Investasi Syariah di Indonesia Makin Dilirik Dunia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pasar modal syariah Indonesia telah menorehkan prestasi yang membanggakan di kancah internasional. Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa kini masyarakat tidak perlu ragu untuk berinvestasi di pasar modal syariah, mengingat perkembangan yang pesat dan pengakuan global yang telah diraih. Dalam rangka peringatan HUT RI Ke-79, BEI juga meluncurkan program baru bertajuk ‘IDX Islamic-Dare to Invest 2024’, yang bertujuan untuk mendorong Galeri Investasi Syariah di berbagai daerah agar lebih giat dalam meningkatkan jumlah investor saham syariah. Menurut Risa E. Rustam, Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum BEI, Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan “The Best Islamic Capital Market” dari Global Islamic Finance Award selama empat tahun berturut-turut sejak 2019 hingga 2022. Prestasi ini mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam mengembangkan pasar modal syariah yang kompetitif di dunia. Risa menambahkan bahwa kemajuan ini juga terlihat dari peningkatan signifikan jumlah saham syariah yang hampir mencapai 60 persen dalam lima tahun terakhir. Pada 23 Agustus 2024, tercatat ada 639 saham syariah, meningkat tajam dibandingkan 399 saham pada tahun 2018. Pertumbuhan ini diikuti dengan lonjakan jumlah investor di pasar modal syariah, yang meningkat lebih dari 240 persen. Dari 44.536 investor pada tahun 2018, kini jumlahnya mencapai 151.560 investor per Juli 2024, dengan tingkat keaktifan mencapai 14,1 persen. Dari sisi kapitalisasi pasar, pasar saham syariah juga mencatatkan peningkatan sebesar 54,6 persen, menjadikannya semakin menarik bagi investor. Pasar modal syariah Indonesia pun dikenal unggul dalam proses pencatatan transaksi saham secara end-to-end, sepenuhnya sesuai dengan ketentuan syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menjadi pelopor dalam penerapan Syariah Online Trading System (SOTS), dengan 19 Anggota Bursa yang kini menyediakan layanan ini. (Iin) Baca juga :

Read More

Indonesia Jadi Target Utama HAQQ Network

Jakarta — 1miliarsantri.net : Di tengah meningkatnya perdebatan mengenai kepatuhan syariah dalam dunia kripto, HAQQ Network muncul dengan solusi baru yang inklusif dan sesuai prinsip Islam. Sembilan bulan setelah peluncuran mainnet, platform blockchain ini telah berhasil menarik perhatian dengan berbagai pencapaian, termasuk 1,4 juta instalasi aplikasi Haqq Wallet di perangkat iOS dan Android. Indonesia, sebagai salah satu pasar digital terbesar di dunia, menjadi fokus utama ekspansi HAQQ. Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang mencapai 8% pada tahun 2023 dan diproyeksikan mencapai $125 miliar pada 2024, HAQQ melihat peluang besar untuk membawa teknologi blockchain ke lebih banyak pengguna di Tanah Air. Visi mereka adalah menciptakan ekosistem digital yang etis, memungkinkan masyarakat Indonesia terlibat dalam perdagangan aset digital yang halal. Komitmen HAQQ terhadap inklusi keuangan terlihat dalam upayanya untuk mendukung trader Indonesia melalui platform seperti Haqqex, yang memungkinkan perdagangan aset digital di bawah pedoman syariah. Pendekatan ini selaras dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat menghargai prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan keuangan mereka. “HAQQ berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat Indonesia dalam dunia keuangan digital tanpa harus mengorbankan nilai-nilai etika mereka. Kami menyediakan solusi yang memungkinkan perdagangan aset digital yang halal dan menguntungkan,” terang Co-founder HAQQ, Alex Malkov. Inisiatif HAQQ lainnya, seperti FairShare dan Firoza Finance, juga dirancang untuk memberdayakan umat Islam Indonesia dalam memenuhi kewajiban amal secara transparan dan mudah. FairShare berfungsi sebagai platform pengelola Zakat, sementara Firoza Finance menawarkan solusi likuiditas yang sesuai dengan syariah, memungkinkan investasi dalam kripto dan fiat yang memenuhi standar Islam. Didukung oleh dana ekosistem sebesar $40 juta, HAQQ telah berhasil mengembangkan 25 proyek di berbagai negara. Di Indonesia, mereka berupaya membangun komunitas pengembang dan pengguna sejak awal, dengan fokus pada inovasi lokal dalam fintech. Dukungan finansial ini bukan sekadar memberikan sumber daya, tetapi juga menciptakan ekosistem di mana teknologi keuangan yang beretika dapat berkembang. Salah satu pencapaian terbesar HAQQ adalah mendapatkan pengesahan Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang memperkuat posisinya di pasar Indonesia. Dengan dukungan ini, Islamic Coin dari HAQQ siap menawarkan produk DeFi yang sesuai dengan syariah, memberikan jaminan kepada masyarakat Indonesia bahwa produk keuangan mereka mematuhi prinsip-prinsip Islam. Potensi besar pasar Indonesia dengan populasi Muslim yang sangat besar menjadikan HAQQ Network sebagai pemain kunci dalam transformasi digital yang beretika. Dukungan dari MUI bukan hanya meningkatkan kepercayaan pengguna tetapi juga membuka peluang lebih luas di pasar Indonesia yang sedang berkembang pesat. (wink) Baca juga :

Read More

Program 5.000 Rumah untuk Guru di Kalteng

Palangkaraya — 1miliarsantri.net : Setelah sukses merealisasikan Pembangunan 1.000 rumah guru, Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran kembali mencanangkan pembangunan 5.000 rumah guru dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo memberikan dukungan penuh terhadap program dari Gubernur Sugianto Sabran. Menurutnya pembangunan 5.000 rumah ini merupakan pengembangan signifikan dari inisiatif sebelumnya yang telah berhasil merealisasikan pembangunan 1.000 rumah guru di berbagai wilayah di provinsi ini. Pada kesempatan ini, Muhammad Reza Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo atas komitmen dan dukungannya terhadap kesejahteraan guru di provinsi ini. “Kami sangat mengapresiasi perhatian Bapak Gubernur terhadap nasib para guru. Program pembangunan 5.000 rumah ini merupakan bukti nyata dari kepedulian beliau dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup para pendidik, yang tentunya akan berdampak positif pada kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah,” ungkap Reza Prabowo saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (5/9/2024). Menurut Reza Prabowo, penyediaan rumah yang layak bagi para guru adalah langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah. Program ini lanjutnya, tidak hanya sekadar menyediakan tempat tinggal, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan atas dedikasi dan kontribusi para guru dalam mencerdaskan generasi muda. “Dengan tempat tinggal yang layak dan dekat dengan lokasi sekolah, diharapkan para guru dapat mengajar dengan lebih fokus dan maksimal,” ujarnya. Pembangunan 5.000 rumah guru ini direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap, dengan prioritas diberikan kepada daerah-daerah terpencil yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap fasilitas perumahan. Reza Prabowo menyampaikan bahwa program ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk peningkatan kesejahteraan guru. Reza Prabowo menekankan, guru yang mengabdi di daerah-daerah tersebut seringkali menghadapi tantangan yang lebih besar, sehingga keberadaan rumah yang layak akan sangat membantu mereka dalam menjalankan tugas sehari-hari. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa para guru, terutama yang berada di daerah terpencil, mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah,” tegasnya. Lebih lanjut, Reza Prabowo menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan visi jangka panjang Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh wilayahnya. “Dengan adanya rumah bagi guru, kita tidak hanya memberikan fasilitas fisik, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para guru untuk terus berkembang dan meningkatkan kompetensi mereka,” lanjut Reza. Program ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi para guru dari luar daerah untuk mengabdi di Kalimantan Tengah. “Kami berharap, dengan adanya fasilitas perumahan yang layak, semakin banyak guru berkualitas yang tertarik untuk mengajar di sini. Ini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan,” sambung Reza. Reza Prabowo juga menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus memantau pelaksanaan program ini agar berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran. “Kami akan memastikan bahwa program ini terlaksana dengan baik dan benar-benar memberikan manfaat bagi para guru yang membutuhkan. Transparansi dan akuntabilitas akan menjadi prinsip utama dalam pelaksanaan program ini,” imbuhnya. Setelah sukses merealisasikan Pembangunan 1.000 rumah guru, Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran kembali mencanangkan pembangunan 5.000 rumah guru dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Selain itu, Reza berharap agar program ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk lebih memperhatikan kesejahteraan guru. Dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, program 5.000 rumah guru ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan dalam lima tahun ke depan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah, menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan sistem pendidikan terbaik di Indonesia. “Kami ingin Kalimantan Tengah menjadi pionir dalam upaya peningkatan kesejahteraan guru. Semoga langkah ini diikuti oleh daerah lain di Indonesia sehingga tercipta pemerataan kesejahteraan dan kualitas pendidikan di seluruh negeri,” tutupnya. (wan) Baca juga :

Read More

RS Medistra Diduga Batasi Dokter-Perawat Berhijab

Jakarta — 1miliarsantri.net : Setelah polemik kebijakan larangan berhijab Paskibraka Nasional 2024, ternyata masih saja ada lembaga yang melarang penggunaan hijab di instansi mereka. Teranyar, adalah lembaga medis Rumah Sakit Medistra di Jakarta Selatan. Dugaan pembatasan jilbab untuk perawat dan dokter umum itu terungkap setelah surat protes dilayangkan salah satu dokter spesialis yang bekerja di Medistra, Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K) beredar di jagat maya. Surat yang tertulis 29 Agustus 2024 dan ditujukan kepada direksi RS Medistra tersebut berbunyi demikian: “Selamat Siang Para Direksi yang terhormat. Saya Ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra. Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra. Kebetulan keduanya menggunakan hijab. Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara, menanyakan terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan Apakah bersedia membuka hijab jika diterima. Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu? Salah satu RS di Jakarta selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis, dan subspesialias menggunakan hijab. Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja kalau RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien. Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya ada rasis. Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan sub spesialis di RS Medistra? Terimakasih Atas perhatiannya.” Dikonfirmasi dikonfirmasi awak media, dr Diani membenarkan bahwa surat tersebut memang dia tulis dan telah serahkan salinan halusnya (soft copy) kepada RS Medistra. “Memang benar itu tulisan keberatan saya ke manajemen Medistra,” kata dia. Surat tersebut, kata dia, semata ditulis dengan harapan Medistra lebih membuka terkait dengan persoalan hijab untuk perawat dan dokter. Dia mengaku, Medistra telah menghubunginya dan dirinya pun telah memberikan masukan terkait. Tetapi dia menegaskan tak tahu lagi apa langkah Medistra ke depannya merespons kasus ini. Dr Diani pun bersikap keras menyikapi kebijakan yang rasis tersebut. Bahkan, dia memutuskan keluar langsung setelah menyerahkan surat protes tersebut ke pihak Direksi Medistra. “Dan saya juga langsung keluar tidak bekerja di Medistra lagi setelah peristiwa itu, tepatnya Sabtu 31 Agustus 2024,” ungkapnya. Dia menambahkan, selama ini dan sejauh yang dia ketahui memang kebijakan larangan berhijab diberlakukan untuk perawat dan dokter umum, sementara untuk dokter spesialis dan subspesialias bebas mengenakan hijab. Diskriminasi ini yang dia tentang keras. “Ini saya yang tidak setuju, mengapa ada perbedaan?,” lanjutnya. Terkait kebijakan tersebut, beberapa bulan dr Diani telah mempertanyakannya ke pihak manajemen yang mengesankan jawabannya boleh. Ternyata, saat ada wawancara dokter umum beberapa waktu lalu masih ada pertanyaan tentang membuka hijab. “Itu kan wawancara yang tidak bermutu,” kata dia. Padahal, menurut dr Diani, RS Medistra adalah rumah sakit umum yang tidak terkait dengan golongan tertentu misal RS Kriten, Katolik, Hindu, dan lainnya. Jika demikian, pertanyaan seputar hijab pun bisa dimaklumi, sekalipun tetap saja tak patut. Tak heran, kata dr Diani, sejumlah perawat RS Medistra terlihat lepas hijab selama bekerja tetapi mereka kembali mengenakannya setelah pulang dinas. Seakan tak ada pilihan lain, karena pihak RS memberlakukan kebijakan rasis Tak sedikit perawat yang memilih keluar akibat tak nyaman dengan aturan larangan hijab Medistra. “Ya karena mungkin tidak ada pilihan lain. Cari kerja juga tidak mudah kan?,” ujar dia. Dr Diani pun membandingkan RS Medistra dengan RS lainnya baik swasta atau milik pemerintah. Di RSCM misalnya, semua perawat diperkenankan berhijab. Bahkan informasi yang dia terima di RS Budha Tzhu Chi sekalipun, perawat Muslimah diizinkan untuk mengenakan hijab. Sebab bagaimanapun, kata dia, tak ada hubungannya jilbab dengan kerja-kerja kemedisan. Jilbab tak mengganggu pekerjaan sama sekali, meski ada aturannya model jilbab seperti apa yang mesti dikenakan. “ “Saya rasa pakai jilbab ya tidak masalah sebagai dokter dan perawat. Bahkan teman-teman pun operasi juga memakai hijab,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Perpustakaan UI Juara 1 Setelah Manfaatkan AI untuk Olah Naskah Kuno

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tim Peneliti Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Juara 1 pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 tahun 2024, yang memanfaatkan potensi besar Artificial Intelligence (AI) dalam mengolah, menerjemahkan, dan mentranskripsi naskah kuno beraksara China tradisional. “Dengan kemampuan teknologi AI yang terus meningkat, pemustaka juga dapat menemukan dan memahami isi dalam naskah kuno China tradisional meskipun belum pernah belajar tulisan dan bahasa China tradisional,” terang Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah di Kampus UI Depok, Kamis. Dari penelitian yang dilakukan oleh Mariyah S Sos M Hum, dan Sony Pawoko S Sos MTI, diketahui bahwa proses pengkatalogkan naskah kuno dengan bantuan teknologi AI menjadi lebih mudah, dan dapat diterapkan dalam sistem di Perpustakaan UI. Dia menjelaskan, saat ini UI memiliki 10.000 judul koleksi naskah kuno beraksara China tradisional. Naskah-naskah ini tidak hanya penting secara historis bagi bangsa Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan, budaya, hukum, pemerintahan, filsafat, nilai-nilai, dan pengetahuan yang dikembangkan oleh peradaban Tiongkok selama berabad-abad. Teknologi Optical Character Recognition (OCR) berbasis deep learning yang ada pada Google Lens, berhasil mengenali karakter China tradisional dengan presisi tinggi. Hasil dari OCR tersebut dapat dilakukan penyalinan teks dengan sempurna, sehingga memudahkan dalam penerjemahkan teks yang terdapat dalam naskah kuno. Menurut Sony, naskah kuno China tradisional banyak yang memiliki kaitan dengan sumber primer literatur sejarah di Indonesia. Prasasti Kudadu dan Kakawin Negara Kertagama yang membahas berdirinya Majapahit, perlu didukung literatur sezaman dari China. Sumber literatur sezaman ditulis pada masa dinasti Yuan dan juga prasati yang dibuat oleh para jenderal yang diutus oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Nusantara. Misi itu sekaligus menuntut balas atas perlakuan Raja Kertanegara dari Singhasari yang tidak mau tunduk pada kekaisaran Mongol, bahkan merusak wajah dan memotong telinga utusannya yang bernama Men Shi. “Dari sumber sezaman dari China ini, kita dapat melengkapi 5W + 1H dari penulisan sejarah yang belum lengkap,” katanya. Pada prasasti Pasir China di Pulau Serutu yang beraksara China tradisional, kita mengetahui penyerangan ke Jawa oleh Dinasti Yuan menggunakan 500 kapal, jika satu kapal dapat memuat 50 orang maka sesuai dengan catatan para jenderal, yaitu Shi-bi, Ike Mese, dan Gaoxing yang mengatakan bahwa jumlah pasukannya berjumlah antara 20.000-30.000 prajurit perang. Dari catatan mereka kita juga tahu waktu kedatangan dan penyerangan ke Daha. Lebih lanjut ia menambahkan, temuan ini tentunya sangat membanggakan, karena dapat menjadi awal untuk mengolah koleksi naskah kuno China tradisional yang sudah puluhan tahun belum dikelola dan dilayankan kepada pemustaka. KPDI ke-15 tahun 2024 yang dihadiri lebih dari 350 peserta ini bertujuan untuk menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran dan rumusan mengenai implementasi dan pemanfaatan AI dalam perpustakaan digital. Rangkaian dalam konferensi tersebut, meliputi presentasi makalah, workshop, diskusi panel, pameran serta memperkenalkan seni dan budaya Lampung. Sebanyak 110 makalah call for paper masuk untuk mengikuti konferensi ini, namun hanya 16 makalah yang terpilih dan lolos untuk dipresentasikan di perhelatan KPDI ke-15 ini. (rid) Baca juga :

Read More

Kemenag Perkenalkan Masjid Ramah Lingkungan di Indonesia dalam Forum IF20 Brazil

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pada perhelatan G20 Interfaith Forum (IF20) yang berlangsung di Brasilia, Brazil, pada 19-22 Agustus 2024 lalu, Kementerian Agama (Kemenag) berbagi pengalaman tentang pengelolaan masjid dan peran tokoh agama dalam pelestarian lingkungan serta penanganan perubahan iklim. Forum ini menjadi kesempatan bagi Kemenag untuk menunjukkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-13, yang berfokus pada perubahan iklim. Kasubdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana, menekankan pentingnya melaporkan data terkait kerusakan lingkungan kepada pemuka agama, agar pemuka agama dapat memberi edukasi yang lebih efektif kepada masyarakat. “Saat diskusi berlangsung, muncul pertanyaan mengenai langkah penanganan perubahan iklim dalam agama, seperti mengurangi penggunaan plastik dan menguatkan narasi pelestarian lingkungan melalui khotbah dan kurikulum pendidikan,” urai Akmal. Akmal menyampaikan, tokoh agama memiliki peran besar dalam membentuk pandangan dan tindakan masyarakat terkait isu ini. “Apabila tokoh agama yang bicara, jemaah pasti akan mendengarkannya. Jadi, bila tokoh agama memiliki perspektif lingkungan, itu akan berkontribusi besar dalam mengubah mindset jemaah,” ungkap Akmal. Kemenag telah menjalankan program Rintisan Masjid Ramah Lingkungan yang menyediakan infrastruktur seperti tempat sampah terpilah dan sanitasi. Program ini merupakan salah satu langkah Kemenag dalam mendukung pengelolaan masjid yang ramah lingkungan. Ke depan, Kemenag berencana untuk mereplikasi konsep masjid ramah lingkungan di seluruh Indonesia. Selain itu, Kemenag akan menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 sebagai sarana untuk menyebarkan ide dan konsep terkait masjid ramah lingkungan. Dengan pendekatan berbasis agama, Kemenag optimis dapat meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, serta berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim secara lebih luas. “Melalui ISIM, kami berharap memiliki konsep yang lebih solid terkait masjid ramah lingkungan yang dapat direplikasi,” pungkas Akmal. (rid) Baca juga :

Read More

Unri-Ponpes Aufia Latih Remaja Putus Sekolah Pasang PLTS

Pekanbaru — 1miliarsantri.net : Universitas Riau dan Pondok Pesantren Aufia Global Islamic Boarding School melatih remaja putus sekolah di Kelurahan Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, cara memasang instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). “Keterampilan ini semoga bisa menjadi bekal bagi warga sekitar untuk menghadapi peluang pembangunan PLTS skala rumah tangga, industri dan industri kelistrikan,” terang Ketua Tim pengabdian Unri, Dr. Iswadi Hasyim, ST, MT di Pekanbaru, Rabu. Menurut dia, pelatihan ini memuat materi pembangunan instalasi PLTS yang bertipe baterai, penyiapan kurikulum/modul pelatihan instalasi PLTS. Biaya kegiatan ini katanya lagi, bersumber dari dana DRTPM DIKTI dengan pelaksanaan harus dilakukan hingga akhir tahun 2024. Program ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mewajibkan dosen untuk berkontribusi kepada negara. “Dalam kegiatan pengabdian Unri itu melibatkan tiga dosen Fakultas Teknik dan FISIP Unri serta sejumlah mahasiswa fakultas teknik yang terlibat di perkuliahan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebuah program Kemendikbudristek bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja,” katanya. Program MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil baik di dalam maupun di luar program studi, di perguruan tinggi yang sama atau yang berbeda atau di luar perguruan tinggi dirangkaikan dengan pengabdian masyarakat melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) di pondok pesantren tersebut. “Semoga keberadaan LKP ponpes Aufia ini makin terjangkau oleh warga sekitar pondok dan memberikan peluang bagi remaja putus sekolah di sekitar ponpes itu bergabung dan mendapatkan keterampilan di bidang instalasi PLTS,” lanjutnya. PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan energi surya dapat dilakukan secara langsung menggunakan fotovoltaik, atau secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi surya menjadi energi listrik menggunakan efek fotolistrik. Komponen utama di dalam pembangkit listrik tenaga surya meliputi modul surya, inverter, dan baterai listrik. Sistem pembangkit listrik tenaga surya terbagi menjadi sistem terhubung jala listrik, sistem tidak terhubung jala listrik, sistem tersebar, sistem terpusat dan sistem hibrida. Masing-masing jenis sistem mempunyai kondisi penerapannya tersendiri. Pembangkit listrik tenaga surya dapat dibuat dengan beberapa jenis sistem penerapan antara lain sistem pencatu daya satelit, pencahayaan listrik, komunikasi, pompa air dan pendinginan. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi surya ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor. Pemanfaatan energy terbarukan saat ini semakin meningkat, dan seiring semakin meningkatnya pemanasan global (global warming). Energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya termasuk yang paling banyak digunakan. Karena iklim di negara Indonesia adalah iklim tropis yang banyak mendapat sinar matahari, maka sangat cocok untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. (mik) Baca juga :

Read More

Kemenag Bahas Kurikulum Pondok Pesantren Eks Jamaah Islamiyah

Jakarta — 1miliarsamtri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Kurikulum Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Jamaah Islamiyah. FGD berlangsung di Jakarta dan diikuti perwakilan eks Jamaah Islamiyah, perwakilan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, sejumlah akademisi, jajaran Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD POntren), widyaiswara, dan utusan dari Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah. Hadir sebagai narasumber, Staf Khusus Menteri Agama Nuruzzaman. Selaku fasilitator, koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. Direktur PD Pontren Basnang Said mengatakan, kurikulum baru diperlukan dalam rangka menciptakan santri-santriwati generasi muda yang mencintai NKRI. “Tujuannya adalah dalam rangka meluruskan pembelajaran pendidikan agama di pondok pesanten yang eks-eks Jamaah Islamiyah yang selama ini dianggap melenceng dari semangat NKRI. Dengan penyusunan kurikulum nanti ini, kita akan menyampaikan poin-poin penting apa yang kira-kira sebaiknya diajarkan oleh para pengasuh pesantren bagi santri-santri kita,” terang Basnang di Jakarta, Sabtu (31/8/2024). Basnang berharap FGD dapat merumuskan kurikulum yang baik untuk diajarkan di setiap pesantren yang terafiliasi JI. Kurikulum yang diajarkan itu senafas dengan kurikulum yang selama ini diajarkan di pondok-pondok pesantren milik Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah atau ormas lainnya. Selain kurikulum, lanjut Basnang, pengasuh pesantren eks Jamaah Islamiyah juga menjadi fokus perharian Kementerian Agama. Sebab, kurikulum yang dirumuskan juga harus dipastikan dapat diimplementasikan secara optimal. “Makanya ini nanti kita akan cek semuanya, siapa pengasuhnya, latar belakang pendidikannya apa, kalau pernah berlatar belakang kelompok- kelompok kanan bisa kita gembleng kembali supaya kembali ke wadah NKRI,” ungkapnya. Kemenag saat ini belum mengetahui secara persis jumlah data pesantren yang terafiliasi JI. Data tersebut masih dihimpun dan dihitung. Basnang memperkirakan jumlahnya ada puluhan. Jika ada pesantren yang belum berizin, itu akan diproses agar bisa mendapatkan izin resmi. “Setelah kemudian kira-kira pesantren itu kami ada dapatkan datanya, maka selanjutnya kami akan menglist mengecek di data Kementerian Agama. Yang belum berizin nanti tentu kami akan mengkoordinasikan dengan Kementerian Agama (tingkat) kabupaten kota dan provinsi,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Debat Kiai Imaduddin Versus Rabithah akan Berlangsung

Jakarta — 1miliarsantri.net : Rabithah Alawiyah akan menggelar acara debat terkait soal nasab habaib di Indonesia pada 9 September 2024. Acara tersebut akan menghadirkan KH Imaduddin Utsman, pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang dikenal mengkritisi sistem pencatatan keturunan Nabi Muhammad dari jalur alawiyyin (Ba’lawi) di Indonesia. Dari sisi Rabithah, Ketua Maktab Daimi (lembaga otonom mengenai pencatatan nasab), Habib Syaikhon bin Abdulqodir Assegaf juga akan dihadirkan dalam debat tersebut. Dalam diskusi nantinya akan membedah serta menjawab tulisan Kiai Imad yang “Membatalkan nasab Baalawi”. Acara diskusi yang mengangkat tema “Keabsahan Nasab Ba’alawi“ tersebut akan digelar di Kantor DPP Rabithah Alawiyah Jakarta pada 9 September 2024 mendatang. Rabithah Alawiyah pun sudah secara resmi mengundang KH Imaduddin Utsman untuk menghadiri diskusi atau debat soal nasab habaib di Indonesia. Hal ini diumumkan secara resmi melalui akun resmi media sosial organisasi dakwah tersebut. Dalam video yang diunggah akun instagram @Rabithah_Alawiyah tampak perwakilan dari Rabithah Alawiyah, Hamdy bin Alwy Assegaf mendatangi langsung lokasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (23/8/2024). Rabithah pun sudah merilis informasi berupa tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam acara debat pada 9 September. Baca juga :

Read More

UIN Gus Dur Kembangkan Bank Sampah dan Budi Daya Magot

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tim Universitas Islam Negeri KH Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) memberikan pendampingan pada pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi di Kampung Moderasi Beragama binaannya, Desa Kutorojo, Pekalongan. LP2M UIN Gus Dur Bersama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Pekalongan, mengembangkan program bank sampah, sekaligus budidaya magot. Hal ini juga disinergikan dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UIN Gus Dur. Penguatan program bersama warga Kampung Moderasi diisi oleh Nur Wahyu Kuningsih selaku Ketua Kawasan Permukiman Dinas Perkim LH, serta Harosi, mahasiswa peserta KKN ke-82 UIN Gus Dur. Nur Wahyu menyampaikan Teknik Pembentukan dan Pengelolaan Bank Sampah, mulai dari aspek administrasi, strategi pengelolaan, dan seterusnya. Sementara Harosi, menyampaikan teknik pengelolaan sampah, terkait budidaya magot yang dihasilkan dari sampah organik. “Ini merupakan tahapan lamnjutan dari pembentukan relawan bank sampah, serta praktek pemilahan sampah,” terang Harosi. Kepala Desa Kutorojo Dul Ajat mengatakan, sampah merupakan persoalan lingkungan yang sudah meresahkan di Kutorojo. Program pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang mendesak, terlebih karena ada program pengembangan wisata Goa Macan. Karenanya, dia mengaku sangat mendukung program ini. “Lebih dari itu, magot yang dihasilkan dari sampah organik, dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan sebagai salah satu usaha BUMDES,” sebutnya. Kepala Pusat Moderasi Beragama Nanang menambahkan, sampah yang awalnya menjadi beban, merusak lingkungan, kini dapat disulap menjadi berkah jika dikelola. Sampah non organik seperti kertas, plastik, logam, dan kardus dapat dijual dan menghasilkan uang. Sampah organik menghasilkan magot (belatung). “Kotoran magot bisa menghasilkan pupuk organik untuk tanaman. Sangat bermanfaat untuk masyarakat Kutorojo yang mayoritas menggantungkan hasil pertanian di satu sisi, serta kelangkaan pupuk di sisi lain,” ujarnya. “Magotnya sendiri mengandung kandungan protein tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti ikan, ayam, dan burung,” sambungnya. Ditanya apa rahasia mengubah sampah dari beban menjadi berkah? Kata Nanang, kuncinya adalah inisiatif warga untuk melakukan kebiasaan memilah sampah. “Inilah aspek utama pemberdayaan; menumbuhkan kesadaran kritis warga, untuk melakukan gerakan bersama lintas agama, mengatasi persoalan kehidupan sehari-hari,” papar Nanang. Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Jauhar Ali menyampaikan, program pengelolaan sampah merupakan salah satu alternatif yang bisa dikembangkan setiap kelompok KKN UIN Pekalongan. Tapi, tentu saja berbasis pada inisiatif dan partisipasi warga setempat. Ketua LP2M Imam Kanafi mengatakan, visi kemanusiaan yang melekat pada Gus Dur, selaku ikon kampus UIN Pekalongan memberi spirit untuk terus mendampingi masyarakat menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari. Keilmuan menurutnya harus membumi, serta memiliki aplikasi nyata pada kehidupan sehari-hari. (rid) Baca juga :

Read More