Banyaknya Permukiman Ilegal Israel Jadi Hambatan Besar Perdamaian dengan Palestina

Washington — 1miliarsantri.net : Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tom Wennesland, mengakui permukiman ilegal Israel telah menjadi hambatan besar dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Hal itu disampaikan Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB, Senin (21/8/2023) Wennesland mengungkapkan, Israel telah melakukan penghancuran dan penyitaan tanpa henti atas properti milik warga Palestina. “Otoritas pendudukan Israel menyita, menghancurkan atau mendorong pemilik untuk menghancurkan 58 fasilitas Palestina di Area C Tepi Barat dan enam fasilitas di Yerusalem Timur, membuat 28 warga Palestina kehilangan tempat tinggal, termasuk 14 anak-anak,” ucapnya. Dia pun menyoroti tindakan Israel menghancurkan sekolah dasar Palestina hanya beberapa hari menjelang dimulainya tahun ajaran baru. Selain itu Wennesland turut menyuarakan keprihatinan atas berlanjutnya aksi kekerasan pasukan Israel, termasuk oleh para pemukim di desa-desa Palestina. Menurut Wennesland, sepanjang tahun ini, lebih dari 200 warga Palestina telah tewas di tangan pasukan Israel. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak 2005. “Anggota Dewan (Keamanan) hari ini jelas bahwa kekerasan harus dihentikan. Saya mendesak para pemimpin untuk bertindak sekarang guna menenangkan situasi. Spiral kekerasan ini tidak mengarah ke mana pun selain pertumpahan darah,” tulis Wennesland di akun X (Twitter)-nya. Kendati demikian, dia pun tetap menekankan perlunya menghidupkan cakrawala politik untuk proses perdamaian Israel-Palestina. “Meskipun kita harus segera fokus pada penanganan isu-isu paling kritis dan meredakan situasi di lapangan, kita tidak bisa mengabaikan kebutuhan untuk memulihkan cakrawala politik,” ucapnya. Organisasi pemantau aktivitas permukiman Israel, Peace Now, mengungkapkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengalokasikan dana tambahan sebesar 700 juta shekel atau setara Rp2,8 triliun untuk mencaplok wilayah Tepi Barat. Hal itu diungkap Peace Now dalam laporan terbarunya bertajuk “Funding Annexation: Additional 700 Million NIS Earmarked for Settlements in 2023-2024” yang dirilis Jumat (18/8/2023). Dalam laporannya Peace Now mengungkapkan, Pemerintah Israel menyiapkan rencana investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni sekitar 700 juta shekel, untuk proyek permukiman ilegal di Tepi Barat. “Menurut draf dokumen yang kami terima, ruang lingkup rencananya adalah 671,63 juta shekel dari anggaran 2023-2024. Namun ada klausul yang belum menentukan jumlah alokasi, sehingga jumlah total diharapkan meningkat secara signifikan,” kata Peace Now. Peace Now menyebut, sekitar 92 juta shekel ditandai sebagai hibah yang tidak ditentukan. Hal itu memungkinkan dana tersebut digunakan untuk proyek permukiman ilegal. “Alih-alih berinvestasi di masa depan Israel, Pemerintah Israel menggelontorkan uang ke permukiman, melanggengkan pendudukan, serta memicu konflik dan konfrontasi dengan Palestina,” ungkap Peace Now. Peace Now adalah organisasi berbasis di Israel yang dibentuk pada Maret 1978. Salah satu tujuan organisasi itu adalah mengadvokasi perdamaian Israel dengan Palestina dan negara Arab lainnya. Terkait isu Israel-Palestina, Peace Now telah menyatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri perseteruan adalah dengan menerapkan solusi dua negara. Artinya negara Israel dan Palestina hidup berdampingan. Pada dekade 1990-an, Peace Now menyatakan bahwa proyek permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur, merupakan hambatan utama bagi tercapainya solusi dua negara. Peace Now kemudian membentuk tim bernama The Settlement Watch untuk memantau dan menganalisis dampak pembangunan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina. Saat ini diperkirakan terdapat 700 ribu pemukim Israel yang tinggal di 164 permukiman ilegal dan 116 permukiman liar di wilayah Tepi Barat. Palestina dan komunitas internasional sudah sangat sering mendesak Israel agar tak memperluas pembangunan permukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina. Namun seruan dan desakan itu tak pernah digubris. Israel mulai menduduki Tepi Barat dan Yerusalem pasca berakhirnya Perang Arab-Israel pada 1967. (ran/ap) Baca juga :

Read More

Bella Hadid Serang dan Kritik Menteri Keamanan Nasional Israel

Yerusalem — 1miliarsantri.net : Supermodel AS keturunan Palestina Bella Hadid mengkritik Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terkait pembatasan gerak yang dilakukan dan mengenai hak hidup untuk warga Palestina. Keduanya terlibat debat melalui media dan media sosial. Berawal dalam sebuah wawancara dengan N12 News, Rabu (23/08/2023) Ben-Gvir mengatakan, hak hidup dan gerak pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat lebih tinggi dibandingkan hak yang dimiliki warga Palestina. Ia menyebut Tepi Barat dengan nama Ibrani yang tercantum di biblikal, Yudea dan Samara. Telah lama warga Palestina berjuang melawan pembatasan bepergian, termasuk mereka harus melalui pos-pos pemeriksaan yang didirikan Israel di Tepi Barat. Di wilayah ini mereka menghadapi banyak rintangan dan menjadi bagi masa depan mereka. Ben-Gvir yang hidup bersama keluarganya di permukiman Yahudi di Kiryat Arba, dekat Kota Hebron, Tepi Barat menyatakan pembatasan gerak terhadap warga Palestina dibutuhkan untuk melindungi keamanan keluarganya. ‘’Hak saya, hak istri saya, hak anak-anak saya untuk bepergian di jalanan Yudea dan Samaria lebih penting dibandingkan hak yang dimiliki orang-orang Arab (Palestina),’’ kata Ben-Gvir. Supermodel Bella Hadid, yang ayahnya berasal dari Palestina dan selama ini dikenal sangat vokal mendukung hak Palestina, mengkritik pernyataan Ben-Gvir di akun Instagramnya yang memiliki pengikut hampir 60 juta di akun media sosial tersebut. ‘’Tak ada tempat, tak ada masa, khususnya pada 2023 ini tak seharunya hidup seseorang lebih penting dibandingkan yang lainnya. Terutama karena etnis, budaya mereka atau karena murni kebencian,’’ kata Hadid di postingan Instagramnya, Kamis (24/08/2023). Ben-Gvir kemudian meresponsnya sehari kemudian, Jumat (25/08/2023). Ia menyebut Hadid sebagai pembeci Israel dan hanya mengunggah satu segmen dari wawancaranya dengan media di akun Instagramnya tersebut dengan tujuan menggambarkan dirinya rasis. Kementerian Luar Negeri Palestina, Kamis, menyebut Ben-Gvir rasis dan mengerikan atas pernyataannya bahwa hak hidup pemukim Yahudi di Tepi Barat lebih penting daripad hak Palestina. ‘’Ini mengonfirmasi rezim apartheid Israel yang mengusung supremasi Yahudi.’’ Israel menentang pandangan pihak lain yang menyatakan mereka menerapkan sistem apartheid terhadap Palestina. Kekerasan di Tepi Barat bermunculan dalam 15 bulan terakhir ini. Ditandai dengan intensnya operasi militer, serangan Palestina di jalanan. Selain itu, pemukim Yahudi juga melakukan serangan terhadap desa-desa Palestina. Sejak Januari, setidaknya 188 warga Palestina dan 35 orang Israel kehilangan nyawa. Ben-Gvir, anggota kabinet pemerintahan koalisi religius-nasionalis dianggap sosok garis keras. Ia mendukung terorisme dan pernyataan-pernyataan anti-Arab. Ia menyatakan, pandangan-pandangannya menjadi lebih moderat sejak bergabung di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tanpa memberikan penjelasan mendetal soal ini. Israel mengambil alih Tepi Barat pada perang Timur Tengah tahun 1967. Mereka terus memperluas wilayah pendudukannya dengan membangun permukiman-permukiman ilegal. PBB dan mayoritas negara dunia tak mengakui permukiman Yahudi tersebut. (hus/afp) Baca juga :

Read More

Beredar Video di Wilayah Saudi Diterjang Badai Petir Yang Sangat Dahsyat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sejumlah wilayah di Arab Saudi, diantaranya Madinah, termasuk Makkah dan Jeddah, diterjang badai petir yang sangat luar pada hari Selasa. Peringatan hujan deras berlaku hingga pukul 23.00 WAS (Selasa) atau pukul 03.00 WIB (Rabu). Di tengah cuaca ekstrem tersebut, terlihat para jamaah di Masjidil Haram tetap melanjutkan salat mereka. Sebelumnya, Jeddah telah diselimuti badai debu, dengan awan debu tebal memenuhi langit. Sejumlah video beredar di media sosial yang diambil dari Masjidil Haram, Makkah. Dalam video viral tersebut menunjukkan kekuatan angin yang dahsyat, begitu kuatnya arus angin hingga bisa mengangkat penghalang plastik yang berat. Hembusan angin yang sama juga menganggu pergerakan jamaah umrah yang saat itu hendak berjalan mencari tempat berlindung. Ada juga video yang menunjukkan tiang listrik roboh akibat angin kencang dan hujan lebat di Jalan Asfan, timur laut Jeddah. Beberapa tiang listrik condong ke jalan, menggambarkan situasi cuaca yang tidak stabil. Meski situasinya tampak mengerikan, ada momen indah yang viral di tengah kekacauan tersebut. Yakni, saat Masjidil Haram diguyur hujan deras dan badai petir, jamaah umrah tetap melanjutkan salatnya, sehingga tercipta pemandangan spiritual saat mereka salat di bawah guyuran hujan. Pada Selasa pagi, sebagaimana dikutip Gulf News, Rabu (23/08/2023), Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi mengeluarkan peringatan yang merinci kondisi cuaca utama di negara tersebut selama 24 jam ke depan. Badai petir disertai angin aktif diprakirakan terjadi di wilayah seperti Madinah, Makkah, Asir, Jazan, dan Al Baha. Sementara itu, wilayah Najran dan Tabuk diperkirakan akan mengalami angin permukaan yang menimbulkan debu. Hafr Al Batin, AlSaman, dan Rafha melaporkan suhu puncak mencapai 47 derajat Celcius, sedangkan Al Suda mengalami suhu terendah 14 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan melonjak hingga 95 persen. Abdullah Al Osaimi, pakar cuaca ternama, mengatakan pola cuaca ini mengisyaratkan awal musim gugur di bulan Oktober. (yan/dul)

Read More

Pemerintah Saudi Berikan Perpanjangan Visa Bagi Jamaah Umrah Pakistan

Islamabad — 1miliarsantri.net : Pemerintah Kerajaan Saudi memberikan perpanjangan visa umroh untuk jamaah Pakistan hingga 90 hari. Selain itu, banyak lokasi di Makkah dan Madinah akan dibuka bagi jamaah Pakistan untuk mempromosikan wisata religi dan berkunjung di Arab Saudi. Hal tersebut disampaikan Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Dr Tawfiq Bin Fawzan Al Rabiah dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Agama Pakistan, Aneeq Ahmed, Selasa (22/08/2023), Para peziarah asal Pakistan yang datang ke Arab Saudi akan difasilitasi selama pelaksanaan ibadah mereka. Sambil memastikan hubungan kerja yang erat antara otoritas Pakistan dan Arab Saudi. Menteri Al Rabiah juga menyampaikan, 100 tempat bersejarah dan keagamaan lainnya sedang dibuka di dua kota suci tersebut untuk mempromosikan wisata religi. Dia menekankan, Arab Saudi berupaya mengurangi biaya haji bagi jamaah haji, karena Pakistan dan Arab Saudi memiliki hubungan persaudaraan. Selama berada di Pakistan, Menteri Al Rabiah juga mengadakan diskusi mengenai banyak isu penting. Otoritas penerbangan sipil kedua negara juga menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa jumlah penerbangan antara kedua negara akan ditingkatkan. Sementara itu, Menteri Agama Pakistan Aneeq Ahmed meminta agar warganya yang berusia di atas 65 tahun yang ingin menunaikan haji dan umrah dikecualikan dari persyaratan biometrik. Dia juga meminta penyediaan lokasi alternatif untuk Rumah Pakistan di Makkah dan Madinah karena adanya perluasan di lokasi dua masjid suci tersebut. Presiden Pakistan Arif Alvi berterima kasih kepada Arab Saudi karena telah membuat pengaturan yang sangat baik untuk ibadah haji tahun ini. Dia berharap hal itu akan mempercepat pembelian Rumah Pakistan di Madinah dari jumlah kompensasi dua Rumah Pakistan yang dibongkar. Dia mengapresiasi kerajaan atas dukungannya yang teguh terhadap tujuan-tujuan penting umat Islam, khususnya sengketa Jammu dan Kashmir, Palestina, dan Afghanistan melalui forum Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Dia memuji kepemimpinan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman untuk normalisasi hubungan dengan Iran. Pakistan berterima kasih kepada kepemimpinan Saudi karena telah membuat pengaturan yang sangat baik bagi para jamaah dari seluruh dunia selama musim haji tahun ini, khususnya warga Pakistan. (gyu/afp)

Read More

Kisah Guru Jepang Takjub Melihat Islam dan Akhirnya Menjadi Muallaf

Osaka — 1miliarsantri.net : Menjadi seorang muslim di Jepang tidaklah mudah. Apalagi menjadi seorang muallaf. Banyak tantangan dan rintangan yang mesti dilalui dengan penuh kesabaran. Hal itulah yang dilalui Saki Takao. Mengenakan kimono merah muda, Saki Takao merayakan ulang tahun ke-26 dengan mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya yakni menjadi seorang muslim. Mengutip The Asahi Shimbun, dia membaca Syahadat dikelilingi 15 anggota keluarga dan teman. Dia lalu melafalkan dua kalimat syahadat melalui telepon pintar. Meski perayaannya sederhana, jalan guru SMA itu untuk menjadi seorang muslim pada November lalu tidaklah mudah. Lahir dan dibesarkan di Jepang, Takao kuliah di Universitas Osaka Jogakuin. Di sana dia bertemu dengan seorang muslim, seorang pria dari Turkmenistan. Itu pertama kali dalam hidupnya. Takao terlibat banyak percakapan dengan pria tersebut. Awalnya Takao tidak sadar. Saat pertemanan sudah terbangun kuat, Takao cukup kaget mengetahui pria tersebut seorang muslim. Saat Takao pulang ke kampung halaman dan mengambul kuliah hubungan internasional, dia merasa malu dengan diri sendiri. Itu karena menjauhi seorang teman hanya karena seorang muslim. Hal itu terus terngiang-ngiang. Hingga dua tahun kemudian, musim panas 2019, Takao melakukan perjalanan ke berbagai negeri berpenduduk muslim seperti Turki, termasuk Indonesia. Takao bertemu banyak orang baik di sepanjang jalan, yang akhirnya ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan Muslim. Setelah lulus, Takao mulai bekerja sebagai guru bahasa Inggris di SMA di Osaka. Berbicara tentang Islam di kelasnya, dia mengetahui bahwa murid-muridnya mengasosiasikan agama Islam dengan “terorisme.” “Kesan negatif dari sejumlah kecil orang tampaknya membayangi yang lainnya. Para siswa seperti saya dulu,” katanya, dikutip About Islam, Senin (21/08/2023). Untuk mengetahui lebih banyak tentang agama Islam, Takao mulai mengunjungi masjid untuk mempelajari lebih lanjut tentang Islam. Dia mencoba makanan halal dan bahkan ikut puasa Ramadhan. Saat memutuskan menjadi seorang Muslim, Takao berbagi kabar tersebut dengan keluarganya. Ibunya mengatakan bahwa dia “tidak menyukai gagasan itu”, sementara ayahnya memperingatkan putrinya tentang “sisi negatif” agama setelah dia pindah agama. “Tetapi jika Anda siap untuk itu terjadi, yang perlu Anda lakukan hanyalah memikirkan masalah setelah Anda menerima doktrin tersebut,” katanya. Takao akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat saat terjangkit Covid-19. Dia kemudian bertemu dengan tunangannya, seorang pria Muslim Malaysia. Pria tersebut membantu Takao memperkuat langkah untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. “Rasa keanehan ini hanya mungkin karena saya baru masuk iman. Saya ingin selalu mengingat perasaan itu sejak saat ini dan seterusnya selama sisa jalan agama saya,” ujarnya. Takao menambahkan, hidup dalam masyarakat Jepang juga bukannya tanpa kesulitan. Dirinya dapat lari ke dunia Islam jika merasa mereka tak tertahankan, sekarang dia memiliki dua masyarakat yang terbuka. Menurut Tanada Hirofumi dari Universitas Waseda, jumlah Muslim di Jepang lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Pada 2010, statistik menunjukkan jumlah jamaah Muslim di Jepang mencapai 110.000. Pada akhir 2019, jumlahnya meningkat menjadi 230.000 (termasuk sebanyak 50.000 mualaf Jepang). (yen) Baca juga :

Read More

Pengungsi Suriah di Idlib Bertahan Ditengah Suhu Ekstrim

Idlib — 1miliarsantri.net : Pengungsi Suriah di Provinsi Idlib berjuang untuk bertahan hidup di tenda-tenda darurat di bawah suhu panas ekstrem mencapai 50 derajat celcius. Suhu terik mempersulit warga yang tinggal di tenda-tenda darurat dengan mayoritas perempuan dan anak-anak. Gelombang panas ekstrim dapat berakibat fatal bagi penderita penyakit kronis, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kulit pada anak-anak. Penghuni kamp yang kesulitan untuk mendapatkan air di daerah tersebut mencoba mendinginkan tenda dengan cara primitif. Mohammed Damis, yang melarikan diri dari pengeboman tentara Suriah pada 2019 dan berlindung di kamp Andalusia di desa Zerdene mengatakan, penduduk di wilayah tersebut mengalami hari yang sulit karena cuaca sangat panas. Damis mengatakan, penduduk kekurangan kebutuhan hidup dasar. Bahkan orang dewasa dan anak-anak kerap mengeluhkan tentang panasnya kamp darurat. “Untuk mengurangi pengaruh sinar matahari, kami membawa mobil tangki berisi air dan menyemprotkan ke tenda-tenda,” ujar Damis, dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (19/8/2023). Damis mengatakan, di penghujung hari, suhu turun menjadi 45 derajat celcius di luar. Tetapi di dalam tenda suhunya tetap 51 derajat celcius. Damis mengatakan, hidup di dalam tenda sangat sulit. “Tidak ada baterai di tenda, dan tidak ada kipas angin. Kami mengisi baskom besar dengan air untuk mendinginkan bayi,” kata Damis. Sementara itu, penghuni kamp lainnya, Mohammed Cesim mengatakan, dia telah tinggal di kamp pengungsi yang sama selama empat tahun dan tendanya mulai rusak. Cesim berharap ada panel energi surya di tenda untuk menghidupkan listrik, sehingga pengungsi bisa menyalakan kipas angin. “Ini adalah hari-hari tersulit dalam hidup kami. Kami tidak dapat melakukan apa pun. Kami tidak bisa duduk atau tidur karena panas terik,” ujar Cesim. Sekitar 1,9 juta orang terlantar tinggal di sekitar 1.430 kamp atau lokasi pemukiman sendiri di Suriah barat laut. Menurut PBB, sebagian besar penduduk kamp adalah perempuan dan anak-anak. (fyt/AP) Baca juga :

Read More

Warga Denmark Melarang Pembakaran Al Qur’an

Denmark — 1miliarsantri.net : Serangkaian aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter, telah memantik kecaman dunia internasional, terutama negara-negara Muslim. Aksi pembakaran dilakukan di depan gedung kedutaan besar (kedubes) negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia. Merespons kejadian itu, Indonesia telah berkali-kali mengirimkan nota protes kepada Pemerintah Denmark. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Denmark Dewi Savitri Wahab mengatakan setiap kali ada pembakaran di depan KBRI Kopenhagen, pemerintah Indonesia selalu memberikan nota protes. “Setiap kali terjadi pembakaran Alquran, kita langsung mengirimkan nota diplomatik kepada Kemenlu Denmark. Sejauh ini kita sudah mengirimkan tujuh nota protes,” katanya kepada media, Jumat (18/08/2023). Dewi menambahkan, setiap mengirimkan nota protes, pemerintah Denmark menegaskan aksi tersebut dilakukan beberapa individu, tidak merepresentasikan pandangan atau posisi Pemerintah Denmark. Pemerintah Denmark juga menegaskan pembakaran Alquran tidak mewakili pandangan masyarakat Denmark secara umum. Hal ini diperkuat dengan jajak pendapat yang dilakukan oleh agency megaphone untuk TV 2 Denmark. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa dari sekitar 1.098 responden masyarakat Denmark, 51 persen menyetujui adanya larangan aksi pembakaran atribut-atribut suci agama. Sementara 39 persen lainnya tidak menyetujui karena dikhawatirkan hal itu akan memberikan batasan pada kebebasan berekspresi. “TV 2 Denmark ini termasuk stasiun televisi arus utama, jadi saya kira cukup bisa dipandang untuk merepresentasikan nuansa atau pandangan masyarakat Denmark. Jadi, aksi pembakaran ini tidak mewakili pandangan mayoritas masyarakat Denmark.” pungkasnya. (tyo-reu) Baca juga :

Read More

Masjid Syekh Karim al Makhdum Bukti Syiar Islam Pernah ada di Filipina

Filipina — 1miliarsantri.net : Masjid Syekh Karim al Makhdum di Tawi-Tawi disebut sebagai masjid tertua sekaligus masjid terkuat di Filipina. Masjid ini tetap berdiri kokoh meski mengalami banyak upaya penghancuran selama enam abad terakhir. Penduduk setempat mengisahkan, masjid ini dibangun oleh pedagang Arab dan misionaris Makhdum Karim di tahun 1380. Masjid Syekh Karimul pun menjadi salah satu yang tertua di Asia Tenggara. “Pendirian Masjid Syekh Karim al Makhdum pada abad ke-14 mengantarkan awal Islamisasi di Filipina,” kata dekan Institut Studi Islam di Universitas Filipina, Prof Julkipli Wadi, dilansir dari Arab News, Rabu (16/08/2023). Ia mengatakan, Islam di Filipina terjadi 200 tahun sebelum mengenal agama Kristen. Pondasi Masjid Syekh Karim al Makhdum masih terawat dengan baik. Pilar kayu keras Ipil berusia 638 tahun disebut kuat dan tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Bahkan, penduduk desa percaya bila pilar-pilar masjid dihancurkan maka seluruh Pulau Simunul akan tenggelam. “Legenda menyebutkan ada berbagai upaya untuk menghilangkan pilar tua masjid. Untuk beberapa alasan, upaya itu tidak berhasil. Oleh karena itu, beberapa orang tua berpikir bahwa pilar-pilar itu adalah sumber berkah dan orang-orang mulai mengambil potongan-potongannya dan menggunakannya sebagai jimat,” kata Prof Wadi. Berbagai upaya perusakan tersebut membuat pemerintah daerah melindungi pilar dengan kaca plastik. Sehingga orang tidak mengukirnya. Selama invasi Jepang tahun 1941, masjid itu sempat dibakar. Namun, selain pilar masjid, semuanya berubah menjadi abu. Masjid Syekh Karim al Makhdum pun dibangun kembali di tahun 1960-an, dengan pekerjaan restorasi yang dilakukan juga baru-baru ini. Pada 2013, Presiden Benigno S. Aquino menandatangani Undang-Undang Republik yang menyatakan Masjid Syekh Karimul Makhdum sebagai tonggak sejarah nasional. Pendiri masjid, Sheikh Makhdum adalah salah satu dari tujuh pendakwah legendaris yang tiba melalui laut dan memperkenalkan Islam ke Mindanao dan Sulu. Mereka semua berasal dari cabang Naqsybandi, ordo Sufisme Sunni utama, atau mistisisme Islam yang tumbuh subur di Asia Tengah dan akhirnya menyebar ke anak benua India, khususnya Gujarat saat ini—kawasan strategis Jalur Sutra yang menghubungkan Cina, India, dan dunia Islam abad ke-13 dan ke-14. “Ini adalah bukti fisik Islam yang bertahan lama di negara ini,” kata Prof Darwin Absari dari Institut Studi Islam Universitas Filipina. “Ini menghubungkan negara dengan komunitas Muslim yang lebih besar di Asia Tenggara dan seluruh dunia Islam.” Setiap 7 November, daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao, di mana Tawi-Tawi menjadi bagiannya, merayakan Hari Sheikh Karimul Makhdum sebagai hari libur nasional. Populasi muslim di Filipina sekitar 6 persen dari 110 juta penduduk, di mana mayoritas beragama Katolik. Sebagian besar penganut Islam di Filipina bermukim di pulau selatan Mindanao dan kepulauan Sulu. Masjid Tawi-Tawi menjadi sumber kebanggaan bukan hanya bagi provinsi kecil itu tetapi seluruh wilayah muslim selatan. Keberadaannya menyiratkan bahwa Islam “mengakar kuat di provinsi ini,” kata Prof. Nasser Kadil dari Mindanao State University. “Menjadi sumber kebanggaan memiliki masjid tertua dan menyiratkan bahwa Syekh Makhdum dan kelompoknya pertama kali mendarat di Tawi-Tawi, oleh karena itu Islam (di wilayah ini) dimulai di Tawi-Tawi.” (fq/reu) Baca juga :

Read More

Merebak Corona Versi Baru, Pemerintah Arab Saudi Menghimbau Jamaah Umrah Wajib Mengenakan Masker

Jeddah — 1miliarsantri.net : Otoritas keamanan publik Kerajaan Arab Saudi meminta kepada seluruh jamaah umrah untuk memakai masker saat mengunjungi tempat-tempat suci. Imbauan tersebut menyusul laporan global adanya varian baru virus corona yang menyebar ke seluruh dunia. Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sedang melacak Covid varian baru. Disebutkan, kasus baru di dunia mencapai 1,5 juta sejak 10 Juli hingga 6 Agustus 2023. Angka ini naik 80 persen dibandingkan 28 hari sebelumnya. EG.5 atau Eris merupakan varian turunan Omicron yang terdeteksi di 51 negara, di antaranya Amerika Serikat, China, Korea Selatan, dan Jepang. Meskipun risiko keseluruhannya rendah, dilihat dari fitur genetik, karakteristik pelepasan kekebalan, dan perkiraan tingkat pertumbuhan, Eris dapat menyebar hingga menyebabkan lonjakan kasus. Atas dasar itu, Pemerintah Arab Saudi menyarankan kepada seluruh jamaah umrah untuk memakai masker demi perlindungan kesehatan selama berada di Tanah Suci. Hal tersebut disampaikan Otoritas Keamanan Arab Saudi melalui media sosial resmi. “Mengenakan masker di Dua Masjid Suci, di Makkah dan Madinah dan sekitarnya, melindungi Anda dan orang lain dari infeksi penyakit.” cuit Otoritas Keamanan pada Ahad (06/08/2023) lalu. Direktur Umum WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya masih terus melacak penyebaran virus baru itu. Tiga bulan lalu WHO menyatakan masa darurat kesehatan global telah berakhir. Sejak itu, jumlah kasus yang dilaporkan, rawat inap, dan kematian secara global terus menurun. Jumlah negara yang melaporkan data ke WHO pun menurun secara signifikan. Dalam sebulan terakhir, hanya 25 persen yang melaporkan kematian akibat Covid-19 serta 11 persen yang melaporkan rawat inap dan masuk unit perawatan intensif. “Terlepas dari peningkatan ini, WHO terus menilai risiko Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat global masih tinggi. Virus terus beredar di semua negara, terus membunuh dan terus berubah,” tambahnya. WHO pun menerbitkan rekomendasi untuk negara-negara dunia, termasuk memperbarui program Covid-19 nasiona untuk bergerak menuju pengelolaan penyakit jangka panjang yang berkelanjutan. WHO mendesak negara-negara dunia untuk melanjutkan pengawasan kolaboratif demi mendeteksi perubahan signifikan pada virus, serta tren keparahan penyakit dan kekebalan populasi. Tedros mengimbau semua negara untuk melaporkan data Covid-19, terutama kematian dan penyakit parah, urutan genetik, dan efektivitas vaksin. Pemerintah harus terus menawarkan vaksinasi terhadap penyakit ini, terutama untuk kelompok yang paling berisiko, dan memastikan akses yang setara ke vaksin, tes, dan pengobatan. Diketahui, hampir tujuh juta orang meninggal akibat Covid-19, dan ada lebih dari 769 juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia. (dul)

Read More

Sejarah Adanya Tentara Bayaran Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tentara bayaran pada masa modern ini ada di mana-mana. Ini misalnya terjadi pada masa perang invasi Amerika Serikat ke Irak. Dalam perang Ukraina versus Soviet kini jasa tentara bayaran juga dipakai. Bahkan, di Indonesia pada masa lalu, kolonial Belanda memakai jasa mereka. Dalam perang Jawa, banyak tentara bayaran dari berbagai negara Eropa termasuk dari negara Afrika. Tangsi tentara bayaran zaman Belanda itu dahulu berada di Purworejo. Tempat itu merupakan tangsi tentara berkulit hitam asal Afrika. Komplek itu kini menjadi markas tentara TNI konpi serbu pasukan infantri. Bila dirunut lagi dengan mengacu pada sejarah juga terjadi sejak era zaman Romawi, Persia, hingga Ottoman. Sedangkan khusus dalam masa kekhalifahan dari sekian banyak variasi dan bentuk ilmu militer peninggalan peradaban Islam, salah satunya adalah munculnya fenomena tentara bayaran sebagai penopang utama sebuah kekuasaan. Hal ini misalnya terjadi pada Kekhalifahan Fatimiyah di Mesir. Masa pemerintahan dinasti ini berlangsung hampir dua abad lamanya, antara tahun 909 M hingga 1171 M. Nama Fatimiyah yang mereka pakai sebagai klaim bahwa penguasa dinasti ini adalah masih keturunan Nabi Muhammad Saw dari garis putrinya: Fatimah. Mereka terpaksa memakai tentara bayaran karena dinasti yang memusatkan pemerintahannya di Mesir ini adalah penganut Syiah Ismailiyah. Padahal, waktu itu pengikut syiah adalah kelompok minoritas di kota itu. Penduduk Mesir sebagian besar menganut Islam dengan mazhab Suni. Jadi, tentara bayaran oleh Kekhalifahan Fatimiyah dipakai sebagai jalan keluar untuk melanggengkan kekuasaan karena warga Mesir memang tidak suka kepadanya. Selain itu, legiun ini juga dipakai sebagai alat untuk membasmi berbagai pemberontakan. Lalu dari manakah anggota tentara bayaran itu berasal? Ada dua kelompok besar tentara bayaran milik Kekhalifahan Fatimiyah. Pertama, adalah resimen kulit hitam atau Zawila. Anggota legiun tentara ini direkrut dengan cara membeli dari pasar budak yang pada saat itu banyak bermunculan di Afrika, terutama di pusatnya yang berada di dekat Danau Chad. Kelompok tentara bayaran kedua adalah divisi yang anggotanya berasal dari Eropa Sakalaba atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Bangsa Slav. Bangsa ini memang saat itu bernasib sangat malang. Sebagai bangsa termiskin di Eropa Timur, mereka akhirnya harus menjadi budak untuk bertahan hidup. Bahkan, kata slave dalam bahasa Inggris yang berarti budak, awalnya merujuk kepada nama bangsa ‘Slav’ (Slavia) ini. Para penguasa Fatimiyah mendapatkan tenaga militer bangsa Slav, dengan cara membeli dari pasar budak yang berada di sekitar wilayah Italia. Sebagi tentara bayaran kemampuan bertempur mereka jelas tak perlu diragukan lagi. Baik bangsa Slav maupun Zawila sudah lama dikenal sebagai bangsa yang jago bertempur. Kekuasaan Fatimiyah ini kemudian memanfaatkan kemampuan tempurnya untuk menaklukkan berbagai wilayah, seperti Sisilia (948 M), Mesir (969 M), dan Sijilmasat serta Fez pada tahun 978 M. Mereka menyerbu tempat itu dengan dukungan kekuatan pasukan bayaran yang jumlahnya cukup besar, yakni mencapai 50 ribu hingga 100 ribu orang. Namun, selain punya kemampuan tempur yang mumpuni, ternyata beberapa orang di antara para legiun bayaran itu banyak mempunyai kemampuan berpikir yang cukup memadai. Salah seorang di antaranya adalah Jauhar. Dia adalah mantan budak Romawi keturunan Yunani Sisilia. Ketika menaklukkan Mesir, seorang Khalifah Fatimiyah memerintahkan Jauhar (orang barat memanggilnya Jawhar) membangun kota baru, yang diberi nama Kairo (kini ibu kota Mesir modern). Batu pertama pembangunan kota itu diletakkan sendiri oleh Jauhar. Sementara itu, sebagai puncak restasi dari legiun bayaran ini adalah ketika mereka berhasil menguasai pusat Dinasti Abbbasiyah, yakni Kota Baghdad pada tahun 1058 M. Salah satu hasil rampasan perang yang sempat didapatkan sebagai tanda takluk dari penguasa Baghdad saat itu adalah sebuah jubah peninggalan Nabi Muhammad Saw. Kemampuan tempur yang tinggi dari bangsa Slav itu masih bisa dijejaki hingga 900 tahun kemudian. Pada Perang Dunia I dan II, banyak bangsa Slav yang terlibat dalam perang paling berdarah itu. Tapi berbeda tujuannya dengan dahulu, kini mereka ikut berperang bukan untuk mendapatkan bayaran semata. Mereka terlibat dalam pertempuran dengan tujuan meraih kemerdekaan. (yan) Baca juga :

Read More