Nama Belakang Istri Tidak Diperbolehkan Mencantumkan Nama Suami

Jakarta — 1miliarsantri.net : Tradisi masyarakat Arab selalu memberi nama anak-anaknya dengan satu suku kata saja. Misalkan, Muhammad, Ibrahim, Fatimah, Aisyah, dan sebagainya. Jika ada nama yang murakkab (dua kata) atau lebih, kata kedua adalah nama orang tuanya. Sedangkan, kata yang ketiga adalah nama kakeknya. Misalkan, Muhammad Husein Ya’qub. Berarti namanya adalah Muhammad, sedangkan Hasan adalah nama bapaknya dan Ya’qub adalah kakeknya. Tradisi seperti ini menjadi rancu jika dibawakan pada pola penamaan di Indonesia. Biasanya, nama-nama orang Indonesia terdiri dari dua, tiga, bahkan empat suku kata. Misalkan, Syahrul Gunawan, Oki Setiana Dewi, dan sebagainya. Syahrul Gunawan adalah satu orang. Gunawan bukanlah nama bapak dari si pemilik nama. Tradisi penamaan bangsa Arab tak hanya sebatas nama, tapi juga erat sekali kaitannya dengan nasab. Dalam nama orang Arab, nama ayah dan kakek langsung melekat pada nama anak. Tradisi ini berdasar dari syariat Islam yang sangat serius memperhatikan persoalan nasab. Termasuk dalam dosa besar jika mengklaim seseorang yang bukan dari garis keturunannya diakui sebagai nasabnya. Alasan ini juga yang menjadikan Islam membenci perzinaan karena akan mengaburkan nasab. Sebagaimana hadis Nabi SAW menyebutkan, “Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau menisbahkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah SWT, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib ataupun yang sunah.” (HR Muslim dan Tirmidzi). Jadi, tidak boleh tidak, kata kedua dalam nama orang Arab harus nama ayahnya. Mencantumkan nama selain nama ayah pada kata kedua dari nama tersebut dianggap tabu. Mereka menyimpulkan, berarti si pemilik nama tidak jelas nasabnya atau tak tahu siapa ayahnya. Kesimpulan ini juga bermuara pada ketegasan syariat dalam urusan nasab. Masuknya budaya Barat soal penamaan yang banyak diadopsi masyarakat Tanah Air menampik tradisi Arab yang bersumber dari syariat ini. Di Barat, nama belakang istri diambil dari nama suami, seperti Michelle Obama, Hillary Clinton, dan sebagainya. Inilah yang ditiru masyarakat Indoensia. Jelas model penamaan gaya Barat menjadi sangat tabu bagi tradisi Arab. Apalagi jika dikaitkan dengan urusan nasab. Bagaimanakah syariat menyelesaikan hal ini? Ulama-ulama Timur Tengah dan mayoritas ulama kontemporer lainnya jelas mengharamkan model penamaan ala Barat tersebut. Seorang istri tetap harus memakai nama belakang ayahnya, bukan nama suaminya. Mereka berdalil dengan ayat Alquran, “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka…” (QS al-Ahzab [33]: 5). Dalam asbabun nuzul dari ayat tersebut karena Nabi SAW memungut seorang anak angkat. Karena sayangnya Beliau SAW kepada Zaid, sang anak angkat, sampai-sampai Zaid dipanggil Zaid Muhammad atau Zaid bin Muhammad. Maka turunlah ayat ini yang melarang penyebutan nama demikian. Akhirnya Zaid dipanggil dengan Zaid bin Haritsah karena bapak kandungnya bernama Haritsah. Ayat ini menegaskan urusan penamaan seseorang tidaklah main-main dalam Islam. Jika anak angkat saja dilarang memakaikan nama ayah angkatnya sebagai nama belakangnya, apalagi seorang istri yang memakai nama belakang dari nama suaminya. Jelas hal ini diharamkan secara mutlak. Markaz al-Fatwa Arab Saudi dalam keluaran fatwanya Nomor 17398 menyebutkan, mencantumkan nama belakang istri dengan nama suaminya tidak diperbolehkan. Demikian juga nama-nama orang lain selain dari ayah kandungnya sendiri. Jika anak tersebut lahir di luar nikah (hasil perzinaan), cukup dipakaikan nama belakang dari nama ibunya. Tradisi penamaan orang Arab sebenarnya bersumber dari Alquran sendiri. Firman Allah SWT, “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. Itulah yang lebih adil pada sisi Allah. Dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.” (QS al-Ahzab [33]: 5). Tradisi ini telah ada, tumbuh, dan berkembang bersama bangsa Arab bahkan sebelum adanya ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Bangsa Arab sangat bangga jika mereka hafal ranji atau silsilah nasab mereka. Artinya, mereka adalah keturunan yang terpelihara. Dalam Alquran, Allah SWT juga menyebut nama-nama dengan mengikutsertakan nama belakang dari bapaknya. Misalnya dalam ayat, “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya,” (QS al-Ahzab [33]: 12). Demikian juga Nabi Isa AS yang lahir tanpa ayah. Ia juga disebut kaumnya dengan nama belakang ibunya, sebagaimana dalam ayat Alquran, “Dan karena ucapan mereka, sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa bin Maryam, Rasulullah.” (QS an-Nisa [4]: 156). Para istri yang suaminya adalah orang terpandang juga ingin ikut terkenal. Caranya dengan mencantumkan nama suami di belakang namanya. Namun, hal seperti ini ternyata tak diakomodasi dalam syariat Islam. Berbeda dengan anak, yang memang seyogianya memakai nama sang ayah di belakang namanya. Para istri Rasulullah SAW tak pernah memakai nama Muhammad di belakang nama mereka, walau agung dan tingginya kedudukan sang suami. Mereka tetap dipanggil Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Jahsy, dan seterusnya. Jika terpaksa menyebut nama suami, sebutlah si Fulanah istrinya si Fulan. Sebagaimana dicontohkan dalam ayat Alquran, “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir.” (QS at-Tahrim [66]: 10). Sekalipun khalayak mengetahui secara pasti, nama belakang si istri adalah suaminya, hal ini tetap tidaklah diperbolehkan. Misalkan, penyebutan nama istri presiden yang diikuti dengan nama suaminya sebagai seorang presiden. Tetap saja hal ini keliru dalam pandangan syariat. Pandangan inilah yang sudah mentradisi di kalangan Arab dari dahulu hingga saat ini. Dikhawatirkan pula, ada semacam penyelewengan nasab hanya gara-gara abai soal penyebutan nama. Hal ini punya konsekuensi serius dalam syariat. Sebagaimana hadis Nabi SAW menegaskan, “Siapa yang bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka surga haram baginya.” (HR Bukhari). (Iin) Baca juga :

Read More

Orang yang Kelak Bisa Sukses Biasanya Kesehariannya Amalkan 9 Kebiasaan Ini

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kita sering mendengar cerita tentang anak-anak muda yang berbakat dan sukses dalam semalam. Namun kenyataannya banyak orang mencapai prestasi paling signifikan ternyata di kemudian hari. Orang-orang ini, yang dikenal sebagai orang yang terlambat berkembang, tetapi membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengejar impian dan mencapai kesuksesan. Meskipun perjalanan mereka mungkin berbeda, orang-orang yang sukses terlambat berkembang sering kali memiliki kebiasaan sehari-hari yang berkontribusi pada kemenangan mereka pada akhirnya. Berikut kita akan mengeksplorasi sembilan kebiasaan dan bagaimana kebiasaan tersebut dapat membantu membuka potensi Anda, tanpa memandang usia atau latar belakang. Kebiasaan 1: Merangkul Pola Pikir Pertumbuhan Salah satu kebiasaan paling signifikan yang diadopsi oleh orang-orang yang terlambat berkembang adalah menerapkan pola pikir berkembang. Konsep yang dipopulerkan oleh psikolog Carol Dweck ini mengacu pada keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan kita dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Orang yang terlambat berkembang melihat tantangan sebagai peluang untuk berkembang, bukan sebagai hambatan yang tidak dapat diatasi. Mereka memahami bahwa kemunduran adalah bagian alami dari proses pembelajaran dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meningkatkan dan memperluas keterampilan mereka. Kebiasaan 2: Menetapkan Tujuan dan Prioritas yang Jelas Orang yang terlambat berkembang sering kali ahli dalam menetapkan tujuan dan prioritas yang jelas. Mereka memahami pentingnya memiliki target yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk dicapai. Dengan mendefinisikan tujuan-tujuan mereka dan memecahnya menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola, mereka dapat memfokuskan energi mereka pada hal-hal yang paling penting dan menghindari teralihkan oleh tugas-tugas yang kurang penting. Kebiasaan 3: Pembelajaran Berkelanjutan dan Pengembangan Keterampilan Kebiasaan penting lainnya dari orang yang terlambat berkembang adalah komitmen mereka terhadap pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan keterampilan. Mereka menyadari bahwa untuk mencapai tujuan mereka, mereka harus terus-menerus memperluas pengetahuan dan kemampuan mereka. Kebiasaan ini penting bagi mereka yang mengejar karier atau minat baru di kemudian hari, karena mereka mungkin perlu memperoleh keterampilan baru atau memperbarui keterampilan yang sudah ada agar tetap kompetitif. Kebiasaan 4: Menumbuhkan Ketahanan dan Ketekunan Jalan menuju kesuksesan jarang sekali mulus, dan orang yang terlambat berkembang sering kali menghadapi tantangan unik saat mengejar tujuan mereka di kemudian hari. Di sinilah kebiasaan memupuk ketahanan dan ketekunan berperan. Orang yang sukses terlambat berkembang dapat bangkit kembali dari kemunduran dan mempertahankan motivasi mereka dalam menghadapi kesulitan. Untuk membangun ketahanan, fokuslah pada pengembangan pandangan positif dan kelilingi diri Anda dengan individu-individu suportif yang percaya pada tujuan Anda. Saat menghadapi kemunduran, cobalah untuk mengubahnya sebagai pengalaman pembelajaran dan peluang untuk berkembang. Ingatlah bahwa kemajuan jarang sekali bersifat linier, dan tidak apa-apa untuk beristirahat saat diperlukan untuk mengisi ulang tenaga dan memfokuskan kembali. Kebiasaan 5: Berjejaring dan Membangun Hubungan Orang yang terlambat berkembang dan sukses memahami nilai jaringan dan membangun hubungan dalam bidang pilihan mereka. Mereka secara aktif mencari koneksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama dan dapat menawarkan bimbingan, dukungan, dan potensi kolaborasi. Dengan memupuk jaringan yang kuat, orang yang terlambat berkembang dapat membuka pintu terhadap peluang baru dan belajar dari pengalaman orang lain yang telah menempuh jalur serupa. Kebiasaan 6: Merangkul Kegagalan Sebagai Pengalaman Pembelajaran Salah satu kebiasaan paling penting yang diadopsi oleh orang-orang yang terlambat berkembang adalah kemampuan untuk menerima kegagalan sebagai pengalaman belajar. Mereka memahami bahwa kegagalan bukanlah keadaan permanen, melainkan bagian alami dari pertumbuhan. Dengan membingkai ulang kemunduran sebagai peluang untuk belajar dan memperbaiki diri, orang yang terlambat berkembang dapat mempertahankan motivasi mereka dan terus mengejar tujuan mereka dengan tekad baru. Untuk memupuk kebiasaan ini, dekati kegagalan dengan rasa ingin tahu, bukan menghakimi diri sendiri. Tanyakan pada diri Anda apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana menerapkan pelajaran tersebut untuk upaya masa depan. Ingatlah bahwa bahkan individu yang paling sukses pun pernah menghadapi kegagalan pada suatu saat dalam hidup mereka, dan sering kali melalui tantangan inilah kita tumbuh dan belajar paling banyak. Kebiasaan 7: Menjaga Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Sehat Orang yang terlambat berkembang menyadari pentingnya menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat. Mereka memahami bahwa mencapai tujuan memerlukan upaya berkelanjutan dari waktu ke waktu dan kelelahan dapat menggagalkan kemajuan mereka. Dengan memprioritaskan perawatan diri dan menetapkan batasan antara kehidupan profesional dan pribadi, orang yang terlambat berkembang dapat mempertahankan energi dan fokus yang diperlukan untuk mengejar impian mereka. Ingatlah bahwa mencapai kesuksesan adalah lari maraton, bukan lari cepat. Dengan menjaga diri sendiri dan menjaga gaya hidup seimbang, Anda akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang menghadang. Kebiasaan 8: Melatih Rasa Syukur dan Berpikir Positif Kebiasaan penting lainnya bagi orang yang terlambat berkembang adalah praktik bersyukur dan berpikir positif. Mereka memahami bahwa menumbuhkan pola pikir positif dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kemampuan mereka mencapai tujuan. Orang yang terlambat berkembang mempertahankan rasa perspektif dan optimisme, bahkan ketika menghadapi kesulitan, dengan berfokus pada hal-hal baik dalam hidup mereka dan mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang mereka peroleh. Untuk menumbuhkan rasa syukur dan berpikir positif, cobalah memulai setiap hari dengan merenungkan tiga hal yang Anda syukuri. Saat menghadapi tantangan, berfokuslah pada peluang untuk berkembang dan belajar daripada memikirkan aspek negatifnya. Kelilingi diri Anda dengan pengaruh positif, baik itu buku yang membangkitkan semangat, mentor yang menginspirasi, atau orang-orang terkasih yang suportif. Kebiasaan 9: Mengambil Tindakan Konsisten dan Menerima Perubahan Yang terakhir, orang yang terlambat berkembang adalah ahli dalam mengambil tindakan yang konsisten dan menerima perubahan. Mereka memahami bahwa mencapai tujuan mereka memerlukan upaya berkelanjutan dan kemauan untuk beradaptasi dengan keadaan baru. Orang yang terlambat berkembang dapat mempertahankan momentum dan kemajuan dari waktu ke waktu dengan membagi tujuan mereka menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola dan secara konsisten berupaya mencapainya, Menerima perubahan juga penting untuk meraih kesuksesan bagi orang yang terlambat berkembang. Untuk mencapai tujuan dan minat baru, Anda mungkin perlu keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan lingkungan atau tantangan baru. Orang yang terlambat berkembang dan sukses memandang perubahan sebagai peluang untuk berkembang dan bersedia mengambil risiko yang diperhitungkan untuk mengejar impian mereka Studi Kasus: Dari Gairah Menjadi Profesi Stella, ibu dua anak berusia 45 tahun, selalu menyukai coklat. Sebagai seorang anak, dia berlatih bereksperimen dengan berbagai resep coklat di dapur keluarganya. Namun, kehidupan membawanya ke arah yang berbeda, dan dia mendapati dirinya bekerja di perusahaan yang membuatnya…

Read More

Arab Saudi Ajak Korea Untuk Bangun Smart City Dengan Teknologi Digital Twin

Riyadh — 1miliarsantri.net : Arab benar benar melakukan transformasi di semua sektor demi menuju Arab menjadi negara yang terbuka dan modern. Salah satu upaya menuju percepatan proyek perumahan yang menjadi bagian dari visi 2030, Arab tidak ragu lagi mengundang perusahaan China State Company untuk terlibat mempercepat proyek perumahan. Kini disusul, Arab mengundang Korea. Seperti yang dilakukan di sektor real estat, Saudi siap memanfaatkan teknologi canggih setelah National Housing Co. bermitra dengan perusahaan teknologi Korea Naver Corp. Ini dilakukan untuk meningkatkan solusi kota pintar (smart city). Kolaborasi yang diresmikan di hadapan Menteri Perumahan Rakyat Majid Al-Hogail ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi Digital Twin, memanfaatkan sistem cloud canggih Naver. Teknologi ini mencerminkan entitas dunia nyata dalam lingkungan virtual, mendukung pengambilan keputusan secara real-time melalui analisis data, prediksi, dan optimalisasi. Ini akan berbasis cloud, dengan fokus pada pemodelan digital tiga dimensi. Langkah ini sejalan dengan tujuan Visi Arab Saudi 2030, yang bertujuan untuk menggunakan teknologi ini untuk perencanaan kota dan prediksi banjir sekaligus memajukan pengembangan kota pintar. Integrasi teknologi Digital Twin adalah bagian dari strategi Kerajaan yang lebih luas untuk memodernisasi sektor real estate dan mengadopsi solusi mutakhir untuk meningkatkan manajemen perkotaan dan efisiensi infrastruktur. Menteri Al-Hogail menyoroti pentingnya kemitraan ini, dengan menyatakan pada X bahwa kesepakatan tersebut membuka pintu bagi inovasi dalam solusi digital. “Bersama-sama, kami mencapai visi strategis untuk kota dan sektor perumahan dalam upaya kami mewujudkan kota pintar yang berkelanjutan,” terangnya. Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari masuknya Naver ke pasar Timur Tengah dan Saudi pada tahun 2023 dengan membuat kontrak dengan kementerian investasi dan perumahan untuk menggunakan sistem mereka. Peta jalan ambisius ini juga mencakup penggabungan teknologi canggih seperti AI, robotika, dan solusi cloud. Perusahaan menekankan arsitektur platform yang terbuka, membina kolaborasi dengan entitas lokal Saudi dan Korea Selatan. Abdullah Al-Ghamdi, presiden Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Saudi, mengunjungi lokasi perusahaan tersebut pada bulan Mei, yang menunjukkan hubungan jangka panjang perusahaan tersebut dengan Kerajaan. Dalam pertemuan tersebut, potensi kolaborasi antara kedua entitas dibahas, karena SDAIA bertanggung jawab atas strategi, penelitian, dan pengembangan di sektor AI, data, dan kota pintar di Arab Saudi. Pejabat dari lembaga-lembaga besar Saudi lainnya, termasuk Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi, Pusat Informasi Nasional, dan Kantor Manajemen Data Nasional, juga telah melakukan kunjungan ke situs tersebut untuk melihat kemajuan teknologi perusahaan dan mendiskusikan peluang kolaboratif, demikian rilis di situs tersebut. Situs web entitas Korea terungkap. Hal ini terjadi setelah Naver menjadi bagian dari konsorsium “One Team Korea” pada November 2022. Kemitraan tersebut bertujuan untuk mengamankan proyek-proyek Saudi di bawah naungan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan. (dul) Baca juga :

Read More

Kolaborasi The Strong Minor Project dalam Mendorong Relasi Sesama Muslim

Jakarta — 1miliarsantri.net : The Strong Minor Project adalah sebuah gerakan sosial yang berkomitmen untuk memperkuat identitas dan keyakinan komunitas muslim di lingkungan minoritas. Gerakan ini pun menjalin kolaborasi dengan Maybank Syariah Indonesia untuk menggelar event dakwah bertema “Connect 2: Light Upon Light in Times of Hardship” pada Minggu (21/7) di Plenary Hall, Jakarta Conventional Center (JCC). Dzaki Maulana Irfan, perwakilan dari The Strong Minor Project menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama Connect 2 adalah memperluas jaringan dan koneksi peserta dengan individu dan komunitas dari berbagai negara. “Selain itu Connect 2 menjadi kesempatan bagi peserta untuk saling berbagi pengalaman, gagasan, dan nilai-nilai budaya dari berbagai belahan dunia,” kata Dzaki Maulana Irfan. Tahun ini acara Connect kembali hadir dengan konsep acara yang lebih spesial dengan membawa Mufti Menk, pembicara muslim Global dari Zimbabwe bersama dua rekannya yakni Dr. Muhammad Salah dari Mesir dan Brother Wael Ibrahim dari Australia. Sedangkan dari dalam negeri juga hadir Ustaz Khalid Basalamah, Ustaz Subhan Bawazier, Ustaz Ali Hasan Bawazier dan Abdullah Qymnastiar atau biasa dipanggi Aa Qym. Sementara itu Direktur Human Capital Maybank Indonesia, Irvandi Ferizal mengatakan, dirinya yang hadir mewakili Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia, mengucapkan terima kasih atas kesempatan mensponsori eventdarivThe Strong Minor Project ini. Menurut Irvandi, kerja sama sponsorhip Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia dengan The Strong Minor Project ini merupakan wujud persembahan bagi para nasabah maupun masyarakat Muslim di Indonesia. DIharapkan, keterlibatan perusahaan dalam event ini mampu membantu masyarakat untuk memetik manfaat dan motivasi dalam menghadapi berbagai tantangan hidup Islami dari para alim ulama terkemuka. Selain itu, ia juga berharap agar acara ini juga dapat memperkuat ketakwaan kepada Allah SWT dan meneladani ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW. “Di satu sisi, acara Islamic Sharing Experience ini, kami pandang memiliki benang merah yang sama. Terutama dalam hal mempersiapkan dan merencanakan keuangan masa depan, di antara berbagai pilihan solusi yang tersedia,” jelas Irvandi. Karenanya, dalam kesempatan ini, perusahaan juga memperkenalkan kembali solusi unggulanya yakni ‘My Shariah Wealth Management’ kepada khalayak luas sebagai solusi perencanaan dana masa depan yang end-to-end sejalan dengan jenjang kehidupan nasabah. (Iin) Baca juga :

Read More

Masjid Al Akbar Surabaya Jadi Pusat Kajian Tafsir Syeikh Abdul Qadir Al Jailani

Surabaya — 1miliarsantri.net : Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) ditetapkan menjadi pusat kajian Tafsir Al-Jailani karya ulama sufi dan ahli fiqih Syeikh Abd Qadir Jailani. Kajian akan dilakukan selama kurun 2024-2025. Penetapan MAS sebagai pusat kajian tafsir itu dimulai dengan kajian pertama yang dihadiri langsung cicit ke-23 Syeikh Abd Qadir Jailani, yakni Assayid Prof DR Muhammad Fadhil Al-Jailani, di MAS, Jumat (19/7/2024) lalu. Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri acara tersebut menjelaskan MAS menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang menjadi pusat kajian itu setelah dirinya ke Turki pada 2022. “Pada Februari 2022, saya mendapat hadiah tafsir Al Jailani saat berkunjung ke Turki. Tafsir itu merupakan manuskrip yang menarik setelah 800 tahun hilang dan akhirnya ditemukan cucu ke-25 Syeikh Abdul Qadir Jailani,” katanya. Di hadapan ribuan jamaah MAS serta jutaan jamaah daring itu, Khofifah yang mantan Gubernur Jatim (2019-2024) mengatakan Tafsir Al-Jailani yang mengulas ayat demi ayat Al-Quran dan tersimpan di Perpustakaan Vatikan itu sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. “Dalam pertemuan yang didampingi DR KHA Fahrur Rozy (Ketua PBNU) itu, saya minta Syeikh Fadhil untuk memberi pembelajaran langsung kepada masyarakat Indonesia hingga kajian ini terlaksana dengan koordinator kajian Prof DR KH Ridlwan Nasir (imam besar MAS),” sambungnya. Menurut Khofifah, kajian Tafsir Al-Jailani akan dilaksanakan dua kali setiap bulan yakni Jumat ke-1 dan Jumat ke-4 yang berlangsung secara virtual/daring dengan peminat kajian dari masyarakat umum dan pesantren sebanyak 2,4 juta. “Kajian akan dilaksanakan mulai 19 Juli 2024 hingga Juli 2025 setelah Sholat Jumat pada jam 13.00 WIB, atau kalau di Turki sekitar jam 09.00 pagi waktu Turki,” imbuhnya yang idampingi Ketua BPP MAS DR KHM Sudjak MAg. Saat menyampaikan kajian pertama Tafsir Al-Jailani, Assayid Prof DR Muhammad Fadhil Al-Jailani menjelaskan ulama dunia mengakui tafsir karya Syeikh Abdul Qadir Al Jailani itu merupakan tafsir terbaik. “Ulama dari berbagai negara mengakui hal itu setelah saya beri tafsir itu dan mengkaji sendiri, karena Syeikh Abdul Qadir Al Jailani itu menafsirkan ayat dengan ayat, ayat dengan hadits, dan ayat dengan penjelasan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib (kakek Syeikh Abdul Qadir),” ujarnya. Assayid Prof DR Muhammad Fadhil Al-Jailani yang mengaku Indonesia sebagai “negara kedua”-nya itu mencontohkan “bismillah” itu ditafsirkan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani secara berbeda sesuai ayatnya. “Bismillah dalam Surah Albaqoroh dikaitkan artinya dengan keyakinan orang-orang Muslim tentang tauhid. Surah Al-Ikhlas itu, ahli tafsir lain menerjemahkan ‘qulhu’ dengan ‘Katakan Wahai Muhammad’, tapi Syeikh Abdul Qadir Jailani tidak mau menyebut nama ‘Muhammad’ tapi menyebut ‘Rasul yang paling sempurna’ yang lebih beradab),” ungkapnya. Fatihah juga ditafsirkan sebagai surat keesaan Tuhan yang tak berbilang dan keabadian, bahkan “Iyyakana’budu” diartikan keesaan yang hanya menyembah kepada Allah sebagai puncak tauhid. “Semua milik Allah, Allah itu robbul Alamin, bukan robbul Muslimin,” katanya. Kajian yang dimulai Jumat (19/7/2024) hingga Juli 2025 itu dimulai dengan kajian “Al-Mau’idhah” (QS Yunus : 57, QS Luqman : 57, QS Al-A’raf : 205), lalu kajian “Al-Rahmah (QS Al-Anbiya’ 107, QS Al-An’am 54, QS Ali Imran 159, QS Al-Mu’min 118, QS Al-Isra’ 24, QS An-Nisa 175, QS Yunur 58, QS At-Taubah 128, QS Ar-Rum 21, QS An-Naml 77). Kajian lainnya, As-Sakinah dalam Al-Qur’an, Al-Mawaddah, As-Salam, Al-Washiyat, Al-Qital, Al-Birru, At-Taqwa, Al-Itsmu, Ash-Shukru, Al-Du’a, Al-Ukhuwah, Al-Ni’mah, Al-Dunya, Al-Akhirat, Al-Insan, Al-Musiibah, Al-Sabru, Al-Amaanah, Al-Baraakaat, dan Pesan Moderasi Beragama (Takfir kepada Negara, Takfir kepada pendosa, Jihad, Membunuh non-Muslim, merusak Fasuliras Umum, dan Merampas Harta untuk Jihad). (har) Baca juga :

Read More

Pemuda Penjual Angkringan Wakili Indonesia di WorldSkills Competition Prancis

Jakarta — 1miliarsantri.net : Namanya Septian Agung Nugroho. Pemuda berprestasi ini mendapat kesempatan emas mewakili Indonesia di ajang bergengsi dunia WorldSkills Competition (WSC) di Lyon, Prancis, pada 10 hingga 15 September 2024 mendatang. Septian sempat membuka usaha angkringan kecil-kecilan saat masa pandemi. Namun, segalanya berubah saat ia mencoba mengikuti Ajang Talenta Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tahun 2021 dan berhasil meraih medali perunggu pada bidang Mechatronics. Alumni SMK Negeri 1 Jenangan, Ponorogo ini menceritakan awal kisah perjalanan prestasinya. “Saat pandemi Covid-19 sehabis ujian nasional di kampung, saya inisiatif buka usaha yaitu angkringan di tepi jalan raya. Kemudian, saya mendapat kabar ada seleksi LKS di SMK Negeri 1 Jenangan pada bidang Mechatronics dan Industrial Control. Saat itu saya masih ragu tetapi akhirnya saya mendapat wejangan dari bapak saya ‘tugasmu itu sekolah bukan dagang, sudah tinggalin dulu angkringannya’ kata Bapak saya waktu itu,” terang Septian kepada 1miliarsantri.net, Senin (22/7/2024). Dalam benaknya, Septian pun memberanikan diri untuk melangkah di Ajang Talenta LKS SMK yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ia tak pernah mengeluh meskipun harus menempuh perjalanan ke sekolahnya dengan jarak 32 km setiap harinya. Septian mengaku ingin sekali bersekolah di luar kecamatan. Ia pun bersekolah di SMKN 1 Jenangan Ponorogo, mengambil jurusan Teknik Otomasi Industri dengan program belajar empat tahun. “Meski jarak rumah saya ke sekolah itu adalah 32 km jadi selama 4 tahun itulah saya menempuh jarak 64 km pulang pergi setiap harinya,” kenang Septian. Pada tahun 2021 Septian berhasil lolos seleksi untuk mewakili SMKN 1 Jenangan pada Ajang Talenta LKS SMK. Ia menjelaskan, saat pandemi Covid-19 melanda, proses latihannya memakan waktu hampir 6 bulan. Kesabarannya pun membuahkan hasil, Septian memperoleh medali perunggu pada bidang Mechatronics di LKS SMK Tahun 2021 yang diselenggarakan secara daring pada Oktober 2021. Dari situlah jalan prestasinya terbuka lebar. Ia diterima di kampus impiannya sebagai mahasiswa D4 Mekatronika di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Di tahun 2022, Septian berkesempatan mengikuti Seleksi Daerah (Selekda) ASEAN Skills Competition (ASC). Dalam ajang tersebut, ia meraih Juara 1 pada Selekda ASC tahun 2022.Tak berhenti sampai di situ, pada 2023 Septian kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menyabet Juara 1 Seleksi Nasional (Seleknas) ASEAN Skills Competition (ASC) tahun 2023. Di tahun yang sama, Septian mewakili Indonesia pada ajang ASEAN Skills Competition (ASC) di Singapura. Ia pun berhasil menyabet medali perak untuk Indonesia. Prestasi Septian tentu tak lepas dari dukungan kedua orangtua. Ayah Septian bernama Suprianto berprofesi sebagai wiraswasta dan sang ibu bernama Mistrini, sebagai ibu rumah tangga. Dalam beberapa tahun mendatang, Septian memiliki keinginan untuk menyumbangkan ilmu kepada adik-adik yang menekuni bidang mekatronika. Mimpinya yang lain adalah memperbaiki perekonomian kedua orang tuanya. “Saya harus menyelesaikan kuliah saya. Saya juga ingin mengabdikan ilmu saya terkait dunia kompetensi mekatronika ini ke adik-adik dan orang yang membutuhkan. Saya berharap setelah lulus sudah dapat kerja di pemerintahan dan instansi. Yang penting saya bisa kerja dulu dan meningkatkan ekonomi keluarga dulu,” imbuh Septian. Kini petualangan Septian berlanjut, tahun ini Septian sedang mempersiapkan dirinya sebagai kompetitor di ajang bergengsi dunia WorldSkills Competition (WSC) di Lyon, Prancis. Saat ini ia tengah mengikuti pembinaan dalam beberapa bulan terakhir di PT. Festo untuk memberikan kontribusi dan prestasi yang maksimal untuk Indonesia. “Kampus saya PENS juga memberikan saya kesempatan untuk ikut WSC ini tentunya. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada orang tua dan teman teman saya yang selalu mendukung saya sampai saat ini dan juga pasti atas ridho dari Tuhan yang mengantarkan saya pada titik ini,” ungkap Septian. Sebagai informasi, tahun ini Indonesia kembali mengikuti ajang WorldSkills Competition (WSC), di Lyon, Prancis. Delegasi Indonesia akan berkompetisi di WSC pada tanggal 10 s.d. 15 September 2024. WSC merupakan ajang kompetisi tingkat dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh WorldSkills International (WSI) dengan fokus meningkatkan kompetensi kejuruan. Indonesia akan mengirimkan peserta pada 11 bidang lomba, yaitu Mechatronics, Industry 4.0, Hairdressing, Industrial Control, IT Network Systems Administration, Heavy Vehicle Technology, Autonomous Mobile Robotics, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Restaurant Service, dan Rail Vehicle Technology (disponsori PT. Kereta Api Indonesia). Sebelum mengakhiri, Septian kepada anak muda lainnya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Yang penting lakukan yang terbaik yang ada di depan mata. “Kita juga harus selalu berusaha maksimal dan jangan pantang menyerah. Ketika sudah terwujud jangan lupa bersujud,” pungkasnya. (Iin) Baca juga :

Read More

Mengenal Perbedaan Bercanda, Kekerasan dan Bullying di Lingkungan Sekolah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Data dan fakta tentang perundungan atau biasa dikenal dengan istilah bullying, menunjukkan sekitar 25% anak perempuan dan 30% anak laki-laki melaporkan menjadi korban tindakan bullying, setidaknya beberapa kali. Serta 26,9% peserta didik atau 1 dari 4 anak berpotensi mengalami hukuman fisik, dan 36.51% peserta didik atau 1 dari 3 anak berpotensi mengalami perudungan. Data tersebut berdasarkan Assesment Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2022. Ada perbedaan yang jelas mengenai bentuk kekerasan fisik, psikis dan perudungan. Seperti dikatakan Siti Jenab, Penelaah Teknis Kebijakan Tim Pencegahan Perundungan Pusat Penguatan Karakter Kemdikbud dalam seminar Sekolah Surya Bangsa, Kamis (18/7/2024) lalu. Definisi yang jelas untuk membedakan bentuk kekerasan fisik, psikis, dan perundungan: “Seperti pelaku memukul atau menendang korban secara langsung. Kalau pakai alat bantu misalnya ada anak murid yang menusuk-nusuk temannya pakai pensil atau memukul pakai penggaris,” ujar Jenab.Bentuk lain yakni penganiayaan, perkelahian, eksploitasi ekonomi dan sebagainya. Biasanya pelaku mengucapkan hal-hal yang kasar tentang fisik korban, keluarga korban, atau apa yang dikenakan si korban. Bentuk lain yakni pengucilan, penghinaan, pengabaian, pemerasan, panggilan yang menyakiti, intimidasi, dan perbuatan mempermalukan di depan umum. “Contohnya tindakan kasar atau buruk antara senior ke junior, satu grup menyerang satu orang, ketua ke anggotanya, dan guru ke murid. Tapi kalau murid ke guru itu bukan termasuk perundungan melainkan kekerasan,” jelas Jenab. Di lingkungan satuan pendidikan maupun masyarakat, terdapat beberapa perundungan yang sering terjadi. Yaitu: Seringkali di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat ada istilah “jangan baper (terbawa perasaan)”.Ini merujuk pada kondisi dimana dua orang atau lebih mengucapkan kalimat yang tidak baik kepada satu orang atau kelompok, dengan maksud bergurau atau bercanda. Namun apa yang ditangkap oleh orang atau kelompok yang dituju justru sebaliknya. “Di sini pentingnya membedakan mana yang bercanda dan mana yang sifatnya sudah mengarah pada kekerasan,” imbuh Jenab. Ia menambahkan, terdapat karakteristik utama perundungan yang membedakan dengan bercanda ataupun jenis kekerasan lainnya yakni: “Ingat, yang namanya bercanda itu harus dua belah pihak tertawa, bukan salah satu saja. Baik yang bicara juga lawan bicara,” tegasnya. Begitu besar dampak perundungan ini baik yang terlihat maupun tidak terlihat secara langsung. Bagi korban akan merasakan dampak yang luar biasa secara mental, emosional, fisik dan prestasi baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu dampak bagi pelaku sendiri juga ada yaitu mudah marah, agresif, kurang empati, tidak disukai orang lain. Tak ketinggalan juga dampak bagi saksi ataupun orang yang melihat aksi perundungan itu sendiri. Setelah menyaksikan, saksi bisa berpotensi mengikuti aksi tercela itu atau bergabung dengan pelaku melakukan perundungan. Lebih lanjut, khusus untuk sekolah Jenab mengingatkan seharusnya setiap satuan pendidikan memiliki mekanisme tentang penanganan perundungan. Ia juga menyarankan untuk para murid jangan sungkan untuk melaporkan segala bentuk perundungan kepada pihak sekolah. “Untuk laporan perundungan sebenarnya tidak perlu bukti tapi bila ada bukti itu lebih baik. Tetap melaporkan apapun bentuk kekerasan kepada pihak sekolah, atau kalau dirasa kurang didengar bisa minta bantuan kakak kelas yang bisa dipercaya untuk bantu bicara. Harus terus dilakukan ya,” pungkasnya. (Iin) Baca juga :

Read More

Zainul Maarif: Temui Presiden Israel, Kami tidak Dapat Duit dari Situ

Jakarta — 1miliarsantri.net : Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Zainul Maarif, yang baru saja dipecat dari PWNU DKI Jakarta karena pergi ke Israel, menegaskan, dia tidak menerima keuntungan finansial setelah bertemu dengan Presiden Isaac Herzog pada 3 Juli 2024 lalu. Zainul menegaskan hal tersebut untuk menjawab dugaan bahwa ia mendapatkan keuntungan besar atas kunjungannya ke Israel. “Secara finansial tidak sama sekali. Justru, awalnya itu kan harus ada asuransi, harus ada visa, toh. Itu awalnya malah disuruh bayar itu visa sama asuransi,” terang Zainul saat ditemui 1miliarsantri.net di Jakarta Timur, Sabtu (20/7/2024). Meski demikian, Zainul kemudian menyampaikan bahwa kunjungannya ke Israel justru berisiko tinggi. Akhirnya, dia pun tidak dikenakan biaya asuransi dan visa. “Risikonya tinggi kok malah kami disuruh beli asuransi? Maka kemudian, alhamdulillah itu, asuransi dan visa kami bebas. Nah, tapi kemudian tidak ada take home pay, tidak ada, kami tidak dapat duit dari situ,” ungkapnya. Jika berisiko tinggi mengapa Zainul Maarif tetap berkunjung ke Israel? Dia mengaku berkunjung ke Israel karena sangat ingin pergi ke Masjidil Aqsa. Selain itu, dia sangat ingin melakukan penelitian langsung ke Israel. “Saya punya gairah spiritual untuk datang ke Masjidil Aqsa, kemudian gairah intelektual untuk mengetahui kondisi di sana secara riil, tidak hanya membaca, tapi melihat,” jelas Zainul. Sebelumnya, foto Zainul Maarif bersama empat intelektual muda NU lainnya viral di media sosial. Dalam foto itu, mereka bertemu dengan Presiden Israel. Setelah foto itu beredar luas, Zainul Maarif pun mendapatkan kecamatan dan kritikan dari masyarakat Indonesia. Imbas kunjungannya ke Israel ini, Zainul pun diberhentikan sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DKI Jakarta. Tidak hanya memecat Zainul Maarif, PWNU DKI Jakarta juga memberhentikan tiga pengurus lainnya yang bekerjasama dengan Israel, yaitu Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DKI, Mu’ti Ali Qusyairi, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh. “Kami pengurus PWNU dari jajaran Syuriah dan Tanfidziyah sudah melakukan rapat memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan lembaga Basul Masail PWNU DKI Jakarta,” pungkas Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Maarif. (rid) Baca juga :

Read More

Gencarkan Sertifikasi Halal, PW ISNU Minta Dukungan Ketua DPD RI

Surabaya — 1miliarsantri.net : Produk halal merupakan kebutuhan yang harus terus dijaga kalangan muslim di Indonesia. Hanya saja, masih banyak pelaku usaha yang belum bersertifikat halal. Menggencarkan pentingnya sertifikasi halal, Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nadlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Timur meminta dukungan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Ketua Lembaga Solusi Halal (LSH) PW ISNU Jawa Timur, Siti Nur Husnul Yusmiati menjelaskan, lembaga ini berdiri sejak 26 Januari 2022. “Ada lima program yang kami dorong yaitu, pelatihan pendampingan Proses Produk Halal (PPH), penguatan pendamping PPH, monitoring dan evaluasi Pendamping Proses Produk Halal (P3H), maintanance P3H dan Bimtek sertifikasi halal reguler,” terang Husnul, Jumat (19/7/2024). Dikatakannya, sebagai lembaga solusi halal, PW ISNU Jawa Timur memiliki 33 trainer PPH profesional yang tersebar hampir di setiap kabupaten/kota se-Jawa Timur. Lembaganya juga sukses melaksanakan pelatihan P3H di seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur. “Kami memiliki pendamping PPH profesional sebanyak 2.600 orang yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur,” tutur Husnul. Dia menjelaskan jika lembaganya juga menerima dua penghargaan dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai mitra Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang memiliki pendamping PPH terbanyak dan mitra BPJPH yang melakukan penerbitan sertifikat halal terbanyak serentak. “Secara keseluruhan ada 6.446 pendaftar. Namun yang lolos pelatihan sebanyak 2.654 pelaku usaha. Sisanya sebanyak 1.232 pelaku usaha tak lulus pelatihan, 735 pelaku usaha tak mengikuti pelatihan meski sudah mendaftar,” ujar Husnul. Pada kesempatan itu, Husnul merekomendasikan empat hal agar dapat ditindaklanjuti Ketua DPD RI. Pertama, masih perlu sosialisasi pentingnya sertifikasi halal dan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) ke masyarakat, terutama pelaku usaha. Kedua, perlu dukungan pemerintah daerah yang lebih optimal, tidak ada blokade-blokade khusus untuk pendamping tertentu. “Ketiga, perlu dukungan pendanaan untuk program aktivasi pendamping lebih massif,” tambah Husnul. Terakhir, pengawasan terhadap penyalahgunaan sertifikasi halal dan prosesnya, serta kedisiplinan para pengguna sertifikasi halal perlu segera diterapkan oleh BPJPH. Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD RI sependapat jika pelaku usaha harus didorong untuk mengikuti program sertifikasi halal. Sebab, kata dia, dalam memilih makanan, masyarakat Indonesia yang mayoritas umat Muslim mengedepankan aspek kehalalan dalam memilih sebuah produk. “Maka, kesadaran akan sertifikasi halal ini penting untuk terus disosialisasikan. Saya kira memang sudah kewajiban bagi pelaku usaha untuk memberitahukan produknya halal atau tidak yang ditandai dengan sertifikasi halal,” ujar LaNyalla. Senator asal Jawa Timur itu juga sependapat jika pemerintah daerah wajib memberikan dukungan penuh terhadap program sertifikasi halal ini, karena produk UMKM cukup besar dalam menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah. “Maka, dukungan bagi lembaga penyelenggara sertifikasi halal dari pemerintah daerah wajib diberikan kepada lembaga yang mendorong sertifikasi halal. Sebab, hal ini bertalian erat dengan menggeliatnya perekonomian masyarakat dan kontribusi bagi daerah,” tutur LaNyalla. Pada kesempatan itu, Ketua DPD RI didampingi Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Dr H Moh Ma’ruf Syah dan Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto. (har) Baca juga :

Read More

PBNU Meminta Maaf atas Kunjungan 5 Nahdliyin ke Israel

Jakarta — 1miliarsantri.net : Lima anggota organisasi Islam terbesar di Indonesia (NU) mendapat kecaman karena mengunjungi Israel dan bertemu dengan presiden Israel Isaac Herzog ketika perang di Gaza berkecamuk. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan vokal mengutuk serangan Israel di Gaza, sekaligus memberikan bantuan kepada Palestina. Pemerintah Indonesia menjauhkan diri dari kunjungan lima aktivis Nahdlatul Ulama (NU) tersebut karena dianggap tidak mencerminkan sikap resmi pemerintah. “Kementerian Luar Negeri tidak dalam posisi untuk mengomentari kunjungan tersebut, yang sama sekali tidak terkait dengan posisi resmi pemerintah Indonesia,” kata juru bicara kementerian Roy Soemirat. Kunjungan tersebut terungkap setelah seorang peserta, ulama NU Zainul Maarif, berbagi foto grup dengan Herzog di Instagram pada tanggal 7 Juli, yang memicu gelombang kecaman yang memaksanya untuk menonaktifkan bagian komentar di akunnya. Selain Pak Zainul yang merupakan dosen filsafat Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), empat aktivis lain yang ditemui Pak Herzog adalah Pak Munawir Aziz, Ibu Nurul Bahrul Ulum, Pak Syukron Makmun, dan Ibu Izza Annafisah Dania. Belum diketahui kapan pertemuan itu terjadi, namun dalam caption Instagram-nya, Pak Zainul mengatakan mereka berbicara tentang konflik Hamas-Israel dan hubungan Indonesia-Israel. “Saya bukan demonstran, tapi filosof agama. Daripada berdemonstrasi di jalan dan memboikot, saya lebih memilih berdiskusi dan mengutarakan gagasan,” tulisnya. Menurut ulama NU Nadirsyah Hosen, program kunjungan ulama Indonesia ke Israel sudah berjalan bertahun-tahun namun cenderung menimbulkan kontroversi setiap kali perjalanannya diketahui publik. Pada tahun 2018, misalnya, tokoh NU Yahya Cholil Staquf dikritik karena bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia adalah Ketua Umum NU saat ini setelah terpilih pada tahun 2021. Kunjungan terakhir kelima aktivis tersebut dikatakan dalam kapasitas pribadi mereka, namun para pemimpin NU dan Islam di Indonesia mengatakan mereka seharusnya tahu lebih baik. Meskipun mereka diundang secara pribadi melalui jaringan alumni Harvard untuk tujuan akademis dan startup, menurut Dr Nadirsyah, afiliasi mereka dengan NU akan menjadi alasan utama mereka diundang. “Kalau mereka hanya ‘aktivis dan cendekiawan’, saya yakin mereka tidak akan diundang bertemu presiden. Justru karena mereka anggota NU maka mereka diundang,” tulis Dr Nadirsyah yang juga merupakan associate professor di Melbourne Law School, di akun Instagram miliknya. Para pemimpin dan anggota NU harus menolak undangan tersebut selama konflik di Gaza masih berlanjut, katanya. “Yang diuntungkan (dari program kunjungan ini) hanya Israel dengan kunjungan NU,” ujarnya. Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah badan yang terdiri dari para ulama terkemuka di negara itu, mengatakan mereka “sangat (menyesalkan)” kunjungan tersebut pada saat puluhan ribu warga Palestina telah dibunuh oleh Israel. Ketua NU Syafi Alielha mengatakan pertemuan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman mengenai kondisi geopolitik dan kebijakan NU, dan menambahkan bahwa pertemuan tersebut tidak mewakili organisasi tersebut. “Kami tidak tahu apa tujuannya dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang patut disesalkan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dimuat di situs NU, Minggu (14/7/2024). Sekjen NU Saifullah Yusuf keesokan harinya mengatakan NU sedang meminta klarifikasi dan akan memanggil kelima aktivis tersebut untuk dimintai penjelasan. Jika terbukti melanggar salah satu prinsip organisasi, mereka dapat diberhentikan dari jabatannya di NU, katanya. Unusia juga mengatakan akan mengadakan sidang etik terhadap Zainul dan mengatakan kunjungan kelompok tersebut telah merusak reputasinya. “Unusia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan mengutuk keras praktik genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina yang masih berlangsung,” demikian pernyataan universitas tersebut. Didirikan pada tahun 1926, NU mengusung aliran Islam moderat dan memiliki sekitar 91,2 juta anggota, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Indonesia tahun 2019. Organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, memiliki sekitar 60 juta anggota. Ini bukan pertama kalinya isu terkait Israel memicu kemarahan di Indonesia di tengah perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.000 orang, menurut otoritas kesehatan setempat. Pada bulan April, Kementerian Luar Negeri Indonesia menolak laporan media yang menyatakan bahwa negara tersebut akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel dengan imbalan keanggotaan di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). (wink) Baca juga :

Read More