Mahasiswa Unesa Merubah Pelepah Pisang Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Jual Tinggi

Surabaya — 1miliarsantri.net : Tim Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merubah pelepah pisang yang dianggap sampah, dapat ditemukan di berbagai tempat dan berakhir sebagai limbah menjadi produk kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi. Tim PKM-K yang terdiri dari 5 mahasiswa tersebut antara lain Fatmah Lailatul Zahroh (Pend. Teknik Mesin), Rizdana Galih Pambudi (Pend.Teknik Mesin), Edwin Fitkirana (Pend. Teknik Mesin), Mochammad Hildad Ajiban (Pend. Teknik Mesin), dan Wulan Mel Sandy (Pend. Akuntansi). Mereka dibimbing oleh Dr. Yunus, M.Pd. Di tangan mereka, pelepah pisang berubah menjadi vas bunga, kotak pensil, kotak tisu hingga tas jinjing dan lain-lain. Produk tersebut bisa menjadi hiasan di rumah pun bisa menjadi bingkisan atau cinderamata bagi yang berkunjung ke Surabaya atau Jawa Timur pada umumnya. Ketua tim, Fatmah Lailatul Zahroh mengatakan, selain misi lingkungan, di balik produk yang mereka lahirkan itu juga mengandung misi pengenalan budaya. Dengan kata lain, produk tersebut dilengkapi dengan atribut (gambar) tradisi-budaya Jatim seperti Tari Reog Ponorogo, Remo, Karapan Sapi Madura, Tari Gandrung dan Tari Tiban. “Pengguna produk ini sekaligus bisa memperluas pengetahuan tentang budaya,” ucapnya. Dia menambahkan, gambar ikon budaya Jatim yang ada di produk tersebut berbasis augmented reality (AR) yang dikombinasikan dengan aplikasi ‘Gedebog IDN: Pengenalan Budaya’ yang juga mereka rancang. Aplikasi yang sudah tersedia di Play Store itu terdiri dari sejumlah fitur seperti kamera scan yang jika diarahkan kepada gambar yang ada di permukaan produk, secara otomatis aplikasi akan menampilkan informasi visual 3D terkait budaya tersebut. Misalnya yang scan gambar Reog Ponorogo, maka visual 3D Reog akan muncul dengan gerakan tarian dan musik khas Reog. Dosen pembimbing, Yunus, menambahkan, aplikasi itu juga memuat penjelasan yang mendalam tentang asal-usul, makna, dan sejarah budaya tersebut. Dengan cara ini, customer atau wisatawan bisa belajar, memahami dan menghargai warisan budaya Jawa Timur. Dia mengapresiasi dan mendukung penuh ide mahasiswa bimbingannya itu. Sebab, dapat mengenalkan budaya unggulan masyarakat Jatim kepada masyarakat luas, utamanya pelancong dari berbagai negara lain. Inovasi ini juga dapat mengatasi persoalan limbah pelepah pisang yang banyak dikeluhkan. “Ini bagian dari konsep dan solusi pengelolaan limbah untuk lingkungan berkelanjutan,” ungkapnya. Dia melanjutkan, limbah pelepah pisang banyak di Indonesia. Terlebih di berbagai perkebunan, banyak dan sampai menumpuk. Selama ini, memang banyak yang berusaha mengolah limbah pelepah pisang, seperti menjadi campuran pupuk organik, pakan ternak alami hingga keripik. “Itu belum cukup sebagai solusi untuk mengatasi persoalan limbah pisang ini. Dibutuhkan inovasi lain agar limbah ini bisa bermanfaat dan berdaya jual. Para mahasiswa kami cari solusi, riset dan akhirnya memutuskan membuat kerajinan tangan yang berdaya jual dengan misi kebudayaan,” pungkasnya. (har)

Read More

Kemenag Mencatat Setiap Tahun nya Angka Perceraian Semakin Meningkat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof Dr Kamaruddin Amin mengungkapkan, setiap tahun nya angka perceraian di Indonesia berjumlah 516 ribu pasangan. Dia mengatakan, kini angka perceraian mengalami peningkatan dan angka pernikahan menurun. “Ada kenaikan angka perceraian di Indonesia, menjadi 516 ribu setiap tahun. Sementara angka pernikahan semakin menurun, dari 2 juta menjadi 1,8 juta peristiwa nikah setiap tahun,” terangnya dalam agenda Rakornas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2023, di Jakarta, Kamis (21/09/2023). Kamaruddin mengatakan, jumlah itu tergolong fantastis sehingga untuk menanganinya membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk Baznas. “Kita bisa bayangkan, kalau ada 516 ribu pasang yang bercerai setiap tahun, itu artinya kita melahirkan jutaan anak-anak yatim setiap tahun,” tuturnya. Kamaruddin menambahkan, hal tersebut juga berarti bahwa ada 516 ribu duda dan janda setiap tahun di Indonesia. “Duda-duda 516 ribu setiap tahun, dan juga janda-janda setiap tahun cukup banyak di Indonesia,” tuturnya. Dia mengungkapkan, ini fakta yang akan menimbulkan masalah sistemik sehingga dibutuhkan bimbingan atau konsultasi keluarga yang dilaksanakan oleh para penghulu di seluruh wilayah Indonesia dan juga penyuluh-penyuluh agama. Kamaruddin melanjutkan, Ditjen Bimas Islam Kemenag memiliki program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah bagi Calon Pengantin (Bimwincatin). Ini adalah program yang sangat penting untuk memberikan edukasi kepada mereka yang hendak menikah. “Karena mereka yang ingin menikah ini ternyata tidak semuanya siap, belum paham tentang kelaruga, belum siap menjadi suami atau istri dan belum paham tentang manajemen keuangan, kesehatan reproduksi. Sehingga berpotensi melahirkan generasi stunting, yang sangat berpotensi untuk bercerai,” katanya. Kamaruddin juga menuturkan, pernikahan dini, angka stunting, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), itu sangat berpotensi terjadi jika mereka tidak memiliki wawasan tentang keluarga. Karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi antara Baznas dan juga LAZ, untuk bisa mengatasi sejumlah persoalan makro keluarga Indonesia yang berkorelasi dengan ketahanan nasional. “Ini demi meningkatkan kualitas keluarga-keluarga di Indonesia. Saya kira teman-teman BAZNAS juga bisa mengambil porsi untuk berkontribusi memitigasi atau mengurangi sejumlah masalah-masalah keluarga yang terjadi di Indonesia,” pungkasnya. (rid)

Read More

Keberadaan Santri Kalong di Tasikmalaya Sudah Mulai Terkikis

Tasikmalaya — 1miliarsantri.net : Keberadaan santri kalong di berbagai pondok pesantren wilayah Tasikmalaya mulai memudar. Namun, bukan berarti keberadaan santri kalong, terutama di wilayah Tasikmalaya sudah benar-benar menghilang. Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Tasikmalaya KH Anwar Nashori mengatakan santri kalong itu merupakan anak-anak di sekitar lingkungan pesantren yang mengikuti kegiatan mengaji. Namun, tak seperti santri mukim yang mondok di pesantren, santri kalong biasanya makan dan tidur di rumahnya masing-masing setelah kegiatan mengaji selesai. Menurut dia, keberadaan santri kalong di pondok pesantren wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih cukup banyak. Hanya saja, pola para santri kalong itu untuk mengikuti kegiatan mengaji mulai berubah. “Kalau dulu, santri kalong itu mengaji setiap waktu, tapi makan dan tidur di rumah. Seperti itu mungkin sudah jarang. Karena sekarang ada sekolah, jadi memang tergerus karena sistem pendidikan. Namun, masih tetap ada secara presentase, jadi ngajinya setelah sekolah, paling maghrib-isya,” kata dia saat dihubungi 1miliarsantri.net, Rabu (20/09/2023). Kiai Anwar mencontohkan, di pondok pesantren yang dipimpinnya di wilayah Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, keberadaan santri kalong masih ada. Para santri kalong itu biasanya akan ikut mengaji di lingkungan pondok pesantren setelah sholat magrib hingga isya bersama santri mukim lainnya. Ia menilai, keberadaan santri kalong itu juga masih banyak ditemui di pondok pesantren salafiyah dan pesantren kombinasi. Hanya saja, pihak pesantren tidak terlalu mengurus secara intens para santri kalong. “Jadi hanya mengaji saja. Santri kalong itu masuknya pendidikan nonformal. Tidak ada ijazahnya. Jadi seperti madrasah sepulang sekolah,” sambungnya. Menurut Kiai Anwar, keberadaan santri kalong itu juga bisa menjadi parameter keterkaitan masyarakat dengan pondok pesantren. Ia menilai, ketika di pesantren itu masih banyak santri kalong, artinya ikatan pesantren dengan masyarakat cukup kuat. Namun, apabila keberadaan santri kalong mulai tergerus, kemungkinan ada jarak antara pesantren dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. “Bukan berarti bermusuhan, tapi seperti ada jarak. Sebab, kekuatan pesantren itu awalnya dari masyarakat. Berbaur. Santri kalong itu salah satu parameternya,” kata dia. Perwakilan Hubungan Masyarakat (Humas) Pesantren Idrisiyyah, Sandra Yusuf, di pesantrennya keberadaan santri kalong sudah mulai tergerus sejak 10 tahun terakhir. Saat ini, khusus untuk tingkatan SMP ke atas, seluruh santri di Pesantren Idrisiyyah diharuskan untuk mondok. “Sebelumnya masih ada yang ngalong. Datang ke pesantren hanya saat jadwal mengaji. Kalau sekarang masih ada, tapi hanya di tingkat SD,” terangnya kepada 1miliarsantri.net. Menurut dia, santri kalong itu biasanya akan belajar mengaji di lingkungan pesantren setelah pulang sekolah di luar pesantren. Para santri kalong itu akan mengaji bersama santri mukim lainnya. Pengajian untuk santri kalong juga biasa dilakukan pada setelah magrib. Sandra menjelaskan, santri kalong di pesantrennya itu hanya ada untuk tingkatan SD atau diniyah. Jumlahnya disebut bisa mencapai 150 orang. “Untuk tingkatan SMP ke atas, semua sudah full mondok atau 24 jam di pesantren,” ujar dia. Ia mengatakan, ada beberapa pertimbangan pesantrennya tidak menerima santri kalong untuk tingkatan SMP ke atas. Salah satunya, keberadaan santri kalong disebut bisa menjadi pengaruh santri mukim. “Ketika kita sudah bentuk karakter santri mondok, sementara anak-anak santri kalong membawa kebiasaan dari luar yang bisa tak terkontrol,” kata dia. Kendati demikian, Sandra menjelaskan tetap memfasilitasi anak-anak yang tinggal di sekitar lingkungan pesantren untuk mengaji. Salah satunya dengan membuat program magrib mengaji bersama DKM sekitar. “Kalau SMP, kami kerja sama dengan DKM sekitar. Kita punya program magrib mengaji bersama DKM setempat. Yang mengajar itu, santri tingkat akhir,” kata dia. Karena itu, ia menyebut, keberadaan santri kalong sebenarnya tidak menghilang. Hanya saja, saat ini santri kalong mengaji di masjid terdekat sekitar Pesantren Idrisiyyah, di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. “Sebenarnya santri kalong itu masih ada, tapi tidak di pondok langsung. Jadi santri kami yang keluar untuk mengajar ke masjid sekitar sebagai pengamalan,” kata dia. Di Pesantren Mahad Ihya As Sunnah, Kota Tasikmalaya, santri kalong tidak dikenal sejak awal pendiriannya. Ada beberapa pertimbangan Pesantren Mahad Ihya As Sunnah tidak menggunakan istilah santri kalong. “Kalau di kita tidak ada istilah santri kalong. Jadi yang namanya boarding school itu full 24 jam di pesantren,” kata Pimpinan Pesantren Mahad Ihya As Sunnah, ustaz Maman Suratman, kepada Republika. Ia menjelaskan, pembelajaran terhadap santri kalong dinilai kurang efektif. Lantaran para santri kalong itu tidak 24 jam ada di lingkungan pesantren. “Jadi kami dari awal fokus untuk santri yang mondok, agar pendidikan yang diberikan merata kepada semua santri,” pungkasnya. (lik) Baca juga :

Read More

Pentingnya Memahami Fase Takbiratul Ihram Agar Sempurna Dalam Sholat

Surabaya — 1miliarsantri.net : Salah satu rukun dalam sholat adalah takbiratul Ihram. Karenanya penting bagi kita sebagai orang Muslim untuk memperhatikan fase takbiratul ihram agar sempurna dan menjadikan khusyuk dalam sholat. Berikut ini sejumlah hal yang penting dalam takbiratul ihram agar mendukung keabsahan dan kesempurnaan sholat sebagaimana disebutkan Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah: فإذا حضر قلبك ، فلا تترك الإقامة وإن كنت وحدك. وإن انتظرت حضور جماعة ، فأذن ثم أقم. Artinya: Maka bila telah hadir hatimu (untuk menunaikan sholat) maka jangan engkau tinggalkan mengumandangkan iqamat kendatipun engaku sendiri, bila engkau menunggu hadirnya jamaah maka adzanlah dulu kemudian iqamat. (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 136 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut). Teknisnya seseorang yang akan sholat mengangkat kedua tangannya sambil lisan membaca takbir dan dalam hati berniat menjanjikan sholat. Posisi tangan diangkat dengan jempol selurus daun telinga (bagian terbawah/lobule) sedang jari lainnya lurus sehingga ujungnya berada di atas daun telinga dan posisi bagian tangan atas lurus dengan kedua pundak. فإذا أقمت ، فانو بقلبك أداء فرض الظهر لله تعالى ، وليكن ذلك حاضرا في قلبك عند تكبيرة الإحرام ، ولا يعزب ذلك عنك قبل الفراغ من التكبير ، وارفع يديك عند التكبير بعد إرسالهما أولا إلى منكبيك وهما مبسوطتان ، وأصابعهما منشورة ، ولا تتكلف ضمهما ولا تفريجهما ، وارفع بحيث يحاذي إبهامك شحمة أذنك ورؤوس أصابعك أعالي أذنيك ، وتحاذي بكفيك منكبيك Artinya: “Bila engkau telah iqamat, maka niatlah dalam hatimu saya niat melaksanakan sholat fardhu Zuhur karena Allah Ta’ala. Dan hendaklah niat sholat itu hadir di dalam hatimu ketika membaca takbiratul ihram. Dan jangan hilangkan niat darimu sebelum selesai takbir. Dan angkatlah kedua tanganmu ketika takbir setelah melepas kedua tangan ke selurus pundakmu sedangkan kedua tangan di bentangkan, dan jari-jari tangan renggangkan, dan jangan engkau memaksa mengumpulkan tangan dan jangan memaksa di renggangkan jari-jari. Dan angkatlah tangan kedua tanganmu sekiranya lurus jempolnya tangan ke daun telinga. Ujung jarimu lurus bagian atas telingamu, dan lurus dua tangan kedua pundakmu.” (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 137). فإذا استقرتا في مقرهما ، فكبر. ثم أرسلهما برفق ولا تدفع يديك عند الرفع والإرسال إلى قدام دفعا ، ولا إلى خلف ، ولا تنفضهما يمينا وشمالا. فإذا أرسلتهما ، فاستأنف رفعهما إلى صدرك. “Dan jika dua-duanya telah mapan di tempatnya, maka takbirlah dan lepas kedua tangan itu perlahan-lahan. Dan jangan mendorong kedua tanganmu ke arah depan ketika mengangkat tangan dan jangan mendorong ke belakang dan jangan mengkinaskan kedua tangan ke arah kanan dan kiri,bila telah melepas kedua tangan itu maka angkatlah kedua tangan itu ke arah dadamu.” (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 137). وأكرم اليمين بوضعها على الشمال ، وانشر أصابع اليمنى في طول ذراعك اليسرى ، واقبض بها على كوعها ، Artinya: Dan muliakan tangan kanan dengan meletakannya di atas tangan kiri. Dan sebarkan jari tangan kanan ke tangan kiri. Dan genggam pergelanganmu. وقل بعد التكبير: الله أكبر كبيرا ، والحمد لله كثيرا ، وسبحان الله بكرة وأصيلا. ثم اقرأ : وجهت وجهي للذي فطر السماوات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين ، إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له ، وبذلك أمرت وأنا من المسلمين. Dan ucapkanlah setelah takbir: Allahu Akbar Kabirow wal hamdulillahi Katsiraw wa subhanallahi bukrataw wa ashilah. Kemudian membaca: Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatoro samawati wal Ardhi’ Hanifah muslima wama ana minal musyrikin. Inna sholaty wanusuki wa mahyaya wamamati lillahi rabbil Al-Amin lasyarikalahu wabidzalika umirtu wana minal muslimin. (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 138). (yat) Baca juga:

Read More

Qonita Aini Menjadi Wisudawan Termuda ITS

Surabaya — 1miliarsantri.net : Qonita Qurratu Aini dinobatkan menjadi wisudawan termuda pada helatan Wisuda ke-128 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (16/09/2023). Tahun ini Qonita berusia 20 tahun 4 bulan. Dia lulus sebagai sarjana di usia yang cukup muda dan nyatanya tak menghalangi mahasiswi Departemen Matematika ITS ini untuk meraih impian nya. Qonita mengatakan, mulai mengenyam pendidikan di bangku sekolah sejak berusia dua tahun sebagai murid Kelompok Bermain (KB). Kemudian, Qonita melanjutkan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan waktu pendidikan yang sama seperti siswa lainnya. “Aku sendiri baru ikut program akselerasi ketika di SMA, jadi hanya dua tahun,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (16/09/2023). Alumnus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Malang ini mengungkapkan, berusia lebih muda dari teman-teman satu angkatan tak pernah menjadi penghalang yang berarti baginya. Ia mengaku selalu mendapatkan dukungan dari orang-orang tercinta, termasuk ketika memutuskan lanjut memilih program studi Matematika di ITS. “Sejauh ini tidak ada kesulitan yang berarti, karena lingkungannya yang selalu suportif,” aku putri dari pasangan Dr Windarto MSi dan Widayati Setyorini SE tersebut. Putri sulung dari dua bersaudara ini mengungkapkan, matematika telah menjadi pelajaran favoritnya sejak di bangku SD dulu. Menariknya, ia juga selalu mendapatkan nilai Ujian Nasional (UN) sempurna di mata pelajaran tersebut. “Hingga atas izin Allah saya diterima (masuk ITS) lewat jalur SBMPTN,” tutur peraih juara pertama pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ITS cabang 10 Juz tahun 2020 ini. Pada mulanya Qonita berpikir, keilmuan matematika yang dipelajarinya di bangku kuliah akan mirip dengan apa yang ia pelajari saat sekolah dulu. Ternyata lebih dari itu, peminatan dari jurusan matematika sangat luas dan beragam. Qonita sendiri memilih berfokus pada penerapan matematika di bidang ilmu komputer yang juga ia terapkan pada penulisan tugas akhirnya. Lebih lanjut, Qonita juga pernah mengikuti program Bangkit dari Google dengan fokusan machine learning. Melalui program ini, ia dan timnya pun berhasil menciptakan aplikasi CariHerb, aplikasi pendeteksi tanaman herbal yang dijalankan melalui kamera ponsel. Tak tanggung-tanggung, melalui karyanya ini mereka berhasil memperoleh pendanaan dari Google serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tak hanya aktif di dunia akademik, Qonita juga terlibat di berbagai organisasi internal serta eksternal jurusannya. Dirinya yang memiliki ketertarikan di bidang desain dan publikasi, aktif berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) dan Lembaga Kajian Kerohanian Islam (LKKI) Departemen Matematika ITS sebagai staf Departemen Media dan Informasi. Terlepas dari berbagai kegiatan yang diikutinya, mahasiswi asal Surabaya ini tentu tak lepas dari berbagai kendala. Kerap kali Qonita terkendala dalam membagi waktu di berbagai tanggung jawab yang dimiliki, apalagi ia juga mengambil program fast track jenjang Magister Program Studi Matematika saat sedang menempuh semester akhir sarjana. Namun ternyata rintangan tersebut justru membuat sosok kelahiran 29 Mei 2003 ini terus bersemangat. Dalam mengatur kesibukannya, ia selalu mengutamakan hal yang menjadi prioritas. “Sebenarnya sesimpel mengatur prioritas mana yang perlu dikerjakan lebih dulu, tentukan pekerjaan yang jika dilakukan duluan bisa memudahkan pekerjaan lainnya,” sarannya. Ke depannya, Qonita berencana untuk menyelesaikan kuliah magisternya lebih dulu sebelum berkecimpung di dunia praktisi. Ia juga berpesan kepada para mahasiswa ITS untuk terus semangat dan memaksimalkan kesempatan belajar selama menjadi mahasiswa. “Jangan sia-siakan kesempatan untuk berkarya di bidang yang kita minati, bisa jadi kemudahan itu muncul dari berbagai amanah yang kita emban saat menjadi mahasiswa,” pungkasnya. (har) Baca juga :

Read More

PWNU Jatim Himbau Pemerintah Memperketat Pengawasan Konten Sosial Media

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar mengingatkan content creator mengedepankan nilai agama dan moral. ia menambahkan, sebagai organisasi kegamaan dan sosial (diniyah ijtima’iyah) bukan hanya berkonsentrasi dalam memikirkan soal agama, tapi juga sosial kemasyarakatan. Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Timur juga mendesak pemerintah harus memperketat pola pengawasan pada konten yang didistribusikan melalui ranah sosial media. Sekretaris LBM PWNU Jawa Timur Muhammad Anas SPdI menuturkan, pengawasan bisa dilakukan dengan membentuk aturan mengikat agar para konten kreator mengedepankan moral dan norma pada isi atau muatan karyanya. “Pemerintah supaya mengedepankan kode etik, seperti di dalam jurnalis dan sampai saat ini sepertinya belum ada. Secara umum konten kreator pekerjaan halal dan baik, namun beberapa ada yang melakukan pelanggaran syariat,” ujar Muhammad Hamim kepada 1miliarsantri.net di Kantor PWNU Jawa Timur, Jumat (15/09/2023). Menurutnya, pelanggaran syariat bisa dalam bentuk penyebaran hoaks, caci maki, hingga ujaran kebencian. Tiga hal itu masih didapati di dalam banyak unggahan, salah satunya konten video di sosial media. Muhammad Hamim menyebut keberadaan kode etik atau aturan baku juga sebagai upaya menjamin kejujuran seorang konten kreator dalam menyampaikan informasi, seperti saat melakukan promosi suatu barang atau produk. “Kalau konten ada unsur merugikan orang secara materi tidak diperbolehkan. Manfaatnya tidak seimbang dengan kerugiannya,” imbuhnya. Selain itu, pihaknya menyatakan pembuatan suatu konten harus didasari tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan tidak hanya terpaku pada upaya meningkatkan rating. “Seperti makan sabun itu tidak bermanfaat dan tidak berhubungan dengan apapun, semata-mata demi meningkatkan trafik ini tidak dibenarkan. Syariat salah satunya untuk menjaga nyawa kami, keselamatan kami, sekecil apapun harus dilindungi,” pungkasnya. (har) Baca juga :

Read More

Berbekal Nabung Per Minggu, 56 Jamaah di Jombang Berangkat Umrah Bersama

Jombang — 1miliarsantri.net : Dengan tekad bulat dan keinginan untuk berangkat ke Baitullah meski bukan dari kalangan berduit, sebanyak 56 warga Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur melaksanakan Umrah bersama, Rabu (13/09/2023). Warga dengan telaten menabung mulai Rp10.000., Rp30.000, hingga Rp50.000 setiap seminggu sekali. Uang tersebut dikelola bersama hingga akhirnya terkumpul dan mencukupi untuk biaya berangkat ke Tanah Suci. Sudirman, salah seorang jamaah umrah menceritakan, tabungan umrah warga kampung dikumpulkan semampunya. Setiap satu minggu sekali, uang tersebut diambil oleh koordinator di tiap dusun. Setelah itu disetorkan kepada bendahara di tingkat desa untuk disimpan di bank. “Ada 200 orang lebih yang ikut kegiatan menabung ini. Namun sekarang yang sudah bisa berangkat 56 orang. Sisanya masih menunggu,” ujarnya kepada 1miliarsantri.net, Rabu (13/09/2023). Ide membuat tabungan umrah bersama-sama ini, berawal dari tradisi warga di desanya yang rutin melakukan kegiatan rekreasi dan ziarah ke makam wali songo. Karena ziarah ke makam wali sudah sering dilakukan, mereka kemudian berinisiatif untuk ziarah ke kota suci makkah sekaligus melaksanakan umrah. “Awalnya hanya guyonan, gimana kalau umrah. Akhirnya direspons oleh ketua ranting NU. Dari masyarakat ditawari menabung. Alhamdulillah bisa berangkat,” imbuhnya. Sudirman menambahkan, program tabungan umrah massal di desanya sudah berjalan sejak 2018 lalu. Saat ini jumlah pesertanya terus bertambah. Sementara itu, tangis haru mengiringi keberangkatan 56 warga. Mereka tak kuasa menahan tangis saat rombongan jamaah umrah mulai memasuki bus yang akan mengantarnya ke bandara. Dengan dilepas oleh tokoh masyarakat setempat dan dikawal oleh mobil polisi, puluhan jamaah umrah itu pun bertolak dari desanya menuju bandara Juanda Surabaya, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju tanah suci. (tin) Baca juga :

Read More

Prof Joel Hayward, Sejarawan Militer yang Temukan Islam dalam Sejarah Perang

Birmingham — 1miliarsantri.net : Di dunia yang penuh dengan beragam suara dan individu-individu yang luar biasa, Profesor Joel Hayward menjadi bukti kekuatan pengetahuan bisa mengantarkan seseorang pada Islam. Perjalanannya dari seorang sejarawan militer menjadi otoritas tokoh yang dihormati tidak hanya menarik, tetapi juga sangat menginspirasi. Profesor Joel Hayward telah dimasukkan dalam The Muslim 500 edisi 2023, sebuah publikasi bergengsi yang menampilkan 500 Muslim paling berpengaruh di dunia. Berita itu mungkin mengejutkan, tetapi itu merupakan pengakuan yang layak atas kontribusinya yang luar biasa. Sebagai seorang keturunan Inggris-Selandia Baru, Profesor Hayward adalah seorang sejarawan perang dan strategi militer yang terkemuka, sebuah bidang yang dia minati karena latar belakang militer ayahnya. Dia melihat peperangan sebagai wadah di mana karakter manusia diuji di bawah kondisi yang paling ekstrem, mengungkapkan kualitas seperti pengorbanan diri, persaudaraan, dan keberanian. Setelah menyelesaikan gelar doktornya di University of Canterbury di Christchurch, Selandia Baru, dengan fokus pada operasi Luftwaffe selama Perang Dunia II, Profesor Hayward melanjutkan perjalanan akademisnya di Inggris. Dia mengajar secara ekstensif, termasuk di akademi militer, dan menulis buku-buku tentang sejarah militer. Namun, lintasan karirnya berubah secara tak terduga setelah serangan 9/11 ketika seorang perwira militer senior menyatakan kepadanya bahwa ada militerisme yang melekat dalam Islam. Pernyataan ini memicu ketertarikannya pada Islam, yang kemudian membawanya pada perjalanan pencarian jati diri. Mengutip Islam Channel, untuk memperdalam pemahamannya, Profesor Hayward mengambil kelas malam bahasa Arab, sehingga dia dapat membaca Al-Quran. Hampir dua dekade yang lalu, dia memeluk Islam. Transformasi ini tidak hanya mengubah kehidupan pribadinya, tetapi juga menjadi awal dari kontribusinya yang luar biasa dalam sejarah Islam. Pada awal 2010, Profesor Hayward pindah ke Uni Emirat Arab, dia menjadi anggota fakultas di berbagai institusi akademis, termasuk Rabdan Academy. Di sana, dia mengajar generasi muda Emirat yang ingin belajar. Latar belakangnya yang unik, memadukan metodologi sejarah Barat yang kritis terhadap sumber-sumber sejarah dengan keahliannya dalam bidang Islam, memungkinkannya untuk menawarkan perspektif yang tidak dimiliki oleh sejarawan lain. Buku-bukunya tentang sejarah Islam, termasuk buku pemenang penghargaan “Kepemimpinan Muhammad: Sebuah Rekonstruksi Sejarah,” telah membuatnya diakui sebagai otoritas terkemuka di bidangnya. Salah satu karya terbarunya, “The Warrior Prophet: Muhammad dan Perang,” mencerminkan penelitian yang cermat selama bertahun-tahun dan pemahaman yang mendalam tentang sejarah Islam. Saat ini, dia mengalihkan perhatiannya pada diplomasi Nabi, mengungkap wawasan tentang bagaimana pemahaman Nabi Muhammad (SAW) tentang motivasi dan keinginan manusia yang memungkinkannya untuk menavigasi tantangan diplomatik yang kompleks. Perjalanan Profesor Hayward ke dalam Islam juga telah mengungkapkan rasa kekeluargaan yang mendalam dengan sesama Muslim, melampaui latar belakang dan status sosial ekonomi. Dalam kata-katanya: “Itulah yang menarik dari Islam – Islam melampaui ras, melampaui etnisitas, Islam mengikat kita semua tanpa memandang latar belakang dan juga tanpa memandang status sosial ekonomi.” Tinggal di UEA, sebuah negara yang dengan anggun merangkul modernitas sekaligus melestarikan warisan Islam, Profesor Hayward menganggapnya sebagai rumah. Pengalamannya selama satu dekade di UEA telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, dan dia mengungkapkan rasa sayangnya yang mendalam terhadap negara ini. Di era yang ditandai dengan perpecahan dan kesalahpahaman, kisah Profesor Joel Hayward mengingatkan masyarakat akan kekuatan transformatif pendidikan, empati, dan pengejaran pengetahuan yang tiada henti. Kontribusinya dalam bidang sejarah dan diplomasi Islam berfungsi sebagai jembatan antar budaya, menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami di dunia yang semakin saling terhubung. Profesor Joel Hayward akan tampil di atas panggung pada Konferensi Kehidupan Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 30 September 2023 di ICC di Birmingham. Acara ini bekerja sama dengan ILM UK. (syu/AP) Baca juga :

Read More

Buya Yahya : Kesadaran Wali atau Orang Tua Santri Dalam Membantu Pengembangan Pesantren dirasa Sangat Kurang

Cirebon — 1miliarsantri.net : Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Bahjah Cirebon, Prof Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), menguraikan, pondok pesantren merupakan satu institusi pendidikan Islam yang telah lama berjasa dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai agama, pendidikan, dan budaya di Indonesia. Pesantren memainkan peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Akan tetapi, masih banyak pembangunan pondok pesantren yang kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Terlebih lagi, ketika mendengar cerita tentang wali santri yang tidak aktif dalam pembangunan pondok pesantren. Buya Yahya mengingatkan, sangat penting ikut serta dalam pembangunan pesantren. Dia menyontohkan wali santri yang mendengar berita tentang upaya pembangunan pesantren tempat anaknya menimba ilmu. “Namun, ketika diajak untuk turut serta dalam proses pembangunan, beberapa di antara kita mungkin merasa ragu atau bahkan menolak,” ujar Buya Yahya dalam ceramahnya yang disiarkan Al Bahjah TV, dikutip Selasa (12/09/2023). Menurut Buya Yahya, ada beberapa alasan orang enggan andil dalam pembangunan pondok pesantren. Biasanya mereka berfikir sudah membayar uang sekolah dan lain sebagainya. Dia menegaskan, hal itu merupakan pandangan yang tidak sepenuhnya tepat. “Sebagai umat Islam, kita seharusnya memiliki semangat kerja sama dalam membangun tempat-tempat pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai agama dan pendidikan yang baik,” tutur Buya Yahya. Padahal ada orang yang rela menggelontorkan dana sampai ratusan juta untuk pembangunan pondok pesantren, padahal anaknya tidak berada di pondok pesantren tersebut. Ini mengingatkan bahwa hidup tak sekadar kewajiban pribadi saja, tapi juga tentang kontribusu secara lebih luas untuk masyarakat dan agama. Buya Yahya mengingatkan, setiap orang memiliki peran dalam masyarakat dan agama. Setiap tindakan kecil yang dilakukan untuk membantu pembangunan pondok pesantren atau proyek yang serupa merupakan bagian dari amal baik. “Selama kita memiliki kemampuan untuk berbuat baik, kita seharusnya melakukannya. Kita sebagai umat Islam perlu membentuk sikap kerja sama, sukarela, dan solidaritas dalam membantu pembangunan pondok pesantren,” lanjutnya. Dengan begitu, para orang tua bisa memastikan para generasi muda akan mendapatkan pendidikan yang baik dan terarah sesuai dengan nilai-nilai agama. Dari situ pula para orang tua dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis. “Jadi, mari kita ambil bagian dalam pembangunan pondok pesantren dan proyek-proyek sejenisnya. Dengan begitu, kita dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan agama di negeri ini dan menjaga warisan budaya Islam yang berharga. Sebagai umat Islam, hendaklah kita selalu siap dan bersedia untuk berbagi dan membantu sesama,” tutup Buya Yahya. (rya)

Read More

Beberapa Hal Yang Diperbolehkan Dalam Program Bayi Tabung

Jakarta — 1miliarsantri.net : Program Bayi tabung seringkali menjadi alternatif bagi pasangan suami-istri yang tak kunjung memiliki buah hati. Lantas, bagaimana hukum bayi tabung dalam Islam? Pimpinan AQL Islamic Center, KH Bachtiar Nasir (UBN), menjelaskan, para ulama kontemporer sebenarnya sudah membahas perkara bayi tabung tersebut. Dalam sidang Majma’ fiqh Islam (gabungan ulama dari seluruh negara anggota OKI) pada tanggal 11-16 Oktober 1986 M bertepatan 8-13 Shafar 1407 H di Amman ibu kota Jordania. Para ulama mengkaji dan membahas penelitian dan kajian yang dipresentasikan dalam sidang tersebut. Dari situ, para ulama mengetahui bahwa metode pembuahan buatan dapat dikategorikan kepada tujuh macam. Lima metode dari ketujuh metode itu hukumnya adalah haram dan dilarang secara mutlak. Itu karena mengakibatkan percampuran nasab, ketidakjelasnya ibu yang sebenarnya dan larangan syar’I lainnya. Kelima metode itu adalah: 1. Pembuahan yang dilakukan dengan cara mengambil sperma dari suami dan sel telur dari wanita lain yang bukan istrinya, kemudian embrio itu ditanamkan di dalam rahim istrinya. 2. Pembuahan dilakukan dengan mengambil sperma dari laki-laki lain dan sel telur istri, lalu meletakkannya di rahim istri. 3. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri lalu diletakkan di rahim wanita lain yang menjadi relawan untuk mengandung bayi tersebut. 4. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma laki-laki lain dan sel telur wanita lain, lalu diletakkan di rahim istri. 5. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri, lalu diletakkan di rahim istrinya yang lain. Sedangkan, dua metode dibolehkan jika memang dibutuhkan dengan penekanan untuk mengambil sifat kehati-hatian dalam melakukannya. Kedua metode itu yakni: 1. Dilakukan pembuahan di luar antara sperma suami dan sel telur istri, lalu diletakkan di rahim sang istri. 2. Sperma suami diambil, lalu diletakkan di vagina istri atau di rahimnya sehingga terjadi pembuahan di dalam.”Para ulama menekankan, proses pembuahan melalui metode bayi tabung harus dilakukan ketika memang dibutuhkan. Artinya, tidak ada cara lain yang memungkinkan untuk mendapatkan keturunan bagi sepasang suami istri berdasarkan keputusan dokter yang dapat dipercaya,” kata UBN saat menyampaikan tausiah di AQL Islamic Center, dikutip Selasa (12/09/2023). (lin) Baca juga :

Read More