Ghibah Itu Sama Seperti Memakan Bangkai Saudara Kita Sendiri

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Sebagian besar masyarakat di Indonesia, baik yang berada di perkotaan maupun mereka yang tinggal di pelosok pedesaan, tentu tidak akan pernah meninggalkan yang nama mengghibah. Namun pernah kah kita sadari bahwa mengghibah itu sama hal nya dengan kita memakan bangkai saudara sendiri. Sebagaimana Allah SWT berfirman, وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ “Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12). Dalam ayat di atas, Allah ta’ala menyamakan orang yang mengghibah saudaranya, sama halnya seperti memakan bangkai saudaranya tersebut. Apa rahasia dari penyamaan ini? Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, “Ini adalah permisalan yang amat mengagumkan, diantara rahasianya adalah: Pertama, karena ghibah mengoyak kehormatan orang lain, layaknya seorang yang memakan daging, daging tersebut akan terkoyak dari kulitnya. Mengoyak kehormatan atau harga diri, tentu lebih buruk keadaannya. Kedua, Allah ta’ala menjadikan “bangkai daging saudaranya” sebagai permisalan, bukan daging hewan. Hal ini untuk menerangkan bahwa ghibah itu amatlah dibenci. Ketiga, Allah ta’ala menyebut orang yang dighibahi tersebut sebagai mayit. Karena orang yang sudah mati, dia tidak kuasa untuk membela diri. Seperti itu juga orang yang sedang dighibahi, dia tidak berdaya untuk membela kehormatan dirinya. Keempat, Allah menyebutkan ghibah dengan permisalan yang amat buruk, agar hamba-hambaNya menjauhi dan merasa jijik dengan perbuatan tercela tersebut” (Lihat: Tafsir Al-Qurtubi 16/335), lihat juga: I’laamul Muwaqqi’iin 1/170). Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan, “Ayat di atas menerangkan sebuah ancaman yang keras dari perbuatan ghibah. Dan bahwasanya ghibah termasuk dosa besar. Karena Allah menyamakannya dengan memakan daging mayit, dan hal tersebut termasuk dosa besar. ” (Tafsir As-Sa’di, hal. 745). (yus)

Read More

MAS Memanfaatkan Limbah Kurban Untuk Kompos

Surabaya – 1miliarsantri.net : Pasca prosesi penyembelihan hewan kurban, biasanya menyisahkan banyak limbah maupun kotoran yang akibatnya membawa dampak pemandangan kotor dan juga bau yang tak sedap. Namun berbeda dengan yang dilakukan pengurus Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS). Mereka mengolah limbah dari penyembelihan hewan kurban menjadi kompos untuk tanaman. “Proses pengolahan limbah dan sekaligus memasak jeroan hewan qurban itu dilakukan di area Komposter MAS seluas 16m x 16m,” kata Humas MAS Helmy M Noor kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (1/7/2023) Mereka menyediakan liang khusus yang digunakan sebagai komposter berukuran 3 x 3 meter dengan kedalaman 1,5m. Limbah-limbah hewan kurban itu pun langsung dimasukkan ke dalam liang tersebut. “Kami juga mencampurkan limbah itu dengan daun-daunan sampah tanaman yang ada di halaman masjid. Estimasi menjadi kompos sekitar 6 bulan,” imbuhnya. Helmy menambahkan, setelah dikemas, kompos tersebut selain untuk menyuburkan tanaman di kawasan Masjid Al Akbar juga diberikan kepada jamaah yang membutuhkan secara cuma-cuma alias gratis. “Jadi, kami pengyrus Masjid Al Akbar melakukan pelayanan yang bersifat one top service yang bebas pencemaran lingkungan (apalagi mencemari sungai). Sebaliknya justru bermanfaat untuk masyarakat, termasuk jeroan yang sudah dibersihkan dan dimasak setengah matang itu,” terangnya Sedangkan jeroan, setelah dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air mengalir 3 kali lalu dimasak setengah matang dalam 3 dandang ukuran besar. Setelah itu baru dibagi kepada penerima qurban dalam kemasan 1,5 kg bersama daging dan tulang. Saat Idul Adha, Badan Pelaksana Pengelola (BPP) MAS menerima sapi qurban dari Presiden, Gubernur dan Jamaah yang disembelih H+1 usai Sholat Idul Adha. Pelaksanaan sholat Idul Adha di MAS dihadiri sekitar 40 ribu jamaah, baik yang berasal dari dalam kota Surabaya, maupun jamaah luar kota yang memang ingin menunaikan sholat ied nya di MAS. Bertindak sebagai Khatib, Prof DR Ir KH Mohammad Nuh DEA, sedangkan imam dipimpin KH Abdul Hamid Abdullah (Imam Besar MAS). (pang)

Read More

Komunitas Ojol Banten Bagikan Daging Kurban

Lebak – 1miliarsantri.net : Dalam suasana yang dipenuhi kekhidmatan dan keberkahan di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, beberapa orang yang tergabung dalam Komunitas Ojek Online (Kajol) Indonesia berbagi kebaikan dengan menyediakan 15 hewan kurban untuk disembelih, dan dibagikan kepada para driver ojol dan masyarakat di wilayah Lebak, Banten. Juru bicara Kajol Indonesia, Risnandar menuturkan hewan kurban yang disembelih terdiri dari satu ekor sapi dan 14 ekor kambing. Penyembelihan dilakukan di Graha Serba Guna As-Sakinah, Cibadak, Lebak, Banten, Kamis (29/6/2023). “Kami mengadakan kegiatan Kajol berbagi kurban. Kami membawa (menyembelih) hewan kurban 14 kambing dan satu sapi,” kata Risnandar kepada media, Jumat (30/6/20203). Menurutnya, kegiatan ini sebagai wujud solidaritas dan kepedulian Kajol terhadap para ojol dan masyarakat yang membutuhkan. Selain dari implementasi dari ajaran agama Islam dalam perayaan Hari Raya Idul Adha. “Ini bentuk kepedulian kami terhadap teman-teman, khususnya driver ojol dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. Alhamdulilah, peserta banyak dan memang Insyaallah tepat sasaran manfaatnya,” kata Risnandar. Melalui kegiatan berbagi daging kurban ini, Kajol Indonesia berhasil menguatkan ikatan solidaritas di antara driver ojol dan masyarakat. Mereka berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial dan kemanusiaan yang dibutuhkan driver ojol dan masyarakat umum. Para ojol yang hadir pada acara tersebut mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini. Mereka merasa dihargai dan terinspirasi oleh dedikasi Kajol Indonesia dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. “Wah ini sangat mewah, bermanfaat banget, acara ini sangat sukses pokoknya. Saya melihat dari lokasi, dan juga melihat dari banyaknya kurban, mantap dan pesertanya banyak. Semoga yang dapat kurban berkah, yang memberi kurban dapat berkah dan dapat pahala,” ujar Bimbo (32) salah seorang driver ojol, Bimbo. Dalam kurban, proses penyembelihan sapi dan kambing dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan mengikuti tata cara yang ditetapkan dalam agama. Tim yang terlatih dan berpengalaman melaksanakan tugas ini dengan memastikan bahwa setiap hewan disembelih secara halal. Setelah proses penyembelihan selesai, daging kurban diolah dan dikemas dengan rapi. Bagian-bagian daging seperti daging utama hingga tulang dipersiapkan untuk distribusi kepada para ojol yang hadir di lokasi, yang tidak dapat hadir, dan masyarakat. Para ojol yang datang ke lokasi acara dengan gembira menerima bagian daging kurban yang disiapkan. Kemasan yang rapi dan terorganisir memudahkan proses distribusi, sehingga setiap ojol dapat membawa pulang bagian daging kurban untuk keluarga mereka. Adapun, hewan-hewan kurban, khususnya sapi yang dipotong ini sudah dijamin kesehatannya oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten. Hewan ternak besar yakni kerbau dan sapi terbebas dari penyebaran virus lumpy skin disease (LSD) atau virus yang menyebabkan penyakit kulit berbenjol. Pemerintah Kabupaten Lebak sendiri gencar melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak besar untuk mencegah penyakit virus LSD. Pemeriksaan kesehatan hewan ternak langsung ke pemilik ternak rakyat, terlebih saat ini menjelang Idul Adha 2023. Populasi ternak kerbau dan sapi di Kabupaten Lebak berkembang guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Bahkan, ternak besar dari Kabupaten Lebak banyak permintaan dari luar daerah untuk Lebaran kurban dengan harga bervariasi antara Rp18-32 juta/ekor sapi atau kerbau. Berdasarkan data populasi kerbau tahun 2022 sekitar 19 ribu ekor dan sapi empat ribu ekor milik peternak rakyat. (kiu)

Read More

Ketika Penguasa Mataram Jatuh Cinta Kepada Putri Bupati Madiun

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Panembahan Senopati penguasa Mataram memiliki istri bernama Retno Dumilah. Sang penguasa Mataram ini konon kepincut oleh kecantikan sang anak dari Panembahan Madiun. Namun dikisahkan Retno Dumilah memiliki senjata rahasia yang membuat Senopati Mataram itu tergila-gila dengan Retno Dumilah. Pertemuan dua orang ini berawal ketika pertempuran antara Kerajaan Mataram dengan pasukan bupati di wilayah Madiun raya. Saat itu konon pasukan dari bupati-bupati di Madiun raya yang diistilahkan sebagai Brang Wetan telah berkumpul di Madiun. Pasukan itu sedianya akan bertarung melawan pasukan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati. Pasukan Panembahan Senopati berkemah di Desa Kalidadung, (yang kini tidak ada lagi) dekat Kali Madiun. Pada titik ini, Senopati menyadari bahwa dia dihadapkan pada force majeure [kekuatan yang tidak bisa ditembus] sehingga kemudian merancang sebuah siasat. Dikisahkan pada “Antara Lawu dan Wilis : Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 – 1938”, sang penguasa Mataram itu mengirim adisoro atau sebutan dari pelayan perempuan yang cantik ke Panembahan Madiun dengan pesan bahwa dirinya berniat menyerah. Panembahan Madiun kemudian mengizinkan pasukan besar bupati-bupati Brang Wétan untuk pergi dan membiarkan Senopati pindah ke dalam kota. Namun demikian, Senopati tiba-tiba menyerang dan pasukannya berhasil menembus keraton atau kediaman bupati. Panembahan Madiun kemudian melarikan diri dan meninggalkan putrinya yang cantik, Retno Dumilah. Meskipun sang putri memiliki keris sakti yang dapat melindunginya dia begitu dibutakan oleh Senopati Mataram, sehingga menjatuhkan keris itu, menyerah padanya, dan kemudian menjadi istrinya. Sementara itu, saudara laki-laki sang putri, Mas Lontang yang menikah dengan seorang putri dari Pangeran Surabaya, kemudian menjadi Bupati Japan atau kini berubah menjadi Mojokerto. Siapa yang ditunjuk Senopati sebagai penguasa di Madiun sesungguhnya tidak diketahui. Namun demikian, penerus Senopati, Mas Jolang atau Panembahan séda Krapyak, menunjuk seorang putra saudaranya, Pangeran Mangkubumi, yaitu Bagus Petak, menjadi Bupati Madiun. Selanjutnya, kisah tentang Madiun saat berada di bawah kekuasaan Sultan Agung, yang bertahta tahun 1613 – 1646, tidak banyak diketahui. Namun demikian, tampaknya banyak orang Madiun yang turut masuk dalam pasukan Sultan Agung untuk menyerang wilayah ujung timur atau Blambangan, kini Banyuwangi] (pada 1614, 1617, 1622, 1639), Madura pada tahun 1624, dan bahkan dalam pasukan besar yang mengepung Batavia, tetapi gagal menaklukkannya pada 1628 dan 1629. (yus)

Read More

Masjid Raya Sheikh Zayed Terima Sapi Pemberian Presiden Jokowi

Solo – 1miliarsantri.net : Masjid Raya Sheikh Zayed (MRSZ) Solo, tahun 2023 ini resmi menerima sapi qurban milik Presiden Joko Widodo. Sapi tersebut berjenis Limosin dengan berat 1.042 Kg. Sutrisno (44) pemilik sapi tersebut mengungkapkan bahwa hewan kurban yang dipesan Presiden Jokowi tersebut telah berusia 4 tahun. “Ini usianya sudah 4 tahun, ini sapi peliharaan,” katanya ketika ditemui di Masjid Raya Sheikh Zayed, Selasa (27/6/2023). Pihaknya mengaku sudah tiga kali menjual sapi untuk hewan qurban Jokowi. Namun, ia mengatakan bahwa mekanisme tetap melalui penyaringan dari Setpres. “Ya ini kan dari Setpres menghubungi dinas di provinsi, trus dari provinsi menyeleksi antar kabupaten ternak yang besar, bagus dan sehat, itu nanti yang dipilih dengan harga yang sesuai,” katanya. Pihaknya juga mengungkapkan bahwa sebanyak 5 ekor sapinya yang dipesan Jokowi untuk kurban di Kota Solo. “Tahun ini 5 ekor, untuk wilayah Solo semuanya,” katanya. Berikut daftar sapi qurban milik Sutrisno yang dipesan oleh Jokowi untuk qurban. Jenis sapi: limosin, berat: 1.042 kg, tujuan: Masjid Raya Sheikh Zayed Jenis: simental, berat: 1.008 kg, tujuan: masjid Agung Solo Jenis : Brangus, berat: 1.017 kg, tujuan: Masjid Al-Wustho Mangkunegaran Jenis: limosin, berat: 650 kg, tujuan: Ponpes Al Qurani Laweyan Solo (Gus Karim) Jenis: Peranakan Ongole, Berat: 639 kg, tujuan: Mbah Lepo (Mojosongo)

Read More

Pihak Keluarga Panji Gumilang Menampik Tuduhan Masyarakat

Indramayu – 1miliarsantri.net : Sosok Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, selama ini ternyata tidak hanya dikenal di wilayah Indramayu, Jawa Barat saja. Pria yang lagi hangat dibicarakan banyak orang ini ternyata sudah cukup familiar di Gresik, Jawa Timur. Bagaimana tidak, asal usul pemimpin Ponpes Al Zaytun ini ternyata dari Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur. Panji Gumilang merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dulu, dia tinggal di rumah berukuran 10×50 meter. Rumah itu terlihat sederhana. Masih didominasi kayu tua persis seperti bangunan saat awal berdiri. Pada dindingnya masih tertempel banyak foto Panji Gumilang bersama para tokoh. Foto-foto itu terpajang di ruang tamu. Terlihat, salah satu foto menunjukkan Panji Gumilang bersama dengan mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao. Nama Panji Gumilang sendiri bukan nama sejak lahir. Nama tersebut disematkan setelah Panji mempersunting perempuan idamannya asal Banten, Jawa Barat. “Nama aslinya Abdus Salam. Nama Panji Gumilang dari Kiai Banten setelah nikah dengan orang Banten. Sama seperti adiknya saudara ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu. Nama Datok Agung Sidayu juga berasal dari Thailand,” ujar Munawwir (66), warga Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun kepada 1miliarsantri.net, Minggu (25/06/2023). Dia menjelaskan, Panji Gumilang sejak kecil bersekolah di desa setempat. Ia pun diketahui bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Dukun yang sekarang menjadi SDN Kalirejo. Panji kemudian melanjutkan pendidikan agama di Pondok Maskumambang dan Ihyaul Ulum. “Kalau pagi sekolah formal di Maskumambang, siangnya diniyah di Ihyaul Ulum,” ucapnya. Tak berhenti disitu, Panji Gumilang melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Pondok Gontor. Di desa asalnya, Panji sering menjadi Imam Masjid saat pulang dari pondok. Bahkan menjadi khotib saat jumatan. Serta mengajar ngaji Alquran di dusun ini. “Saya termasuk muridnya. Sistem mengajarnya sangat menyenangkan. Tidak pernah menampakkan organisasi. Menerangkan agama tidak pernah menampakkan kelompok. Netral orangnya,” beber Munawwir. Panji melanjutkan jenjang pendidikan kuliah di Jakarta. Menurutnya, berdasarkan penuturan Panji saat pulang ke rumah kelahirannya, dia tidak pernah izin orang tua untuk pergi ke Jakarta. Namun setelah berada di sana, Panji menjadi seorang pendidik yang sukses hingga membangun pondok Al-Zaytun. “Panji punya empat saudara, Panji anak kedua. Pertama Muhlisa, ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu, ada di Jakarta menjadi kontraktor. Keempat, Abdul Wahib Rosyidi mantan Kades dua periode,” imbuhnya. Munawwir menuturkan, Panji Gumilang saat itu memutuskan untuk mendirikan ponpes Al-Zaytun di Indramayu pada tahun 1992. Sebab di sekitar Desa Sembung Anyar sudah banyak pondok pesantren, bahkan ponpes besar. “Sekitar tahun 1992 mendirikan pondok di Indramayu. Setahu saya Panji punya kepedulian di dunia pendidikan. Tidak pernah ajak yang aneh dan tidak pernah mempromosikan gerakannya. Warga pun tidak ada rasa curiga,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua RT 2 RW 1 Dusun Siraman, Mahsun (60) menyebut, ayah Panji Gumilang bernama H Imam Rosyidi. Ia dulunya merupakan seorang kepala desa (Kades) yang tidak ada bandingannya. “Ketuanya kades ya itu. Besar tinggi gagah, elegan. Termasuk awal mula listrik, dan pengairan (terjadi) pada masa ayah Panji,” ujarnya. Kemudian kakeknya, H Abdur Rahman juga orang kaya se-Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas. Hingga salah satu tanahnya dibangun masjid dan diberi nama Baitur Rahman. “Kalau pulang ke Dukun, tidak pernah ajak istrinya. Namun bersama rombongan jemaah dan pengawalnya. Anaknya pernah nyaleg DPR RI partai PPP Dapil Lamongan – Gresik. Cuma tidak dapat suara tidak kenal. Kurang terkenal,” paparnya. Sementara itu, adik Panji Gumilang, Abdul Wahib menyatakan pemberitaan ajaran menyimpang di Ponpes Al-Zaytun disebutnya adalah fitnah. Orang-orang bisa melihat pribadi Panji Gumilang, tidak seperti yang ramai dibicarakan selama ini. “Banyak fitnah. Banyak video yang dipotong-potong diberitakan tidak benar, disampaikan tidak benar. Dia sejak kecil seorang pendidik. Pejuang di dunia pendidikan,” kata dia. Bahkan setiap Idul fitri atau punya hajatan keluarga, Panji Gumilang menyempatkan diri untuk pulang. Panji Gumilang selalu pulang meski hanya sebentar satu sampai dua hari saja. Ketika Idul adha pun disebutnya selalu menyumbang sapi. Tahun ini, diakuinya, sudah ada dua sapi yang dikirim beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan ke masyarakat sekitar. Meliputi Dusun Siraman, Gopaan, dan Karanganyar. “Idul adha nanti dibagikan kepada masyarakat sekitar, termasuk dengan daging kurban,” ujarnya. Abdul Wahib menjelaskan, di lingkungan tempat tinggalnya kental dengan lingkungan pondok pesantren. Bahkan setelah mengenyam pendidikan di sekolah rakyat, Panji Gumilang pernah masuk pondok pesantren Maskumambang, lalu ke pondok pesantren Gontor. Kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah. (ded)

Read More

Ponpes Al Mumtaz Gunung Kidul Menjadi Pilihan Pesantren Enterpreneur

Gunung Kidul – 1miliarsantri.net : Sebuah perjalanan panjang telah dilalui KH. Mohammad Khaeron Marzuki dalam mengembangkan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mumtaz yang didirikannya mulai tahun 2012 lalu hingga sekarang ini selalu melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum yang bisa dikata berbeda dari Ponpes lain nya. “Sebelum menempati lahan di Patuk Gunung Kidul ini, kami berada didaerah Bangun tapan Bantul. Seiring dengan semakin banyak nya warga yang ingin menitipkan putra putri nya, maka dicari lahan yang layak dan bisa menampung semua santri,” ujar Kiai Khaeron kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (24/06/2023). Ponpes Al Mumtaz Gunung Kidul memberikan penerapan Pesantren Enterpreneur, dimana setiap santri diajari kemampuan berwirausaha. Sehingga diharapkan setelah lulus dari Pesantren, para santri sudah memiliki keterampilan mandiri untuk bekal kehidupan nya kelak. “Ada beberapa program enterpreneur yang diberikan kepada santri, diantara nya menjahit, berkebun, membuat olahan kue, pengolahan home industri, program IT dan sebagainya, yang kesemua program ini kami sajikan ke masyarakat setiap Minggu Pahing,” sambung Kiai Khaeron. Mengenai kurikulum pesantren tetap sebagaimana biasanya, para santri diminta untuk setor hafalan dan diadakan Khotmil Qur’an setiap Sabtu Legi atau menjelang Minggu Pahing. “Bahasa sehari-hari yang dipergunakan di Al Mumtaz tetap memakai Bahasa Jawa dan tidak diharuskan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Tapi ada beberapa mata pelajaran yang memang mengharuskan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris,” ujarnya. Ponpes Al Mumtaz telah mencetak ratusan santri mandiri dan siap menghadapi tantangan masa depan karena memang sesuai moto Pesantren yang menyiapkan Generasi Muda Islam Kaya dan Mandiri. Berbagai macam penghargaan juga pernah diraih Ponpes Al Mumtaz, hingga bisa dikata Pesantren yang berdiri di lahan luas 1,5 hektar ini menjadi salah satu Pesantren Unggulan dan Pesantren Favourite di wilayah Yogyakarta dan juga hampir seluruh wilayah Indonesia. “Orang tua memang lebih tenang menitipkan putra putri nya di Pesantren Al Mumtaz, ada santri yang mondok sejak bangku SMP hingga jenjang perkuliahan, dan di tempat kami memang menyediakan jenjang pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi,” pungkas Kiai Khaeron yang kelahiran kota Blitar ini. (fq)

Read More

Inses di Jaman Nabi Adam

Surabaya – 1miliarsantri.net : Inses atau perkawinan sedarah adalah haram hukumnya dalam Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat An Nisa ayat 23: حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَٰتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَٰتُكُمْ وَعَمَّٰتُكُمْ وَخَٰلَٰتُكُمْ وَبَنَاتُ ٱلْأَخِ وَبَنَاتُ ٱلْأُخْتِ وَأُمَّهَٰتُكُمُ ٱلَّٰتِىٓ أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَٰتُكُم مِّنَ ٱلرَّضَٰعَةِ وَأُمَّهَٰتُ نِسَآئِكُمْ وَرَبَٰٓئِبُكُمُ ٱلَّٰتِى فِى حُجُورِكُم مِّن نِّسَآئِكُمُ ٱلَّٰتِى دَخَلْتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمْ تَكُونُوا۟ دَخَلْتُم بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَٰٓئِلُ أَبْنَآئِكُمُ ٱلَّذِينَ مِنْ أَصْلَٰبِكُمْ وَأَن تَجْمَعُوا۟ بَيْنَ ٱلْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tetapi pada zaman nabi Adam, perkawinan sedarah belum dilarang. Justru Allah SWT memerintahkan nabi Adam menikahkan anak-anaknya yang satu dengan yang lain. Hal ini bertujuan memperbanyak keturunan. Dalam tafsir al Mizan, at Thaba’thaba’i menjelaskan bahwa pada waktu itu karena hukum larangan pernikahan saudara sedarah atau kandung belum diturunkan, mau tak mau pernikahan dilakukan sesama saudara. Generasi manusia tidak dapat dipertahankan dan lestari kecuali melalui jalan ini. Dalam Qashah al Anbiyaa’, Ibnu Katsir memaparkan setiap kali istri nabi Adam yakni Hawa mengandung, ia melahirkan dua anak kembar, laki-laki dan perempuan. Allah SWT memerintahkan nabi Adam untuk menikahkan anak laki-lakinya dengan putri dari kembaran anak laki-laki yang lain, dan seterusnya. Dijelaskan Ibnu Katsir bahwa ini berarti Allah telah memberikan petunjuk agar manusia terus melanjutkan keturunannya. Namun, dalam kasus Nabi Adam ini, yang dibolehkan adalah pernikahan silang, bukan dengan saudara kembar yang lahirnya bersamaan dengannya. Atau tidak dihalalkan menikah dengan saudara kembarnya sendiri. Makin bertambahnya jumlah manusia, pilihan antara laki-laki dan perempuan pun makin banyak. Hingga kemudian pernikahan sesama saudara pun tidak dibenarkan, bahkan pernikahan sesama saudara sepersusuan. Dalam Sirah Nabawiyah setelah nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, Allah mengaruniakan dua putra dan dua putri. Yaitu Qabil yang lahir dengan saudara kembarnya bernama Iqlimiya atau iqlima, dan Habil yang lahir bersama saudara kembarnya bernama Layudza atau Labuda. Lalu setelah anak-anaknya itu besar, Allah memerintahkan nabi Adam untuk menikahkan putra dan putrinya secara silang. Qabil dengan Layudza dan dan Habil dengan Iqlimiya. Tetapi Qabil tidak bisa menerima perintah ini. Ia menginginkan menikah dengan saudara kembarnya yang lahir bersamaan dengannya yakni Iqlimiya sebab memiliki paras yang lebih cantik dari Layudza. Dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Syekh Syamsuddin al-Qurthubi menjelaskan penolakan Qabil yang mengatakan bahwa dirinya lebih berhak terhadap Iqlimiya. قال قابيل أنا أحق بأختي Artinya, “Qabil berkata, saya lebih berhak dengan saudara perempuanku.” Lalu nabi Adam pun memerintahkan keduanya berqurban, siapa yang qurbannya diterima, maka berhak mendapatkan Iqlimiya. فقال آدم فقربا قربانا فأيكما يقبل قربانه فهو أحق بالفضل Artinya, “Nabi Adam berkata, (lakukankalah) dengan qurban. Siapa saja yang kurbannya diterima (oleh Allah), dia lebih berhak untuk mendapatkan yang baik (Iqlimiya).” Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuh menjelaskan Qabil yang seorang petani mengurbankan hasil panennya yang paling jelek dan buruk. Sedangkan Habil yang seorang peternak mengurbankan kambing terbaiknya. Alhasil qurban Habil pun yang diterima Allah SWT. Qabil pun semakin membenci Habil hingga kemudian berencana membunuhnya. Syekh Abdul Haq bin ‘Athiyah al-Andalusi dalam Tafsir Ibnu ‘Athiyah menjelaskan upaya pembunuhan terhadap Habil pun terlaksana ketika nabi Adam melakukan ibadah haji ke Baitullah al-Haram. Qabil berhasil membunuh adiknya yakni Habil. Allah SWT mengkaruniakan banyak anak kepada nabi Adam. Mereka pun dinikahkan dengan saudara-saudaranya. Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tarikhnya juga pendapat Ibnu Ishaq menyebut bahwa nabi Adam dan Hawa melahirkan 40 anak dengan dua puluh kali kehamilan. Di antara anak nabi Adam yang diketahui adalah bernama Qabil, Abdullah, Cayn, Ashut, Habil, Tawbah, Syith, Ayad, Balagh, Athati, Darabi, Hadaz, Sandal, Baraq, Wadd, Suwa, Yaguth, Yahus, Ya’uq, dan Nasr. Sementara itu Syits disebutkan menikah dengan Hazura. Syits kemudian diangkat Allah SWT menjadi nabi. Kepada garis Syits tersambung garis keturunan para nabi-nabi hingga nabi Muhammad SAW. (har)

Read More

Kriteria Hewan Tidak Sah Untuk Dikurbankan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Menjelang Hari Raya Idul Adha 2023, umat Islam mulai mempersiapkan diri untuk berkurban. Di Indonesia, umumnya tipe hewan yang diberikan izin untuk kurban antara lain, sapi, kerbau, kambing, atau domba. Selain itu, pekurban atau penyembelih juga harus mengetahui syarat sahnya hewan kurban. Di antaranya adalah menghindari empat jenis cacat pada hewan. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Nasrullah Sapa menjelaskan empat kriteria hewan cacat yang dapat membuatkan tidak sah untuk dikurbankan. Hal tersebut berdasarkan kesepakatan ulama dan disesuaikan dengan Fatwa MUI 34 Tahun 2023. Berikut empar kriteria hewan cacat yang tidak sah untuk dikurbankan : Kriteria hewan sakit bisa juga dikategorikan penyebab kematiannya seperti keracunan, tercekik, dimakan hewan buas dan lumpuh. Sementara yang makruh, apabila hewan kurban memiliki telinga yang terpotong, baik sebagian atau keseluruhan. Ditambah dengan tanduknya yang pecah atau patah. “Sangat diwajibkan bagi umat muslim yang akan melaksanakan ibadah kurban dengan hewan yang sehat tidak memiliki 4 cacat seperti disebutkan di atas,” harap Nasrullah. (yan)

Read More

Khatt Shebib, Bangunan Tembok Raksasa Yang Masih Misterius

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ada tembok membentang sepanjang 150 km di Yordania, namun tujuan dibangunnya tembok ini masih misterius. Tembok ini pertama kali ditemukan pada 1948 oleh diplomat Inggris, Sir Alec Kirkbride yang bertugas di negara Timur Tengah itu. Saat berada di atas pesawat, dia melihat tembok tersebut. Sampai saat ini, para sejarawan dan arkeolog masih bingung dengan tembok yang disebut Khatt Shebib itu, yang membentang dari utara-timur laut sampai selatan-barat daya sepanjang 106 km. Tembok ini dilengkapi dengan perluasan dinding paralel, dan ada dua rangkaian bentangan tambahan, sehingga total panjang tembok menjadi 150 km. Menurut para peneliti dari Universitas Western Australia dan Universitas Oxford, seperti dilansir laman Realm of History, tinggi tembok mencapai 1 meter dan lebar rata-rata hanya setengah meter. Ada juga susunan ‘menara’ melingkar dengan diameter mulai dari 2 hingga 4 m, dan struktur ini mungkin dibangun setelah tembok selesai dibangun. Para arkeolog sampai saat ini belum mendapatkan jawaban terkait kapan tembok itu dibangun, termasuk fungsi atau tujuan pembangunan tembok tersebut. Berdasarkan analisis tembikar yang ditemukan di situs itu, kemungkinan tembok berasal dari periode Nabataean (312 SM-106 M) dan periode Kekhalifahan Umayyah (661-750 M). Namun ada yang menyanggah pendapat tersebut, mengingat Nabataean dan Kekhalifahan Umayyah sangat dikenal karena bakat arsitektur dan teknik pembangunan mereka dan itu dinilai tidak sesuai dengan Khatt Shebib yang relatif belum sempurna konstruksinya. Hipotesis lainnya menyatakan tembok ini digunakan sebagai tempat berlindung bagi para pemburu dan pelancong pada malam hari. Ada juga yang beranggapan Khatt Shebib merupakan pembatas untuk memisahkan petani dan pemburu nomaden. (fq)

Read More