Janji Palsu di Negeri Para Komisaris

Surabaya – 1miliarsantri.net: Pemerintah pernah mengumandangkan janji besar: menciptakan 19 juta lapangan kerja dalam sepuluh tahun. Janji ini menjadi salah satu harapan utama masyarakat, terutama generasi muda, di tengah tantangan ekonomi global yang semakin sulit. Namun kini, janji itu terasa seperti ilusi. Di banyak kota dan kabupaten, terlihat fenomena ribuan anak muda terpaksa antre panjang demi satu posisi lowongan kerja. Mereka membawa map coklat berisi ijazah, sertifikat, dan harapan. Tapi yang mereka temui hanyalah ketidakpastian dan frustrasi. Jumlah pelamar kerja, tidak berbanding lurus dengan daya serap industri. Realitas ini diperkuat oleh data Bank Dunia yang menunjukkan bahwa sekitar 60% penduduk Indonesia hidup dalam kategori rentan miskin. Artinya, mereka tinggal satu langkah dari jurang kemiskinan struktural. Ketimpangan ekonomi semakin nyata, tetapi narasi pembangunan terus diglorifikasi tanpa evaluasi jujur terhadap dampaknya terhadap rakyat kecil. Sementara itu, para pejabat publik justru sibuk mengumpulkan jabatan. Data dari berbagai media dan investigasi menyebutkan, setidaknya 30 Wakil Menteri merangkap jabatan sebagai Komisaris di berbagai BUMN. Jabatan publik yang seharusnya menjadi bentuk amanah dan pengabdian, justru dijadikan ladang kekuasaan dan kenyamanan finansial. Padahal, dalam prinsip tata kelola pemerintahan yang sehat, rangkap jabatan adalah bentuk konflik kepentingan yang mencederai integritas lembaga negara. Ironisnya, kerusakan tata kelola ini bukan muncul tiba-tiba. Ia adalah warisan dari sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang secara sistematis menabrak prinsip-prinsip meritokrasi, menyalahgunakan kewenangan, dan memaksa regulasi tunduk pada kehendak pribadi maupun lingkaran kekuasaannya. Demokrasi prosedural dikerdilkan menjadi formalitas, dan lembaga-lembaga negara yang semestinya menjadi penjaga akuntabilitas justru disusupi oleh loyalis. Penempatan pejabat berbasis kedekatan politik, bukan kompetensi, menjadikan birokrasi kehilangan ruh profesionalismenya. Apa gunanya bicara efisiensi jika yang terjadi justru pemborosan di tingkat elit? Pejabat rajin menyuruh rakyat hidup sederhana, tetapi mereka sendiri menikmati gaji ganda, fasilitas mewah, dan kekuasaan yang tumpang tindih. Retorika efisiensi hanya menjadi kebijakan sepihak yang membebani rakyat, bukan mereka yang duduk di kursi kekuasaan. Kita bisa belajar dari negara seperti Selandia Baru atau Swedia, di mana standar etik pejabat publik sangat tinggi. Di Selandia Baru, seorang menteri bisa mengundurkan diri hanya karena memberi informasi internal kepada kolega bisnisnya—tanpa perlu ada kerugian negara, apalagi korupsi. Di Swedia, pejabat publik dilarang keras merangkap jabatan karena itu dianggap membuka celah penyalahgunaan wewenang. Bandingkan dengan Indonesia, di mana rangkap jabatan justru dianggap “biasa saja”, bahkan dibenarkan dengan berbagai alasan politis atau administratif. Dalam sistem demokrasi yang sehat, praktik semacam ini adalah bentuk penyimpangan. Di negeri ini, kita justru menyaksikan pelembagaan kepalsuan di berbagai level pemerintahan. Di mana janji ditebar hanya untuk kampanye, tapi realisasi dan tanggung jawabnya tak pernah ditagih secara serius. Masalahnya bukan sekadar rangkap jabatan atau data kemiskinan, tetapi soal krisis integritas dan kehancuran etika pemerintahan. Sepuluh tahun terakhir telah mengubah arah birokrasi kita, dari yang semestinya berbasis prestasi dan pelayanan publik, menjadi sekadar alat kekuasaan yang dikendalikan oleh kepentingan politik jangka pendek. Dalam konteks ini, Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih, menghadapi ujian besar. Ia harus menunjukkan secara nyata bahwa dirinya bukan bagian dari rezim Jokowi yang telah merusak fondasi meritokrasi dan keadilan sosial. Rakyat menaruh harapan agar Prabowo berani melepaskan diri dari bayang-bayang kroni dan cawe-cawe politik lama yang hanya melanggengkan oligarki. Ia harus memilih berdiri di sisi rakyat, bukan melanjutkan sistem rusak yang hanya menguntungkan segelintir elit. Jika Prabowo ingin dikenang sebagai pemimpin yang berpihak pada keadilan sosial, maka ia harus berani membongkar praktik rangkap jabatan, menghapus budaya bagi-bagi kursi, dan menghidupkan kembali semangat UUD 1945 Pasal 33: ekonomi disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Ia harus mengembalikan martabat birokrasi, bukan menjadikannya alat politik balas budi. Sudah saatnya bangsa ini bercermin dan menagih janji yang pernah dilontarkan. Negeri ini tidak kekurangan sumber daya. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk memutus rantai kemunafikan birokrasi, membebaskan lembaga negara dari belenggu politik kekuasaan, dan mengembalikan negara ini kepada prinsip meritokrasi, integritas, dan keadilan sosial.** Surabaya, 18 Juli 2025 Penulis : M.Isa Ansori *) Penulis adalah Pegiat Pendidikan dan Perlindungan Sosial. Aktif dalam isu-isu kebijakan publik dan kesejahteraan rakyat. Dosen di STT Multimedia Internasional Malang dan Wakil Ketua ICMI Jatim Serta Dewan Pakar LHKP PD Muhammadiyah Surabaya Foto ilustrasi Editor : Toto Budiman

Read More

Penelitian Ungkap ’AI’ Dorong Kenaikan Gaji & Lapangan Kerja, Bukan PHK Massal

Jakarta – 1miliarsantri.net : Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ini tak selalu berarti ancaman untuk menggantikan pekerjaan manusia. Sebuah laporan terbaru dari PwC yang berjudul Global AI Jobs Barometer 2025 menepis kekhawatiran umum soal kecerdasan buatan (AI). Alih-alih menggantikan tenaga kerja manusia, teknologi ini justru mendorong peningkatan produktivitas, kenaikan gaji, dan penciptaan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor. Meskipun terdapat kekhawatiran masyarakat terkait hadirnya AI dapat mengurangi nilai suatu pekerjaan bahkan menggantikannya, AI sejatinya membuat pekerja ’lebih bernilai’. Joe Atkinson, Kepala AI Global PwC mengatakan bahwa hal yang menyebabkan manusia bereaksi terkait isu ini adalah percepatan inovasi teknologi yang terjadi sangat cepat. ”Apa yang ditunjukkan oleh laporan tersebut, sebenarnya adalah keberadaan AI dapat menciptakan lapangan kerja baru. Kita tahu bahwa setiap kali terjadi revolusi industri itu lebih banyak pekerjaan yang tercipta daripada yang hilang. Tapi, tantangannya adalah keterampilan yang dibutuhkan pekerja untuk pekerjaan baru bisa sangat berbeda,” ujar Atkinson dikutip CNBC Make It. Dalam laporan tersebut, lapangan kerja dan gaji pekerja sama-sama naik di setiap pekerjaan yang mengadopsi AI dalam penerapannya seperti pekerjaan layanan pelanggan atau penggunaan perangkat lunak. Atkinson juga menerangkan bahwa tantangannya bukan tidak akan ada pekerjaan di masa depan, melainkan para pekerja harus siap beradaptasi dengan teknologi. AI sejatinya diproyeksi dan diciptakan sebagai jawaban untuk mendampingi serta meningkatan produktifitas pekerja, bukan untuk menggantikannya. Laporan tersebut menganalisis lebih dari 800 juta iklan pekerjaan dan ribuan laporan keuangan perusahaan di berbagai negara. Laporan itu juga menepis 6 mitos umum tentang dampak AI terhadap dinamika permasalahan kerja. Berikut ini adalah 6 mitos umum terkait kekhawatiran masyarakat dalam hadirnya AI dalam dunia kerja : Mitos : AI belum memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas pekerja. Laporan itu mengungkap bahwa sejak tahun 2022, pertumbuhan produktivitas disektor yang mengadopsi AI telah meningkat hampir empat kali lipat. Sementara itu, di sektor-sektor yang “paling tidak siap” terhadap AI itu mengalami sedikit penurunan. Menurut data PwC, industri yang terpapar AI seperti penerbitan perangkat lunak itu menunjukan pertumbuhan pendapatan per karyawan tiga kali lebih tinggi. Mitos : AI dapat berdampak terhadap penurunan gaji dan nilai suatu pekerjaan. Data tersebut menunjukan bahwa gaji pekerja dengan keterampilan AI rata-rata 56% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja tanpa keterampilan AI dalam pekerjaan yang sama. Selain itu, upah meningkat dua kali lebih cepat di industri yang paling banyak terpapar AI dibandingkan dengan industri yang paling sedikit terpapar AI. Mitos : AI dapat menyebabkan menurunnya jumlah pekerjaan. Bersebrangan dengan itu, dalam laporan itu disebutkan, pekerjaan yang minim keterpaparan terhadap AI tumbuh pesat hingga 65% sepanjang 2019–2024. Menariknya, profesi yang lebih terdampak AI pun tetap mencatat pertumbuhan yang solid, meski lebih lambat, yakni sebesar 38%. Mitos : AI dapat memperburuk ketimpangan kesempatan dan upah bagi pekerja. Bertentangan dengan kekhawatiran itu, temuan laporan itu menunjukan bahwa upah dan lapangan kerja meningkat untuk pekerjaan yang mengoptimalisasi teknologi. Tercatat bahwa permintaan pemberi kerja terhadap gelar formal menurun lebih tinggi pada pekerjaan yang terpapar AI, sehingga menciptakan peluang yang lebih luas bagi pekerja tanpa gelar. Mitos : AI dapat menghilangkan keterampilan pekerjaan yang diotomatisasi. Laporan tersebut menemukan bahwa hadirnya AI justru dapat memperkaya pekerjaan yang dapat diotomatisasi dimana karayawan bebas dari tugas yang membosankan. Hal itu juga untuk melatih keterampilan yang lebih rumit dan mengukur analisis pengambilan keputusan. Misalnya, petugas entri data dapat berkembang menjadi peran yang lebih bernilai seperti analis data. Mitos : AI dapat menurunkan nilai pekerjaan yang sangat diotomatisasi. Data yang ditujukkan PwC adalah upah tidak hanya meningkat untuk pekerjaan yang diotomatisasi, tetapi teknologi membentuk pekerjaan tersebut menjadi kompleks yang membuat pekerja jauh lebih dihargai. Dalam penelitian ini, AI harus dipergunakan sebagai strategi pertumbuhan dengan nilai yang modern dan bukan sekedar strategi efisiensi belaka. Pentingnya untuk menghindari ambisi rendah dan jangka pendek untuk mengotomasi pekerjaan masa lalu, AI mendorong pekerjaan dan industri baru di masa yang akan datang. Peningkatan produktivitas yang dihasilkan oleh AI dinilai mampu menciptakan multiplier effect terhadap tenaga kerja yang tersedia guna mendorong pertumbuhan bisnis. ”AI jika dimanfaatkan secara kreatif sangat berpotensi memicu lahirnya berbagai jenis pekerjaan dan model bisnis baru. Sebagai gambaran, dua pertiga dari jenis pekerjaan di AS saat ini belum pernah ada pada tahun 1940 banyak di antaranya tercipta berkat kemajuan teknologi,” tulis laporan tersebut. Kontributor : Aghasy Editor : Toto Budiman

Read More

Penguatan UMKM dan Tata Kelola Koperasi: Tim BPKP Dan Dinas Terkait Sambangi PRIMKOPTI Jakarta Timur

Jakarta – 1miliarsantri.net: Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran koperasi dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kunjungan kerja Tim Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta ke Kantor PRIMKOPTI (Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) Jakarta Timur, yang dilanjutkan dengan inspeksi lapangan di dua lokasi sentra produksi olahan kedelai. Dalam agenda tersebut, rombongan yang berjumlah sekitar 14 orang turut didampingi oleh perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi DKI Jakarta serta Suku Dinas PPKUKM Kota Administrasi Jakarta Timur. Rombongan meninjau langsung proses produksi tempe anggota PRIMKOPTI Jakarta Timur, di pabrik milik Munawir di kawasan Cipinang–Pulogadung dan pabrik tahu milik Rahmat di Gang Jeruk, Utan Kayu–Matraman. Baca juga : Tidak Ada Riba Dalam Koperasi Simpan Pinjam, Jika Dijalankan Sesuai Nilai Dan Prinsip Koperasi Kehadiran tim disambut langsung oleh Ketua PRIMKOPTI Jakarta Timur, Suyanto, SE.,MSi, didamping Bendahara Koperasi, Zaeni. Suyanto yang saat ini menjabat sebagai Penasehat GAKOPTINDO periode 2025-2030 menyambut baik kunjungan tersebut. Suyanto mengakui ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia “KOPTI” dan UMKM. “Gerakan koperasi, khususnya koperasi produsen seperti PRIMKOPTI, membutuhkan sinergi nyata dengan pemerintah. Tidak hanya dalam hal pengawasan, tapi juga pembinaan, edukasi, dan solusi atas tantangan produksi, termasuk ketersediaan bahan baku dan pemenuhan standar keamanan pangan,” ujar Suyanto. Sementara itu, Suko Widodo, BPKP Perwakilan DKI Jakarta menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi terhadap sistem tata kelola produksi tahu dan tempe. Fokus utamanya adalah pada standar mutu, higienitas, dan keamanan pangan yang menyentuh kebutuhan pokok masyarakat luas. “Produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe adalah konsumsi utama masyarakat. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa proses produksinya sesuai dengan standar dan mendukung keberlanjutan usaha para anggota koperasi,” terang Suko. Lebih jauh, kunjungan ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, koperasi, dan pelaku usaha dalam membangun ekosistem UMKM yang kuat, efisien, dan berdaya saing tinggi. Tidak hanya dari sisi produksi, tetapi juga dalam penguatan kapasitas anggota koperasi serta perluasan jaringan distribusi dan pemasaran produk. Baca juga : Koperasi Menjadi Ladang Amal Jariyah Yang Tak Terputus PRIMKOPTI Jakarta Timur sendiri merupakan salah satu koperasi aktif di bawah naungan GAKOPTINDO, dengan peran strategis dalam distribusi kedelai dan pembinaan terhadap para pengrajin tahu dan tempe. Keberadaannya menjadi tonggak penting dalam menjaga kestabilan harga, ketersediaan bahan baku, serta kualitas produk yang dihasilkan anggotanya. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi dialog antara tim BPKP dan para pelaku usaha yang dikunjungi. Aspirasi dan masukan dari lapangan menjadi bagian penting untuk penyusunan kebijakan yang lebih responsif dan berpihak pada kebutuhan riil pelaku koperasi produsen. Dengan gerakan bersama antara koperasi, pemerintah, dan masyarakat, maka cita-cita besar menuju ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi rakyat bukan sekadar wacana. Koperasi Jaya, Rakyat Sejahtera, merupakan sebuah keniscayaan.*** Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Foto istimewa dok. PRIMKOPTI Jakarta Timur Editor : Thamrin Humris

Read More

Persib Bandung Lawan Dewa United, Ini Jadwal Lengkap Piala Presiden 2025

Bandung – 1miliarsantri.net: Plala Presiden 2025 telah berlangsung sejak 6 Juli 2025. Pertandingan perdana Grup A di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Oxford United berhasil mengalahkan Liga Indonesia All Star (LOA) dengan skor akhir 6-3. Sementara di Grup B, Persib Bandung menjamu FC Port Thailand yang berkesudahan 0-2 untuk kemenangan tim sepak bola asal negeri Gajah Perang yang diperkuat Asnawi Mangkualam. Berikut jadwal lengkap pertandingan Piala Presiden 2025 🏆 Jadwal Lengkap Piala Presiden 2025 Minggu, 6 Juli 2025 Selasa, 8 Juli 2025 Kamis, 10 Juli 2025 Sabtu, 12 Juli 2025 Minggu, 13 Juli 2025 Pembagian Grup Editor: Thamrin Humris Foto ilustrasi | Berbagai sumber

Read More

Ole Romeny Bawa Oxford United Menang Lawan LOA di Piala Presiden

Jakarta – 1miliarsantri.net: Tim kasta kedua Liga Inggris, Oxford United membuka Piala Presiden 2025 dengan kemenangan gemilang atas Liga Indonesia All Star (LOA), Minggu (6/7/2025) malam, di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dalam pertandingan pembuka grup A, Meski Ole Romeny tak mencetak gol, kontribusinya tetap krusial dalam kemenangan 6-3 yang diraih tim asal Inggris tersebut. Highlights Pertandingan Babak Pertama Oxford United unggul cepat diawal babak pertama lewat Mark Harris (4′), memanfaatkan umpan silang dari Matt Phillips. Tidak mau kehilangan muka di hadapan suporternya LOA menyamakan kedudukan melalui Riko Simanjuntak (14′), setelah blunder lini belakang Oxford. Baca juga: Piala Presiden: Persib Tumbang Di Kandang, Port FC Curi Tiga Angka Namun lagi-lagi Harris tampil brilian, dia kembali mencetak gol di menit ke-30, diikuti oleh sundulan Michal Helik (45′). Skor 3-1 menutup babak pertama. Highlights Babak Kedua, Lima Gol Tercipta Mengawali babak kedua, Oxford menambah rentetan gol lewat Tom Bradshaw (52′), Przemysław Płacheta (56′), dan Brian De Keersmaecker (68′). Tim asuhan Coach Rahmat Darmawan (RD), LOA memperkecil ketertinggalan lewat Rizky Dwi (76′) dan Eksel Runtukahu (80′). Skor akhir Oxford United 6-3 Liga Indonesia All Star. Baca juga: Info Sepak Bola: Piala Presiden 2025 Ajang Bergengsi Pramusim, 6 Tim Siap Berlaga, Ini Jadwal Lengkapnya Ole Romeny Tampil Apik Meski Tak Ada Gol Ole yang turun sebagai starter Oxford United yang dipimpin pelatih Gary Rowett, memang tidak berhasil menciptakan gol, namun aktif dalam membangun serangan. Romeny sempat menciptakan peluang emas yang digagalkan oleh kiper Reza Arya sebelum digantikan oleh Gatlin O’Donkor di menit ke-57. Klasemen Grup A Dengan kemenangan perdana ini, Oxford United bertengger di puncak klasemen Grup A dengan tiga poin. Sementara itu, LOA berada di dasar grup tanpa poin, sementara Arema FC dan Bhayangkara FC belum bertanding.*** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar yotube | Berbagai Sumber

Read More

Piala Presiden: Persib Tumbang Di Kandang, Port FC Curi Tiga Angka

Bandung – 1miliarsantri.net: Maung Bandung harus tumbang dari tamunya, tim yang berasal dari negeri Gajah Putih Port FC, kebobolan dua gol tanpa balas. Persib Bandung harus mengakui keunggulan tamunya, Port FC, dalam laga perdana Grup B Piala Presiden 2025 yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (6/7/2025). Bermain di hadapan ribuan Bobotoh, Maung Bandung takluk dengan skor 0-2 dari wakil Thailand tersebut. Jalannya Pertandingan Babak Pertama Mengawali paruh pertama, Persib tampil agresif, menciptakan beberapa peluang melalui Zulkifli Lukmansyah dan Uilliam Barros. Port FC tidak mau larut dalam tekanan, mereka mulai menemukan ritme permainan menjelang akhir babak pertama. Hasilnya gol pertama lahir dari kaki Bordin Phala di menit 45+3, memanfaatkan defleksi dari Marc Klok. Babak Kedua, Asnawi Masuk Bawa Petaka Bermain dari bangku cadangan, masuknya Asnawi Mangkualam di pertengahan babak kedua menambah daya gedor Port FC. Pergerakan Asnawi berhasil memancing pelanggaran di kotak penalti Persib. Peeradol Chamrasamee sukses mengeksekusi penalti di menit ke-67. Persib 0-2 Port FC. Klasemen Grup B, Persib Juru Kunci Reaksi Pelatih Persib, Bojan Hodak menanggapi kekalahan timnya, dia mengakui timnya belum dalam kondisi ideal. Persib baru berlatih selama sepekan setelah libur panjang usai musim 2024/2025. Bojan menyoroti kurangnya chemistry antar pemain, terutama dengan para rekrutan baru seperti William dan Barros. “Saya senang dengan cara kami bermain di babak pertama. Di babak kedua banyak pemain muda, dan ini jadi pengalaman berharga,” ujar Hodak. Dan dengan kekalahan pada partai perdana ini membuat Persib terpuruk di dasar klasemen Grup B dengan nol poin. Port FC memimpin dengan tiga poin, sementara Dewa United belum memainkan laga perdana mereka.*** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar yotube | Berbagai Sumber

Read More

Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam  

Kediri – 1miliarsantri.net : Semarak Haflah Akhirussanah kembali mewarnai Pondok Tahfidz Modern Al-Imam (PTMA), Gurah-Kediri, dalam gelaran tahunannya yang ke-VI (29/06). Dengan mengusung tema besar “Berjuang Bersama untuk Umat dan Semua Golongan”, acara ini tidak hanya menjadi ajang prosesi kelulusan, tetapi juga momen reflektif, kolaboratif, dan penuh semangat kebersamaan antara para santri, ustadz, wali santri, serta seluruh elemen pondok. Bertempat di lapangan depan pendopo Pondok Tahfidz Modern Al-Imam Gurah, Kediri, acara dimulai pada pukul 07.10 WIB dengan diawali penampilan hadroh dari santri putra. Rangkaian kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penampilan syarhil Qur’an, tahfidz, tari piring, hingga lagu-lagu islami dari siswa-siswi SD Islam Plus Al-Imam. Seluruh rangkaian acara berlangsung dalam suasana hangat, khidmat, dan meriah, dipadukan dengan sorakan riang dari para wali santri yang hadir mendampingi putra-putrinya. Dipandu 3 MC (master of ceremony) dari santri dan santriwati PTMA yang bersemangat dan atraktif dengan kepercayaan diri tinggi, audiens dibuat terpukau dengan kepiawaian mereka berbahasa Arab dan Inggris. Sungguh menjadi sebuah catatan prestasi yang perlu diapresiasi, mengingat PTMA baru berdiri kurang lebih 6 tahun. Banyak yang awalnya menyangsikan eksistensi PTMA, mengingat untuk di wilayah Kediri sendiri saja, jumlah pondok pesantren sudah cukup banyak. Menariknya bahkan ada calon wali santri yang rela hadir, hanya sekedar untuk melihat langsung prosesi haflah akhirussanah dan kelulusan tahun ini. Untuk memastikan mereka menitipkan buah hatinya di tempat yang tepat. Dalam sambutan utamanya, Abah Qidam Lubis selaku pimpinan yayasan menegaskan kembali semangat pondok sebagai tempat pemersatu berbagai latar belakang kelompok umat Islam yang beragam.“Kita semua hadir di Al-Imam bukan untuk membawa firqah masing-masing, tapi untuk menyatukan langkah dalam membina generasi Islam ke depan. Wali Santri di PTMA sangat beragam dari berbagai aliran seperti Muhammadiyah, Nahdiyin, Salafi dan lainnya melebur dalam satu niat: membangun peradaban Qur’ani,” ujarnya menegaskan. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh santri bernama Fauzul dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan prosesi kelulusan santri dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Momen tersebut menjadi salah satu titik haru dalam Haflah, ketika nama-nama para wisudawan dipanggil satu per satu dan naik ke atas panggung untuk menerima piagam penghargaan. Total wisudawan tahun ini mencapai puluhan santri yang terdiri dari siswa-siswi SD Islam Plus Al-Imam, SMP PTMA, dan SMA PTMA. Dalam sesi apresiasi, diumumkan juga para siswa berprestasi tahun ajaran 2024/2025. Untuk tingkat SD kelas 6, peringkat pertama diraih oleh Jasmine Ainun Attamamy, peringkat kedua oleh M. Fawwas Nabigh Assyauqi, dan peringkat ketiga oleh Najwa Fatin Nur Rahmah. Sedangkan untuk siswa terbaik dalam bidang akademik tingkat SMP adalah: Muhammad Iqdam Dzakyunnuha (kelas 7), Moch. Hilmy Syauqillah (kelas 8), dan Rama Riezky Rasheedi (kelas 9). Sementara itu, prestasi membanggakan juga datang dari lulusan SMA PTMA. Beberapa santri dinyatakan lulus dan diterima di perguruan tinggi unggulan nasional, antara lain: Jauhar Ramadhan – Universitas Negeri Malang (S1 Manajemen), Melody Salsabilla – UIN Syekh Wasil Kediri (S1 Jurnalistik Islam), Rizkia Nurul Fitri – Universitas Negeri Malang (S1 PGSD) dan Waode Vibry Dwi Marsya – Universitas Muhammadiyah Malang (S1 Ilmu Komunikasi). Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa para lulusan Pondok Tahfidz Modern Al-Imam tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, namun juga mampu bersaing di dunia akademik nasional. Untuk menguji kualitas hapalan Al-Qur’an para santri dan santriwati, para wali santri diberikan kesempatan untuk mengujinya. Khusus untuk pertanyaan di surah Al Baqoroh, santri bahkan diminta untuk menyebutkan posisi ayat dan halaman surahnya. Hal yang membuat para wisudawan cukup deg-degan karena diuji di depan publik langsung. Alhamdulillah walaupun sempat nervous awalnya, para santri dan santriwati yang mendapatkan pertanyaan dari audies, terlihat mampu dan lancar dalam menyambung ayat atau menyebutkan posisi surahnya. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan dan mauidhoh hasanah oleh Kyai Gufron Uya. Beliau masih terhitung kerabat dari Abah Qidam Lubis.  Dalam sambutannya Kyai Gufron menyampaikan pentingnya memiliki frekwensi yang sama antara assatidz dan santri/santriwati yang diajar. Kebiasaan berwudhu dulu sebelum melakukan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh para assatidz PTMA, merupakan kebiasaan baik yang perlu terus dilanjutkan. Sehingga saat berada di ruang kelas, kontrol emosi selalu terjaga dan tenang menghadapi tingkah polah santri yang beragam. Acara ini ditutup pada pukul 11.30 WIB dengan pembacaan doa serta ramah tamah bersama wali santri dan dewan asatidz. Sekaligus peresmian asrama pondok putra dan pembagian raport santri di gedung baru. Haflah Akhirussanah ke-VI menjadi pengingat bahwa keberhasilan pendidikan pondok tidak hanya terletak pada jumlah hafalan, tetapi juga pada karakter, akhlak, dan kesiapan para santri untuk terjun ke masyarakat dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Dengan semangat kebersamaan, Pondok Tahfidz Modern Al-Imam terus berikhtiar mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan siap berjuang demi umat dan seluruh golongan. Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam menjadi penanda indah berakhirnya tahun ajaran 2024/2025 dengan penuh syukur dan kebersamaan. Setiap rangkaian acara bukan hanya ajang apresiasi, tetapi juga momentum mengukuhkan tekad untuk terus berjuang dalam menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Semoga langkah yang telah diukir bersama ini menjadi bekal keberkahan bagi seluruh santri, pengajar, dan keluarga besar Pondok Tahfidz Modern Al-Imam dalam menapaki masa depan yang lebih gemilang di bawah naungan ridha Allah SWT. Kontributor : Zufar Rauf Budiman Editor : Toto Budiman

Read More

Menyoal Minim Kemampuan Literasi, Jelang Penerapan Kurikulum Kecerdasan Buatan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Langkah strategis dalam menyongsong era digital, diambil sebagai pilihan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI saat ini. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti mengatakan kurikulum kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan coding bakal diterapkan sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran baru 2025/2026. Kebijakan tersebut diperkirakan mulai terlaksana di medio Juli mendatang. Abdul Mu’ti menambahkan nantinya kurikulum tersebut mulai diajarkan untuk jenjang siswa kelas 5 sekolah dasar (SD)  hingga sekolah menengah atas (SMA). Dia menegaskan dua mata pelajaran itu akan diterapkan di sekolah yang sudah siap dari segi sarana internetnya  dan alat yang mumpuni. Pengenalan awal pembelajaran digital dilakukan dengan materi logika komputasi dan kecerdasan buatan. Adapun tujuan Kemendikdasmen memasukkan AI dan coding ke kurikulum guna membangun generasi yang unggul. Terutama dalam hal menguasai teknologi dan mampu menggunakannya untuk hal positif. Isi materi pembelajaran AI dan coding dirancang secara bertahap, relevan, dan menyesuaikan dengan usia peserta didik.  Lantas jelang penerapannya, kurikulum itu mendapat sorotan dari sejumlah pihak. Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menyampaikan mestinya pemerintah lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa terlebih dulu yang duduk di tingkat SD dan SMP. Sebab kemampuan peserta didik dalam dua aspek tersebut, dinilai masih rendah. “Saya enggak bisa bayangkan (kemampuan) literasi dan numerasi ini masih sangat buruk, tapi  kita paksakan AI dan coding terus jadinya apa? Menurut saya di jenjang pendidian dasar kita ini SD, SMP sudah kebanyakan mata pelajaran. Jadi enggak jelas kompetensi yang dicapai tuh apa, pendidikan karakternya jadi tidak berhasil. Kemudian kemampuan dasar literasi dan numerasi juga progresnya tidak bagus,” ucapnya ketika dihubungi 1miliarsantri.net, Jumat (27/6/2025). Menurutnya, mata pelajaran AI dan coding itu lebih tepat diterapkan pada jenjang SMA,  “Karena menurut saya pendidikan dasar ini lebih pas untuk penguatan literasi, numerasi dan karakter jauh lebih penting,” tuturnya. Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi dalam pendidikan di Indonesia tercermin dari hasil penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Pada penilaian PISA 2022, secara keseluruhan Indonesia mendapatkan skor PISA 369 poin. Ironisnya, skor PISA 2022 ini merupakan skor terendah Indonesia yang nilainya relatif sama dengan skor tahun 2003 dan 2006. Dilihat dari masing-masing aspek yang dinilai, diketahui untuk pengetahuan matematika, Indonesia mendapatkan skor 366 poin. Penilaian pada aspek membaca, Indonesia mendapatkan skor 359 poin. Terakhir, domain sains dengan skor 383 poin. Dari ketiga domain penilaian tersebut, jelas bahwa penilaian terendah yang didapatkan Indonesia adalah pada aspek membaca. Bila dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia lainnya, situasi pendidikan di Indonesia menyedihkan. Misalnya Singapura dengan rata-rata skor PISA 560; Jepang mencapai skor 533; Korea Selatan mendapatkan angka 523; serta sejumlah negara lainnya, seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand, mendapat skor lebih baik dari Indonesia. Hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)  Iman Zanatul Haeri. Dia tak menampik bahwa penggunaan AI kini sudah merambah dunia pendidikan di Indonesia. Namun dia mengingatkan betapa perlunya peningkatan kemampuan literasi dan numerasi sebagai pondasi, sebelum mempelajari AI. Sebab AI juga tak lepas dari bias informasi yang jika ditelan mentah-mentah, bisa merugikan kelompok tertentu atau memperkuat stereotipe yang sudah ada. “Kelemahan AI ini juga mengandung bias karena dia menyediakan pikiran tunggal dan ini sebenarnya juga perlu diantisiapsi bagi anak-anak. Oleh karena itu kami melihat bahwa pembelajaran AI  ini bukan prioritas utama, proritasnya adalah meningkatkan daya literasi dan numerasi anak-anak kita. Karena kalaupun itu tidak ditingkatkan dulu, maka  pembelajaran AI akan menjadi sangat mentah,” jelasnya ketika dihubungi. Mengutip dari situs Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI),  bias dalam AI terjadi ketika sistem kecerdasan buatan menghasilkan keputusan yang condong atau tidak adil. Bias ini dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk data yang digunakan untuk melatih AI. Dampak negatif bias dalam AI termasuk diskriminasi, ketidakadilan, dan memperkuat stereotipe. Iman menambahkan perlu adanya aturan dalam penggunaan AI di dunia pendidikan agar guru maupun siswa bisa terlindungi dari bias tersebut. “Kami dari P2G sejak lama  mengusulkan  agar ada pengaturan etik AI di dunia pendidkan atau AI for Education kita bisa mengacu pada Beijing Concensus, di mana ketika kita  hidup di tempat yang banyak AI kata dalam naskah tersebut guru dan siswa harus dipersiapkan  untuk hidup di lingkungan seperti itu. Persiapan ini bukan hanya soal pelatihan, tapi juga perlindungan bagaimana melindungi guru dan siswa kita. Misalnya dari bias AI  yang bisa merusak hubungan guru dan siswa karena ada aktor ketiga di dalam kelas,” terangnya. Menghadapi era penerapan kurikulum kecerdasan buatan, kemampuan literasi yang kuat menjadi pondasi penting agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan bijak dalam memanfaatkannya. Kontributor : Ardhi Ridwansyah Editor : Toto Budiman

Read More

‘Gema Muharram 1447H’ Masjid Raya Jatimulya, Diikuti Hampir Seribu Peserta

Bekasi – 1miliarsantri.net: Umat Islam Indonesia dan dunia begitu antusias saat memasuki bulan Muharram, yang menandakan pergantian tahun Hijriyah. Begitu juga anak-anak yang berasal dari berbagai TK, TPQ dan Rumah Tahfidz se-Kelurahan Jatimulya. Bermacam-macam kegiatan diselenggarakan oleh berbagai kalangan, dengan beraneka macam acara sebagai bentuk syiar akan hadirnya Tahun Baru 1447 Hijriyah, seperti yang dilaksanakan oleh Masjid Raya Jatimulya, Jumat 1 Muharram 1447H bertepatan dengan 27 Juni 2025M. Gema Muharram 1447 Masjid Raya Jatimulya Diikuti 13 Kontingen Kolaborasi DKM Masjid Raya Jatimulya bersama Unit Pendidikan, dan Majelis Ta’lim Umahatul Khairat, menyelenggarakan “Gema Muharram 1447 H” dengan tema “Memaknai Tahun Baru Sebagai Momentum Peningkatan Keimanan, Kebangkitan Ketaqwaan serta Mempererat Persatuan dan Kesatuan.” Acara yang dibuka dan dilepas secara resmi oleh Ketua DKM Masjid Raya Jatimulya, Haji Sutarman diikuti 13 Kafilah/kontingan yang berasal dari berbagai TK, TPA/TPQ, KB dan Rumah Tahfidz yang berada di sekitar lingkungan Masjid Raya Jatimulya. 13 Kontingen berasal dari, TPA Al Muhajirin, TK Islam Masjid Raya Jatimulya, TPA Masjid Raya Jatimulya, TPA Ziyadaturahman, TPA Al Furqon, TPA At Taufiq, TPA AL Falah, TPA AL Iman, KB Melati A&A, TPA Annasrulruhi, Rumah Tahfid “RTO” Opung, TPQ-TPA Al Ikhlas dan TPA Almuttaqien. Ketua Panitia Hajah Dede kepada 1miliarsantri.net mengatakan, “Kami Panitia Gema Muharram Tahun 1447 Hijriyah, alhamdulillah pada tahun ini Masjid Raya Jatimulya dapat menyelenggarakan kegiatan seperti tahun-tahun sebelumnya.” Materi Kegiatan Panitia Gema Muharram 1447H menyelenggarakan kegiatan yang atraktif dan melibatkan semua peserta yang turut ambil bagian dalam gelaran tersebut. “Alhamdulillah, antusias sambutan dari pada lembaga-lembaga TK, TPA untuk mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah tadi malam sudah Sholat Tasbih, lalu tadi pagi kita sudah Karnaval yang diikuti 13 kontingen, lomba mewarnai diikuti 200 orang/peserta,” terang Hajah Dede. Diapun melanjutkan, “tentunya kami panitia merasa bangga, merasa senang-bersyukur bias melaksanakan kegiatan ini. Karena kami panitia tanpa didukung dan keikutsertaan dari masyarakat tidak ada apa-apanya. Ini merupakan kerja sama dari kita panitia dan masyarakat yang terdekat,” pungkas Hajah Dede.** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa dokumentasi RTO Opung

Read More

Ikatan Keluarga Minangkabau ‘IKM’ Ende Buka Taman Pendidikan Al-Qur’an ‘Al Istiqomah’

Ende – 1miliarsantri.net: Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Kabupaten Ende, kembali membuat terobosan penting dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan berbasis Al-Qur’an, dengan mendirikan dan meresmikan “Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Istiqomah.” TPA Al Istiqomah yang didirikan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IKM Kabupaten Ende, dibuka secara resmi pada Kamis 19 Juni 2025 berlokasi di Jalan Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Istiqomah “GRATIS” Ketua DPD IKM Kabupaten Ende, Haji Djamal Humris kepada redaksi 1miliarsantri.net, mengatakan “TPA Al Istiqomah memiliki 2 (dua) keistimewaan”, Haji Djamal melanjutkan, “TPA AL Istiqomah yang dibentuk oleh DPD IKM Kabupaten Ende, diprakarsai oleh Nasrul Chaniago. Pak Nasrul yang akrab disapa Anas Chan merupakan Koordinator IKM Sedaratan Flores, Lembata dan Alor.” Beliau seorang putra Minangkabau yang kaya ide-ide cemerlang dan pekerja keras tanpa pamrih, terang Haji Djamal. “Insya Allah, TPA Al Istiqomah menjadi tempat terbaik untuk belajar membaca dan menulis serta memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an, sekaligus membentuk budi pekerti luhur sesuai ajaran Islam dan mewarisi adat dan budaya para sesepuh orang Minang di Bumi Pancasila, pungkas Haji Djamal.*** Penulis / Editor : Thamrin Humris

Read More