Segenap Redaksi dan Manajemen 1MiliarSantri.Net Mengucapkan ‘Dirgahayu Republik Indonesia’

Jakarta – 1miliarsantri.net: Segenap Redaksi dan Manajemen 1miliarsantri.net dari Jakarta, Surabaya, Bekasi, Sidoarjo, Gresik, Situbondo, Bondowoso dan kota-kota lain di tanah air tercinta mengucapkan “DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA ke-80.” Semoga semangat kemerdekaan terus menginspirasi generasi santri dan seluruh rakyat Indonesia untuk membangun negeri dengan ilmu, iman, dan akhlak mulia. SEMANGAT PERSATUAN DAN CINTA TANAH AIR Dalam semangat persatuan dan cinta tanah air, segenap Redaksi dan Manajemen 1MiliarSantri.Net mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Sebuah momen penuh makna bagi seluruh anak bangsa untuk kembali menguatkan tekad dalam membangun negeri, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan menebarkan semangat kebaikan di tengah masyarakat. Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 menjadi momentum reflektif bagi seluruh elemen bangsa, termasuk komunitas santri digital yang tergabung dalam 1MiliarSantri.Net. Sebagai media edukatif dan inspiratif yang mengusung nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan literasi digital, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang berakhlak, berilmu, dan berdaya saing global. 1MILIARSANTRI.NET Reborn Melalui berbagai konten jurnalistik, ilustrasi edukatif, dan gerakan literasi media, kami ingin menjadikan semangat kemerdekaan sebagai energi kolektif untuk memperkuat karakter bangsa, memperluas wawasan umat, dan mempererat persatuan dalam keberagaman. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju Tema peringatan tahun ini, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukanlah akhir, melainkan awal perjuangan untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan beradab. Santri, sebagai bagian penting dari sejarah bangsa, memiliki peran besar dalam menjaga moralitas, pendidikan, dan kemandirian umat. Mari kita jadikan HUT RI ke-80 ini sebagai titik tolak untuk memperkuat peran santri dalam membangun peradaban Indonesia yang unggul dan bermartabat. #Merdeka! #HUTRI80 #1MiliarSantriUntukIndonesia #SantriIndonesiaMenyapaDunia

Read More

Kedahsyatan Ayat Seribu Dinar, Benarkah Ampuh Memperlancar Rezeki buat yang Mengamalkan?

Bekasi – 1miliarsantri.net : Jika berbicara permasalahan kehidupan yang terkait kelancaran rezeki, maka umat muslim yang berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah, senantiasa menjadikan rujukan sebagai syifa (obat, penawar dan juga pemberi solusi). Salah satu kepercayaan yang diyakini oleh umat muslim adalah mengamalkan kedahsyatan ayat seribu dinar, sebagai wirid atau amalan sehari-hari. Fenomena yang tidak jarang terjadi adalah, banyak yang meyakini bahwa terdapat rahasia dibalik surah atau ayat tertentu yang dapat memancing hadirnya rezeki serta mendatangkan kemuliaan dan keberkahan bagi orang yang membacanya. Salah satu ayat Al-Quran yang dimaksud terdapat pada QS. At-Thalaq: 2-3, dan disebut oleh banyak kalangan sebagai ‘ayat seribu dinar’. Fenomena amalan ayat seribu dinar yang merambah di media sosial secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi banyak orang yang ingin mendapat kelimpahan rezeki dan keberkahan didalamnya. Tidak sedikit, amalan tersebut diyakini telah banyak memberikan keberkahan rezeki yang nyata pada mereka yang mengamalkannya. Fenomena ini juga diperkuat dengan salah satu penelitian yang berjudul,’Living Qur’an tentang Pengamalan Ayat Seribu Dinar pada Pedagang di Pasar Aceh’, mendeskripsikan tentang praktik penggunaan QS. Al-Thalaq: 2-3 atau ayat seribu dinar dalam bentuk poster yang dilakukan oleh pedagang di pasar aceh, yang diyakini dapat memberikan kelancaran rezeki kepada para pedagang atau orang-orang yang menjalankan usaha lainnya. Apa rahasia kedahsyatan dibalik amalan ayat seribu dinar? Ayat seribu dinar merupakan bagian akhir dari ayat 2 dan keseluruhan ayat 3 dalam surah At-Thalaq. Ayat seribu dinar disebut juga sebagai amalan kekayaan yang jika diamalkan secara khusus dan terus menerus, maka akan mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Dibalik kepercayaan terhadap amalan ayat seribu dinar, salah satu literatur menyebutkan bahwa terdapat kisah di balik penamaan ayat seribu dinar. Kisah tersebut berkenaan dengan seorang pedagang yang bermimpi didatangi Nabi Khidir, yang mana di dalam mimpi tersebut Nabi Khidir menyuruh si pedagang untuk memberikan sedekah sebesar seribu dinar emas kepada fakir miskin. Tidak disangka ternyata setelah sedekah tersebut ditunaikan, Nabi Khidir Kembali datang lewat mimpi pedagang itu dan mengajarkan ayat-ayat suci agar diamalkan setiap hari, demi menjaga diri dari malapetaka. Kemudian, setelah pedagang tersebut Kembali menunaikan amalan yang diajarkan oleh Nabi Khidir melalui mimpi, hasilnya terbukti. Pada saat pedagang pergi berlayar ke tanah seberang dengan membawa harta kekayaan, di tengah laut kapal yang ditumpangi hancur diterjang badai, dan dialah satu-satunya orang yang selamat terdampar di daratan seberang bersama seluruh harta yang dibawa. Bahkan, ada juga kisah yang menyebutkan bahwa pedagang tersebut menjadi raja di tempat dimana ia terdampar, setelah rutin mengamalkan ayat-ayat tersebut. Maka dari itu, kisah ini lah yang menjadi awal mula muncul nama ‘ayat seribu dinar’, dikarenakan ayat yang diajarkan oleh Nabi Khidir kepada si pedagang tersebut merupakan ayat kedua dan ketiga dari QS. At-Thalaq. Tafsir QS. AT-Thalaq: 2-3 Terkait Memperlacar Rezeki At-Thalaq merupakan surah ke-65 di dalam Al-Qur’an yang termasuk dalam kelompok surah Madaniyah. Surah ini terdiri dari 12 ayat dan dinamakan At-Thalaq karena sebagian besar ayat-ayatnya membahas mengenai masalah talak. Beberapa pembahasan dalam surat ini diantaranya adalah mengenai talak dan iddah, kewajiban masing-masing antara suami dan istri pada masa talak dan iddah serta anjuran kepada orang-orang mukmin agar senantiasa bertakwa dan bertawakal kepada Allah dalam menjalani kehidupan. Berikut ini penafsiran para mufassir mengenai surah At-Thalaq ayat 2-3: 1. Penafsiran Quraish Shihab             Quraish Shihab menuturkan bahwa jangan ada kesalahpahaman mengenai pernyataan bahwa banyak orang bertakwa yang kehidupan materialnya terbatas. Namun, yang perlu diingat bahwa ayat seribu dinar tidak menyatakan ‘akan menjadikannya kaya raya’.  Sehingga perlu diingat bahwa, rezeki itu tidak hanya dalam bentuk materi, namun juga dalam bentuk kepuasan dan ketenangan hati. Artinya, Quraish Shihab menegaskan bahwa rezeki yang dimaksud tidak selalu bersifat material, namun juga bersifat spiritual. Hal ini juga tertuang dalam sabda Rasulullah: ‘Tidak ada yang menampik takdir kecuali doa, tidak ada yang menambah umur kecuali Kebajikan yang luas, dan sesungguhnya seseorang dihindarkan dari rezeki akibat dosa yang dilakukannya’ (HR.Ibn Majah, Ibn Hibban, dan Al-Hakim melalui Tsauban). 2. Penafsiran Ibnu Katsir Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dalam artian barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, maka Allah akan membuatkan jalan keluar baginya serta memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ibnu Katsir juga mengutip Riwayat Imam Ahmad dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, bahwa suatu hari Rasulullah pernah bersabda: “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika ummat ini bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan memberikan manfaat kepadamu melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan bisa mencelakakanmu melainkan dengan apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena telah diangkat dan telah kering pula (tinta) lembaran-lembaran ini.” Maka dari itu, tidak ada dalil pasti yang menyebutkan bahwa pengamalan QS. At-Thalaq : 2-3 sebagai suatu ikhtiar memperlancar rezeki. Namun, kedua mufassir tersebut hanya memberikan pemahaman bahwa ayat tersebut adalah bentuk seruan agar umat muslim senantiasa bertakwa dan bertawakal kepada Allah. (**) Sumber: Susanti, F, I. (2025). The Living Qur’an (Fenomena Amalan Ayat Seribu Dinar di Tiktok). Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir. 7(1), 69-84 Huda, N. (2019). Epistemologi Penafsiran Ayat ‘Seribu Dinar’ (at-Thalaq(65);2-3): Studi Komparasi Abdurra’uf as-Singkili dan M.Quraish Shihab. Jurnal Studi Islam. 15(1), 39-57 Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More
Etika penggunaaan AI

Apakah AI itu Haram? Pahami 5 Etika Penggunaan AI dalam Islam

Bekasi – 1miliarsantri.net : Perkembangan teknologi AI yang meningkat pesat secara tidak langsung memberikan efek pada berbagai lini kehidupan. Sebelum masuk lebih jauh tentang Etika Penggunaan AI dalam Islam, yuk kita bahas dulu apa itu AI? AI atau kecerdasan buatan, menggunakan metode-metode yang mengadopsi karakteristik manusia dalam pemrosesan informasi. Tidak hanya itu, AI juga menyuguhkan berbagai informasi yang dapat menyentuh penalaran logis, perhitungan matematis dan berbagai keunggulan yang hampir mendekati logika manusia. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) merupakan kemajuan teknologi yang membuat komputer dapat melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. AI dirancang sebagai bentuk replikasi aspek-aspek yang dikuasai oleh manusia serta merambah pada berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, psikologi, linguistic, sains syaraf serta berbagai bidang lain nya termasuk agama. Namun, jika ditinjau dari aspek agama, tentu saja AI tetap tidak dapat mengganti peran dan menyamai kecanggihan otak manusia. Meskipun, teknologi komputer memiliki kemampuan seperti berhitung, membuat teks dan lain sebagainya, namun kemampuan tersebut hanya bergantung pada kecerdasan pembuatnya (brainware) serta program-program cerdas yang ada di dalamnya. Berbeda dengan otak manusia, kinerja otak manusia akan selalu bertambah seiring dengan pengalaman hidup yang didapatkan. Bahkan, Al Quran memiliki pandangan filosofis mengenai proses belajar pada otak manusia, yang mana disebutkan dalam surat al-‘Alaq: 1-5 bahwa perintah pertama Allah adalah untuk belajar, sehingga proses belajar tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan derajat manusia. Lalu, Bagaimana Pandangan Islam terhadap Perkembangan AI? Perkembangan AI tentu menjadi salah satu kemajuan teknologi yang didasari oleh keterbukaan informasi dan ilmu pengetahuan dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Pada hal ini, Islam mendukung penuh keaktifan dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) karena secara tidak langsung perkembangan ilmu pengetahun tentu melingkupi berbagai aspek kemajuan dalam hal berpikir kritis dan terbuka terhadap berbagai kebenaran. Namun, perlu diingat  bahwa AI tidak memiliki kemampuan dalam pertimbangan moral seperti halnya kemampuan manusia. Penggunaan AI tentu memiliki batasan yang harus diperhatikan guna menjaga nilai-nilai yang sudah tertanam sebelumnya, seperti nilai agama Islam. Penggunaan AI dinilai dapat membuka potensi baru dalam konteks pemahaman agama, terutama agama Islam, seperti misalnya menyediakan alat analisis data canggih yang dapat memahami teks-teks agama seperti hadits (Suleimenov et al., 2019). Namun, dibalik hal tersebut, penggunaan AI juga dinilai dapat menghadirkan tantangan etika dan resiko kesalahpahaman dalam interpretasi teks agama sehingga hal ini dinilai sangat perlu adanya pengawasan yang ketat serta pedoman etika dalam implementasi teknologi AI tersebut. Berbicara mengenai etika penggunaan AI, Etika penggunaan AI dalam kehidupan sehari dinilai sangat penting mengingat bahwa teknologi ini dapat memberikan pengaruh bagi banyak aspek kehidupan manusia, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun moral. Berikut 5 Etika Penggunaan AI dalam Islam: 1. Maslahah (Kemaslahatan Umum)             Berbagai teknologi yang digunakan dalam Islam, termasuk AI harus digunakan untuk memberikan manfaat bagi Masyarakat, seperti misalnya pengembangan aplikasi AI yang dapat memudahkan akses pada bidang kesehatan, pendidikan, dan ’layanan publik yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. 2. Tanggung Jawab (Amanah)             Tanggung jawab menjadi salah satu nilai penting yang ditekankan dalam ajaran Islam. Bahkan, Amanah menjadi salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh Rasulullah. Selain itu dijelaskan juga dalam Al-Qur’an surat Al-anfal ayat 27 yang berbunyi : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu Mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya” Oleh sebab itu, penggunaan AI harus dapat dipertanggungjawabkan dampaknya terhadap masyarakat. Salah satu contoh penggunaan AI yang dinilai tidak Amanah seperti misalnya teknologi AI yang digunakan untuk memanipulasi data atau mengawasi individu tanpa izin dan melanggar privasi dari individu tersebut. 3. Keadilan dan Keseimbangan (‘Adl wa Tawazun)             Penggunaan AI diharapkan tidak hanya bermanfaat hanya untuk segelintir orang namun juga dapat bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi semua golongan masyarakat, tanpa menimbulkan kesenjangan sosial tertentu. Artinya bahwa, AI harus memastikan bahwa tidak ada diskriminasi atau ketidakadilan terhadap individu atau kelompok tertentu. 4. Transparansi dan Keterbukaan             Islam tentu sangat menghargai transparansi dan kejujuran dalam berbagai aspek kehidupan. Pada penggunaan AI, penting untuk memahami bagaimana algoritma bekerja, apa saja data yang digunakan serta mengenai Keputusan yang dibuat oleh system tersebut. Pengguna AI dinilai berhak mendapatkan informasi yang jelas dan transparan tentang teknologi yang sedang digunakan. 5. Menghindari Penyalahgunaan Teknologi             Islam menekankan penting nya untuk tidak melakukan kerusakan atau penyalahgunaan teknologi (fasad). Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 56 Allah berfirman “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”  Artinya bahwa, penggunaan AI harus menghindari segala bentuk penyalahgunaan serta digunakan untuk memfasilitasi kebaikan dan kemajuan, bukan untuk merusak atau memanipulasi orang lain. Jadi, Apakah AI itu Haram? Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, bahwa penggunaan AI yang mengedepakan 5 etika dalam ajaran Islam tentu tidak bertentangan dengan ajaran agama. Penggunaan AI yang digunakan untuk kemajuan umat manusia serta membawa kebaikan bagi banyak orang dinilai tidak dilarang dalam agama Islam, yang artinya dalam Islam segala hal yang membawa kemaslahatan bagi umat hukum nya tidak haram. (***) Sumber: Hakim, F., Fadlillah, A & Rofiq ,M,N.  (2024). Artificial Intellegence (AI) dan Dampaknya Dalam Distors Pendidikan Islam. Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 13 (1), 129-144. Herwinsyah. (2024). Kajian Teoritis: Artificial Intelligence (AI) Dalam Pandangan Islam dan Etikanya. Jurnal Salam Istitute Islamic Studies, 1 (1), 24-30 Batubara, Y. (2024). Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Sebagai Strategi Dakwah: Analisis Peluang dan Tantangan. Jurnal Manajemen Dakwah, 6(1), 81-100 Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Bangun Pagi ala Muslim: Sunnah Rasul yang Penuh Berkah

Surabaya – 1miliarsantri.net : Bangun pagi ala muslim itu kadang terasa seperti perjuangan melawan diri sendiri, apalagi kalau malam sebelumnya keasyikan scroll media sosial atau nonton series favorit. Tapi, tahukah kamu, dalam ajaran Islam, bangun pagi bukan cuma soal menyambut hari baru, tapi juga bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang penuh berkah. Yuk, kita bahas kenapa bangun pagi ala Muslim itu spesial dan gimana caranya biar pagi kita lebih bermakna! Mengapa Bangun Pagi Itu Penting? Dalam Islam, waktu pagi dianggap sebagai waktu yang penuh keberkahan. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Dawud). Hadis ini jadi pengingat bahwa pagi adalah waktu emas untuk memulai hari dengan energi positif dan produktivitas. Bukan cuma soal fisik, tapi juga spiritual. Bangun pagi memberi kita kesempatan untuk mendekatkan diri pada Allah, merenung, dan menata niat untuk hari itu. Bayangin, saat dunia masih sepi, burung-burung mulai berkicau, dan udara pagi terasa segar, kamu sudah bangun, berwudhu, dan sholat Subuh. Rasanya seperti dapat bonus waktu eksklusif untuk “ngobrol” sama Allah sebelum dunia ramai. Ditambah lagi, penelitian modern juga bilang bahwa bangun pagi bikin kita lebih fokus, produktif, dan punya mood yang lebih baik. Sunnah Rasul saat Bangun Pagi Rasulullah SAW punya kebiasaan pagi yang sederhana tapi penuh makna. Kalau kita ikutin, dijamin hari kita bakal lebih terasa berkah. Apa aja sih sunnah-sunnah itu? Saat bangun tidur, Rasulullah SAW selalu memulai hari dengan doa:  “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihinnusyur.” Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami kembali.”  Doa ini mengingatkan kita untuk bersyukur karena diberi kesempatan hidup lagi hari ini. Bayangin, tiap pagi kita “di-boot ulang” sama Allah, dikasih kesempatan baru untuk jadi lebih baik. Keren, kan? Sholat Subuh adalah kunci utama memulai hari ala Rasulullah. Beliau selalu sholat Subuh berjamaah, dan ini bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal disiplin dan komitmen. Hadis menyebutkan bahwa sholat Subuh berjamaah pahalanya seperti sholat malam sepanjang malam (HR. Muslim). Buat yang masih suka molor, coba deh set alarm 10 menit sebelum waktu Subuh, berwudhu, dan nikmatin ketenangan sholat di masjid atau di rumah. Setelah Subuh, Rasulullah sering meluangkan waktu untuk berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Dzikir pagi, seperti membaca Ayat Kursi, tiga Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas), atau doa perlindungan, adalah “tameng” spiritual buat kita sepanjang hari. Coba deh, baca beberapa ayat Al-Qur’an sambil ngopi atau teh hangat. Suasananya bikin hati adem! Meskipun wudu sudah dilakukan untuk sholat, Rasulullah juga menganjurkan menjaga kebersihan tubuh. Mandi pagi bukan cuma bikin badan segar, tapi juga bikin pikiran lebih jernih. Plus, ini sunnah yang bikin kita siap menjalani hari dengan penuh semangat. Tips Biar Bangun Pagi Agar Jadi Rutinitas Kalau kamu tipe yang alarm bunyi sepuluh kali masih belum bangun juga, tenang, ada cara biar bangun pagi jadi lebih gampang: Niatin di hati sebelum tidur bahwa kamu pengen bangun pagi untuk ibadah dan produktivitas. Niat ini kayak “bahan bakar” yang bikin kamu semangat buat bangun. Ini kunci utama. Kalau malamnya begadang, bangun pagi bakal terasa kayak mimpi buruk. Coba atur rutinitas malam, misalnya matikan gadget sejam sebelum tidur dan ganti dengan baca buku atau dzikir. Ini trik klasik tapi ampuh. Kalau alarm ada di sebelah bantal, besar kemungkinan kamu cuma pencet “snooze” dan tidur lagi. Letakkan alarm di meja agak jauh, jadi kamu terpaksa bangun buat matiin. Ajak temen atau keluarga untuk saling mengingatkan sholat Subuh. Kalau ada komunitas yang suka ke masjid bareng, join aja! Rasa solidaritas bikin semangat bangun pagi lebih besar. Kasih alasan kuat buat bangun pagi, misalnya pengen olahraga ringan, nulis jurnal, atau nyiapin sarapan sehat. Kalau pagi udah punya “misi”, kamu bakal lebih termotivasi. Berkah Bangun Pagi dalam Kehidupan Sehari-hari Bangun pagi ala Muslim nggak cuma soal ibadah, tapi juga berdampak besar buat kehidupan sehari-hari. Dengan bangun pagi, kamu punya waktu lebih untuk merencanakan hari, bekerja lebih produktif, dan menjaga kesehatan mental. Misalnya, coba deh mulai hari dengan jalan kaki sambil dzikir atau meditasi ringan. Ini bikin pikiran lebih jernih dan tubuh lebih bugar. Selain itu, bangun pagi juga ngasih kita kesempatan buat nyicil pekerjaan sebelum dunia “kejar-kejaran” sama deadline. Buat pelajar atau pekerja, waktu pagi bisa dipakai buat belajar, nulis, atau nyelesain tugas tanpa gangguan. Plus, kalau kamu punya kebiasaan bangun pagi, orang-orang bakal lihat kamu sebagai sosok yang disiplin dan penuh energi. Bangun pagi ala Muslim bukan cuma soal disiplin, tapi juga soal keberkahan dan kedamaian dalam hidup. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah, kita nggak cuma dapat manfaat spiritual, tapi juga kesehatan fisik dan mental. Mulai dari hal kecil, seperti set alarm untuk Subuh, baca doa bangun tidur, atau sekadar nikmatin udara pagi sambil berdzikir. Lama-lama, kebiasaan ini bakal jadi bagian dari hidup yang bikin setiap hari terasa lebih bermakna. Jadi, besok pagi, coba deh bangun lebih awal, wudhu, sholat Subuh, dan sambut hari dengan senyuman. Siapa tahu, pagi itu jadi awal dari perubahan besar dalam hidupmu. Yuk, mulai dari sekarang, dan rasain sendiri berkahnya! (***) Penulis: Irvan Fatchurrohman Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Foto by AI

Read More

Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam

Surabaya – 1miliarsantri.net : Dalam ajaran Islam, hubungan manusia dengan alam bukanlah relasi dominasi, tetapi amanah. Sejak awal penciptaan, Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah: 30), untuk itu, manusia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual dalam merawat dan melindungi alam semesta ini. Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan contoh konkret dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dalam banyak hadis, beliau menganjurkan untuk tidak menyia-nyiakan air, sekalipun sedang berwudhu di sungai yang mengalir. Nabi juga melarang menebang pohon sembarangan, merusak habitat hewan, serta mengotori jalan umum. Ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sudah tertanam kuat melalui tradisi Islam sejak 1.400 tahun lalu. Di era modern yang serba dinamis ini, ada begitu banyak bencana alam yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Seperti banjir, longsor dan pencemaran air laut. Padahal Al-Quran sudah memberi peringatan tentang kerusakan lingkungan: ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Rum: 41) Ayat tersebut mengingatkan kepada umat muslim agar peduli akan kelangsungan ekosistem alam. Jihad Ekologis: Perjuangan Menjaga Bumi Istilah jihad seringkali disalahpahami. Dalam konteks lingkungan, jihad tidak berarti pertempuran bersenjata, melainkan perjuangan serius dan berkelanjutan untuk menjaga bumi dari kerusakan. Ini adalah bentuk jihad modern yang harus dihidupkan oleh umat Muslim di tengah krisis iklim, polusi, dan deforestasi yang mengancam keberlangsungan hidup. Sedangkan ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya, dan sejatinya sudah lama menjadi bagian dari ajaran Islam.  Namun, di zaman modern, kesadaran ini kerap terabaikan. Umat Islam perlu menyadari bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar kewajiban moral, melainkan bentuk pengamalan ibadah yang konkret. Jihad ekologis bisa dilakukan dengan cara menanam pohon, mengurangi sampah plastik, mengelola limbah rumah tangga, hingga mengedukasi orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan. Langkah tersebut bukan sekadar aksi sosial, melainkan ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi di hadapan Allah. Seperti ayat Al-Quran berikut: وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31) Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berlebih-lebihan. Gaya hidup konsumtif dan rakus telah menjadi penyumbang terbesar kerusakan lingkungan saat ini. Mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan tidak hanya baik secara etis, tetapi juga merupakan wujud nyata dari pengamalan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam situasi ini, umat Islam dituntut untuk tidak hanya menjadi saksi pasif, tapi juga agen perubahan yang aktif. Masjid bisa menjadi pusat edukasi dan aksi lingkungan. Sekolah-sekolah Islam bisa mengintegrasikan pelajaran ekologi dalam kurikulum. Selain itu, para dai bisa menyelipkan pesan-pesan lingkungan dalam khutbah Jumat. Merawat Alam, Merawat Iman Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, memiliki ajaran yang sangat kuat tentang etika lingkungan. Merawat lingkungan bukan sekadar kewajiban moral atau tuntutan zaman. Hal tersebut merupakan bagian dari ibadah. Menjaga alam berarti menjaga ciptaan Allah, dan itu adalah bentuk cinta yang paling murni terhadap Sang Pencipta. Di tengah krisis ekologis yang melanda dunia, umat Islam harus menjadikan jihad ekologis sebagai bagian dari identitas spiritual. Untuk itu, lingkungan merupakan bagian dari ciptaan Allah yang memiliki fungsi, keseimbangan, dan kehormatan tersendiri. Air, tanah, udara, pepohonan, binatang, dan gunung semuanya adalah makhluk Allah yang tunduk kepada-Nya (QS. Al-Hajj: 18). Maka, merusaknya sama saja dengan mengkhianati amanah. Spirit Umat Islam dalam Merawat Lingkungan Pada akhirnya, bumi bukanlah warisan dari nenek moyang kita, melainkan titipan dari anak cucu yang harus kita jaga sebaik-baiknya. Islam mengajarkan umatnya untuk merawat lingkungan. Menjaga alam agar tetap lestari dan kita bisa hidup selaras dengan alam. Menjaga dan merawat lingkungan juga merupakan ibadah, karena ibadah dalam Islam tidak terbatas pada shalat, puasa, dan haji. Islam mengajarkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan niat karena Allah bisa bernilai ibadah, termasuk menjaga dan melestarikan alam. Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal kepada Allah semata, tapi juga hubungan horizontal dengan alam dan sesama makhluk. Oleh karena itu, Ibadah bukan hanya soal berdzikir, tapi juga soal aksi nyata. Dalam semangat Islam, sujud kepada Allah juga berarti menghormati ciptaan-Nya. Maka, menjaga lingkungan adalah bukti cinta kita kepada Sang Pencipta. Saat ibadah bertemu dengan aksi lingkungan, di situlah Islam menjelma menjadi agama yang utuh. Agama yang tidak hanya membentuk insan saleh secara spiritual, tapi juga saleh ekologis. (**) Penulis: Irvan Fatchurrohman Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona Foto by AI

Read More

Palestina Dipaksa Hidup Damai Dengan Penyamun

Cimahi – 1miliarsantri.net: Sejumlah media zionis yahudi dan sekutunya sangat gencar melakukan kriminalisasi terhadap aksi perlawanan para pejuang Hamas sejak 7 Oktober silam, para zionis yahudi melakukan Playing victim di setiap kesempatan pers dengan senantiasa melabeli perbuatan mereka sebagai Right of Self Defense. Tindakan brutal yang dilakukan sebagai dalih bela diri sampai Rabu (6/8/2025) telah mengakibatkan korban jiwa sebanyak 61.158 warga Palestina, korban anak anak 18.500 dan wanita 3.160 serta korban luka sebanyak 151.442 orang, tentu ini adalah peristiwa genosida. Zionis yahudi seperti benar benar sedang menjalankan nasihat dari tokoh Rabi Yahudi yang bernama Rashoron tahun 1869 di Portugal, ia menyatakan “Jika emas merupakan kekuatan pertama kita untuk mendominasi dunia, dunia jurnalistik merupakan kekuatan kedua bagi kita”. Mengendalikan Media Masa-Menghalangi Diplomasi Berlawanan Bagai menemukan oase mata air, Bapak Zionisme Modern yakni Theodore Herzl dalam konferensi Yahudi di Luzane menekankan pentingnya mengendalikan media masa, termasuk mengarahkan pandangan jurnalis dengan tujuan membentuk opini publik yang mendukung agenda mereka untuk mencapai supremasi global dan mengahalangi diplomasi yang berlawanan. Jargon siapa yang menguasai media massa, ia akan menguasai dunia, sedangkan menguasai dunia adalah obsesi mereka. Keserakahan dan ketamakan mereka telah tertulis dalam Al Quran. Allah SWT berfirman; وَلَتَجِدَنَّهُمۡ اَحۡرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ  ۛۚ وَ مِنَ الَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡا‌‌  ۛۚ يَوَدُّ اَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ اَ لۡفَ سَنَةٍ ۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهٖ مِنَ الۡعَذَابِ اَنۡ يُّعَمَّرَ‌ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ “Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS al Baqarah ayat 96) Sebenarnya propaganda yang dilakukan Yahudi itu sudah terbiasa mereka lakukan, sampai merekapun biasa memodifikasi al Kitab, bahkan kitabnya sendiri. Allah SWT berfirman; فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ ٱلْكِتَٰبَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشْتَرُوا۟ بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ “Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan”. (QS al Baqarah ayat 79). Propaganda Yahudi Tercatat beberapa propaganda Zionis Yahudi kepada dunia, sesama Yahudi dan umat Islam, di antaranya; Sedangkan faktanya bahwa Yahudi tidak dipersekusi di wilayah Daulah Utsmani. Mereka memang dibenci, tetapi tidak pernah didzalimi atau diperlakukan tidak adil. Dahulu Yahudi dipersekusi di Jerman karena mereka dianggap bersalah membesarkan bank-bank milik Rotschild yang membiayai UK hingga menang PD-1 dan mengalahkan Jerman. Dahulu Yahudi juga dipersekusi di banyak negara yang masih memegang teguh Katholik atau Kristen Orthodox, karena ajaran mereka menganjurkan melecehkan agama lain, hidup secara eksklusif (gheto) serta mereka dianggap menjadi kaya raya karena melakukan aktivitas ribawi. Perlu diperhatikan bahwa janji Tuhan kepada Bani Israil itu disampaikan Nabi Musa, dan sudah terwujud di zaman Nabi Daud & Nabi Sulaiman. Janji Tuhan itu bersyarat, selama mereka masih taat kepada Tuhan, dan ketika mereka tidak taat lagi, pasca wafatnya Nabi Sulaiman, kerajaan pecah, sampai akhirnya dijajah oleh kekuasaan asing, Assyiria, Babilonia, Persia dan Romawi. Sesungguhnya sejarah telah mencatat selama berabad-abad, prestasi Bani Israel tertutupi oleh prestasi umat Islam, terlebih di era peradaban emas Khilafah Islam, apalagi saat kekhalifahan Abbasiyah. Khusus terkait tindakan keji dan brutal yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap Gaza dan Tepi Barat Palestina kini, propaganda tuduhan kepada Hamas sebagai teroris dan the barbarians yang telah membunuh bayi dan anak anak Yahudi di depan orang tuanya, mengubur orang hidup hidup, memperkosa perempuan dan memenggal kepala laki laki. Mereka-pun menyebarkan propaganda licik dan terlihat bijak dan logis, padahal menyesatkan, diantaranya; Mengapa tidak hidup damai saja dengan mendirikan satu negara dengan dua bangsa? Tentu ini adalah gagasan bathil usulan Inggris, ibarat pemilik rumah yang syahid dipaksa untuk hidup bersama dengan “bangsat”. Kemudian akan menghentikan sendi ajaran Islam di antaranya jihad sebagai fardlu ain atas penjajahan dan pendudukan negeri muslim, loyal terhadap kafir, mengakui kedzaliman Yahudi, memberi jalan kepada kafir untuk menguasai muslim, mendukung sikap lemah dan khianat para penguasa muslim dan menyetujui berdirinya negara Palestina yang sekular. Persoalan Palestina bukan persoalan agama, tapi persoalan kemanusiaan. Dalam Islam mengatur hubungan antar sesama manusia dan keutamaan kasih sayang sesama muslim. Seharusnya kaum muslim di Palestina hijrah dari negeri mereka, sebagaimana muslim Mekkah dahulu. Jelas tidak tepat, akar persoalannya adalah status tanah yang dirampas, padahal tanah Palestina adalah tanah kharajiyah (tanah milik kaum muslim di seluruh dunia) sejak masa khalifah Umar bin Khatab.*** Penulis : HM ALI Moeslim | (Penulis buku “Dari Permana Hingga Pormosa” – Catatan Ringan Perjalanan Dakwah sampai ke Negeri China) Foto istimewa Channel Free Palestine Editor : Thamrin Humris

Read More

Berapakah Gaji Merawat Orang Tua yang Sakit di Mata Allah?

Surabaya – 1miliarsantri.net: Berbakti kepada orang tua dalam kondisi sehat mungkin lebih mudah dibandingkan berbakti kepada orang tua yang sedang sakit, apalagi penyakitnya terbilang susah untuk disembuhkan. Jadi teringat kalimat renungan ini, “Satu orang tua mampu merawat 10 anak, tapi 10 anak belum tentu mampu merawat 1 orang tua”. Walaupun mereka mau merawatnya, namun terkadang ada kepentingan transaksional seperti mengharapkan warisan orang tua. Padahal seorang ibu dan bapak membesarkan anak-anaknya dari bayi sampai dewasa dengan pengeluaran yang tak terbatas bahkan rela tahan ‘banting tulang’ demi kesejahteraan, kesuksesan dan kebahagiaan sang anak. Merawat di benak orang tua adalah sebuah harapan penuh kasih. Sedangkan seorang anak dititipkan orang tua yang sakit mulai perhitungan terhadap pengeluaran yang membengkak untuk pengobatan, merasa stres menghadapi mood swing orang tua dan ingin terlepas dari beban penderitaan itu dengan mengirim orang tua ke panti jompo. Merawat di benak anak kadang kala menjadi sebuah beban dan penderitaan. Penulis pun pernah melewati lika-liku merawat bapak stroke selama 5 tahun lamanya. Awal perjalanan begitu berat, selain harus kerja keras mencari uang demi pengobatan juga ekstra sabar merawat bapak. Ketika berangkat kerja harus memandikan dan menyuapi. Ketika pulang kerja dihadapkan sama bapak yang ngompol dan berak. Belum lagi kontrol ke rumah sakit. Rasanya capek banget. Kalau kerja, walau capek masih digaji. Kalau merawat orang tua sakit, dimana mereka tidak lagi aktif bekerja dan warisan pun tak ada. Lalu berharap kepada siapa?. Berharaplah kepada Sang Pemilik Langit dan Bumi. Allah telah menyediakan bayaran setimpal kepada seorang anak yang setulus hati merawat orang tuanya. Maka berlomba-lombalah dalam berbuat baik kepada orang tua, selagi mereka masih ada walau dalam kondisi sakit tak berdaya.  1. Tiket Menuju Surga Surga adalah tempat tinggal terbaik manusia. Disana manusia akan kekal, selalu bahagia dan apapun keinginan akan dikabulkan. Hampir semua manusia pasti menginginkan surga. Tanpa disadari terkadang manusia mencari tiketsurga sampai ke ujung dunia, padahal surga itu dekat yaitu orang tua kita sendiri. اﻟْوَاﻟِدُ أَوْﺳَطُ أَﺑْوَابِ اﻟْﺟَ ﱠﻧﺔِ ﻓَﺈِنْ ﺷِﺋْتَ ﻓَﺄَﺿِﻊْ ذَﻟِكَ اﻟْﺑَﺎبَ أَوِ اﺣْﻔَظْﮫُ Artinya: “Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi) MasyaAllah sebegitu besaran gaji yang kita dapatkan ketika berbakti kepada orang tua. Dan pada hakikatnya birrul walidain itu merupakan ibadah wajib, yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Nisa  ayat 36 yang berbunyi; وَاﻋْﺑُدُوا َّٰﷲ وَﻻَ ﺗُﺷْرِﻛُوْا ﺑِﮫٖ ﺷَﯾْـًٔﺎ ﱠوﺑِﺎﻟْوَاﻟِدَﯾْنِ اِﺣْﺳَﺎﻧًﺎ “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua.” Dalam surat An-Nisa telah dijelaskan bahwa perintah menyembah Allah dibarengi dengan perintah berbakti kepada orang tua. Itu artinya serajin apapun ibadah yang kita lakukan kalau tidak berbakti kepada orang tua, maka ada yang kurang sempurna dalam ibadah kita. Birrul walidain sebuah kewajiban ketika melakukannya mendapat pahala dan ketika melanggarnya mendapat ganjaran.  2. Pintu Rezeki Terbuka Lebar Bagi para pejuang merawat orang tua sakit/caregiver, mungkin akan merasa khawatir kalau rezeki akan berkurang karena harus membaginya untuk pengobatan atau perawatan orang tua. Belum lagi terpaksa resign untuk menjaga orang tua yang sudah kehilangan kemandirian dalam beraktivitas. Niat tulus tidak akan sia-sia, Allah akan memberi rezeki mengalir deras dari arah yang tidak kalian sangka. وَﻋَنْ ﻋَﺑْدِ َ ﱠِﷲ ﺑْنِ ﻋُﻣَرَ رَﺿِﻲَ َ ﱠُﷲ ﻋَﻧْﮭُﻣَﺎ ﻋَنْ اَﻟ ﱠﻧﺑِ ﱢﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم ﻗَﺎلَ رِﺿَﺎ َ ﱠِﷲ ﻓِﻲ رِﺿَﺎ اَﻟْوَاﻟِدَﯾْنِ وَﺳَﺧَطُ َ ﱠِﷲ ﻓِﻲ .ﺳَﺧَطِ اَﻟْوَاﻟِدَﯾْنِ أَﺧْرَﺟَﮫُ اَﻟ ﱢﺗرْﻣِذِ ﱡي, وَﺻَ ﱠﺣﺣَﮫُ اِﺑْنُ ﺣِ ﱠﺑﺎنَ وَاﻟْﺣَﺎﻛِمُ Artinya: “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim). Keberuntungan itu pun pernah dialami oleh sutradara film Jumbo Ryan Adriandhy. Dibalik kesuksesan 10 juta penonton dan karyanya termasuk film terlaris sepanjang masa, ada doa ibundanya yang menyertai. Dimana dalam mengerjakan karya itu, Ryan menemani ibundanya berjuang melawan kanker, hingga tahun 2022 harus berpulang. Tidak hanya mengalir rezeki yang deras, merawat orang tua akan dimudahkan urusan atau hajatnya. Seperti yang dialami penulis yang ketika memutuskan resign kerja selalu dimudahkan untuk mendapat penggantinya. Saat resign pertama, satu bulan sebelum resign mendapat tawaran kerja. Dan resign kedua, setelah 12 hari resign baru mendapat kerja. Hasil jerih payah merawat orang tua sakit tidak ada yang sia-sia, percayalah!.  3. Terhindar Dari Penyakit dan Panjang Umur Biasanya kalau dalam bekerja selain mendapatkan gaji juga mendapat tunjangan kesehatan seperti BPJS. Begitu juga ketika merawat orang tua sakit, akan mendapat tunjangan kesehatan dan umur panjang. ﻋَنْ أَﻧَسِ ﺑْنِ ﻣَﺎﻟِكٍ، ﻗَﺎلَ ﻗَﺎلَ رَﺳُولُ ِﷲ ﺻَﻠﱠﻰ ﱠُﷲ ﻋَﻠَﯾْﮫِ وَﺳَﻠﱠمَ ﻣَنْ أَﺣَ ﱠب أَنْ ﯾُﻣَ ﱠد ﻓِﻲ ﻋُﻣْرِهِ، وَﯾُزَادَ ﻓِﻲ رِزْﻗِﮫِ، ﻓَﻠْﯾَﺑَ ﱠر وَاﻟِدَﯾْﮫِ، وَﻟْﯾَﺻِلْ رَﺣِﻣَﮫُ Artinya, “Dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim,’” (HR Ahmad). Hal itu pernah penulis alami tapi lebih ke terhindar dari penyakit. Jadi pernah muncul benjolan di payudara. Fakta itu membuat penulis cemas, takutnya itu mengarah ke kanker payudara yang belum ada obatnya. Padahal saat itu bapak juga belum kunjung sembuh dari strokenya. Takutnya kalau aku sakit, terus siapa yang merawat beliau. Dan pas shalat tahajud benar-benar khusyuk berderai air mata untuk diberikan petunjuk agar benjolan ini tidak membesar atau tumbuh menjadi kanker. Kemudian pihak keluarga ada yang memberi saran untuk menggunakan salep. Setelah rutin menggunakannya satu bulan. Alhamdulillah yang awalnya bengkak dan keras, sudah tidak ada benjolan. Gaji merawat orang tua sakit memang tak tertulis dalam slip gaji. Dan kalaupun orang tua kita tidak memiliki warisan untuk mengapresiasi dedikasi kita. Masih ada Allah yang siap menggaji kita melebihi harta benda atau jabatan di dunia melainkan surga yang dijanjikan, rezeki yang mengalir tanpa diduga, kesehatan dan umur yang diberkahi. Semoga kita menjadi bagian dari mereka yang Allah angkat derajatnya karena keikhlasan merawat orang tua yang sakit, Aamiin. Selagi orang tua masih hidup jagalah kesehatan mereka. (***) Penulis : Iftitah Rahmawati Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman, Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Sholat Dhuha: Amalan Ringan, Manfaat Besar untuk Rezeki

Surabaya – 1miliarsantri.net : Di tengah kesibukan sehari-hari, seringkali kita lupa bahwa pintu-pintu rezeki bisa terbuka lebar melalui amalan yang ringan namun penuh keberkahan. Salah satunya adalah sholat Dhuha. Ibadah sunnah yang dilakukan di waktu pagi ini tak hanya mendatangkan ketenangan hati, tetapi juga menjadi sebab datangnya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Artikel ini akan mengulas bagaimana sholat Dhuha bisa menjadi amalan sederhana dengan manfaat luar biasa, khususnya dalam melapangkan dan memberkahi rezeki. Tentunya tidak hanya itu saja, masih banyak manfaat lain yang perlu dipelajari. Sholat Dhuha dalam Hadits Rasulullah Rasulullah SAW melaksanakan sholat dhuha saat waktu setelah matahari terlihat, dengan ketentuan sampai mendekati waktu dhuhur. Beberapa hadits yang diriwayatkan oleh beragam tokoh serta sahabat Rasulullah bisa menjadi pedoman shahih, antara lain sebagai berikut. 1. Hadits Anjuran Sholat Dhuha Diriwayatkan oleh H.R Muslim nomor 719, dari ‘Aisyah R.A berkata bahwa Rasulullah SAW melaksanakan sholat dhuha sebanyak empat rakaat serta dapat pula menambahnya dengan kelipatan genap sesuai dengan kehendak Allah. Melalui hadits tentang anjuran sholat dhuha ini mengisyaratkan bahwa Rasulullah yang merupakan utusan Allah SWT kerap melaksanakan sholat sunnah ini. Bagaimana dengan kita sebagai umat-Nya? Tentunya harus mencontoh dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Hadits Waktu Utama Sholat Dhuha Rasulullah SAW bersabda “sholat awwabin” atau sholat orang yang diartikan kembali pada Allah. Istilah ini merujuk pada sholat dhuha, dan Rasulullah melaksanakannya saat anak unta mulai kepanasan atau saat fajar telah tampak, seperti yang telah diriwayatkan dalam HR. Muslim nomor 748. Manfaat Sholat Dhuha Bagi Kehidupan Source: Pixabay Tidak hanya membuka jalan lancarnya rezeki saja, sholat dhuha juga memiliki keunggulan lainnya. Setiap insan yang melaksanakan sholat dhuha akan menerima banyak manfaat duniawi hingga akhirat. Beberapa manfaat sholat dhuha adalah sebagai berikut: 1. Pintu Masuk Rezeki Pastinya keutamaan ini telah banyak diketahui oleh Muslim. Hal ini selaras dengan anjuran Rasulullah yang pernah disampaikan dahulu kala. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sholat ini sebelum memulai aktivitas harian. Selain itu, banyak keutamaan lain seperti menumbuhkan ketenangan batin, menjauhkan dari sifat tamak, dan melatih hati agar senantiasa bersyukur. Semua hal baik tersebut bisa diperoleh asal niat tulus untuk beribadah kepada Allah, bukan hanya mengejar manfaatnya saja. 2. Pertolongan hingga Sore Hari Disebutkan dalam HR. At-Tirmidzi 4339 bahwa Allah akan mencukupkan insan hingga petang hari apabila dia melaksanakan sholat dhuha. Hadis ini menunjukkan bahwa sholat dhuha menjadi amalan yang mendatangkan pertolongan Allah hingga petang hari. 3. Terlindungi dari Godaan Setan Orang yang rutin menunaikan sholat dhuha akan lebih kuat dalam menjaga diri dari bisikan dan pengaruh setan. Hal ini menjadikannya lebih waspada terhadap maksiat dan menjaga amal dari pagi hingga menjelang siang. 4. Ibarat Bersedekah dari Setiap Sendi Tubuh Sholat dhuha juga dianggap sebagai bentuk sedekah dari 360 sendi tubuh manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang telah diriwayatkan oleh HR. Muslim. Setiap Muslim yang melakukan gerakan sholat di dalamnya dianggap sebagai suatu sedekah. Itulah mengapa sholat dhuha menjadi suatu amalan yang telah mencukupi semua aspek tersebut. Maka dari itu Rasulullah bersabda bahwa nilai ibadah ini seperti halnya saat seorang Muslim bersedekah dari setiap sendi yang ia miliki. 5. Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji dan Umrah Muslim yang melaksanakan sholat dhuha secara istiqamah, terutama setelah sholat subuh berjamaah dan memperbanyak zikir, akan memperoleh pahala setara dengan mereka yang menunaikan ibadah haji dan umrah. Manfaat sholat dhuha tentunya tidak main-main. Jika seorang Muslim tekun mencari ridho Allah dengan beribadah, niscaya Allah akan membalasnya berkali lipat tanpa pandang bulu. 6. Hadiah Istana di Surga Rasulullah pernah bersabda bahwa siapapun yang rutin dalam menunaikan sholat dhuha hingga sebanyak 12 rakaat, kelak akan Allah beri sebuah istana megah yang berlapis emas di surga (HR. Imam Tirmidzi & Ibnu Majah). 7. Dosa akan Diampuni Meskipun dosa yang dimiliki sebesar buih di lautan, bagi Muslim yang taat menjalankan sholat dhuha maka akan tetap diampuni oleh Allah SWT. Hal ini berandaskan pada HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Bisa dibayangkan saat masih hidup di dunia dan kerap melaksanakan sholat dhuha, maka sama saja dengan menyicil pengampunan pada Allah SWT di akhirat nanti. Manfaat ini sangatlah besar untuk kita sebagai manusia yang tidak pernah luput dari dosa. Mengapa Sholat Dhuha Bisa Memperlancar Rezeki? Sholat dhuha bukan hanya tentang menunaikan ibadah sunnah, namun juga merupakan ikhtiar untuk menjemput rezeki. Perlu diingat bahwa rezeki tidak hanya soal materi, mulai dari kesehatan hingga ketenangan hati pun merupakan rezeki. Pagi hari merupakan waktu yang diberkahi oleh Allah SWT. Dalam HR. Abu Daud no. 2606, Rasulullah bersabda memanjatkan doa kepada Allah agar memberkahi umat-Nya di waktu pagi. Keberkahan pada pagi hari bukan berarti mendiskreditkan waktu lainnya, namun pada pagi hari manusia akan memulai aktivitas. Oleh karena itu, pagi hari menjadi waktu yang berkah dan didoakan oleh Rasulullah. Salah satu amalan ringan yang bisa dilakukan setiap pagi adalah sholat dhuha. Manfaat sholat dhuha akan dirasakan seiring waktu. Maka dari itu, umat Muslim dianjurkan untuk mencari keberkahan sebanyak-banyaknya selama hidup di dunia.(*) SOURCE: https://rumaysho.com/37208-inilah-keutamaan-shalat-dhuha-waktu-afdalnya-dan-jumlah-rakaat-shalat-dhuha-yang-dianjurkan.html https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230509100536-569-947072/9-manfaat-sholat-dhuha-salah-satunya-membuka-pintu-rezeki Kontributor : Yasmin Maulidia Editor : Toto Budiman

Read More

Batuk Tak Kunjung Sembuh dan Paru-Paru Kotor?, Ini Tips Alami Mengatasinya

Bekasi – 1miliarsantri.net: Batuk merupakan kondisi yang sangat mengganggu dan membuat penderitanya tidak nyaman ketika berada di ruang publik. Tentu sangat mengganggu aktivitas bukan? Kondisi batuk yang tak kunjung sembuh bagi sebagian besar orang sangat mengganggu. Mungkin paru-parunya kotor, nah perlu dibersihkan dari lendir dan racun yang menumpuk. Ketika seseorang mengalami batuk parah, hal yang paling sering dicari adalah cara untuk meredakan gejala batuknya. Orang yang menderita batuk ingin menemukan solusi yang dapat membuat mereka merasa lebih nyaman dan tidur lebih nyenyak. Mereka mencari obat batuk yang efektif, baik yang dijual bebas di apotek maupun resep dokter. Penderita juga ingin tahu jenis obat apa yang paling cocok untuk batuknya (misalnya, batuk berdahak atau batuk kering). Namun ada juga yang mencari cara alami untuk meredakan batuk, seperti teh herbal, madu, jahe, atau ramuan tradisional lainnya. Tips Alami Mencegah, Mengobati Batuk dan Membersihkan Paru-Paru Buat kamu yang memilih mencegah dan mengobati batuk serta membersihkan paru-paru dengan bahan alami, berikut solusi murah meriah yang bisa dibuat sendiri di rumah! Pertama, Siapkan bahan-bahan: Untuk diketahui, Jahe memiliki khasiat untuk mengurangi peradangan dan lendir di paru-paru, sementara itu Madu berfungsi melembutkan tenggorokan dan berkhasiat meredakan batuk. Kemudian Jeruk Nipis yang kaya akan Vitamin C memiliki khasiat meningkatkan imun atau kekebalan tubuh. Sedangkan Bawang Putih yang memiliki sifat antibakteri yang dapat melawan infeksi. Kedua, Cara Membuat: Ketiga, Cara Mengkonsumsi: Setelah semua ramuan tercampur merata dan siap dikonsumsi, kamu dapat meminumnya di waktu pagi dan malam. Pastikan ramuan tersebut diminum saat masih hangat agar khasiatnya lebih maksimal. Selamat mencoba, semoga tips alami mengatasi batuk yang tak kunjung sembuh dan mengobati paru-paru yang kotor bermanfaat untuk pembaca setia 1miliarsantri.net.*** Penulis dan Editor: Thamrin Humris Foto ilustrasi istimewa

Read More

Nasehat Ulama Besar Dunia Agar Mudah Hafal Al-Qur’an 

Jakarta – 1miliarsantri.net : Menjadi seorang tahfidzul qur’an atau hafal Al-Qur’an merupakan impian semua umat muslim. Bahkan, orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya kepada pesantren tahfidz. Sebab, bagi seorang hamba yang menghafal Al-Qur’an, Allah menjanjikan pahala yang besar dan kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat. Namun, para ulama menekankan tidak hanya sekedar menghafal Al-Qur’an tanpa memaknai saripati ajarannya, terlebih lagi mengamalkannya kepada khalayak ramai. Sebagaimana yang disabdakan nabi Muhammad SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-As: “Pada hari kiamat, akan dikatakan kepada penghafal Al-Qur’an: ‘Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia, karena kedudukanmu di surga adalah di tempat ayat-ayat terakhir yang kamu baca.” (HR. Ahmad) Sementara itu dalam hadist lain juga dijelaskan keutamaan bagi seorang hamba yang hafal Al-Qur’an: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi para penghafalnya.” (HR. Muslim). Namun, tidak semua umat muslim mampu untuk menjadi tahfidzul Qur’an. Bagi kamu yang mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang tahfidz jangan putus asa meski banyak ujian dan cobaanya. Mungkin kisah seorang ulama ini bisa dijadikan resep agar mudah menghafal Al-Qur’an dan juga menambah daya ingatan yang kuat: Ada kisah yang inspiratif mengenai hal ini datang dari Waki’ bin al-Jarrah, seorang ulama besar yang dikenal memiliki hafalan Al-Qur’an dan Hadist yang sangat kuat. Ali bin Khushram mengisahkan bahwa ia tidak pernah melihat Waki’ membawa buku di tangannya. Waki’ dikenal karena kemampuan hafalannya yang luar biasa. Ketika Ali bin Khushram bertanya kepada Waki’ tentang obat untuk menguatkan hafalan, Waki’ menjawab dengan sebuah nasihat yang sederhana namun mendalam. Beliau berkata, “Jika aku memberitahumu obatnya, apakah kamu akan menggunakannya?” Ali bin Khushram menjawab, “Ya, demi Allah.” Lalu Waki’ berkata, “Tinggalkan maksiat, aku tidak menemukan yang sebanding dengan itu dalam hal memperkuat hafalan Al-Qur’an.” Nasihat Waki’ ini mengandung hikmah yang sangat dalam. Ia menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara kebersihan hati dan kemampuan menghafal. Ketika seseorang menjauhi perbuatan maksiat, hati dan pikirannya menjadi lebih jernih, sehingga lebih mudah menerima dan mengingat ilmu. Sebaliknya, maksiat dan dosa dapat mengotori hati, menghambat konsentrasi, dan melemahkan daya. Mengapa Menjauhi Maksiat Meningkatkan Hafalan? Cara Praktis Meningkatkan Hafalan Selain menjauhi maksiat, ada beberapa langkah praktis yang bisa diambil untuk meningkatkan hafalan: Kisah Waki’ bin al-Jarrah mengajarkan kepada kita bahwa menjaga diri dari maksiat bukan hanya membawa ketenangan batin, tetapi juga memiliki manfaat besar dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an. Dengan kebersihan hati dan ketekunan dalam belajar, insya Allah kita dapat meraih kemampuan menghafal yang kuat dan bermanfaat. Kontributor : Mufit Editor : Toto Budiman, Glancy Verona

Read More