
Apa Perbedaannya Hadits Qudsi dan Al-Qur’an? Cari Tahu Di sini Yuk!
Surabaya – 1miliarsantri.net: Hadits Qudsi berasal dari kata al-Quds yang berarti kemurnian dan penyucian. Hadits ini sering disebut sebagai hadits ilahi karena disandarkan kepada Allah (Ilah) serta disebut pula hadits rabbani karena dinisbatkan kepada Rabb, yaitu Tuhan Yang Maha Tinggi. Secara terminologi, hadits qudsi adalah perkataan yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dinisbatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, selain dari Al-Qur’an. Contoh hadits qudsi adalah riwayat Imam Muslim (2577): يا عبادي اني حرمت الظلم على نفسي وجعلته محرما عليكم فلا تظالموا الحديث Allah SWT berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menjadikannya haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi.” Hadits qudsi tetap disebut hadits karena disampaikan melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, ia dinamakan qudsi (suci) sebab maknanya datang dari Allah Yang Maha Suci. Dengan demikian, hadits qudsi memiliki kedudukan istimewa sebagai perantara penyampaian pesan Allah selain Al-Qur’an. Baca juga: Sejarah Partai Syarikat Islam, Sebelum Terlahirnya Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda Perbedaan Hadits Qudsi dan Al-Qur’an Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh hadits qudsi. Dan beberapa perbedaan antara keduanya dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kedudukan sebagai Mukjizat Al-Qur’an adalah mukjizat yang kekal sepanjang masa. Ia terpelihara dari perubahan, pergantian, dan penyelewengan. Setiap huruf, kata, dan gaya bahasa dalam Al-Qur’an diturunkan dengan penuh kesempurnaan. Sedangkan hadits qudsi tidak memiliki kedudukan sebagai mukjizat. 2. Cara Periwayatan Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan hanya berdasarkan makna. Setiap lafaz harus sama persis dengan yang diturunkan. Sementara hadits qudsi bisa diriwayatkan berdasarkan makna, meskipun tetap harus menjaga maksud yang benar. 3. Hukum Membaca dan Menyentuh Al-Qur’an memiliki aturan khusus, yaitu: 4. Fungsi dalam Ibadah Sholat Al-Qur’an dibaca di dalam sholat sebagai rukun sahnya ibadah. Sementara hadits qudsi tidak digunakan sebagai bacaan sholat. 5. Penyebutan Nama Kitab suci umat Islam disebut dengan istilah Al-Qur’an. Sementara kumpulan hadits qudsi tetap masuk dalam kategori hadits. 6. Pahala Membaca Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah. Setiap huruf yang dibaca dihitung sebagai sepuluh kebaikan. Adapun membaca hadits qudsi berpahala sebagai ilmu, tetapi tidak memiliki ketentuan pahala per huruf sebagaimana Al-Qur’an. 7. Hukum Jual Beli Menurut riwayat Imam Ahmad, menjual mushaf Al-Qur’an adalah haram. Sedangkan menurut Imam Syafi’i, hukumnya makruh. Sementara hadits qudsi tidak memiliki hukum khusus seperti ini. 8. Struktur Ayat dan Surah Al-Qur’an terdiri dari ayat-ayat dan surah yang jelas jumlah dan susunannya. Hal ini tidak berlaku pada hadits qudsi. 9. Asal Usul Wahyu Al-Qur’an seluruh kata-kata dan maknanya berasal dari Allah melalui wahyu. Adapun hadits qudsi, maknanya berasal dari Allah tetapi disampaikan dengan lafaz dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baca juga: Sejarah Jilbab Dalam Peradaban Pra-Islam Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan hadits qudsi dan Al-Qur’an terletak pada asal lafaz, fungsi dalam ibadah, keistimewaan hukum, serta pahala membacanya. Al-Qur’an memiliki kelebihan sebagai mukjizat yang abadi, sementara hadits qudsi adalah sabda Rasulullah yang menyampaikan makna dari Allah. Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam dapat menempatkan keduanya pada posisi yang benar sesuai ajaran agama. Penulis: Imam Zakaria Editor: Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi Sumber artikel: Manhal lathif, Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliky