Serapan Kuota Haji 99,6 Persen Sudah Terealisasi

Makkah – 1miliarsantri.net : Fase pemberangkatan jamaah Haji Indonesia pada penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 H / 2023 M yang berlangsung sejak tanggal 24 Mei hingga 25 Juni 2023 dengan serapan kuota Haji mencapai 99,6 persen, telah selesai dilakukan. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pemyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief. Hilman menyatakan, Kemenag telah memberangkatkan seuruh jamaah haji Indonesia dari berbagai emberkasi pemberangkatan yang sudah ditentukan. “Alhamdulillah, kerja keras semua pihak mengantarkan keterserapan kuota Haji Indonesia hingga 99,6 persen. Dari total kuota nasional 229.000 orang, realisasi penyerapannya mencapai 228.093 jamaah,” terang Hilman kepada media di Makkah, Arab Saudi, Minggu (25/6/2023). Hilman menambahkan, Kuota dasar jamaah Haji Indonesia pada tahun ini, kembali normal yakni sebesar 221.000. Rinciannya adalah 203.320 jamaah Haji reguler dan 17.680 jamaah Haji khusus. “Kuota dasar sebesar 221.000 ini terserap habis, 100 persen, baik Haji reguler maupun Haji khusus,” tegas Hilman. Selain kuota dasar, Indonesia juga memperoleh kuota tambahan sebesar 8.000 jamaah pada musim Haji tahun ini, yang terdiri dari 7.360 jamaah Haji reguler dan 640 jamaah Haji khusus. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Arab Saudi baru menyampaikan informasi pasti mengenai tambahan kuota ini kepada Kemenag RI pada 7 Mei lalu atau sekitar pertengahan Syawal 1444 Hijriah. “Saat itu, proses pelunasan kuota dasar pun masih berlangsung, sementara keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama jamaah Haji reguler dari Indonesia dimulai pada 24 Mei 2023,” imbuhnya. Ia mengakui bahwa waktu yang tersedia sangat tipis, namun pemerintah dalam hal ini Kemenag tetap berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk jamaah calon haji Indonesia. “Setelah ada kesepakatan dengan DPR, biaya Haji untuk kuota tambahan segera diajukan ke Istana untuk diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres). Jadi tahun ini ada dua Keppres yang mengatur biaya Haji kuota dasar dan kuota tambahan,” papar Hilman. Sebagai turunan, diterbitkan pula dua Keputusan Menteri Agama tentang pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji. “Di tengah waktu yang sempit waktu itu, jajaran Kemenag pun bekerja keras agar kuota tambahan juga bisa terserap optimal, hingga akhirnya pada batas akhir, ada 6.820 kuota Haji reguler yang memiliki visa,” tandasnya. Dari angka tersebut, sebanyak 6.462 jemaah Haji reguler bisa berangkat ke tanah suci. Sedangkan 358 orang lainnya yang telah mendapatkan visa, membatalkan untuk berangkat karena beragam alasan. “Jadi dari 7.360 kuota tambahan jemaah Haji reguler, tervisa 6.820 atau 87,8 persen dan berangkat ke Saudi sebanyak 6.462 orang,” tutur Hilman. Sementara itu untuk kuota tambahan jemaah Haji khusus, dari 640 kuota, 631 atau 98,6 persen di antaranya telah mendapatkan visa. Saat ini, seluruh jemaah Haji Indonesia, baik jemaah reguler maupun khusus telah berada di Makkah. Mereka nantinya akan menjalani ibadah wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah 1444 Hijriah atau 27 Juni 2023. (dul)

Read More

KKHI Memberikan Arahan Jamaah Sakit Saat Wukuf

Makkah – 1miliarsantri.net : Penanggung Jawab Safari Wukuf di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Dokter Budiana Rismawan, mengatakan, salah satu layanan yang hanya ditemukan di KKHI Makkah yaitu safari wukuf pada prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Safari wukuf ditujukan untuk jamaah haji sakit yang kondisinya tidak dapat melaksanakan wukuf secara mandiri. “Jamaah haji sakit tersebut nantinya akan diantar menggunakan alat transportasi darat ke area Arafah untuk melaksanakan wukuf. Namun tidak seluruh jamaah haji sakit dapat menjalankan safari wukuf. Jamaah haji sakit perlu memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut,” terang Dokter Budiana kepada media di Makkah, Sabtu (24/6/2023). Adapun kriteria Jamaah Haji sakit saat wukuf :Pertama, jamaah haji sakit dengan kesadaran yang baik dengan Hemodinamik (sirkulasi) stabil dan Mean Arterial Pressure (MAP) paling rendah 65 mmHg. Kedua, saturasi oksigen > 89 dengan nasal kanula 2-3 ltr/mnt. Ketiga, transportable yang berarti pada saat pemindahan tidak memperberat kondisi fisik, tidak berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jamaah haji sakit. Keempat, tidak mengidap penyakit menular atau tidak infeksius. Kelima, penyakit tidak dalam periode akut. Keenam, tidak dalam krisis hipertensi. Dokter Budiana menyampaikan bahwa sejak awal operasional KKHI Makkah sudah mulai mempersiapkan layanan safari wukuf. “Persiapan safari wukuf sebenarnya sudah kita mulai sejak awal operasional KKHI Makkah, yaitu melalui MCU yang sekaligus merupakan proses identifikasi nominasi jamaah haji sakit yang sesuai kriteria safari wukuf,” ujar Dokter Budiana. Untuk mempersiapkan layanan safari wukuf, KKHI Makkah sudah mulai mengidentifikasi sejak pelaksanaan Medical Check Up (MCU) untuk jamaah haji risiko tinggi (risti). Dokter pelaksana MCU sekaligus melakukan identifikasi mana jamaah haji yang kondisinya masuk dalam kriteria safari wukuf. Selain itu nominasi dari MCU, KKHI Makkah membuka usulan nominasi dari kloter. Nominasi ini akan dilaksanakan pemeriksaan pada poli safari wukuf yang akan dilaksanakan pada 22 hingga 24 Juni 2023 di pos kesehatan sektor daerah kerja (Daker) Makkah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah nominasi dari kloter sudah sesuai dengan kriteria safari wukuf. Dokter Budiana menyampaikan bahwa safari wukuf diutamakan untuk jamaah haji sakit yang dirawat di KKHI Makkah dan memenuhi kriteria. Oleh karenanya dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) pasien rawat inap di KKHI Makkah akan mengidentifikasi jamaah haji sakit mana yang masuk kriteria safari wukuf dan mana yang akan dibadalkan. “Selain itu, tim visitasi juga akan melakukan identifikasi jamaah haji sakit yang sudah masuk dalam kamar perawatan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Jamaah haji sakit yang diperbolehkan pulang dan tidak dengan pulang paksa,” jelas Dokter Budiana. (dul)

Read More

Pemerintah Saudi Mengimbau Jamaah Agar Menggunakan Masker

Makkah – 1miliarsantri.net : Presidensi Umum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengimbau ke seluruh jamaah yang mengunjungi tempat-tempat suci di Tanah Suci untuk mengenakan masker medis. Seruan keselamatan publik ini muncul di tengah tingginya wisatawan dengan jumlah yang signifikan. Peningkatan jumlah peziarah tahun ini berkaitan dengan pelonggaran pembatasan perjalanan domestik dan internasional. Melalui pernyataan resmi yang dirilis di Twitter, Presiden Umum Umum mengatakan, “Imbauan tersebut bertujuan untuk memastikan keselamatan para peziarah dan orang lain.” Pernyataan tersebut menekankan “pentingnya komitmen untuk mengenakan masker medis dan mematuhi instruksi dari pegawai kepresidenan dan otoritas yang beroperasi di Masjidil Haram.” Akhir pekan ini, Kementerian Haji Saudi mengkonfirmasi lebih dari satu juta jamaah telah tiba di kerajaan. Jumlah ini menjadi yang terbesar selama tiga tahun ke belakang menyusul pelonggaran pembatasan yang awalnya diberlakukan karena pandemi COVID-19. “Sekitar 1.150.000 jamaah telah tiba di Arab Saudi untuk haji,” kata Mohammed Al Bijawi, Wakil Menteri Haji dan Umrah, seperti dikutip dari Gulf News, Rabu (21/6/2023). “Jumlah jamaah terus meningkat di tengah persiapan yang terus dilakukan,” imbuhnya. Sebagai informasi, Arab Saudi akan menerima lebih dari dua juta jamaah haji di tahun ini. Selain itu, Kementerian Haji dan Umrah juga mengeluarkan peringatan kesehatan bagi para jamaah agar tidak makan makanan yang terpapar. Anjuran ini dibuat untuk membantu melindungi kesehatan para peziarah selama menjalankan ibadah haji. Karena itu, disarankan bagi jamaah haji untuk tidak membawa makanan dari negara asal. Kementerian pun meyakinkan bahwa area di sekitar Masjidil Haram, Mekkah dipenuhi dengan berbagai restoran yang melayani beragam selera komunitas Muslim internasional. Jamaah juga disarankan untuk memastikan teratur makan agar dapat beribadah dengan nyaman. Selain itu, makan yang teratur dapat memberi energi yang dibutuhkan selama beribadah sekaligus menghindari kelelahan. Kemudian, jamaah juga diimbau untuk menghindari makanan yang tidak biasa dikonsumsi sebelum perjalanan. Kementerian pun menekankan perlunya minum banyak air juga kebersihan pribadi seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. (dul)

Read More

Tercatat Sebanyak 89 Orang Jamaah Haji Meninggal di Tanah Suci

Makkah – 1miliarsantri.net : Hingga hari ke-27 operasional pelaksanaan haji, Senin (19/6/2023) pukul 8.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), Jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci kembali bertambah Tercatat jumlah jamaah haji yang wafat mencapai 89 orang. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), jamaah meninggal di tiga lokasi, yakni di Makkah 54 orang, di Madinah 32 orang, dan Jeddah tiga orang (satu di antaranya wafat di pesawat dalam perjalanan menuju Tanah Suci). Jamaah haji yang wafat di Tanah Suci ini masih didominasi kelompok lanjut usia (Lansia) yakni usia 65 tahun ke atas 50 orang dengan rincian 28 jamaah meninggal di Makkah, 19 di Madinah, dan 3 di Jeddah. Dari total 89 kasus kematian ini juga, 52 di antaranya merupakan jamaah dengan risiko tinggi (Risti) kesehatan, sementara 37 sisanya non-risti. Sementara berdasarkan data Penyelenggaraan Kesehatan Haji Kemenkes RI di Arab Saudi, disebutkan bahwa penyebab kematian pada jamaah ini didominasi oleh penyakit jantung (infark miokard akut 28 kasus dan syok kardiogenik 17 kasus), serta penyakit stroke 5 kasus. Sedangkan sisanya tidak dirinci. Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Edi Supriyatna menjelaskan, penyebab jamaah haji non-risti meninggal kebanyakan adalah penyakit jantung (syok kardiogenik dan infark miokard). Keduanya merupakan dua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian jamaah. Menurut nya, penyakit jantung tersebut tidak serta merta muncul saat jamaah berada di Tanah Suci. “Sebenarnya banyak diantara nya sudah memiliki penyakit jantung di Tanah Air. Banyak jamaah haji tidak menyadari telah memiliki penyakit jantung,” terang Dokter Edi kepada tim Media Center Haji (MCH) di Makkah beberapa waktu lalu. Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Sementara syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah KKHI Makkah, Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya perfusi atau aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung. “Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jamaah haji dengan risiko tinggi,” katanya. Dokter Aditya mengatakan, faktor risiko tersebut antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya, hingga stres emosional. Karena itu, KKHI Makkah mengimbau kepada seluruh jamaah yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatannya terutama menjelang puncak ibadah haji pada 9 Dzulhijjah 1444 H atau diperkirakan jatuh pada tanggal 27 Juni 2023 nanti. (dul)

Read More

Sudah 62 Jamaah Haji Wafat di Tanah Suci

Makkah – 1miliarsantri.net : Hingga hari Sabtu (17/06/2023) jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci sudah mencapai 62 orang. Jumlah ini berdasarkan data terbaru Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per Jumat, 16 Juni 2023 pukul 17.45 Waktu Arab Saudi (WAS). Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid mengatakan, seluruh jamaah haji yang wafat di Tanah Suci akan mendapatkan hak-haknya mulai dari pengurusan jenazah hingga asuransi jiwa untuk ahli warisnya. Untuk pemakaman, Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan lahan pemakaman bagi jamaah haji yang wafat baik di Madinah, Jeddah, maupun Makkah. “Bagi para jamaah yang meninggal, dilakukan proses pemakaman. Kalau di Madinah Pemerintah Arab Saudi menyiapkan beberapa lokasi, tergatung pada situasi, ketersediaan, dan kesiapan lahan. Bahkan ada yang bisa di Baqi,” terang Subhan di Jeddah. Sementara yang wafat di Makkah, Pemerintah Indonesia melalui PPIH Arab Saudi telah mengajukan agar jamaah tersebut bisa dimakamkan di Pemakaman Ma’la. Meski begitu, dia mengakui tidak mudah jamaah haji bisa dimakamkan di Ma’la. “Tentu saja ada kriteria yang bisa dimakamkan di Ma’la. Tapi secara terbuka dan siap dipakai itu (pemakaman) di wilayah Soraya. Itu sebuah wilayah di dekat Arafah. Dan itu lahannya sudah disiapkan sangat luas,” tutur Subhan. “Kalau di Jeddah, nama tempatnya Soraya juga, sudah beberapa jamaah dimakamkan di sana setiap tahunnya,” sambungnya. Subhan memastikan, Pemerintah Arab Saudi sudah sangat siap dalam mengurus jamaah haji yang wafat di Tanah Suci. Para jamaah yang wafat ini akan ditangani oleh instansi-instansi yang telah ditunjuk pemerintah Saudi. “Kalau di Jeddah itu melalui Maktab Wukala, kalau di Madinah itu melalui Syarikah Adila, kemudian di Makkah melalui Syarikah Masyari. Jadi prosedurnya, SOP-nya memang sudah disiapkan. Insyaallah akan tertangani dengan baik, secara administrasi sangat tertib,” ujar Subhan. Dia menjelaskan, ahli waris atau keluarga masih bisa menziarahi jamaah yang wafat dan dimakamkan di Tanah Suci. Mereka tak perlu khawatir kesulitan mencari, meski makam di Arab Saudi umumnya hanya berupa gundukan tanah dan batu, tanpa ditulis identitas nya. “Bagi ahli waris atau warga yang suatu saat akan berziarah ke Tanah Suci dan ingin melihat atau berziarah ke makam tersebut, datanya lengkap, meskipun di makam itu tidak ditulis seperti kita (di Indonesia) ada nisan dan sebagainya,” ujarnya. Makam-makam tersebut tetap diberi nomor. Nomor itu yang terdata lengkap di komputer di kantor adminstrasi pemakaman itu, jelas si A si B-nya. “Yang penting (ahli waris) bawa dokumen saja, dokumen apa saja yang menunjukkan orang tersebut dimakamkan di situ, entah itu apspor atau nomor kalau dia punya nomor, di sana akan dicari, dicocokkan,” pungkas Subhan. (dul)

Read More

Pemerintah Tidak Memfasilitasi Tarwiyah Kepada Jamaah

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menghimbau ke seluruh jamaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan fisik untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di ‘Arafah dan mabit di Muzdalifah serta Mina. Kemenag tidak menganjurkan jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. “Besarnya mobilitas jamaah haji pada tahun ini dan juga karena cuaca panas di Makkah yang sangat tinggi yang berisiko kepada kesehatan jamaah,” terang Kasi Bimbad Daerah Kerja (Daker) Madinah Yendra Al Hamidy, di Bir Ali, Madinah, Jumat (16/06/2023). Yendra menegaskan, meskipun secara fikih ibadah tarwiyah memang ada dan Rasulullah pernah melakukannya, jamaah haji Indonesia sebaiknya tidak memaksa melakukannya. Tarwiyah adalah proses menginapnya jamaah haji di Mina sebelum mereka melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah. Selama satu malam sebelum tiba puncak ibadah haji, jamaah melakukan perenungan akan kebesaran Allah SWT dan juga berdoa serta berzikir. “Masalah tarwiyah secara fikihnya ada. Rasulullah juga pernah melaksanakan salat Tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. Tetapi karena jamaah yang luar biasa, lansia yang luar biasa sebaiknya tidak memaksa menjalankan,” ujar Yendra kepada tim MCH. Pemerintah juga tidak memberikan layanan secara khusus yang difokuskan untuk ibadah pada tanggal 8 Zulhijjah itu. Meskipun secara pemantauan tetap akan dilakukan. “Yang (kondisi) normal saja pemerintah tidak memfasilitasi ibadah tarwiyah secara khusus. Tetapi tetap memantau lewat kloter masing-masing,” kata Yendra lagi. Yendra juga mengatakan, meskipun demikian pihaknya meyakini tetap akan ada jamaah haji Indonesia yang menjalankan ibadah tarwiyah. Pemerintah pun dalam hal ini tidak akan melarangnya. “Jamaah yang tarwiyah silakan. Intinya yang sunnah silahkan jalankan. Tapi jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan, karena besoknya akan wukuf di Arafah,” Pada intinya menurut Yendra, posisi pemerintah saat ini tidak menyuruh dan juga tidak melakukan jamaah haji melaksanakan ibadah tarwiyah. Konsekuensi, tidak ada fasilitas yang disiapkan untuk jamaah yang menjalankan tarwiyah. Maka akan dikembalikan ke jamaah masing-masing. (dul)

Read More

Pembayaran Dam Petugas Haji Dilakukan Kolektif, Daging Dibagikan di Indonesia

Makkah – 1miliarsantri.net : Untuk pertama kali, pengumpulan dam petugas haji yang menunaikan ibadah haji tamattu para petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dilakukan secara kolektif. Para petugas haji diwajibkan membayar dam berupa seekor kambing. Setelah dipotong di Tanah Suci, daging dam para petugas akan didistribusikan ke Indonesia. Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurahman menjelaskan, hal tersebut untuk menindaklanjuti Surat Edaran Dirjen PHU terkait pembayaran dam/hadyu kolektif PPIH Arab Saudi tahun 1444 H. Untuk melaksanakan surat edaran tersebut, Kemenag juga telah menunjuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al-Ukaisyiyah di Makkah sebagai tempat pembayaran dam atau hadyu. “Dari beberapa usulan, Al-Ukaisyiyah ditunjuk sebagai RPH pembayaran dam karena memiliki prinsip amanah, transparan, dan akuntabel,” terang Khalil, kepada media, Kamis (15/6/2023). Ia menyebut, harga dam yang ditentukan untuk PPIH cukup rasional, sebesar 600 riyal Saudi per orang. Angka tersebut sudah termasuk harga kambing jenis barbari, jasa penyembelihan, pengulitan, pembersihan perut, pendinginan (storage cold), packing, serta biaya pendistribusian dam ke wilayah Makkah. Khalil menyampaikan, ada juga harga yang lebih tinggi, yakni berkisar hingga 750 riyal. Harga ini dipatok lebih mahal mengingat nantinya daging kurban akan disalurkan ke negara-negara miskin. Adapun untuk kurban, syarat kambing harus sehat dan tidak cacat, dengan usianya minimal satu tahun dan domba minimal enam bulan. Di RPH Al-Ukaisyiyah, semua kambing telah disahkan oleh dewan syariah. RPH ini disebut memiliki 150 dokter hewan dengan 1.200 karyawan, bahkan 3.000 juru jagal saat musim haji. Terletak di lahan seluas 20 hektare, RPH tersebut telah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan, Air, dan Pertanian Saudi. “Setelah proses penyembelihan, petugas haji akan mendapat tanda bukti sertifikat dari rumah pemotongan hewan (RPH) telah melaksanakan dam,” kata Khalil telah menerima sertifikat bukti pembayaran damnya. Selain dibagikan kepada fakir miskin di Makkah, rencananya daging sembelihan dam para petugas haji ini juga akan disalurkan ke Indonesia. Langkah yang dilakukan bekerjasama dengan Baznas ini merupakan ikhtiar untuk membangun ekosistem ekonomi haji. Kementerian Agama (Kemenag) juga menunjuk RPH Al-Ukaisyiyah sebagai rujukan bagi jamaah haji Indonesia untuk pembayaran dam agar lebih transparan. Sebelumnya telah dilakukan survei ke RPH ini dan RPH Al-Ukaisyiyah terbukti mengantongi izin resmi dari pemerintah terkait pengelolaan rumah potong hewan. Pembayaran dam melalui RPH Al-Ukaisyiyah juga lebih aman karena mereka akan menerbitkan sertifikat bagi jamaah atau petugas yang telah melakukan pemotongan hewan di sana. “Sertifikat itu dikeluarkan langsung dan ditandatangani oleh direktur perusahaan RPH ini. Selain itu, sarana dan fasilitas penyembelihan kambing bersih, steril dan lengkap, bahkan mampu menyembelih hingga 204.000 kambing per hari pada musim haji,” ujar Khalil. Tidak hanya itu, ia menyebut proses penyembelihan dilakukan sesuai syariat Islam. Kemudian, kambing dikuliti dan dilanjutkan dengan pembersihan isi perut hewan secara steril. Setelah itu, daging hadyu tersebut disimpan ruang pendingin dan selanjutnya didistribusikan. Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Zulkarnain Nasution menjelaskan dam harus dipahami bahwa bukan merupakan pelanggaran. Dam ini merupakan “hadyu” bagi orang yang melaksanakan haji tamattu, yakni melaksanakan umrah sebelum berhaji. Sebagian besar jamaah dan petugas haji Indonesia melaksanakan haji tamattu. Dam artinya darah, dalam hal ini maksudnya membayar denda dengan cara menyembelih seekor kambing. Hadyu artinya sesuatu yang dipersembahkan untuk Tanah Haram berupa hewan atau yang lainnya. Dalam konteks ini adalah khusus hewan yang bisa dijadikan kurban, yaitu unta, sapi, atau kambing. Bila seseorang tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli seekor kambing untuk bayar dam, maka denda atau damnya boleh diganti dengan berpuasa 10 hari, tiga hari dikerjakan di Tanah Haram dan tujuh hari setelah pulang di Tanah Air, seperti dijelaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 196. Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 merekomendasikan adanya tata kelola pembayaran dam bagi jamaah haji Indonesia. Dalam ibadah haji dam adalah denda yang harus dibayar jamaah haji dengan menyembelih seekor kambing yang dagingnya dibagikan ke fakir miskin. Direktur Bina Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengatakan perbaikan tata kelola dam lahir dari keprihatinan para ulama dan tokoh. Sebab praktik pembayaran dam agak mengkhawatirkan. “Orang hanya bayar dam dalam jumlah 300 riyal atau 350 riyal, kemudian mereka yang membayar dam bisa sambil berziarah. Akhirnya kita tanya sama yang punya otoritas (pihak yang punya banyak kambing ribuan), katanya mustahil harga segitu (dapat bayar dam), akhirnya jadi tanda tanya,” ujar Arsad kepada media di Makkah, Jumat (9/6/2023). Arsad mengatakan, berdasarkan hasil rekomendasi Mudzakarah Perhajian Indonesia, dibentuklah tim untuk survei penyembelihan hewan dam. Sekaligus mencari lokasi yang memiliki otoritas dan izin resmi dari Arab Saudi untuk mengelola pembayaran dam. Arsad menyampaikan, pihaknya sudah menerbitkan surat edaran pada 2023 terkait pengelolaan hewan dam. Pada tahun ini pengelolaan hewan dam fokus untuk petugas haji kloter dan nonkloter terlebih dahulu. “Dengan surat edaran tersebut, semua petugas haji yang direkrut diwajibkan membayar dam melalui lembaga yang sudah ditetapkan dengan harga yang sangat rasional,” ujar Arsad. Dia menjelaskan, harga hewan dam menurut otoritas di Arab Saudi harga rasionalnya minimal 600 Riyal. Itu termasuk biaya penyembelihan, pembersihan, penyimpanan dan pendistribusian daging hewan dam di wilayah Makkah. Mudah-mudahan itu bisa memperbaiki tata kelola dam. Arsad juga menyampaikan, petugas haji yang membayar dam lewat otoritas resmi akan mendapat sertifikat. Sertifikat itu yang membuktikan bahwa dia telah menyembelih hewan dam di Makkah. “Tempat penyembelihan hewan dam yang dipilih adalah mereka yang memiliki izin resmi dari Kementerian yang berwenang di Arab Saudi,” tutup Arsad. (dul)

Read More

PPIH Siapkan Segala Sesuatu Menghadapi Puncak Pelaksanaan Haji

Makkah – 1miliarsantri.net : Jamaah Calon haji Indonesia 2023 terus berdatangan ke Kota Makkah Al-Mukarramah, baik dari Madinah maupun Jeddah. Sampai hari ini, Kamis (15/06/2023) tercatat ada 370 kelompok terbang (kloter) dengan 140.669 jamaah haji yang sudah berada di kota Makkah. Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023, M Subhan Cholid mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas), yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” terang Subhan. Subhan merinci di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 Tim. Setiap tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jamaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Tim adhoc ini beranggotakan petugas pelindungan jamaah (linjam), tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. Insyaallah kebutuhan layanan kepada jamaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” ujar Subhan. Subhan menambahkan, pihaknya juga akan menempatkan sejumlah personel di 70 maktab yang ditempati jamaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan maktab dalam memberikan layanan akomodasi jamaah. Selain itu, ada juga personel yang akan melakukan pengawasan layanan katering. “Jamaah akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab. Kita siapkan tim yang melekat untuk melakukan pengawasan,” sebut Subhan. Khusus di Mina, kata Subhan, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jamaah, disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah. “Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jamaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jamaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” papar Subhan. Dia menambahkan, dari Jamarat menuju tenda di Mina, disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jamaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat. Menurut Subhan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insyaallah kita akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” terangnya. Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrahnya bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah. Sebab, untuk sampai ke jamarat, harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km, kalau pergi pulang berarti 6 km. Sementara jarak terjauh mencapai 7 km, kalau pergi pulang berarti 14 km. “Ini tentu bagi jamaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jamaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” jelas Subhan. Subhan menjelaskan, PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jamaah haji 2023 pada fase Armina. Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan.Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS).Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS.Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai. “Jadi ada tiga trip pemberangkatan jamaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jamaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jamaah. Jadi insyaallah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” sebut Subhan. Pergerakan selanjutnya adalah dari Arafah menuju Muzdalifah, setelah jamaah menjalani ibadah wukuf. Pada fase ini, sarana transportasi yang digunakan setiap maktab dikurangi menjadi hanya 9 bus. Sehingga, proses penjemputan jamaah diperkirakan akan sampai tujuh hingga delapan putaran. Dari Muzdalifah, jamaah selanjutnya akan diberangkatkan menuju Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina, hanya sekitar 2 km. Karenanya, untuk menghindari kemacetan, armada yang digunakan kembali dikurangi, menjadi hanya 5 bus per maktab. Ini berakibat pada proses perputaran bus menjadi lebih banyak. “Untuk pergerakan dari Mina ke Makkah, armada yang digunakan akan kembali menjadi 21 bus per maktab. Jamaah yang mengambil nafar awal akan diberangkatkan pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari, sedang yang mengambil nafar tsani diberangkatkan dari Mina pada 13 Zulhijjah,” jelas Subhan. Skema persiapan puncak haji ini, kata Subhan, akan mulai disosialisasikan ke petugas dan jemaah. Petugas diharapkan bisa memahami tugas dan pos layanannya masing-masing. Jamaah memahami bahwa ada banyak petugas yang akan melayani mereka di setiap tahapan puncak haji. “Masing-masing maktab sudah melakukan koordinasi terkait pembagian jadwal keberangkatan. Jadwal itu akan diinformasikan ke petugas dan jamaah agar dipahami dan dipedomani,” pungkasnya. (dul)

Read More

Total 58 Jamaah Calon Haji Meninggal Dunia

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Biro Humas, Data, dan Informasi melaporkan, hingga 13 Juni 2023 tercatat jumlah jemaah haji meninggal dunia di Arab Saudi mencapai 58 orang. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag RI Akhmad Fauzin merinci, jamaah yang wafat di Mekkah sebanyak 28 orang, Madinah 28 orang, dan di Jeddah 2 orang. “Jamaah meninggal di Mekkah bertambah 4 orang, berasal dari embarkasi SUB 18, BTH 03, JKG 30, dan KJT 01. Total jamaah wafat di Arab Saudi sebanyak 58 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” terang Akhmad dalam konferensi pers secara daring, Rabu (14/6/2023). Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga 13 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jumlah jamaah yang datang ke Arab Saudi berjumlah 142.514 orang atau 370 kloter. Adapun jamaah dan petugas yang diberangkatkan haji dari Madinah ke Mekkah mencapai 7.647 atau 20 kloter. “Total jamaah haji yang masih ada di Madinah sebesar 20.964 orang yang tergabung dalam 55 kloter,” imbuhnya. Lebih lanjut, jamaah dan petugas yang masuk asrama haji hari ini untuk diberangkatkan ke Tanah Suci berjumlah 6.961 orang yang terdiri dari 12 kloter. Rinciannya, embarkasi Medan sebanyak 360 orang/1 kloter, embarkasi Batam 374 orang/1 kloter, embarkasi Padang 393 orang/1 kloter, embarkasi Palembang 360 orang/1 kloter, dan embarkasi Jakarta Pondok Gede 1.484 orang/4 kloter. Lalu, embarkasi Jakarta Bekasi 880 orang/4 kloter, embarkasi Solo 720 orang/2 kloter, embarkasi Surabaya 900 orang/2 kloter, embarkasi Banjarmasin 330 orang/1 kloter, embarkasi Lombok 393 orang/1 kloter, embarkasi Kertajati 374 orang/1 kloter, dan embarkasi Ujung Pandang Makassar 393 orang/1 kloter. “Saat ini, pemberangkatan jamaah haji sudah memasuki gelombang kedua. Secara bertahap jamaah haji gelombang kedua yang terbang dari embarkasi di Tanah Air telah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan sudah mengambil miqot terlebih dahulu didalam pesawat. Mereka akan diberangkatkan ke Mekkah untuk menjalani umrah haji,” pungkasnya. (dul)

Read More

Masjid Kuno Ini Seluruh Bangunan Terbuat Dari Lumpur

Mali – 1miliarsantri.net : Bisa dibayangkan jika ada yang seluruh bangunan nya terbuat dari lumpur dan sudah berdiri ribuan tahun lamanya. Tentu saja bangunan tersebut menjadi unik dan menarik. Masjid Agung Djenne namanya, terletak di Mali. Kehadiran masjid ini menjadi bangunan terunik di dunia. Dari depan saja, bangunan seperti sebuah istana pasir. Pada bagian depan, ada bangunan seperti benteng dengan bentuk unik. Di atap terlihat kubah kecil yang melambangkan jika lokasi tersebut adalah masjid. Hebatnya lagi, bangunan itu bisa berdiri ratusan tahun lamanya. Salah satu rahasia masjid tersebut bisa bertahan ratusan tahun adalah masyarakat setempat rutin merestorasi masjid setiap tahun. Seperti pada Rabu (7/6/2023) lalu. Ribuan orang berkumpul untuk memasang kembali tembok Masjid Agung Kota Djenné. Terlihat masyarakat merenovasi masjid dengan banco (campuran tanah, air, bekatul, shea butter, dan bubuk baobab). Banco melindungi bangunan dari erosi, yang disebabkan oleh hujan lebat, dan retakan serta retakan yang disebabkan oleh cuaca panas. Masjid Agung Djenne ditemukan sekitar abad 800 dan 1250 C.E, dan menjadi pusat perdagangan, dan pembelajaran Islam, di mana sudah dimulai sejak abad ke-19. Setelah itu, Masjid Agung menjadi salah satu bangunan terpenting di kota, karena menjadi simbol bagian penduduk lokal, dan kekuatan kolonial Prancis yang menguasai Mali di Tahun 1892. Selama berabad-abad lamanya, masjid agung sudah menjadi sentral kehidupan budaya, serta agama di Mali dan juga komunitas Djenne. Berdasarkan legenda, masjid agung di abad ke 13 ketika Raja Koi Konboro memutuskan untuk menggunakan material lokal, dan teknik desain tradisional untuk membuat tempat ibadah muslim. Raja Konboro kemudian menambahkan dua menara di masjid yang dipagari dengan sebuah dinding. Fondasi kokoh dari masjid rupanya bisa bertahan selama beratus tahun lamanya. Seorang penjelajah bernama Rene Caillie menulis kisah pembangunan masjid Agung tersebut dalam catatan Journal d’un Voyage yang mengisahkan perjalanannya ke Djenne di tahun 1827. Dia pun menjadi saksi satu-satunya yang pernah melihat monumen tersebut sebelum hancur. Di dalam buku jurnalnya ia menggambarkan jika kondisi buruk, dan kurangnya perawatan membuat masjid meleleh ketika musim hujan karena peralihan musim yang membuat bangunan bagian luar mudah meleleh oleh sebab itu dibutuhkan plesteran untuk menjaga bangunan. Berdasarkan deskripsi Rene, kunjungannya bertepatan dengan periode ketika masjid tersebut belum diplester ulang selama beberapa tahun, dan beberapa musim hujan mungkin telah menghilangkan semua plester. Masjid kedua yang dibangun antara 1834 dan 1836 menggantikan bangunan asli dan rusak yang digambarkan oleh Rene. Bisa dilihat bukti konstruksi ini di foto jurnalis Prancis Felix Dubois. Pada 1896, tiga tahun setelah penaklukan Prancis di kota tersebut, Felix kemudian membuat sebuah rencana masjid berdasarkan survei reruntuhannya. Mengutip khanacademy, sekarang dan ketiga dari Masjid Agung selesai pada 1907. Beberapa ilmuwan berpendapat, orang Prancis membangunnya selama masa pendudukan kota mereka mulai 1892. Namun, tidak ada dokumen kolonial yang mendukung teori ini. Sebuah penelitian baru meyakini jika masjid dibangun karena hasil kerja buruh paksa dari pedesaan. Namun, bangunan sungguh cantik, dan sudah menjadi salah satu warisan dunia dari UNESCO pada 1988. (fq)

Read More