Pemerintah Irak dan Suriah Sepakat Mengecam Serangan Amerika Serikat

Baghdad — 1miliarsantri.net : Pemerintah Irak dan Suriah telah mengecam serangan Amerika Serikat ke wilayah mereka pada Jumat (2/2/2024) malam. Pascaserangan itu, Baghdad dan Damaskus menginginkan agar pasukan Amerika Serikat segera hengkang dari negara mereka. Juru bicara pemerintah Irak, Bassem al-Awadi mengungkapkan, serangan Amerika Serikat pada Jumat malam menghantam wilayah Akashat dan Al-Qaim, termasuk wilayah di mana pasukan Irak ditempatkan. Serangan Amerika Serikat membunuh sedikitnya 16 orang, termasuk warga sipil, dan melukai 23 lainnya. Amerika Serikat mengklaim, mereka telah menjalin koordinasi dengan otoritas Irak sebelum meluncurkan serangan. Namun al-Awadi membantah hal tersebut. Dia mengatakan, klaim Washington yang menyebutnya berkoordinasi dengan Irak sebelum melakukan serangan adalah sebuah penipuan dan distorsi fakta. “Klaim (Amerika Serikat ) tidak berdasar yang dibuat untuk menyesatkan opini publik internasional dan menghindari tanggung jawab hukum. Serangan udara agresif ini akan mendorong situasi keamanan di Irak dan wilayah tersebut ke jurang yang dalam,” tambah al-Awadi. Dia mengutuk penggunaan wilayah Irak sebagai medan pertempuran untuk menyelesaikan masalah. Al-Awadi menyerukan agar pasukan koalisi anti-ekstremis internasional pimpinan Amerika Serikat di Irak segera keluar dari negara tersebut. “(Koalisi Amerika Serikat ) telah menyimpang dari tugas yang diberikan dan memberikan mandate serta membahayakan keamanan dan stabilitas di Irak,” ucapnya. Ada sekitar 2.500 tentara Amerika S yang dikerahkan di Irak dan sekitar 900 lainnya di Suriah sebagai bagian dari koalisi yang dibentuk pada 2014 untuk melawan ISIS. Sama seperti Irak, Suriah juga mengecam serangan militer Amerika Serikat ke wilayah negaranya pada Jumat malam lalu. Militer Suriah mengungkapkan, serangan yang diluncurkan Amerika Serikat pada Jumat menewaskan sejumlah warga sipil dan tentara. Terdapat pula korban luka. Serangan turut menimbulkan kerusakan signifikan pada properti publik dan pribadi. “Pendudukan sebagian wilayah Suriah oleh pasukan Amerika Serikat tidak dapat dilanjutkan,” kata militer Suriah, Sabtu, dikutip laman Al Arabiya. Militer Suriah menegaskan, mereka bertekad membebaskan seluruh wilayah di negara tersebut dari pendudukan dan terorisme. Amerika Serikat meluncurkan serangkaian serangan udara ke Irak dan Suriah pada Jumat. Serangan tersebut membidik fasilitas Korps Garda Revolusi Iran, Pasukan Quds, yakni divisi operasi eksternal dari Garda Revolusi Iran, serta kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran. Itu merupakan aksi pembalasan Amerika Serikat atas terbunuhnya tiga tentara mereka dalam serangan pesawat nirawak di Yordania. Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengungkapkan, serangan ke Irak dan Suriah dilakukan oleh sejumlah pesawat, termasuk pembom jarak jauh yang diluncurkan dari Amerika Serikat. Secara keseluruhan, lebih dari 85 target terhantam oleh lebih dari 125 amunisi presisi. CENTCOM mengatakan, fasilitas yang terhantam serangan Amerika Serikat meliputi pusat komando dan kendali serta pusat intelijen, tempat penyimpanan roket, rudal dan drone. Fasilitas rantai pasokan logistik serta amunisi kelompok milisi dan sponsor Garda Revolusi Iran yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan Amerika Serikat dan koalisinya termasuk dalam target yang diserang. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan, serangan pada Jumat lalu itu hanya awal dari respons negaranya. “Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih. Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Namun biarlah semua orang yang ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti warga Amerika, kami akan membalasnya,” ujarnya. Pada Ahad (28/1/2024) lalu, serangan pesawat nirawak ke Tower 22 membunuh tiga tentara Amerika Serikat melukai sedikitnya 34 lainnya. Tower 22 merupakan sebuah instalasi militer terpencil di Yordania, dekat perbatasan Irak dan Suriah. Washington menuding kelompok milisi Perlawanan Islam (Islamic Resistance) yang berbasis di Irak mendalangi serangan tersebut. Perlawanan Islam, yang didukung Iran, memang mengakui bahwa mereka aktor di balik penyerangan ke Tower 22. Pada Rabu (31/1/2024) lalu, Iran mengatakan ia akan dengan tegas merespons setiap serangan yang menargetkan wilayah atau kepentingannya. Di hari yang sama, Kepala Korps Garda Revolusi Iran Hossein Salami juga menyampaikan bahwa negaranya tidak takut terlibat peperangan dan konfrontasi dengan Amerika Serikat “Belakangan ini, kami mendengar beberapa ancaman dari para pejabat Amerika, yang kepadanya kami sampaikan… kami tidak membiarkan ancaman apa pun tidak terjawab dan kami tidak menginginkan perang, namun kami tidak takut berperang,” kata Salami kepada media pemerintah Iran. (zen) Baca juga :

Read More

Stroller Bayi Dilarang Masuk Area Mataf

Mekah — 1miliarsantri.net : Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi melarang penggunaan stroller atau kereta bayi di area mataf lantai dasar. Mataf merupakan kawasan terbuka di tengah Masjidil Haram di mana terdapat Ka’bah dan merupakan tempat untuk melakukan thawaf. Lembaga negara tersebut menetapkan lokasi yang memperbolehkan jamaah membawa stroler ke dalam Masjidil Haram di Mekkah yaitu di lantai atas mataf, area yang sama untuk pengguna kursi roda melakukan thawaf, dan mas’a, tempat jamaah melakukan sa’i antara Safa dan Marwa. Namun, dijelaskan lebih lanjut, kereta dorong bayi tidak diperbolehkan masuk ke Masjidil Haram bila terjadi kepadatan di area mataf dan mas’a. Mataf Masjidil Haram sendiri terdiri dari beberapa area yang sedang diperluas koridornya. Media lokal melaporkan total perluasan area mencapai 12.350 m², yang sanggup menampung 107.000 orang per jam. Menurut keterangan Menteri Haji dan Umrah Saudi, Tawfiq Al Rabiah, jumlah jamaah umrah memecahkan rekor 13,5 juta di tahun lalu. Masjidil Haram merupakan salah satu dari dua masjid suci umat Islam yang berada di tanah Saudi. Masjid ini menjadi tujuan utama umat Islam di dunia untuk menunaikan umrah dan ibadah haji. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Arab Saudi telah memberikan sejumlah fasilitas bagi jamaah umrah, di antaranya memperpanjang masa berlaku visa umrah dari 30 hari menjadi 90 hari, mengizinkan pemegang visa umrah masuk melalui semua jalur baik darat, laut, maupun udara, dan berangkat dari bandara mana pun. Selain itu, Arab Saudi juga mengizinkan warganya untuk mengajukan permohonan mengundang jamaah dari luar negeri untuk berkunjung dan menjalankan umrah dan tidak mewajibkan jamaah perempuan didampingi oleh mahram. Kerajaan juga mengatakan bahwa ekspatriat yang tinggal di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk berhak mengajukan visa turis, apa pun profesinya, dan dapat menunaikan umrah. Persiapan awal untuk ibadah haji tahunan yang jatuh pada bulan Juni nanti juga sudah dilakukan di Arab Saudi, dengan harapan bisa terlaksana dengan baik dan lancar. (dul) Baca juga :

Read More

Komunitas Internasional Wajib Memastikan Israel Patuh Keputusan ICJ

Washington — 1miliarsantri.net : Negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB berkumpul pada Rabu (31/1/2024), untuk meninjau putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini tentang Israel. ICJ yang berbasis di Den Haag memerintahkan Israel pada minggu lalu untuk mengambil semua tindakan dalam kekuasaannya untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut di Gaza, sejalan dengan kewajibannya di bawah Konvensi Genosida 1948. Pengadilan juga menuntut pembebasan segera semua sandera. Afrika Selatan membawa kasus genosida Israel ke ICJ pada akhir Desember 2023, dan memintanya untuk memberikan tindakan darurat untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza. Setidaknya 26.900 orang Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober. ICJ memerintahkan Israel untuk mengambil langkah-langkah segera dan efektif untuk memungkinkan penyediaan layanan yang sangat dibutuhkan dan bantuan kemanusiaan di Gaza, tetapi gagal memerintahkan gencatan senjata. Perwakilan tetap Aljazair untuk PBB Amar Bendjama mengatakan keputusan itu menegaskan kembali bahwa waktu impunitas telah berakhir. “Kami dalam hubungan ini menegaskan kembali bahwa Israel, kekuatan pendudukan, segera mematuhi langkah-langkah yang disepakati oleh Pengadilan. Adalah kewajiban komunitas internasional untuk memastikan bahwa Israel sepenuhnya mematuhi tindakan sementara tersebut,” ungkap Bendjama mengatakan kepada pertemuan Dewan tentang situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina. Menurutnya sangat penting untuk menjamin akuntabilitas untuk melindungi generasi mendatang dari kekejaman seperti yang dilakukan hari ini di Gaza. Bendjama menekankan tindakan sementara yang diberlakukan oleh pengadilan dunia PBB harus dilaksanakan untuk melindungi rakyat Palestina dari genosida. Perwakilan permanen Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengatakan Inggris menyambut baik seruan ICJ untuk segera membebaskan sandera dan kebutuhan untuk mendapatkan lebih banyak bantuan ke Gaza, serta pengingat Pengadilan bahwa semua pihak dalam konflik terikat oleh hukum kemanusiaan internasional. Perwakilan permanen Guyana untuk PBB Carolyn Rodrigues-Birkett mengatakan negaranya menyatakan sangat prihatin tentang situasi kemanusiaan yang berlaku dan kematian dan kehancuran yang terus berlanjut di Gaza. “Mengikuti perkembangan dalam perang, seseorang mungkin tergerak untuk bertanya-tanya apakah ada karunia di kepala setiap anak, pria dan wanita Palestina. Banyak yang berhasil lolos dari bom dan peluru menghadapi prospek kematian yang mengerikan karena kelaparan,” paparnya. Duta Besar Cina Zhang Jun mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza dan mengatakan bencana kemanusiaan masih meningkat. “Tindakan sementara ICJ adalah tanggapan kuat terhadap kebutuhan untuk melindungi warga sipil,” katanya, menambahkan bahwa Cina menyerukan upaya diplomatik yang lebih besar dan konferensi internasional tentang perdamaian, bersama dengan keanggotaan penuh Palestina di PBB. Rusia tetap konsistensi dan teguh mengadvokasi gencatan senjata kemanusiaan segera,” kata Duta Besar Vassily Nebenzia. Jelas bahwa spiral kekerasan di Gaza akan berlanjut sampai ketidakadilan lama yang mendasari konflik telah dihilangkan dan rakyat Palestina dapat menyadari hak untuk menciptakan negara independen mereka sendiri. Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan perintah tindakan sementara ICJ sejalan dengan keyakinan delegasi AS bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, tetapi bagaimana hal itu penting, dan semua operasi terikat untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional. “Sementara kita semua setuju lebih banyak yang harus dilakukan dan meskipun kita semua hancur oleh hilangnya nyawa warga sipil yang luar biasa, kita harus jujur tentang apa yang tidak diperintahkan Pengadilan. Secara khusus, itu belum memerintahkan gencatan senjata segera,” katanya. Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan sangat jelas bahwa tindakan sementara yang diadopsi oleh ICJ mengikat dan Israel harus mematuhinya. “Pengadilan juga menolak premis bahwa entah bagaimana Israel pada dasarnya akan berada di atas hukum dan tidak dapat dituduh melakukan kejahatan genosida,” tambahnya. Mansour meminta semua orang untuk berkonsentrasi pada tindakan sementara yang diadopsi oleh Pengadilan, mendesak mereka untuk membacanya, mempelajarinya, dan membaca kembali mereka untuk mengetahui apa tindakan itu, dan bukan pada “ilusi dalam pikiran beberapa orang, tentang apa yang tidak ada di dalamnya.” Duta Besar Afrika Selatan Mathu Joyini mengatakan tindakan tersebut mengikat secara langsung pada Israel. “Keputusan oleh pengadilan menandai kemenangan yang menentukan untuk aturan hukum internasional dan tonggak penting dalam mencari keadilan bagi rakyat Palestina,” pungkasnya. (mmt) Baca juga :

Read More

Bantuan 32 Ton Gandum dari Masyarakat Indonesia Sudah Diterima Warga Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mengonfirmasi jika bantuan gandum sebanyak 32 ton dari masyarakat Indonesia telah berhasil didistribusikan kepada warga di Jalur Gaza. Informasi tersebut disampaikan dari mitra BSMI yang telah mendokumentasikan pendistribusian gandum kepada warga Gaza yang sedang menderita kelaparan pada musim dingin ini. Lewat keterangan tertulis, Kamis (1/2/2024), Ketua DPN BSMI M Djazuli Ambhari bersyukur bantuan gandum tersebut sudah diterima lebih cepat dari yang diperkirakan. Berdasarkan kesaksian sopir truk sebelumnya, Djazuli mengatakan, waktu tempuh truk gandum untuk sampai ke perbatasan Rafah antara lima sampai tujuh hari. Menurut dia, kontainer BSMI yang memuat gandum amanah dari masyarakat Indonesia bisa tiba lebih cepat di Rafah. Djazuli berharap bantuan gandum ini setidaknya bisa meringankan penderitaan warga Gaza yang terancam kelaparan. Bendahara Umum BSMI dr Prita Kusumaningsih Sp OG mengungkapkan, pangan merupakan salah satu kebutuhan darurat yang harus diterima warga Gaza. Berdasarkan data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), setidaknya ada 400 ribu warga Gaza yang berisiko kelaparan. Sebagian besar dari mereka bahkan sudah benar-benar lapar. Sementara itu, media di Gaza bahkan merilis jika ada 800 ribu warga di Gaza dan Gaza Utara yang sudah menghadapi ancaman kematian akibat kelaparan yang melanda jalur yang terkepung tersebut. Prita mengungkapkan, 1 kilogram gandum bisa memenuhi kebutuhan lima orang atau memenuhi kebutuhan pangan rata-rata satu keluarga setiap hari. Dia berharap, lebih banyak lagi bantuan pangan yang masuk agar warga Gaza bisa terhindar dari ancaman kelaparan. Selain pangan, Prata mengatakan, Gaza juga mengalami darurat alat medis dan obat-obatan. Menurut dia, stok alat medis dan obat rumah sakit di Gaza telah menipis. “Rumah sakit melakukan operasi dengan alat seadanya bahkan tanpa obat bius,”jelas dia. Untuk itu, Prita mengatakan, BSMI juga menyalurkan bantuan berupa alat medis dan obat-obatan bagi warga Gaza. Dia pun berharap agar masyarakat Indonesia tidak bosan memberikan bantuan untuk meringankan beban warga Gaza. (zul) Baca juga :

Read More

Afrika Selatan Ajak Semua Negara Wajib Menghentikan Pendanaan Yang Memfasilitasi Aksi Militer Israel di Gaza

Johannesburg — 1miliarsantri.net : Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor, dalam sidang mahkamah internasional mengatakan semua negara wajib menghentikan pendanaan dan memfasilitasi aksi militer Israel di Gaza. Mahkamah Internasional (ICJ) mengindikasi Israel kemungkinan melakukan genosida. “Menurut kami temuan (ICJ) memperjelas genosida sedang terjadi terhadap rakyat Palestina di Gaza. Hal ini tentu saja membebankan kewajiban kepada semua negara untuk menghentikan pendanaan dan memfasilitasi aksi militer Israel,” terang Pandor kepada media, Kamis (1/2/2024). Pekan lalu, ICJ yang juga dikenal Pengadilan Dunia memerintahkan Israel untuk mengambil semua langkah mencegah pasukannya melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza dalam putusan kasus yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ. Selama puluhan tahun Afrika Selatan menjadi salah satu pendukung paling vokal tujuan Palestina. Negara itu menyamakan penderitaan rakyat Palestina dengan masyarakat kulit hitam Afrika selama masa apartheid. Israel membantah tuduhan genosida dan menolak perbandingan dengan masa apartheid. Pada Sabtu (27/1/2024), Pandor mengatakan ICJ memerintahkan Israel untuk memberikan laporan bulanan mengenai pelaksanaan perintah upaya pencegahan genosida. Menurutnya, ICJ akan menggunakan hal ini untuk memantau situasi. “Fakta laporan bulanan telah diperintahkan sangat signifikan. Sudah jelas pengadilan mengatakan ada bukti tidak langsung bahwa tindakan genosida telah dilakukan,” pungkasnya. (ahm) Baca juga :

Read More

Israel Kembalian 100 Jenazah Warga Pakistan Yang Dicuri Dari Beberapa RS di Jalur Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Petugas Kementerian Kesehatan Palestina menerima jenazah dari tentara Israel melalui penyeberangan Kerem Shalom. Jenazah dikembalikan setelah disita oleh tentara Israel untuk pemeriksaan identitas. Setidaknya 100 jenazah warga Palestina yang sebelum nya dicuri oleh penjajah zionis Israel dari berbagai daerah di Jalur Gaza telah dikuburkan di kuburan massal di kota selatan Rafah. Menurut kantor berita Wafa, beberapa jenazah yang dikuburkan kembali sudah membusuk. Lainnya tidak teridentifikasi. Badan tersebut melaporkan sumber-sumber medis mengatakan bahwa setelah diperiksa, beberapa mayat menunjukkan bahwa mereka kehilangan organ. Tentara Israel, yang mencuri jenazah dari rumah sakit dan kuburan selama penyerbuan mereka di berbagai wilayah Jalur Gaza, mengirimkan jenazah tersebut melalui penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom). November lalu, zionis Israel mencuri sebanyak110 jenazah dari Rumah Sakit Al-Shifa dan dari kuburan di depan unit gawat darurat rumah sakit tersebut. Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan teroris Israel telah menangkap 18 warga Palestina sejak Senin malam di Tepi Barat yang diduduki. Ini menjadikan jumlah total tahanan Palestina sejak 7 Oktober menjadi 6.390 orang. Beberapa dari mereka yang ditangkap adalah mantan tahanan, kata organisasi tersebut. Penangkapan terjadi di kegubernuran Jenin, Ramallah, Hebron, Nablus, dan Tulkarem serta wilayah pendudukan Yerusalem Timur. ‘Pasukan pembunuh’ Israel membunuh tiga orang dalam operasi rumah sakit di Tepi Barat yang diduduki Pasukan Israel telah menembak mati tiga warga Palestina di dalam sebuah rumah sakit di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh agen yang menyamar ketika para pria tersebut sedang tidur di Rumah Sakit Ibnu Sina. Rekaman kamera keamanan yang beredar online menunjukkan sekitar belasan personel yang menyamar, termasuk tiga orang berpakaian wanita dan dua orang berpakaian seperti staf medis, berjalan melalui koridor rumah sakit dengan senapan serbu. Kementerian Kesehatan: Pasukan Israel memperketat pengepungan Rumah Sakit Nasser di Gaza Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pasukan Israel telah meningkatkan blokade mereka terhadap Kompleks Medis Nasser di Khan Younis untuk minggu kedua. Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan generator listrik di rumah sakit akan mati dalam dua hari karena kekurangan bahan bakar. Rekaman kamera keamanan yang beredar online menunjukkan sekitar belasan personel yang menyamar, termasuk tiga orang berpakaian wanita dan dua orang berpakaian seperti staf medis, berjalan melalui koridor rumah sakit dengan senapan serbu. Sementara itu Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pasukan Israel telah meningkatkan blokade mereka terhadap Kompleks Medis Nasser di Khan Younis untuk minggu kedua. Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan generator listrik di rumah sakit akan mati dalam dua hari karena kekurangan bahan bakar. “Pendudukan Israel menempatkan 150 personel medis, 450 orang terluka, dan 3.000 pengungsi menjadi sasaran,” kata kementerian tersebut, seraya memperingatkan bahwa makanan untuk petugas medis, pasien, dan pengungsi telah habis. Dalam pernyataan yang sama ketika membahas perundingan Paris, Ismail Haniyeh dari Hamas mengutuk sekutu Israel karena memotong dana untuk UNRWA. Dia mengatakan keputusan untuk memotong bantuan kepada warga Palestina yang terkepung dan terlantar pada saat mereka sangat membutuhkannya akibat perang Israel di Gaza bertentangan dengan keputusan sementara ICJ pekan lalu untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan secara signifikan. “Hal ini menunjukkan adanya kebijakan sistematis oleh negara-negara ini untuk mendukung pendudukan melalui kelaparan dan pengepungan terhadap rakyat kami, bukannya menanggapi keputusan bersejarah pengadilan,” ungkap Haniyeh. Kepala politbiro Hamas menambahkan bahwa Israel mengejar badan PBB untuk pengungsi Palestina karena keputusan ICJ sebagian besar didasarkan pada angka-angka dan kesaksian yang diberikan oleh UNRWA. (zul) Baca juga :

Read More

Kesepakatan Gencatan Senjata Tengah Dibahas Antara Israel Dengan Kelompok Hamas

Gaza — 1miliarsantri.net : Israel dan kelompok Hamas tengah berada di jalur untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang berkepanjangan dalam dua minggu ke depan. Perjanjian baru dapat membuat Hamas melepaskan sandera Israel yang tersisa dalam tahanannya, dengan imbalan IDF menghentikan serangannya di Gaza selama sekitar dua bulan. Mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya dan yang dekat dengan perundingan tersebut, rancangan tertulis yang menggabungkan proposal dari kedua belah pihak telah disusun selama sepuluh hari terakhir, dan akan dibahas pada pembicaraan di Paris pada Ahad mendatang. Perjanjian tersebut juga akan membuat lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai Gaza. Jumlah warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel belum dinegosiasikan. Sejauh ini telah tercatat sebanyak 26.422 warga Palestina meninggal dan 65.087 lainnya mengalami luka. Sejak (7/10/2023) hingga 1,9 juta orang, atau lebih dari 85 persen populasi warga telah mengungsi di seluruh Jalur Gaza , bahkan lebih dari satu kali, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), menambahkan bahwa sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. (zul) Baca juga :

Read More

Aturan Baru Bagi Jamaah Haji dan Umrah Ketika Berkunjung ke Raudhah Syarif

Madinah — 1miliarsantri.net : Otoritas Perawatan Masjid Nabawi mulai menerapkan mekanisme baru untuk kunjungan ke Raudhah Syarif di Masjid Nabawi, Madinah. Aturan baru tersebut mengharuskan jamaah dan pengunjung memindai kode batang di gerbang otomatis untuk masuk ke Rawdah Sharif. Prosedur tersebut dilakukan melalui platform Nusuk, di mana jamaah cukup mengikuti tahapan yang diberikan melalui berbagai bahasa untuk melakukan kunjungan. Kemudian, setelah melakukan reservasi melalui aplikasi tadi, pendaftar akan menerima jadwal kunjungan dan barcode. Nantinya pengunjung akan diingatkan tentang janji temu 24 jam sebelum tanggal kunjungan dan memintanya untuk mengkonfirmasi atau membatalkan, dan tidak dapat menggunakan barcode untuk kunjungan sebelum waktu yang ditentukan. Begitu pengunjung tiba di halaman Masjid Nabawi, ia akan diarahkan melalui layar panduan menuju pintu masuk yang ditunjuk untuk kunjungan tersebut. Jamaah akan diterima oleh staf terlatih dan dipandu melalui tahapan kunjungan. Sebelum tiba di Rawdah Sharif, pengunjung harus memindai barcode melalui gerbang otomatis lalu menuju ke ruang tunggu dan kemudian ke grup untuk masuk. Pengunjung akan dikembalikan melalui tempat yang telah ditentukan apabila izin tersebut diketahui tidak aktif pada waktu itu. Badan Masjid Nabawi telah mengalokasikan jalur khusus bagi masyarakat berkebutuhan khusus dan luas pembukaannya akan ditentukan sesuai dengan kapasitas Rawdah Syarif. Pihak Masjid Nabawi juga menyiapkan layar elektronik yang tersedia dalam beberapa bahasa untuk mengedukasi pengunjung tentang etika berkunjung dan ruang tunggu yang disiapkan untuk kenyamanan jamaah. Memasuki waktu kunjungan yang telah ditentukan, para pengunjung akan diarahkan menuju pintu masuk Rawdah Syarif melalui jalur yang tertata dan terstandar hingga tiba di tempat shalat. Setelah waktu berkunjung berakhir, pengunjung akan diarahkan ke pintu keluar yang telah ditentukan. Tindak lanjut juga dilakukan melalui sistem digital canggih yang beroperasi lewat kamera dan sensor pintar, untuk melacak pola pergerakan pengunjung masuk dan keluar serta mengetahui jumlah pendatang melalui peta termal dan geografis interaktif. Ruang kendali bersama akan mengelola manajemen kerumunan dan sistem digital, mempertemukan semua pihak terkait untuk mendaftarkan pengunjung untuk koordinasi langsung. Aturan ini akan memberikan solusi cepat jika terjadi kepadatan berlebih, dan akan diterbitkan laporan berkelanjutan dengan tujuan untuk terus mengembangkan dan meningkatkan layanan. (ham) Baca juga :

Read More

Hamas Rilis Laporan Tentang Operasi Badai Al Aqsa Menjelaskan Motif Di balik Serangan Mereka ke Israel

Gaza — 1miliarsantri.net : Hamas merilis dokumen terperinci setebal 16 halaman untuk menjelaskan motivasi di balik serangan mereka ke Israel pada tanggal 7 Oktober, dan secara langsung mengaitkannya dengan perjuangan Palestina yang lebih luas. Dokumen tersebut juga sekaligus membantah dengan tegas tuduhan Israel seputar operasi tersebut. Kantor Media Hamas, dalam merilis dokumen tersebut dalam bahasa Arab dan Inggris, menawarkan wawasan langka mengenai pengambilan keputusan dan kejadian operasi perlawanan yang signifikan pada tanggal 7 Oktober. Dokumen yang dirilis pada hari Ahad pekan lalu berjudul “Narasi Kami…Operasi Badai Al-Aqsa.” Laporan tersebut dimulai dengan menetapkan Operasi Badai Al-Aqsa sebagai tindakan yang perlu dan reaktif, terhadap strategi agresif Israel yang bertujuan memberantas perjuangan Palestina. Pernyataan ini ditujukan kepada “Rakyat Palestina yang teguh,” yang telah mengalami kampanye genosida militer Israel, yang kini memasuki hari ke-107. Buku ini menelusuri asal-usul penderitaan Palestina hingga masa-masa awal penjajahan Zionis dan bahkan era kolonial Inggris. Hal ini menjelaskan penderitaan selama puluhan tahun di bawah penindasan, perampasan hak asasi manusia, dan kebijakan apartheid. Dokumen tersebut mengkritik apa yang disebut sebagai proses penyelesaian damai dan dukungan bias AS dan sekutu Baratnya terhadap Israel, serta menuduh mereka memungkinkan memperpanjang pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Setelah 75 tahun pendudukan dan penderitaan tanpa henti, dan setelah kegagalan seluruh inisiatif pembebasan dan hasil buruk dari proses perdamaian, apa lagi yang bisa diharapkan dunia dari rakyat Palestina?” tulis laporan tersebut. Hal ini mencakup upaya untuk merebut tanah Palestina, Yudaisasi wilayah tersebut, dan upaya untuk melakukan kontrol penuh atas Masjid Al-Aqsa dan tempat suci lainnya. Hamas memposisikan operasi tersebut sebagai upaya strategis untuk membebaskan Jalur Gaza dari blokade, membebaskannya dari pendudukan Israel, dan mendapatkan kembali hak-hak nasional. Tujuan utamanya, sebagaimana digariskan, adalah pembentukan negara Palestina yang berdaulat, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Terkait ketidaksempurnaan operasional, Hamas mengakui bahwa “Beberapa kesalahan” terjadi karena kerusakan tak terduga pada sistem keamanan dan militer Israel, yang menyebabkan kekacauan di sepanjang perbatasan Gaza. Dalam laporan tersebut, tertulis juga bagaimana perlakuan manusiawi terhadap semua warga sipil yang ditahan di Gaza, dan menyoroti pembebasan mereka selama gencatan senjata kemanusiaan dengan imbalan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Menyikapi isu kontroversial yang menargetkan warga sipil Israel, laporan tersebut dengan tegas menyangkal tindakan tersebut, dan menggarisbawahi komitmen moral dan agama untuk menghindari jatuhnya korban sipil, khususnya perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia. Bagian kedua, ‘Peristiwa Operasi Banjir Al-Aqsa,’ dengan tegas membantah tuduhan terhadap Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengenai penargetan warga sipil pada tanggal 7 Oktober, dan menganggapnya sebagai rekayasa tak berdasar yang berasal dari propaganda Israel. Laporan tersebut menegaskan bahwa sumber independen belum membuktikan klaim tersebut. Lebih lanjut, rekaman video dan kesaksian warga Israel diduga menunjukkan bahwa Brigade Al-Qassam tidak menargetkan warga sipil pada hari itu. Laporan tersebut mengklaim bahwa banyak korban di pihak Israel disebabkan oleh tembakan dari tentara dan polisi mereka di tengah kekacauan tersebut. “Pejuang Palestina secara eksklusif menargetkan tentara pendudukan dan individu bersenjata yang menentang rakyat kami,” tegas dokumen tersebut. Bagian ketiga menyerukan penyelidikan internasional terhadap kejahatan perang Israel, menyoroti perlawanan yang dihadapi Palestina ketika meminta penyelidikan semacam itu di ICC. Hamas mendesak negara-negara, khususnya Amerika Serikat, Jerman, Kanada, dan Inggris, untuk mendukung keadilan dengan mendukung penyelidikan atas kejahatan yang dilakukan di wilayah pendudukan Palestina. Pada bagian keempat, berjudul ‘Siapa Hamas’, kelompok ini mendefinisikan dirinya sebagai gerakan pembebasan nasional dengan tujuan dan misi pasti yang didasarkan pada hak warga Palestina untuk membela diri, membebaskan, dan menentukan nasib sendiri. Ini berbicara tentang perjuangan heroik rakyat Palestina melawan pendudukan Israel yang brutal dan berkepanjangan, yang ditandai dengan agresi dan pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang sebagian besar menargetkan warga sipil. Bagian terakhir, ‘Apa yang Dibutuhkan’, menyerukan penghentian segera agresi Israel di Gaza, pertanggungjawaban hukum atas penderitaan manusia yang menimpa rakyat Palestina, dan tuntutan terhadap Israel atas kejahatan terhadap warga sipil dan infrastruktur. Hamas mengimbau komunitas global, terutama negara-negara yang sebelumnya terjajah, untuk mengakui penderitaan rakyat Palestina dan memulai gerakan solidaritas di seluruh dunia, mempromosikan keadilan, kesetaraan, dan hak atas kebebasan dan martabat. Setelah serangan lintas batas Hamas, Israel memulai serangan hebat di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 25 ribu warga Palestina dan melukai 62.681 lainnya. PBB melaporkan bahwa serangan ini telah membuat 85 persen penduduk Gaza mengungsi, menyebabkan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan, serta merusak atau menghancurkan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut. (zul) Baca juga :

Read More

Keputusan ICJ Mengikat Secara Hukum dan Tanpa Banding Terhadap Putusan Sela ICJ Soal Genosida di Gaza

Istanbul — 1miliarsantri.net : Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendengar putusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) pada kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap negaranya dalam sidang yang digelar di Mahkamah Internasional, Den Haag. Netanyahu pun menegaskan “komitmen suci untuk terus membela negara dan rakyatnya”. “Komitmen Israel terhadap hukum internasional tak tergoyahkan. Yang juga tak tergoyahkan, yakni komitmen suci kami untuk terus membela negara dan rakyat kami,” ungkap Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Jumat (26/1/2024). Netanyahu menyampaikan hal itu setelah ICJ memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan sesuai kekuatannya untuk mencegah genosida di Gaza. Sejauh ini, serangan Israeltelah merenggut nyawa lebih dari 26 ribu warga Gaza dan mengubah wilayah itu menjadi puing-puing. Netanyahu mengatakan Israel mempunyai “hak yang melekat untuk membela diri”. Menurutnya, upaya keji untuk menolak hak dasar Israel ini adalah diskriminasi terang-terangan terhadap negara Yahudi dan itu ditolak secara hukum. Lebih lanjut, Netanyahu menyatakan bahwa tuduhan genosida yang ditujukan kepada Israel adalah “tidak benar” dan “keterlaluan”. Dia menegaskan kembali bahwa Israel akan terus membela diri melawan Hamas. Netanyahu mengeklaim bahwa perang, yang berlangsung sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, untuk melawan kelompok Hamas. Serangan Israel disebutnya bukan untuk melawan warga sipil Palestina. “Kami akan terus memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga sipil, bahkan ketika Hamas memanfaatkan warga sipil sebagai tameng manusia. Kami akan terus melakukan apa yang perlu dilakukan untuk membela negara dan rakyat kami,” tegasnya. Mengutip Reuters, dalam putusannya, panel hakim ICJ mengatakan bahwa setidaknya beberapa hak yang diupayakan Afsel selaku penggugat dalam kasus dugaan genosida Israel di Gaza adalah masuk akal. ICJ memutuskan bahwa mereka mengakui hak warga Palestina di Gaza untuk dilindungi dari tindakan genosida. ICJ menyebut warga Palestina tampaknya merupakan kelompok yang dilindungi di bawah Konvensi Genosida. Panel hakim ICJ mengatakan, Israel harus memastikan pasukannya tidak melakukan genosida dan mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi kemanusiaan. ICJ memerintahkan Israel memberi laporan dalam waktu satu bulan tentang apa yang dilakukannya untuk menerapkan putusan pengadilan. Pada awal persidangan, ICJ mengatakan bahwa mereka mempunyai yurisdiksi untuk memutuskan tindakan darurat yang diminta oleh Afsel dalam kasus dugaan genosida Israel di Gaza. Putusan ICJ yang dikeluarkan pada Jumat tidak membahas tuduhan inti dalam kasus ini, yakni tentang apakah Israel memang melakukan genosida. ICJ fokus pada intervensi mendesak yang diupayakan oleh Afsel selaku penggugat. Keputusan ICJ mengikat secara hukum dan tanpa banding. Namun, ICJ tak mempunyai kemampuan untuk menegakkan putusannya. Hingga saat ini, pertempuran antara Israel dan Hamas serta kelompok perlawanan Palestina lainnya masih berlangsung di Jalur Gaza. Lebih dari 26 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023, sementara korban luka melampaui 64 ribu orang. (jjk) Baca juga :

Read More