kesehatan kepada para santri,” terang Sasanthy dalam siaran pers yang diterima 1miliarsantri.net, Rabu (20/12/2023). Dari hasil evaluasi program tersebut, ditemukan adanya penurunan 66,7% kasus skabies atau kudis dan 72,7% kasus kutu rambut pada santri perempuan jika dibandingkan dengan angka awal. Namun, meski terdapat kemajuan, tim mengaku kesulitan untuk mencapai penurunan 100%. Hal tersebut karena beberapa faktor, antara lain masih kurangnya kesadaran akan PHBS, faktor kebiasaan, dan faktor fasilitas. Salah seorang anggota Tim Pengabdi, Deswaty, mengatakan bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga PHBS di lingkungan pesantren perlu ditingkatkan guna mencegah penyebaran penyakit. Menjaga PHBS bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, seperti mandi dua kali sehari dengan sabun, mengganti pakaian setiap hari, menjemur handuk setelah dipakai, dan tidak meminjam barang pribadi seperti sisir. “Selain itu, para santri sebaiknya tidur di kasur terpisah. Ventilasi dan sinar matahari di ruangan juga harus diperhatikan. Para santri perlu menjaga kebersihan asrama dan lingkungan demi mencegah penyakit menular,” jelasnya. Atas pelaksanaan kegiatan tersebut, perwakilan dari Ponpes Al Wutsqo Depok, Topik Muntaka, mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada Tim UI yang berkolaborasi dengan Ponoes Al Wutsqo Depok dalam mencegah infeksi skabies atau kudis. “Berkat program ini, anak-anak yang sebelumnya merasakan gatal-gatal mendapatkan obat secara gratis, termasuk obat kutu dan obat kulit. Kami juga menghargai bantuan sembako yang diberikan. Semoga kerja sama Al-Wutsqo dengan UI tidak berhenti sampai di sini,” ucapnya. Kegiatan pengmas ini didukung oleh dana hibah dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UI tahun 2023, nomor: 84/UN2.PPM/HKP.05.00/2023, serta dukungan dari JT Clinic. Melalui kegiatan ini, diharapkan pengetahuan santri di Kota Depok tentang PHBS dapat meningkat, sehingga para santri mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan pesantren. (dik) Baca juga :

Read More