Dugaan Penyelewengan Dana Infaq Oknum Baznas Palopo, Bagaimana Kronologinya?

Bekasi – 1miliarsantri.net : Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki peran vital sebagai lembaga yang mengelola zakat, infaq, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Kepercayaan masyarakat adalah modal utama yang harus dijaga dengan integritas tinggi. Namun, ketika muncul dugaan penyelewengan, kredibilitas lembaga ini dipertaruhkan. Belakangan ini, perhatian publik tertuju pada kasus dugaan penyelewengan dana infaq di Baznas Kota Palopo, Sulawesi Selatan, yang melibatkan seorang oknum komisioner berinisial IB. Kasus ini, meski dengan nilai yang tidak terlalu besar, telah menimbulkan gelombang pertanyaan dan desakan agar transparansi ditegakkan. Baca juga: Begini Konsep Harta dalam Islam, Agar Bisa Dijadikan Fasilitas untuk Beramal Saleh Bagaimana Kronologi Dugaan Penyelewengan Dana Infaq? Dugaan penyelewengan ini berawal dari mencuatnya informasi bahwa oknum komisioner Baznas Palopo menyelewengkan dana infaq dari Masjid Nur Afiat Lagaligo, Palopo. Nilai dana yang diduga disalahgunakan berkisar sekitar Rp3 juta. Masjid Nur Afiat sendiri diketahui sebagai salah satu Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di bawah koordinasi Baznas Palopo. Namun, hingga saat ini, data dari Baznas Kota Palopo menunjukkan bahwa UPZ masjid tersebut belum menyetorkan dana infaqnya. Isu ini tidak hanya beredar di kalangan terbatas, tetapi juga telah menjadi pemberitaan di berbagai media online dan menjadi perbincangan publik. Respons dari berbagai pihak pun bermunculan. Baznas RI, sebagai induk dari Baznas di daerah, bahkan langsung menanyakan kebenaran isu tersebut kepada pihak Baznas Palopo. Pihak pemerintah kota, melalui Kabag Kesra, juga telah menerima laporan dan meminta Baznas Palopo untuk membuat klarifikasi dan telaah terkait masalah ini. Desakan juga datang dari Wakil Ketua II DPRD Palopo, Alfri Jamil, yang meminta Pemkot Palopo untuk segera bertindak dan tidak membiarkan isu ini berlarut-larut, yang berpotensi mencoreng nama baik lembaga. Respons dan Langkah yang Diambil Menanggapi isu yang berkembang, pihak Baznas Palopo telah mengambil beberapa langkah. Ketua Baznas Palopo, Asyad Syam, mengakui bahwa laporan terkait masalah ini telah sampai ke Baznas RI dan Pemkot Palopo. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya diminta untuk segera membuat laporan resmi dan klarifikasi. Secara internal, Baznas Palopo berharap dugaan ini tidak benar, karena jika terbukti, hal tersebut akan sangat merusak kepercayaan masyarakat terhadap Baznas sebagai lembaga yang mengemban amanah suci. Pihak yang diduga terlibat, oknum komisioner IB, juga telah memberikan respons dsn mengakui adanya masalah terkait dana infaq tersebut, namun mengklaim bahwa hal itu hanya disebabkan oleh miskomunikasi. Permintaan maaf pun telah disampaikan. Namun, penjelasan ini tidak serta-merta menghentikan polemik. Masyarakat dan berbagai pihak tetap menuntut adanya pertanggungjawaban yang jelas dan transparan. Miskomunikasi, dalam konteks pengelolaan dana umat, bukanlah alasan yang bisa diterima begitu saja. Dibutuhkan audit yang menyeluruh untuk memastikan tidak ada dana yang disalahgunakan. Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Dukungan Kepada Palestina dan Boikot Produk Israel Mengapa Kasus Ini Penting? Meskipun nilai dugaan penyelewengan ini relatif kecil, dampaknya sangat besar. Kasus ini bukan sekadar tentang nominal uang, melainkan tentang kepercayaan. Ketika masyarakat menyalurkan infaq, zakat, atau sedekah, mereka menyerahkan kepercayaan besar kepada Baznas bahwa dana tersebut akan dikelola secara profesional, amanah, dan disalurkan kepada yang berhak. Jika dugaan penyelewengan ini terbukti benar, hal itu akan menimbulkan efek domino yang merusak: Kasus dugaan penyelewengan dana infaq di Baznas Palopo ini adalah pengingat penting bagi semua lembaga pengelola dana umat. Amanah adalah segalanya. Menjaga amanah berarti menjaga kepercayaan, dan menjaga kepercayaan adalah kunci keberlanjutan dari setiap gerakan filantropi. Publik menunggu langkah nyata dari Baznas Palopo untuk membuktikan bahwa lembaga ini layak dipercaya, dan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan oleh umat akan sampai pada tujuan yang semestinya. Sumber: Berbagai sumber Penulis: Gita Rianti  D Pratiwi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman Sumber foto: https://www.instagram.com/baznaspalopo/  Foto ke3: Gemini AI

Read More

Literasi Sehat Berinternet dipilih sebagai Tema Pelatihan Cyberheroes 2025 PT Telkom dan BMM

Surabaya – 1miliarsantri.net : Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, ancaman kejahatan siber dan penyalahgunaan internet menjadi perhatian serius bagi generasi muda. Literasi sehat berinternet kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penggunanya. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan komunikasi yang ditawarkannya, dunia maya juga menyimpan berbagai risiko seperti hoaks, ujaran kebencian, penipuan digital, hingga penyalahgunaan data pribadi. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2024 telah mencapai lebih dari 78% dari total populasi, dengan mayoritas pengguna berasal dari kelompok usia produktif dan remaja. Kampanye literasi sehat internet bagi penggunanya, mesti menjadi perhatian khusus agar dampak positif bisa dirasakan dari kemajuan teknologi ini. Fakta ini menunjukkan bahwa internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari siswa mulai dari sarana belajar, akses informasi, hingga media komunikasi. Namun, di balik berbagai manfaatnya, dunia maya juga menyimpan potensi bahaya jika tidak diiringi dengan literasi sehat berinternet di era digital yang memadai. Kurangnya pemahaman tentang etika dan keamanan berinternet telah menimbulkan berbagai persoalan serius di kalangan pelajar, seperti penipuan daring (online scam), perundungan siber (cyberbullying), penyebaran hoaks, serta paparan konten yang tidak pantas. Kondisi ini mendorong perlunya pembekalan yang komprehensif bagi siswa agar mampu menggunakan internet secara sehat, bijak, dan bertanggung jawab. Baca juga : keamanan siber perbankan Menjawab tantangan tersebut, PT Telkom Indonesia berkolaborasi dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) menggelar kegiatan “Pelatihan Cyberheroes: Literasi Sehat Berinternet.” Cara Kerja Kejahatan Siber dalam Dunia Digital Program ini diikuti oleh 1.800 siswa di 30 sekolah yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, sebagai upaya membangun generasi muda yang tangguh menghadapi ancaman dunia digital. Pelatihan ini dibagi menjadi tiga batch, yaitu pada 27 September, 04 Oktober dan 09 Oktober 2025. Adapun pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga praktik langsung dan pembentukan Duta Cyberheroes di setiap sekolah yang menjadi peserta pelatihan. Baca juga : Transformasi Digital Sekolah Langkah Penting Menuju Pendidikan Masa Depan Pelatihan ini menghadirkan Joni Setiyawan Saputra, S.Pd selaku narasumber, beliau menjelaskan tiga jenis kejahatan siber dalam dunia digital berupa Malware yang merupakan perangkat lunak berbahaya, dan Ransomware yang membuat seluruh data terkunci. Untuk membukanya pelaku kejahatan menggunakan tebusan dan Social Engineering yang menggunakan teknik manipulasi psikologi untuk membuat korban secara sukarela memberikan akses digital mereka. “Literasi digital penting untuk semua orang yang menggunakan internet karena yang menjadi target adalah manusia. Hindari membagikan informasi pribadi, data keuangan dan rahasia dagang yang bersifat rahasia ke ruang digital yang mudah diakses semua orang,” ujar Joni. Karena itu, literasi sehat berinternet menjadi kemampuan penting yang harus dimiliki setiap pengguna agar dapat berselancar di dunia digital dengan cerdas, aman, dan bertanggung jawab. Dengan literasi ini, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu menjadi produsen konten positif yang berkontribusi bagi ekosistem digital yang lebih sehat. (**) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Gambar : Ilustrator AI

Read More

Kisah Sukses Donatur yang Mengubah Hidup dengan Sedekah dan Wakaf

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat bagaimana sedekah atau wakaf bisa menjadi jalan perubahan bagi pelakunya. Banyak orang atau donatur yang awalnya hanya memberi sedikit, tapi kemudian merasakan keberkahan hidup yang luar biasa dari sedekah atau wakaf. Inilah bukti bahwa berbagi sedekah atau wakaf bukan sekadar memberi bagi donatur, tetapi juga akan membuka pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan kebahagiaan hidup yang lebih luas. Setiap orang tentu pernah mendengar tentang kisah-kisah sukses para donatur yang mampu menginspirasi banyak kalangan untuk mengikuti jejak kebaikan yang ditorehkan. Bukan hanya karena jumlah hartanya yang besar, melainkan karena keikhlasan dalam berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan dan membawa dampak luar biasa, baik bagi penerima manfaat maupun bagi dirinya sendiri. Kekuatan Sedekah dan Wakaf dalam Kisah Sukses Donatur Kita perlu memahami dari kisah sukses donatur bahwasanya sedekah bukanlah soal seberapa banyak yang diberikan, melainkan seberapa ikhlas niat yang menyertainya. Banyak orang yang kisahnya berawal dari kesederhanaan, tetapi mereka tetap istiqomah untuk menyisihkan sebagian hartanya. Dari situlah perjalanan hidup berubah menjadi lebih baik derajatnya dan sukses secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Kisah inspiratif dalam sejarah para sahabat Rasulullah SAW datang dari Abdurrahmah bin Auf r.a. yang dikenal sangat dermawan dan bersahaja, menyumbangkan hartanya dalam jumlah besar untuk perjuangan Islam. Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Dengan sedekahnya itu, Abdurrahman bin Auf r.a. menjadi saudagar sukses dan tetap tidak meninggalkan kebiasaan berbagi hingga ajal berakhir. Justru menjadikan harta yang dimiliki, sebagai jalan meraih ridho Allah SWT. Dari kisah sukses donatur seperti ini, kita bisa belajar bahwa keberkahan sering kali datang dari pintu yang tidak disangka, dan salah satu kuncinya adalah berbagi dengan ikhlas. Baca juga : Perbedaan wakaf sosial dan wakaf produktif Selain sedekah, wakaf juga menjadi salah satu jalan yang menorehkan kisah sukses donatur. Wakaf tidak hanya memberi manfaat sesaat, melainkan berkelanjutan dan abadi bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya. Seperti kisah Zubair bin Awwam yang mewakafkan tanahnya untuk umat, manfaatnya akan terus mengalir sepanjang waktu. Bahkan setelah donatur tersebut meninggal dunia, pahala amal jariah dan keberkahan tetap berdampak bagi dirinya. Kisah lain juga datang dari golongan para Wali Songo seperti Sunan Ampel yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan pesantren. Awalnya, orang-orang meragukan langkahnya karena dianggap terlalu berani memberikan aset berharga. Namun, seiring berjalannya waktu, pesantren tersebut berkembang pesat dan menjadi pusat pendidikan yang melahirkan banyak generasi berkualitas. Kisah sukses donatur ini menunjukkan bahwa wakaf merupakan investasi akhirat yang juga membawa manfaat nyata di dunia bagi masyarakat sekitarnya. Setiap kisah sukses donatur memberikan pesan bahwa berbagi kebaikan mampu mengubah hidup, tidak hanya bagi penerima, tetapi juga bagi pemberinya. Banyak orang yang merasakan kedamaian batin setelah membantu sesama. Hati yang lapang dalam memberi ternyata membuat hidup terasa lebih ringan dan penuh makna. Bahkan, beberapa donatur mengakui bahwa setelah rutin bersedekah dan berwakaf, kehidupannya menjadi lebih tenang, rezekinya semakin lancar, serta usahanya berjalan lebih baik dari waktu ke waktu. Dibandingkan sebelum mereka melakukan amaliah tersebut. Baca juga : Keajaiban Sedekah, Benarkah  Rezeki akan Berlipat Ganda? Bagi kita, kisah sukses donatur bisa menjadi cermin untuk memulai melatih diri agar terbiasa berbagi. Tidak harus menunggu kaya, karena sedekah dan wakaf tidak diukur dari besar kecilnya nominal. Yang terpenting adalah keikhlasan. Dengan niat yang benar, sekecil apa pun pemberian kita tetap akan bernilai besar di sisi Allah SWT. Dari berbagai kisah sukses donatur, kita dapat melihat bahwa sedekah dan wakaf tidak hanya sekadar amal, melainkan jalan menuju keberkahan hidup. Apa yang diberikan dengan ikhlas akan kembali dalam bentuk yang lebih baik, entah berupa rezeki, ketenangan, maupun kebaikan yang tak terduga. Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk berbagi, karena setiap langkah kebaikan akan membawa kebaikan lainnya, dan dapat menginspirasi banyak orang serta mendatangkan kebahagiaan yang abadi.(***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Sumber Foto : Gemini AI

Read More

Bersedekah di Saat Lapang dan Sempit: Mana yang Lebih Dianjurkan buat Ahli Sedekah?

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Bersedekah tidak hanya soal memberi harta, tetapi juga tentang hati yang ikhlas, kepekaan terhadap sesama, serta bentuk nyata dari kepedulian sosial. Bersedekah merupakan amal yang tidak dibatasi waktu atau kondisi. Baik dalam keadaan lapang maupun sempit, anjuran bersedekah tetap berlaku dan memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah. Namun, muncul pertanyaan yang sering kita dengar, manakah yang lebih utama, bersedekah di saat lapang atau bersedekah di saat sempit? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk kita simak bersama-sama. Manakah yang Lebih di Anjurkan, Bersedekah di Saat Lapang atau Sempit? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita bahas lebih dulu antara bersedekah di saat lapang dan sempit. Ketika kita berada dalam kondisi lapang, baik dari segi ekonomi maupun keadaan hidup, anjuran bersedekah seakan menjadi lebih mudah dilakukan. Sebab, seseorang tidak terbebani oleh kebutuhan mendesak. Dalam keadaan ini, bersedekah dapat menjadi wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Dengan limpahan rezeki yang cukup, kita bisa berbagi kepada sesama yang membutuhkan tanpa merasa kekurangan. Namun, meskipun tampak lebih ringan, bersedekah di saat lapang tetap membutuhkan kesadaran yang tulus. Banyak orang yang dalam kelapangan justru lalai untuk berbagi, karena merasa semua nikmat yang diperoleh merupakan hasil usahanya sendiri. Baca juga : keutamaan pemberi sedekah Inilah mengapa anjuran bersedekah di saat lapang tidak hanya sekadar memberi, melainkan juga melatih hati agar tidak sombong dan selalu mengingat bahwa hakikat rezeki datangnya dari Allah. Jadi, ketika kita diberi kelapangan rezeki, jangan ragu untuk menyisihkannya bagi yang membutuhkan, sebab di situlah letak keberkahan. Tidak kalah penting, anjuran bersedekah juga berlaku di saat kita berada dalam kondisi kesempitan rezeki. Justru pada momen inilah nilai amaliah sedekah menjadi semakin tinggi. Mengapa demikian? Karena seseorang yang sedang dalam kesulitan ekonomi tetap ingin berbagi, menunjukkan ketulusan dan keikhlasan yang luar biasa. Allah sangat memuliakan hamba-Nya yang tetap peduli terhadap orang lain, meskipun dirinya sendiri tengah dalam keterbatasan. Bersedekah di saat sempit adalah bukti bahwa hati lebih besar daripada harta. Dengan memberi di tengah keterbatasan, seseorang sedang menunjukkan keyakinan bahwa Allah akan mengganti dan melipatgandakan apa yang ia keluarkan Inilah yang membuat anjuran bersedekah dalam keadaan sulit begitu mulia. Bahkan sering kali, sedekah yang kecil dari orang dalam kesempitan memiliki nilai lebih besar dibandingkan sedekah besar dari orang yang berkecukupan. Baca juga : Keistimewaan dan Cara Melakukan Sedekah Subuh Manakah yang Lebih Dianjurkan diantara Keduanya? Jika ditanya mana yang lebih utama antara bersedekah di saat lapang atau sempit, keduanya memiliki keutamaan masing-masing. Seperti Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi: “Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” Dalam keadaan lapang, sedekah merupakan wujud syukur dan pembersih harta. Dalam keadaan sempit, sedekah menjadi bukti iman, kesabaran, dan tawakal kepada Allah. Kita bisa melihat bahwa anjuran bersedekah sebenarnya tidak membedakan situasi. Selama dilakukan dengan hati ikhlas, tanpa paksaan, dan diniatkan karena Allah, maka setiap sedekah akan bernilai pahala yang besar. Yang terpenting, jangan menunggu kondisi ideal untuk bersedekah. Sebab, kesempatan memberi bisa datang kapan saja. Mulailah dari yang kecil, baik dengan harta, tenaga, atau bahkan sekadar senyuman dan doa. Semua bentuk kebaikan termasuk dalam lingkup sedekah. Pada akhirnya, anjuran bersedekah bukanlah tentang banyak atau sedikitnya harta yang kita keluarkan, melainkan tentang keikhlasan hati. Baik di saat lapang maupun sempit, sedekah tetaplah amal yang sangat dianjurkan karena membawa keberkahan bagi pemberi maupun penerima. Jadi, jangan pernah ragu untuk berbagi dalam kondisi apa pun, karena setiap sedekah akan menjadi tabungan kebaikan kita di dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mengamalkan anjuran bersedekah dalam setiap keadaan.(***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Sumber Foto : Gemini AI

Read More

Yuk Kita Intip Pengelolaan Zakat di Berbagai Negara Islam di Dunia

Bekasi – 1miliarsantri.net : Zakat sejatinya tidak hanya dilihat sebagai kewajiban beragama namun di berbagai belahan dunia, pengelolaan zakat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian kepada golongan yang membutuhkan. Bahkan, ada banyak komunitas muslim yang mengadakan berbagai kegiatan seperti kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan zakat serta mendorong partisipasi dalam program zakat. Pengelolaan zakat modern tidak lagi hanya sebatas pengumpulan dan pembagian dana, tetapi telah berkembang menjadi alat pemberdayaan masyarakat yang strategis, membantu mengentaskan kemiskinan dan membangun kemandirian ekonomi umat. Inovasi terkini, seperti penggunaan teknologi digital untuk pembayaran dan pelaporan, semakin meningkatkan efisiensi dan transparansi, memastikan dana zakat sampai kepada mereka yang paling membutuhkan dengan cara yang paling efektif. Pengelolaan zakat di berbagai belahan dunia pada dasarnya memiliki tujuan yang sama meskipun berbeda dalam praktiknya. Maka, dengan memahami berbagai praktik zakat di seluruh dunia, secara tidak langsung dapat meningkatkan kesadaran tentang keragaman dan kekuatan solidatitas dalam tingkat global. Baca juga: Sejarah Zakat di Indonesia Berikut beberapa praktik pengelolaan zakat di beberapa Negara: Indonesia: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Indonesia memiliki sistem pengelolaan zakat yang dinamis, memadukan peran lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga resmi pemerintah yang bertugas mengoordinasikan pengumpulan dan pendistribusian zakat secara nasional. BAZNAS bekerja sama dengan BAZNAS provinsi, kabupaten/kota, dan unit pengumpul zakat di tingkat komunitas. Di sisi lain, ribuan Lembaga Amil Zakat (LAZ) swasta seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan Lazis Muhammadiyah juga berperan besar. Model ini memungkinkan adanya kompetisi sehat dan inovasi dalam program zakat. Masyarakat dapat memilih menyalurkan zakat melalui BAZNAS atau LAZ swasta, yang sering kali memiliki program spesifik sesuai misi mereka, seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Fleksibilitas ini membuat pengelolaan zakat di Indonesia lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Malaysia: Sistem Terpusat yang Efisien Malaysia dikenal dengan sistem pengelolaan zakat yang sangat terpusat dan efisien. Di setiap negara bagian, terdapat otoritas zakat resmi yang berwenang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Otoritas ini beroperasi di bawah payung pemerintah negara bagian, menjadikannya bagian integral dari administrasi publik. Keuntungan dari sistem terpusat ini adalah efisiensi dalam pengumpulan dan audit, serta kemampuan untuk menjamin akuntabilitas. Zakat yang dikumpulkan sering kali digunakan untuk program-program sosial berskala besar, termasuk beasiswa pendidikan dan bantuan perumahan bagi yang membutuhkan. Beberapa negara bagian juga menawarkan keringanan pajak bagi mereka yang membayar zakat, sebuah insentif yang kuat untuk mendorong kepatuhan. Pakistan: Zakat sebagai Bagian dari Pajak Pakistan menerapkan sistem yang unik di mana zakat secara otomatis dipotong dari rekening bank umat Islam pada awal bulan Ramadan. Pemerintah Pakistan mendirikan Dewan Zakat Sentral yang mengelola dana zakat ini. Sistem ini, yang diatur dalam Undang-Undang Zakat dan Ushur, menjamin pengumpulan yang luas dan terstruktur. Meskipun demikian, model ini menuai kritik karena seringkali dianggap kurang fleksibel dan tidak mengakomodasi variasi mazhab dalam perhitungan zakat. Namun, pendekatan ini berhasil mengumpulkan dana zakat dalam jumlah besar, yang kemudian didistribusikan melalui komite-komite lokal untuk membantu fakir miskin di seluruh negeri. Baca juga: Gerakan Sadar Wakaf Ramaikan Festival Ekonomi Syariah 2023 Arab Saudi: Lembaga Resmi Pemerintah Di Arab Saudi, pengelolaan zakat berada di bawah wewenang lembaga pemerintah, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Urusan Islam. Pengumpulan zakat maal (zakat harta) diatur secara resmi dan biasanya dibayarkan ke kas negara. Meskipun demikian, banyak individu dan keluarga juga mendistribusikan zakat mereka secara langsung kepada yang berhak. Pendekatan ini mencerminkan peran sentral pemerintah dalam urusan keagamaan dan sosial. Dana zakat digunakan untuk berbagai program bantuan, termasuk bantuan finansial, penyediaan makanan, dan dukungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman Sumber foto: Gemini AI

Read More

Bagaimana Wakaf Produktif Membantu Mengembangkan Ekonomi Lokal

Gresik – 1miliarsantri.net : Wakaf dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dengan pengelolaan yang baik. Menurut Badan Wakaf Indonesia (2020) Wakaf produktif adalah harta benda yang diniatkan untuk wakaf dan diberikan kepada pihak pengelola wakaf untuk digunakan dalam kegiatan produksi, lalu hasilnya dibagikan sesuai tujuan wakaf. Melalui dana wakaf yang terkumpul, dapat menjadi modal untuk menciptakan lapangan kerja baru dan memanfaatkan keuntungannya untuk digunakan kebaikan lainnya. Wakaf produktif berbeda dengan wakaf pada umumnya. Jika wakaf, harta atau benda yang diberikan seseorang dapat dimanfaatkan langsung oleh penerima wakaf. Sedangkan wakaf produktif harta atau benda yang diberikan, harus dikelola terlebih dahulu oleh pihak pengelola wakaf untuk tujuan produktif. Dapat diartikan bahwa harta wakaf diberdayakan dalam sektor produksi, seperti pertanian, peternakan, industri, ritel, dan sebagainya, yang dapat memberikan keuntungan. Dari keuntungan ini, dapat diberikan kepada tujuan wakaf yang telah disepakati, seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan, fasilitas umum, dll. Baca juga: Gerakan Sadar Wakaf Ramaikan Festival Ekonomi Syariah 2023 Pengelolaan Wakaf Produktif Setelah seorang pemberi wakaf menyerahkan hartanya, disinilah peran pengelola wakaf memutar harta yang diterimanya. Sumber harta ini akan dikelola pada sektor produktif yang halal, seperti digunakan untuk produksi lahan pertanian, mengembangkan peternakan, penyewaan ruko, dll. Keuntungan dari hasil produksi yang terjual akan disalurkan kepada penerima wakaf. Sehingga harta wakaf yang diberikan tetap utuh dan menjadi investasi di akhirat kelak. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam BWI (2020) menyatakan bahwa “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” Dengan memberikan harta untuk wakaf produktif dapat menjadi sedekah jariyah kita nantinya saat telah tiada. Karena harta tersebut terus dikelola dan diambil manfaatnya untuk berbagi dalam kebaikan. Kesempatan yang hanya ada di kehidupan dunia ini, sebaiknya kita manfaatkan untuk beramal baik, salah satunya melalui wakaf produktif. Sebagai contoh pemanfaatan lahan wakaf di area Pondok Pesantren Gontor yang digunakan untuk lahan peternakan, pertanian, dan perkebunan dalam penelitian Prof. Dr. Ririn Tri Ratnasari, S.E., M.Si. (2024). Wakaf tanah di area pondok tidak hanya digunakaan untuk pembagunan gedung sebagai fasilitas ruang belajar. Namun dapat digunakan lahan yang produktif seperti peternakan, pertanian, dan perkebunan yang nantinya hasil dari produksi tersebut dapat dijual. Lalu hasil dari penjualan dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan pendidikan di pondok. Baca juga: 8 Tokoh Ekonomi Islam Paling Berpengaruh Manfaat Wakaf Produktif Melalui wakaf produktif, tidak hanya memberikan dampak pada penerima wakaf saja. Namun juga memberikan pengaruh pada sektor produksi yang mengelola untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan adanya lapangan kerja baru, akan mengurangi angka pengangguran, mengentas kemiskinan dan memberdayakan masyarakat yang produktif. Dengan adanya wakaf produktif dapat membantu UMKM masyarakat, baik dalam bantuan modal ataupun tempat usaha. Sehingga melatih masyarakat nantinya untuk mandiri secara keuangan. Tentunya melihat potensi masyarakat dan pembekalan melalui pelatihan serta melihat kebutuhan pasar yang ada di daerah sekitar. Selain itu, hasil dari keuntungan wakaf produktif dapat digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan masyarakat, termasuk membangun infrastruktur di dalamnya. Jadi masyarakat terbantu dalam memperoleh pendidikan, terutama bagi anak-anak usia sekolah. Wakaf produktif membantu mengembangkan ekonomi lokal dengan cara memberikan modal, tempat, dan membuka lapangan kerja baru, baik dalam sektor peternakan, pertanian, perkebunan, industri, maupun ritel. Wakaf produktif juga dapat menjadi ladang beramal jariyah bagi seorang pemberi wakaf, karena manfaatnya yang dapat dibagikan secara terus-menerus kepada penerima wakaf. Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah Sumber : Badan Wakaf Indonesia. (2020) Makna Wakaf Produktif. Tersedia di: https://www.bwi.go.id/4508/2020/02/24/makna-wakaf-produktif/ (Diakses: 19 September 2025). Ratnasari, Ririn Tri. (2024) Merancang Model Pembiayaan Berbasis Wakaf untuk Peternakan. Tersedia di: https://unair.ac.id/merancang-model-pembiayaan-berbasis-wakaf-untuk-peternakan/ (Diakses: 19 September 2025).

Read More

Tidak Hanya dengan Harta, Sedekah Juga Bisa dengan Perbuatan

Bekasi – 1miliarsantri.net: Sedekah perbuatan adalah manifestasi kebaikan yang tak terbatas, melampaui batas-batas materi. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap tindakan baik yang dilakukan dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan, adalah bentuk ibadah yang sangat mulia. Tidak seperti sedekah harta yang terbatas pada kepemilikan material, sedekah perbuatan membuka pintu kebaikan seluas-luasnya bagi siapa pun, tanpa memandang status sosial atau kekayaan. Konsep ini merupakan sebuah paradigma yang berfokus pada manfaat dan kontribusi, bukan hanya pada pengorbanan finansial. Landasan Agama dan Pentingnya Sedekah Perbuatan Dalam Islam, konsep sedekah perbuatan memiliki landasan yang sangat kuat. Rasulullah SAW bersabda,   “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap hari di mana matahari terbit. Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah. Membantu seseorang naik kendaraan atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah. Kata-kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah menuju salat adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjelaskan bahwa sedekah tidak hanya perihal uang, melainkan juga tentang bagaimana berinteraksi dengan dunia sekitar. Bahwa setiap persendian tubuh yang jumlahnya 360, adalah amanah yang harus disyukuri dengan cara melakukan kebaikan. Baca juga: Anak Sulit Konsentrasi? Berikut 7 Cara Mengatasi Gangguan Konsentrasi pada Anak Lalu, Apa Saja Contoh Sedekah Perbuatan dalam Kehidupan Sehari-hari? Konsep sedekah perbuatan membuat setiap momen dalam hidup menjadi kesempatan untuk beribadah dan mengumpulkan pahala. Berikut adalah beberapa contoh praktis sedekah perbuatan yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari: Makna dan Dampak Luas Sedekah Perbuatan Secara tidak langsung, sedekah perbuatan mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki, tetapi dari seberapa besar manfaat yang dapat diberikan kepada orang lain. Dengan berfokus pada sedekah perbuatan, setiap momen dalam hidup bisa menjadi kesempatan untuk beribadah dan mengumpulkan pahala. Baca juga: Tercatat Transaksi Produk UMKM Sebesar Rp3 Miliar Dalam FESyar 2023 Konsep ini juga mendorong setiap manusia untuk selalu peka terhadap lingkungan sekitar dan mencari peluang untuk berbuat baik. Dampak dari sedekah perbuatan tidak hanya dirasakan oleh penerima, tetapi juga oleh pemberi. Hati menjadi lebih lapang, jiwa menjadi lebih tenang, dan hubungan dengan sesama menjadi lebih erat. Dengan demikian, sedekah perbuatan berfungsi sebagai penggerak untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli, harmonis, dan penuh kasih sayang. Sumber: Berbagai sumber Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Sumber foto: Gemini AI Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman

Read More
Dari Seribu Rupiah Menuju Sejahtera

Dari Seribu Rupiah Menuju Sejahtera: Donasi sebagai Jalan Bersama

Malang – 1miliarsantri.net : Donasi, meski kecil nilainya, namun memiliki kekuatan besar dalam membentuk wajah kesejahteraan umat. Di tengah kesenjangan ekonomi yang masih tinggi, semangat memberi tidak harus menunggu kaya. Donasi sekecil seribu rupiah bisa menjadi jalan bersama yang menghubungkan satu kebutuhan dengan satu kepedulian. Ketika dilakukan secara kolektif, kontribusi kecil itu bisa mengubah kehidupan membiayai pendidikan, memenuhi kebutuhan pangan, bahkan memulai usaha kecil bagi mereka yang tertinggal secara ekonomi. Donasi adalah bentuk solidaritas di tengah masyarakat yang ingin tumbuh dan pulih bersama. Donasi merupakan praktik sosial yang tidak membedakan status, usia, atau kemampuan ekonomi, semua orang bisa terlibat. Dalam tradisi Islam, zakat dan sedekah menekankan pentingnya berbagi. Namun di luar aspek keagamaan, donasi juga tumbuh sebagai gerakan sosial yang menghubungkan orang yang memiliki dengan yang membutuhkan melalui skema kolaboratif, seperti crowdfunding atau program infak harian. Inklusivitas donasi menjadi fondasi penting dalam membangun kesejahteraan bersama. Ketika seluruh elemen masyarakat merasa punya ruang untuk berkontribusi, maka upaya membangun kehidupan sosial yang lebih setara menjadi lebih mungkin tercapai. Donasi Mikro: Kecil Nilainya, Besar Dampaknya Fenomena donasi mikro menunjukkan bahwa jumlah bukan satu-satunya ukuran dampak. Seribu rupiah yang disumbangkan oleh satu orang mungkin terasa kecil, tetapi jika dilakukan oleh sejuta orang, maka nilainya menjadi luar biasa. Konsep ini telah diadaptasi oleh banyak platform digital yang memfasilitasi donasi mikro, seperti Kitabisa atau BenihBaik. Beberapa inisiatif donasi bahkan sengaja menggunakan pendekatan mikro untuk mendekatkan donasi ke kelompok muda atau masyarakat berpenghasilan rendah. Misalnya, program “uang kembalian untuk kebaikan” di minimarket, yang menyulap receh menjadi program bantuan kesehatan, pendidikan, dan pangan. Donasi kecil ini berhasil menciptakan efek psikologis bahwa setiap orang bisa berdampak, sekecil apa pun kontribusinya. Donasi dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Lebih dari sekadar bantuan langsung, donasi juga bisa dimanfaatkan sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi. Lembaga-lembaga sosial mulai mengarahkan dana donasi untuk modal usaha mikro, pelatihan kerja, hingga pembentukan koperasi berbasis komunitas. Pola ini membuat penerima donasi tidak hanya bertahan dari krisis, tetapi punya kesempatan untuk tumbuh dan mandiri. Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini telah dilakukan oleh beberapa lembaga filantropi Islam, seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat. Mereka mengelola donasi dalam bentuk program ekonomi berkelanjutan, yang memberikan pelatihan dan alat kerja kepada ibu rumah tangga, petani, hingga santri produktif. Donasi dan Transformasi Pendidikan serta Kesehatan Kontribusi donasi terhadap sektor pendidikan dan kesehatan tak bisa dikesampingkan. Donasi menjadi salah satu sumber pembiayaan beasiswa, pembangunan perpustakaan, hingga bantuan teknologi belajar. Di bidang kesehatan, donasi menolong pembiayaan operasi, pengobatan, serta pembangunan fasilitas kesehatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Banyak kisah inspiratif muncul dari program-program donasi di bidang ini. Anak-anak dari keluarga pra-sejahtera yang mendapatkan beasiswa dari donasi bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Pasien kronis yang tidak mampu membayar operasi dapat terbantu berkat solidaritas publik. Donasi mengubah cerita putus asa menjadi harapan. Donasi sebagai Gerakan Kolektif Menuju Indonesia Sejahtera Donasi sejatinya adalah gerakan kolektif. Dalam konteks negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, potensi donasi di Indonesia sangat besar. Namun tantangannya bukan hanya soal jumlah, melainkan bagaimana mengelola, mendistribusikan, dan mengukur dampaknya secara sistemik. Dengan infrastruktur digital yang berkembang, generasi muda juga menjadi aktor penting. Mereka aktif dalam kampanye, membuat konten edukatif, hingga menginisiasi gerakan donasi mandiri. Donasi menjadi bukan hanya tindakan memberi, tetapi juga gerakan membangun masa depan bersama. Donasi, sekecil apa pun, jika dikelola bersama dan dilakukan secara konsisten, mampu membentuk struktur sosial yang lebih adil dan manusiawi. Donasi menjadi jalan bersama yang menghubungkan yang memiliki kelebihan dengan yang membutuhkan uluran tangan. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman

Read More

Infak di Kalangan Gen Z: Tren Baru atau Sekadar Formalitas?

Bogor – 1miliarsantri.net : Generasi Z dikenal sebagai generasi yang aktif, kreatif, dan sangat akrab dengan dunia digital. Dalam banyak hal, mereka terlihat lebih peduli dengan isu-isu sosial, lingkungan, dan kemanusiaan. Salah satu bentuk kepedulian yang mulai terlihat menonjol adalah kebiasaan berinfak meskipun dalam bentuk dan pendekatan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Infak bukan hal baru dalam Islam. Ia adalah bentuk sedekah yang dianjurkan dan bisa diberikan kapan saja, kepada siapa saja yang membutuhkan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 7 yang berbunyi: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengifakkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” Kini, infak hadir dalam bentuk digital seperti lewat QR code masjid, platform donasi daring, hingga kampanye infak melalui influencer di TikTok. Pertanyaannya, apakah ini murni bentuk kepedulian? Atau sekadar formalitas yang mengikuti tren agar terlihat “peduli”? Fenomena Infak Digital di Kalangan Gen Z Platform seperti Kitabisa, BAZNAS, dan Dompet Dhuafa kini jadi tempat favorit untuk menyalurkan infak. Mereka menyediakan kampanye yang dikemas dengan visual menarik, cerita menyentuh, dan kemudahan pembayaran hanya dengan satu klik. Infak juga mulai disisipkan dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya, infak digital saat checkout belanja online, pembayaran sedekah Jumat lewat e-wallet, atau patungan online untuk kegiatan sosial sekolah. Bagi Gen Z, bentuk-bentuk ini terasa lebih praktis dan relevan dengan gaya hidup mereka. Mereka tak harus membawa uang tunai atau mencari kotak infak secara fisik. Baca Juga : Kemenag Integrasikan Data Mustahik dan Memastikan Distribusi Zakat, Infak, Sedekah Tepat Sasaran Nilai Positif: Potensi Kebaikan yang Besar Kebiasaan berinfak di usia muda adalah hal yang patut diapresiasi. Selain menumbuhkan empati, infak juga mendidik untuk tidak terikat pada materi. Banyak Gen Z yang dengan sadar menyisihkan uang jajan, bonus freelance, atau hasil jualan online untuk berbagi. Beberapa bahkan aktif membuat konten donasi, mengajak followers berdonasi, atau memulai gerakan infak rutin melalui komunitas. Ini menunjukkan bahwa semangat berbagi tidak hilang, hanya berubah medium. Baca Juga : Keistimewaan dan Cara Melakukan Sedekah Subuh Risiko: Jangan Sampai Jadi Ajang Gengsi Namun, di balik tren ini, ada juga risiko yang perlu disadari. Kadang, infak menjadi ajang konten: siapa yang lebih sering berbagi, siapa yang lebih besar nominalnya, siapa yang lebih viral. Ada pula yang ikut berdonasi hanya karena takut FOMO (Fear of Missing Out), bukan karena niat tulus. Dalam Islam, niat adalah hal yang sangat penting. Infak yang dilakukan karena pamer, pencitraan, atau ikut-ikutan bisa mengurangi nilai pahalanya. Maka, penting bagi Gen Z untuk terus mengingatkan diri: tujuan utama infak adalah membantu dan mencari ridha Allah, bukan validasi sosial. Solusi: Edukasi dan Internalisasi Nilai Agar tren infak ini tidak menjadi formalitas, perlu ada upaya edukasi yang berkelanjutan. Sekolah, komunitas, hingga media digital bisa berperan memberi pemahaman soal pentingnya infak, cara menyalurkannya dengan benar, dan niat yang harus diluruskan. Generasi muda perlu diajak berpikir: bagaimana infak mereka bisa berdampak nyata? Siapa yang terbantu? Bagaimana mereka bisa konsisten tanpa harus menunggu momen viral? Infak di kalangan Gen Z bisa menjadi kekuatan luar biasa bagi umat, jika disertai pemahaman dan niat yang lurus. Perubahan cara bukan masalah, selama nilai dasarnya tetap dijaga. Sebagai generasi yang serba cepat, Gen Z punya peluang besar untuk menjadikan infak sebagai gaya hidup, bukan sekadar tren sesaat. Dengan cara yang kreatif, digital, dan tetap bermakna, infak bisa menjadi jalan kebaikan yang terus mengalir, baik di dunia nyata maupun dunia maya.(***) Penulis: Salwa Widfa Utami Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto Ilustrasi AI

Read More

Zakat Digital: Cara Baru Berbagi yang Transparan dan Tepat Sasaran

Bogor – 1miliarsantri.net : Zakat adalah salah satu rukun Islam yang menjadi kewajiban setiap Muslim yang mampu. Dengan perkembangan di era digital, zakat digital menjadi salah satu opsi pembayaran. Ia bukan hanya bentuk ibadah finansial, tetapi juga instrumen sosial yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan membantu mereka yang membutuhkan. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103 yang artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar, Maha mengetahui.” Di tengah perkembangan teknologi, cara menunaikan zakat pun ikut berubah. Dulu zakat diserahkan langsung kepada amil zakat atau mustahik secara fisik. Kini, zakat digital bisa ditunaikan secara digital melalui aplikasi, e-wallet, bahkan lewat transfer bank dengan sistem yang jauh lebih transparan dan terdata. Fenomena zakat digital ini bukan hanya memudahkan, tapi juga membuka jalan baru bagi generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi untuk terlibat aktif dalam berzakat. Apa Saja Keunggulan Zakat Digital?    1. Praktis dan Cepat           Bayangkan kamu bisa membayar zakat maal cukup dengan klik beberapa tombol di aplikasi seperti Zakat Kita, Kitabisa, atau Dompet Dhuafa. Tidak perlu antri, tidak perlu keluar rumah. 2. Transparansi dan AkuntabilitasPlatform digital biasanya menyediakan laporan penyaluran dana, dokumentasi kegiatan, bahkan update jumlah penerima manfaat secara real-time. Hal ini membangun kepercayaan dan semangat berbagi yang lebih besar. 3. Akses Lebih Luas           Melalui sistem digital, zakat bisa menjangkau wilayah yang lebih jauh dan merata. Mustahik di pelosok bisa menerima bantuan dari muzakki di kota besar bahkan luar negeri. Baca Juga : Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengeluarkan Zakat? Zakat Digital untuk Generasi Muda      Generasi Z dan milenial tumbuh di era cashless. Mereka lebih suka transaksi instan dan paperless. Maka, zakat digital menjadi solusi ideal untuk mengajak mereka tetap berzakat tanpa merasa “ribet” atau “jadul”. Kampanye zakat di media sosial, penggunaan influencer, dan pendekatan storytelling juga membuat zakat terasa lebih dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, tetap ada tantangan yang perlu diperhatikan. Edukasi menjadi kunci. Tidak semua orang paham tentang jenis-jenis zakat, ketentuan nisab, atau siapa yang berhak menerima. Maka, platform digital perlu disertai dengan fitur edukatif agar pengguna juga belajar, bukan sekadar membayar. Baca Juga : Pengelolaan Zakat di Indonesia Jadi Referensi Sejumlah Negara Etika dan Niat dalam Zakat Digital       Meskipun ditunaikan lewat aplikasi, zakat tetap harus didasari oleh niat yang benar dan dilakukan dengan ikhlas. Jangan sampai zakat digital hanya menjadi tren, tanpa pemahaman akan nilai spiritual dan sosialnya. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa lembaga pengelola zakat yang digunakan memang kredibel dan sesuai dengan syariat. Jangan asal transfer hanya karena tampilannya meyakinkan. Zakat digital adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa digunakan untuk memperkuat nilai-nilai Islam dan solidaritas sosial. Dengan pendekatan yang tepat, zakat bisa menjangkau lebih banyak orang, dengan cara yang lebih efisien dan transparan. Bagi Muslim muda, inilah saatnya untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pelaku kebaikan di dalamnya. Menunaikan zakat secara digital bukan hanya tentang mengikuti zaman, tapi juga tentang menjadi bagian dari solusi umat.(***) Penulis: Salwa Widfa Utami Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto Ilustrasi AI

Read More