Mengambil Makna Dari Wukuf di Arafah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pada tanggal 9 Dzulhijjah, seluruh jamaah haji yang datang dari berbagai belahan dunia sejak tadi malam sudah mulai berdatangan ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Seperti diketahui, di Padang Arafah ini terdapat sebuah bukit yang bernama Jabal Rahmah. Dalam sejarah dikisahkan di bukit inilah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu setelah diturunkan oleh Allah SWT dari surga ke bumi. Mereka diturunkan oleh Tuhan di tempat yang berbeda sehingga cukup lama mereka saling mencari. Akhirnya, berkat rahmat Allah, mereka bisa kembali dipertemukan.
Dalam pertemuan itu, mereka berdua sama-sama menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan sehingga mereka tidak henti-hentinya meminta ampun kepada Allah SWT.
Demikian juga semestinya yang dilakukan oleh para hujjaj tersebut. Lewat kegiatan wukuf yang mereka lakukan, mereka berusaha merenungkan dengan baik tentang arti hidup dan kehidupan serta melakukan introspeksi diri apakah hidup dan kehidupan yang mereka jalani selama ini sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya atau belum.
Apalagi bila diingat, di Padang Arafah ini Nabi Muhammad SAW dalam Haji Wada’ pernah berkata kepada umatnya, “Aku tinggalkan untuk kalian dua hal, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” Kata-kata Nabi inilah hendaknya yang benar-benar harus bisa dicamkan baik-baik oleh para hujjaj yang sekarang ini sedang berkumpul di Padang Arafah.
Mereka dituntut untuk bisa menilai dan mengukur diri mereka sendiri apakah perjalanan hidup dan kehidupan yang mereka lalui selama ini sudah sesuai dan sejalan dengan yang dituntunkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah atau belum. Kalau belum, maka mereka harus berusaha dengan sekuat tenaga yang mereka miliki untuk bisa menyesuaikan diri dengan semua ketentuan Allah dan Rasul-Nya agar hidup mereka benar-benar beruntung tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Jika mereka bisa melakukan ini, maka tentu haji mereka akan bisa menjadi haji yang mabrur karena perilaku mereka setelah selesai haji benar-benar telah berubah. Cara berpikir, merasa, bertutur, dan berbuat mereka tidak lagi diwarnai oleh hawa nafsu, tapi telah disinari oleh firman-firman Allah dan sabda-sabda Rasul-Nya. Itulah yang memang menjadi doa dan harapan tidak hanya dari para hujjaj tersebut saja tapi juga dari kita semua. (rid)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru