Muhammadiyah-Aisyiyah Usul Soal Menteri Pendidikan Harus Punya Jam Terbang

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sekretaris Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), Prof Ma’mun Murod Al-Barbasy mengusulkan agar menteri pendidikan diberikan kepada kelompok yang berpengalaman di dunia pendidikan. Hal tersebut disampaikan di acara Sumbang Pemikiran Rektor PTMA Untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto di UMJ yang dilanjutkan dengan Rakernas Forum Rektor PTMA. Ma’mun meyakini masih ada keseriusan ini dari Presiden Prabowo Subianto terkait menteri pendidikan. Berdasarkan informasi yang didapat, meskipun jabatan menteri itu jatah dari partai tertentu, Presiden Prabowo minta yang betul-betul bagus. “Artinya (yang jadi menteri) bukan orang partai sebatas orang partai, hanya asal orang partai, kalau orang partai tapi kualifikasinya tidak memenuhi ya tidak akan diterima oleh pak Prabowo,” kata Ma’mun kepada Republika, Rabu (2/10/2024). Ma’mun mengatakan, jikalau mau proporsional, dia meminta agar kursi tersebut diberikan kepada mereka atau kelompok tertentu yang jam terbangnya di dunia pendidikan sudah jelas. Dia meminta posisi menteri tidak diberikan ke orang yang tidak punya jam terbang di dunia pendidikan. “Akhirnya ngawur seperti itu,”ujar dia. Di tempat yang sama, Ketua Umum Forum Rektor PTMA, Prof Gunawan Budiyanto mengatakan, pendidikan itu amanat undang-undang buat pemerintah. Pihak swasta sudah mengambil porsi terbesar. Untuk itu, dia meminta agar Muhammadiyah yang sudah bekerja sebelum kemerdekaan Indonesia jangan sampai disisihkan dan dimarjinalkan oleh peraturan-peraturan yang datang kemudian. “Seharusnya pemerintah itu memberikan porsi yang cukup kepada swasta yang ikut membantu (seperti Muhammadiyah), mengambil sebagian tanggung jawab pemerintah (dalam pendidikan), karena pendidikan itu amanat undang-undang, itu yang ingin kami garisbawahi,” ujar Prof Gunawan. Dalam Rakernas Forum Rektor PTMA, dia menjelaskan, hal tersebut akan masuk ke dalam pembahasan. Gunawan juga yakin Presiden Prabowo pikirannya terbuka. Dia mengatakan, Presiden Prabowo ingin melihat sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. “Saya pikir itu,” ujarnya. (wink) Baca juga :

Read More

BPJPH Periksa 32 Produk Wine dan Beer Halal

Jakarta — 1miliarsantri.net : Maraknya isu seputar produk-produk dengan nama bermasalah seperti tuyul, tuak, wine, hingga beer, yang mendapatkan sertifikat halal menyedot perhatian. Dalam rilis sebelumnya, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) mengungkap, sebanyak 32 produk wine dan beer yang diambil dari Sihalal telah diperiksa Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI “Perlu kami sampaikan juga untuk produk-produk dengan nama menggunakan kedua kata tersebut yang ketetapan halalnya dari Komisi Fatwa MUI adalah produk yang telah melalui pemeriksaan dan pengujian oleh LPH, dengan jumlah terbanyak berasal dari LPH LPPOM sebanyak 32 produk. Selebihnya berasal dari lembaga yang lain,” jelas Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH, Mamat Salamet Burhanudin. Lewat keterangan tertulis kepada media, Kamis (3/10/2024), Yunita Nurrohmani, Corporate Communication LPPOM MUI, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penelusuran internal atas keterangan BPJPH tersebut. Dia menjelaskan, database LPPOM menunjukkan adanya 25 nama produk dengan kata kunci wine. Semuanya berupa produk kosmetik dimana penggunaan kata wine berasosiasi dengan warna (bukan sensori rasa maupun aroma). Menurut Komisi Fatwa Fatwa MUI, penggunaan kata wine yang menunjukkan jenis warna wine untuk produk non-pangan diperbolehkan. Sementara itu, produk dengan nama bir hanya diperuntukan bagi produk minuman tradisional yang bukan merupakan khamr yaitu bir pletok. Hal ini pun diperbolehkan oleh Komisi Fatwa MUI dengan pertimbangann bahwa produk tersebut adalah produk yang sudah dikenal lama di tengah masyarakat sebagai produk minuman tradisional non khamr. LPPOM juga mengaku telah melakukan penelusuran lebih lanjut terkait tiga produk dengan nama beer yang melakukan pemeriksaaan melalui LPH LPPOM. Pemeriksaan tersebut mengungkap, nama produk Beer Strudel dengan Nomor SH BPJPH ID32110000651650922 diterbitkan pada tanggal 27 Oktober 2022 dengan Pelaku Usaha Meylia Kharisma Puspita. berdasarkan Ketapan Halal MUI Provinsi Jawa Barat No. LPPOM-01201281591022. Menurut Yunita, Ketetapan Halal (KH) yang diunggah ke Sihalal menunjukkan tidak ada nama Beer Strudel, sedangkan hanya ada nama Beef Strudel. Secara paralel, dilakukan pengajuan permohonan perubahan nama dalam SH BPJPH sesuai dengan KH berlaku, yakni dari Beer Strudel diubah menjadi Beef Strudel. Beer Stroganoff yang memilik nomor sertifikasi halal BPJPH bernomor ID34220000185660321 diterbitkan pada tanggal 26 April 2021 dengan Pelaku Usaha “Salsa Catering” berdasarkan Ketetapan Halal MUI DI Yogyakarta No. 12340002010421. Produk lainnya, yakni Ginger Beer, SH BPJPH No. ID52320000072060221 diterbitkan pada tanggal 16 Maret 2021 dengan Pelaku Usaha “PT Metro Lombok Asri (Hotel Santika Mataram)” berdasarkan Ketetapan Halal MUI Provinsi NTB No. B-45/DP.P-XXVIII/III/2021. Ketetapan Halal yang diunggah ke Sihalal benar menunjukkan ada nama Ginger Beer. Setelah melakukan penelusuran ulang ke Pelaku Usaha, dapat dipastikan bahwa tidak ditemukan adanya bahan haram dalam pembuatan produk tersebut. Produknya pun tidak berasosiasi dengan “beer”. Yunita menjelaskan, perusahaan bersedia untuk mengganti nama menu yakni dari Ginger Beer menjadi Fresh Ginger Breeze. Hal ini dibuktikan dengan surat permohonan perubahan nama yang secara paralel diajukan oleh Pelaku Usaha kepada BPJPH dan perubahan nama pada KH. Untuk nama lain seperti tuyul dan tuak, Yunita mengatakan, tidak pernah diloloskan oleh LPPOM MUI. “Proses pemeriksaan halal yang dilakukan LPH LPPOM tidak pernah meloloskan produk dengan nama tuyul dan tuak,”jelas dia. Yunita menjelaskan, LPH LPPOM berkomitmen untuk melakukan perbaikan layanan untuk menghasilkan produk halal yang terjamin dan terpercaya. “Kami harap seluruh pihak yang terlibat tidak menyebarkan isu yang belum jelas. LPPOM menerima segala bentuk saran dan masukan untuk kemajuan layanan sertifikasi halal Indonesia ke depan,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

MUI : Baca Surat Al Fatihah Diiringi Musik, Pelanggaran Syariat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam (SBPI), KH Jeje Zaenudin turut merespon viralnya artis pentolan Band Dewa 19, Ahmad Dhani. Dalam video berdurasi 1 menit 28 detik yang tersebar di media sosial, Dhani membacakan Surat Al Fatihah diiringi nada musik. Kyai Jeje mengingatkan bahwa berseni jangan sampai melanggar norma-norma syariat. Apalagi terjerumus kepada praktik yang bisa dipersepsi dan ditengarai sebagai penodaan dan penistaan kitab suci. “Saya menduga mungkin niat awalnya baik, ingin membacakan surat Al Fatihah. Tetapi sangat disesalkan tempatnya, acara, dan tatacaranya justru bertentangan dengan kemuliaan dan kesucian Al Quran, yaitu membacakan surat Al Fatihah dengan menyesuaikan nada lagu dan diiringi musik,” ungkap Kyai Jeje dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024). Kyai Jeje menjelaskan, dalam permasalahan ini sudah ada fatwa yang tegas dari para ulama, seperti Syekh Abdullah bin Baz dan Mufti Darul Ifta Al Mishriyah. Syekh bin Baz dan Mufti Darul Ifta mengharamkan menjadikan Al Quran sebagai lagu diiringi musik atau dilakukan dengan nada tangga musik. Oleh karena itu, Kyai Jeje meminta rekaman yang sudah dipublikasi itu ditarik. Kemudian Ahmad Dhani sepatutnya mengklarifikasi dan meminta maaf. Sebab hal ini bisa dimaknai dan dipahami sebagai sebuah penistaan atau pelecehan terhadap keagungan Al Quran. “Dari kejadian ini, semoga pelakunya menyadari dan diluruskan serta diperbaiki sebagai sebuah kekhilafan, agar tidak menimbulkan ketersinggungan dan kontroversi serta memicu keributan di kalangan umat Islam,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

MUI Minta Ahmad Dhani dan Produser Tarik Lagu Lagu Yang Mengutip Ayat Alfatikhah Lengkap

Jakarta — 1miliarsantri.net : Salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa sangat terkejut menyaksikan sebuah video yang memperlihat seorang penyanyi laki-laki yang menjadikan ayat-ayat yang terdapat dalam surat alfatihah yang merupakan surat pertama dari 114 surat yang terdapat dalam alqur’an menjadi syair dari lagu bernuansa rock yang dia bawakan. ” Saya merasa perlu menyampaikan hal ini karena apa yang dilakukan oleh sang penyanyi sudah tentu akan mengundang pro kontra di tengah-tengah masyarakat terutama di kalangan umat islam,” terang DR Kiai Anwar Abbas dalam rilisnya, Senin (30/9/2024). Menurut Kiai Anwar apa yang dilakukan penyanyi Ahmad Dhani itu sungguh terasa sangat tidak pantas, tidak elok dan tidak tepat. “Untuk itu saya meminta kepada sang penyanyi dan sang produser serta juga kepada pihak pemerintah agar sesegera mungkin menarik dan menghapus rekaman tersebut,” tambahnya. Ia menegaskan,” Saya tidak anti terhadap seni dan kreatifitas tapi tolong sesuatu yang dianggap luhur dan suci oleh umat islam jangan diusik tapi mari sama-sama kita hormati dan muliakan.” Berbuat di luar itu, menurutnya, tentu akan mengundang masalah dan akan membuat kehidupan sosial dan beragama di negeri ini yang selama ini sudah berjalan dengan baik menjadi terganggu bahkan tidak mustahil akan bisa memantik terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan. (wink) Baca juga :

Read More

Menag Yaqut dan Pejabat UEA Bahas Sinergi Pengembangan Potensi Zakat dan Wakaf

Dubai — 1miliarsantri.net : Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bertemu Kepala Otoritas Umum Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat Uni Emirat Arab (UEA), Omar Habtoor Al Darei di Dubai. Kedua tokoh ini membahas berbagai hal, termasuk pengembangan potensi zakat dan wakaf. Disebutkan, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun, namun yang terhimpun baru sekitar Rp33 triliun. Potensi wakaf di Indonesia juga sangat besar. Badan Wakaf Indonesia mencatat potensi aset wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun. Sementara potensi wakaf uang mencapai Rp180 triliun. “Besarnya potensi zakat dan wakaf di Indonesia menjadi concern kami untuk melakukan pengembangan bagi peningkatan kesejahteraan umat. Hal ini didiskusikan bersama Otoritas Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat UEA,” sebut Menag Yaqut di Abu Dhabi. Menag menjelaskan, UEA sudah banyak melakukan terobosan pengembangan zakat dan wakaf. Sejumlah program bahkan dikerjasamakan dengan Kementerian Agama, misalnya pengiriman imam masjid, daurah pendakwah, dan pembangunan masjid. Sejak 2019, Indonesia telah mengirim 140 imam masjid ke UEA. Program ini tidak hanya mempererat hubungan kedua negara, tetapi juga merupakan kontribusi signifikan Indonesia dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. “Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan penceramah di UEA, tetapi juga memberikan kesempatan kepada para imam untuk belajar dan bertukar pengalaman dengan banyak ulama di UEA,” ujar Menag. Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga mengirim dai untuk mengikuti daurah keagamaan di UEA. Hingga kini sudah ada dua angkatan dengan 40 peserta sepanjang 2024. “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para penceramah di kedua negara agar dapat menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang lebih efektif dan relevan secara kontekstual bagi masyarakat,” terang Menag. Juru Bicara Kemenag Sunanto menambahkan, Indonesia dan UEA juga bersinergi dalam program masjid MBZ Solo. Dibangun sejak 2022, masjid ini sudah aktif sejak 2023. “Ke depan, kita mungkin akan mengembangkan platform digital untuk networking masjid. Becermin dari UEA, jejaring masjid ini bermanfaat untuk mengembangkan program masjid yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar,” sebut Cak Nanto, sapaannya. “Jadi di Dubai, Menag mendiskusikan rencana kerja sama dua negara, Indonesia dan UEA, dalam pengembangan wakaf dan zakat untuk kesejahteraan umat,” pungkasnya. (dul) Baca juga :

Read More

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Global Senilai Rp37.200 Triliun

Jakarta — 1miliarsantri.net : Industri halal tengah mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan di kancah global. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, kini bersiap mengambil peran krusial dalam pasar yang diprediksi bernilai 2,4 triliun dolar AS atau setara Rp37.200 triliun pada tahun 2024. Momentum ini ditangkap oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui penyelenggaraan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Acara yang berlangsung selama empat hari, 26-29 September, ini menjadi ajang strategis bagi lebih dari 500 perusahaan sektor industri halal untuk memamerkan produk unggulan mereka. Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko Cahyanto, mengungkapkan bahwa pameran ini diproyeksikan akan menarik 15.000 pengunjung dari 35 negara lebih. “Ini merupakan peluang emas untuk memperluas jejaring dan meningkatkan kerja sama internasional,” ujar Eko. Halal Indo tidak hanya sekadar pameran biasa. Event ini menampilkan 202 booth yang merepresentasikan berbagai sektor industri halal, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, hingga fesyen Muslim. Bahkan, kawasan industri halal juga turut dipromosikan, menandakan keseriusan Indonesia dalam membangun ekosistem industri halal yang komprehensif. Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menekankan urgensi bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensinya sebagai pusat industri halal dunia. Dengan 236 juta penduduk Muslim, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar sekaligus menjadi ‘etalase’ bagi produk-produk halal berkualitas tinggi. “Langkah strategis pemerintah ini disambut positif oleh pelaku industri. Sertifikasi halal kini menjadi fokus utama, tidak hanya bagi industri besar namun juga UMKM,” kata salah seorang peserta pameran. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong penerapan sertifikasi halal secara luas. Data terbaru menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan. Aset industri syariah di Indonesia tumbuh 9,07 persen, melampaui pertumbuhan aset bank nasional yang berada di angka 8,9 persen. Capaian ini menjadi indikator kuat bahwa Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam industri halal global. (wink) Baca juga :

Read More

Seniman Kaligrafi, Siap-siap! LPMQ Buka Kelas Font Al-Qur’an Digital

Jakarta — 1miliarsantri.net : Di era digital yang semakin pesat, seni kaligrafi Al-Qur’an tak mau ketinggalan. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama mengambil langkah berani dengan mengadakan pelatihan pembuatan font Al-Qur’an digital untuk para seniman kaligrafi. Inisiatif ini membuka lembaran baru bagi para kaligrafer untuk mewujudkan impian mereka dalam menulis mushaf Al-Qur’an lengkap 30 juz dengan sentuhan teknologi modern. Saifuddin, seorang Pamong Budaya di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI), mengungkapkan bahwa menulis Al-Qur’an secara lengkap selalu menjadi ambisi tertinggi bagi para seniman kaligrafi. Namun, kendala waktu dan biaya seringkali menjadi penghalang. “Metode digital ini memberi kesempatan bagi para seniman untuk berkontribusi lebih luas dan menciptakan amal jariyah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (26/9/2024). Zamroni Ahbab, desainer font digital LPMQ, menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, LPMQ telah berhasil mengembangkan dan mengintegrasikan font Al-Qur’an ke berbagai platform aplikasi. “Quran Kemenag versi Android dan iOS, serta software Qur’an in Word telah diunduh lebih dari satu juta pengguna,” jelasnya. Pelatihan ini diselenggarakan pada 28 September 2024 di Aula Lt. 4 Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Bagi peserta dari luar kota, tersedia opsi untuk mengikuti secara daring. Inisiatif ini diharapkan dapat menjembatani tradisi dengan modernitas, memungkinkan lebih banyak umat Muslim mengakses Al-Qur’an dalam format yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan melibatkan lebih banyak seniman kaligrafi dalam pengembangan font digital, LPMQ berharap dapat memperluas jangkauan dan aksesibilitas Al-Qur’an di era digital. (wink) Baca juga :

Read More

Di Era Digital, Tuhan Mungkin Digantikan Google, Pendeta Digantikan AI

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti, diundang menghadiri forum internasional yang bergengsi di Paris, dimana dalam kegiatan tersebut mengidentifikasi lima tantangan utama yang dihadapi agama-agama di Asia Raya dalam era kontemporer. Pernyataan Prof Mu’ti ini disampaikan dalam sebuah forum internasional bertajuk “Imagine Peace, International Meeting for Peace” yang berlangsung di Paris pada 22-24 September 2024. Prof Mu’ti hadir sebagai pembicara di Forum 10 yang dilaksanakan pada 23 September 2024 dengan tema “LA GRANDE ASIE : UN GRAND DEFI POUR LES RELIGIONS” atau dalam bahasa Indonesia “ASIA RAYA: TANTANGAN BESAR BAGI AGAMA-AGAMA”. Forum ini menghadirkan sejumlah tokoh agama terkemuka dari berbagai negara dan aliran kepercayaan. Peserta forum tersebut termasuk Alberto Quattrucci (Sekretaris Jenderal, Manusia dan Agama, Komunitas Sant’Egidio, Italia), Felix Anthony Machado (Uskup Agung Katolik, India), Swami Atmarupananda (Biksu Misi Ramakrishna, India), Michihiro Kiyose (Tenrikyo, Jepang), Kojitsu Kobori (Buddhisme Tendai, Jepang), Hideki Morioka (Buddhisme Nichiren-Shu, Jepang), Antonio Salimbeni (Gerakan Focolare, Italia), Bhai Sahib Mohinder Singh Ahluwalia (Pemimpin spiritual dan presiden Guru Nanak Nishkam Sewak Jatha, India), Didi Talwalkar (Pemimpin gerakan Swadhyaya, India), dan Tsunekiyo Tanaka (Presiden Shinto, Jinjya-Honcho, Jepang). Dalam paparannya, Prof Mu’ti menyoroti lima tantangan utama: krisis kesehatan mental, masyarakat yang menua, isu-isu kemanusiaan, krisis lingkungan, dan ketimpangan ekonomi. “Masa depan agama bergantung pada kemampuannya menjawab tantangan-tantangan besar ini,” ujar Prof Mu’ti yang juga guru besar UIN Jakarta ini. Terkait dengan era digital, Prof Mu’ti menyinggung perlunya kontekstualisasi nilai-nilai agama agar tetap relevan. “Di era digital ini, Tuhan mungkin digantikan oleh Google. Posisi pendeta mungkin digantikan oleh AI,” katanya, menekankan pentingnya agama untuk tetap bermakna dalam membimbing umat di kehidupan nyata. Prof Mu’ti juga menyoroti fenomena “moneyteisme” – pengutamaan materi di atas segalanya – yang mengancam nilai-nilai spiritual tradisional. “Dalam masyarakat ini, monoteisme bisa digantikan oleh moneyteisme,” tambahnya. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Prof Mu’ti menyerukan agar komunitas agama tidak hanya mengandalkan toleransi dan dialog. “Toleransi dan dialog saja tidak cukup. Kita perlu kolaborasi dan kerja sama nyata untuk membuat agama tetap bermakna bagi kehidupan nyata,” tegasnya. Pernyataan Prof Mu’ti ini membuka diskusi lebih lanjut tentang bagaimana agama dapat beradaptasi dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah kontemporer di Asia. Tantangan-tantangan yang diidentifikasi mencerminkan kompleksitas perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang dihadapi masyarakat Asia saat ini. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan sosial, peran agama di Asia menghadapi ujian besar. “Kemampuan para pemuka agama untuk beradaptasi dan memberikan jawaban atas permasalahan kontemporer akan menentukan relevansi mereka di masa depan,” pungkas Prof Mu’ti. (wink) Baca juga :

Read More

Lazisnu dan Poroz Kirim Bantuan 12 Kontainer Bahan Pokok untuk Palestina

Jakarta — 1miliarsantri.net : NU Care-Lazisnu dan lembaga amil zakat yang tergabung dalam Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (Poroz) mengirimkan bantuan untuk warga Palestina korban genosida Israel dari Zarqa, Amman, Yordania. Pelepasan bantuan ini dilakukan bersama Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono. “Alhamdulillah, LAZISNU bersama Dubes RI untuk Yordania-Palestina dan 6 LAZ anggota Poroz lainnya, melepas bantuan gandum dan hygiene packges sejumlah 12 kontainer dari gudang bantuan kemanusiaan yang berlokasi di Zarqa Yordania menuju Palestina,” terang Direktur NU Care-LAZISNU PBNU, Qohari Cholil kepada 1miliarsantri.net, Rabu (25/9/2024). “Semoga bantuan ini dapat segera sampai dan diterima masyarakat Palestina,” harap Qohari. Qohari Cholil mengatakan beberapa barang bantuan yang akan dikirimkan berupa kebutuhan pokok dan peralatan kesehatan bagi rakyat Palestina. Qohari menambahkan, bantuan berupa hygiene kits dan kebutuhan pokok dikirim langsung menggunakan 12 kontainer, terdiri dari 8 kontainer berisi gandum, dan 4 kontainer berisi hygiene kits. Pihaknya menyebutkan total bantuan yang dikirimkan senilai Rp5 miliar. Adapun bantuan dari NU Care-LAZISNU bernilai total Rp1,5 miliar. Dana tersebut bersumber dari penggalangan yang dilakukan NU Care-LAZISNU di wilayah dan cabang di Indonesia dan NU Care-LAZISNU PCINU seluruh dunia. Wakil Direktur Bidang Fundraising, Humas dan IT NU Care-LAZISNU Anik Rifqoh yang ikut serta dalam rombongan menambahkan bantuan diperkirakan akan sampai kepada penerima dalam waktu satu bulan. “Jika tak ada kendala, bantuan tersebut akan diterima masyarakat Palestina di Gaza dalam waktu satu bulan. Karena ada proses pengecekan dan antrean administrasi,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

Pemerintah Siap Kucurkan Aliran Dana Abadi Pesantren

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ada kabar menarik yang menggembirakan bagi dunia pesantren. Penyusunan peta Dana Abadi Pesantren (DAP) yang kini digarap Kemenag sudah hampir selesai. DAP adalah program strategis yang sangat penting dalam pengembangan pesantren, khususnya dalam meningkatkan kualitas santri di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad. Ia mengatakan inisiatif penyusunan peta jalan DAP ini menjadi prioritas strategis setelah disebutkan dalam Pilpres 2024, yang mencerminkan janji pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pesantren dan pendidikan santri. “DAP adalah bukti keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pendidikan pesantren,” terang Abu Rokhmad di Jakarta. Pesantren selama ini dikenal mandiri, namun dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren No. 18 Tahun 2019, pemerintah semakin fokus mendukung peran pesantren dalam pengembangan sumber daya manusia. Alokasi anggaran DAP sebesar Rp250 miliar pada 2024 menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas akademik dan keterampilan praktis para santri. Koordinasi Program Dana Abadi Pesantren membahas dua hal utama, yaitu: 1)program degree, misalnya Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang diperuntukkan bagi mahasiswa S1, serta 2) program non-degree berupa pelatihan singkat di luar negeri. Dunia Pesantren Boleh Gembira, Siap Siap Dapat Aliran Dana Abadi Pesantren “Penting bagi kita memastikan bahwa para santri yang menerima beasiswa ini benar-benar memberikan kontribusi balik kepada pesantren yang merekomendasikan mereka,” tambah Abu Rokhmad. Pertemuan juga membahas perlunya transparansi dalam pengelolaan dan alokasi DAP, mengingat pertanyaan yang sering diajukan oleh mitra Kementerian Agama di Komisi VIII DPR. Abu Rokhmad menekankan bahwa penjelasan yang transparan sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman atau isu negatif terkait pengelolaan dana ini. Abu Rokhmad juga mengungkapkan kemungkinan memperluas kerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk menciptakan skema Dana Abadi Pendidikan Islam melalui wakaf tunai, yang dapat memperluas manfaat DAP, khususnya untuk mendukung pendidikan santri dan madrasah. Dengan peta jalan DAP, Abu Rokhmad berharap program ini mampu menjadi katalis perubahan besar bagi pengembangan pendidikan pesantren, termasuk penguatan kyai muda dan lembaga pesantren secara menyeluruh. “Inisiatif ini tentunya menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat pendidikan pesantren, menjadikan DAP sebagai sumber daya yang tidak hanya mendukung finansial, tetapi juga mendorong perkembangan yang signifikan bagi dunia pesantren di Indonesia,” imbuhnya. Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Diniyah Ma’had Aly, Mahrus Elmawa, menyampaikan perkembangan penyusunan peta jalan Dana Abadi Pesantren. Menurut Mahrus, sekitar 80% peta jalan telah selesai dibahas, dan beberapa revisi sedang dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan program lain yang terkait dengan pengembangan pesantren. “Revisi ini akan memperkuat pengembangan pesantren secara keseluruhan, termasuk penguatan kyai muda dan lembaga pendidikan pesantren,” jelasnya. Mahrus juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan dalam pengelolaan DAP adalah fluktuasi informasi terkait anggaran dari LPDP, yang menjadi pelajaran penting dalam menyusun program agar tidak terlalu idealis, namun tetap terstruktur dan tepat sasaran. “Kami berharap Pak Dirjen dapat memberikan arahan terkait bagaimana program degree dan non-degree ini bisa dioptimalkan,” tambahnya. Pada tahun kedua implementasi DAP ini, program degree sudah berjalan dengan baik, termasuk kolaborasi dengan LPDP. Namun, program non-degree masih membutuhkan perhatian lebih, terutama agar tidak ada pengulangan program yang kurang berdampak signifikan. Dengan arahan yang tepat, program ini diharapkan dapat lebih efektif dalam menjawab kebutuhan pesantren, baik dari segi pendidikan formal maupun pengembangan keterampilan non-akademis. “Kami harus memperkuat dan mempertajam jangkauan Dana Abadi Pesantren ini,” pungkas Mahrus. (wink) Baca juga :

Read More