Kenapa Ada Banyak Raja Bernama Warman di Indonesia Zaman Dulu?

Jogjakarta — 1miliarsantri.nt : Sebelum ada Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak, ada banyak raja di Indonesia di masa lalu yang memiliki nama warman. Di Kalimantan ada Mulawarman, di Jawa Barat ada Purnawarman, belakangan di Sumatra ada Adityawarman yang tercatat lahir di Trowulan, Majapahit.

Selain tiga warman itu, masih banyak lagi nama warman yang menjadi raja di Indoensia masa lalu. Apa arti warman, sehingga dipakai oleh para raja?

Kutai di Kalimantan Timur tercatat sebagai kerajaan Hindu tertua di Kalimantan dengan raja-raja bernama warman. Raja pertama Kuia adalah Kudungga, tetapi kemudian berganti menjadi Dewawarman.

Catatan Fa Hsien menyiratkan bahwa Dewawarman sangat mungkin adalah nama Hindu yang disandangkan kepada Kudungga oleh para brahmana dalam menulis ulang jalur nazab cucunya,” tulis Paul Michel Munoz di buku Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia.

Menurut Paul Michel Munoz, Kudungga bukan dari bahasa Sanskerta. Ia menduga, Hinduisasi nama-nama raja Kutai dilakukan sejak anak Kudungga, Aswawarman, menjadi raja.

Setelah Aswawarman, yang menjadi raja Kutai adalah Mulawarman, anak Aswawarman. Setelah Mulawarman ada Marawijayawarman, lalu Gajayanawarman, Tunggawarman, Jayanagawarman, Nalasingawarman, Gadinggawarman, Indrawarman Dewa, Sanggawarman, dan Candrawarman.

Jumlah raja Kutai ada 20 orang. Tapi dari raja ke-13 hingga ke-20 yang menggunakan nama warman hanya satu, yaitu Wijayawarman, raja ke-15.

Kutai berdiri pada 400 Masehi. Ada yang menulis berdiri pada 399 Masehi, ada juga yang menulis berdiri pada kisaran tahun 400-500 Masehi. Kutai runtuh pada 1635 Masehi.

Di Jawa Barat pada tahun 358 Masehi berdiri Kerajaan Tarumanegara. Pendirinya bernama Jayasingawarman. Lalu digantikan oleh Dharmayawarman

Anak Dharmayawarman, Purnawarman, menjadi raja Tarumanegara yang terkenal, berkuasa pada 395-434 Masehi. Ia digantikan oleh Wisnuwarman.

Indrawarman kemudian menggantikan Wisnuwarman. Candrawarman menggantikan Indrawarman.

Berturut-turut kemudian ada Suryawarman, Kertawarman, Sudhawarman, Hariwangsawarman, Nagajayawarman. Linggawarman sebagai raja terakhir Tarumanegara (666-669 Masehi).

Di Sumatra, Adityawarman menjadi salah satu raja Melayupura pada masa Kerajaan Majapahit menguasai Nusantara, sebelum Kerajaan Demak berdiri. Raja pertama, kedua, dan ketujuh (raja terakhir) Melayupura tidak menggunakan nama warman: Trailokyaraja, Tribhuwanaraja, dan Puti Panjang Rambut II.

Adityawarman yang lahir di Trowulan, Majapahit, menjadi raja keempat Melayupura, menggantikan Akarendrawarman. Adityawarman digantikan oleh Ananggawarman, kemudian Wijayawarman menggantikan Ananggawarman.

Sebelumnya, di Sumatra ada Kerajaan Sriwijaya. Beberapa rajanya juga menggunakan nama warman. Yaitu raja kedua, Sri Indrawarman; raja kesembilan, Sri Marawijayatunggawarman; dan raja kesepulh (raja terakhir), Sanggramawijayatunggawarman.

Apa sebenarnya arti warman, sehingga dipakai sebagai nama oleh banyak raja? Pada abad-abad awal Masehi, orang India bermigrasi secara personal: ada bangsawan, biarawan, Brahman, pedagang.

Mereka meluaskan pengaruh budaya India ke Asia Tenggara, termasuk kawasan yng kini bernama Indonesia. Dari periode ini, kata Paul Michel Munoz, hampir semua raja Asia Tenggara menambahkan varman (warman) pada nama kebangsawanannya.

“Yang dalam bahasa Sanskerta bermakna pelindung,” tulis Paul Michel Munoz. (jeha)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *