Banyak Anak Putus Sekolah karena Masuk Pesantren, Kok Bisa?

Jakarta — 1miliarsantri.net : Faktor budaya menjadi salah satu penyebab tingginya anak putus sekolah di Cianjur, Jawa Barat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, jika orang tua tidak bisa menyekolahkan anaknya, mereka akan memasukkan anak-anak mereka ke pondok pesantren. “Budaya yang berkembang di Cianjur itu orang tua ketika tidak mampu memasukkan anaknya ke sekolah formal, mereka kemudian memasukkan anak ke ponpes (pondok pesantren), sementara di ponpes ya sebenarnya dia (anak) bersekolah, belajar ilmu agama, kitab kuning, Alquran, hadits, fikih,” terang Anggota KPAI Aris Adi Leksono, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/8/2024). Meski bagi persoalannya sebagian pondok pesantren salafiyah tidak terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sehingga para santrinya menjadi anak putus sekolah. “Ponpes ini kadang tidak menyelenggarakan pendidikan formal, sehingga anak di pesantren murni belajar tentang salafiyah, ilmu agama dan mereka di situ tidak terdaftar dalam dapodik, sehingga mereka terdata sebagai anak yang putus sekolah,” tambah Aris Adi Leksono. Faktor lain tingginya anak putus sekolah di Cianjur karena anak-anak lebih memilih bekerja membantu orang tua. Anak-anak juga mengalami perundungan di sekolah sehingga memilih untuk tidak sekolah. “Jarak sekolah terutama SMP yang terlalu jauh yakni 8 kilometer dari tempat tinggal, dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan,” lanjutnya. Angka anak putus sekolah di Cianjur tinggi, yakni mencapai 367 anak SD atau setingkat MI dan 186 anak SMP atau setingkat MTs. Terkait hal ini, KPAI pun melakukan peninjauan langsung ke dua desa di Cianjur, yaitu Desa Sukamanah dan Desa Wangunjaya. Aris Adi Leksono menegaskan tentang pentingnya sekolah bagi masa depan anak. “Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat untuk tumbuh, berkembang, dan mempersiapkan masa depan sebab pendidikan merupakan fondasi utama,” tutupnya. (Iin) Baca juga :

Read More

Pengurus PCINU Malaysia Resmi Dilantik

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia masa khidmat 2024-2026 resmi dilantik di Dewan Melor Garden, Lot 1676, Jalan Abim Seksyen 8, Bandar Baru Bangi, Kajang, Selangor, Malaysia, Sabtu (24/8/2024) lalu. Pelantikan ini dilakukan oleh Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Moqsith Ghazali. Kiai Moqsith menegaskan pentingnya kesiapan para pengurus PCINU dalam melayani dan mengurus warga NU yang berada di Malaysia. “Pengurus PCINU harus siap sedia membantu dan mengurusi warga NU di Malaysia. Jangan sampai pengurus PCINU malah menjadi urusan NU,” tegasnya. Struktural PCINU Malaysia 2024-2026 dipimpin oleh Kiai Abdul Bari sebagai Rais Syuriyah dan H Muhammad Hakim sebagai Ketua Tanfidziyah. Baca Juga PCINU Malaysia Inginkan Pemisahan Tegas Fungsi Syuriyah dan Tanfidziyah Dalam sambutannya, Kiai Abdul Bari menyoroti pentingnya keragaman dalam organisasi. Menurutnya, perbedaan-perbedaan dalam organisasi, apalagi PCINU, merupakan sunnatullah dan rahmat Allah. Perbedaan itu laksana bangunan, ada dinding, tiang, dan sebagainya, tapi dengan perbedaan tersebut lahirlah sebuah bangunan yang indah dan kokoh. Oleh sebab itu, ia menekankan kepada pengurus agar bertanggung jawab memainkan peranannya di masing-masing posisi. “Kami berharap PCINU Malaysia ke depan memiliki tanggung jawab sebagai the right man on the right place, dengan sadar posisi dan tanggung jawab yang diamanahkan kepada masing-masing. Banom, lembaga, dan PCINU harus saling berperan memberikan citra baik NU di Malaysia,” terang Kiai Abdul Bari. Ketua Panitia Pelantikan Adi Kurnia menjelaskan bahwa seluruh proses transisi organisasi ini diinspirasi oleh semangat kebangkitan kedua Nahdlatul Ulama. “Oleh sebab itu, hari ini kita persembahkan barisan pilar-pilar sumber daya manusia jama’iyah Nahdlatul Ulama Malaysia yang siap mengemban amanah An-Nahdlah Ats-Tsaniyah menuju abad kedua NU,” tuturnya. Sambutan juga diberikan oleh perwakilan dari Duta Besar Republik Indonesia. Bambang Wishnu Krisnamurthi, Pensosbud Kedubes Indonesia di Malaysia, mengharapkan PCINU Malaysia untuk terus menjalin kerja sama dengan seluruh komunitas WNI di Malaysia. (rid) Baca juga :

Read More

Program Sekolah Bisnis Pesantren Upaya Pemberdayaan Masyarakat

Bogor — 1miliarsantri.net : Serikat Ekonomi Pesantren menginisiasi Sekolah Bisnis Pesantren. Pembukaan program ini telah diresmikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Basnang Said di Aula PP Al Kaukab, Bogor, Kamis (22/8/24) lalu. Hadir dalam pembukaan ini antara lain pengasuh Pesantren Al Kaukab Bogor KH Khoerul Huda Basyir, Ketua Serikat Ekonomi Pesantren Ahmad Tazakka, Sustainibility Director PT. Donone Indonesia Karyanto Wibowo, Ketua RMI PCNU Bogor Kyai Abdul Basyit dan beberapa pejabat Bank OCBC Syariah. Basnang Said menyambut baik penyelenggaraan Sekolah Bisnis Pesantren. Menurutnya, semangat dari program ini sejalan dengan program unggulan Menteri Agama, yaitu Kemandirian Pesantren. “Ini semangatnya sama ya dengan program unggulan kami, Kemandirian Pesantren,” terang Basnang kepada 1miliarsantri.net, Senin (26/8/2024). Basnang menambahkan, sekolah Bisnis Pesantren merupakan manifestasi salah satu fungsi pesantren menurut Undang-undang No 18 tahun 2019, yakni pemberdayaan masyarakat. “Sekolah Bisnis Pesantren ini sangat relevan dengan fungsi pesantren sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat,” imbuh Basnang Basnang berharap program ini dapat menyentuh ke daerah lain di luar Bogor. Sehingga, ekonomi pesantren semakin kuat. “Saya harap program ini bisa dikembangkan juga diluar Kabupaten Bogor bahkan hingga luar Jawa Barat,” tutur Basnang Sementara itu Ketua Serikat Ekonomi Pesantren, Ahmad Tazakka menjelaskan bahwa program sekolah bisnis ini merupakan pengkaderan wirausahawan pesantren yang akan mendapatkan pelatihan secara berkala. Pendampingan akan dilakukan berkelanjutan hingga pesantren mendapatkan profit dari usaha yang dikembangkan. Menurut Tazaka, program ini mendapat support dari PT. Danone dan Bank OCBC Syariah. “Konsep Sekolah Bisnis Pesantren ini adalah pelatihan-pelatihan yang komprehensif dan ada pendampingan yang berkesinambungan,” tutup Tazakka. (den) Baca juga :

Read More

Alumni Kedokteran Unisba Turun ke Pesantren Atasi Problem Kesehatan

Bandung — 1miliarsantri.net : Lingkungan pesantren, masih memiliki masalah terkait kondisi kesehatan. Karena, hingga saat ini masih tinggi angka kejadian penyakit menular di pesantren terutama yang berhubungan dengan pola hidup bersih dan sehat. “Selain itu, sarana dan prasarana milik pesantren dan fasilitas kesehatan yang masih sangat minimal. Sehingga kami menginisiasi dan memfasilitasi para dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK Unisba) agar dapat mengamalkan ilmunya melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM),” terang Ketua Tim PKM FK Unisba, Dr R Anita Indriyanti, dr MKes kepada 1miliarsantri.net, Ahad (25/8/2024). Anita menjelaskan, PKM kali ini mengusung tema ‘Pemberdayaan Alumni FK Unisba Wilayah Priangan Timur sebagai Upaya Kontribusi Peduli Pesantren Sehat di Lingkungannya’. Kegiatannya, digelar di Pondok Pesantren Sabilunnajat, Kec Rancah, Kab Ciamis, Ahad (18/8/2024) pekan lalu. Anita mengatakan, PKM ini pun digelar mengacu pada data bahwa Unisba yang sudah berhasil mencetak sebanyak 1.630 dokter. Berdasarkan survei tahun 2023, di wilayah Priangan Timur yang terdiri dari kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar dan Pangandaran sudah terbentuk ikatan alumni yang beranggotakan 41 orang dokter. “Sedangkan wilayah Jabar dengan jumlah pesantrennya yang mencapai sekitar 9.310 pesantren. Daerah yang memiliki jumlah pesantren terbanyak di Jabar adalah Kabupaten Tasikmalaya 1.344 pesantren, Kabupaten Garut dengan 1.055 pesantren,” paparnya. Menurutnya, tujuan dilaksanakna PKM adalah untuk mengatasi banyaknya permasalahan yang timbul di lingkungan pesantren. Terutama, kondisi kesehatan pesantren yang masih tinggi angka kejadian penyakit menular terutama yang berhubungan dengan pola hidup bersih dan sehat, sarana dan prasarana milik pesantren dan fasilitas kesehatan yang masih sangat minimal. Sehingga, bisa menginisiasi dan memfasilitasi para dokter alumni FK UNISBA untuk dapat mengamalkan ilmunya. Anita menjelaskan, metode yang dilakukan pada kegiatan ini diawali dengan diadakannya Focused Group Discussion (FGD) dengan tim dokter alumni FK Unisba untuk analisis masalah yang ada di pondok pesantren Sabilunnajat. Kemudian, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan serta digelar screening kesehatan, sosialisasi pola hidup bersih dan sehat, penyediaan perlengkapan kesehatan di posko kesehatan yang berupa UKS mini, pembekalan materi/ilmu kesehatan melalui pembentukan Kader Santri Sehat di Pondok Pesantren Sabilunnajat. Kegiatan screening kesehatan, diikuti oleh 150 orang santri pondok. Screening ini dipimpin oleh dr Maryam Hazrina, Alumni FK Unisba beserta tim Puskesmas setempat. Kegiatan lainnya dilakukan secara paralel yaitu sosialisasi pola hidup bersih dan sehat yang dipimpin oleh dr. Khairina Bayani Uyun, MH yang diikuti oleh 40 orang kader Santri Sehat yang akan dilanjutkan secara bertahap pada 4 pekan kedepan dengan materi kesehatan yang beragam. Pengadaan posko kesehatan berupa UKS mini juga akan secara bertahap difasilitasi, sebagai upaya penyediaan fasilitas kesehatan lini pertama bila ada masalah kesehatan dilingkungan pondok. “Diharapkan dengan pelaksanaan PkM secara berkesinambungan ini, dapat meningkatkan kepedulian para dokter Alumni FK Unisba bisa turut serta meningkatkan kualitas kesehatan, serta dapat mengamalkan ilmunya bagi agama dan masyarakat sekitarnya. (den) Baca juga :

Read More

PCINU Jepang Rayakan Kemerdekaan HUT RI di Pesantren Pertama

Ibaraki — 1miliarsantri.net : Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-79 berlangsung meriah di Jepang. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan peringatan di Pesantren NU At-Takwa, Koga, Ibaraki, Jepang, Sabtu (17/8/2024) lalu. Kegiatan diawali dengan upacara bendera dan dilanjutkan dengan berbagai perlombaan. Bertindak sebagai pembina upacara, Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali. Dalam amanah nya dia menyampaikan tentang hakikat kemerdekaan yang belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh sebagian rakyat Indonesia, mengingat ketimpangan yang ada di depan mata. Pada kesempatan itu, Gazali menjelaskan, saat ini PCINU Jepang memiliki sejumlah proyek pengembangan sarana ibadah, pendidikan Islam, hingga unit usaha di Jepang, seperti masjid, pondok pesantren, dan badan usaha milik PCINU yakni Nine Stars. “Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jepang telah mengembangkan masjid, pesantren, dan badan usaha milik PCINU yaitu Nine Stars,” terang Gazali, Sabtu (24/8/2024). Gazali juga menyampaikan terima kasih kepada para mahasiswa Indonesia program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut andil dalam menyiapkan rangkaian kegiatan perayaan kemerdekaan RI oleh PCINU Jepang. Usai upacara bendera, acara kemudian dilanjutkan dengan berbagai perlombaan yang dimeriahkan lebih dari 40 diaspora di Jepang. Rangkaian perlombaan kemerdekaan RI di Jepang terdiri dari lomba balap kelereng, lomba memasukkan sumpit ke dalam botol, lomba makan kerupuk, lomba tarik tambang dan lomba estafet air. Menurut Aan Fauzul, salah seorang diaspora di Ibaraki, perayaan kemerdekaan RI di Jepang memiliki kesan tersendiri. Momen ini membangkitkan ingatannya akan nuansa perayaan HUT RI di Indonesia. “Sudah lama saya tidak ikut upacara dan lomba 17 Agustusan,” pungkas Aan. (ryo) Baca juga :

Read More

Kereta Gantung Jabal Al Noor Bakal Dioperasikan

Mekah — 1miliarsantri.net : Bayangkan pemandangan menakjubkan Makkah dari ketinggian, sementara Anda meluncur dengan nyaman menuju tempat yang menjadi saksi bisu awal mula Islam. Inilah yang akan segera menjadi kenyataan berkat proyek ambisius Arab Saudi untuk membangun kereta gantung menuju Gua Hira di puncak Jabal Al Noor. Direncanakan rampung pada 2025, fasilitas modern ini akan membawa pengunjung melintasi udara sejauh 4 kilometer dari Masjidil Haram ke gua bersejarah yang terletak di ketinggian 634 meter. Perjalanan yang dulunya penuh tantangan kini berubah menjadi pengalaman memukau, menggabungkan kenyamanan teknologi dengan kekhusyukan ibadah. Namun, kereta gantung ini hanyalah awal dari transformasi besar-besaran kawasan Makkah. Bayangkan sebuah distrik budaya yang menghadirkan kembali suasana masa lalu, lengkap dengan tiga museum baru di Jabal Omar. Semua ini akan menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan Islam yang tak ternilai. Jangan lupakan pula Distrik Budaya Jabal Thor yang akan hadir sebagai area terpadu, menawarkan berbagai fasilitas modern tanpa menghilangkan nuansa sejarahnya yang kental. Semua ini merupakan bagian dari visi Arab Saudi untuk menciptakan pengalaman ziarah yang lebih mendalam dan bermakna. Fawaz Al-Muhrej, CEO Samaya Investment Company yang menangani proyek ini, memastikan bahwa persiapan akhir sedang giat dilakukan. Beliau menjanjikan bahwa kereta gantung akan siap menyambut para peziarah tepat waktu pada 2025. Jabal Al Noor sendiri memiliki keunikan tersendiri. Bentuknya yang menyerupai punuk unta menjadikannya mudah dikenali dari kejauhan. Di puncaknya, Gua Hira yang mungil namun sarat makna menanti untuk dieksplorasi. Tempat yang mampu menampung lima orang ini menyimpan momen sakral ketika wahyu pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan hadirnya kereta gantung ini, perjalanan spiritual ke Gua Hira akan menjadi lebih terjangkau bagi semua kalangan. Tidak lagi harus berjuang melawan medan yang terjal dan berbatu, para peziarah kini bisa fokus pada kontemplasi dan perenungan sepanjang perjalanan. Melalui proyek ini, Arab Saudi tidak hanya memudahkan akses, tetapi juga membuka pintu bagi lebih banyak umat Muslim untuk merasakan kedekatan dengan sejarah awal Islam. Kereta gantung Jabal Al Noor akan menjadi jembatan antara masa lalu yang agung dan masa depan yang cerah, menciptakan kenangan tak terlupakan bagi setiap pengunjung Kota Suci. (dul) Baca juga :

Read More

Gaza Kehabisan Tempat Pemakaman

Gaza — 1miliarsantri.net : Situasi mencekam di Gaza kini semakin memprihatinkan. Para penggali kubur bekerja bak tukang batu di pemakaman Gaza, menumpuk balok semen menjadi persegi panjang yang rapat, berdampingan, untuk kuburan yang baru digali. Lebih dari 10 bulan sejak perang Gaza dimulai, begitu banyak jenazah berdatangan ke pemakaman di Deir el-Balah sehingga para pekerja, yang bekerja di bawah terik matahari, nyaris kehabisan ruang untuk memakamkan mereka. “Pemakaman ini sudah sangat penuh sehingga kami sekarang menggali kuburan di atas kuburan lain, kami menumpuk jenazah dalam beberapa tingkat,” ujar Saadi Hassan Barakeh, pemimpin tim penggali kubur. Barakeh, 63 tahun, telah memakamkan orang meninggal selama 28 tahun. Dalam “semua perang di Gaza,” ia mengaku “belum pernah melihat yang seperti ini.” Sebelumnya, Barakeh juga mengawasi pemakaman di pemakaman Ansar yang berdekatan, yang luasnya mencapai 3,5 hektar. Namun kini “pemakaman Ansar sudah penuh sepenuhnya. Terlalu banyak yang meninggal,” katanya, dengan pakaian berlumuran tanah akibat menggali kuburan. Ia kini hanya menangani pemakaman Al-Soueid, dengan luas 5,5 hektar. Namun bahkan dengan satu pemakaman alih-alih dua, ia bekerja “setiap hari, dari pukul enam pagi hingga enam sore.” “Sebelum perang, kami hanya memiliki satu atau dua pemakaman per minggu, maksimal lima. Sekarang, ada minggu-minggu di mana saya memakamkan 200 hingga 300 orang. Sungguh tidak bisa dipercaya,” ungkapnya, mengenakan topi doa putih yang senada dengan janggutnya yang panjang. Jumlah korban tewas di Gaza yang mencapai lebih dari 40.000 dalam lebih dari 10 bulan perang, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dijalankan Hamas, membebani penduduknya serta pemakaman-pemakamannya. Barakeh menjadi saksi langsung tragedi-tragedi ini setiap hari. Dengan cangkul di tangan, ia memberi semangat kepada 12 pekerjanya saat mereka mempersiapkan dan menutup puluhan kuburan setiap hari. Namun di malam hari, beberapa gambaran sulit dilupakan. “Saya tidak bisa tidur setelah melihat begitu banyak tubuh anak-anak yang rusak dan perempuan yang meninggal. Saya memakamkan 47 perempuan dari satu keluarga,” imbuhnya. Serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang mengakibatkan kematian 1.198 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel. Militan juga menyandera 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 yang menurut militer telah meninggal. Serangan balasan militer Israel telah menewaskan setidaknya 40.005 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan, yang tidak memberikan rincian kematian warga sipil dan militan. “Saya memakamkan banyak perempuan dan anak-anak, dan hanya dua atau tiga orang dari Hamas,” kata Barakeh. Jika orang Israel “memiliki masalah dengan (Yahya) Sinwar, mengapa mereka menyakiti anak-anak?” tambahnya, merujuk pada dalang dugaan serangan 7 Oktober yang kini menjadi pemimpin keseluruhan Hamas. “Biarkan mereka membunuh Sinwar dan semua yang lain, tapi mengapa perempuan dan anak-anak?” Gundukan tanah yang baru digali mengingatkan akan pemakaman baru-baru ini. Kuburan dengan batu nisan putih memenuhi hampir semua ruang yang tersedia, sementara para pria menggali lubang baru di area yang masih kosong. Tim membentuk rantai manusia untuk membawa balok semen, yang harganya melonjak sejak pabrik-pabrik Gaza ditutup karena kekurangan bahan bakar dan bahan baku. “Satu shekel ($0,27) sebelum perang, 10 atau 12 hari ini,” keluhnya. Selain penggali kubur dan pekerja yang membawa balok semen, hampir tidak ada lagi yang datang ke pemakaman, kata Barakeh. “Sebelum perang, terkadang ada 1.000 orang di satu pemakaman; hari ini ada hari-hari di mana kami memakamkan 100 orang dan bahkan tidak ada 20 orang untuk memakamkan mereka.” Jauh di atas kepalanya, dengung konstan dari drone pengintai Israel menjadi pengingat ancaman udara yang menciptakan aliran jenazah yang terus-menerus. (zul) Baca juga :

Read More

Tokoh NU dan Muhammadiyah Berkumpul Saling Sharing Jaga Perdamaian

Jakarta — 1miliarsantri.net : Majelis Hukama Muslimin (MHM) memberi kesempatan kepada ratusan pengunjung Islamic Boof Fair (IBF) untuk belajar dari Muhammadiyah dan NU dalam mewujudkan perdamaian. Dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini pada 4 Februari 2024 menerima Zayerd Award for Human Fraternity atas peran dan kontribusinya, termasuk dalam mendorong perdamaian. Acara ini dikemas dengan Talk Show bertajuk ‘Peran Lembaga Keagamaan dalam Mendukung Perdamaian Dunia, Belajar dari Pengalaman NU dan Muhammadiyah. Hadir sebagai narasumber: Prof Dr Abdul Mu’ti, M.Ed (Sekretaris Umum Muhammadiyah), KH Ulil Abshar Abdalla (Ketua PBNU), dan Prof Dr M Quraish Shihab, MA (Anggota dan Pendiri MHM). Sebagai moderator, Ustadz M Arifin, MA. Baik Prof Mu’ti maupun KH Uil Abshar, keduanya mengapresiasi inisiatif MHM memberi kesempatan Muhamamdiyah dan NU berbagi pengalaman dalam mendukung kedamaian. Sebagai pembicara pertama, Prof Mu’ti memaparkan pengalaman dan kontribusi Muhammadiyah dalam mendukung perdamaian di berbagai negara. Misalnya, di kawasan Thailand Selatan (masyarakat Pattani) dan Filiphina (Bangsa Moro). Muahmmadiyah berusaha agar di sana terbentuk kedamaian sehingga masyarakatnya terbebas dari ketakutan, antara lain dengan adanya jaminan bahwa identitas mereka tidak hilang, jaminan kebebasan mereka untuk menjalankan ibadah, dan jaminan kedaulatan atas identitas mereka. “Muhammadiyah juga terlibat dalam proses perdamaian di Afrika Tengah, bekerja sama dengan lembaga Katolik di Italia,” ungkap Prof Mu’ti. Menurut Prof Mu’ti, Muhammadiyah bersama mitra lembaga dunia secara rutin, setiap dua tahun sekali, juga menggelar forum perdamaian dunia. Forum ini terus berusaha menyuarakan semangat dan solusi perdamaian. Sehingga, tercipta ruang dialog yang lebih tulus dalam menciptakan perdamiaan. “Untuk Palestina, Muhammadiyah mendirikan dua sekolah untuk pengungsi Palestina. Namanya, sekolah Muhammadiyah, seluruh muridnya warga Palestina. Muhammadiyah juga mendirikan sekolah dan layanan kesehatan untuk pengungsi Rohingnya,” sebut Prof. Mu’ti. Dalam konteks Indonesia, lanjut Prof Mu’ti, upaya Muhammadiyah dalam menciptakan perdamaian dilakukan dengan membangun generasi cinta damai. Muhammadiyah juga mengembangkan amal usaha yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, serta melakukan layanan pendidikan kesehatan, dan layanan sosial lainnya. “Jika ormas Islam tidak terlibat dalam proses ini, saya kira Indonesia tidak akan bisa menjadi negara yang aman dan damai, dan bahkan masyarakatnya bahagia walaupun secara ekonomi sebagian dari mereka tidak beruntung,” tegasnya. Ditambahkan nya, ini bisa tercipta karena ada peran ormas sosial keagaman yang secara sukarela ikut bertanggung jawab dalam membangun kesejahteraan masyarakat dan membentuk masyarakat yang rukun. Sementara itu Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla dalam paparannya menekankan bahwa salah satu isu tentang perdamaian yang paling urgen adalah perdamaian dalam negeri. Menurutnya, selalu menjaga perdamaian di Indonesia dan perdamaian dalam tubuh umat Islam adalah tantangan terbesar yang harus dijawab dengan baik. Menurut KH Ulil, kunci sukses transisi politik di Indonesia, dari era otoriter menuju era terbuka dan demokratis, salah satunya karena sumbangan kelompok Islam, baik NU, Muhammadiyah, Persis, Jamiatul Khair, Nahdlatul Wathan, Mathlaul Anwar, Al-Wasliyah, dan lainnya. Kesuksesan dan kestabilan negara ini terjadi kerena peran umat Islam di Indonesia. Kyai Ulil lalu berbagi pengalaman kunjungannya ke Pakistan. Menurutnya, kondisi politik di negara muslim di kawasan anak benua India, baik Pakistan maupun Bangladesh, kurang menggembirakan, antara lain karena terjadinya ketidakstabilan politik dan kehidupan sosial. “Kita bersyukur, Indonesia sekarang menikmati kestabilan, hubungan sosial yang cukup damai. Ini semua dalam pandangan NU, jelas ada kaitan dan kontribusi umat Islam,” paparnya. Lantas, dari mana kontribisi umat Islam dalam membangun kedamaian dan kestabilan sosial? Pertama, terkait model pemahaman keagamaan yang dikembangkan ormas Islam di Indonesia. Menurutnya. pemahaman keagamaan yang dikembangkan umat Islam di Indonesia itu mendukung perdamaian, bukan pemahaman keagaman yang memicu konflik atau pertengkatan dalam tubuh umat Islam sendiri ataupun antara umat Islam dan umat lain. “NU misalnya, mengenbangkan tiga model ukhuwwah yang dicetuskan KH Achmad Siddiq, yaitu: Ukhuwwah Islamiyah, Ukhuwwah Wathaniyah, dan Ukhuwwah Basyariyah. Gagasan seperti ini jelas diperlukan untuk membangun sikap dalam warga NU dan Muslim pada umumnya, untuk mempunyai sikap yang bisa membangun persaudaraan pada semua level, keagaman, kebangsaan, dan kemanusiaan,” sambungnya. Kedua, hampir semua kelompok Islam di Indonesia, menerima keberadaan bentuk negara nasional. Dalam keyakinan umat Isam di Indonesia, tidak ada kontradiksi antara keislaman dan kebangsaan, antara menjadi muslim dan menjadi Warga Negara Indonesia, antara mengikuti ajaran Islam dengan hidup di pemerintahan nasional yang bukan negara agama. “Bentuk negara ini diterima umat Islam Indonesia. Ini menciptakan kondisi kondusif bagi perdamaian di Indonesia. Bila pemahaman yang berkembang, kontradiksi dengan pemahaman kebangsaan, boleh jadi kita tidak menyaksikan situasi damai ini,” tandasnya. Ketiga, ormas keagamaan di Indonesia, termasuk NU dan Muhammadiyah, mampu mengelola konflik. KH Ulil melihat ini sebagai anugerah luar biasa. Dia berpandangan, suksesnya konsolidasi poltiik yang stabil di Indonesia dengan segala masalahnya, terjadi karena sumbangan umat Islam. Dan unsur terbesar umat Islam di Indonesia adalah NU dan Muhammadiyah. “Sebagai bangsa, kita patut mengapresiasi NU dan Muhammadiyah karena memgembangkan kemampuan mengelola perbedaan sehingga terbangun situasi damai,” tandasnya. Prof Quraish mengamini apa yang dijelaskan oleh Prof Mu’ti tentang Muhammadiyah dan KH Ulil tentang NU. Menurutnya, peran itulah yang sebagian menjadi alasan kenapa NU dan Muhamadiyah mendapat Zayed Award for Human Fraternity pada 4 Februari 2024. Prof Quraish lalu berbagi pengalaman selama terlibat dalam MHM. Menurutnya, Indonesia menjadi contoh dalam kedamaian. Dalam banyak rapat anggota yang Prof Quraish ikuti, MHM menjadikan Indonesia sebagai bukti tentang perdamaian. “Indonesia sering disebut. Tidak jarang mereka berkata mari kita ke Indoensia untuk belajar. Memang MHM ingin belajar dari Indoneaia. Karena itu, sekitar tujuh tahun yang lalu, MHM pernah mengadakan seminar tentang bagaimana menciptakan perdamaian di tengah masyarakat Islam, dan pembicaranya dari Indonesia,” pesannya. Tujuan dibentuknya MHM, kata Prof Quraish, adalah mengukuhkan kedamaian. Kedamaian dalam pandangan MHM adalah dalam hati. Maka hati harus dibersihkan. Kesalahpahaman yang ada harus disingkirkan. “Tujuan dari MHM adalah mengukuhkan perdamaian, bermula dari diri setiap orang, masyarakat, negaranya, baru menyebarluaskan ke seluruh dunia. Karena semua agama mendambakan kedamaian,” tandasnya. Islamic Book Fair di Jakarta berlangsung selama lima hari, 14 – 18 Agustus 2024, dengan tema “Membangun Optimisme Umat melalui Literasi Islami”. Stan MHM akan menampilkan ratusan publikasi dalam berbagai bahasa yang membahas kajian keilmuan dan budaya. Melalui buku terbitannya, MHM terus berupaya menyebarkan pemikiran keislaman yang moderat dan mencerahkan. MHM juga akan menggelar sejumlah seminar dengan menhadirkan sejumlah pembicara ternama. (Iin) Baca juga :

Read More

10 Universitas Islam Swasta Terbaik di Indonesia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sebagai calon mahasiswa, memilih perguruan tinggi merupakan langkah penting dalam menentukan masa depan akademis. Universitas Islam Swasta (UIS) menawarkan alternatif yang tak kalah kompetitif dibandingkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). UIS memberikan kualitas pendidikan yang tinggi, fasilitas memadai, serta lingkungan akademik yang mendukung pengembangan diri baik dalam aspek akademis maupun spiritual. Universitas Islam Swasta memiliki keunikan tersendiri dengan integrasi antara pendidikan umum dan nilai-nilai Islami. Meski statusnya swasta, standar yang diterapkan sejalan dengan ketentuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Hal ini menjadikan UIS sebagai pilihan yang layak bagi mereka yang menginginkan pendidikan berkualitas dengan dasar keagamaan yang kuat. Berikut Daftar 10 Universitas Islam Swasta Terbaik di Indonesia : Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Sebagai UIS terbaik di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berada di bawah naungan organisasi Islam Muhammadiyah. Kampus ini menawarkan berbagai program studi dari berbagai fakultas, seperti Teknik, Pertanian, Psikologi, Kedokteran, dan Program Pascasarjana. UMM dikenal dengan kualitas akademisnya serta lingkungan yang mendukung pengembangan karakter Islami. Universitas Islam Indonesia (UII) Universitas Islam Indonesia (UII) yang terletak di Yogyakarta, menduduki peringkat kedua dalam daftar ini. UII memiliki akreditasi A dan menawarkan delapan fakultas yang beragam, dari Hukum hingga Ekonomi. UII dikenal sebagai salah satu pionir dalam pendidikan tinggi Islam di Indonesia dengan fokus pada integritas akademik dan moral. Universitas Islam Malang (Unisma) Universitas Islam Malang, atau Unisma, menempati urutan ketiga. Berdiri sejak tahun 1981, Unisma lahir dari inisiatif para tokoh Islam yang berkomitmen terhadap pendidikan. Kampus ini menawarkan berbagai fakultas yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman, menjadikannya salah satu UIS paling dihormati di Indonesia. Universitas Muslim Indonesia Makassar Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar adalah salah satu UIS tertua dan terbesar di Indonesia. UMI menawarkan berbagai program studi yang berkualitas tinggi dengan fokus pada pengembangan peradaban Islami. UMI terus berkomitmen untuk melahirkan generasi yang berorientasi pada perbaikan masyarakat dan peradaban. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu UIS yang dikenal dengan inovasi dalam pendidikan. UMY menawarkan berbagai program studi yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang siap bersaing di tingkat nasional dan internasional. Kampus ini juga dikenal dengan lingkungan yang mendukung pengembangan spiritual mahasiswa. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang terletak di Yogyakarta, menutup daftar 10 UIS terbaik di Indonesia. UAD menawarkan beragam fakultas, termasuk Agama Islam, Sastra Budaya, dan Teknologi Industri. UAD berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademis, tetapi juga pengembangan karakter dan spiritual. Memilih Universitas Islam Swasta bisa menjadi langkah strategis bagi mereka yang menginginkan pendidikan berkualitas dengan dasar nilai-nilai Islami. Dengan berbagai pilihan yang tersedia, calon mahasiswa memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di institusi yang tidak hanya berfokus pada akademis, tetapi juga pengembangan diri secara holistik. (Iin) Baca juga :

Read More

Itjen Kemenag Evaluasi Menyeluruh Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah

Semarang — 1miliarsantri.net : Pemetaan dan penataan guru menjadi masalah krusial pada Pendidikan Madrasah. Membutuhkan kerjasama antar unit, dikelola secara sistematis dan data yang akurat.Hal ini dikatakan Inspektur Wilayah II, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI Ruchman Basori, saat memberikan pembekalan Tim Evaluasi Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah Itjen Kemenag, pada Rabu (14/08/2024) lalu. Ruchman berharap kehadiran Itjen akan membantu mengurai benang kusut terkait pemetaan dan penataan guru Madrasah. “Tim harus berangkat dari basis data, melakukan diskusi mendalam dengan para pihak dan membuat point-point penting sebagai hasil dari evaluasi”, terang Doktor Manajemen Kependidikan UNNES saat dikonfirmasi 1miliarsantri.net, Senin (19/8/2024). Ruchman menambahkan hasil evaluasi Tim Itjen, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Kementerian Agama, dalam menyusun strategi peningkatan mutu pendidikan madrasah melalui optimalisasi sumber daya guru di Jawa Tengah dan daerah lainnya di Indonesia.Tim Evaluasi Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah, turun ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dari mulai tanggal 14-20 Agustus 2024. Wawan Saepul Bahri sebagai Pengendali Teknis, Yulianti Rini Fadilah sebagai Ketua Tim, Kholiddin dan Dessy Putri Ardian sebagai Anggota. Pengendali Teknis Tim Evaluasi Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah Wawan Saepul Bahri, mengatakan tujuan evaluasi pemetaan dan penataan guru Madrasah adalah untuk meninjau efektivitas program redistribusi guru di madrasah-madrasah negeri se-Jawa Tengah, yang telah dilaksanakan sebelumnya. Melalui upaya komprehensif ini, Wawan berharap dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari inisiatif penataan ulang tenaga pendidik (guru), memastikan bahwa setiap madrasah negeri memiliki tenaga pendidik (guru) yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sesuai dengan kebutuhan aktual di lapangan. Wawan yang merupakan Auditor Ahli Madya pada Inspektorat Wilayah II, berharap dapat menjawab pertanyaan mendasar apakah proses penempatan dan pengaturan guru-guru madrasah selama ini sudah tepat sasaran dan selaras dengan kebutuhan riil. Tim Evaluasi Itjen ke Kanwil Jateng diterima langsung Kepala Bagian Tata Usaha Wahid Arbani didampingi oleh Ketua Tim Bidang Madrasah Agus Mahasin dan Ketua Tim Kepegawaian Sugianto.Wahid Arbani berharap hasil evaluasi dapat memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan kebijakan penataan guru madrasah, di Jawa Tengah. “Kami akan mendukung dan mensupport Tim Itjen untuk kepentingan evaluasi, sehingga kebijakan pengadaan guru dan penempatannya di masa depan akan lebih baik lagi,” urai Wahid. Ketua Tim Evaluasi Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah Yulianti Rini Fadilah menekankan pentingnya redistribusi guru berbasis kebutuhan. “Pemerataan guru yang tepat sasaran akan meningkatkan mutu pendidikan madrasah secara keseluruhan.Evaluasi akan menganalisis data distribusi guru berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kebutuhan setiap madrasah. Juga menilai efektivitas program-program pengembangan profesional guru yang telah dilaksanakan,” paparnya. Tim Evaluasi Pemetaan dan Penataan Guru Madrasah beranggotakan Kholiddin dan Dessy Putri Ardian. Selama proses evaluasi, tim akan melakukan wawancara dengan para Kepala Madrasah, Guru, dan Pemangku Kepentingan lainnya, baik di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah maupun di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan untuk mendapatkan perspektif langsung dari mereka yang terdampak oleh kebijakan redistribusi. (hud) Baca juga :

Read More