Jamaah Haji Indonesia Gelombang Dua Tiba di Jeddah dan Langsung Mengenakan Ihram

Jeddah – 1miliarsantri.net : Jelang pelaksanaan Wukuf Arofah, jamaah calon haji Indonesia sudah mulai banyak berdatangan dan memasuki Fase perdana kedatangan Jamaan haji Indonesia gelombang dua di Tanah Suci. Ada dua kelompok terbang (kloter) yang mendarat perdana di Bandara King Abdulaziz International Airport (KAIA) Jeddah pada Kamis (8/6/2023) waktu Arab Saudi (WAS). Kloter 42 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-42) membuka rangkaian kedatangan jamaah haji gelombang dua di Bandara Jeddah pada pukul 04.05 WAS. Selang lima menit kemudian giliran Kloter 46 Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC-46) tiba di Bandara Jeddah melalui Terminal D. Kedatangan jamaah kloter JKG-42 yang keluar melalui Terminal Fast Track langsung disambut Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat, Kepala Kantor Urusan Haji Arab Saudi Nasrullah Jassam, dan Kadaker Bandara Haryanto. “Alhamdulillah kedatangan jamaah hari ini berjalan lancar. Jemaah haji juga sudah menggunakan kain ihram saat turun pesawat. Ini kami harapkan bisa ditiru kloter lainnya,” terang Arsad kepada media. Para jamaah haji gelombang dua ini semuanya telah mengenakan pakaian ihram sejak dari embarkasi di Tanah Air. Mereka juga telah berniat ihram di pesawat saat berada di atas wilayah Yalamlam. Hal ini dilakukan sesuai imbauan Kemenag. Tujuannya agar jamaah haji tidak perlu waktu lama mengantre dan memakai ihram di Bandara Jeddah. Sebab lalu lintas kedatangan jamaah haji di Bandara Jeddah sudah mulai padat dan tidak hanya berasal dari Indonesia. “Seluruh negara nanti akan mempergunakan Bandara King Abdul Aziz Jeddah ini. Nanti akan lebih cepat ketika menggunakan ihram dari tanah air. Saya kira ini membantu kelancaran untuk diberangkatkan,” ucap Arsad. Kloter JKG-42 yang mengangkut 383 penumpang ini langsung diarahkan ke bus yang sudah terparkir di bandara untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Makkah. Sementara kloter SOC-46 lebih dulu dikumpulkan di Paviliun D3 karena tidak melalui fast track. Mereka dibagi per kelompok untuk kemudian diarahkan naik bus menuju ke Makkah. Sebelum naik bus, seluruh paspor jamaah dikumpulkan ke petugas untuk disimpan. Suasana kedatangan hari pertama juga terlihat lebih ramai terutama jumlah wukala yang cukup banyak. Dalam satu jalur atau line ada tiga sampai 4 wukala yang mengatur ritme stop and go jamaah. Ditambah wukala untuk transportasi dan petugas haji Indonesia Daker Madinah Arsyad menyebut lancarnya kedatangan jamaah gelombang kedua tak lepas dari kerja sama pihak bandara, panitia haji dan keluarga yang kebetulan mendampingi jamaah lansia. “Sehingga kami tidak mendengar adanya kendala mulai Embarkasi sampai pendaratan. Harapan kami apa yang terlihat sekarang bisa berlanjut,” tambahnya. (wan)

Read More

Keindahan Arsitektur Masjid di Cina

Semarang – 1miliarsantri.net : Di negara Cina / Tiongkok, masjid disebut sebagai Qīng Zhēn Sì (清真寺, Temples of the Pure Truth). Sebutan lainnnya ada lagi, antara lain Huí Huí Sì (回回寺 Hui people’s temple), Lǐ Bài Sì (礼拜寺 Temple of worship), Zhēn Jiào Sì (真教寺 Temple of the True Teaching) or Qīng Jìng Sì (清净寺 “Pure and clean temple”). Arsitektur Islam Cina mencerminkan arsitektur lokal dalam gayanya dimana merupakan kombinasi gaya Cina dan Islam. Namun, di Cina barat masjid lebih menyerupai masjid di Iran dan Asia Tengah dengan menara tinggi, ramping, lengkungan lengkung dan atap berbentuk kubah seperti pada gambar diatas. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Masjid Xiaopiyuan di Xi’an, Shaanxi dibangun pada akhir Dinasti Tang (618–907) dan merupakan salah satu dari empat masjid di Xian pada tahun 1107. Masjid Xiaopiyuan adalah salah satu bangunan Islam paling awal di Xian. Masjid Xiaopiyuan memiliki gaya arsitektur istana tradisional Tiongkok dipadukan dengan unsur Islam dengan empat halaman. Tempat sholat untuk wanita ada tempat khusus yang berada di halaman masjid yang pertama. Ini merupakan hidden gem arsitektur dan seni dari Muslim Hui. Secara tradisional, Muslim Hui berbicara bahasa Cina dan menggunakan karakter Cina. Namun, jika menyangkut masjid, kaligrafi Cina biasanya muncul di luar Masjid, sedangkan di dalamnya menggunakan ayat-ayat Alquran dalam bahasa Arab. Masjid Agung Xi’an (Hanzi: 西安大清真寺) adalah salah satu masjid pramodern terbesar di Tiongkok. Meskipun masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 742 M, bentuknya saat ini sebagian besar dibangun pada tahun 1384 M pada masa pemerintahan Kaisar Hongwu dari dinasti Ming. Seperti kebanyakan masjid Cina yang dibangun antara periode Ming dan Qing, Masjid Agung Xi’an memadukan bentuk arsitektur tradisional Cina dengan fungsi Islam. Masjid ini berorientasi ke arah barat ke arah Mekkah. Salah satu fitur penting dari Masjid Agung Xi’an adalah ukiran seluruh Al-Qur’an pada panel kayu. Bagian dalam Masjid didekorasi dengan gaya tradisional Cina. Mi Fu, salah satu ahli kaligrafi paling terkenal dalam sejarah Tiongkok, adalah keturunan Sogdiana. Ada sebuah tablet batu di Masjid Agung Xi’an menunjukkan tulisan tangannya “Hukum Dao membentuk trinitas dengan langit dan bumi.” Muslim Hui lokal menafsirkan “hukum” sebagai ajaran Islam. Saat ini sekitar 30 masjid dan 68.000 Muslim di Xi’an. Masjid Huaisheng 广州怀圣寺 juga dikenal sebagai Masjid Mercusuar, adalah masjid utama di Guangzhou. Dibangun kembali berkali-kali dalam sejarahnya, secara tradisional diperkirakan dibangun lebih dari 1.300 tahun yang lalu pada tahun 627 menjadikannya salah satu masjid tertua di dunia. Fitur yang paling tidak biasa dari Masjid Huaisheng adalah menara runcing setinggi 36 meter di Guangta atau Kwangtah. Meskipun ini berarti “Pagoda Polos” mengacu pada permukaannya yang polos, terkadang juga diartikan sebagai “mercusuar” sehingga masjid ini memiliki nama lain bernama Masjid Mercusuar. Masjid Huaisheng secara tradisional konon dibangun pada tahun 672 oleh Sa’d bin Abi Waqqas, paman Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam. Masjid Niujie adalah Masjid tertua di Beijing, Cina. Ini pertama kali dibangun pada tahun 996 selama Dinasti Liao dan dibangun kembali serta diperbesar di bawah Kaisar Kangxi (memerintah 1661–1722) dari Dinasti Qing. Masjid mengikuti norma gaya arsitektur tradisional Cina. Masjid Niujie memiliki detail interior yang indah dalam gaya Cina Islam. Masjid Agung Shaanxi, juga dikenal sebagai Masjid Dongda, dibangun pada Dinasti Qing. Ini adalah masjid terbesar di Urumqi dan dapat menampung ribuan orang untuk beribadah pada waktu yang bersamaan. Arsitektur masjid menggabungkan bentuk tradisional Cina dengan dekorasi ala Islam. Masjid Hijau, Turpan, Cina terletak di pusat provinsi XinJiang di daerah yang dikenal sebagai “Turpan Depression”, tempat terendah dan terpanas di China. Masjid Agung Jinan Selatan adalah masjid tertua di kota Jinan. Didirikan pada masa dinasti Yuan pada tahun 1295. Sebagian besar bangunan yang ada saat ini didirikan pada masa dinasti Ming pada tahun 1436 – 1492. Gaya masjid ini mirip dengan kuil Cina. Masjid Agung Hohhot 呼和浩特清真大寺 di Distrik Huimin, Hohhot, Cina adalah masjid tertua & terbesar di Mongolia Dalam. Dirancang dengan arsitektur Arab dan Cina. Masjid ini dibangun pada tahun 1693 oleh orang Hui dan direnovasi pada tahun 1789. Masjid Bukui di Qiqihar, Heilongjiang, China dibangun pada masa Dinasti Qing dan terdaftar pada tahun 2006 sebagai Situs Utama yang Harus Dilindungi karena Nilai Sejarah dan Budayanya di Tingkat Nasional. Ini adalah masjid terbesar dan tertua di provinsi ini. Masjid di Zharkent, Kazakhstan ini dibangun oleh seorang arsitek Cina pada tahun 1886 menggunakan kayu dari pohon cemara lokal dan seluruhnya dibangun tanpa paku. Masjid indah ini di Hangzhou, ibu kota Zhejiang. Itu dibangun antara 2012 dan 2016 untuk melayani populasi Muslim kota yang terus bertambah. (hyd)

Read More

Jendela Hafshah Binti Umar Yang Selalu Terbuka Selama 1400 Tahun

Madinah – 1miliarsantri.net : Saat anda berada di dalam masjid Nabawi menyampaikan salam langsung kepada Baginda Rasulullah SAW, anda tengah membelakangi sebuah jendela misteri. Jendela itu selalu terbuka dan tak pernah tertutup sejak 1400 tahun yang lalu. Banyak rahasia yang tersimpan di sudut-sudut Masjid Nabawi. Pintu, jendela, tiang, lantai, kubah, ornamen, bahkan warna cat yang dipilih untuk memoles tembok Masjid Nabawi memiliki sejarah dan kisah tersendiri. Setiap detail yang ada di masjid terbesar kedua di dunia ini memiliki cerita yang unik. Sejak masa Nabi SAW, Masjid Nabawi telah melalui serangkaian perluasan dan pembangunan. Seiring dengan bertambahnya para peziarah dari masa ke masa, para penguasa pun selalu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Masjid Nabawi. Para penguasa terus melakukan perluasan dan renovasi agar setiap peziarah dapat terlayani dengan baik saat mengunjungi dan beribadah di masjid ini. Tak seorang pun berani menutup jendela itu. Jendela yang selalu terbuka itu mengabadikan sebuah janji seorang ayah kepada putrinya. Sebagian besar peziarah tak mengetahui mengapa jendela itu selalu terbuka menganga lebar. Jendela ini memiliki beberapa nama. As-Suyuthi menyebutnya ‘Jendela Umar bin al-Khaththab’, sedang Ibnu Katsir menamainya ‘Jendela Keluarga Umar’. Setiap penguasa yang memimpin Masjid Nabawi selalu memperhatikan keberadaan jendela yang terbuka ini. Mereka mempertahankan janji Umar terhadap putrinya Hafshah untuk membiarkan jendela ini selalu terbuka melintasi dari zaman ke zaman. Kisah jendela yang selalu terbuka di belakang Makam Nabi bermula pada saat perluasan Masjid Nabawi yang kedua. Peristiwa itu terjadi pada tahun 17 H. Saat itu jumlah kaum Muslimin meningkat tajam karena meluasnya wilayah kekuasaan Islam atau yang dikenal dengan istilah futuhat. Para peziarah ke Masjid Nabawi melimpah ruah. Masjid Nabawi tak mampu lagi menampung jamaah. Oleh karena itu, Khalifah Umar bin al-Khaththab memprakarsai perluasan masjid. Namun, sang Khalifah menemukan sedikit kendala saat perluasan Masjid Nabawi. Kendala itu ialah keberadaan rumah putri sang Khalifah sendiri, Hafshah Binti Umar. Hafshah adalah Ummul Mukminin, salah seorang istri Baginda Rasul SAW. Rumah Hafshah Binti Umar berada persis bersebelahan (bagian selatan) dengan Makam Nabi. Di tempat itulah para peziarah berhenti untuk mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW. Tempat itu adalah kamar Hafshah. Di tempat itulah Hafshah dahulu menemani Rasulullah SAW saat tidur bersamanya. Namun, untuk kepentingan perluasan, kamar yang penuh kenangan bersama Rasulullah SAW itu harus dirobohkan. Bagaimana cara membujuk Hafshah agar mau merelakan kamar itu untuk perluasan masjid. Maukah Hafshah Binti Umar pindah ke tempat lain, meninggalkan tempat yang penuh kisah bersama Baginda Rasul? Khalifah Umar bin al-Khaththab menemui putrinya Hafshah untuk menyampaikan rencana tersebut. Hafshah menangis sekeras-kerasnya dan menolak untuk meninggalkan rumahnya. Sang Khalifah tak mampu meyakinkan putrinya. Setelah dua hari berlalu, Khalifah Umar kembali menemui sang putri. Namun, Hafshah tetap bersikukuh menolak rencana itu. Ia enggan meninggalkan tempat dahulu ia bersama sang mulia, Rasulullah SAW. Para Sahabat pun mulai berembug untuk mencari cara yang dapat melunakkan hati putri Khalifah Umar. Semua usulan itu ditolak oleh Hafshah. Ia tetap ingin tinggal di kamar yang hanya berbatas tembok dengan Makam Rasulullah SAW. Saat Aisyah, istri Nabi SAW, dan para tokoh Sahabat ikut serta memberikan saran, Hafshah tak bergeming dengan keputusannya. Setelah situasi mereda beberapa malam, datanglah Umar beserta putranya Abdullah menemui Hafshah. Pada pertemuan kali ini hati Hafshah mulai melunak. Ia menerima usulan rencana perluasan Masjid Nabawi mengenai rumahnya. Namun ia mengajukan syarat agar ia bisa menempati kamar saudaranya, Abdullah, yang berada persis di samping kamarnya. Di kamar itu pula, ia meminta dibuatkan jendela yang selalu terbuka agar ia bisa terus memandangi Makam Sang Kekasih, Rasulullah SAW. Jendela itu harus selalu terbuka selamanya. Setelah Hafshah wafat, jendela itu tetap terbuka hingga kini, melalui kurun waktu 14 abad lamanya. Jendela itu menghadap langsung ke Makam Nabi SAW. (dir)

Read More

Sudah Tiba di Madinah, Minta Pulang ke Rumah Karena Teringat Belum Kasih Makan Ayam nya

Madinah – 1miliarsantri.net : Sebagian besar jamaah calon haji tahun 2023 asal Indonesia telah sampai di Madinah. Berbagai macam kelucuan dan kejadian aneh dialami oleh beberapa jamaah, diantara Kakek Juhani (97 tahun), asal Desa Batujaya, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka yang tergabung rombongan kloter 1, berangkat dari bandara Kertajati, Minggu (28/05/2023). Ketika hendak turun dari pesawat, Kakek Juhani tiba-tiba minta kembali ke rumah nya karena lupa belum ngasih makan ayam peliharaan di rumah. Kisah ini pun membuat para jamaah tertawa. Tim Pemandu Haji Daerah Ust Yuyud Aspiyudin, menjelaskan, beberapa menit ketika akan turun dari pesawat di Bandara Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah sekira pukul 08.20 waktu setempat, Juhani nampaknya teringat semasa muda bahwa dia harus memberi makan ayam peliharaanya. “Kakek Juhani tiba-tiba minta ijin untuk pulang dulu ke rumah. “Dia berkata, ‘ka imah heula rek marab heula hayam’. Mungkin karena lansia, perasaan dia masih di kampungnya,” ungkap Yuyud. Yuyud menambahkan, berulang kali membuat video dan foto Kakek Juhani karena dianggap jamaah lansia. Dia pun sering mengajak untuk ngobrol termasuk ketika hendak turun dari pesawat saat pramugari mempersilahkan para penumpang turun. “Ketika akan turun, saya meminta ijin pramugari untuk difoto dan memvideokannya bersama Abah Juhani dan pramugari berkenan,” jelas Yuyud. Begitu turun dari pesawat, di sela – sela sedang mengobrol dengan pramugari, nampaknya tas selempang yang dipegang Kakek Juhani diambil oleh petugas penjemput dengan maksud membantunya. Namun, Kakek Juhani tidak sadar jika tasnya yang berisi berisi dokumen pribadi seperti paspoor, KTP, visa dan lain-lain yang harus selalu dipegang. Karena tas dianggap hilang sedangkan semua dokumen tersimpan di sana serta semua jamaah sudah berada di tempat pemeriksaan Imigrasi, maka petugas kebingungan dan berusaha mencarinya. Sekitat 30 menit kemudian tas berhasil diketemukan dan diamankan oleh peugas penjemput tadi. “Ketika masuk ke Imigrasi ternyata tas selempang kakek Juhani tidak ada, kami kebingungan dan berusaha untuk mencarinya. Alhamdulillah ketemu di tas tentengan yang dibawa petugas bandara ke bis penjemputan menuju hotel. Kakek Juhani ini lansia dan kena Deminsia, kata orang sunda pikun/linglung,” lanjut Yuyud. Yuyud menambahkan kejadian unik yang dilakukan Kakek Juhani lainnya yakni ketika menjelang salat Jumat 2 Juni 2023, Kakek Juhani diajaknya untuk menunaikan salat di Masjid Nabawi, begitu keluar dari hotel langsung berkata “Aya panon poe geuning Alhamdulillah”. Dia berkata demikian karena mungkin selama ini terus berada di ruangan, karena untuk menghemat tenaga agar nanti bisa menunaikan rukun haji. Ketika ke masjid, Juhani terus digandeng petugas kesehatan sambil diapit Yuyud, karena khawatir terlepas dari kendalinya. Namun demikian, saat berjalan Juhani nampak trenginas. Menurut Yuyud, kakek Juhani bukan satu-satunya jemaah haji yang terganggu kondisi kesehatannya. Namun, ada beberapa jemaah lain bahkan ada yang tidak bisa beranjak dari hotel karena kondisinya yang tak memungkinkan. “Ada juga satu jamaah yang gak bisa kemana-mana karena kesehatannya. Terpaksa, saya cari mukimin yang ada di Madinah untuk ngurusin, dari mulai mandi dan aktivitas lainnya termasuk ibadah. Kekek Juhani tergolong sehat, berjalan masih kuat hanya memang sedikit dimensia” tandas Yuyud. Menurut informasi yang didapat, sejak dua tahun terakhir, keseharian Kakek Juhani tetap berada di rumah tidak melakukan aktivitas apapun selain berangkat salat ke masjid setiap lima waktu. “Berbeda dengan sebelumnya dia masih bisa datang ke pengajian di Desa Baribis,” sambung Yuyud. (dul)

Read More

Sebanyak 450 Bus Sholawat Dipersiapkan

Mekah – 1miliarsantri.net : Rombongan jamaah calon haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Madinah. Hari ini ada lima Kelompok terbang (kloter) yang akan tiba di Mekkah, pada pukul 20.00 WAS akan tiba Jakarta Pondok Gede (JKG 01), Solo (SOC) 01, Makassar (UPG) 01 dan dua pukul 22.00 WAS akan tiba dari Aceh kloter (BTJ 01) dan Medan (KNO 01). Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan sekitar 450 armada Bus untuk memfasilitasi mobilitas serta aktifitas jamaah haji Indonesia selama melaksanakan ibadah haji di kota suci Makkah. Selain itu juga disiagakan sebanyak 230 orang petugas yang akan dibagi dibeberapa titik sektor wilayah. “Semua armada transportasi shalawat sudah beroperasi bersamaan dengan kedatangan jemaah pada hari ini,” terang Kepala Daerah Kerja Mekkah, Khalilurrahman di Makkah, Arab Saudi kepada media, Jumat (2/5/2023). Khalil menambahkan untuk menyambut kedatangan jamaah, hari ini semua petugas transportasi sudah mulai menempati pos nya masing-masing dan siap melayani jemaah 24 jam penuh. Sementara itu Kasi Transportasi PPIH Arab Saudi Dakker Makkah Asep Subhana mengatakan pemerintah menyediakan dua jenis bus shalawat yang akan digunakan oleh para jamaah. “Ada dua macam bus yang akan digunakan jemaah, yang pertama bus dengan air suspensi khusus lansia dan disabilitas, bus ini dilengkapi dengan kursi khusus disabilitas dan tangga khusus untuk kursi roda,” kata Asep. Pemerintah menyediakan bus shalawat dengan dua warna yaitu warna hijau dan warna kuning namun dengan fasilitas yang sama. Pemerintah juga masih menyiapkan bus cadangan dengan porsi sepuluh persen dari total jumlah armada yang ada untuk mengantisipasi kerusakan bus dan penumpukan penumpang, kata asep. Bus shalawat akan melayani jemaah yang tersebar di 11 sektor dari Mahbas Jin, Raudlah, Jarwal, Misfalah hingga yang terjauh di kawasan Syisah. (wan)

Read More

Tercatat 4 Jamaah Meninggal di Saudi

Medinah – 1miliarsantri.net : Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) merilis dua data terbaru jemaah haji yang meninggal dunia. Keduanya merupakan warga Jawa Timur. Sehingga jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi hingga hari Rabu (31/5/2023) tercatat sebanyak 4 orang. “Keduanya yakni Lengen Delem Dussalam, 91 tahun, asal Madura dan Ibnu Sahid bin Dasir, 64 tahun, asal Madiun,” ujar Kepala Seksi Layanan Penghubung Kesehatan Daker Madinah dr Desnita kepada media, Rabu (31/5/2023). Lengen Delem Dussalam merupakan jemaah haji embarkasi Surabaya (SUB-01). Dia tercatat sebagai warga Bangkalan, Madura dan meninggal dunia di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. Hasil diagnosa menyebutkan almarhum meninggal dunia akibat septic shock, yakni infeksi di dalam tubuh. Sementara itu, Ibnu Sahid bin Dasir meninggal dunia di KKHI Madinah. Berdasarkan hasil diagnosis, ia meninggal karena menderita penyakit jantung. “Penyebabnya sebagian besar karena sakit jantung dan penyakit bawaan diabetes,” ujar Dr Desnita. Sebelumnya, jemaah haji bernama Achmad Suhada Riduwan, 53 tahun, meninggal dunia sesaat setelah tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA), Madinah, pada Sabtu (27/5). Ia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 9 embarkasi Surabaya (SUB-09). Pria asal Gresik, Jawa Timur itu sempat mendapatkan perawatan medis di Klinik Bandara. Namun ia mengembuskan nafas terakhir saat dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Jenazah dimakamkan di Pemakaman Baqi, Madinah. Sehari sebelumnya, Suprapto Tarlim Kerto Wijoyo yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 03 embarkasi Solo (SOC-03) meninggal dunia, Rabu (24/5). Suprapto tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada pukul 20.40 waktu Arab Saudi. Belum sehari berada di Madinah, Suprapto yang sempat menginap di Hotel Abraj Taba Company, mengembuskan nafas pada pukul 04.00 pagi akibat serangan jantung. (zul)

Read More

Setiap Minggu Terdapat Warga Spanyol Menjadi Mualaf di Masjid ini

Granada – 1miliarsantri.net : Di kota Granada yang berada diwilayah Andalusia, Spanyol selatan, terdapat masjid yang telah menarik banyak minat beragam pihak selama beberapa tahun terakhir. Hampir setiap hari Jumat di wilayah tersebut, terdapat warga negara Spanyol masuk Islam. “Hampir setiap Jumat, warga Spanyol menjadi Muslim di masjid kami. Ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah orang Spanyol yang masuk Islam, terutama setelah pandemi. Ini adalah situasi yang membuat kami bahagia dan bangga,” tutur Presiden Asosiasi Komunitas Islam Spanyol dan Yayasan Masjid Agung Granada, Umar del Pozo, Selasa (30/5/2023). Umar menyebut, sekitar 36.000 Muslim tinggal di kota dan distrik Granada. Sekitar 3.700 dari mereka adalah orang Spanyol, yang telah masuk Islam hingga anak generasi ketiga mereka. Pada Jumat (27/5/2023) lalu misalnya, setelah shalat Jumat seorang Hispanik bernama Jose Miguel masuk Islam Di Spanyol, adzan hanya terdengar lantang dari sebuah menara di Masjid Agung Granada. Masjid di lingkungan Muslim abad pertengahan Albacin, objek wisata utama Granada, dibangun pada 2003. Sekretaris Komisi Islam Spanyol, Mohamed Ajana, mengatakan pada bulan Maret populasi Muslim di negara tersebut telah meningkat 10 kali lipat dalam 30 tahun terakhir, melebihi 2,5 juta. Menurut angka tidak resmi, jumlah ini telah mencapai 3 juta. Sebagian besar Muslim asal Maroko, Pakistan, Bangladesh, Senegal dan Aljazair tinggal di Spanyol. Populasi Muslim sebagian besar tinggal di daerah industri maju seperti Catalonia, Valencia, Andalusia dan Madrid. (liy)

Read More

Surga Bagi Umat Muslim di Jepang Adalah Dengan Banyaknya Masjid

Tokyo – 1miliarsantri.net : Dulu, masjid merupakan sebuah pemandangan yang sangat langka di Jepang. Namun, saat ini sudah tidak berlaku lagi karena Jepang bukan hanya tanah kuil dan tempat suci, melainkan juga sudah terdapat banyak masjid. Selama dua dekade terakhir, tercatat jumlah masjid bertambah tujuh kali lipat. Profesor Emeritus Sosiologi Universitas Waseda Tokyo, Hirofumi Tanada, berpendapat Jepang kini menjadi rumah bagi lebih dari 200 ribu Muslim. Salah satu faktor penyebabnya adalah terjadi peningkatan tajam Muslim di negara tersebut, akibat pernikahan antara Muslim dan warga negara Jepang atau bertambahnya mualaf Jepang. Sebuah studi yang dilakukan oleh Tanada dan rekan-rekannya menunjukkan ada sebanyak 113 masjid di seluruh Jepang pada Maret 2021, naik dari hanya 15 dari tahun 1999. Angka tersebut didasarkan pada statistik pemerintah, persentase Muslim dalam populasi menurut negara dan angka keanggotaan Asosiasi Studi Islam di Jepang. “Kondisi ini naik lebih dari dua kali lipat perkiraan 10 ribu hingga 20 ribu, satu dekade sebelumnya. Banyak dari mereka menjadi Muslim melalui pernikahan. Semakin banyak juga yang mungkin bergabung dengan keyakinan atas kemauan mereka sendiri,” urai Tanada. Studi mereka selanjutnya menunjukkan sekitar 230 ribu Muslim menyebut Jepang sebagai rumah mereka pada akhir 2020. Dari jumlah itu, warga negara Jepang dan mereka yang telah memperoleh status penduduk tetap melalui pernikahan dan keadaan lain berjumlah sekitar 47 ribu. Seorang profesor sosiologi di Universitas Sangyo Kyoto yang mempelajari budaya Islam, Hirofumi Okai, menyebut orang Jepang sebelumnya tidak mengenal Muslim. Namun, kondisi saat ini tidak lagi sama. Pertumbuhan muslim di Jepang sudah meningkat sangat luar biasa. “Sekarang mereka adalah tetangga kita, kita perlu memikirkan bagaimana hidup bersama mereka dalam masyarakat yang beragam ini,” ujarnya. Beberapa waktu lalu Masjid Istiqlal Osaka telah dibuka di Bangsal Nishinari Osaka tahun lalu. Tempat ibadah itu berlokasi di bekas bangunan pabrik. Biaya untuk pekerjaan renovasi sebagian besar ditanggung oleh sumbangan dari orang Indonesia. Indonesia membanggakan diri sebagai populasi Muslim terbesar di dunia. “Kami berharap dapat menjadikan masjid ini sebagai tempat yang bebas dikunjungi oleh semua Muslim,” terang Herizal Adhardi. Pria berusia 46 tahun dari Indonesia tersebut mengepalai entitas yang mengoperasikan Masjid Istiqlal Osaka. (xul)

Read More

Maktab Jamaah Indonesia Disiapkan Tambahan 10 Toilet

Mekah – 1miliarsantri.net : Guna persiapan pelaksanaan wukuf di Arafah, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid mengabarkan, saat ini kamar mandi di setiap maktab jamaah haji Indonesia di Arafah akan ditambah 10 pintu yang sebelumnya setiap maktab disiapkan 40 toilet dan sekitar 10 keran untuk berwudhu. Toilet duduk penting karena diharapkan lebih memudahkan jamaah lansia. Subhan kembali meninjau persiapan tenda jamaah haji Indonesia di Arafah. Pemantauan dilakukan berkala untuk memastikan progres penyiapan layanan bagi jamaah haji Indonesia. Ada sejumlah layanan yang disiapkan bagi jamaah, antara lain tenda dengan kasur, pendingin ruangan, lampu penerangan, dapur, hingga toilet. Subhan menilai ada progres yang baik dalam proses penyiapan dibanding kondisi pada 26 Mei 2023. “Pak Menag sangat konsen dalam peningkatan layanan, termasuk toilet di Arafah. Tahun ini ada 10 toilet baru per maktab, delapan toilet duduk dan dua jongkok,” terang Subhan di Arafah dalam keterangan pers kepada media, Selasa (30/5/2023). Subhan kemarin petang meninjau kembali persiapan di Arafah. Menurutnya sudah ada banyak perkembangan signifikan. Mulai dari kesiapan dapur, bahan material konstruksi, dan lainnya yang semua sudah siap untuk dipasang. Subhan yang didampingi beberapa petugas juga meninjau kesiapan tenda berikut layanannya. Hampir 90 persen tenda sudah terpasang. Tahapan saat ini adalah pemadatan lapisan pasir halus yang akan menjadi lantai tenda sebelum dipasang karpet. “Saya sudah keliling melihat, beberapa tenda sudah selesai, lengkap dengan karpet, pendingin udara, dan lampu penerangan. Dalam tenda juga disiapkan busa dan bantal yang terbungkus kain putih yang disiapkan sebagai tempat tidur jamaah. Ada juga selimut,” ujar Subhan. Kapasitas tenda beragam sesuai luasnya. Namun, ruang yang disiapkan di Arafah untuk setiap jamaah rata-rata 1,6 meter persegi. Subhan berharap seluruh layanan di Arafah ini sudah siap pada 6 Zulhijjah 1444 H atau tiga hari sebelum wukuf. Tahun ini jamaah haji Indonesia terbagi dalam 70 maktab di Arafah. Setiap maktab berjumlah kisaran 3.000 jamaah. (rif)

Read More

Pemondokan di Arafah Sudah Dipersiapkan Menyambut Jamaah

Madinah – 1miliarsanti.net : Persiapan kegiatan haji tahun 2023M / 1444H semakin ditingkatkan dan terus dilakukan. Mulai dari penginapan, katering hingga tenda ketika jelang wukuf di Arafah. Pemasangan tenda bagi jamaah calon haji Indonesia di padang Arafah sudah mencapai sekitar 80 persen. Bahkan sebagian sudah terpasang instalasi listrik dan pendingin ruangan (AC). “Kami memantau perkembangan penyiapan fasilitas di Arafah dan Mina yang dilakukan oleh Syarikah atau Muassasah. Pemantauan dilakukan jauh-jauh hari untuk memastikan ada kemajuan yang baik dari persiapan yang dilakukan Muassasah,” ujar Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah/2023 Masehi, Subhan Cholid, di sela meninjau fasilitas jamaah calon haji (JCH) Arafah-Mina di Arafah, Minggu (28/5/2023). Turut serta dalam pemantauan yang dilakukan, di antaranya Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kadaker Mekah Khalilurrahman, Kasi Akomodasi Daker Mekah Abduh, dan perwakilan dari Syarikah. Untuk terus memberikan kenyamanan, lanjut Subhan, tahun ini lantai tenda di Arafah dilapisi pasir sebelum dipasang karpet dan kasur busa, sehingga diharapkan permukaannya menjadi lebih rata dan nyaman. “Tadi kami minta agar penerangan di tenda lebih terang lagi, karena jamaah sering memanfaatkan waktu di Arafah untuk membaca Alquran. Saklar listrik kami cek jumlahnya juga cukup banyak,” terangnya. Subhan menyebutkan luas tenda di Arafah cukup beragam, mulai 250 m2, 300 m2, 375 m2, sampai yang terbesar 600 m2, dan jumlah calon haji di setiap tenda disesuaikan dengan luas ruangnya. Rata-rata, setiap calon haji mendapat ruang seluas 1,5 – 1,6 m2. “Selain tenda, kami juga cek toilet Arafah. Beberapa sudah dilakukan renovasi, namun kami minta agar Syarikah segera menyiapkan tambahan toilet di setiap maktab,” kata Subhan. Terkait upaya mengurangi antrean panjang di toilet, Subhan menilai keberadaan toilet tambahan di Arafah sangat penting, sehingga bisa menambah kenyamanan jamaah. Apalagi, secara lahan dimungkinkan, karena kawasan Arafah cukup luas. “Pak Menag (Menteri Agama) sangat peduli terhadap toilet tambahan di Arafah agar bisa digunakan jamaah. Pengecekan kesiapan layanan di Arafah akan dilakukan secara berkala. Senin mendatang (29/6) akan kami cek lagi untuk melihat perkembangannya,” katanya. Selain Arafah, pengecekan fasilitas juga dilakukan di tenda-tenda Mina yang akan ditempati jamaah calon haji Indonesia setidaknya paling cepat tiga malam, berbeda di Arafah jamaah hanya menginap semalam. “Tadi kami cek tenda di Mina. Lantai yang dulunya batako, sudah dipasang keramik. Toilet Mina juga sedang direnovasi, meski tidak bisa ditambah karena lahannya yang sangat terbatas. Tapi, kondisinya harus bagus agar jamaah nyaman menggunakannya. Toilet juga dibuat agar ramah lansia dan difabel,” kata Subhan. Pemantauan penyiapan fasilitas di Mina akan dilakukan secara berkala, dengan harapan semua sudah siap pada 6 Zulhijjah 1444 H atau tiga hari sebelum puncak haji (wukuf). Jamaah haji Indonesia dijadwalkan mulai masuk ke Kota Kelahiran Nabi Muhammad mulai 2 Juni 2023. (zuk)

Read More