Pekik Revolusi Akibat Ketidakadilan, Dalam Aksi Protes Rakyat di Parlemen Jalanan

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Pekik revolusi yang menuntut perubahan kebijakan yang lebih adil dalam beberapa pekan terakhir ini, menjadi pemandangan biasa di berbagai aksi protes rakyat di parlemen jalanan. Dengan menampilkan beragam tuntutan aksi demonstran, pada akhirnya melahirkan sikap solidaritas senasib sepenanggungan dari berbagai elemen masyarakat.
Mereka datang dengan latar belakang berbeda, membawa cerita duka ketidakadilan masing-masing. Namun disatukan oleh satu keresahan, yaitu keinginan untuk memperjuangkan keadilan di negeri ini. Pekik revolusi terus bergema dari orator aksi, mengingat orang-orang yang berposisi mengaku sebagai ‘wakil rakyat’, tidak memiliki sense of crisis terhadap beragam persoalan di masyarakat.
Ajaran Islam selalu menekankan keadilan dalam setiap sistem pemerintahan, guna menciptakan kesejahteraan pada seluruh lapisan masyarakat. Namun bila substansi keadilan saja tidak mampu diwujudkan pemerintah, maka tidaklah heran jika keresahan menjadi kerusuhan bermunculan di berbagai tempat. Tanpa mampu diantisipasi dan dibendung dampaknya oleh pihak terkait.
Ketika sebuah masalah dirasakan oleh banyak orang, biasanya akan muncul dorongan untuk menyuarakan aspirasi keberatan terhadap kebijakan publik yang berjalan. Protes lewat aksi massa menjadi salah satu cara yang dipilih untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki segera. Di sinilah pekik revolusi menjadi ‘mantra pemersatu’ dan solidaritas massa aksi di lapangan.

Bayangkan sekelompok buruh yang turun ke jalan memperjuangkan hak-haknya. Ada yang datang dari kota, ada pula yang dari pelosok desa. Pekerjaan mereka berbeda, begitu juga latar belakang keluarga mereka. Namun, dalam gelaran aksi nasional semisal Hari Buruh atau MAY DAY, mereka menjelma menjadi pressure grup meneriakan pekik revolusi dalam barisan yang terorganisir.
Solidaritas membuat mereka tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi dan sekat-sekat kelompok, melainkan mewujudkan tujuan bersama. Bahkan, yang awalnya tidak saling mengenal pun bisa merasa dekat hanya karena berdiri di barisan yang sama.
Solidaritas dalam aksi protes juga bukan hanya tentang berteriak di jalan menyuarakan aspirasi dan pemikiran, melainkan juga tentang saling menjaga. Ada yang membawa minuman untuk dibagikan, ada yang menolong saudara seperjuangan yang kelelahan, bahkan ada yang rela berdiri di depan untuk melindungi yang lain.
Kisah Solidaritas yang Lahir dari Aksi Protes

Aksi protes seringkali dianggap sebagai simbol perlawanan. Namun sesungguhnya ia adalah ruang di mana solidaritas tumbuh subur. Ketika orang-orang bersatu, mereka bisa menjadi kekuatan yang menekan pihak berwenang untuk mendengarkan suara rakyat.
Berkaca dari aksi protes yang masih ramai hingga kini, melahirkan sebuah kisah mengharukan, dimana sopir ojol turun ke jalan menuntut keadilan atas hilangnya nyawa saudara seperjuangan mereka, yang terjadi dari tragedi lindas melindas.
Affan Kurniawan, salah satu sopir ojol yang meninggal dunia saat bekerja mengantarkan pesanan pelanggannya, namun naas ia tertabrak kendaraan Brimob yang melaju kencang di tengah keramaian aksi protes, hingga membuat ia kehilangan nyawa.
Tragedi tersebut menciptakan solidaritas dari seluruh sopir ojol. Mereka turun menyuarakan rasa kemanusiaan, Meminta kesadaran pemerintah atas arogansi dan aksi semena-mena yang dilakukan oleh aparatur negara.
baca juga : https://1miliarsantri.net/berita-nasional/dpr-jawab-178-tuntutan-rakyat-enam-keputusan-diambil/
Kita bisa belajar dari kisah ini, di mana aksi protes yang dipenuhi solidaritas berhasil membawa dampak besar. Misalnya, perubahan kebijakan pemerintah, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu tertentu, hingga lahirnya gerakan yang terus hidup meski protes sudah selesai.
Semua itu terjadi karena solidaritas membuat orang berani melawan rasa takut dan tidak menyerah pada keadaan.
Pada akhirnya, solidaritas adalah nafas dari setiap aksi protes. Ia lahir dari rasa peduli, tumbuh dalam kebersamaan, dan mewujud dalam tindakan. Tanpa solidaritas, protes hanyalah kumpulan orang yang berteriak tanpa arah. Namun dengan solidaritas, suara yang kecil bisa menjadi gemuruh yang mengguncang perubahan.(***)
Penulis : Iffah Faridatul Hasanah
Editor : Toto Budiman
Foto : Ilustrasi AI
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.